Anda di halaman 1dari 15

Infeksi Menular Seksual

Infeksi menular seksual (IMS) adalah infeksi atau penyakit yang salah satu cara
penularannya melalui hubungan seksual dengan pasangan yang sudah tertular. Hubungan
seks ini termasuk hubungan seks lewat liang senggama, lewat mulut (oral) atau lewat dubur
(anal).

IMS juga disebut penyakit kelamin atau penyakit kotor. Namun itu hanya menunjuk pada
penyakit yang ada di kelamin. Istilah Infeksi Menular Seksual lebih luas maknanya, karena
menunjuk pada cara penularannya. Tanda-tandanya tidak selalu ada di alat kelamin.
Tanda-tandanya juga ada di alat penglihatan, mulut, saluran pencernaan, hati,otak dan bagian
tubuh lainnya.

Mengapa kita perlu tahu tentang IMS ?

Kalau kita sudah pernah berhubungan seksual, maka kita dapat terkena IMS, walaupun
mungkin kita cuma pernah berhubungan seksual satu kali saja.Selain itu IMS sangat
berbahaya diantaranya:
- IMS membuat kita mandul
- IMS bisa merusak penglihatan, otak dan hati
- IMS bisa ditularkan pada bayi
- IMS bisa menyebabkan kita mudah tertular HIV
- IMS tertentu seperti HIV dan Hepatitis B, bisa menyebabkan kematian.

Gejala – gejala umum IMS


IMS seringkali tidak menampakkan gejala, terutama pada wanita. Namun ada pula IMS yang
menunjukkan gejala-gejala umum sebagai berikut :
 Keluarnya cairan dari vagina, penis atau dubur yang berbeda dari biasanya,
 Rasa perih, nyeri atau panas saat kencing atau setelah kencing, atau menjadi sering
kencing,
 Adanya luka terbuka, luka basah di sekitar kemaluan atau sekitar mulut (nyeri ataupun
tidak),
 Tumbuh seperti jengger ayam atau kutil di sekitar alat kelamin,
 Gatal-gatal di sekitar alat kelamin,
 Terjadi pembengkakan kelenjar limfa yang terdapat pada lipatan paha,
 Pada pria, kantung pelir menjadi bengkak dan nyeri,
 Pada wanita, sakit perut bagian bawah yang kambuhan (tetapi tidak ada hubungannya
dengan haid),
 Mengeluarkan darah setelah berhubungan seks, dan
 Secara umum merasa tidak enak badan atau demam.

Penularan Infeksi Menular Seksual (IMS)


Kita bisa terkena IMS melalui hubungan seks yang tidak aman. Yang dimaksudkan tidak aman
adalah :
 Hubungan seks lewat liang senggama tanpa kondom (zakar masuk ke vagina atau liang
senggama)
 Hubungan seks lewat dubur tanpa kondom (zakar masuk ke dubur)
 Seks oral (zakar dimasukkan ke mulut tanpa zakar ditutupi kondom)

Penularan IMS juga dapat terjadi dengan cara lain, yaitu :


Melalui darah :

 transfusi darah dengan darah yang sudah terinfeksi HIV,


 saling bertukar jarum suntik pada pemakaian narkoba,
 tertusuk jarum suntik yang tidak steril secara sengaja/tidak sengaja,
 menindik telinga atau tato dengan jarum yang tidak steril,
 penggunaan alat pisau cukur secara bersama-sama (khususnya jika terluka dan
menyisakan darah pada alat).
Dari ibu hamil kepada bayi :
- saat hamil,
- saat melahirkan,
- saat menyusui.

IMS tidak dapat dicegah dengan cara - cara sebagai berikut:


 Meminum minuman beralkohol seperti bir dan lain-lain.
 Meminum antibiotik seperti supertetra, penisilin dan lain-lain, sebelum atau sesudah
berhubungan seks, tidak ada satu obat pun yang ampuh untuk membunuh semua jenis
kuman

Infeksi menular seksual


IMS secara bersamaan (kita tidak tahu jenis IMS mana yang masuk ke tubuh kita). Semakin
sering meminum obat-obatan secara sembarangan malah akan semakin menyulitkan
penyembuhan IMS karena kumannya menjadi kebal atau resisten terhadap obat.
o Mendapatkan suntikan antibiotik secara teratur, pencegahan penyakit hanya dapat
dilakukan oleh antibodi di dalam tubuh kita.
o Memilih pasangan seks berdasarkan penampilan luar (misalnya, yang berkulit putih
bersih) atau berdasarkan usia (misalnya, yang masih muda), anak kecil pun dapat terkena
dan mengidap bibit IMS, karena penyakit tidak membeda-bedakan usia dan tidak
pandang bulu.
o Membersihkan/mencuci alat kelamin bagian luar (dengan cuka, air soda, alkohol, air
jahe,dll) dan bagian dalam (dengan odol, betadine atau jamu) segera setelah berhubungan
seks.

Cara Mencegah IMS


Cara mencegah IMS pada orang dewasa terutama adalah dengan tidak membiarkan darah
atau cairan kelamin orang lain masuk ke dalam tubuh kita. Bagaimana mungkin?
Pencegahan Penularan lewat seks :
Dengan ABCDE
 Abstaince (tidak melakukan hubungan seksual)
 Be faithful (setia pada pasangan)
 Condom (menggunakan kondom)
 Don’t inject (tidak menggunakan suntik)
 Education (pemberian edukasi yang tepat)

Pencegahan Penularan Cara Lainnya:

1) Mencegah masuknya transfusi darah tambahan yang belum diperiksa kebersihannya dari
IMS ke dalam tubuh kita.
2) Berhati-hati waktu menangani segala hal yang tercemar oleh darah segar.
3) Mencegah pemakaian alat-alat tembus kulit yang tidak suci hama atau tidak steril
terhadap diri kita. Misalnya Jarum suntik, alat tato, alat tindik dan sejenisnya yang bekas
dipakai orang lain. Jarum suntik yang abru biasanya masih dalam plastik dan dibuka
dihadapan kita.

Penanganan IMS yang Benar

1. Segera pergi ke dokter untuk diobati

Infeksi menular seksual


 Jangan mengobati IMS sendiri tanpa mengetahui penyakit apa yang menyerang kita
(jenis IMS sangat banyak dan ada kemungkinan terjadi komplikasi), dibutuhkan tes untuk
memastikan IMS yang diderita.
 Jangan minum obat sembarangan. Obat IMS berbeda-beda, tergantung jenis IMS yang
diderita
 Jangan pergi berobat ke dukun atau tukang obat. Hanya dokter yang tahu persis
kebutuhan obat untuk IMS yang diderita. Penggunaan herbal bisa dilakukan (sebaiknya)
jika ada yang mengawasi/penanggungjawab.
2. Ikuti saran dokter
Jangan menghentikan minum obat yang diberikan dokter meskipun sakit dan gejalanya sudah
hilang. Jika tidak diobati dengan tuntas (obat dikonsumsi sampai habis sesuai anjuran dokter) ,
maka kuman penyebab IMS akan kebal terhadap obat-obatan.

3. Jangan berhubungan seks selama dalam pengobatan IMS.


Hal ini berisiko menularkan IMS yang diderita kepada pasangan seks Anda.

4. Jangan hanya berobat sendiri saja tanpa melibatkan pasangan seks (khususnya
pasangan sah).
Pasangan seksual Anda juga harus diperiksa dan berobat ke dokter. Jika tidak, IMS yang
diderita akan ulang-alik dari kita ke pasangan kita, kemudian dari pasangan kita ke kita dan
seterusnya. Kedua belah pihak harus disembuhkan agar tidak saling menulari kembali.

Jenis IMS-ISR dan cara penularannya

Jenis infeksi Asal usul Cara penularan Contoh

Infeksi endogen Organisme yang Biasanya tidak ditularkan dari Infeksi jamur,
biasanya ditemukan seorang kepada orang lain, infeksi vagina
di vagina tetapi pertumbuhan yang yang disebabkan
berlebihan dapat mengarah oleh bakteri
timbulnya gejala-gejala (vaginosis
bakterial)

Infeksi yang Pasangan seks yang Hubungan seks dengan Gonore,


Ditularkan menderita IMS pasangannya yang sudah klamidiosis,
melalui hubungan
menderita IMS sifilis,
seks
chancroid,
trikomoniasis,
herpes genital,
HIV

Infeksi iatrogenik Di dalam tubuh atau Penyakit radang


dari luar tubuh Melalui prosedur medis atau
panggul (Pelvic
*Endogen (vagina) setelah pemeriksaan atau
Inflammatory
*IMS (serviks atau intervensi selama kehamilan,
Diseases/PID)
vagina) persalinan atau masa nifas.
setelah terjadi
*Pencemaran dari Infeksi mungkin terdorong
keguguran atau
luar masuk melalui serviks ke
prosedur trans-
saluran genital bagian atas dan
servikal. Juga
menyebabkan infeksi
banyak
serius pada rahim, tubafallopi
komplikasi
dan organ panggul lain.
infeksi yang
Jarum atau alat lain yang
berasal dari
terkontaminasi, misalnya sonde
kehamilan dan
uterus, dapat menyebarkan
masa nifas.
infeksi bila control terhadap
infeksi lemah

Cara pencegahan dan penanganan IMS-ISR


PENCEGAHAN

PENGOBATAN

Jenis IMS-ISR
Sindrom IMS-ISR Organisme Jenis Menular Dapat
seksual disembuh
kan
Ulkus Herpes genitalis Virus Herpes simplex Virus Ya Tidak
genital (HSV-2)

Sifilis Treponema pallidum Bakteri Ya Ya


Chancroid Haemophilus ducreyi Bakteri Ya Ya
Granuloma inguinale Klebsiella granulomatis Bakteri Ya Ya
(donovanosis)
Limfogranuloma Chlamydia trachomatis Bakteri Ya Ya
venereum

Duh/ Bakteri Ya/Tidak


Vaginosis bacterial Banyak jenis Ya/Tidak
Sekret Bakteri Ya
Gonore Neisseria gonorrhoeae Ya
Klamidiosis Chlamydia trachomatis Bakteri Ya Ya
Infeksi jamur Candida albicans Jamur Ya/Tidak Ya/Tidak
Trikomoniasis Trichomonas vaginalis Protozoa Ya Ya

Lainnya
Genital warts (kutil Human Papilloma Virus Virus Ya Tidak
genital) (HPV) Virus Ya Tidak
Infeksi HIV Human
Immunodefficiency
Virus (HIV)

1. Gonore (kencing nanah)


Penyebab : Neisseria gonorrhoeae
Masa inkubasi : Pria 2-5 hari; Wanita sulit diketahui oleh karena sering asimtomatik
Gejala klinis :
 Pria duh tubuh uretra, kental, putih kekuningan atau kuning, kadang-kadang mukoid atau
mukopurulen; eritema dan atau edema pada meatus
 Wanita seringkali asimtomatik, bila ada duh tubuh serviks purulen atau mukopurulen,
kadang kadang disertai eksudat purulen dari uretra atau kelenjar Bartholin.
Komplikasi :
 Pria epididimitis, orkitis => infertilitas
 Wanita adneksitis, salpingitis => kehamilan ektopik, infertilitas Striktur uretra,
konjungtivitas, meningitis, endokarditis.
Pencegahan : Tidak berhubungan intim, setia pada pasangan dan menggunakan kondom
Pengobatan :
Pilih salah satu urutan obat berikut :
 Siprofloksasin 500 mg, oral, dosis tunggal
 Tiamfenikol 3,5 g, per oral, dosis tunggal
 Seftriakson 250 mg, injeksi intramuskular, dosis tunggal
 Kanamisin 2 g, injeksi intramuskular, dosis tunggal
 Sefiksim 400 mg, dosis tunggal
 Levofloksasin 250 mg, dosis tunggal
 Ofloksasin 400 mg, oral, dosis tunggal

2. Infeksi genital non-spesifik (chlamydia)


Penyebab : Chlamydia trachomatis
Masa inkubasi :
 Pria 1-3 minggu atau lebih lama;
 Wanita sulit diketahui, mungkin 1-4 minggu
Gejala klinis :
 Pria duh tubuh uretra, serosa atau seropurulen, kadang-kadang purulen, dapat disertai
eritema meatus
 Wanita duh tubuh serviks seropurulen, ektopia serviks, serviks mudah berdarah
Komplikasi :
 Pria epididimitis => infertilitas
 Wanita adneksitis => kehamilan ektopik, infertilitas
Pencegahan : Tidak berhubungan intim, setia pada pasangan, menggunakan kondom dan hindari
faktor pencetus
Pengobatan (pilih salah satu) :
 Doksisiklin 2 x 100 mg, oral, 7 hari*
 Azitromisin 1 gram, oral, dosis tunggal
 Tetrasiklin 4 x 500 mg, oral, 7 hari*
 Eritromisin 4 x 500 mg, oral, 7 hari
*) Tidak boleh diberikan pada ibu hamil dan ibu menyusui

3. Herpes genital

Penyebab : Virus Herpes Simplex


Masa inkubasi : Biasanya 2-10 hari, dapat sampai 3 minggu
Gejala klinis :
 diawali dengan papul – vesikel – ulkus/erosi multipel berkelompok, di atas dasar
eritematosa, sangat nyeri, nyeri dan edema di inguinal, limfadenopati bilateral, dan
kenyal, disertai gejala sistemik
 umumnya lesi tidak sebanyak seperti pada lesi primer, dan keluhan tidak seberat lesi
primer, timbul bila ada faktor pencetus
Komplikasi : Ditumpangi oleh infeksi bakteri lain
Pencegahan : Tidak berhubungan intim, setia pada pasangan, menggunakan kondom, dan
hindari faktor pencetus
Pengobatan (Pilih salah satu) :
 Asiklovir 5 x 200 mg, oral 7 hari
 Valasiklovir 2 x 500 mg, oral 7 hari
 Krim asiklovir pada lesi yang ringan
 Asiklovir 5 x 200 mg, oral 5 hari
 Valasiklovir 2 x 500 mg, oral, 5 hari

4. Sifilis (Raja Singa)


 Luka atau koreng, jumlah biasanya satu, bulat atau lonjong, dasar bersih, teraba kenyal
sampai keras, tidak ada rasa nyeri pada penekanan.
 Kelenjar getah bening di lipat paha bagian dalam membesar, kenyal, juga tidak nyeri
pada penekanan
Pencegahan : Tidak berhubungan intim, setia pada pasangan, menggunakan kondom

5. Ulkus mole
Penyebab : Haemophillus ducreyi
Masa inkubasi : 2 – 10 hari
Gejala klinis :
 Ulkus multipel, bentuk tidak teratur, dasar kotor, tepi bergaung, sekitar ulkus eritema dan
edema, sangat nyeri.
 Kelenjar getah bening inguinal bilateral atau unilateral membesar, nyeri, dengan eritema
di atasnya, seringkali disertai ditandai fluktuasi, biasanya tidak disertai gejala sistemik
Komplikasi : Luka terinfeksi dan menyebabkan nekrosis jaringan
Pencegahan : Tidak berhubungan intim, setia pada pasangan, menggunakan kondom
Pengobatan (Pilih salah satu) :
 Siprofloksasin 500 mg, oral, dosis tunggal
 Ofloksasin 400 mg, oral, dosis tunggal
 Azitromisin, 1 gram, oral, dosis tunggal,
 Eritromisin, 4 x 500 mg, oral, 7 hari
 Seftriakson, 250 mg, injeksi IM, dosis tunggal
 Trimetoprim-sulfametoksasol 2 x 80 mg - 400 mg, oral, 7 hari

6. Limfogranuloma venereum
Penyebab : Chlamydia trachomatis
Masa inkubasi : 3 – 20 hari
Gejala klinis : Terdapat beberapa stadium
 Afek primer : jarang terlihat
 Sindrom inguinal : pembesaran kelenjar getah bening inguinal medial dengan tanda
radang akut
Komplikasi : Elefantiasis genital atau sindroma anorektal
Pencegahan : Tidak berhubungan intim, setia pada pasangan, menggunakan kondom
Pengobatan (Pilih salah satu):
 Tetrasiklin 4 x 500 mg/hari, oral, 14 hari
 Eritromisin 4 x 500 mg/hari, oral, 14 hari
 Doksisiklin 2 x 100 mg/hari, oral, 14 hari
 Trimetoprim-sulfametoksasol 2 x 80 - 400 mg/hari, oral, 14 hari

7. Trikomoniasis
Penyebab : Trichomonas vaginalis
Masa inkubasi : Beberapa hari sampai 4 minggu
Gejala klinis : Duh tubuh vagina banyak, kuning-kehijauan, kadang-kadang berbusa,
mukosa vagina eritema, berbau seperti ikan busuk, dapat disertai gatal pada vulva.
pH vagina > 5,0
Komplikasi : Pada wanita hamil dapat menyebabkan partus prematur, bayi berat badan
lahir rendah
Pencegahan :
 Jaga kebersihan alat kelamin
 Tidak berhubungan intim, setia pada pasangan, menggunakan kondom
Pengobatan (Pilih salah satu):
• Metronidazol 2 g, dosis tunggal
• Metronidazol 2 x 50 mg/hari, oral, 7 hari

8. Kondiloma akuminata (kutil kelamin)


Gejala klinis : Bintil-bintil menonjol berbentuk seperti kutil terutama pada daerah yang lembab.
Pada wanita dapat menimbulkan kanker mulut rahim
Pencegahan :Jaga kebersihan alat kelamin, tidak berhubunganintim, setia pada pasangan dan
menggunakan kondom.

9. Vaginosis bakterial
Penyebab : Gardnerella vaginalis dan bakteri anaerob
Masa inkubasi : Beberapa hari sampai 4 minggu
Gejala klinis :
 Vagina berbau amis terutama setelah senggama, duh tubuh vagina tidak terlalu banyak,
homogen, putih keabu-abuan, melekat pada dinding vagina, tidak ada tanda inflamasi.
 PH vagina >4,7; tes amin (+)
Komplikasi : Pada wanita hamil dapat menyebabkan ketuban pecah dini, kelahiran
prematur, bayi berat badan lahir rendah
Pencegahan : Jaga kebersihan alat kelamin
Pengobatan (Pilih salah satu):
 Metronidazol 2 g, dosis tunggal
 Metronidazol 2 x 500 mg/hari, oral, 7 hari
 Klindamisin 2 x 300 mg/hari, oral, 7 hari

10.Kandidosis vaginalis
Penyebab : Candida albicans
Gejala klinis : Gatal pada vulva, peradangan pada mulut vagina dan labia disertai bengkak atau
fisura, duh tubuh vagina bergumpal, putih, kadang-kadang dapat kental, atau
kekuningan pH vagina < 4,5
Komplikasi : Kulit sekitar vulva lecet
Pencegahan : Jaga kebersihan alat kelamin
Pengobatan (Pilih salah satu) :
 Klotrimazol 500 mg tablet vagina, dosis tunggal, intravagina, sebelum tidur
 Nystatin 1 x 100.000 unit, tablet vagina, 2 minggu
 Mikonazol atau klotrmazol tablet vagina, sebelum tidur, 3 hari berturut-turut
 Flukonazol 150 mg, oral, dosis tunggal
 Ketokonazol 2 x 200 mg, oral, 5 hari

11.Pembesaran skrotum
Penyebab : Infeksi Gonore atau Chlamydia yang tidak diobati/berkelanjutan
Masa inkubasi : Tidak jelas, biasanya setelah infeksi uretra oleh Chlamydia atau gonokokus
Gejala klinis : Testis dan atau epididimis membesar, nyeri, umumnya unilateral, kadang-kadang
disertai kemerahan pada skrotum. Seringkali disertai tanda-tanda uretritis
Komplikasi : Infertilitas

12.Konjungtivitis gonore
Gejala klinis : Mata sembab, kemerahan, uni/bilateral dengan adanya duh tubuh mata yang
bernanah/purulen
Komplikasi : Kebutaan
Pengobatan :
Untuk ibu :
 Kanamisin 2 gr, IM, dosis tunggal atau
 Spektinomisin 2 gr, IM, dosis tunggal
Pilihan pengobatan lain :
 Seftriakson, 250 mg, IM, dosis tunggal ATAU
 Sefiksim, 400 mg per oral, dosis tunggal
Untuk bayi :
 Seftriakson, 1 g per oral, dosis tunggal ATAU
 Kanamisin, 25 mg/kgbb, IM, dosis tunggal (maks 75 mg) atau
 Spektinomisin, 25 mg/kgbb, IM, dosis tunggal (maks. 75 mg)

13.Konjungtivitis klamidiosis
Gejala klinis : Mata sembab, kemerahan, uni/bilateral dengan adanya duh tubuh mata
dengan nanah yang tidak terlalu banyak
Komplikasi : Kebutaan
Pengobatan:
Untuk ibu :
 Azithromisin, 1 gr per oral, dosis tunggal ATAU
 Eritromisin, 500 gr, per oral, 4 kali sehari selama 7 hari
Pilihan pengobatan lain :
 Amoksisilin 3 x 500 mg, per oral, selama 7 hari
Untuk bayi :
 Sirop Eritromisin basa, 50 mg/kgbb/hari, per oral, 4 kali sehari

Anda mungkin juga menyukai