(PELVIC INFLAMMATORY
DISEASE – PID)
BD.FARIDA UMAMY, SST.,M.KM
A.
Pengertian
Penyakit Radang Panggul (Pelvic
Inflammatory Disease - PID) adalah
infeksi pada alat genital atas. Proses
penyakitnya dapat meliputi
endometrium, tubafalopii, ovarium,
miometrium, parametria, dan
peritonium panggul. PID adalah
infeksi yang paling penting dan
merupakan komplikasi infeksi menular
seksual yang paling biasa
(Sarwono,2011; h.227)
B.
Penyebab
Peradangan biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, dimana bakteri masuk
melalaui vagina dan bergerak ke rahim lalu ke tuba fallopi. Sekitar 90 – 95
% kasus PID disebabkan oleh bakteri yang juga menyebabkan terjadinya
penyakit menular seksual (misalnya klamidia, gonore, mikoplasma,
staphylococus, strepococus). Infeksi ini jarang terjadi sebelum menstruasi
pertama setelasi menopause maupun selama kehamilan.
B.
Penularan
Hubungan seksual
e.
pengobatan secara bersamaan dan selama menjalani
pengobatan jika melakukan hubugan seksual, pasangan
penderita sebaiknya menggunakan kondom.
ENDOMETRITIS
BAGIAN 1.
2. RADANG TUBAFALLOPI
BAGIAN
penyakit
3. MYOMETRITIS
peradangan 4. PARAMETRITIS
panggul 5. PERITONEUM
ENDOMETRITIS
Endometritis adalah suatu peradangan pada
endometrium yang biasanya disebabkan
oleh infeksi bakteri pada jaringan. Terdapat
berbagai tipe endometritis, yaitu :
1. endometritis post partum (radang dinding
rahim sesudah melahirkan),
2. endometritis sinsitial (peradangan
dinding rahim akibat tumor jinak disertai
sel sintitial dan trofoblas yang banyak),
3. endometritis tuberkulosa (peradangan
pada dinding rahim endometrium dan
tuba fallopi, biasanya akibat
Mycobacterium tuberculosis.
Penatalaksanaan pada
endometritis
Pemberian antibotika dan drainase:yang memadai : Pojok sasaran terapi. Evaluasi klinis
dari organisme yang terlihat pada pewarnaan gram, seperti juga pengetahuan bakteri yang
diisolasi dari infeksi serupa sebelumnya, memberikan petunjuk untuk terapi antibiotik.
Penggantian darah : untuk anemia berat dengan post abortus atau post partum.
Tirah baring dan analgesia : terapi pendukung yang banyak manfaatnya.
Tindakan bedah : endometritis post partum sering disertai dengan jaringan plasenta yang
tertahan atau obstruksi serviks. Drainase lokia yang memadai sangat penting. Jaringan
plasenta yang tertinggal dikeluarkan dengan kuretase perlahan-lahan dan hati-hati.
Histerektomi dan salpingo – oofaringektomi bilateral mungkin ditemukan bila klostridia
telah meluas melampaui endometrium dan ditemukan bukti adanya sepsis sistemik
klostridia (syok, hemolisis, gagal ginjal).
Endometritis akut
Pada endometritis akut endometrium mengalami endema
dan hiperemi terutama terjadi pada post partum dan post
abortus.
Penyebab :
a) Infeksi gonorhoe dan infeksi pada abortus dan partus
b)Tindakan yang dilakukan di dalam uterus seperti
pemasangan IUD, kuretase
Penatalaksanaan
Dalam pengobatan endometritis akut yang paling penting adalah berusaha
mencegah agar infeksi tidak menjalar.
Adapun pengobatannya adalah:
a) Uterotonik
b) Istirahat, letak fowler
c) Antibiotik
Gejala-gejala :
d) Demam
e) Lochia berbau
f) Lochia lama berdarah bahkan metrorhagia
g)Tidak menimbulkan nyeri jika radang tidak menjalar ke parametrium
atau perimetrium
h) Infertilitas
Endometritis Kronik
Endometritis tidak sering ditemukan. Pada pemeriksaan
microscopic ditemukan banyak sel-sel plasma dan limfosit.
Biasa nyamengikuti gejala akut. Infeksi terjadi ringan, dalam
waktu yang panjang dan tidak menunjukan banyak tanda
dan gejala.
Pengobatannya tergantung pada endometritis kronika
penyebabnya, ditemukan :
a. Pada tuberculosis
b. Pada sisa-sisa abortus atau partus yang tertinggal
c. Terdapat corpus alineum di cavum uteri
d. Pada polip uterus dengan infeksi
e. Pada tumor ganas uterus
f. Pada salpingo ooforitis dan selulitis pelvic