Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya ada dua tugas utama suatu Negara yakni (1) mengatur dan mengendalikan

kekuatan-kekuatan sosial agar tidak bertentangan dan membahayakan, (2) mengorganisasi dan

mengintegrasikan kegiatan manusia, golongan-golongan ke arah pencapaian tujuan masyarakat.

Dalam pembukaan UUD 1945 secara tegas dinyatakan bahwa tugas umum pemerintah

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh

tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,

serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan

keadilan sosial.

Untuk mencapai pelaksanaan tugas Negara dibutuhkan suatu aparatur Negara yang

berkualitas. Memiliki kemampuan dalam melayani, memenuhi kebutuhan, menanggapi keluhan

masyarakat secara memuaskan, sesuai dengan ekspektasi mereka melalui kebijaksanaan,

perangkat hukum yang berfungsi sebagai acuan dalam pengendalian, pengaturan agar kekuatan

sosial dan aktifitas masyarakat tidak membahayakan, merugikan Negara dan bangsa.

Dewasa ini berbagai organisasi baik bisnis maupun pemerintah seperti Amerika Serikat,

merubah paradigma dan orientasi produsen menjadi orientasi masyarakat. Sumber Daya Manusia

dikonsentrasikan kepada pelayanan masyarakat, pembuatan produk bernilai tambah, berdaya

saing. Aparatur pemerintah dan unit-unit pelayanan didorong, dimotivasi bersaing untuk

memberikan pelayanan prima (yang lebih memuaskan masyarakat). Oleh karena itu, menyadari

semakin tingginya kesadaran kesehatan oleh masyarakat akan hak-haknya termasuk


mendapatkan pelayanan kesehatan, maka kita selaku calon abdi masyarakat sebagai Ahli

Kesehatan Masyarakat harus memahami manajemen pelayanan kesehatan masyarakat.

Manajemen pelayanan kesehatan masyarakat yang diusung dalam makalah ini akan

membahas tentang pemahaman manajemen kesehatan, prinsip-prinsip manajemen pelayanan,

teori manajemen kesehatan,sistem manajemen kesehatan, aplikasi manajemen dalam pelayanan

kesehatan, fungsi-fungsi manajemen, fungsi dan tingkatan manajemen, hierarki pelayanan

kesehatan di indonesia dan permenkes di indonesia. Sehingga, diharapkan dapat meningkatkan

wawasan dan pemahaman kita serta mampu diimplementasikan dibidang kesehatan masyarakat

supaya memberikan manfaat ke semua pihak termasuk kita sendiri sebagai calon Ahli Kesehatan

Masyarakat.

B. Identifikasi Masalah

1. Apakah definisi dari manajemen kesehatan

2. Jelaskan prinsip-prinsip manajemen pelayanan

3. Jelaskan teori manajemen kesehatan

4. Jelasakan system manajemen kesehatan

5. Bagaimana aplikasi manajemen dalam pelayanan kesehtan

6. Jelaskan fungsi-fungsi manajemen

7. Jelaskan teori motivasi, wewenang dan delegasi

8. Jelaskan fungsi dan tingkatan manajemen

9. Bagaimanan hierarki pelayanan kesehatan di Indonesia

10. Jelaskan permenkes di Indonesia

C. Tujuan penulisan

1. Memahami pengertian manajemen kesehatan


2. Memahami prinsip-prinsip manajemen pelayanan

3. Memahami dan mengetahui teori manajemen kesehatan

4. Mengetahui dan memahami system manajemen kesehatan

5. Mengetahui dan memahami aplikasi manajemen dalam pelayanan kesehatan

6. Mengetahui fungsi-fungsi manajemen

7. Mengetahui teori motivasi, wewenang dan delegasi

8. Memahami fungsi dan tingkatan manajemen

9. Mengetahui dan memahami hierarki pelayanan kesehatan di Indonesia

10. Menegtahui permenkes di Indonesia


BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi Manajemen Kesehatan

Manajemen berasal dari bahasa romawi kuno dengan dasar manage atau managiare yang berarti
belajar melangkahkan kaki.
dalam manejemen, proses pengaturan berbagai sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan
melalui pelaksanaan fungsi-fungsi tertentu.
Manajemen adalah suatu kegiatan untuk mengatur orang lain guna mencapai suatu tujuan atau
menyelesaikan pekerjaan.” Apabila batasan ini diterapkan dalam bidang kesehatan masyarakat
dapat dikatakan sebagai berikut :
“Manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk mengatur para petugas
kesehatan dan nonpetugas kesehatan guna meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program
kesehatan.” Dengan kata lain manajemen kesehatan masyarakat adalah penerapan manajemen
umum Dalam bahasa inggris yaitu management dengan asal kata to manage yang berarti
mengatur. Di dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat sehingga yang menjadi objek dan
sasaran manajemen adalah sistem pelayanan kesehatan masyarakat.
Manjemen kesehatan adalah suatu proses untuk menggerakkan sumber daya manusia dalam
merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengawasi semua kegiatan pelayanan
kesehatan dalam organiasi dalam upaya untuk:
1. Mengetahui adanya persoalan pelayanan kesehatan
2. Mendefiniskan persoalan pelayanan kesehatan
3. Mengumpulkan fakta-fakta yang terkait dengan pelayanan kesehatan
4. Data dan informasi yang timbul dalam pelayanan kesehatan
5. Menyusun alternatif penyelesaian persoalan pelayanan kesehatan
6. Mengambil keputusan pelayanan kesehatan dengan memilih salah satu alternatif
penyelesaian dan malaksanankan keputusan serta tidak lanjut untuk mencapai tujuan
yang harus di capai.

2. Prinsip-prinsip manajemen pelayanan

Dalam SKN (2004) dikatakan bahwa manajemen kesehatan adalah tatanan yang
menghimpun berbagai upaya administrasi kesehatan yang ditopang oleh pengelolaan
data dan informasi, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
pengaturan hukum kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin
tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Perencanaan diperlukan karena
pembangunan lebih besar dari pada sumber daya yang tersedia. Melalui perencanaan
ingin dirumuskan kegiantan pembangunan yang secara efesien dan efektif dapat memberi
hasil yang optimal dalam memanfaatkan sumber daya yang tersedia dan mengembangkan
potensi yang ada.
Proyek-proyek pembangunan harus memuat dengan jelas tujuannya (objective), sasaran
yang akan dicapai (target), cara megukur keberhasilannya (performance evaluation),
jangka waktu pelaksanaannya, tempat pelaksanaan, cara melaksanakan, kebijaksanaan
untuk menjamin proyek itu dapat dilaksanakan, biaya serta tenaga yang diperlukan dan
badan yang akan melaksanakan nya.

3. Teori Manajemen Kesehatan


Dalam arti khusus manajemen dipakai bagi pimpinan dan kepemimpinan, yaitu orang-
orang yang melakukan kegiatan memimpin, disebut “manajer” (Oxford, 2005). Selain itu,
untuk mengartikan dan mendefisikan manajemen dari berbagai literartur dapat dilihat dari
tiga pengertian, yaitu (Louis A, 2009):1. Manajemen sebagai suatu proses2. Manajemen
sebagai suatu kolektivitas manusia3. Manajemen sebagai ilmu dan manajemen sebagai
seni.Untuk lebih jelasnya ada beberapa definisi dari mana-jemen, yaitu sebagai berikut:

1. John D. Millett (1954) membatasi manajemen sebagai management is the proceess of


directing and facilitating the work of people organized in formal groups to achive a
desired goal, yaitu suatu proses pengarahan dan pemberian fasilitas kerja kepada
orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan (Millet,
1954).
2. Plunket (2005) membatasi sebagai people who are allocate and oversee the use of
resources, yaitu orang yang mengatur dan mengawasi penggunaan sumber daya.
Plunket (2005) mendefinisikan manajemen sebagai one or more managers
individually and collectively setting and achieving goals by exercising related
functions (planning organizing staffing leading and controlling) and coordinating
various resources (information materials money and people)”. Artinya, manajemen
merupakan satu atau lebih manajer yg secara individu maupun bersama-sama
menyusun dan mencapai tujuan organisasi dengan melakukan fungsi-fungsi terkait
(perencanaan pengorganisasian penyusunan staf pengarahan dan pengawasan) dan
mengkoordinasi berbagai sumber daya (informasi material uang dan orang) (Punket,
2005).
3. G.R. Terry (1960) menyebutkan bahwa management is distinict process consisting of
planing, organizing, actuating and controlling performed to determine and accomplish
stated objectives by the use of human being and other resources. Artinya, manajemen
adalah suatu proses khusus yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai
sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan lainnya
(Terry, 1960).
4. Daft (2003) menyebutkan bahwa management is the attainment of organizational
goals in an effective and efficient manner through planning organizing leading and
controlling organizational resources. Artinya, manajemen merupakan pencapaian
tujuan organisasi dengan cara yang efektif dan efisien lewat perencanaan
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan sumberdaya organisasi (Daft, 2009).
5. Siswanto (2007) menyebutkan bahwa manajemen sebagai ilmu (science) dan sebagai
seni. Manajemen merupakan suatu ilmu dan seni, karena antara keduanya tidak bisa
dipisahkan. Manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan karena telah dipelajari sejak
lama dan telah diorganisasikan menjadi suatu teori. Hal ini dikarenakan didalamnya
menjelaskan tentang gejala-gejala managment, gejala-gejala ini lalu diteliti dengan
menggunakan metode ilmiah yang diwujudkan dalam bentuk suatu teori. Sedangkan,
manajemen sebagai suatu seni, memandang bahwa di dalam mencapai suatu tujuan
diperlukan kerja sama dengan orang lain, perlu diketahui mengenai cara
memerintahkan pada orang lain agar mau bekerja sama (Siswanto, 2007).Maka,
berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disim-pulkan bahwa manajemen adalah
ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-
sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu
(Hasibuan, 2005).

4. Sistem Manajemen Kesehatan


A. Pengertian Sistem
Menurut WHO(1996) sistem kesehatan adalah suatu jaringan penyedia

pelayanan kesehatan (supply side) dan orang-orang yang menggunakan pelayanan

tersebut (demand side) di setiap wilayah, serta negara dan organisasi yang melahirkan

sumber daya tersebut, dalam bentuk manusia maupun dalam bentuk material. Dalam

definisi yang lebih  luas lagi, sistem kesehatan mencakup sektor-sektor lain seperti

pertanian dan lainnya.

Sistem adalah suatu keterkaitan diantara elemen-elemen pembentuknya dalam


pola tertentu untuk mencapai tujuan tertentu (System is interconnected parts or
elements in certain pattern of work). Berdasarkan pengertian ini dapat
diinterpretasikan ada dua prinsip dasar suatu sistem, yakni:
a. Elemen, komponen atau bagian pembentuk system;
b. Interconnection, yaitu saling keterkaitan antar komponen dalam pola tertentu.
Keberadaan sekumpulan elemen, komponen, bagian, orang atau organisasi
sekalipun, jika tidak mempunyai saling keterkaitan dalam tata-hubungan
tertentu untuk mencapi tujuan maka belum memenuhi kriteria sebagai anggota
suatu sistem.
B. Pengertian Sistem Kesehatan
Sistem Kesehatan adalah suatu jaringan penyedia pelayanan kesehatan
(supply side) dan orang-orang yang menggunakan pelayanan tersebut (demand side)
di setiap wilayah, serta negara dan organisasi yang melahirkan sumber daya tersebut,
dalam bentuk manusia maupun dalam bentuk material. Dalam definisi yang lebih 
luas lagi, sistem kesehatan mencakup sektor-sektor lain seperti pertanian dan lainnya.
(WHO:1996). 
C. Sistem Kesehatan Nasional
Sistem kesehatan menurut WHO adalah sebuah proses kumpulan berbagai
faktor kompleks yang berhubungan dalam suatu negara, yang diperlukan untuk
memenuhi tuntutan dan kebutuhan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok, dan
masyarakat pada setiap saat diutuhkan.
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia dalam
satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam
kerangka mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-
undang Dasar 1945.
Sistem Kesehatan Nasional perlu dilaksanakan dalam konteks Pembangunan
Kesehatan secara keseluruhan dengan mempertimbangkan determinan sosial, seperti:
kondisi kehidupan sehari-hari, tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, distribusi
kewenangan, keamanan, sumber daya, kesadaran masyarakat, dan kemampuan tenaga
kesehatan mengatasi masalah tersebut.
Sistem Kesehatan Nasional disusun dengan memperhatikan pendekatan
revitalisasi pelayanan kesehatan dasar yang meliputi:
a. Cakupan pelayanan kesehatan yang adil dan merata,
b. Pemberian pelayanan kesehatan yang berpihak kepada rakyat,
c. Kebijakan pembangunan kesehatan, dan
d. Kepemimpinan.
SKN juga disusun dengan memperhatikan inovasi/terobosan dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan secara luas, termasuk penguatan sistem rujukan.
Sistem Kesehatan Nasional akan berfungsi baik untuk mencapai tujuannya apabila terjadi
Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, dan Sinergisme (KISS), baik antar pelaku, antar subsistem
SKN, maupun dengan sistem serta subsistem lain di luar SKN. Dengan tatanan ini, maka sistem
atau seluruh sektor terkait, seperti pembangunan prasarana, keuangan dan pendidikan perlu
berperan bersama dengan sektor kesehatan untuk mencapai tujuan nasional.
Tujuan Sistem Kesehatan Nasional adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh
semua potensi bangsa, baik masyarakat, swasta, maupun pemerintah secara sinergis, berhasil
guna dan berdaya guna, hingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Landasan Sistem Kesehatan Nasional meliputi :
a. Landasan Idiil, yaitu Pancasila.
b. Landasan Konstitusional, yaitu UUD 1945, khususnya: Pasal 28 A, 28 H ayat (1) dan
ayat (3), serta Pasal 34 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 28 B ayat (2), Pasal 28 C ayat (1),
c. Landasan Operasional meliputi seluruh ketentuan peraturan perundangan yang
berkaitan dengan penyelenggaraan SKN dan pembangunan kesehatan.

Mengacu pada substansi perkembangan penyelenggaraan pembangunan kesehatan dewasa ini


serta pendekatan manajemen kesehatan tersebut diatas, maka subsistem yang mempengaruhi
pencapaian dan kinerja Sistem Kesehatan Nasional di Indonesia meliputi :
a. Upaya Kesehatan : Upaya kesehatan di Indonesia belum terselenggara secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Penyelenggaraan upaya
kesehatan yang bersifat peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), dan
pemulihan (rehabilitasi) masih dirasakan kurang. Untuk dapat mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya perlu diselenggarakan berbagai
upaya kesehatan dengan menghimpun seluruh potensi bangsa Indonesia.
b. Pembiayaan Kesehatan : Pembiayaan kesehatan di Indonesia masih rendah,
yaitu hanya rata-rata 2,2% dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau rata-rata
antara USD 12-18 per kapita per tahun. Persentase ini masih jauh dari anjuran
Organisasi Kesehatan Sedunia yakni paling sedikit 5% dari PDB per tahun.
Sementara itu anggaran pembangunan berbagai sektor lain belum sepenuhnya
mendukung pembangunan kesehatan. Pembiayaan kesehatan yang kuat,
terintegrasi, stabil, dan berkesinambungan memegang peran yang amat vital
untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam mencapai tujuan
pembangunan kesehatan.
c. SDM Kesehatan : Sebagai pelaksana upaya kesehatan, diperlukan sumber daya
manusia kesehatan yang mencukupi dalam jumlah, jenis dan kualitasnya, serta
terdistribusi secara adil dan merata, sesuai tututan kebutuhan pembangunan
kesehatan. Sumber Daya Manusia Kesehatan dalam pemerataannya masih
belum merata, bahkan ada beberapa puskesmas yang belum ada dokter,
terutama di daerah terpencil. Bisa kita lihat, rasio tenaga kesehatan dengan
jumlah penduduk masih rendah. Produksi dokter setiap tahun sekitar 2.500
dokter baru, sedangkan rasio dokter terhadap jumlah penduduk 1:5000.
Produksi perawat setiap tahun sekitar 40.000 perawat baru, dengan rasio
terhadap jumlah penduduk 1:2.850. Sedangkan produksi bidan setiap tahun
sekitar 600 bidan baru, dengan rasio terhadap jumlah penduduk 1:2.600.
Namun daya serap tenaga kesehatan oleh jaringan pelayanan kesehatan masih
terbatas. Hal ini bisa menjadi refleksi bagi Pemerintah dan tenaga medis, agar
terciptanya pemerataan tenaga medis yang memadai.
d. Sumber daya Obat, Perbekalan Kesehatan, dan Makanan meliputi :berbagai
kegiatan untuk menjamin: aspek keamanan, kemanfaatan dan mutu sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan makanan yang beredar; ketersediaan, pemerataan,
dan keterjangkauan obat, terutama obat esensial; perlindungan masyarakat dari
penggunaan yang salah dan penyalahgunaan obat; penggunaan obat yang
rasional; serta upaya kemandirian di bidang  kefarmasian melalui pemanfaatan
sumber daya dalam negeri. Industri farmasi di Indonesia saat ini cukup
berkembang seiring waktu. Hanya dalam hal ini pengawasan dalam produk dan
obat yang ada. Perlunya ada tindakan yang tegas, ketat dalam hal ini.
e. Pemberdayaan Masyarakat : Sistem Kesehatan Nasional akan berfungsi
optimal apabila ditunjang oleh pemberdayaan masyarakat. Ini penting, agar
masyarakat termasuk swasta dapat mampu dan mau berperan sebagai pelaku
pembangunan kesehatan. Keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia
tidak terlepas dari partisipasi aktif masyarakat.Sayangnya pemberdayaan
masyarakat dalam arti mengembangkan kesempatan yang lebih luas bagi
masyarakat dalam mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan tentang
kesehatan masih dilaksanakan secara terbatas. Kecuali itu lingkup
pemberdayaan masyarakat masih dalam bentuk mobilisasi masyarakat.
Sedangkan pemberdayaan masyarakat dalam bentuk pelayanan, advokasi
kesehatan serta pengawasan sosial dalam program pembangunan kesehatan
belum banyak dilaksanakan.
f. Manajemen Kesehatan meliputi: kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan,
hukum kesehatan, dan informasi kesehatan. Untuk menggerakkan
pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna, diperlukan
manajemen kesehatan.Manajemen kesehatan sangatlah berpengaruh juga,
karena dalam hal ini yang memanage proses, tetapi keberhasilan manajemen
kesehatan sangat ditentukan antara lain oleh tersedianya data dan informasi
kesehatan, dukungan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan,
dukungan hukum kesehatan serta administrasi kesehatan. Jika tidak tersedianya
hal ini maka bisa jadi proses manajemen akan terhambat/ bahkan tidak
berjalan. Sebenarnya, jika kita menengok sebentar bagaimana proses
pemerintah bekerja, selalu berusaha dan berupaya yang terbaik, baik juga
tenaga medis. Hanya saja dalam prosesnya terdapat sebuah kendala baik dalam
SDM pribadi ataupun sebuah pemerintahan itu. Bisa jadikan renungan
bagaimana kita bisa membuat sebuah sistem yang lebih baik dengan input-
proses-dan output yang bisa menghasilkan sebuah kebanggaan dan sebuah
tujuan bersama.

5. Aplikasi manajemen dalam pelyanana kesehatan


Banyak pengertian sehat disampaikan para ahli, WHO, maupun menurut Undang-
Undang, antara lain disebutkan bahwa sehat adalah suatu keadaan yang optimal, baik
fisik, mental maupun sosial, dan tidak hanya terbatas pada keadaan bebas dari penyakit
atau kelemahan saja.
Sesuai dengan tujuan sistem kesehatan tersebut, administrasi (manajemen)
kesehatan tidak dapat disamakan dengan administrasi niaga (business adminstration)
yang lebih banyak berorientasi pada upaya untuk mencari keuntungan finansial (profit
oriented). Administrasi kesehatan lebih tepat digolongkan ke dalam administrasi
umum/publik (public administration) oleh karena organisasi kesehatan lebih
mementingkan pencapaian kesejahteraan masyarakat umum. Manajemen kesehatan harus
dikembangkan di tiap-tiap organisasi kesehatan di Indonesia.

6. Fungsi-fungsi manajemen
Newman mengemukakan bahwa fungsi manajemen adalah sebagai berikut (Ibid, 11):

1. Perencanaan (Planning)
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Pengumpulan sumber (Asembling Resources)
4. Pengendalian kerja (Supervising)
5. Pengawasan (Controlling)

Namun yang lebih dikenal dan biasa digunakan oleh organisasi adalah fungsi manajemen
yang dikemukakan oleh George Tery,  fungsi manajemen terdiri atas (Ibid, 20):

1. Perencanaan (Planning)
2. Pengorganisasian (Organization)
3. Penggerakan pelaksanaan (Actuating)
4. Pengawasan (Controlling)

Dari pendapat mengenai fungsi manajemen di atas, secara keseluruhan menempatkan


perencanaan (Planning) pada urutan paling atas, dengan demikian para ahli menempatkan
perencanaan hal paling penting dalam fungsi manajemen.
7. Terori motivasi, wewenang dan delegasi

1. Teori Motivasi
Motivasi berasal darikata latin (moveree) yang berarti dorongan atau
dayapenggerak. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mendorong
gairahbawahan, agar mereka mau bekerja keras. Upaya menumbuhkan kemauan
untukbekerja dari para karyawan dapat kita dekati melalui pengetahuan tentang
sumberkekuatan yang menggerakan karyawan untuk bertingkah laku tertentu.

Berikut ini adalah teori motivasi menurut beberapa ahli:


a. Teori Hierarki Kebutuhan MaslowDalam teori ini maslow menjelaskan bahwa
manusia dimotivasi untukmemuaskan sejumlah kebutuhan yang cenderung
bersifat bawaan.Kebutuhan ini terdiri dari lima jenis dari tingkatan yang
palingrendahsampai kebutuhan di tingkat yang paling tinggi. Adapun kebutuhan-
kebutuhan itu adalah:
 Fisiologis (phsyological) yaitukebutuhan akan makanan,minuman,tempat
tinggal, dan bebas dari rasa sakit.
 Keamanan dan keselamatan (safety and security) yaitukebutuhanrasa kasih
sayang, kepemilikan, penerimaan dan persahabatan.
 Kebersamaan, sosial, dan cinta (belongingness, social, and love)yaitu
kebutuhan rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan danpersahabatan.
 Harga diri (esteem) yaitu kebutuhan akan harga diri dan rasahormat dari
orang lain.
 Aktualisasi diri (self-actualization) yaitu kebutuhan untuk
menjadiseseorang sesuai kecakapannya meliputi: pertumbuhan,
pencapaianpotensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri.
Dari uraian di atas mengemukakan bahwa manajemen sumber dayamanusia
memiliki fungsi-fungsi yang sangat membantu pihak manajemen dalammengelola
sumber daya manusia dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.

b. Teori ERG AlderferAlderfer sepakat dengan Maslow bahwa kebutuhan individu


diatur dalamsuatu hierarki, akan tetapi, herarki kebutuhan yang diajukan
melibatkantiga rangkaian kebutuhan yaitu:
 Eksistensi (existence) yaitu kebutuhan yang dipuaskanoleh faktor-faktor
seperti makanan, udara, imbalan, dan kondisi kerja.
 Hubungan (relatedness) yaitu kebutuhan yang dipuaskan olehhubugan
sosial dan interpersonal yang berarti.
 Pertumbuhan (growth) yaitu kebutuhan yang terpuaskan jikaindividu
membuat kontribusi yang produktif atau kreatif.
Tiga kebutuhan di atas berhubungan dengan teori milik Maslow dalam
halkebutuhan eksistensi serupadengan kategori fisiologis dan keselamatan
Maslow, kebutuhan hubungan serupa dengan kategori kebersamaan, sosial,
dan cinta,sedangkan kebutuhan pertumbuhan serupa dengan kategori harga
diri danaktualisasi diri.
c. Teori Dua-Faktor HerzbergTeori Herzberg berhubungan dengan kondisi kerja
yang mempengaruhiseseorang dalam bekerja. Ada dua kondisi yang
mempengaruhi seseorang dalampekerjaannya yaitu:
 Faktordissatisfier atau factor hygiene Yaitu faktor-faktor yang dapat
menimbulkan rasa tidak puas kepada seorang karyawan, faktor-faktor
tersebut diantaranya:
 Gaji
 Keamanan perusahaan
 kondisi kerja
 Status
 Prosedur perusahaan
 Kualitas pengawasan teknis
 Kualitas hubungan antar rekan kerja, dengan atasan, dan
denganbawahan.
 Faktor satisfieratau motivator Yaitu faktor-faktor yang dapat memuaskan
dan mendorong manusiauntuk bekerja dengan baik, terdiri dari:
 Pencapaian
 Pengakuan
 Tanggung jawab
 Kemajuan
 Pekerjaan itu sendiri
 Kemungkinan untuk tumbuh.
Faktor-faktor diatas berhubungan langsung dengan kepuasan
kerjakaryawan. Oleh karena itu faktor motivator disebut juga sebagai
alat motivasi.

d. Teori X dan Y McGregor Douglas McGregor mengemukakan dua pandangan


nyata mengenai manusia yaitu pandangan pertama pada dasarnya negative disebut
teori X, dan yang kedua pada dasarnya positif disebut teori Y. McGregor
menyimpulkan bahwa sifat manusia di dasarkan atas beberapa kelompok asumsi
tertentu.
Menurut teori X, empat asumsi yang dimiliki oleh manajer adalah:a.
 Karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisamungkin
berusaha untuk menghindarinya.
 Karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, maka harus
dipaksa,dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai
tujuan.
 Karyawan akan menghindari tanggun jawab dan mencari perintahformal
bila mungkin.
 Sebagai karyawan menempatkan keamanan diatas semua faktor lainterkait
pekerjaan dan menunjukan sedikit ambisi.

Bertentangan dengan pandangan-pandangannegatifmengenai sifat-sifat


manusia dalam teori X, McGregor menyebutkan empat asumsi positif yang
disebutnya dengan teori Y, sebagai berikut:
 Karyawan menganggap pekerjaan sebagai hal yang
menyenangkan,seperti halnya istirahat atau bermain.
 Karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi
berbagaitujuan.
 Karyawan bersedia belajar untuk menerima, bahkan mencari,
tanggungjawab.
 Karyawan mampu membuat berbagai keputusan inovatif
yangdiedarkan keseluruh populasi, dan bukan hanya bagi mereka
yangmenduduki posisi manajemen

2. Teori Wewenang

Definisi wewenang menurut para ahli: 


A. Menurut Louis A. Allen dalam bukunya, Management and Organization :
Wewenang adalah jumlah kekuasaan (powers) dan hak (rights) yang
didelegasikan pada suatu jabatan.
B. Menurut Harold Koontz dan Cyril O’Donnel dalam bukunya, The
Principles of Management :
Authority adalah suatu hak untuk memerintah / bertindak.
C. Menurut G. R. Terry :
Wewenang adalah kekuasaan resmi dan kekuasaan pejabat untuk
menyuruh pihak lain supaya bertindak dan taat kepada pihak yang memiliki
wewenang itu.
D. Menurut R. C. Davis dalam bukunya, Fundamentals of Management :
Authority adalah hak yang cukup, yang memungkinkan seseorang dapat
menyelesaikan suatu tugas/kewajiban tertentu.

Jadi, Wewenang adalah dasar untuk bertindak, berbuat dan melakukan kegiatan/aktivitas
perusahaan. Wewenang merupakan hasil delegasi atau pelimpahan wewenang dari atasan ke
bawahan dalam suatu organisasi.Dua pandangan yang saling berlawanan tentang sumber
wewenang, yaitu:
A. Teori formal (pandangan klasik) Wewenang merupakan anugrah, ada karena seseorang
diberi atau dilimpahi hal tersebut. Beranggapan bahwa wewenang berasal dari tingkat
masyarakat yang tinggi. Jadi pandangan ini menelusuri sumber tertinggi dari wewenang
ke atas sampai sumber terakhir, dimana untuk organisasi perusahaan adalah pemilik atau
pemegang saham.
B. Teori penerimaan (acceptance theory of authority) Wewenang timbul hanya jika dapat
diterima oleh kelompok atau individu kepada siapa wewenang tersebut dijalankan.
Pandangan ini menyatakan kunci dasar wewenang oleh yang dipengaruhi (influencee)
bukan yang mempengaruhi (influencer). Jadi, wewenang tergantung pada penerima
(receiver), yang memutuskan untuk menerima atau menolak.
Tanpa wewenang orang-orang dalam perusahaan tidak dapat berbuat apa-apa.
Wewenang terbagi atas 3 jenis :
a. Line Authority (wewenang lini), wewenang manajer yang bertanggung jawab langsung,
di seluruh rantai komando organisasi, untuk mencapai sasaran organisasi.
b. Staff Authority (wewenang staf), wewenang kelompok, individu yang menyediakan saran
dan jasa kepada manajer lini.
c. Functional Authority (wewenang fungsional), wewenang anggota staf departemen untuk
mengendalikan aktivitas departemen lain karena berkaitan dengan tanggung jawab staf
spesifik.
Ada 2 pandangan mengenai sumber wewenang, yaitu :
1) Formal, bahwa wewenang di anugerahkan karena seseorang diberi atau
dilimpahkan/diwarisi hal tersebut.
2) Penerimaan, bahwa wewenang seseorang muncul hanya bila hal itu diterima oleh
kelompok/individu kepada siapa wewenang tersebut dijalankan.

Chester Bernard mendukung pandangan tersebut dengan menulis :


1) Komunikasi dapat dipahami
2) Dapat dipercayai bahwa hal tesebut tidak menyimpang disaat keputusannya dibuat.
3) Secara keseluruhan, dapat diyakini bahwa hal tersebut tidak bertentangan dengan
kepentingan pribadinya.
4) secara mental dan fisik mampu untuk mengikutinya.

Kekuasaan (power) sering sekali dicampur adukan dengan pengertian wewenang.


Kekuasaan itu sendiri memiliki arti sebagai suatu kemampuan untuk melakukan hak tersebut.
Ada banyak sumber dari kekuasaan itu sendiri, dan keenam sumber kekuasaan tersebut dapat
diringkas sebagai berikut :
1) Kekuasaan balas – jasa.
2) Kekuasaan paksaan.
3) Kekuasaan sah.
4) Kekuasaan pengendalian informasi.
5) Kekuasaan panutan.
6) Kekuasaan ahli.
Persamaan tanggung jawab dan wewenang adalah baik dalam teori, tetapi sukar dicapai.
Dapat disimpulkan, wewenang dan tanggung jawab adalah sama dalam jangka panjang, dan
dalam jangka pendek, tanggung jawab lebih besar peranannya dari pada wewenang itu
sendiri

3. Teori Delegasi

Delegasi merupakan tindakan memberikan wewenang dan tanggung jawab formal untuk
menyelesaikan aktivitas spesifik kepada bawahan.

Definisi Delegasi menurut para ahli

A. Menurut Ralph C. Davis :


Pendelegasian wewenang hanyalah tahapan dari suatu proses ketika penyerahan
wewenang berfungsi melepaskan kedudukan dengan melaksanakan pertanggung
jawaban.
B. Menurut Louis A. Allen :
Pendelegasian adalah proses yang diikuti oleh seorang manajer dalam pembagian
kerja yang ditimpakan padanya, sehingga ia dapat memperoleh orang-orang lain
untuk membantu pekerjaan yang tidak dapat ia kerjakan.

8. Fungsi dan tingkatan manajemen

Piramida tingkatan manajemen (Sumber: 2012books.lardbucket.org)

1) Manajemen Puncak (Top Management)


Manajemen puncak harus memiliki keterampilan konsep dengan tugas untuk
memimpin organisasi atau perusahaan secara keseluruhan agar dapat membentuk
tim kerja yang baik. Manajemen puncak terdiri atas Dewan Direktur atau Eksekutif,
Presiden Direktur, Direktur, Kepala Perwakilan, dan Kepala Divisi.

2) Manajemen Menengah (Middle Management)

Manajemen menengah menjadi penghubung antara manajemen puncak


dengan manajemen lini pertama. Manajemen menengah atau dalam profesinya adalah
manajer menengah tugasnya membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para
manajer lainnya atau bisa juga karyawan operasional.  Sebagai contoh, Manajer
Cabang, Kepala Pengawas, Kepala Departemen, Kepala Bagian, dan lain-lain.

3) Manajemen Lini Pertama (First-Line Management)

Manajemen lini pertama harus memiliki keterampilan teknis yang bertanggung


jawab memimpin dan mengawasi tenaga operasional. Manajemen lini pertama
berhubungan langsung dengan tenaga operasional atau karyawan. Contohnya adalah
mandor dalam pabrik, kepala seksi yang langsung membawahi tenaga pengetik dan
tenaga administrasi dalam kantor yang besar, atau pengawas teknis dalam suatu
perusahaan otomotif.

9. Hierarki pelayanan kesehatan di Indonesia


Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo(2001) pelayanan kesehatan adalah sub

sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif

(pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat.

Menurut Depkes RI (2009) pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang

diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta

memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat. 

Jadi pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan

utamanya adalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan), preventif

(pencegahan),kuratif (penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan) kesehatan perorangan,

keluarga, kelompok atau masyarakat, lingkungan. Yang dimaksud sub sistem disini adalah

sub sistem dalam pelayanan kesehatan yaitu input , proses, output, dampak, umpan balik.
Menurut Perry(2009) dalam sistem pelayanan kesehatan dapat mencakup pelayanan dokter,

pelayanan keperawatan, dan pelayanan kesehatan masyarakat. Dokter merupakan subsistem dari

pelayanan kesehatan. Subsistem pelayanan kesehatan tersebut memiliki tujuan masing-masing

dengan tidak meninggalkan tujuan umum dari pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang

ada sekarang ini dapat diselenggarakan oleh pihak pemerintah maupun swasta. Dalam pelayanan

kesehatan terdapat 3 bentuk, yaitu:

1. Primary Health Care (Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama)

Pelayanan kesehatan ini dibutuhkan atau dilaksanakan pada masyarakat yang

memiliki masalah kesehatan yang ringan atau masyarakat sehat tetapi ingin mendapatkan

peningkatan kesehatan agar menjadi optimal dan sejahtera sehingga sifat pelayanan

kesehatan adalah pelayanan kesehatan dasar. Pelayanan kesehatan ini dapat dilaksanakan

oleh puskesmas atau balai kesehatan masyarakat dan lain-lain.

2. Secondary Helath Care (Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua)

Untuk pelayanan kesehatan ini diperlukan bagi masyarakat atau klien yang

membutuhkan perawatan dirumah sakit atau rawat inap dan tidak dilaksanakan di pelayanan

kesehatan utama. Pelayanan kesehatan ini dilaksanakan di rumah sakit yang tersedia tenaga

spesialis atau sejenisnya.

3. Tertiary Health Services (Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga)

Palayanan kesehatan ini merupakan tingkat pelayanan yang tertinggi dimana tingkat

pelayanan ini apabila tidak lagi dibutuhkan pelayanan pada tingkat pertama dan kedua. 

Biasanya pelayanan ini membutuhkan tenaga-tenaga yang ahli atau spesialis dan sebagai

rujukan utama seperti rumah sakit yang tipe A atau B.


10. Permenkes di Indonesia

Dengan memperhatikan kondisi dan situasi di Indonesi serta kebutuhan dewasa ini maka
diputuskan terdapat 6 (enam) subsistem dari SKN, yaitu (Perpres 72/2012 tentang SKN):
1) Subsistem upaya kesehatan.
2) Subsistem pembiayaan kesehatan
3) Subsistem sumberdaya manusia kesehatan.
4) Subsistem obat dan perbekalan kesehatan.
5) Subsistem pemberdayaan masyarakat.
6) Subsistem manajemen kesehatan.

Penyusunan SKN ini dimaksudkan untuk menyesuaikan SKN 2009 dengan berbagai perubahan
dan tantangan. Eksternal dan internal, agar dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam
pengelolaan kesehatan baik oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat termasuk
badan hukum, badan usaha, dan lembaga swasta. Tersusunnya SKN ini mempertegas makna
pembangunan kesehatan dalam rangka pemenuhan hak asasi manusia, memperjelas
penyelenggaraan pembangunan kesehatan sesuai dengan visi dan misi Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005- 2025 (RPJP-K), memantapkan kemitraan dan
kepemimpinan yang transformatif, melaksanakan pemerataan upaya kesehatan yang terjangkau
dan bermutu, meningkatkan investasi kesehatan untuk keberhasilan pembangunan nasional. SKN
ini merupakan dokumen kebijakan pengelolaan kesehatan
sebagai acuan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan (Perpres 72/2012 tentang SKN).
Adapun Landasan Sistem Kesehatan Nasional adalah sebagai berikut (Perpres 72/2012 tentang
SKN):
1) Landasan idiil yaitu Pancasila.
2) Landasan konstitusional, yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945:
a. Pasal 28A “Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan
hidup dan kehidupannya”,
b. Pasal 28B ayat (2) “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.”,
c. Pasal 28C ayat (1) “Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui
pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan
memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya,m
demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia”,
d. Pasal 28H ayat (1) “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat
serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”,
e. Pasal 28H ayat (3) “Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang
memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang
bermartabat”,
f. Pasal 34 ayat (2) “Negara mengembangkan system jaminan sosial bagi
seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu
sesuai dengan martabat kemanusiaan”,
g. Pasal 34 ayat (3) “Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak”.
Undang undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2019 tentang kesehatan
Pasal 52
(1) Pelayanan kesehatan terdiri atas: a.pelayanan kesehatan perseorangan; dan b.pelayanan
kesehatan masyarakat.
(2) Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan dengan
pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Pasal 53
(1) Pelayanan kesehatan perseorangan ditujukan untuk menyembuhkan penyakit dan
memulihkan kesehatan perseorangan dan keluarga.
(2) Pelayanan kesehatan masyarakat ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit suatu kelompok dan masyarakat.
(3) Pelaksanaan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
mendahulukan pertolongan keselamatan nyawa pasien dibanding kepentingan lainnya.
Pasal 54
(1) Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara bertanggung jawab, aman,
bermutu, serta merata dan nondiskriminatif.
(2) Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan
kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Pengawasan terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
Pasal 55
(1) Pemerintah wajib menetapkan standar mutu pelayanan kesehatan.
(2) Standar mutu pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk mengatur para petugas
kesehatan dan nonpetugas kesehatan guna meningkatkan kesehatan masyarakat melalui
program kesehatan.” Dengan kata lain manajemen kesehatan masyarakat adalah
penerapan manajemen umum Dalam bahasa inggris yaitu management dengan asal kata
to manage yang berarti mengatur. Di dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat
sehingga yang menjadi objek dan sasaran manajemen adalah sistem pelayanan kesehatan
masyarakat.
Manajemen pelayanan kesehatan adalah suatu proses atau keampuan dalam mengelola
jasa pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat mulai dari permintaan untuk
dilayani sampai pelayanan jasa dibidang kesehatan itu diterima oleh masyarakat untuk
digunakan. Oleh karena itu, dengan menilik semua teori yang telah kami sampaikan,
dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa manajemen pelayanan kesehatan harus berpihak
kepada masyarakat dengan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

http://rinodpk.blogspot.com/2013/11/51definisi-wewenang-menurut-para-ahli.htm
https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/4660/Bab%202.pdf?
sequence=10
https://wahyu410.wordpress.com/2010/11/07/wewenang-delegasi-sentralisasi-dan-desentralisasi/
http://kdk2stikesda.blogspot.com/2015/05/makalah-sistem-pelayanan-kesehatan.html
http://www.indonesian-publichealth.com/fungsi-manajemen-kesehatan/
http://aamaulana96.blogspot.com/2013/03/sistem-pelayanan-kesehatan.html
https://www.academia.edu/8755465/MANAJEMEN_KESEHATAN
http://eprints.ulm.ac.id/1149/1/Buku_Ajar_DD_Mankes_fix.pdf(
http://zangpriboemi.blogspot.com/2012/10/manajemen-pelayanan-kesehatan-makalah_2756.html

Anda mungkin juga menyukai