Anda di halaman 1dari 9

OLEH

ROISA TUNNISA
KELAS: IX D

MTS NEGERI 3 JENEPONTO


TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Klipping yang berjudul “Cerpen”. Dalam Penulisan
Klipping ini penulis merasa masih banyak kekurangan –kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan pembuatan Klipping
ini. Dalan penulisan Klipping ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak –pihak yang membantu dalam menyelesaikan Tugas ini, rekan-rekan
yang telah memberi mitivasi kepada kami.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Bangkala Barat, November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………….. ii
Daftar isi……………………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………....... 1
1.2 Tujuan................……………………………………………………………........ 1
BAB II CONTOH-CONTOH CERPEN…………………………………………...... 2
2.1 Cerpen I……………………………………………………. ................................ 2
2.2 Cerpen II……………………………………………………. ............................... 2
2.3 Cerpen III……………………………………………………. .............................. 3
2.4 Cerpen IV……………………………………………………. .............................. 4
2.5 Cerpen V……………………………………………………. ................................ 4
BAB III PENUTUP………………………………………………………………….... 6
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cerpen merupakan suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita yang cenderung padat dan
langsung pada tujuannya di bandingkan karya fiksi yang lebih panjang.

1.2 Tujuan

Secara terperinci Tujuan Pembentukan Klipping cerpen ini adalah agar siswa dapat
mengetahui contoh-contoh cerpen.
BAB II
CONTOH-CONTOH CERPEN

2.1 Cerpen I

Cerpen Karangan: Arifin Saddoen

Membantu Kesusahan Orang Maka Kesusahan Kita Akan Terangkat


Hari ini dagangan Pak Yanto tersisa setengah lebih, pasar begitu sepi. “Buk maaf uang
belanja hari ini kurang banyak, dengan bapak tidak habis” ucap Pak Yanto pada istrinya.
“Gak papa pak, semoga cukup untuk makan dan uang saku anak-anak” jawab istrinya dengan
lembut dan menyodorkan teh hangat pada suaminya.
Keesokan harinya Pak Yanto kembali ke pasar untuk berjualan. Di tengah jalan ia bertemu
seorang kakek tua yang tampak sudah rapuh. Ia terlihat kebingungan, lalu dihampirilah oleh
Pak Yanto.
“Ada apa kek, ada yang bisa dibantu?”
“Kakek mau pulang, tapi tidak punya ongkos. Kakek tak tahu harus bagaimana karena
bekerja pun sudah tidak mungkin.”
Melihat kakek tua tersebut hati Pak Yanto tak kuasa membiarkannya. Meski hanya memiliki
uang pas-pasan, ia memberikannya untuk ongkos kakek pulang ke kampungnya. Pak Yanto
pun mengantarkannya ke terminal untuk mencari bis yang sesuai tujuan kakek.
“Terima kasih banyak nak, semoga rejekimu selalu lancar, kakek tak bisa membalas apa-apa
selain doa” ucapnya dengan sedikit memeluk Pak Yanto.
“Amin makasih kek, semoga selamat sampai tujuan.”
Seperginya kakek tersebut Pak Yanto kembali ke pasar, ternyata sudah ada seorang membeli
yang menunggu untuk memborong habis dagangannya dengan harga tinggi.
Sungguh kemurahan hati Pak Yanto telah membawa keuntungan untuk dirinya sendiri.

2.2 Cerpen II

Cerpen Karangan: Arifin Saddoen


Bolos Sekolah
Siapa sih yang tak suka dengan hari minggu. Hari dimana kamu bisa bersantai sepanjang hari
tanpa harus pergi ke sekolah dan mengikuti pelajaran dengan soal-soal yang membuat kepala
pusing. Pada hari minggu ini Danu memutuskan untuk pergi ke waterboom dan menikmati
hari liburnya untuk bersenang-senang bersama keluarga. Suasana yang begitu menyenangkan
membuat Danu lupa jam hingga tak disadari ternyata ia bermain di waterboom hingga siang.
Karena lapar ia dan keluarganya pergi ke mall untuk makan siang dan nonton di bioskop.
Kebetulan hari itu ada film anime anak yang cukup bagus dan pastinya mendidik. Liburan
menyenangkan ini berlanjut hingga malam dan sesampainya di rumah ia langsung pergi ke
kamar membaringkan tubuhnya yang sudah begitu lelah namun bahagia.
Kring.. kringgg… Suara alarm terdengar nyaring dari meja belajar di kamar Danu.
Ia pun segera bangkit mematikan alarm tersebut, namun bukannya pergi ke kamar mandi
Danu justru melanjutkan tidurnya.
“Danu.. sudah siang begini kenapa belum bangun. Nanti kamu telat sekolah lho” panggil
ibunya.
“Danu masih lelah bu, bolos sehari boleh ya. Lagian hari ini gak ada tes ataupun PR kok jadi
aman” sahutnya.
“Kamu itu sekolah untuk masa depanmu, tak bisa sembarangan begitu. Lagi pula sekolahmu
itu mahal.”
“Iya bu, tapi sekali saja bolos boleh yaa” lanjut Danu merayu
Geram dengan jawaban anak sematang wayangnya, ibu Danu kemudian membangunkan
paksa anaknya dan membawanya ke sebuah tempat. Tanpa turun dari mobil, ibu Danu
menunjuk anak-anak yang sedang bermain dengan baju ala kadarnya.
Ternyata Danu diajak ke sebuah panti asuhan.
“Lihat anak-anak itu, mereka tak memiliki orang tua yang bisa membiayai sekolah. Padahal
mereka sangat ingin menimba ilmu di sekolah sepertimu” Jelas ibu Danu.
Selanjutnya Danu diajak menyusuri jalan dan berhenti di sebuah persimpangan. Dari situ
terlihat segerombolan anak dengan penampilan yang lusuh. Mereka sedang memainkan alat
musik tiup kecil sembari menyodorkan plastik bekas untuk meminta uang pada orang yang
lewat.
Ya, anak-anak gelandangan tersebut harus bersusah payah demi mendapatkan uang untuk
makan. Jangankan sekolah, untuk makan 3 kali sehari saja mereka harus berjuang keras
terlebih dahulu.
Di perjalanan pulang Danu pun melihat seorang anak dengan tongkat sedang berjalan kaki.
Terlihat anak itu mengenakan seragam merah putih dan menggendong tas yang sudah
nampak using.
Dalam hatinya mulai sadar “betapa beruntungnya aku, hidup berkecukupan dan bisa
menempuh pendidikan dengan enak. Fisik yang sempurna juga ku miliki tapi kenapa aku
menyia-nyiakan kenikmatan ini.”
Setelah dibeli pelajaran berharga oleh ibunya, akhirnya Danu berangkat sekolah. Meskipun
telat namun ia tetap semangat mengikuti pelajaran di kelas.
2.3 Cerpen III

Cerpen Karangan: Arifin Saddoen


Jiwa Wirausaha
Yesi adalah salah seorang mahasiswa berprestasi di sebuah universitas ternama. Selain jago
dalam bidang akademis, Yesi juga termasuk mahasiswa yang aktif dan sama sekali tidak
gengsian. Terbukti dengan usahanya untuk menjual cemilan sehat dari rumput laut yang ia
olah sendiri.
Produk dengan cita rasa lezat tersebut ia jual dengan harga yang relatif murah. Awalnya ia
hanya memasarkan produknya pada teman kuliah, dosen dan staff kampus. Akan tetapi
setelah berjalan cukup lama ia mulai eksis di dunia maya untuk lebih mengembangkan
bisnisnya.
“Yes, kamu kok memilih berjualan cemilan seperti ini, sedangkan kamu adalah mahasiswa
berprestasi yang pasti bisa dengan mudah mendapat pekerjaan di perusahaan besar. Lagi pula
cemilan kamu kan dijual dengan harga relatif murah, apakah kamu yakin keuntungannya
seimbang dengan uang yang akan kamu dapat dengan bekerja di perusahaan besar?” Tanya
teman Yesi yang penasaran dengan keputusan mahasiswa cantik ini.
“Iya memang benar, mungkin aku bisa dapat pekerjaan di perusahaan bonafit dengan gaji
besar. Tapi aku kuliah dengan biaya besar bukan untuk mengembalikan modal dan
menumpuk kekayaan kelak. Aku lebih bahagia kalau ilmuku bisa bermanfaat bagi kesehatan
orang, Ya contohnya cemilan sehat yang aku buat dengan riset hasil aku menempuh
pendidikan di universitas ini.”
Jawaban Yesi yang dalam tersebut lantas membuat temannya diam terpaku.
2.4 Cerpen IV

Cerpen Karangan: Nofantoro

Trauma

Seorang lelaki masih muda dengan penampilan yang sangat rapi datang ke sebuah kantor. Ia
berharap bisa diterima di perusahaan tersebut dan bisa bekerja di sana dengan nyaman.
Karena itu, ia mempersiapkan materi dan juga kebutuhan saat wawancara kerja dengan
sangat baik. Sesampai di perusahaan.
Ada suara orang mengetuk pintu dari luar.
“Silahkan masuk!” Jawab pak Toni dari dalam ruangan.
“Mohon maaf, apakah pak Toni ada?” Tanya salah seorang pemuda yang memperoleh
panggilan interview pekerjaan.
“Enggak, Silahkah keluar!”
“Baiklah.”
“Dimana Pak Toni? Kenapa yang berada di dalam justru OB?” Tanya pemuda tersebut
kepada salah seorang petugas yang terdapat di liar ruangan.
“Yang di dalam itu pak Toni. Beliau memang kerap begitu, pura-pura menjadi OB untuk
mengetes karyawannya” Jelas petugas tersebut.
“Maksudnya?”
“Berarti kami nggak lolos hari ini. Pak Toni memang seperti itu. Dulunya beliau pernah
trama karena materi dengan beberapa karyawannya”.

2.5 Cerpen V

Cerpen Karangan: Nofantoro

Baik Luar Dalam

Di suatu siang yang cerah, dua orang gadis bernama Rara dan Tina tengah mengerjakan tugas
sekolah di rumah Rara. Mereka mengerjakan dengan serius dan suasana nampak hening.
Kemudian, seorang perempuan yang tidak lain adalah teman mereka berdua bernama Sinta.
Namun, Rara seolah tidak mempedulikan kehadiran Sinta tersebut.
“Ra, itu di depan ada Sinta sedang nyariin kamu. Buruan kamu temui dia. Sudah sejak tadi
dia nungguin kami di sana.” Ujar Tina yang tengah mengerjakan tugas di rumah Rara.
“Bi, bilang saja ke Sinta yang ada di depan rumah kalau aku sedang pergi kemana atau gak
ada gitu ya.” Pinta Rara kepada Bibi yang bekerja sebagai pembantu di rumahnya.
“Iya Non. Bibi sampaikan.”
“Ra, kenapa kamu seperti itu sama Sinta. Dia pastinya sudah datang jauh-jauh. Kenapa kamu
usir. Gak enak kan. Kasihan dia. Dia juga anak yang baik Ra.” Ujar Tina menasihati Rara.
“Dari luarnya dia memang orang yang baik, ramah dan juga manis. Tapi masa kamu
mengukur sifat seseorang hanya dengan itu saja. Dia itu manis di luar namun di dalamnya
pahit tahu.” Jawab Rara setengah sinis.
“Pahit gimana Ra?” Ujar Tina kembali bertanya.
“Dia itu sering membicarakan keburukan orang lain. Bahkan di belakang ia sering
membicarakan temannya sendiri. Pokoknya banyak yang tidak dapat aku jelaskan Tin. Lihat
saja diri kamu. Kamu memang judes, ceplas ceplos denganku. Namun setidaknya kamu
memiliki hati yang tulus Tin. Bukan sahabat yang dari luarnya baik namun dalamnya busuk.
Dalam berteman, aku tidak membutuhkan tampilan luar seseorang Tin.” Jelas Rara kepada
Tina.
BAB III
PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi tentang cerpenyang menjadi
pokok bahasan dan Klipping ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
karena terbatasnnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul Klipping ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman agar memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya Klipping ini . Semoga Klipping
ini berguna bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai