Anda di halaman 1dari 14

KLIPING

Berbagai macam penyakit pada sistem reproduksi manusia


Di
B
U
A
T
Oleh

Nama : Amila Nurhalimah


Kelas : IX B
No Absen : 03

SMP NEGERI 1 TEMPURAN


TAHUN AJARAN 2021/2022

1). PENYAKIT CHLAMYDIA


Chlamydia adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Chlamydia yang
tidak segera diobati dapat meningkatkan risiko kemandulan, terutama pada wanita.
Penyakit ini dapat terjadi pada pria maupun wanita. Pada pria, chlamydia dapat menyerang saluran
dalam penis (uretra). Sedangkan pada wanita, chlamydia dapat terjadi di organ panggul.

 PENYEBAB CHLAMYDIA
Chlamydia disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis, yang menyebar melalui cairan
pada organ kelamin. Seseorang dapat tertular penyakit ini bila berhubungan seksual dengan
penderita, terutama bila tidak menggunakan kondom.

Selain hubungan seksual melalui vagina, chlamydia juga dapat menular melalui hubungan
seksual secara oral atau anal, yang bisa menyebabkan chlamydia pada dubur maupun
tenggorokan.

 PENCEGAHAN CHLAMYDIA
Pencegahan chlamydia dapat dilakukan dengan tidak bergonta-ganti pasangan seksual,
menggunakan kondom dengan benar saat berhubungan seksual, serta rutin mengikuti tes
skrining chlamydia.

Penderita chlamydia perlu menghindari hubungan seksual sampai diizinkan oleh dokter,
untuk menghindari penularan penyakit ke pasangannya.

 PENGOBATAN CHLAMYDIA
Chlamydia dapat diobati dengan antibiotik, seperti azithromycin atau doxycycline. Penderita
chlamydia perlu minum antibiotik selama 7 hari, atau cukup minum antibiotik dosis tunggal,
sesuai anjuran dokter. Penderita chlamydia tidak boleh melakukan hubungan seksual sampai
7 hari setelah pengobatan selesai.

2). PENYAKIT GONORE (KENCING NANAH)

Kencing nanah atau gonore adalah salah satu penyakit menular seksual. Pada pria, gonore akan
menimbulkan gejala berupa keluarnya nanah dari penis. Selain itu, penderita gonore akan
merasakan perih saat buang air kecil.
Berbeda dengan gonore pada pria, jika terjadi pada wanita gonore bisa tidak menimbulkan gejala.
Penyakit gonore dapat sembuh dalam beberapa hari, jika diberikan pengobatan yang tepat dan
segera.

 PENYEBAB GONORE
Penyebab gonore adalah infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri ini paling sering
menular melalui hubungan intim, termasuk seks oral dan seks anal. Seseorang lebih mudah
terkena gonore apabila sering bergonta-ganti pasangan seks atau bekerja sebagai pekerja
seks.

 PENCEGAHAN GONORE
Penyakit ini menular melalui hubungan intim, termasuk seks oral atau anal. Oleh karena itu,
cara pencegahan penyakit ini adalah melakukan hubungan intim yang aman, yaitu dengan
menggunakan kondom, baik kondom pria maupun wanita, atau tidak bergonta-ganti
pasangan.

 PENGOBATAN GONORE
Pengobatan utama untuk penyakit gonore adalah pemberian antibiotik, karena penyakit ini
disebabkan oleh infeksi bakteri. Perlu diingat bahwa tidak hanya penderita saja yang perlu
diobati, tetapi pasangan seksual dari penderita juga perlu diobati, karena kemungkinan besar
juga menderita gonore. Setelah sembuh dari gonore, tidak tertutup kemungkinan seseorang
bisa terkena gonore lagi.

3). PENYAKIT TRIKOMONIASIS


Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit Trichomonas
vaginalis. Trikomoniasis dapat dicegah dengan perilaku seksual yang aman, yaitu tidak bergonta-
ganti pasangan seksual dan menggunakan kondom.

 PENYEBAB TRIKOMONIASIS
Trikomoniasis disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis, yang menyebar melalui
hubungan seksual. Parasit ini juga bisa menular lewat berbagi pakai alat bantu seks yang
tidak dibersihkan terlebih dahulu.

 PENCEGAHAN TRIKOMONIASIS
Guna mengurangi risiko terinfeksi trikomoniasis dan penyakit menular seksual lainnya,
lakukanlah beberapa langkah di bawah ini:
 Tidak bergonta-ganti pasangan seksual.
 Menggunakan kondom saat berhubungan intim.

Tidak berbagi pakai alat bantu seks, dan membersihkannya setiap selesai digunakan.

 PENGOBATAN TRIKOMONIASIS
Untuk mengobati trikomoniasis, dokter akan meresepkan metronidazole. Obat dapat diminum
sebagai dosis tunggal dan besar, atau dikonsumsi 2 kali sehari, selama 5-7 hari, dengan
dosis yang lebih kecil.

Selama masa pengobatan, pasien dilarang berhubungan seksual sampai dinyatakan sembuh
oleh dokter. Pasien juga harus menghindari konsumsi minuman beralkohol 24 jam setelah
mengonsumsi metronidazole, karena bisa menyebabkan mual dan muntah.

Trikomoniasis biasanya sembuh dalam tujuh hari. Meski demikian, penderita perlu periksa
kembali ke dokter dalam 3 minggu hingga 3 bulan setelah pengobatan, untuk memastikan
dirinya tidak terinfeksi kembali.

4). PENYAKIT HERPES GENITAL (HERPES SIMPLEKS (HSV))


Herpes kelamin atau herpes genital adalah penyakit menular seksual pada pria dan wanita, yang
menyebabkan luka melepuh di area kelamin. Namun, penderita herpes genital juga bisa tanpa gejala.

 PENYEBAB HERPES GENITAL


Virus herpes simpleks (HSV) adalah penyebab dari penyakit herpes genital atau herpes
kelamin. Penyebaran HSV paling sering terjadi melalui hubungan seksual dengan orang yang
terinfeksi virus ini. Selain itu, herpes genital dari ibu hamil juga dapat ditularkan kepada bayi
yang dikandungnya.
 PENCEGAHAN HERPES GENITAL
Upaya untuk mencegah penularan herpes genital adalah senantiasa melakukan hubungan
seksual yang aman dengan tidak bergonta-ganti pasangan. Jika pernah mengalami herpes
genital, sebaiknya bicarakan kondisi ini kepada pasangan dan sarankan pasangan untuk
melakukan pemeriksaan agar dapat segera diobati jika tertular.

 PENGOBATAN HERPES GENITAL


Penderita herpes genital perlu diberikan obat antivirus. Obat antivirus ini bermanfaat untuk
memperpendek durasi kemunculan gejala dan mencegah penularan penyakit kepada orang
lain. Namun, obat antivirus tidak bertujuan untuk menghilangkan virus herpes dari dalam
tubuh, karena sampai saat ini, belum ada obat yang dapat membunuh virus herpes.

5). PENYAKIT HUMAN PAPILLOMAVIRUS (HPV)


Human papillomavirus atau HPV adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi di permukaan
kulit, serta berpotensi menyebabkan kanker serviks. Infeksi virus ini ditandai dengan tumbuhnya kutil
pada kulit di berbagai area tubuh, seperti lengan, tungkai, mulut, serta area kelamin.

 PENYEBAB HUMAN PAPILLOMAVIRUS


Virus HPV hidup dalam sel permukaan kulit yang masuk melalui luka di kulit. Penyebaran
infeksi HPV dapat terjadi melalui kontak langsung dengan kulit penderita.
Sebagian besar virus HPV menimbulkan kutil pada bagian tubuh, sedangkan sebagian kecil
lainnya dapat memasuki tubuh melalui hubungan seksual. Ibu hamil juga dapat menularkan
virus ini pada bayinya saat persalinan.
Ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko infeksi virus HPV, yaitu:
 Sering berganti pasangan seksual.
 Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
 Memiliki luka terbuka pada kulit.
 Menderita penyakit menular seksual, seperti gonore atau chlamydia.
 Melakukan hubungan seksual melalui anal.
 PENCEGAHAN HUMAN PAPILLOMAVIRUS
Langkah utama untuk mencegah infeksi HPV adalah melakukan vaksinasi HPV. Vaksin
tersebut bertujuan untuk mencegah infeksi HPV yang berisiko menimbulkan kanker serviks.
Usia yang dianjurkan untuk mendapat vaksin HPV atau vaksin kanker serviks adalah 9-26
tahun. Berikut ini adalah anjuran dalam vaksinasi HPV:
 Perempuan berusia di bawah 15 tahun dianjurkan untuk menjalani 2 kali vaksinasi
HPV, dengan selang waktu 6 bulan.
 Perempuan di atas 15 tahun diajurkan untuk menjalani 3 kali vaksinasi HPV, dengan
jarak waktu 2 bulan antara vaksinasi pertama dan kedua, serta 6 bulan antara
vaksinasi kedua dan ketiga

 PENGOBATAN HUMAN PAPILLOMAVIRUS


Sebagian besar kasus HPV dapat hilang dengan sendirinya tanpa diobati. Namun bagi yang
telah terdiagnosis mengalami infeksi HPV, terutama wanita yang mengalami kutil kelamin,
dokter kandungan akan menganjurkan penderita untuk melakukan tes kembali dalam waktu 1
tahun.

6). PENYAKIT HIV


HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan
menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Jika makin banyak sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh akan
makin melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit.

 PENYEBAB HIV
Penyakit HIV disebabkan oleh human immunodeficiency virus atau HIV, sesuai dengan nama
penyakitnya. Bila tidak diobati, HIV dapat makin memburuk dan berkembang menjadi AIDS.
Penularan HIV dapat terjadi melalui hubungan seks vaginal atau anal, penggunaan jarum
suntik, dan transfusi darah. Meskipun jarang, HIV juga dapat menular dari ibu ke anak selama
masa kehamilan, melahirkan, dan menyusui.

 PENCEGAHAN HIV
Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari dan meminimalkan
penularan HIV:
 Tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah
 Tidak berganti-ganti pasangan seksual
 Menggunakan kondom saat berhubungan seksual
 Menghindari penggunaan narkoba, terutama jenis suntik
 Mendapatkan informasi yang benar terkait HIV, cara penularan, pencegahan, dan
pengobatannya, terutama bagi anak remaja

 PENGOBATAN HIV
Penderita yang telah terdiagnosis HIV harus segera mendapatkan pengobatan berupa terapi
antiretroviral (ARV). ARV bekerja mencegah virus HIV bertambah banyak sehingga tidak
menyerang sistem kekebalan tubuh.

7). PENYAKIT ENDOMETRIOSIS

Endometriosis adalah kondisi ketika jaringan yang membentuk lapisan dalam dinding rahim tumbuh di luar


rahim. Jaringan yang disebut endometrium ini dapat tumbuh di indung telur, usus, tuba falopi (saluran telur),
vagina, atau di rektum (bagian akhir usus yang terhubung ke anus).
 PENYEBAB ENDOMETRIOSIS
Endometriosis diduga terkait dengan gangguan sistem kekebalan tubuh, atau aliran darah
menstruasi yang berbalik arah.Kondisi ini umumnya ditandai dengan beberapa gejala,
seperti:
 Nyeri di perut bagian bawah dan panggul.
 Volume darah yang berlebihan saat menstruasi.
 Sakit saat buang air besar atau buang air kecil.

 PENCEGAHAN ENDOMETRIOSIS
Jika kamu membiasakan diri melakukan olahraga minimal 30 menit sebanyak empat hingga
lima kali seminggu, kemungkinan kamu akan mengurangi risiko endometriosis. Penelitian
menunjukkan bahwa minum terlalu banyak alkohol meningkatkan jumlah estrogen yang
diproduksi tubuh, yang dapat menyebabkan endometriosis.

 PENGOBATAN ENDOMETRIOSIS
Pemilihan metode pengobatan tergantung tingkat keparahan dan apakah penderita masih
ingin memiliki anak. Pengobatan endometriosis meliputi:
 Pemberian obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS).
 Terapi hormon untuk menghentikan produksi hormon estrogen.
 Prosedur operasi, seperti laparoskopi kandungan, laparotomi, histerektomi.

8). PENYAKIT PCOS (Polycystic Ovarian Syndrome)


Sindrom polikistik ovarium atau polycystic ovarian syndrome (PCOS) adalah gangguan hormon yang
terjadi pada wanita di usia subur. Penderita PCOS mengalami gangguan menstruasi dan memiliki kadar
hormon maskulin (hormon androgen) yang berlebihan.

 PENYEBAB PCOS
Sampai saat ini, belum diketahui dengan pasti apa yang menyebabkan PCOS. Namun, ada
beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab PCOS, yaitu:
 Kelebihan hormon insulin
Hormon insulin adalah hormon yang menurunkan kadar gula dalam darah. Insulin
yang berlebih akan membuat tubuh meningkatkan produksi hormon androgen dan
mengurangi sensitivitas tubuh terhadap insulin.
 Faktor genetik
Hal ini karena sebagian penderita PCOS juga memiliki anggota keluarga yang
menderita PCOS.

 PENCEGAHAN PCOS
PCOS sulit dicegah, tetapi dengan menjaga berat badan ideal, gejala dan risiko
komplikasinya dapat dikurangi. Berikut adalah cara yang bisa dilakukan untuk menjaga berat
badan ideal:
 Batasi konsumsi makanan manis
 Perbanyak konsumsi serat
 Olahraga secara teratur

 PENGOBATAN PCOS
Pengobatan bagi tiap penderita PCOS berbeda-beda, tergantung pada gejala yang
dialaminya, seperti kemandulan, hirsutisme, atau jerawat parah. Secara umum, PCOS dapat
ditangani dengan beberapa cara berikut ini:

Perubahan gaya hidup

Dokter akan merekomendasikan olahraga dan diet rendah kalori untuk menurunkan berat
badan. Hal ini karena gejala sindrom ovarium polikistik akan mereda seiring penurunan berat
badan penderita. Olahraga juga berguna untuk meningkatkan efektivitas obat dan membantu
meningkatkan kesuburan penderita PCOS.

Obat-obatan

Dokter dapat memberikan kombinasi  pil KB dengan obat lain untuk mengontrol siklus
menstruasi. Hormon estrogen dan progesteron dalam pil KB dapat menekan produksi
hormon androgen dalam tubuh.

Dokter juga dapat merekomendasikan konsumsi hormon progesteron saja selama 10-14 hari


selama 1-2 bulan. Penggunaan hormon ini dapat mengatur siklus haid yang terganggu.

Obat-obatan lain yang dapat digunakan untuk menormalkan kembali siklus haid dan
membantu ovulasi adalah:

 Clomifene
 Letrozole
 Metformin

Selain pil KB, untuk mengurangi gejala hirsutisme akibat hormon androgen yang berlebih,
dokter dapat memberikan obat spironolactone. Spironolactone dapat menangkal efek
androgen pada kulit, yaitu tumbuhya rambut yang lebat dan jerawat yang parah.

9). PENYAKIT MIOM


Uterine fibroid atau miom adalah benjolan atau tumor jinak yang tumbuh di rahim. Miom atau
fibroid uterus dapat tumbuh di dinding rahim bagian dalam maupun bagian luar.

 PENYEBAB MIOM
Penyebab miom belum diketahui dengan pasti, namun ada beberapa hal yang dapat
meningkatkan risiko munculnya miom. Salah satunya adalah peningkatan hormon estrogen,
misalnya pada siklus menstruasi atau kehamilan.
Sedangkan faktor yang dapat menurunkan risiko terjadinya miom adalah riwayat melahirkan.
Wanita yang pernah menjalani persalinan memiliki risiko lebih rendah untuk menderita miom.

 PENCEGAHAN MIOM
Beberapa langkah yang bisa ditempuh untuk mencegah mioma, antara lain:
 Melakukan olahraga dan aktivitas fisik secara rutin dan teratur.
 Menggunakan alat kontrasepsi hormonal di bawah pengawasan dokter.
 Menghindari kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol.
 Menjaga berat badan tetap ideal.
 Menjalani pola makan sehat yang tinggi serat dari sayur dan buah, serta menghindari
pola makan yang tinggi lemak dan tinggi gula.

 PENGOBATAN MIOM
Pada kasus miom yang kecil dan tidak menimbulkan gejala, tidak diperlukan pengobatan
karena dapat menyusut dengan sendirinya. Meski demikian, penderitanya tetap perlu
menjalani pemeriksaan rutin untuk memantau kondisi miomnya.
Sedangkan pada miom yang menimbulkan gejala, pengobatannya berupa terapi hormon
untuk mencegah perkembangan miom dan meredakan gejalanya, atau tindakan operasi
untuk mengangkat miom.
10). PENYAKIT HIPOGONADISME
Hipogonadisme adalah kondisi ketika kelenjar seksual tidak menghasilkan hormon dalam jumlah
yang cukup. Kondisi ini dapat menimbulkan berbagai gangguan, seperti impotensi pada pria dan
gangguan menstruasi pada wanita.

 PENYEBAB HIPOGONADISME
Berdasarkan penyebabnya, hipogonadisme dibagi menjadi primer dan sekunder.
Hipogonadisme primer adalah kondisi ketika kelenjar seksual mengalami kerusakan sehingga
tidak mampu memproduksi hormon seksual dalam jumlah yang cukup.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan hipogonadisme primer adalah:

 Penyakit autoimun, misalnya penyakit Addison


 Kelainan genetik, misalnya sindrom Klinefelter, sindrom Turner, atau sindrom
Kallman
 Gangguan ginjal
 Gangguan hati
 Infeksi berat
 Cedera pada testis
 Hemokromatosis atau tingginya kadar zat besi darah
 Kriptorkismus atau posisi testis yang tidak turun
 Efek samping radioterapi atau kemoterapi pada pengobatan kanker
 Operasi pada organ seksual.

Sementara itu, hipogonadisme sekunder terjadi akibat adanya kerusakan pada kelenjar di
otak, yaitu kelenjar hipofisis (pituitari) dan hipotalamus, yang bertugas mengirimkan sinyal ke
kelenjar seksual untuk menghasilkan hormon. Kondisi yang dapat menyebabkan
hipogonadisme sekunder antara lain:

 Cedera atau tumor pada kelenjar hipofisis atau hipotalamus


 Kelainan genetik, seperti Sindrom Kallmann
 Infeksi, termasuk infeksi HIV/AIDS
 Paparan radiasi pada kepala
 Obesitas
 Operasi otak
 Kekurangan nutrisi, misalnya karena anoreksia nervosa
 Penurunan berat badan secara drastis
 Penggunaan kortikosteroid atau opioid dalam jangka panjang
 Penyakit yang mengakibatkan peradangan, seperti tuberkulosis, sarkoidosis, atau
histiositosis.

 PENCEGAHAN HIPOGONADISME
Hipogonadisme yang disebabkan oleh kelainan genetik tidak dapat dicegah. Namun,
beberapa penyebab hipogonadisme, seperti kekurangan gizi, infeksi, dan obesitas, dapat
dicegah dengan rajin berolahraga, menerapkan pola hidup dan pola makan yang sehat, serta
mempertahankan berat badan ideal.

 PENGOBATAN HIPOGONADISME
Pengobatan hipogonadisme pada pria
Pada pasien pria, penanganan hipogonadisme umumnya dilakukan untuk menutupi
kekurangan hormon testosteron, melalui terapi penggantian testosteron (testosterone
replacement therapy; TRT). TRT dilakukan dengan pemberian testosteron buatan yang dapat
diberikan dalam bentuk:
 Gel
 Gel bisa dioleskan di lengan atas, bahu, paha, atau ketiak. Pastikan gel sudah
terserap jika pasien hendak mandi.
 Suntik
 Suntikan testosterone dapat dilakukan sendiri di rumah atau oleh dokter, tergantung
pada sediaannya. Biasanya, suntikan diberikan setiap 2–3 minggu.
 Tablet
 TRT tablet akan membuat testosteron diserap oleh sistem getah bening.
 Koyo
 Koyo dapat ditempelkan setiap malam pada paha, perut, atau punggung.
 Tempelan gusi
 Tempelan gusi berbentuk seperti tablet, tetapi tidak boleh digigit atau ditelan.
Tempelan digunakan pada gusi atas, tepatnya di sela gusi dan bibir, dan perlu diganti
setiap 12 jam.
 Gel nasal
 Berbeda dari gel sebelumnya, gel ini dimasukkan ke dalam lubang hidung. Gel
dioleskan 2 kali pada masing-masing lubang hidung, dilakukan sebanyak 3 kali
sehari.
 Implan testosteron
 Implan testosteron dimasukkan ke dalam kulit dengan teknik bedah setiap 3–6 bulan
sekali.
 Perlu diingat, pasien yang menjalani TRT harus memeriksakan diri secara rutin ke
dokter. Pasalnya, terapi ini dapat memicu berbagai risiko, seperti sleep apnea,
pembesaran payudara, pembesaran prostat, produksi sperma berkurang,
terbentuknya gumpalan darah, dan serangan jantung.

Pengobatan hipogonadisme pada wanita


Hipogonadisme pada pasien wanita umumnya ditangani dengan terapi pengganti estrogen
dalam bentuk pil atau plester. Dokter juga dapat memberikan terapi testosteron dalam dosis
rendah disertai pemberian hormon dehydroepiandrosterone (DHEA) untuk mengatasi gairah
seks yang menurun pada wanita.
Pada wanita yang mengalami gangguan siklus menstruasi atau sulit hamil, dokter akan
memberi suntikan hormon choriogonadotropin (hCG) atau pil dengan kandungan hormon
FSH untuk memicu ovulasi.

Anda mungkin juga menyukai