Anda di halaman 1dari 7

PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN FORMAL DAN NON FORMAL

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari mata kuliah


KAPITA SELEKTA PENDIDIKAN ISLAM

Dosen Pengampu:
Dr. Sugiyar, S.Ag., M.Pd.I

Disusun Oleh:
1. Hasna’ Afifah Dawama (201220127)
2. Intan Muslimah (201220142)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSITUT AGAMA ISLAM NEGRI PONOROGO
TAHUN AJARAN 2023

1
A. PENDAHULUAN
Sistem penjaminan mutu dalam lembaga pendidikan mutlak harus dijalankan
dengan baik. Penjaminan mutu diperlukan sebagai alat untuk quality control/ pengawasan
kualitas yang ada di lembaga pendidikan tersebut. Menghasilkan lembaga pendidikan
yang bermutu merupakan tanggungjawab pengelola pendidikan mulai dari pemerintah
pusat, daerah, sampai pada pendidik dan tenaga kependidikan.1 Perumpamaan seperti
suatu industri memproduksi suatu barang, sedangkan pendidikan memproduksi lulusan.
Untuk menjamin mutu barang atau jasa maka perlu ada system yang dikenal dengan
sistem penjaminan mutu yang memastikan proses berjalan sesuai dengan standar mutu
yang dijaga dengan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan olah system penjaminan
mutu.2
Penjaminan mutu pendidikan formal dan non formal mencakup Penjaminan Mutu
Internal, Penjaminan Mutu Eksternal, dan Total Quality Management (TQM). Penjaminan
mutu internal berfungsi dalam menunjang target-target akademik, seperti kesesuaian
klasifikasi gelar akademik dan validitas informasi tentang mutu akademik. Sementara itu,
penjaminan mutu eksternal dirancang untuk memastikan lembaga telah menerapkan
proses penjaminan mutu internal yang efektif.3 TQM adalah sekumpulan prinsip dan
teknik yang menitik beratkan terhadap peningkatan mutu dimana mutu tersebut harus
berfokus pada institusi pendidikan secara berkelanjutan guna peningkatan kapasitas
institusi tersebut untuk memenuhi kebutuhan serta keinginan siswa.4
Pada makalah ini akan membahas tentang konsep-konsep yang penting dalam
penjaminan mutu pendidikan. Lembaga penjaminan mutu perlu dibuat oleh pemerintah.
Hal ini juga merupakan wujud tanggungjawab pemerintah kepada masyarakat sebagai
upaya peningkatan kualitas pembangunan sumber daya manusia suatu bangsa. Seperti hal
nya, pendidikan mutu internal, pendidikan mutu eksternal, dan Total Quality
Management (TQM).5
B. KAJIAN TEORITIK
1. Sistem Penjaminan Mutu Internal
a. Pengertian Sistem Penjaminan Mutu Internal

1
2020 sistem penjaminan hl 54
2
Final cetak hlm 13
3
2020 sistem penjaminan 56
4
Jurnal 33760 hlm. 47
5
2020 sistem penjaminan 56

2
Sistem penjaminan mutu internal merupakan proses penjaminan mutu yang
dilakukan secara mandiri oleh lembaga pendidikan. Penjaminan mutu internal membantu
persiapan lembaga pendidikan untuk menjalani proses penjaminan mutu secara eksternal.
Oleh karena itu penjaminan mutu internal harus mampu membuat program-program yang
sesuai dengan tujuan pencapaian mutu yang baik.6 Pelaksanaan SPMI dimaksudkan agar
pemenuhan mutu dapat direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi secara internal oleh
satuan pendidikan.
b. Komponen dan Prinsip SPMI
Komponen-komponen penjaminan mutu internal tersebut meliputi:
1) Masukan: jati diri; integritas; visi; misi; sasaran dan tujuan; peserta didik; pendidik
dan tenaga kependidikan; kurikulum; prasarana dan sarana; pembiayaan, tata pamong
(governance); manajemen akademik; kemitraan; sistem informasi; sistem jaminan
mutu.
2) Proses: proses pembelajaran, isi pembelajaran, dan penilaian pembelajaran.
3) Keluaran: lulusan.
Prinsip dari sistem penjaminan mutu pendidikan yaitu:
1) Mandiri, SPMI dikembangkan dan diimplementasikan nsecara mandiri oleh setiap
satuan pendidikan.
2) Terstandar, SPMI menggunakan Standar Nasional Pendidikan yang ditetapkan oleh
Mendikbud dan Standar yang ditetapkan oleh satuan pendidikan bagi satuan
pendidikan yang telah memenuhi SNP.
3) Sistemik dan berkelanjutan SPMI diimplementasikan dengan menggunakan 5
(lima) langkah penjaminan mutu yaitu pemetaan mutu, penyusunan rencana
peningkatan mutu, pelaksanaan pemenuhan mutu, audit/evaluasi pemenuhan mutu,
dan penetapan standar baru yang dilaksanakan secara berkelanjutan membentuk suatu
siklus.
4) Holistik, SPMI dilaksanakan terhadap keseluruhan unsur dalam satuan pendidikan
yang meliputi organisasi, kebijakan, dan proses-proses yang terkait.
5) Terdokumentasi, Seluruh aktivitas dalam pelaksanaan SPMI terdokumentasi dengan
baik dalam berbagai dokumen mutu.7
Sistem penjaminan mutu internal pendidikan mencakup seluruh aspek
penyelenggaraan pendidikan dengan memanfaatkan berbagai sumberdaya untuk

6
Jurnal 1148 hlm. 174
7
Buku 02 hlm 27

3
mencapai Standar Nasional Pendidikan. SPMI dievaluasi dan dikembangkan secara
berkelanjutan oleh setiap satuan pendidikan tertentu.
2. Penjaminan Mutu Eksternal
a. Pengertian Sistem Penjaminan Mutu Eksternal
Sistem penjaminan mutu eksternal (SPME) adalah suatu kesatuan unsur
yang terdiri atas organisasi, kebijakan, dan proses yang terkait untuk melakukan
fasilitasi dan penilaian melalui akreditasi untuk menentukan kelayakan dan tingkat
pencapaian mutu satuan dan/atau program keahlian. Sistem penjaminan mutu
eksternal merupakan sistem yang dijalankan oleh lembaga di luar satuan
pendidikan seperti badan standarisasi, akreditasi, dan penjaminan mutu serta
badan-badan lain, termasuk pemerintah untuk mengawasi, mengendalikan, dan
memfasilitasi satuan pendidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.8
b. Tujuan dan Prinsip SPME
Tujuan SPME atau Akreditasi
1) Menentukan kelayakan program studi pendidikan berdasarkan kriteria yang mengacu
pada standar nasional pendidikan.
2) Menjamin mutu program studi pendidikan secara external baik dalam bidang
akademik maupun non akademik untuk melindungi kepentingan peserta didik dan
masyarakat .9
Berdasarkan asas di atas, SPME atau akreditasi program studi dan/atau
perguruan tinggi dilakukan berdasarkan prinsip:
1) Indenpenden. Proses SPME atau akreditasi dan pengambilan keputusannya
dilakukan
secara mandiri, bebas dari pengaruh dan kepentingan pihak manapun.
2) Akurat. Proses SPME atau akreditasi dan pengambilan keputusannya didasarkan
pada data dan informasi yang jelas, benar, tepat, dan dapat dipertanggungjawabkan.
3) Obyektif. Proses SPME atau akreditasi dan pengambilan keputusannya bebas dari
pengaruh kepentingan subjektif dan berdasarkan data serta informasi factual yang
tersedia.

8
Buku C. 9 hlm. 16
9
Jurnal 738 hlm. 40

4
4) Transparan. Proses SPME atau akreditasi dan pengambilan keputusannya dilakukan
berdasarkan standar dan mekanisme yang diketahui dan dapat diakses oleh asesor
maupun program studi dan/atau perguruan tinggi yang dinilai kelayakannya.
5) Akuntable. Proses SPME atau akreditasi dan pengambilan keputusannya dapat
dipertanggung-jawabkan kepada pemangku kepentingan.10
3. Total Quality Management (TQM)
a. Pengertian Total Quality Management (TQM)
Total Quality Management (TQM) adalah manajemen fungsional dengan
pendekatan yang secara terus-menerus difokuskan pada peningkatan kualitas, agar
produknya sesuai dengan standar kualitas dari masyarakat yang dilayani dalam
pelaksanaan tugas pelayanan umum (community development).
Pengertian pelanggan pendidikan di dalam lingkup pendidikan adalah:
1) Pelanggan eksternal, yang terdiri atas: pelanggan primer (Kelompok sasaran utama:
siswa, pelanggan sekunder (masyarakat, pemerintah, orang tua siswa yang membiayai,
dan kelompok tersier (pihak lain yang memanfaatkan hasil pendidikan di sekolah yang
bersangkutan);
2) Pelanggan internal (para guru, pustakawan, laboran, para pimpinan, pegawai
administrasi maupun pegawai teknis).
b. Tujuan dan Komponen TQM
Tujuan utama TQM adalah meningkatkan mutu pekerjaan. Memperbaiki
produktivitas dan efisiensi. TQM sebagai suatu prosedur untuk mencapai kesuksesan,
dinilai berhasil manakala mutu dari suatu pekerjaan meningkat lebih baik kualitasnya dari
sebelumnya. TQM ini ibaratnya sebagai suatu pilar yang memberi kekuatan dalam
menggerakkan organisasi sekolah. Dengan pilar ini diharapkan dapat membantu
organisasi sekolah dalam peningkatan proses pendidikannya. Penerapan Manajemen Mutu
terpadu di sekolah tidak terlepas bagaimana upaya kepala sekolah mampu mengendalikan
mutu pengelolaan sekolah tersebut secara terpadu. 11
TQM memiliki lima komponen utama; 1) Komitmen total terhadap kualitas
(kepemimpinan yang fefektif); 2) komitmen total terhadap kepuasan siswa; 3) komitmen
total terhadap peningkatan berkelanjutan; 4) komunikasi yang efektif dan 5) kerja tim.
Meningkatan kualitas dari mutu pendidikan disadari atau tidak, diyakini atau tidak selalu

10
Jurnal 738 hal. 41
11
JURNAL 430 HLM. 966

5
terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam suatu
bangsa.12
C. KAJIAN EMPIRIK

D. SIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
Sebuah lembaga pendidikan dianggap bermutu apabila para peserta didiknya,
memperoleh nilai atau akreditasi seorang peserta didik itu bagus. Dalam meningkatkan
mutu pendidikan terbagi menjadi tiga bagian, yaitu sistem penjaminan mutu internal
merupakan proses penjaminan mutu yang dilakukan secara mandiri oleh lembaga
pendidikan, sistem penjaminan mutu eksternal adalah proses yang terkait untuk
melakukan fasilitasi dan penilaian melalui akreditasi untuk menentukan kelayakan
dan tingkat pencapaian mutu suatu lembaga pendidikan, dan TQM sebagai upaya
kepala sekolah mampu mengendalikan mutu pengelolaan sekolah tersebut secara terpadu.
2. Saran
Dari beberapa penjelasan diatas perlu dipahami bahwasannya betapa pentingnya
penerapan teori-teori peningkatan mutu pendidikan yang ada di Indonesia. Agar dapat
memajukan sumber daya manusia mutu alumni-alumni dan lembaga-lembaga pendidikan
yang berkualitas mulai dari pendidikan tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

12
Jurnal 33760 hlm. 48

6
DAFTAR PUSTAKA
\

Anda mungkin juga menyukai