Anda di halaman 1dari 4

INFEKSI SALURAN REPRODUKSI (ISR), TERMASUK PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DAN HIV/AIDS

PENGERTIAN:

Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) merupakan suatu infeksi yang menyerang organ genital seseorang
dan dapat dialami pria maupun wanita. Terdapat tiga jenis infeksi saluran reproduksi, yaitu:

 Infeksi menular seksual, seperti chlamydia, gonore, dan HIV/AIDS.

 Infeksi endogenus, yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari organisme yang dalam
kondisi normal terdapat di saluran reproduksi. Contoh dari kondisi ini adalah vaginosis
bakteri dan kandidiasis vulvovaginal.

 Infeksi iatrogenik, yang disebabkan oleh kesalahan pada prosedur medis, seperti aborsi yang
tidak sesuai atau proses melahirkan yang tidak dilakukan dengan tepat.

Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual.
Penyakit ini menular melalui darah, sperma, cairan vagina, atau cairan tubuh lainnya. Penyakit yang
biasa disebut penyakit kelamin ini biasa ditularkan saat berhubungan seksual.

HIV dan AIDS adalah penyakit yang merusak sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, penderita akan
lebih rentan terkena beragam gangguan medis lain. Meski begitu, kedua penyakit ini sebenarnya
memiliki perbedaan. Human immunodeficiency virus (HIV) adalah virus yang merusak sistem
kekebalan tubuh dan sel CD4. Semakin kuat virus dalam menghancurkan sel CD4, penderita akan
berisiko lebih tinggi untuk terkena berbagai jenis infeksi maupun kanker.
Sedangkan, acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) adalah kondisi infeksi HIV pada stadium
akhir. Penderita akan mengalami berbagai infeksi oportunistik akibat penurunan daya tahan tubuh
akibat HIV.

MACAM- MACAM PMS

1. Sifilis
Sifilis atau raja singa adalah jenis PMS yang umum diderita laki-laki maupun perempuan.
Penyakit yang disebabkan oleh penularan virus Treponema pallidum ini memiliki gejala
berbeda-beda tergantung tahapan perkembangan penyakitnya. Tanda yang paling mudah
dikenali adalah muncul luka atau ruam di area kelamin (luar maupun dalam). Penyebab sifilis
bisa karena hubungan seks yang tidak aman, berbagi alat mandi dan makan dengan
penderita, atau memakai toilet bersama.
2. Klamidia
PMS yang satu ini disebabkan oleh virus Chlamydia trachomatis (C. trachomatis) dan hanya
diidap oleh wanita. Secara general gejala klamidia tidak begitu jelas, namun biasanya
penderita akan mengalami keluhan seperti:
 Nyeri perut bagian bawah
 Nyeri panggul
 Perubahan cairan vagina
 Peradangan saluran kemih (Cystitis)
 Sakit saat berhubungan intim
 Perdarahan di luar menstruasi
3. Herpes Genital
Penyakit Menular Seksual yang satu ini juga cukup umum terjadi, dan muncul karena virus
herpes simplex (HSV) yang bisa menular dari kegiatan seks oral, vaginal, maupun anal.
Adapun gejala yang sering muncul beragam, misalnya:
 Demam
 Lecet dan kudis pada mulut rahim
 Keputihan tidak wajar
 Luka di area mulut
 Lepuhan merah (seperti luka herpes) di area genital, rektum, paha, atau bokong
4. HPV
Seperti namanya, penyakit yang satu ini memang disebabkan oleh Human Papillomavirus.
Infeksi HPV tidak hanya menyebabkan timbulnya kutil kelamin. Pada kasus yang sudah
parah, virus ini akan menyebar lebih luas dan memicu pertumbuhan kanker serviks. HPV bisa
menular melalui aktivitas seks oral, anal, maupun vaginal. Ibu hamil dengan HPV juga
berisiko melahirkan bayi dengan kondisi yang sama. Pencegahan terbaik adalah lewat
vaksinasi.
5. Gonorea
Sebagian orang Indonesia menyebut PMS yang satu ini dengan tepukan atau tetesan.
Gonorea adalah jenis infeksi yang menyerang selaput lendir, seperti vagina, penis, mulut,
rektum, maupun mata. Oleh karena itu, penularan gonorea bisa terjadi melalui berbagai
kontak seksual (tidak melulu lewat penetrasi).
Gejala gonorea pada pria dan wanita berbeda.
 Pria biasanya akan mengalami keluhan seperti sensasi terbakar saat buang air kecil,
pembengkakan disertai nyeri pada testis, serta keluarnya cairan berwarna dari penis.
 Adapun pada wanita gejalanya berupa perdarahan usai berhubungan seks,
pembengkakan vulva, mata merah, nyeri panggul, serta rasa terbakar saat pipis.
6. Trikomoniasis
Penyakt menular seksual ini disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis. Penyakit
trikomoniasis bisa menimbulkan keputihan pada wanita atau malah tidak menimbulkan
gejala, sehingga sering kali seseorang secara tidak sadar menularkan penyakit ini ke
pasangan seksualnya.
7. Hepatitis B dan hepatitis C
Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis, dan dapat mengakibatkan gangguan hati kronis
hingga kanker hati. Virus ini ditemukan dalam darah atau cairan tubuh penderita. Selain
melalui hubungan seksual, virus ini bisa menular melalui jarum suntik yang dipakai bersama
dan transplantasi organ.
8. Tinea cruris
Infeksi menular seksual yang disebabkan oleh jamur ini menyerang kulit di sekitar alat
kelamin, paha bagian dalam, dan bokong. Tinea cruris ditandai dengan ruam merah yang
terasa gatal pada kulit yang terinfeksi. Penularannya adalah melalui kontak langsung dengan
penderita atau menyentuh benda yang telah terinfeksi.
9. Candidiasis
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Candida. Candidiasis ditandai dengan ruam atau lepuhan
yang muncul pada kulit, terutama area lipatan kulit. Sama seperti infeksi menular seksual
lainnya, penularan penyakit ini dapat terjadi melalui hubungan seksual dengan penderita.
10. Granuloma inguinale
Granuloma inguinale atau donovanosis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan
oleh infeksi bakteri Klebsiella granulomatis.  Kondisi ini ditandai dengan munculnya benjolan
dan luka di selangkangan, penis, anus, atau di skrotum.

Pencegahan HIV/AIDS

Pencegahan melalui perilaku seksual:

• Absen hubungan seksual - tidak melakukan hubungan seksual. Pencegahan ini terutama bagi
mereka yang belum pernah berhubungan seks atau belum menikah. Pesan inti dari pencegahan tipe
A ini yaitu agar perilaku tersebut dipertahankan selama mungkin sampai menemukan pasangan
tetap atau menikah.
• Berlaku saling setia - hanya melakukan hubungan seksual dengan satu orang dan saling setia.
Sekalipun kita sudah pernah berhubungan seks, jika kita hanya berhubungan seks dengan orang
yang juga hanya berhubungan seks dengan kita, maka HIV bisa dicegah. Tentu saja dengan catatan,
baik kita atau pasangan tidak melakukan perilaku lain yang juga dapat menularkan HIV seperti:
memakai narkoba suntik atau menerima transfusi darah yang sudah tercemar HIV.
• Cegah dengan kondom - apabila salah satu pasangan sudah terkena HIV atau tidak dapat saling
setia, gunakan kondom. Hal ini juga berlaku jika kita atau pasangan melakukan perilaku berisiko lain
seperti memakai narkoba suntik. Kondom merupakan alat berbahan dasar latex yang berfungsi
mencegah kehamilan dan penularan IMS serta HIV.

Pencegahan melalui darah:


• Pastikan hanya menerima transfusi darah yang tidak mengandung HIV.
• Orang yang terkena HIV sangat disarankan tidak menjadi pendonor darah maupun organ tubuh.
•hanya menggunakan alat-alat yang menusuk kulit (jarum suntik, jarum tattoo, dan lain sebagainya)
yang masih baru atau sudah disterilkan. Pastikan kita melihat bahwa alat-alat tersebut masih baru
atau sudah disterilkan.
Pencegahan melalui ibu ke bayi:

•bagi perempuan yang positif HIV, supaya mempertimbangkan lagi untuk hamil.
•bagi ODHA yang hamil, hubungi layanan PPTCT di rumah sakit terdekat.

PPTCT (Prevention from Parent to Child Transmission) merupakan pelayanan yang dikhususkan
kepada ibu yang terinfeksi HIV.

Faktor-faktor risiko penularan HIV/AIDS

a. Faktor risiko perilaku, yaitu perilaku seksual yang berisiko terhadap penularan HIV/AIDS, yang
meliputi partner hubungan seks lebih dari 1, seks anal, pemakaian kondom.
b. Faktor risiko parenteral, yaitu faktor risiko penularan HIV/AIDS yang berkaitan dengan pemberian
cairan ke dalam tubuh melalui pembuluh darah vena. Faktor ini meliputi riwayat transfusi darah,
pemakaian narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) secara suntik (injecting drug users).
c. Faktor risiko infeksi menular seksual (IMS), yaitu riwayat penyakit infeksi bakteri atau virus yang
ditularkan melalui hubungan seksual yang pernah diderita responden, seperti sifilis, condiloma
acuminata, dan gonorrhoea.
Cara penularan HIV/AIDS

•Melalui hubungan seksual secara anal, maupun vaginal dengan seseorang yang mengidap HIV baik
dengan lawan jenis (heteroseksual) atau sesama jenis (homoseksual).

•Melalui tranfusi darah dan transplantasi organ yang tercemar HIV. Transfusi darah yang tercemar
HIV langsung menularkan HIV bagi penerima darah karena virus langsung masuk ke dalam sistem
peredaran darah penerima.

• Melalui alat/jarum suntik atau alat tusuk lainnya (akupuntur, tindik, tatto) yang tercemar oleh HIV.
Oleh sebab itu pemakaian jarum suntik bersama oleh para pecandu narkotika akan mempermudah
penularan HIV di antara mereka bila salah satu di antara mereka merupakan pengidap HIV.

•Pemindahan dari ibu hamil yang mengidap HIV kepada janin yang dikandungnya, melalui proses
persalinan dan melalui pemberian ASI.

Anda mungkin juga menyukai