Anda di halaman 1dari 22

KLIPING CERPEN

Disusun Oleh :
1. Aufa Zahro Alfatimah (05)
2. Lutfia Nur Fadhilah (14)
3. Nisa Nursyaeriana (22)
4. Wiimaroh (30)

Kelas : IX D

SMP NEGERI 3 TAMAN


DAFAR ISI

Tak Konsisten …………………………………………………………………….. 1


Trauma …………………………………………………………………………… 2
Rajin Belajar ……………………………………………………………………… 3
“Keutamaan Sedekah” ……………………………………………………………. 4
“Malas Sekolah” ………………………………………………………………….. 5
Manfaatkan Waktu yang Ada untuk Belajar ……………………………………… 6
Akibat dari Tidak Konsisten ………………………………………………………. 7
Murid Harus Rajin Belajar ………………………………………………………. 8
Legenda dari Peri Bulan …………………………………………………………. 9
Kebesaran Hati Seorang Ibu ………………………………………………………. 10
Matahari yang Selalu Setia ……………………………………………………….. 11
Kisah Aneh di Tengah Hutan …………………………………………………….. 12
Ayahku yang Berhati Lembut …………………………………………………… 13
Indahnya Berbagi dan Berwirausaha …………………………………………….. 14
Jangan Malas untuk Sekolah …………………………………………………….. 15
Rajin Belajar …………………………………………………………………….. 16
Scrub Gula Pasir …………………………………………………………………. 17
Di dalam dan di luar ………………………………………………………………. 18
Tidak konsisten ………………………………………………………………….. 19
Profesionalisme …………………………………………………………………. 20
“Tak Konsisten”

Terdengar bunyi alarm begitu keras mengusik tidur agus yang begitu terlelap. Dia mengeliat
menahan rasa kantuk. Kemudian dia membuka matanya secara perlahan.
“Oh Tuhan!” Agus terkejut melihat jam ternyata pukul 07.oo pagi. Dia langsung
bergegas menuju kamar mandi, kemudia dia mandi dan merapikan diri lalu tancap gas untuk
pergi ke kantor. Sesampainay ia di kantor, dia sudah terlambat menghadiri meeting yang
diajukan dari jam biasannya karena bosnya akan segera pergi keluar Negri.
“Maaf, Pak. Saya boleh masuk?” Tanya Agus pada bosnya yang sedang memimpin meeting.
”Iya, silahkan duduk, Gus, tapi maaf hari ini proyekmu digantikan oleh Riyan.”
“Tapi kenapa, Pak? Saya hanya terlambat sebentar.”
“Ini bukan masalah sebentar atau lama. Kita di perusahaan ini para pekerja profesional.
Project itu dari dulu saya percayakan sama kamu tapi kamu ternyata tidak bisa konsisten.
Meskipun telat sebentar, ada diantara temanmu yang bisa memberi ide bagus untuk proyek
itu. Jadi maaf sekali lagi, sudah bagus kamu tidak saya keluarkan dari tim.” Jelas bosnya
dengan tegas.
Langsung seketika Agus terdiam dengan wajah yang penuh dengan penyesalan. Setelah
meeting selesai Agus pergi menuju meja kerjanya.
“Kamu kenapa hari ini, Gus? Sampai telat seperti ini tak seperti biasannya.”
“Ini salahku, Dev. Aku begadang semalam nonton bola Tim kesukaanku sampai larut malam,
sampai-sampai aku lupa kalau ada project penting dan seharusnya menguntungkan bagiku.”
“Hmm makanya kamu harus mengutamakan profesi dari pada hobi.” Sambung Devi sedikit
menasehati.

1
“Trauma”

Dari dalam sebuah ruangan terdengar suara ketukan pintu.


“Silakan masuk” Sambung Pak Abdillah dari dalam ruangan.
“Maaf pak, apakah Pak Abdillah ada?” Tanya seseorang yang sedang dipanggil interview.
“Tidak ada, silakan keluar!”
Selanjutnya…
“Maaf pak”
“Tau di mana Pak Abdillah? Kenapa Office Boy (OB) yang ada di dalam ruangan?” Tanya
seseorang itu kepada karyawan lain yang berada di luar ruangan.
“Yang di dalam tadi Pak Abdillah. Dia memang suka pura-pura seperti itu untuk mengetes
bawahannya.” Ia menjelaskan.
“Maksudnya pak?”
“Ya artinya kamu tidak lolos interview hari ini, begitulah Pak Abdillah. Dia trauma dengan
beberapa bawahannya karena urusan materi.”

2
“Rajin Belajar”

Hari Senin yang sangat cerah. Setelah anak-anak selesai malaksanakan upacara bendera,
mereka semua menuju kelas nya masing masing untuk belajar di kelas nya.
Hari ini ada empat mata pelajaran yakni, matematika, Bahasa indonesia, Bahasa Inggris, dan
Sejarah.
Mata pelajaran yang pertama adalah matematika. Bapak guru menyuruh untuk ,engerjakan
halaman 7 sampai 8.
Suasana di dalam kelas nampak hening ketika para siswa sedang mengerjakan soal yang di
berikan oleh bapak guru tersebut.
Setelah selesai, kemudian pak guru berpesan kepada murid-muridnya untuk mempelajari
materi per-kalian dan pembagian dengan soal cerita karena sewaktu-waktu akan diadakan tes
dadakan.
Setelah selesai melaksanakan proses belajar di sekolah, para siswa kemudian pulang
kerumahnya masing-masing.
Dinda, Nuryati, dan Indah pulang bersama, mereka bertiga berjalan kaki karena memang
jarak sekolah kerumah mereka tidak terlalu jauh.
“Setelah makan siang nanti kita bermain bersama ya?. Di rumahku ada boneka baru yang di
belikan ayahku dari Bandung.” Pinta Indah kepada kedua temanya.
“Asyik.” Ucap Dinda dengan penuh kegembiraan.
“Gimana, Nur, kamu bisa ikut gak?”
“Aku tidak bisa ikut. Aku mau belajar saja, karena tadi kan pak guru berpesan untuk belajar
untuk persiapan karena akan ada tes dadakan.” Sanjang Nuryati dengan polosnya.
Sesampai di rumahnya, Tika langsung ganti baju, makan siang, kemudian tidur siang agar
malamnya dia bisa belajar dengan tenang dan bisa konsentrasi.
Sesekali ia bertanya kepada ayahnya jika ada yang kurang paham dengan materi di buku.
Sedangkan Dinda dan Indah asyik bermain boneka hingga larut sehingga mereka tidak
sempat mempelajari materi. Keesokan harin nya mereka berangkat bersama, sesampai di
kelas, ternyata memang ada tes dadakan.
Dinda dan Indah merasa kesulitan mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh pak guru dan
akhirnya mereka mendapat nilai jelek sehingga mereka harus mengulang tes susulan.
Lain halnya dengan Nuryati. Ia mendapat nilai terbaik di antara teman satu kelas nya karena
dia sudah belajar dengan sungguh-sungguh sesuai nasihat gurunya. Bapak guru meminta agar
Dinda dan Indah belajar dengan temannya, Nuryati.
“Wah, Nur, selamat ya, kamu mendapa nilai terbaik. Besok kita akan ikut belajar denganmu
ya.” ucap Dinda pada Nuryati.

3
“Keutamaan Sedekah”

“Bu, hari ini barang dagangan tidak habis bahkan hanya sedikit sekali yang terjual. Hanya
segini yang bisa Bapak berikan ke Ibu.” Sambil memberikan uang hasil dagangan kepada
istri nya untuk kebutuhan sehari hari.
“Iya Pak, tidak papa yang penting Bapak sudah berusaha dan memang selebihnya ini
merupakan rejeki dari Tuhan.”
Keesokan harinya, sang suami berangkat bekerja lagi dengan membawa barang dagangannya
ke pasar. Di tengah-tengah perjalanan ia bertemu dengan nenek tua yang terlihat
kebingungan pinggir di jalan.
“Ada apa nek?” Tanya pak Tugimin kepada nenek tua tersebut.
“Nak, bolehkah nenek meminta uang? Nenek ingin pulang tapi tidak ada ongkos.” Pinta
nenek lirih kepada Pak Tugimin.
“Uangku juga mepet, dagangan saya dari kemarin tidak laku banyak, untuk makan saja masih
kurang, ah tapi tidak apa-apa. Kata pak ustad sedekah akan melancarkan rejeki, bismillah
saja.” Gumam pak Tugimin dalam hati.
“Baiklah, Nek, ini ada uang tapi tidak terlalu banyak buat naik bis nenek sampai tujuan ya.
Biar saya antar sampai ke terminal.” Ucap Pak Tugimin sambil mengantar nenek tersebut
menuju terminal.
“Terima kasih nak, sudah mau membantu nenek, semoga rejekimu selalu lancar.”
“Aamiin, Nek”.
Setelah mengantar nenek tersebut, Pak Tugimin kembali ke pasar melanjutkan menjual
dagangannya. Sesampainya Ia di pasar, ada seorang pembeli yang hendak memborong
dagangannya sampai habis.
“Alhamdulillah rejeki memang tidak akan tertukar. Memang sedekah akan melancarkan
rejeki.” Gumam Pak Tugimin bersyukur.

4
“Malas Sekolah”

Minggu menjadi hari libur yang membuat orang malas melakukan aktivitas. Ada yang
memilih berlibur, ada pula yang memilih di rumah melepas lelah setelah hari-hari
sebelumnya penuh dengan aktivitas.
Begitu pula dengan Dani, dia memilih untuk bersantai-santai di rumahnya. Sampai-sampai
setelah hari Minggu Dani masih belum siap menghadapi aktivitas sekolah yang menurutnya
sangat membosankan.
“Dik, kamu tidak berangkat sekolah? Ini sudah siang lho. Nanti telat.” Tanya ibunya.
“Dicky masih capek, Bu. Bolos sehari saja tidak apa-apa. Lagian gak ada PR dan tes kok.
Bu.”
“ Ya jangan begitu. Sekolah itu bayar loh Dik. Menuntut ilmu itu jangan kami sepelekan
begitu saja Dik.” Jawab ibu nya menyanggah.
“Sudahlah bu, Dicky masih ngantuk mau lanjut tidur lagi.”
Melihat gelagat dari anaknya, ibunya menjadi kesal dan geram dan menyeret anaknya ke
sebuah tempat. Kemudian ibunya mengajak Dicky ke panti asuhan yang disana dipenuhi oleh
anak anak dengan latar belakang yang berbeda.
“Nah, lihat mereka. Sudah tidak punya orang tua yang membiayai sekolah padahal mereka
juga mau sekolah.” Jelas ibunya memberi tahu anaknya.
Kemudian ibunya mengajak nya lagi ke suatu tempat yang disana banyak anak-anak yang
mengamen di jalanan. “Lihat mereka, mereka mengemis mencari uang. Untuk makan saja
mereka harus bersusah payah apa lagi untuk biaya sekolah.” Jelas ibunya lagi.
Kemudian Dicky sadar dan akhirnya Ia mau berangkat sekolah meskipun agak terlambat. Dia
diantar ibunya sampai ke sekolah. Di dalam perjalanan menuju sekolah dia melihat anak
sekolah yang berjalan pincang.
“Alangkah beruntungnya aku, masih memiliki fisik yang sempurna tapi bermalasan-malasan
untuk sekolah. Sedangkan mereka yang cacat saja bisa semangat seperti itu.” Gumamnya
dalam hati.

5
Manfaatkan Waktu yang Ada untuk Belajar

Ini adalah malam minggu yang sangat menyenangkan.


Sehingga banyak kalangan muda yang tertarik untuk pergi ke luar, baik itu untuk bermain,
makan bersama dan sebagainya.
Namun, tidak demikian dengan Sinta.
Ia justru memilih untuk melewatkan malam minggunya untuk belajar di rumah.
Mengingat senin sudah ada ujian.
Ia pun mulai membuka-buka materi yang sudah diajarkan untuk dipelajari agar nantinya bisa
mengerjakan ujian dengan baik.
Namun, beberapa saat kemudian sering handphone berbunyi dan ternyata itu adalah Vika
yang ternyata mengajak Sinta bermain ke luar.
Akan tetapi, sinta menolak ajakan tersebut karena ia adalah orang yang konsisten untuk
belajar.
Sehingga, ia memutuskan untuk tetap di rumah.
Hari senin pun tiba, Sinta dengan semangat segera bersiap-siap untuk berangkat sekolah.
Tidak lupa ia sarapan terlebih dahulu bersama keluarganya.
Agar nantinya bisa mengerjakan ujian dengan baik.
Di sekolah, ia pun bertemu dengan Vika yang pada saat malam minggu mengajaknya untuk
bermain di luar.
Vika pun dengan bangga mengatakan bahwa Sinta pasti akan menyesal karena ia tidak ikut
bersama dengan teman-teman yang lain untuk melihat konser.
Namun, Sinta sama sekali tidak berfikir seperti itu karena ia menyadari bahwa belajar adalah
hal yang sangat penting.
Adapun waktu untuk bermain itu bisa dilakukan saat hari libur tiba.
Sesudah itu, ujian segera dimulai.
Sinta mengerjakan semua soal yang ada dengan penuh semangat.
Ia merasa senang karena soalnya sudah ia kuasai dengan baik.
Sedangkan Vika yang sedang duduk di pojokan merasa bingung karena ia sama sekali tidak
belajar.
Bahkan ia merasa bingung mencari jawaban-jawaban kepada teman yang lain.

6
Akibat dari Tidak Konsisten

Ketika sedang asik-asiknya tidur, Andi mendengar suara alarm yang sangat keras.
Padahal, ia masih sangat ingin tidur dan tidak bisa menahan rasa kantuk.
Lalu, ia pun mencoba membuka matanya secara perlahan.
“Ya Ampun, Tuhanku!” Andi pun seketika kaget ketika memandang jamnya, kemudian jam
menunjukkan puk ketika melihat jamnya yang sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi.
Sesudah itu, ia pun segera bergegas untuk bersiap-siap untuk pergi ke kantor.
Mandi dan proses merapikan diri ia lakukan dengan sangat cepat.
Ketika Andi sudah tiba di kantor tempat ia bekerja, ia pun ternyata sudah telat meeting.
Hal ini disebabkan karena jam untuk meeting telah diajukan dari jam yang disepakati dengan
beberapa alasan.
“Apakah saya boleh masuk pak?” Tanya Andi kepada managernya.
“Iya silahkan, maaf ya An, proyek yang seharusnya kamu pegang sudah dialihkan ke Joko”,
tegas sang direktur.
Andi pun merasa tidak terima dan protes mengapa ketika ia hanya telat sebentar saja sudah
harus digantikan oleh orang lain.
Kemudian, managernya menjawab bahwa ini bukal soal telatnya sebentar ataupun lama,
namun bagaimana seseorang mampu bekerja secara profesional.
Bahkan, manager merasa sudah mempercayakan proyek tersebut sejak lama namun ia sama
sekali tidak konsisten.
Setelah itupun, Andi dengan wajah pucat segera pergi ke mejanya.
Melihat gelagat Andi, Cinta pun bertanya kepadanya, “Kamu kenapa An? Kok telat masuk
kantor?”
“Aku bersalah Ta, karena aku nonton bola sampai pagi. Sampai aku menelantarkan proyek
penting ini”

7
Murid Harus Rajin Belajar

Senin ini menjadi hari Senin yang amat cerah.


Usai semua murid melaksanakan upacara bendera, mereka pun akhirnya bergagas untuk
segera masuk kelas.
Di dalam kelas, mereka mendapatkan pelajaran dari gurunya masing-masing.
Di antara pelajaran yang dijadwalkan hari ini adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa, PPKN,
dan Matematika.
Adaun mata pelajaran di jam pertama adalah mata pelajaran matematika.
Dimana siswa diminta untuk mengerjakan mulai dari halaman 3 sampai halaman 6.
Di samping itu, guru juga memberikan tugas dan pekerjaan rumah untuk dipelajari.
Kemudian setelah mata pelajaran matematika, dilanjutkan dengan berbagai mata pelajaran
yang lainnya.
Kemudian, para siswa akhirnya pulang ke rumah masing-masing usia mendapatkan semua
mata pelajaran.
Rini, Aina dan Rahma pun pulang berdampingan karena mereka adalah tetangga.
Rahma mengajak kedua temannya untuk bermain setelah mereka ganti baju dan makan siang.
Ide ini disambut gembira oleh Aina.
“Bagaimana kami Rin?” Tanya Rahma kepada Rini.
“Maaf aku tidak bisa karena aku harus belajar.
Tadi ibu guru bilang kita harus belajar karena akan nantinya beliau akan memberi tes
dadakan kepada kita” Jawab Rini teguh.
Akhirnya, Rini pun mengganti pakaian, makan dan dilanjutkan dengan istirahat.
Kemudian malamnya ia pun belajar materi yang diperintahkan oleh sang guru dengan baik.
Sedangkan Rahma dan AIna memilih untuk bermain sehingga lupa belajar.
Sedangkan malamnya mereka merasa lelah.
Dan ternyata, setelah sampai di kelas, guru benar-benar mengadakan tes dadakan.
Rini sudah mempersiapkan semuanya sementara Rahma dan Aina tidak bisa mengerjakan
karena belum belajar.
Akhirnya, Rini mendapatkan nilai 100 dan kedua temannya mengucapkan selamat.

8
Legenda dari Peri Bulan

Pada suatu masa, hiduplah seorang wanita yang memiliki paras jelek lantaran penyakit kulit
di wajah.
Ia bernama Wulan. Di suatu malam, Wulan bermimpi berjumpa dengan pengeran tampan
dari kerajaan sebelah.
Ia merasa sangat kagum dengan pangeran tampan nan baik hati itu. Namun, ibunya justru
menghalangi mimpi tersebut.
“Nak, buang jauh-jauh mimpimu. Boleh saja kamu menyukai lawan jenis, namun akhirnya
kamu akan kecewa nak”
Wulan juga menyadari akan hal itu.
Namun, di suatu malam yang indah ia teringat akan kisah Dewi Bulan yang datang ke bumi
untuk menolong orang susah.
Ia pun ingat bahwa dulunya paras Wulan seperti Dewi Bulan. Dan ia pun memohon kepada
Dewi Bulan agar kembali seperti dulu.
Namun, karena Wulan menyadari bahwa itu sangat tidak mungkin. Ia pun membuang jauh-
jauh harapan tersebut.
Dan di suatu sore, Wulan yang baik hati hendak memberikan makanan kepada salah seorang
nenek yang sedang sakit.
Dan lokasi rumah nenek tersebut terbilang jauh. Akhirnya, ia kemalaman dan merasa
kebingungan mencari jalan pulang.
Akhirnya, ada kunang-kunang indah yang menerangi perjalanannya. Dan tiba-tiba muncullah
sosok perempuan cantik di hadapannya.
“Kamu siapa?” tanya Wulan kaget
“Aku adalah Dewi Bulan yang akan menyembuhkan wajahmu” Ungkap Dewi Bulan.
Sesaat setelah itu, Dewi Bulan pun segera memberikan air di botol dan menghilang.
Wulan segera membasuhkan air tersebut ke wajahnya.
Dan keesokan harinya Wulan berubah menjadi sangat cantik.
Bahkan, kecantikannya di dengar oleh seantero negeri termasuk pangeran dari kerajaan
sebelah.
Akhir, pangeran tersebut mencari Wulan dan mereka menikah.

9
Kebesaran Hati Seorang Ibu

Di suatu malam, ada seorang ibu yang tengah berdoa dan memohon kepada Sang Kuasa
untuk kebaikan anaknya.
Meskipun ia hidup sebatang kara, namun kebaikan anaknya adalah hal yang utama.
Ia ingin anaknya menjadi orang besar yang sukses di kemudian hari.
Hingga keesokan harinya, sang anak memohon izin untuk pergi mencari ilmu di kota.
“Bu, Nabil mau minta izin kepada Ibu untuk menimba ilmu di kota. Karena di sana, ada
banyak hal yang akan Nabil dapatkan. Nabil tidak ingin apa-apa selain restu dari Ibu” ungkap
sang anak
Mendengar hal tersebut, sang ibu merasa sangat terharu dan bahagia karena ia berhasil
mendidik anaknya menjadi anak yang sangat baik dan berbakti kepada ibunya.
Namun, di sini lain sang ibu juga merasa sangat sedih karena harus jauh dari anaknya. Ia
khawatir bagaimana nasib sang anak di kota.
“Jika memang Nabil ingin ke kota, ibu akan mengizinkan. Asalkan Nabil tetap menjadi anak
yang baik dan senantiasa menjadi kebanggaan ibu ya nak” Jawab ibu lembut
Tidak lama kemudian, ibu masuk ke dalam kamar sembari keluar membawa sekotak
perhiasan emas.
Itu adalah emas yang ia tabung sedikit semi sedikit dan ia memberikan emas tersebut kepada
Nabil untuk dipergunakan di kota.
Melihat hal tersebut, Nabil merasa sangat terharu melihat ibunya yang sangat baik hati dan
perhatian kepadanya.
Mereka saling berpelukan dan berpisah sembari memendam pilu.

10
Matahari yang Selalu Setia

Ayahku adalah seorang pedagang tekun. Kebetulan, pagi ini salah seorang teman yang
kebetulan berprofesi sebagai guru datang ke rumah.
“Kamu nggak bosan tiap hari pulang pergi ke pasar?” Tanya teman ayah
“Siapa bilang tidak capek.” Jawab ayah dengan singkat
“Jadi kamu sama sekali tidak mersa bosan dan sebagainya begitu?” Timpa teman ayah
Seketika itu, suasana menjadi tenang dan nampak membisu.
Aku melihat ayah tengah berdiam dengan penuh bijaksana.
Dan ini adalah sisi lain dari ayah yang baru saja aku ketahui.
Sesudah itu, ayah pun mulai menghela napas dalam-dalam untuk mengisi ruangan-ruangan
kosong dalam hatinya.
Ternyata, ayah sedang mempersiapkan jawaban terbaik untuk temannya yang bertanya.
“Kamu tahu matahari kan?” Tanya ayah tiba-tiba
“Ya tahu lah, masa matahari gak tahu” Jawabnya
“Matahari adalah bagian dari tata surya yang muncul pada waktu siang hari. Kemudian akan
tenggelam di barat dan esok harinya muncul lagi di timur. Tugas dari matahari adalah
menyinari kehidupan serta memberikan suatu kehidupan di bumi pertiwi ini” Jelas ayah yang
diperhatikan secara seksama oleh temannya
“Terus kira-kira apa yang terjadi jika tiba-tiba mataharinya berhenti?” tambah ayah
“Kacau lah kalau begitu!” jawab teman ayah yang kemudian mengundang tawa.
“Lantas bagaimana jadinya apabila kemudian matahari merasa bosan lalu meninggalkan
tugasnya? Inilah gambaran jika saya harus bosan ke pasar. Artinya, saya berhenti bekerja
sedangkan anak istri butuh makan” Tambah ayah

11
Kisah Aneh di Tengah Hutan

Saat liburan tiba, aku dan keluarga memutuskan untuk menghabiskan waktu libur ke Bali.
Akan tetapi, ketika berada di tengah perjalanan, ban mobilnya kempes dan itu letaknya di
tengah hutan.
Dan ketika kami menelfon pembantu untuk mengirim ban mobil, mereka pun juga tidak bisa
karena kendaraan tidak ada.
Bisanya harus menunggu besok paginya.
Kemudian, aku mencoba mencari informasi apakah ada pemukiman di sekitar tempat
tersebut.
Akhirnya, lewatkan aku di dekat kuburan yang membuat bulu kudukku merinding.
Dan tak lama kemudian, saya bertemu dengan seorang laki-laki yang kukira adalah juru
kunci.
Akupun bertanya apakah ada pemukiman di sekitar sini. Laki-laki tersebut kemudian
menunjuk kea rah depan.
Tiba-tiba, di depan sudah ada pasar malam lengkap dengan penjual makanan dan
pemukiman.
Namun, sangat aneh rasanya karena awalnya tadi aku tidak melihat pasar malam.
Namun, aku tidak berfikir ke situ karena perut terasa sangat lapar.
Akhirnya, aku membeli nasi pecel dan memakannya langsung.
Kemudian meminta kepada penjual untuk membungkus buat anak dan istri di mobil.
Setiba di mobil, aku membangunkan anak dan juga istriku yang sedang tidur.
Kemudian meminta mereka untuk makan.
Saat mendengar ceritaku, istriku heran mana ada pasar di tengah hutan.
Dan ternyata, setelah bungkusan nasinya dibuka, isinya adalah belatung.
Dan keesokan harinya, pasar malam yang tadinya ramai tidak ada apa-apanya.

12
Ayahku yang Berhati Lembut

Watak orang tua yang terdiri dari ayah dan ibu memang tidak sama. Sehingga, ekspresi
kasing sayang mereka juga nyaris berbeda. Ada banyak larangan yang diberikan oleh ayah.
Bahkan, ada juga sosok ayah yang kasar saat berkata.
“Fir, mau kemana?” Ungkap ayah ketika aku hendak pergi untuk mencari buku. Sejujurnya,
ada perasaan jengkel di dalam hati ini karena ayah yang selalu menuntut ini dan itu.
“Aku kan sudah besar dan tentunya sudah bisa menjaga diri yah” Protesku
“Kamu tidak boleh bicara seperti itu nak, beruntung ayahmu sangat sayang kepadamu” Bela
ibu
“Tapi aku tidak lagi anak kecil bu”
Ibu pun memahamkan kepadaku bahwa sikap ayah yang seperti itu justru disebabkan karena
aku yang sudah besar.
Ayah khawatir terjadi hal-hal buruk kepadaku.
Namun, tetap saja aku menganggap bahwa ayah adalah orang yang sangat egois dan
seenaknya sendiri.
Bahkan, ayah sama sekali tidak mau tahu apa yang sebenarnya menjadi keinginan anaknya.
Padahal usiaku sudah menginjak 17 tahun.
Namun, aku sadar bahwa diperlakukan tidak sama dengan yang lain. Dimana kemana-mana
aku harus diantar.
Apakah itu adalah arti bahwa ayah menyayangiku?
“Coga ibu bertanya, bagaimana menurutmu seorang ayah harus menyayangi anaknya? Tanya
ibuk singkat
“Setidaknya, ayah harus seperti itu yang lembut dan sabar kepada anaknya” jawabku kesal
Ibu pun menjelaskan bahwa ayah memiliki caranya sendiri untuk menyayanyi anaknya.
Namun, sebenarnya hati ayah sangat lembut.
Lalu ibu bercerita betapa saat aku masih bayi ayah lah yang menggantikan ibu berjaga saat
malam hari.
Dan itu adalah tanda cinta ayah kepada anaknya.

13
Indahnya Berbagi dan Berwirausaha

Ninda adalah seorang mahasiswi jurusan Perikanan.


Meski jurusannya demikian, namun ia lebih condong untuk menjadi seorang pengusaha.
Akhirnya, ia pun mencoba membuat produk yang diolah dengan tangannya sendiri.
Kemudian diracik dan menghasilkan sambal yang dicampur rumput laut.
Ini adalah sambal yang sehat dan tentunya ekonomis.
Produknya dibuat sangat terjangkau sehingga banyak mahasiswa yang suka dengan
sambalnya.
Bahkan, tidak jarang ada staff dan karyawan kampus yang membeli produknya.
Salah seorang teman bertanya kepada Ninda,
“Nin, kamu itu berprestasi loh orangnya. Kenapa harus berwirausaha? Bahkan, kamu bisa
masuk ke perusahaan manapun tanpa tes. Terlebih kamu menjual produk dengan harga yang
terlalu murah. Mana bisa mendapatkan keuntungan?”
Mendengar hal tersebut, Ninda pun menjawab,
“Aku bisa saja menaikkan harga produk sambalku. Orang juga tidak akan protes karena ini
adalah sambal yang sehat. Aku juga bisa saja beralih menuju ke perusahaan yang bonafit.
Namun, aku sadar bahwa aku kuliah bukan untuk mendapatkan modal balik dari biaya yang
ku keluarkan. Dan aku bahagia bisa menyenangkan orang lain dengan produk sambal
sehatku”
Jawaban ini membuat teman Ninda terdiam.

14
Jangan Malas untuk Sekolah

Sekolah terkadang memang menjadi hal yang membosankan.


Inilah yang dirasakan Rio saat ini.
Dia merasa malam untuk sekolah dan ingin tidur saja.
Melihat hal tersebut, ibunya pun bersuara.
“Rio, kenapa kamu tidak siap-siap untuk sekolah? Sudah jam berapa ini. Teman-temanmu
sudah banyak yang berangkat”
“Rio malas bu, satu hari saja. Rio ingin istirahat” Sahut Rio
Melihat hal tersebut, sang ibu pun langsung membawa Rio ke kamar mandi dan
menggantikannya seragam sekolah.
Rio hanya menurut dengan postur yang masih malas campur jengkel.
Sesaat setelah itu, ibunya menyiapkan bekal dan membawa Rio ke suatu tempat.
Ternyata, Rio diajak untuk pergi berkunjung ke kawasan jembatan yang isinya adalah anak-
anak jalanan.
Mereka sedang mondar mandir tanpa arah.
“Nak, lihat mereka. Mereka adalah anak seusiamu namun tidak bisa sekolah. Karena mereka
tidak memiliki orang tua lengkap yang membiayai dan merawat sepertimu. Maka,
bersyukurlah kamu masih bisa sekolah dan jangan malas lagi. Karena mereka yang ingin
sekolah banyak sekali” Jelas ibu
Akhirnya Rio pun sadar bahwa ia adalah orang yang beruntung bisa mengenyam pendidikan
terbaik.
Setelah itu, Rio mau berangkat sekolah dan ia bersemangat lagi.

15
Rajin Belajar

Ini merupakan hari senin yang sangat cerah. Sesudah melaksanakan upacara bendera, para
siswa memasuki kelas mereka masing-masing dan mendapatkan pelajaran dari guru mereka.
Di hari ini, ada beberapa pelajaran yang harus didapatkan oleh siswa, yaitu Bahasa Jawa,
Bahasa Indonesia, PPKN dan Matematika.
Mata pelajaran yang pertama adalah matematika. Bapak guru meminta kepada para murid
untuk mengerjakan halaman 5 dan halaman 6. Ketika para siswa tengah mengerjakan tugas
tersebut, suasana kelaspun menjadi sangat hening. Kemudian sesudah selesai, Bapak guru
memberikan pesan kepada para siswa untuk mempelajari materi pembagian dan perkalian
dengan soal cerita karena tes dadakan akan dilakukan sewaktu-waktu.
Pada siswa pun pulang setelah pembelajaran hari ini usai. Dwi, Rahma dan juga Tika pulang
dengan jalan kaki bersama karena sekolah mereka tidak jauh dari rumah.
“Nanti bermain di rumahku yuk habis makan siang. Aku punya boneka baru hasil olah-oleh
ibuku dari Bandung kemarin.” Pinta Rahma kepada dua temannya.
“Asyiikk.” Ungkap Dwi senang.
Bagaimana Tika, apakah kamu bisa ikutan?”
“Aku tidak usah ikut saja. Aku ingin belajar di rumah karena pesan dari Bapak guru tadi kan
kita harus belajar sendiri karena tas dadakan akan dilakukan sewaktu-waktu.” Jawab Tika
dengan wajah polos.
Setiba di rumah masing-masing. Tika langsung mengganti bajunya, kemudian makan siang,
sholat dan istirahat siang supaya nanti malam dia bisa belajar dengan baik dan konsentrasi.
Mengenai materi buku yang kurang memahamkan, sesekali ia bertanya kepada kakaknya.
Sementara Dwi dan juga Rahma asyik bermain hingga larut sehingga mereka pun tidak
sempat mendalami materi. Keesokan harinya merekapun berangkat bersamaan. Sesampainya
di kelas, ternyata Bapak guru benar-benar melakukan tes dadakan. Dwi dan Juga Rahma
merasa sangat kebingungan mengerjakan soal. Sehingga merekapun mendapat nilai jelek.
Dan akhirnya harus mengulang tes susulan.
Berbeda dengan Toka. Ia memperoleh nilai paling baik di kelas karena sudah belajar dengan
sungguh-sungguh sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh sang guru. Dan Bapak guru pun
meminta Dwi dan Rahma belajar kepada Tika.
“Wah, selamat yang Tika. Nilaimu maksimal. Besok-besok kita ikut belajar sama kamu ya

16
Scrub Gula Pasir

Pada suatu siang, Keke tengah berbincang dengan Rosa. Mereka berdua dengan sangat asyik.

“Ros, menurut pendapatmu, Dion itu sukanya dengan tipe cewek macam apa sih?”

“Apa ya..Setahuku kriteria dia nggak muluk-muluk sih. Dia suka cewek yang apa adanya dan
alami.”

“Jadi dia nggak suka cewek yang pakai gincu dong?” Tanya Keke penasaran.

“Ya mungkin seperti itu.”

“Terus, apa ya yang bisa bikin bibirku ini menjadi merah tanpa pakek lipstick?”

“Coba pakeklah scrub gula pasir setiap mau tidur malam hari. Secara alami, bibir kamu akan
merah merona.”

“Oh ya?”

“Baik nanti malam aku akan mencobanya supaya berhasil mendapatkan cinta dari Pangeran”.

“Satu minggu lagi di kampus kebetulan ada acara festival. Coba kamu gunakan scrub setiap
malam!” Sambung Rosa.

“Oh benar juga ya. Aku harus bisa tampil maksimal di depan Pangeran.”

Beberapa hari telah berlalu. Pada saat hari H, Keke tampil sebagaimana yang dikatakan oleh
Rosa. Melihat Keke, Rosa pun akhirnya kaget.

“Bibirmu kenapa Ke? Kenapa merah sekali? Kamu sudah menggunakan berapa kg gula? Itu
sensual apa bonyok sih?” Tanya Rosa Heran.

“Tahu nggak, ini karena gigitan dari semut setiap malam. Sampai bibirku menjadi semerah
dan sesensual ini. Benar-benar sebuah pengorbanan kan.” Jawab Keke.

“OH my God.”

17
Di dalam dan di luar

“Ra, ada Sinta tu yang mencarimu, ditemukan, aku menunggu itu.” Tina berkata kepada
Rara, yang bekerja di sekolah Rara.

“Bi, katakan saja, aku tidak di sini, keluar atau di mana.” Tanya Rara Bi Inah, yang bekerja
di rumahnya.

“Ya Tidak.”

“Kenapa kamu seperti itu dengan Sinta? Dia datang jauh-jauh, tapi kamu mengusirnya, dia
anak yang baik, Ra.”

“Ya, dari luar itu bagus, manis, ramah, tetapi hanya itu yang bisa kamu ukur berdasarkan
sifat manusia, dari luar itu imut, tapi kedalamannya pahit.”

“Betapa pahitnya?”

“Dia sering berbicara tentang keburukan temannya sendiri, banyak poinnya adalah Tin, yang
tidak bisa saya jelaskan.”

“Lihatlah dirimu, Jude, katakan padaku dengan jujur, tapi setidaknya hatimu tulus, Tin, itu
tidak baik di luar, tapi malas di dalam, aku tidak perlu melihat teman untuk menjadi teman,”
kata Rara.

18
Tidak konsisten

Alarm berbunyi sangat keras sehingga tidur Joni menjadi sangat mengantuk. Dia masih
terbaring mengantuk. Lalu perlahan buka matamu.

“Ya Tuhan!” Joni terkejut melihat jam gagal pada jam 7 pagi. Dia bergegas mandi, duduk,
dan berakselerasi ke kantor. Ketika dia tiba di kantor, dia terlambat menghadiri pertemuan,
yang ditawarkan pada waktu-waktu biasa, karena bosnya akan segera keluar kota.

“Maaf, Tuan, bisakah saya masuk?”, Joni bertanya kepada bosnya, yang memimpin rapat.

“Silakan duduk, Jon, tapi hari ini proyekmu digantikan oleh Hamid.”

“Tetapi mengapa, Tuan, saya hanya terlambat untuk sementara waktu.”

“Ini bukan masalah pendek atau panjang, kami adalah pekerja profesional di sini, saya telah
mempercayakan proyek kepada Anda untuk waktu yang lama, tetapi Anda tidak dapat
konsisten, bahkan jika Anda terlambat untuk sementara waktu, akan ada teman dari Anda
yang akan memberi Anda satu. Permisi, ada baiknya Anda belum memecat saya dari tim. “,
jelas bos itu.

Segera, Joni terdiam dengan wajah pucat. Setelah pertemuan selesai, Joni pergi ke mejanya.

“Apa yang terjadi hari ini, Jon, kamu belum terlambat.”

“Ini salahku, Mer. Aku tetap terjaga sampai larut malam dan menonton bola sampai aku lupa
ada proyek penting untuk mendapat manfaat.”

“Itu sebabnya kamu lebih memprioritaskan profesi sebagai hobi.” Connect Meri memberikan
sedikit nasihat.

19
Profesionalisme

Suara alarm yang terdengar nyaring berhasil mengusik tidur Luki yang begitu lelap. Niat hati
hanya ingin mematikan alarm tersebut, namun matanya seketika terbuka lebar. Luki kaget
melihat jam menunjukkan pukul 7.

“Astaga sudah jam 7”

Segera ia bergegas ke kamar mandi dan bersiap ke kantor. Dengan kecepatan maksimal ia
mengendarai mobilnya di tengah jalanan ibu kota. Sayang seberapa ngebut Luki, tetap saja ia
sudah telat meeting yang telah diajukan jamnya karena bos Luk yang akan pergi ke luar kota.

“Pagi pak, bolehkah saya ikut bergabung?” Tanya Luki pada bosnya yang tengah memimpin
meeting.

“Silahkan masuk. Oh iya tapi maaf project kamu ini harus saya gantikan dengan Haris.”

“Tapi pak, Saya hanya telat sebentar.”

“Tidak masalah sebentar atau lama, namun bagaimana profesionalisme kamu. Kami semua
tenaga professional dan konsisten. Jika kamu tak bisa menangani project ini secara
professional mengapa harus saya pertahankan, sedangkan ada temanmu yang memberi ide
menarik untuk project ini.”

“Terlebih ini project besar yang tak boleh disepelekan begitu. Masih untung kamu tetap bisa
bergabung dengan anggota lainnya.” sambung bosnya.

Mendengar ucapan itu Luki terdiam dengan penuh penyesalan.

Selesainya meeting semua anggota kembali tim kembali ke meja masing-masing. Mira yang
merupakan teman dekat Luki di kantor pun menanyakan perihal telatnya.

“Kamu kenapa Luk, kok bisa telat di meeting sepenting ini?”

“Iya aku salah, semalam aku begadang nonton bola hingga bangun kesiangan dan lupa
dengan meeting penting ini.”

“Oalah lain kali cobalah untuk lebih memprioritaskan sesuatu yang menguntungkan
untukmu” Sahut Mira menasehati sahabatnya yang tengah dirundung rasa menyesal ini.

20

Anda mungkin juga menyukai