Kesehatan
Oleh: Annisa Novita Sary,SKM, M.Kes
Konsep Dasar Administrasi
• Kata “administrasi” dalam bahasa Belanda,
“administratie” artinya segala kegiatan yang meliputi
tulis-menulis, ketik-mengetik, surat-menyurat
(korespondensi), kearsipan, agenda, dan pekerjaan tata
usaha kantor lainnya.
• Kata “administrasi” dalam bahasa Yunani, “Ad
ministrare” yang artinya Ad = pada, ministrare =
melayani, berarti memberikan pelayanan.
• Administrasi -“pelayanan kegiatan tata usaha
kantor” (pelayanan pengetikan, pelayanan surat-
menyurat, dan lain sebagainya).
Pengertian Administrasi Menurut Para Ahli
Administrasi
Pengertian Administrasi
Dalam pengertian luas administrasi dapat dibedakan dalam 3 (tiga) aspek, yaitu :
• Administrasi sebagai suatu proses
– Ditinjau dari aspek proses, administrasi merupakan keseluruhan proses, mulai dari proses
pemikiran, proses perencanaan, proses pengaturan, proses penggerakan, proses pengawasan
sampai pada proses pencapaian tujuan. Untuk mencapai suatu tujuan orang harus memikirkan
terlebih dahulu apa yang akan dicapai dan bagaimana cara mencapainya serta sarana dan prasana
apa yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut serta kemampuan seseorang untuk
menjalankannya.
Unsur administrasi
3. Keluaran (output), yaitu hasil dari suatu pekerjaan administrasi. Bila ditinjau dari
pengertiannya, keluaran yang dihasilkan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
• Pengertian sempit (kegiatan perkantoran). Keluaran yang dihasilkan adalah, catatan
surat masuk dan keluar, kumpulan surat masuk dan keluar, daftar nama pegawai,
daftar inventaris barang, daftar gaji pegawai, dan lain-lain.
• Pengertian luas, terdiri dari :
– Hasil dari proses. Keluaran yang dihasilkan adalah pengembangan organisasi, kegiatan
organisasi, pengembangan pegawai, petunjuk pelaksanaan / petunjuk teknis, tugas-tugas /
personil kepanitian, dan lain-lain.
– Hasil dari fungsi/tugas. Keluaran yang dihasilkan adalah kebijakan, program kegiatan, hasil
pengawasan, hasil pengorganisasian.
– Kelembagaan. Keluaran yang dihasilkan adalah fungsi/aktivitas kelembagaan, sistim,
layanan umum (in servise dan public service). Untuk sektor pemerintahan adalah pelayanan
publik, untuk sektor perusahaan/swasta adalah jasa dan produksi
Unsur administrasi
4. Sasaran (target group), yaitu tujuan keluaran yang
dihasilkan atau dengan kepada siapa hasil kegiatan
tersebut ditujukan atau kepada siapa kebijakan yang
dihasilkan ditujukan. Untuk kebijakan publik, sasaran
yang dimaksud dapat dibedakan perseorangan,
keluarga, kelompok dan masyarakat. Dapat bersifat
sasaran langsung (direct target group) ataupun bersifat
sasaran tidak langsung (indirec target group).
• Cerdas, dalam arti bahwa kebijakan kesehatan merupakan suatu pilihan terbaik
dalam upaya pemecahan masalah kesehatan yang sedang dihadapi dan dapat
dipertanggungjawabkan dari aspek manfaat, kualitas maupun akuntabilitas.
• Bijaksana, dalam arti bahwa kebijakan kesehatan tidak malah menimbulkan masalah
baru atau semakin memperumit masalah.
Kebijakan nasional
Bersifat fundamental dan strategis.
Bertujuan untuk mencapai tujuan nasional.
Merupakan wewenang MPR, Presiden dan DPR serta DPD
Kebijakan dalam bentuk UUD, TAP MPR, UU, PERPU
Kebijakan umum
Bersifat menyeluruh dan berskala nasional
Merupakan pelaksanaan UUD, TAP MPR, UU
Merupakan wewenang Presiden
Kebijakan dalam bentuk PP, Keppres / Perpres, Inpres
Kebijakan pelaksanaan
• Merupakan penjabaran dari kebijakan umum
• Sebagai strategi pelaksanaan di bidang tertentu
• Merupakan wewenang: Menteri, pejabat setingkat menteri
dan pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen
• Kebijakan dalam bentuk Peraturan menteri/ pejabat
setingkat menteri / pimpinan Lembaga Pemerintah Non
Departemen, Keputusan/ instruksi menteri/Pejabat
setingkat menteri/ pimpinan Lembaga Pemerintah Non
Departemen
• Dalam konteks pengembangan ilmu pengetahuan, seorang ilmuwan kebijakan kesehatan dapat
menempatkan kebijakan kesehatan sebagai variabel terpengaruh (dependent variable), sehingga
berusaha menentukan variabel pengaruhnya (independent variable). Studi ini berusaha mencari
variabel-variabel yang dapat mempengaruhi isi suatu kebijakan kesehatan. Sebaliknya, studi
kebijakan kesehatan dapat menempatkan kebijakan kesehatan sebagai independent variable,
sehingga berusaha mengidentifikasi dampak dari suatu kebijakan kesehatan.
• Dalam konteks peningkatan profesionalisme, seorang analis kebijakan kesehatan dalam mengkaji
suatu kebijakan kesehatan akan memiliki dasar teoritis tentang bagaimana membuat kebijakan
kesehatan yang baik dan memperkecil kegagalan dari suatu kebijakan kesehatan. Sehingga ke
depan akan lahir kebijakan kesehatan yang lebih berkualitas yang dapat menopang tujuan
pembangunan.
• Suatu kebijakan kesehatan yang dibuat melalui proses yang benar dengan dukungan teori yang
kuat memiliki posisi yang kuat terhadap kritik dari lawan-lawan politik. Sebaliknya kebijakan
kesehatan tersebut dapat meyakinkan lawan-lawan politik yang sebelumnya mungkin kurang
setuju. Kebijakan kesehatan seperti itu tidak akan mudah diterminasi hanya karena alasan
kepentingan sesaat dari lawan-lawan politik.