Disusun oleh:
Legis Noer-Said
Terdapat pula 4 prinsip tambahan yang dapat mempertahankan kesuksesan dari manajemen mutu
yang telah diterapkan. Kempat prinsip tersebut adalah:
1. Creating learner value, menciptakan nilai siswa untuk meningkatkan rasa kepuasan
siswa terhadap nilai yang mereka terima.
2. Focusing on social value, mengfokuskan pada nilai sosial dimana masyarakat
menghargai dan merasa puas terhadap value-added output (nilai tambah) siswa itu.
3. Agility, kelenturan institusi dalam merespon perubahan yang terjadi di lingkungan
pendidikan dan mau berubah untuk beradaptasi terhadap perubahan tersebut.
4. Autonomy, institusi harus dapat mengambil keputusannya berdasarkan nilai-nilai yang
mereka percaya sendiri tanpa mengikuti orang atau institusi lainnya.
Prinsip-prinsip di ataslah yang dijadikan acuan dalam menyusun model manajemen mutu
suatu institusi pendidikan. Satu hal penting yang harus diperhatikan bahwa IWA-2 adalah
sebagai panduan, dan bukanlah suatu persyaratan (requirements)sebagaimana ISO 9001. Oleh
karena itu berdasarkan panduan inilah institusi pendidikan dapat menyusun model manajemen
mutu mereka masing-masing sesuai dengan visi, tujuan dan juga misi yang mereka telah
rumuskan sebelumnya.
Untuk meningkatkan kualitas suatu badan pendidikan diperlukan model yang akan
menjadi pegangan dalam menentukan arah kebijakan sekolah tersebut. Model ini disusun dengan
melihat kebutuhan dan keinginan kemana sekolah tersebut ingin berkembang. Sebelum
menyusun model diperlukan suatu penilaian awal (pre-assessment) mengenai apa sajakah
kondisi terkini dari sekolah tersebut, lalu setelah dilakukan penilaian awal maka barulah model
dapat disusun dengan mempertimbangkan segala kondisi yang ada.
B. PROFIL SEKOLAH
Profil sekolah ini disusun sebagai pre-assessment terhadap model pengembangan kualitas
yang akan disusun sesuai dengan kebutuhan dari Kirana Preschool. Dengan mengadakan pre-
assessment maka akan terlihatlah kondisi terkini dari sekolah ini dan apa saja yang dibutuhkan
agar kualitas dari sekolah tersebut meningkat sesuai dengan model yang akan disusun.
Kirana Preschool berdiri sejak tahun 2009, berlokasi di Jalan Baung No. 22 Tanjung
Barat, Jakarta Selatan. Awal berdirinya sekolah ini didasari oleh kepedulian para pendirinya
yang melihat masih kurangnya sekolah anak usia dini yang berkualitas namun masih terjangkau
oleh masyarakat umum. Pada saat itu ada suatu trend di pendidikan anak usia dini yaitu
bermunculannya sekolah international dengan berbagai pembelajaran bahasa asing dan tingkat
pencapaian dan kompetensi anak diluar waktu perkembangan mereka. Seperti anak usia 2-3
tahun sudah di-drill untuk membaca menulis atau belajar hingga 2 bahasa asing, padahal pada
usia itu merupakan masa bermain anak-anak dimana mereka seharusnya bersenang-senang,
bereksplorasi, dan juga belajar melalui pengalaman mereka. Prihatin dengan kondisi ini maka
berdirilah Kirana Preschool, yang memiliki visi sebagai berikut:
“Menjadi pusat pendidikan anak usia dini yang percaya akan pentingnya mengisi
masa keemasan anak dengan bermain dan stimulasi yang menyeluruh untuk
mengoptimalkan perkembangan anak. Sehingga mereka menikmati masa kecil
dan mencintai proses belajar.
Dimana Kirana Preschool sendiri memiliki tujuan menciptakan anak yang bahagia, mandiri,
berkarakter, kreatif dan menyukai belajar.Untuk tercapainya visi dan tujuan yang sudah
ditetapkan oleh pihak sekolah, maka Kirana Preschool menyusun misi yang mereka pegang
teguh dalam kegiatan di sekolah. Misi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menyusun kurikulum yang kreatif & komprehensif sesuai dengan perkembangan jaman
dan memasukkan nilai-nilai budaya Indonesia.
2. Mendesign pembelajaran yang menyenangkan dan beragam sesuai dengan profil kelas
yang berbeda setiap tahunnya.
3. Memahami profil anak secara menyeluruh baik dari segi latar belakang, kecerdasan (MI)
dan juga gaya belajar.
4. Membangun hubungan dan komunikasi yang baik dan dengan orang tua siswa.
5. Memperkaya pengetahuan orang tua siswaakan berbagai hal yang berkaitan dengan dunia
anak.
6. Menyediakan lingkungan sekolah yang bersih, aman dan nyaman serta sarana dan
prasana yang dapat mendukung proses pembelajaran anak.
7. Memiliki staff pengajar yang memiliki dedikasi tinggi, kecintaan, pengalaman dan ilmu
dalam pendidikan anak usia dini yang terus kami perkaya dengan berbagai macam
pelatihan.
Untuk tercapainya tujuan di atas maka perlu disusun suatu Quality Improvement Model yang
dibutuhkan oleh Kirana Preschool dalam rangka menjadi sekolah yang berkualitas bagus sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapainya.
Setelah pre-assessment dilakukan maka diketahuilah apa yang ingin dicapai oleh Kirana
Preschool. Model ini disusun untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah dijabarkan diatas. Secara
bagan dapat dilihat seperti gambar di halaman berikut.
Pencapaian peningkatan kualitas yang mesti dilakukan secara terus menerus merupakan suatu
jawaban atas pemuasan permintaan konsumen dalam hal ini anak dan juga orang tua anak.
Mereka yang menggunakan jasa pendidikan menuntut kualitas pendidikan yang terus
berkembang setiap saatnya. Pada model yang disusun di Kirana Preschool, adanya permintaan
akan sekolah anak usia dini yang berkualitas lah yang mendorong peningkatan kualitas tadi.
Faktor ditingkatkan dalam proses menjaga dan meningkatkan kualitas ini adalah kurikulum dan
juga sumber daya manusia yang memberikan jasa seperti kepala sekolah, guru, manajemen.
Tujuan akhir dari peningkatan kualitas adalah terciptanya anak yang mandiri, kreatif, bahagia,
suka belajar (life-long learner) dan juga menyiapkan anak untuk kejenjang pendidikan formal
yaitu Sekolah Dasar. Peningkatan kualitas dapat dilakukan pada kualitas kurikulum, manajemen
dan juga sumber daya manusianya. Pentingnya pemimpin yang visioner yang ingin menerapkan
peningkatan kualitas yang berkelanjutan sangat penting dalam rangka berjalannya Quality
Improvement Model ini.
Peserta didik dari Kirana Preschool tidak melalui proses penerimaan siswa baru, selama anak
tidak mengalami gangguan perkembangan seperti autism, ADHD, atau cacat fisik anak dapat
bergabung di Kirana Preschool. Hal ini dilakukan mengingat Kirana Preschool sampai saat ini
belum memiliki sumber daya yang memadai untuk menyelenggarakan pendidikan inklusi.
Walau tidak melalui suatu tes penerimaan siswa baru, sebelum memulai pembelajaran
akandiadakan suatu riset terhadap profil/karateristik anak, yang nantinya akan dijadikan
pegangan/referensi guru dalam mendidik anak. Terdapat beragam cara yang dilakukan untuk
memperoleh karateristik anak secara utuh. Riset tersebut dalam bentuk:
1. Riset Multiple Intelligences, untuk memperoleh profil kecerdasan anak. Dilakukan oleh
pihak konsultan MI yang memang memiliki alat tes yang sudah digunakan oleh banyak
sekolah. Sehingga dengan mengetahui profil kecerdasan seorang anak guru dapat
menciptakan suatu pembelajaran yang menarik minat dan sesuai dengan kecerdasan anak.
2. Wawancara dan Observasi, untuk memperoleh profil sosial dan budaya anak dari pihak
orang tua. Wawancara dilakukan oleh Kepala Sekolah dengan menanyakan beberapa
pertanyaan mengenai profil kesehatan, kebiasaan anak, budaya di rumah, kemampuan
yang sudah anak miliki, latar belakang keluarga dan informasi lainnya yang berkaitan
dengan anak.
3. Konsultasi Psikolog, untuk memperoleh perkembangan karateristik psikologi anak.
Dilakukan oleh Psikolog professional yang sudah sering menangani perkembangan anak.
Melalui konsultasi ini guru dan pihak sekolah mendapat gambaran lebih detail mengenai
perkembangan psikologi anak. Sehingga saat bertindak guru dan sekolah dapat
menyesuaikan dengan kondisi anak.
Dengan mengetahui profil anak secara lebih lengkap guru dan sekolah dapat mendesign
pembelajar yang kreatif disesuaikan dengan kondisi anak. Apabila anak mengalami kesulitan
dalam memahami pembelajaran, maka guru dapat melihat kembali profil anak tersebut dan
menyusun strategi yang cocok untuk mempermudah proses pembelajaran tersebut.
b. Kurikulum
Kirana Preschool merupakan sekolah anak usia dini (2-6 tahun) berbasis umum, memiliki 4
tingkatan yang disesuaikan dengan umur peserta didik. Tingkatan tersebut adalah: Moonlight (2-
3 tahun), Sunshine (3-4 tahun), Little Star (4-5 tahun), Big Star (5-6 tahun). Dalam
penyelenggaraan proses belajar mengajar, penerapan kurikulum Diknas yang diperkaya dengan
strategi pembelajaran Multiple Intelligences yang komprehensif dan kreatif dengan memasukkan
nilai-nilai budaya Indonesia.
Kurikulum disusun sesuai dengan perkembangan anak. Sebelum menyusun kurikulum, Kirana
Preschool sudah melakukan riset yang mendalam mengenai karateristik anak usia dini, dan juga
tahap perkembangan yang mesti mereka capai pada umur yang telah ditentukan. Pencapaian
antara satu kelas dengan kelas lainnya berbeda sesuai dengan umur mereka. Dengan memahami
karateristik anak usia dini, pembelajaran disesuaikan dengan karakter mereka sehingga
pembelajaran menjadi menarik dan lebih mudah diterima oleh para siswa. Menurut Fadlillah
(2013) karakter dasar yang dimiliki oleh anak usia dini adalah sebagai berikut:
1. Bekal kebaikan, anak terlahirkan polos berbekal kebaikan dan belum mengerti apa-apa.
Lingkunganlah yang berperan aktif dalam mempengaruhi dan mengembangkan bekal
kebaikan tersebut. Anak akan menjadi baik apabila sekitarnya baik, dan begitu pula
sebaliknya.
2. Suka meniru, anak sangat suka meniru dari apa yang dia lihat baik itu hewan, temannya
ataupun orang dewasa. Anak usia dini masih belum dapat membedakan mana yang baik dan
salah, oleh karena itu kita mesti memberikan contoh-contoh yang baik untuk mereka tiru.
3. Suka bermain,dunia anak adalah dunia bermain, melalui bermainlah mereka belajar banyak
hal. Oleh karena itu pembelajaran juga mesti dibuat menarik dalam bentuk beragam
permainan.
4. Rasa ingin tahu tinggi,selalu ada suatu hal baru yang buat seorang anak oleh karena itulah
mereka tidak pernah berhenti bertanya. Sudah menjadi kewajiban kita untuk memuaskan rasa
ingin tahu mereka itu dengan memberikan pengetahuan yang sesuai dan bermanfaat untuk
mereka di kemudian hari.
Melihat karateristik dari anak usia dini maka strategipembelajaran yang bisa dipakai dal
sebaiknya disesuaikan. Strategi pembelajaran merupakan pola umum perbuatan guru dan siswa
dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar. Strategi pembelajaran dapat pula diartikan sebagai
segala usaha guru dalam menerapkan berbagai metode pembelajaran untuk mencapai tujuan
yang diharapkan. Dengan demikian strategi pembelajaran menekankan kepada bagaimana
aktivitas guru mengajar dan aktivitas anak belajar.
Menurut Kostelnik (1999) terdapat berbagai strategi pembelajaran umum yang dapat
digunakan di institusi pendidikan anak usia dini umumnya dan anak Taman Kanak-kanak
khususnya. Strategi pembelajaran umum tersebut adalah:
1. Pendekatan Behaviouristik
Didasari keyakinan bahwa anak dapat dibentuk sesuai dengan apa yang diinginkan oleh
orang yang membentuknya. Sehingga perkembangan anak sangat ditentukan oleh factor di
luar anak bukanlah factor dari dalam diri anak. Semua tindakan pendidikan diambil secara
sepihak oleh guru dan siswa dianggap sebagai objek pendidikan (Jamaris, 2012). Dari
strategi diatas yang menggunakan pendekatan ini seperti: refleksi tingkah lau, refleksi kata-
kata, modelling, dan juga penghargaan efektif.
2. Pendekatan Kognitivisme
Kognitivisme meyakini bahwa belajar adalah hasil dari usaha individu dalam memaknai
pengalaman-pengalamannya yang berkaitan dengan dunia di sekitarnya. Oleh sebab itu,
belajar adalah proses yang melibatkan individu secara aktif (Jamaris, 2012). Pada strategi
pembelajaran anak usia dini pendekatan ini dapat dilihat pada: meningkatkan keterlibatan
indra, Do-It-Signal, Tantangan, Pertanyaan
3. Pendekatan Konstruktivisme
Konstruktivesme percaya bahwa anak dapat membangun pemahaman dan pengetahuannya
sendiri tentang sekitarnya atau dengan kata lain, anak dapat membelajarkan dirinya sendiri
melalui berbagai pengalamannya (Barlett 1932, Jonasson, 1991 dalam Jamaris 2012).
Dalam strategi pembelajaran diatas terlihat dalam strategi Bantuan Orang yang Lebih
Berpengalaman (Scaffolding) Praktek Terbimbing, Menceritakan/ menjelaskan/
menginformasikan, dan Analisis Tugas.
Kurikulum di Kirana Preschool disusun bersama oleh seluruh pihak dimulai dari Kepala
Sekolah, Kordinator Guru, Guru Kelas dan juga Asisten Guru Kelas. Semua memberikan
masukan mengenai pembelajaran yang bagaimana yang bagus dan sesuai dengan situasi di kelas
pada saat itu. Sehingga kurikulum Kirana Preschool selalu disesuaikan dengan kondisi anak dan
kelas yang berbeda setiap tahunnya. Jadi kurikulum ini dievaluasi setiap tahunnya untuk
memantau apakah masih sesuai dengan kondisi sekarang atau perlu dimodifikasi di sesuaikan
dengan anak dan guru di kelas.
Review akan pembelajaran juga dilakukan setiap harinya untuk melihat kelancaran proses
pembelajaran di kelas pada hari tersebut. Apabila rencana belajar yang sudah disusun tidak
berjalan sesuai dengan yang diinginkan, maka Guru wajib memberikan catatan mengenai
kegiatan tersebut, sehingga untuk kegiatan serupa selanjutnya dapat diberikan solusi agar
berjalan lancar dan tujuan pembelajaran tercapai.
Dengan kurikulum yang disusun secara kreatif dengan mempertimbangkan profil, karateristik,
cara belajar dan perkembangan anak diatas maka diharapkan terbentuklah anak didik yang
mandiri, kreatif, bahagia dan mencintai proses belajar sehingga pada akhirnya mereka menjadi
life-long learner.
c. Manajemen
Kualitas suatu institusi pendidikan sangat tergantung dari Manajemennya. Sangat tidak mungkin
tujuan suatu organisasi tercapai apabila manajemennya berantakkan dan tidak terarah.
Diperlukan sinergi yang bagus dalam manajemen agar tujuan dapat tercapai. Kirana Preschool
memiliki berbagai sistem yang digunakan dalam rangka menerapkan peningkatan kualitas dari
sekolahnya. Sistem sekolah ini sering kali diperbarui disesuaikan dengan kondisi yang terjadi di
lapangan.
Setiap staff memiliki tugas yang berbeda-beda untuk pencapaian tujuan bersama. Rantai
komando juga tergambar pada struktur organisasi tersebut, sehingga untuk pelaporan dan
tanggung jawab setiap staff pun terlihat. Deskripsi kerja dari masing-masing posisi yang
tertera pada struktur organisasi telah tersusun sehingg gambaran penuh akan manajemen
Kirana Preschool lebih terlihat.
Deskripsi kerja dibawah ini merupakan pembagian kerja dan tanggung jawab untuk
masing-masing posisi yang ada di struktur organisasi di atas.
KEPALA SEKOLAH
Bertanggung jawab terhadap keseluruhan kegiatan-kegiatan sekolah secara akademis
Menyusun kurikulum yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar di sekolah
Membuat pencapaian yang harus dipenuhi oleh setiap anak didik pada level yang sedang
mereka lalui
Membuat format rapot dan rubrik penilaian untuk pelaporan perkembangan anak setiap
termnya
Mengatur proses belajar mengajar, dengan mengkordinasikan dengan tim guru dan
asisten guru mengenai tema, jadwal, rencana pembelajaran
Menjadikan kegiatan-kegiatan sekolah berjalan lancar untuk mencapai tujuan sekolah,
dengan mengadakan pembagian kerja yang jelas bagi guru-guru.
Membimbing guru dengan jalan memberi instruksi akan metode penerapan kurikulum
dan pembelajaran yang efektif di kelas
Mendorong semangat kerja, menegakan disiplin, memberikan berbagai usaha lainnya
agar mereka dalam melakukan pekerjaan mengikuti arah yang telah ditetapkan
Mengawasi kegiatan di sekolah agar pelaksanaan pekerjaan serta hasil kerja sesuai
dengan rencana, perintah, petunjuk atau ketentuan-ketentuan lainya yang telah
ditetapkan.
Mengambil keputusan terhadapinformasi yang diperoleh untuk keperluan kemajuan
sekolah.
KORDINATOR KB/TK
Memantau pencapaian yang harus dipenuhi oleh setiap siswa KB/TK pada level yang
sedang mereka lalui
Membahas perkembangan siswa KB/TK dengan para guru kelas dan wakil kepala
sekolah setiap hari dan akan disampaikan kepada kepala sekolah setiap minggu
Membantu mengatur proses belajar mengajar, dengan mengkordinasikan dengan tim guru
dan asisten guru mengenai tema, jadwal, rencana pembelajaran kelas kelompok bermain
Mendorong semangat kerja, memberi contoh, menegakan disiplin, memberikan berbagai
usaha lainnya agar kakak guru KB/TK dalam melakukan pekerjaan mengikuti arah yang
telah ditetapkan
Mengawasi kegiatan sekolah KB/TK (fieldtrip, program khusus, kegiatan tambahan,
ekskul) agar pelaksanaan dan hasil kegiatan sesuai dengan rencana, perintah, petunjuk
atau ketentuan-ketentuan lainya yang telah ditetapkan.
Melakukan pencarian informasi dengan meneliti, mencari dan menentukan syarat-syarat
mana saja yang diperlukan bagi kemajuan kelas KB/TK.
GURU
ASISTEN GURU
Dengan beragamnya kegiatan di atas, Kirana Preschool ingin mengapresiasi para staff yang
sudah bekerja keras untuk mewujudkan tujuan sekolah. Karena dengan apresiasi kecil
tersebutlah mereka akan lebih tekun berusaha untuk pencapaian tujuan tersebut.
Pengelolaan sarana dan prasarana ini sangatlah penting untuk dibuatkan system yang rapi,
sehingga akan lebih mudah untuk diakses oleh siapapun itu. Kirana Preschool baru
menerapkan pengelolaan sumber daya ini dengan memperbaiki pola pencatatan. Sekarang
Kirana Preschool telah menyusun berbagai format database akan sarana dan prasarana yang
dimiliki sekolah, seperti daftar inventaris mainan, buku, alat tulis, alat pengajaran, dan masih
banyak lagi.
- Staff kebersihan yang selalu merawat sekolah agar lingkungan tetap bersih dan nyaman
untuk proses belajar.
- Staff antar jemput anak yang selalu mengantar anak tepat waktu sampai ke sekolah agar
dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.
- Staf administrasi yang selalu siap mengurus keuangan , arsip, pengumuman-
pengumuman dan segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan sekolah.
- Staf promosi yang bertugas untuk mempromosikan sekolah baik dalam bentuk lisan
maupun tertulis, langsung dan juga tidak langsung/online (internet)
5. Perencanaan kebijakan dilakukan dengan Bottom-up
Setiap awal tahun Kirana Preschool mengadakan rapat kerja untuk mereview segala sesuatu
yang terjadi selama satu tahun ajaran sebelumnya. Pada rapat kerja ini pembahasan tentang
berbagai kebijakan yang ada di Kirana Preschool dilakukan. Setiap staff diharapkan
mengemukakan pendapatnya, apabila menurut mereka ada system yang sebaiknya dirubah
atau ditambahkan. Kebijakan yang akan diambil oleh manajemen juga akan disosialisasikan
kepada seluruh staff dan diberi kesempatan bagi seluruh staff untuk berpendapat. Kirana
Preschool menerapkan budaya keterbukaan, dimana pihak manajemen mengharapkan
masukan dari para staff yang terjun langsung dalam kegiatan sekolah setiap harinya.
Sehingga mereka dapat memberikan masukan yang dapat diterapkan sesuai dengan keadaan
sebenarnya.
6. Adanya inisiatif dan tanggung jawab dari semua pihak
Dengan menerapkan model manajemen mutu diharapkan setiap pihak memiliki inisiatif yang
tinggi dan juga rasa tanggung jawab terhadap pencapaian tujuan institusi. Dengan inisiatif
yang tinggi apabila seseorang melihat ada rekan kerja yang membutuhkan bantuan atau ada
sesuatu kejadian yang bisa segera dia lakukan tindakan untuk mengatasinya tanpa disuruh dia
akan melakukan hal tersebut.
i. Rekruitmen SDM
Proses rekruitmen dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu
- Seleksi lamaran kerja, manajemen menilai lamaran pekerjaan yang telah dikirimkan ke
sekolah, baik melalui email maupun dari pos. Penilaian didasarkan dari pengalaman
kerja, latar belakang pendidikan, dan umur.
- Wawancara dengan pihak manajemen, untuk menilai sikap, kepribadian dan juga
kemampuan calon pelamar kerja berkomunikasi dan “mempromosikan” dirinya
- Tes tertulis, tes ini dalam bentuk tes potensi akademik, tes psikologi, dan juga tes
pengetahuan umum. Tes ini dilakukan untuk melihat kemampuan dan pengetahuan
pelamar kerja.
- Tes keahlian. Terdapat tes yang berbeda untuk setiap posisi. Untuk staf pengajar
diberikan tes mengajar, dimana mereka menyusun rencana belajar dan langsung
dipraktekan ke anak. Tes ini menilai kemampuan mengajar dan berinteraksi dengan
anak. Untuk staf admin, tes yang dilakukan adalah tes yang berkaitan dengan tugasnya
nanti misalnya keahlian komputer, pengetahuan tentang administrasi dan keuangan.
Setelah melalui beberapa tahap rekruitmen diatas akan ditentukan staf yang sesuai dengan
posisi yang kosong. Penilaian didasarkan dari seluruh proses seleksi dan juga melihat
kepribadian yang cocok dengan Kirana Preschool dan juga terlihat memiliki semangat di
dunia pendidikan.
Keahlian dan pengetahuan staf mesti diperhatikan untuk terciptanya staf yang
memiliki keahlian yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya. Pembelajaran yang
dilakukan oleh para staf ini dapat dikategorikan sebagai Andragogy. Dimana pengertian dari
Andragogy itu sendiri adalahmerupakan strategi pembelajaran berfokus pada orang dewasa.
Hal ini sering diartikan sebagai proses melibatkan pelajar dewasa dengan struktur
pengalaman belajar.
Pelatihan yang dilakukan untuk para staf ini mengharapkan adanya peran aktif dari
para staf dalam proses pembelajaran. Materi dan subjek yang dijadikan judul pelatihan
merupakan hasil pilihan dari para staf. Biasanya mereka memilih materi yang menurut
mereka menarik, atau mereka merasa memerlukan pendalaman akan materi tersebut yang
dibutuhkan dalam menjalankan pekerjaan mereka.
1. Memahami alasan yang melatar belakangi orang dewasa melakukan kegiatan belajar
2. Memberikan informasi tentang cara mengarahkan diri dalam belajar
3. Mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman aktual
4. Memotivasi pembelajar dewasa untuk belajar
5. Mengubah pandangan pembelajar dewasa tentang perilaku yang berkaitan dengan
keyakinannya tentang dirinya
6. Menyesuaikan pendekatan belajar dengan cara belajar si pembelajar
Pembelajaran yang dilakukan oleh orang dewasa ini semestinya sudah dapat
dilakukan dengan kesadaran dirinya sendiri bahwa pembelajaran ini untuk kebaikan mereka.
Bahwa dengan melakukan pembelajaran mereka menjadi guru atau staf yang lebih ahli
dibidangnya, sehingga mereka lebih mudah dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dengan
ilmu yang mumpuni mereka jadi mendapat bekal yang dibutuhkan untuk bekerja lebih efisien
dan efektif. Oleh karena itu pelatihan yang dilakukan di Kirana Preschool berkaitan dengan
berbagai ilmu yang dapat menambah keahlian guru dalam mengerjakan tugasnya seperti:
perkembangan anak, manajemen kelas, metode dan strategi pembelajaran, dan masih banyak
tema yang memungkinkan diangkat menjadi materi pelatihan.
Evaluasi SDM sangat perlu dilakukan untuk memantau kinerja mereka, dan juga
memotivasi mereka apabila terlihat mengalami penurunan semangat atau minat dalam
belajar. Dengan SDM diberikan masukan mengenai kinerja mereka untuk periode tertentu.
Di Kirana Preschool review dilakukan pada awal term, yaitu sekitar setiap 3 bulan. Untuk
memotivasi mereka agar berubah dan menerima masukan/review dari manajemen, nilai yang
diperoleh dari review ini akan dikumpulkan dan dijadikan suatu syarat kenaikan gaji. Apabila
mencapai nilai tertentu mereka akan mendapat kenaikan gaji dengan nominal tertentu.
Semakin tinggi nilai yang diperoleh seorang staf, semakin tinggi juga gaji mereka meningkat
di tahun ajaran berikutnya.
D. KESIMPULAN
Quality Improvement Model ini dapat berjalan sesuai dengan rencana apabila semua pihak
yang terlibat di dalamnya memahami tujuan yang ingin dicapai oleh institusi. Sosialisasi akan
visi, tujuan dan juga misi sekolah harus selalu diingatkan dan benar dipahami oleh setiap pihak
yang terlibat dalam kegiatan di sekolah. Dengan kesamaan visi dari semua pihak pencapaian
tujuan akan menjadi lebih mudah. Dan kualitas yang diminta atau diinginkan oleh orang tua dan
siswapun dapat terwujud.
DAFTAR PUSTAKA
Fadlillah, Muhammas & Mualifatu, Lilif. 2013. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini: Konsep
dan Aplikasinya dalam PAUD. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Jamaris, Martini. 2013. Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan. Bogor: Ghalia Indonesia
Kostelnik, Marjorie J., Soderman, Anne Keil., Whiren, Alice Phipps. 1999. Developmentally
appropriate curriculum: best practices in early childhood education. Merril
Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi Buku 2, Jakarta: Salemba
Empat. Hal. 214-224