“ Kringggg…”, jam bekerku berbunyi. Hari ini aku pertama masuk di SMP Negri 1
Gresik, aku senang sekali. Aku langsung shalat shubuh kemudian mandi. “Ma, hari ini
sarapan apa?”, tanyaku sambil memakai bando berwarna merah. “Sarapan nasi goreng, Nak”,
Aku bergegas untuk ke ruang makan karena aku sudah laper banget. Akhirnya aku
makan. Hari ini, aku memakai seragam biru putih dan bando biru di kepalaku, karena ini hari
Selesai makan, aku langsung pamit kepada mama dan papa. “Hati- hati, ya Nak”, kata
mama. “Iya ma”, jawabku. Aku langsung berangkat naik sepeda, aku tau ini terlalu pagi, tapi
Aku itu anaknya pemalu dan penakut. Dulu waktu di SD, aku diejek penakut, tapi aku
cuekin. Oh ya, aku anaknya juga cuek kalo ada yang ngejek. Jarak rumah dengan SMP Negri
1 Gresik lumayan dekat sih. Aku menggoes sepedaku dengan santai, karena jam masuk
Setiba di sekolah, aku memarkir sepedaku. Kemudian, aku mencari kelas 7F. Aku
coba ke lantai dua, ternyata kelasku ada di sebelah tangga. Aku mencari tempat duduk paling
pojok. Dikelasku, cuman ada beberapa anak saja, lainnya belum datang. Aku bosan
menunggu di dalam kelas, akhirnya aku keluar. Ternyata sekolahku memiliki dua gedung,
gedung satu dan gedung dua. Gedung satu, kelas 7-8, gedung dua untuk kelas 9,
laboratorium, dan kantor guru di tengah- tengahnya ada lapangan. Satu persatu anak- anak
Aku memustuskan untuk di dalam kelas dan duduk di bangkuku. “Kring….”, bel
sekolah berbunyi, maka tandanya harus masuk kelas. Aku duduk di bangkuku, sebelah
kananku ada anak laki- laki yang belum ku kenal. Sebelah kiriku ada anak perempuan
berkuncir dua dan berponi yang sama juga, belum aku kenal.
Wali kelas ku datang, “Selamat pagi anak- anak”, sapa wali kelasku. “Pagi, Bu”,
Hari ini aku pulang sekolah jam sepuluh loh, karena hari ini pertama masuk sekolah
di SMP. Perkenalan dimulai satu persatu anak, memperkenalkan dirinya. Sekarang giliranku
untuk memperkenalkan diri. “Hai, teman- teman, namaku Melodi Putri Cantika, akrab
dipanggil Melodi”, ucapku dengan suara agak pelan. Aku lega sudah memperkenalkan diriku,
Untuk perkenalanya sudah selesai, sekarang game, gamenya mencari satu murid
untuk di jadikan kelompok. Aku bingung berkelompok dengan siapa, soalnya aku gak kenal
siapapun. Tiba- tiba ada yang menarikku dari belakang, “Hai”, kata anak yang menarikku
“Kenalin, nama aku Mutiara”, ucap anak itu sambil mengulurkan tangannya. “Aku
Melodi”, jawabku membalas uluran tangannya. “Kamu mau gak jadi kelompokku, soalnya di
“Iya, aku mau“, kataku. Game dimulai. Aku dan Mutiara bersiap, ternyata gamenya
sederhana. Gamenya adalah lari bergantian untuk memasukkan bendera ke botol. Meskipun
gamenya sederhana, tapi cukup melelahkan. Game selesai. Aku segera bersiap- siap untuk
“Anak- anak kelas 7- 9 silahkan berkumpul di lapangan!”, ucap pak guru dengan
menggunakan microfon yang sedang ada di lapangan. Aku segera turun tangga dengan
Mutiara. Pak gurupun mulai menyampaikan informasinya. “Jadi, saya ingin memberi tau,
bahwa hari Selasa, 15 Oktober 2016, siswa kelas 7- 9 akan berkemah di lapangan ini.
informasi lengkapnya di grup orang tua”, kata pak guru. Semua bersorak kegirangan. Setelah
Aku mulai mengayuh sepedaku . Tak lama kemudian aku sampai di rumah. Mama
menyambutku. Sesampai di rumah, aku lekas bersih diri dan makan. Sambil makan, aku
bercerita ke mama tentang informasi kemah di sekolah. Aku senang sekali. “Ma, aku setelah
ini packing buat kemah, yah”, kataku pada mama. “Tapi kata pak Guru, infonya akan dikirim
“Oooh, gitu. Sebentar, coba mama lihat”, jawab mama seraya mengambil HP di
kamar.
Aku pun segera memasukkan apa- apa yang harus dibawa sesuai petunjuk mama.
*****
Waktu terasa begitu cepat. Aku sudah tak sabar untuk sampai di sekolah.
Mutiara melambaikan tangan nya aku bergegas menuju kesana, “Melodi kamu bawa
tendanya kan ?”, tanya Mutiara. “Bawa kok, tenang aja”, kataku. Acara pun dimulai.
Kegiatan pertama yaitu membangun tenda. Aku sih bisa, tapi gak lancar. Untungnya Mutiara
bisa. Karena dulu di SD nya sudah pernah berkemah. Acara kedua adalah mencari kayu yang
sudah disebar. Kami sudah dapat, selanjutnya membuat dua api unggun. Acara ketiga kita
game, setelah selesai semua acara kami sholat isya’ dan tidur di tenda. Aku dan Mutiara tidur
di tenda kami.
“Mutiara, kamu bisa tidur nggak?” kataku sedikit berbisik- bisik. “Enggak, aku
biasanya gak tidur kalo di tenda”, kata Mutiara dengan pelan. “Aku gak tidur ah“, balasku.
“Sama”, kata Mutiara. Malam pun berlalu, aku dan Mutira tidak tidur. Paginya, kami tidak
Rasanya sebentar saja perkemahan ini. Tau- tau sudah selesai. Aku senang sekali.
Selesai sarapan, seperti biasa Udin akan menyisihkan sebagian makanannya dalam
kotak makan kecil, tidak lupa mengambil bekal makanan dan minuman untuk dirinya sendiri
yang telah disiapkan ibu. Kemudian Udin berganti seragam sekolah dan bersiap untuk
berangkat sekolah.
Ayah sudah siap di atas sepeda motornya, dengan pakaian dan sepatu yang rapi juga
memakai jaket dan helm. Udin dan Wati adiknya setiap pagi diantar ayah ke sekolah,
kemudian ayah akan langsung pergi ke kantornya. Jarak rumah ke sekolah memang lumayan
jauh, jadi ibu tetap meminta Udin dan Wati menunggu ayah dengan sabar saat pulang
sekolah, karena kebetulan jam pulang sekolah Udin dan Wati sore hari tidak lama berselang
dengan jam pulang kerja ayah.
Mereka tidak pernah keberatan menanti ayah di sekolah. Wati senang sekali berada di
perpustakaan sekolah, bermacam buku bisa dibacanya, apalagi sekolahnya juga sering kali
mengadakan lomba bercerita, membaca puisi atau menulis cerpen, membaca banyak buku
adalah salah satu inspirasi Wati mengikuti lomba – lomba tersebut. Dan hasilnya,
alhamdulillah Wati sering diikutsertakan oleh sekolah mengikuti berbagai lomba literasi dan
sering pula menjadi juaranya.
Lain halnya dengan Udin, ia lebih senang bermain di halaman sekolahnya yang luas
dan asri. Apalagi bersama sesama teman – teman prianya, bermain sepak bola, berlari – larian
di halaman sekolah membuat waktu tak terasa telah berlalu. Dan tentu saja bersama sahabat
kecilnya. Iya, beberapa minggu yang lalu, seekor kucing liar betina yang sering mendiami
halaman sekolahnya melahirkan tiga ekor kucing kecil lucu yang menggemaskan. Semua
siswa di sekolahnya juga senang dengan kehadiran kucing – kucing ini , mereka sering
menyisakan sedikit makanan untuk kucing – kucing tersebut. Bapak dan Ibu Guru sering
berpesan agar tetap menjaga kebersihan, karena kucing – kucing tersebut bisa jadi kotor dan
berpenyakit, maka anak – anak harus segera cuci tangan dengan sabun setelah memegang
kucing, dan juga berpesan agar meletakkan makanan untuk kucing tidak berserakan dimana –
mana, akan menyebabkan bau dan datangnya lalat yang dikuatirkan menjadi sumber
penyakit.
Sore itu, selepas bel pulang sekolah, hujan deras sekali. Udin dan banyak teman –
temannya masih berteduh di sekolah. “ Kak, Wati ke perpus yaa, seperti biasaaa, jangan lupa
nanti kalau ayah datang, tolong panggil Wati, oke ? “ Wati mendekati Udin yang sedang
duduk bersila memangku seekor sahabat kecilnya. Yang dua ekor lagi sedang dibelai dan
dipeluk oleh temannya yang lain, sementara si induk duduk santai sambil mengibaskan
ekornya tak jauh dari Udin dan teman – temannya.” Iyaa, sama siapa Wati didalam perpus ?
Jangan sendirian yaa, ingat pesan ibu lho, nggak boleh sendirian di dalam ruangan kelas atau
perpus kalau jam pulang “ Udin mengingatkan adiknya.
“ Iya Kak, ini Wati sama Elsa, Azza, Reni, Kania dan ada dari kelas lain juga kok Kak “ Wati
menjawab sambil menunjuk teman – temannya yang sudah menunggu di belakangnya.
“ Ohya sudah Wati, nanti Kakak panggil kalau ayah datang yaa “ , kata Kakak.
“ Yess ...! “ teriak Wati kegirangan dan segera berlari menghampiri teman – temannya
menuju perpustakaan sekolah.
“ Meong, meonggg... “ kaki- kaki kecil sahabat Udin menaiki telapak tangannya, Udin
tertawa geli. Lalu diambilnya kucing mungil berwarna putih hitam itu dan didekapnya,
kucing itu mendengkur merasakan hangat dan lembut dekapan sahabatnya.
Udin menatap kucing itu dengan gemas, ia membuka kotak makan kecil yang dibawa
pagi tadi, lalu dibagikannya makanan tersebut untuk sahabat – sahabatnya yang selalu bisa
menyenangkan harinya di sekolah, meringankan setiap kesulitan yang ditemui saat pelajaran,
yang tidak pernah marah atau membenci Udin, mereka hanya ingin dibelai, dipeluk, diberi
sisa makananpun mereka tidak keberatan.
Udin teringat sewaktu menceritakan kepada ibu tentang sahabat – sahabat kecilnya di
sekolah. Ibu mengajarkan banyak hal tentang kucing dan makna apa yang bisa Udin ambil
dari persahabatannya dengan makhluk Allah ini. Menjadi disiplin dengan menjaga
kebersihan, mengatur waktu bermain, ikhlas membantu dengan kasih sayang, juga bersyukur
pada setiap hal yang diberikan Allah untuk kita.
“ Udiiin, Uddiiinn... itu ayahmu datang !“, teriak Romi membangunkan Udin dari
lamunannya.
“Ehh, iya, iyaa... Ayah, tunggu yaaa, Udin mau panggil Wati di perpus dulu“, Udin bangkit
dari duduknya dan meletakkan sahabatnya dengan perlahan. Ayah masih memakai jas hujan
dan kini turun dari motornya, menyiapkan jas hujan dan kantong kresek untuk dua buah hati
yang dibanggakannya.
Hujan deras telah berganti rintik gerimis, sudah banyak siswa yang pulang, baik
dijemput maaupun naik sepeda sendiri. Udin dan Wati sudah memakai jas hujannya masing –
masing.
“Puuss, aku pulang dulu yaa, besok kita ketemu lagi. Ingat yaa jangan buang kotoran
sembarangan! Kasihankan mas pramubaktinya“, Udin berjongkok, membelai sahabat –
sahabatnya untuk berpamitan sebelum pulang.
Ayah tersenyum melihat tingkah anak sulungnya yang sangat perhatian pada
binatang. Sesaat setelah Udin naik dalam boncengannya, mereka menembus udara sore
menuju rumah, ibu pasti sudah menanti dengan menu makanan dan cemilan hangat yang
dengan membayangkan saja perut semakin terasa lapar.
Udin dan Wati tersenyum diatas motor ayah yang melaju di jalan raya, mereka sudah
tak sabar untuk kembali bersiap ke sekolah esok hari, menemui semua teman, guru dan
sekolah yang amat mereka rindukan untuk belajar, bermain dan bercanda bersama.
Teeet…… teeet….. teet….. suara bel sudah terdengar. Aku masih berjarak 50 meter
lagi dari gerbang sekolah. Semakin laju aku mengayuh sepedaku. Gerbang sekolah sedikit
demi sedikit sudah mulai di tutup pak satpam. Beberapa murid berlarian untuk segera masuk
ke lingkungan sekolah. Uugh……… berkeringat aku, gara- gara terburu- buru tadi. Ada
perasaan menyesal kenapa aku bisa terlambat hari ini. Selepas sahur dan sholat shubuh tadi
pagi, aku memang tertidur lagi. Hari ini hari Kamis. Kebiasaan yang ditanamkan di
sekolahku adalah puasa Senin- Kamis untuk siswa kelas VI, dan semua siswa kelas VI
melaksanakannya dengan baik.
“Adiinn… sudah jam berapa ini? Nanti kamu bisa terlambat sekolah”, suara Ibu
kembali membangunkanku. Jam sudah menunjukkan pukul 06.15 WIB. Kulihat samar- samar
jarum jam yang terus berjalan memutar. Ups……. meloncat aku dari tempat tidur, kusambar
handuk langsung masuk kamar mandi. Bergegas kupakai baju yang sudah disiapkan ibu.
Ibuku memang yang terbaik, semua sudah siap ketika aku hendak berangkat. Padahal beliau
juga harus berangkat kerja. Ibu, maafkan anakmu yang belum bisa mandiri ini.
Setelah berpamitan, kukayuh sepedaku sekencang mungkin, dengan harapan masih
ada pak satpam yang menyebrangkan anak-anak sekolah, karena jalan ramai kendaraan.
Alhamdulillah….pak satpam masih ada. “Terima kasih, Pak..”, kuucap untuk 2 orang satpam
yang tiap pagi selalu stand by di jalan untuk menyeberangkan anak- anak sekolah.
Aku bersekolah di SD MUHAMMADIYAH GKB 2 GRESIK. Sejak aku kelas 1
sampai dengan kelas 6, aku berangkat sekolah naik sepeda dengan teman-teman. Tiap hari
aku berangkat pukul 06.30 Sampai dengan pukul 15.30. Teman-teman ku banyak.
Sebelum belajar, aku dan teman- teman sholat dhuha dan tadarus. Kuikuti pelajaran
hari itu dengan serius. Pelajaran Matematika, ugh….. pelajaran sulit, padahal ayah dan ibuku
seorang guru matematika, tapi aku masih merasa agak kesulitan kalau sudah berhadapan
dengan pelajaran itu. Kemudian, istirahat sampai pukul 10.00, teman-temanku berhamburan
keluar, seakan ingin segera keluar dari ruangan kelas. Ada yang bermain sepak bola, dan
berkejar- kejaran. Anak- anak yang bukan kelas VI banyak yang membuka bekal ataupun
pergi ke kantin, dan kebanyakan teman-temanku hanya duduk-duduk, mungkin karena
mereka berpuasa. Aku berdiri di pojok, sambil memandangi arah gerbang sekolah.
Masih teringat, ketika aku masuk pertama kali ke sekolah ini. Diantar ibuku ke
sekolah, dan di pintu gerbang disambut ustadz dan ustadzah yang tidak pernah berhenti
tersenyum. Itulah kebiasaan yang diterapkan sekolahku, tiap hari pintu gerbang tidak pernah
kosong, selalu ada ustadz ustadzah yang berdiri menyambut siswa. Selalu tersenyum,
membuat para pemburu ilmu ini selalu tidak ingin absen dari sekolah. Bagaimana tidak,
mereka yakin akan rumah kedua mereka, mereka akan merasa aman di sekolah, sebagaimana
mereka nyaman di rumah mereka sendiri.
Pelajaran kembali dimulai, sampai menjelang sholat dhuhur. Sholat dhuhur dilakukan
secara berjamaah di aula. Semua siswa berwudlu dengan tertib. Yang menjadi imam adalah
siswa kelas V dan VI secara bergantian. Begitu tertib mereka berjamaah. Aku serasa
mempunyai keluarga besar yang mempunyai kewajiban yang sama. “Allahumma Baariklana
fiimaa rozaktana waqinaa adzabannar”, terdengar bacaan sebelum kita memulai makan
siang. Dengan bekal masing- masing yang dibawa siswa, mereka makan bersama-sama.
Kalau di rumah aku hanya makan berempat bersama ayah, ibu dan umi. Di sekolah, aku
makan bersama teman- teman. Senang sekali rasanya.
Aku tidak bisa membayangkan, suatu saat aku akan meninggalkan sekolahku ini.
Ketika aku lulus kelak. Berat rasanya meninggalkan sekolah yang sudah menampungku 6
tahun, dengan segala suka dukanya. Masih teringat jelas kenangan bersama teman- temanku,
kegiatan sehari- hari di sekolah. Apalagi saat menjalani ujian praktek. Kelelahan dalam ujian
praktek tidak terasa lagi, meskipun pulang sekolah harus latihan di sana sini. Sekarang semua
telah selesai. Tinggal kuhadapi ujian- ujian tulis yang siap menanti berturut- turut. Mudah-
mudahan aku bisa lulus dengan nilai yang baik, dan bisa melanjutkan sekolah yang lebih
tinggi. Aku berharap sekolahku nantinya mempunyai suasana seperti sekolahku sekarang.
SDM GKB 2, Berlian School my love school.
Hobi : Bersepeda
Cita- cita : Pembalap
Embun pagi yang membasahi rerumputan hijau dan matahari yang belum nampak
terbit di pucuk timur. Ketika teriakan mamaku yang membangunkanku tepat pukul 05.00.
Aku terbangun dengan rasa ngantuk. Mamaku berteriak, “Kakak, ayo bangun! Kamu ini lupa
yah, ini kan hari pertamamu masuk sekolah, Kak!”. Aku teringat dan langsung terbangun,
“Oh ya, astaghfirullah, lupa!”. Aku langsung bergegas mencuci muka dan segera mandi.
Selanjutnya melaksanakan sholat shubuh dengan papa dan adikku.
Selepas mandi dan selesai melaksanakan sholat, aku langsung bergegas sarapan
dengan menggunakan seragam merah putihku. Dengan sepotong roti dan susu putih, aku
menyantap awal pagiku dengan nikmat. “Mama, anterin aku yah!”. Aku sudah tidak sabar
bertemu teman- teman.
Mamaku mengantarkan sampai depan sekolah. Aku pamit dan mencium tangan
mama. Aku masuki halaman sekolah dengan hati senang. Aku bisa bertemu dengan teman-
teman serta adik kelas. Selain itu, aku juga bertemu dengan ustad dan ustadzah tercinta.
Terakhir kali, kita bertemu 2 bulan yang lalu, waktu UKK. Sungguh banyak kenangan di
kelas 5 dulu. Sekarang kami sudah naik kelas, kita sekarang sudah kelas 6. Sudah waktunya
serius dan semangat untuk ujian- ujian yang akan datang.
Dihari pertama masuk sekolah, seluruh siswa berkumpul di lapangan sekolah untuk
penyambutan tahun ajaran baru. Saat pembagian kelas, aku di kelas 6 Abu bakar, sekelas
sama sahabatku, Nailah, Adiba, dll. Senang sekali waktu itu, ketika aku tau sekelas dengan
teman- teman kesayanganku. Tetapi kami belum tau siapa wali kelas Abu Bakar. Setelah
kegiatan pelepasan balon bersama, ada pemberitahuan wali kelas. Ternyata wali kelas 6 Abu
Bakar itu Ustadzah Nurul Machzumah. Seneng sekali rasanya, terutama aku, seneng dapet
ustadzah yang aktif, gaul begini, Ustadzah Nurul.
Selesai berkegiatan di lapangan bersama adek kelas, kami menuju kelas masing-
masing menunggu Ustadzah Nurul. Setelah Ustadzah Nurul masuk ke kelas, kita diminta
saling berkenalan kembali, walaupun kita sudah kenal… hehehe. Ternyata aku juga sekelas
sama Rissa atau biasa kita panggil Ica. Dari kelas 1, aku belum pernah sekelas dengan dia.
Ustadzah Nurul membagi struktur kelas, ternyata aku yang menjadi wakil ketua kelas.
Hari kedua bersekolah sudah mulai aktif dengan menerima pelajaran kelas 6.
Ustadzah memberikan pengarahan kepada kami gambaran di kelas 6. Kami akan dihadapkan
dengan banyak kegiatan ujian. Benar saja, hari demi hari hari, kami menerima pelajaran di
kelas 6, kami dihadapkan dengan jadwal try in, dll.
Hari demi hari di kelas 6 berjalan begitu cepat. Tiba- tiba sudah waktunya ujian
praktik, cepat sekali. Ada banyak ujian praktik yang harus diikuti. Antara lain Bahasa
Indonesia, Bahasa Jawa, Bahasa Inggris dll. Bagiku ujian praktik itu seru dan
menyenangkan, meski juga pusing karena harus banyak yang dipersiapkan. Dari ujian praktik
ini, aku merasa kami juga lebih mengenal lebih dekat dengan teman – teman. Peran serta
orang tua pun tak ketinggalan karena banyak membantu kami dalam menyiapkan banyak hal
yang kita butuhkan.
Disela ujian praktik yang membutuhkan banyak energi dan fikiran, ada kegiatan
Holiday in Spemdalas dan Outbond ke air terjun Dlundung Trawas. Alhamdulillah, lumayan
refresh ini otak di kepala, hehe.
Tak kalah seru dari kegiatan itu, out bond di Trawas pun menguji adrenalin kami. Aku
dan teman- teman sangat semangat bersahabat dengan alam. Aku suka menyebutnya my trip
my adventure. Kami didampingi kakak pembimbing dari Angkatan Darat atau biasa di kenal
dengan TNI. Kekompakan kami dalam kegiatan ini diawalai dengan senam kewer kewer
yang lucu dan asyik menurutku. Dilanjutkan dengan berjalan kaki di jalan setapak menuju air
terjun Dlundung Trawas yang indah dan sejuk. Sungguh aku dan teman- teman bahagia dan
ceria.
Sungguh pengalaman indah ini tidak akan pernah terlupa di kelas 6 tercinta. Disetiap
kegiatan pun tak pernah terlewat begitu saja, karena Ustadzah Nurul yang semangat
mengabadikan di setiap kegiatan kami di kelas 6 ini. Orang tua kami pun sangat
berterimakasih kepada beliau.
Beginilah pengalamanku yang sungguh menyenangkan. Pengalaman terindah dengan
teman dan ustad/ ustadzah tersayang di BerLIAN School. Pengalaman dan kenangan yang
akan selalu ku rindukan, karena tak akan pernah bisa terulang masa - masa menyenangkan
ini.
Itulah cerita singkatku di kelas 6, namun belum berakhir. Sekarang aku masih berada
di kelas 6 tercinta. Masih berharap semoga hasil UN bagus, lulus semua. Aamiin.
Perkenalkan nama saya Arya Abhiseka Setiawan, saya biasa dipanggil Abhi. Saya
sekolah di SD Muhammadiyah 2 GKB, masuk pada tahun 2013 dan insyaAllah saya lulus
pada tahun 2019. Di SD Muhammadiyah 2 GKB Alhamdulillah saya dipertemukan dengan
teman-teman yang baik, sholeh dan sholehah dan juga di bimbing oleh ustadz dan ustadzah
yang sabar, penyayang serta baik.
Pada saat kelas 1 saya berada di kelas 1D dengan wali kelas ustadzah Zaida. Beliau
adalah ustadzah pertama yang saya kenal , beliau sangat baik, sabar , perhatian dan
penyayang. Alhamdulillah di kelas satu saya dipilih untuk mengikuti lomba Sains Kwark dan
itu merupakan pengalaman pertama saya mengikuti lomba. Di kelas satu teman dekat saya
adalah Nabil dan Ibel.
Di sekolah, saya belajar dan bermain bersama walaupun terkadang bertengkar tetapi
setelah itu kami bermaaf-maafan dan bermain bersama kembali. Satu kenangan yang tidak
bisa saya lupakan di kelas satu, setiap selesai mengerjakan tugas saya senang sekali bercerita
bersama teman-teman, sehingga ustadzah Zaida menyebut saya “Dodolan Jamu” hahahaha.
Sejak kelas satu saya suka bermain sepak bola. Bermain sepak bola adalah hoby sekaligus
cita-cita saya, karena itu di kelas satu saya mengikuti extrakulikuler futsal. O iya hampir lupa
saat kelas 1 kami Outbond ke Taman Flora Surabaya, saya senang sekali itu pengalaman
pertama saya pergi tanpa didampingi orang tua. Kami ke Taman Flora dengan menaiki bus,
sepanjang perjalanan kami sangat bahagia, kami bernyanyi bersama. Sesampai di tempat
outbound banyak kegiatan yg mendidik dan menyenangkan misalnya flying fox. Pada waktu
perjalanan pulang kami ketiduran karena kecapekan, hehehe.
Di kelas 2 saya berada di kelas 2D dengan wali kelas pertama ustadz Hariyadi. Ustadz
Hariyadi adalah sosok ustadz yang ramah dan bersahabat. Tapi ustadz Hariyadi hanya bisa
mendampingi kami beberapa bulan, beliau digantikan oleh Ustadzah Sulis. Ustadzah Sulis
adalah ustadzah yang disiplin dan tegas, tapi sayang Ustadzah Sulis juga hanya bisa
mendampingi kami beberapa bulan dan beliau digantikan oleh Ustadzah Sonya. Ustadzah
Sonya adalah Ustadzah yang energik, smart dan fashionable. Pada saat kelas 2 saya
outbound ke Alas Prambon Sidoarjo seperti halnya di kelas 1 saya sangat senang sekali pada
waktu outbound. Di kelas 2 kelas kami memenangkan lomba yang diadakan oleh susu Zee,
dari pengalaman itu saya jadi tahu bahwa untuk meraih gelar juara itu butuh perjuangan dan
pengorbanan. Kita berlatih setiap hari sepulang sekolah di rumah peserta lomba secara
bergantian, tetapi kami tidak merasakan capek kami sangat senang karena latihannya sambil
bermain. Pada saat kelas 2 ada kejadian yang selalu saya ingat yaitu atap kelas kami jatuh dan
tepat berada di meja Hakinen. Alhamdulillah tidak ada korban, hanya kacamata Hakinen
tertindih dan Alhamdulillah tidak rusak. Oya Hakinen adalah teman dekat saya di kelas 2. Di
kelas 2 saya masih mengikuti ekstrakulikuler futsal. Setiap ada jadwal extra futsal saya sangat
semangat sekali walau cuaca hujan saya tetap berangkat hehehe. Hampir saja lupa di kelas 1
dan kelas 2 jadwal sekolah saya masuk pukul 06.45 dan pulang pukul 12.30. Walaupun
masuk pukul 06.45 pada pukul 06.20 saya sudah berada di sekolah karena saya ingin bermain
dulu dengan teman-teman dan itu menyenangkan sekali.
Kelas 3 saya berada di kelas 3A dengan wali kelas Ustadzah Yuli, beliau sangat sabar,
ramah, perhatian, dan penyayang. Suasana di kelas tenang dan nyaman kalau ada ustadzah
Yuli. Mulai kelas tiga saya masuk pukul 06.45 dan pulang pukul 15.30 . Sesampai di sekolah
saya masuk ke kelas menaruh tas dan kemudian bermain dulu bersama teman-teman, setelah
bel berbunyi saya masuk kelas untuk sholat dhuha bersama dan kemudian tadarus Al Qur’an.
Setelah selesai Tadarus dilanjutkan kegiatan belajar mengajar dan istirahat pukul 09.35 dan
masuk pukul 09.50. Saat istirahat adalah saat-saat yang menyenangkan saya bermain bola
bersama teman-teman di lapangan. Setelah bel masuk berbunyi dilanjutkan kegiatan belajar
mengajar dan istirahat kembali pukul 11.35-13.00 istirahat kedua ini diisi dengan kegiatan
istirahat, sholat, makan dan tadarus Al Qur’an. Setelah jam istirahat selesai dilanjutkan jam
belajar mengajar kemudian sholat ashar dan selesai sholat ashar pukul 15.15 kami pulang.
Walaupun dari pagi saya belajar tapi saya tidak capek karena belajar di SD Muhammadiyah 2
GKB menyenangan antara belajar dan bermain. Setelah bel Pulang berbunyi saya tidak
langsung pulang ke rumah saya bermain sepakbola di lapangan dulu bersama teman-teman
kecuali kalau ada jadwal extra saya langsung pulang. Di kelas 3 saya mengikuti
extrakulikuler Basket karena ingin mempunyai pengalaman lain selain Futsal. Dan waktu
saya kelas 3 extrakulikuler basket baru ada di sekolah saya. Saat kelas 3 kami Field trip ke
Kebun Binatang Surabaya. Kami senang sekali karena mendapatkan banyak pengetahuan
tentang Hewan.
Di kelas 4 saya berada di kelas 4A dengan wali kelas Ustadzah Nurul Qomariyah
beliau mengajar mata pelajaran bahasa indonesia. Ustadzah Nurul adalah Ustadzah yang
ramah, sabar dan murah senyum. Seperti dikelas 3, dikelas 4 jam pelajaran juga sama
pukul06.45-15.30, tetapi saya tidak merasa capek dan bosan saya senang sekali disekolah
karena banyak teman. Dikelas 4 teman dekat saya Ancha dan Aldo. Pada saat ada tugas
kelompok kami selalu satu kelompok. Di saat jam istirahat pun kami selalu bersama-sama.
Pada waktu kelas 4 kami Field Trip ke Stasiun Gubeng dan Terminal Tambak Osowilangon.
Saya mengikuti extrakulikuler renang yang dilaksanakan pada hari sabtu. Extra berenang
dilaksanan dikolam renang Cheril Water Byur lalu pindah ke kolam renang Petro. Pada saat
extra berenang pun saya bersama Ancha dan Aldo. Alhamdulillah setelah mengikuti extra
berenang akhirnya saya bisa berenang.
Naik dikelas 5 saya berada dikelas 5D dengan nama Fathonah yang artinya Cerdas,
wali kelas kami Ustadzah Metha, beliau adalah seorang Ustadzah yang sangat tegas dan
disiplin. Di kelas 5 teman dekat saya Hakinen. Saat kelas 5 saya mengikuti extra futsal. Di
kelas 5 saya sering mengikuti turnamen dan saya ditunjuk sebagai kapten. Di kelas 5 banyak
kegiatan menarik seperti outbond. Pada waktu kelas 5 kami outbond ke Pantai Kenjeran.
Di kelas 6, saya menempati kelas 6A ( Abu Bakar Assiddiq) dengan wali kelas
Ustadzah Nurul Machzumah, biasanya beliau di panggil Ustadzah Uyun. Ustadzah Uyun
adalah Ustadzah yg smart dan gaul, kesukaannya adalah berfoto dan selfy. Setiap ada momen
apa saja pasti kita selalu di foto oleh Ustadzah Uyun, kemudian di kirim ke grup kelas
sehingga orang tua di rumah bisa melihat kegiatan kami di sekolah dan membuat mereka
terhibur, bangga dan bahagia.
Di Kelas 6 banyak skali Kegiatan seperti ujian praktek, try out, home visit, Friday
lerning, Saturday Club, ada juga kegiatan refreshing seperti Holiday in SPEMDALAS dan
out bound ke Wisata Alam Dlundung, Trawas, Mojokerto. Di kelas 6 kita betul- betul diajari
tentang kebersamaan dan kerja tim. Allhamdullillah kelas kita menjadi kelas yang kompak.
Berat rasanya saya meninggalkan sekolah ini, teman-teman dan Ustadz, Ustadzah
yang menyenangkan, saya menyayangi kalian semua. Terima kasih Ustadz dan Ustadzah
telah membimbing saya dengan penuh kasih sayang dan keikhlasan, semoga Allah
membalasnya dengan pahala dan kebaikan yang berlimpah. Tanpa Ustadz dan Ustadzah
apalah artinya saya. Semoga ilmu yang saya dapat dari SD Muhammadiyah 2 GKB bisa
bermanfaat.
Pesan/ kesan : Semoga BerLIAN School semakin lebih baik dan terus berprestasi
Ekstrakurikuler Favorit
Di sekolah, selain mengajarkan akademik, ada juga kegiatan ekstrakurikuler yang
sesuai dengan hobi masing- masing anak. Ada beberapa ekstrakurikuler di sekolah yaitu
futsal, basket, panahan, tapak suci, wall climbing, qiro’ah, renang, catur, robotik, handycraft,
tari, dan masih banyak yang lain. Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan seminggu sekali
setelah jam pelajaran sekolah selesai. Dibimbing oleh pengajar yang profesional.
Aku mengikuti kegiatan ekstrakurikuler futsal setiap hari Selasa mulai jam 4 sore
sampai jam 5 sore. Aku senang sekali bisa bermain, bahkan bertanding futsal dengan teman-
teman. Ekstrakurikuler futsal dilaksanakan di lapangan sekolah. Meskipun lapangannya tidak
seperti lapangan futsal yang besar, aku dan teman- teman cukup senang, karena ada pelatih
yang sabar dalam memberi arahan tentang teknik- teknik bermain futsal yang baik dan benar.
Saat pertandingan futsal di sekolah, aku menjadi kapten tim. Saat pertandingan dimulai,
temanku mengoper bola kepada aku dengan teknik yang bagus. Lalu aku mengoper lagi
kepada temanku. Kemudian temanku ditackling keras oleh lawan. Lawan pun kena kartu
kuning. Lalu freekick yang ditendang olehku dan ternyata masuk ke gawang lawan. Skor
unggul 1-0. Peluit sudah berbunyi, tandanya pertandingan sudah selesai. Timku menang. Aku
dan temanku senang sekali bisa tanding bersama.
Selain ekstrakurikuler futsal, aku juga pernah mengikuti ekstrakurikuler robotik. Pada
saat mengikuti ekstrakurikuler robotik, aku diajari merakit robot dan menggerakkan dengan
berbagai gerakan yang atraktif. Aku senang sekali bisa belajar merakit robot bersama teman-
teman. Ekstrakurikuler robotik dibimbing oleh pengajar yang sudah ahli mengotak- atik
robot. Kalau ekstrakurikuler robotik dilaksanakan di dalam kelas. Bahkan, ada temanku yang
mengikuti lomba di Surabaya. Meskipun aku tidak ikut lomba, aku tetap senang sekali.
Aku sering kali bergonta- ganti ekstrakurikuler. Selain ekstrkurikuler futsal dan robotik,
aku pun juga pernah mengikuti ekstrakurikuler yang lain seperti panahan. Aku berganti- ganti
ekstrakurikuler, karena aku ingin tahu teknik- teknik yang diajarkan ekstrakurikuler yang
lainnya.
Alhamdulillah, di sekolahku kegiatan ekstrakurikuler boleh berganti- ganti di setiap
kenaikan kelas. Aku dan teman- teman yang lain juga ingin merasakan ikut ekstrakurikuler
yang berbeda- beda. Jadi lebih banyak teman dan keseruan yang terjadi pada saat
melaksanakan ekstrakurikuler di sekolah.
Pada saat ekstrakurikuler panahan, aku diajari cara memanah dengan benar. Pertama-
tama aku tidak bisa memanah dengan benar, sedangkan temanku sudah banyak yang bisa
memanah dengan benar. Kedua kali masih belum kena sasaran. Sampai ketiga kalinya
akhirnya aku bisa memanah dengan benar dan kena sasaran. Jadi ekstrakurikuler panahan
sudah menjadi hobiku.
Dari beberapa ekstrakurikuler yang pernah aku ikuti di sekolah, yang paling aku suka
adalah ekstrakurikuler futsal. Karena memang hobiku bermain bola. Setiap hari rasanya ingin
selalu bermain bola. Saat jam istirahatpun kadang aku dan teman- teman bermain bola di
lapangan sekolah.
Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah yang sesuai dengan hobi, aku dan
teman- teman bisa mengembangkan minat dan bakat kami di sekolah. Bisa mengikuti
perlombaan atau pertandingan dari ekstrakurikuler tersebut, baik di sekolah atau diluar
sekolah yang disupport oleh sekolah. Ustad dan ustadzah juga ikut senang, kalau ada yang
menang, aku dan teman- teman juga ikut senang.
Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah benar- benar menyenangkan. Jadi lebih semangat
menjalani hari- hari di sekolah meskipun ekstrakurikuler hanya dilaksanakan seminggu
sekali. Hal itu juga mempengaruhi dalam proses belajar mengajar di kelas. Aku jadi lebih
semangat mengikuti pelajaran akademik, karena di dalam tubuh yang sehat ada pikiran yang
sehat juga.
Semua itu membuktikan kalau sekolah itu benar- benar menyenangkan. Selain
mendapat pelajaran akademik, juga mendapat pelajaran dari mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler yang sesuai dengan hobi yang dibimbing oleh pengajar yang sudah profesinal.
Alhamdulillah aku semakin senang dan lebih bersemangat pergi ke sekolah.
Namaku Dita Ayu Kusumawardani, saat ini aku duduk dibangku kelas 6 di SD
Muhammadiyah GKB 2 Pondok Permata Suci Gresik.
Lima tahun yang lalu, orang tuaku mendaftarkan aku masuk kesekolah ini karena
sekolah ini memiliki akreditasi yang bagus dan berharap aku akan mendapatkan ilmu yang
bermanfaat sebagai bekalku di masa depan.
Awal aku masuk sekolah, adalah hal yang sangat menyenangkan. Aku mempunyai
banyak teman- teman baru, Ustad dan Ustazah yang sangat baik serta telaten dalam
membimbing aku, juga suasana sekolah yang nyaman dan menyenangkan.
Sekolahku dimulai pada pukul 06.45, yang mana sebelum pelajaran dimulai selalu
diawali dengan pembiasaan sholat dhuha, membaca ayat suci Al’Quran, dan berdoa. Aku
masih ingat waktu aku kelas 1 SD, aku masih kurang begitu lancar membaca, lalu ada salah
satu Ustadzah yang begitu telaten mengajariku sampai akhirnya aku lancar membaca. Terima
kasih Ustadzah.
Oh iya, di sekolahku juga banyak sekali kegiatannya lho, ada ekstrakurikuler menari,
memasak, tapak suci, dan lain sebagainya. Aku pernah jadi juara 2 tapak suci beregu seni,
pialanya aku simpan di rumah sebagai kenang- kenangan dan kebangganku bahwa aku
pernah berprestasi.
Aku juga pernah jadi juara 1 lomba menari yang diadakan oleh susu Zee, yang waktu
itu mengadakan kegiatan di sekolahku.
Tahun demi tahun aku lalui, tak terasa aku sekarang sudah duduk di bangku kelas 6.
Rasanya baru kemarin aku masuk sekolah, sekarang sudah mau meninggalkan sekolah ini.
Dikelas 6 ini, rasa persaudaraan terasa terjalin lebih erat antara teman dan ustad / ustadzah.
Seperti misalnya waktu ujian praktek beberapa waktu yang lalu, tiap- tiap kelompok harus
memberikan persembahan yang terbaik agar mendapatkan nilai yang bagus.
Kami tiap kelompok bekerja keras membuat tim yang solid agar dapat memberikan
penampilan yang terbaik. Hal itulah yang membuat semakin erat pertemanan kami. Beberapa
waktu yang lalu, kami juga diajak outbond ke Trawas untuk sejenak menghilangkan setres
dan kepenatan yang mendera kami. Kami sangat senang sekali dengan kegiatan tersebut,
karena melalui kegiatan itu dapat menambah keakraban dan mempererat persaudaraan kami.
Sekarang aku berpacu dengan waktu untuk menghadapi ujian- ujian yang sudah di
depan mata dan harus aku lalui untuk menuju jenjang sekolah yang lebih tinggi. Tentunya
semua itu untuk meraih cita- citaku. Semoga Allah memberiku kemudahan dan kelancaran
untuk melaluinya.
Terima kasih Ustad dan Ustazahku tersayang yang sudah membimbing dan
memberikan ilmu kepadaku tanpa mengenal lelah. Jasa jasamu akan selalu aku kenang.
Terima kasih sudah memberikan suasana yang menyenangkan dalam kurun waktu 6 tahun
ini.
Untuk teman- temanku, semoga pertemanan dan persaudaraan ini, tidak putus sampai
di sini, tetapi semoga bisa berlanjut sampai kapanpun. Sungguh, aku beruntung bisa
bersekolah di SD Muhammadiyah GKB 2, Pondok Permata Suci, Gresik.
Hilang sepatuku.
Siang menjelang, semua anak bersiap untuk pulang, begitu pun aku. Seusai berdoa
dan menjawab salam dari ustadzah, aku berpamitan untuk pulang. Tapi, ku lihat rak sepatu di
depan kelasku, kosong. Kemana sepatuku? Ku coba untuk tenang, ku cari cari sepatuku di
setiap sudut kelas, tapi sepatu itu tak kunjung tampak olehku. “Kemana sepatuku?”,
gumamku. “Kok bisa hilang?”, aku masih bingung mencari sepatu. “Apa aku lupa ya
meletakkan sepatu itu?”, pikirku lagi. Wah pak supir mobil antar jemput pasti sudah
menungguku di depan sekolah, kasihan teman- temanku yang lain kalau terlalu lama
menungguku. Aku pun berlari pulang ke mobil jemputan sekolah tanpa sepatu. Aku pura-
pura tenang agar tidak menarik perhatian teman- temanku. Benar saja, teman- temanku tak
ada yang tahu kalau aku pulang tanpa sepatu.
Ibu menyambutku di depan pintu sambil menggendong adik kecilku. “Kok terlambat
pulang?” tanya ibuku. “Iya, aku mencari sepatu dulu Bu, sepatuku hilang”, jawabku. “Lho
kok bisa? Mungkin kamu lupa!”, jawab ibuku. “Sepertinya sih tidak lupa bu, aku
meletakkannya di rak sepatu di depan kelas”, jawabku. “Baiklah, ibu hubungi ustadzah
sekarang untuk melaporkan kejadian ini, semoga sepatu kamu bisa ketemu”, jawab ibuku.
Keesokan harinya ustadzah mengajak kami untuk bersama- sama mencari sepatuku.
Karena sepatuku hilang, aku jadi punya semakin banyak teman. Semua teman- teman
membantu mencarikan sepatuku. Seiring waktu merekalah yang menjadi sahabat- sahabat
yang asyik di sekolah. Sepatuku ketemu, ada di dalam kotak sampah kelasku. “Aah, pasti ada
yang ngefans dan ingin berkenalan denganku, makanya menjahiliku” jawab hatiku. Sampai
sekarang aku tak tahu siapakah itu? Yang aku tahu, karena kejadian sepatuku hilang, aku jadi
punya banyak teman.
Perkenalkan namaku Idam Ilham, biasa dipanggil Idam. Aku tinggal di kota Gresik.
Aku sekolah di SD Muhammadiyah GKB 2 Gresik. Rasanya baru kemarin aku menjadi siswa
kelas 1. Waktu itu, aku masih penakut sekali. Ada kakak kelas 6 lewat, aku takut. Saat aku
dijahili, aku nangis. Hal- hal seperti itu, membuatku malas sekolah. Tapi dengan ketelatenan
nenek memberikan pengertian padaku, membuatku kembali semangat bersekolah lagi.
“Tal ada yang perlu ditakutkan ketika di sekolah, Idam. Teman- temanmu baik, bisa
bermain bersama. Guru- gurunya juga baik dan ramah”, kata nenek waktu itu.
Kalimat itulah yang selalu ku pegang hingga saat ini. Benar saja. Aku buktikan
sendiri. Sekolah di SD Muhammadiyah GKB 2 benar- benar menyenangkan. Banyak
pelajaran berharga yang bisa aku ambil di sini.
Pertemanan yang sejati, guru- guru yang terbaik, akan selalu ada di hati. Semoga
kelak, di sekolah lanjutan aku bisa menemukan sekolah yang serupa dengan Sdku ini.
Nama ku Mirza Eka Nurkaffah aku biasa di panggil Mirza. Aku siswa kelas 6 dari SD
Muhammadiyah GKB 2 yang sekolahnya ada di PPS. Aku biasa berangkat sekolah diantar
oleh mamaku, atau kadang- kadang aku berangkat bersepeda dengan teman- temanku. Karena
jarak rumah dan sekolahku lumayan jauh kalau di tempuh dengan jalan kaki.
Pagi itu, aku pergi sekolah dengan naik sepeda bersama teman- temanku. Mereka
adalah Abie dan Bevan, karena jarak rumahku dan rumah mereka tidaklah terlalu jauh.
Mereka berdua merupakan sahabatku, sahabat yang menyenangkan buatku.
Aku menunggu mereka menjemputku berangkat sekolah. Tepat pukul 06.00, mereka
berdua datang memanggilku. "Mirza, Mirza, Mirza", seru Abie. Akupun bergegas mengambil
tas dan berpamitan kepada mamaku.
"Ma.. aku berangkat yah, teman- teman sudah menjemputku", pamitku sambil
mencium tangan mama. Setelah berpamitan kepada mama, kami langsung berangkat
bersama. Bersepeda pagi itu terasa menyenangkan. Udara begitu sejuk. Seperti biasa, kami
mengayuh sepeda santai sambil sesekali bercerita lucu.
Sekitar 10 menit, sampai juga kami di sekolah. Suasana sekolah itu masih sepi, hanya
ada beberapa anak yang datang. Tak lupa selalu ada satpam yang 24 jam menjaga sekolahku.
Kami bergegas keparkiran sepeda dan segera menuju ruang kelas. Di pojok pintu
kelas, temanku sudah menungguku. "Ayo Mir, kita ke mushollah", teriak Nizar. Sementara
aku bergegas menaruh tas sekolahku. Kita sama- sama ke mushollah untuk mengerjakan
sholat dhuha dua rokaat.
Begitulah kebiasaan di sekolahku. Setelah itu, aku setor hafalan Al- Qur'an.
Alhamdulillah, serangkaian kebiasaan baik sudah aku lakukan. Akupun bergegas masuk ke
kelas untuk melanjutkan pelajaran.
Jam menunjukan pukul 08.00 tepat. Tiba- tiba perutku terasa sakit sekali. Apa
mungkin aku masuk angin, karena semalam habis kehujanan. Akupun permisi ke ustadzahku
untuk pergi ke kamar mandi sebentar. Tak kuat rasanya menahan rasa sakit di perutku.
Hampir 3 kali aku pergi bolak- balik ke kamar mandi. Minyak kayu putih pun sudahku balur
diseluruh perutku. Masih saja perut ini terasa sakit, akhirnya aku putuskan untuk ke UKS
meminta obat masuk angin. Alhamdulillah setelah minum satu obat, perutku sudah tak terasa
sakit lagi. Aku pun bisa mengikuti pelajaran di dalam kelas dengan tenang karena perutku tak
lagi sakit.
Tet... tet... tet... Tanda bel istirahat dimulai. Segera aku keluar kelas dan membeli
makanan, karena sakit perut ini bisa jadi juga karena aku belum sarapan. Nasi krawu
kesukaanku, hmm, nyam, nyam, enak.
Setelah kenyang, aku ingin bergabung dengan teman- teman di lapangan untuk
bermain bola.
"Teman- teman, bolehkah aku ikut bermain bola bersama kalian?", teriakku.
"Ayo Mirza, cepat turun! Jangan di dalam kelas, kita main bola yuk!", teriak Nizar.
"Sebentar, aku turun ya!", jawabku.
"Ayo, cepat ya ! Kami tunggu!", jawab Nizar.
Kurang lebih seperempat jam aku dan kawan- kawan bermain bola. Tak terasa
istirahat selesai. Kami pun mulai belajar lagi. Pelajaran selanjutnya adalah kesukaanku,
Matematika.
“Ada yang belum paham?”, tanya Ustadzah Sulis guru matematika.
Tak seorang pun menjawab. Tandanya seluruh siswa mengerti. Setelah pelajaran
berakhir, aku pun bergegas makan siang. Semua anak serempak membuka bekal masing-
masing. Tak ada yang minder dengan bekalnya. Semua senang. Bahkan tak jarang kami
saling berbagi menu makanan yang kami bawa. Yaah, hal seperti ini yang nanti akan selalu
aku rindukan ketika lulus. Bersama- sama di sekolah.
Hari ini adalah hari yang sangat cerah. Aku membuka jendela kamarku. Matahari
bersinar hangat.
“Chelsea, ayo bangun!”, suara mama membuyarkan mimpiku.
“Iya ma...“, jawabku sambil membuka pintu. “Chelsea mandi dulu maa”, jawabku
lagi.
“Cepat ya sayang..“, ucap mama .
Sebelum aku mandi, aku mau berkenalan dengan kalian. Hello, namaku Chelsea
Michael Alexander biasa di panggil Chelsea. Aku sekolah di SD Muhammadiyah 2 Jakarta.
Aku duduk di bangku kelas 6 A. Aku ada keturunan luar negeri, karena aku juga lahir di kota
London Inggris. Aku memiliki rambut panjang, berkulit putih, dan hidung mancung. Aku
juga memiliki lesung di bagian pipi kanan, tinggiku 150cm.
Aku pun mempunyai sahabat bernama Rachel Aulya, Keysha Putri, dan Clarice
Sangyoi. Tapi dari ketiga sahabatku ini, aku paling dekat dengan Clarice Sangyoi, dikenal
dengan Clarice. Dia juga keturunan luar negeri, tapi tidak lahir di sana. Dia cantik, putih,
lucu, dan suka bikin tertawa. Gak heran kalau dia sedikit pakai bahasa Inggris, karena dia
ingin bisa bahasa Inggris. Pokoknya ingin tertawa kalau ngomong sama sahabatku yang satu
ini.
Oia, aku mau andi dulu yaah.. Mau bersiap berangkat ke sekolah.
Beberapa menit kemudian..
Aku pun turun untuk sarapan bersama papa dan mama. “Pagi Mama... Papa...“,
sapaku dengan senyuman paling indah.
“Pagi juga, sayang..“, jawab papa dengan lembut.
“Silakan duduk Nona..“, kata mama menggodaku sambil mempersilahkan aku duduk.
“Apa- apaan sih mama..“, jawabku kesel sambil menahan tawa.
“Sudah- sudah, ayo makan dulu, nanti kamu telat loh Chelsea“, kata papa
membujukku untuk tidak bertengkar dengan mama.
“Oke Pa..“, jawabku sambil bermuka masam. Setelah aku makan, aku pun berjalan ke
atas untuk mengambil tas di kamarku .
“Chelsea.. Ayo kita berangkat!!“, ajak papa sambil membuka mobil.
“Iya Pa.. Bentar.. Chelsea masih memakai sepatu..“, jawabku berteriak. Aku
bersalaman dengan mama dan menaiki mobil.
Tak lama kemudian, aku pun sampai di sekolah.
“Haii, Chelsea..“, sapa ketiga sahabatku.
“Haii juga Clarice, Rachel, Keysha. Sudah menungguku dari tadi ya teman- teman“,
sapaku.
Setelah kita mengobrol, bel masuk berbunyi. Aku dan Clarice masuk 6A, sedangkan
Rachel dan Keysha masuk ke 6B. Walaupun kita berbeda kelas, kita tidak ingin di antara kita
ada yang hilang. Aku menaruh tas di atas kursi dan aku pun duduk. Pelajaran pertama hari ini
adalah matematika, pelajaran yang sangat dibenci oleh teman- teman di kelasku. Bukan
karena pelajarannya, tetapi karena gurunya yang terlalu tegas dan disiplin kepada muridnya,
sehingga teman- teman takut kepada gurunya.
“Selamat pagi anak- anak“, sapa ibu Nia dengan muka tegas.
“Selamat pagi juga bu Nia“, jawab anak- anak serentak.
“Bu Nia akan menjelaskan materi yang harus di pelajari oleh anak – anak “, kata bu
Nia.
Di sela- sela perasaan tegang mendengarkan bu guru menerangkan, teman- teman
mulai mengantuk.
“Anak- anak, mengapa kalian mengantuk? Bu Nia sudah bilang, tidak ada satu murid
pun yang boleh mengantuk ataupun tidur di saat ibu menerangkan atau menjelaskan. Oke?“,
marah Bu Nia dengan muka tegas.
Waktu berlalu. “ Haahhh.. legah banget, selesai dari pelajaran Bu Nia..“, kata Dito
teman sekelasku.
“Iya, lega banget ya, bu Nia semakin menakutkan dan kejam“, jawab Clarice.
“Clarice.. kamu nggak boleh ngomong kayak gitu, bagaimana pun juga bu Nia juga
sudah mengajarkan ilmu yang bermanfaat. Lagian bu Nia tegas, karena bu Nia ingin murid-
muridnya sukses dalam menghadapi ujian“, tegurku kepada Clarice .
“You sih terlalu well jadi orang, Chelsea..“, jawab Clarice membenarkanku.
“Tapi, benar juga kata Chelsea“, jawab Donny, teman sekelasku.
“Kau itu selalu saja membela Chelsea“, kata Sarah, teman sekelasku yang lain.
“Bukan begitu, tapi aku akan membela mana yang benar, bukan mana yang salah“,
sahut Donny.
“Sudah- sudah, jangan bertengkar. Lagian apa gunanya bertengkar? Itu bu Rossi
sudah datang“, kata Chelsea.
“Silahkan duduk anak- anak!“, kata bu Rossi.
“Anak- anak, kita akan mulai dengan materi cangkriman ya..“, kata bu Rossi .
Satu jam kemudian...
“Kring, Kring, Kring...“, suara bel berbunyi.
Semua anak keluar kelas untuk membeli jajan di kantin. “Clarice, ayo kita ke
kantin..!!“, ajakku kepada Clarice.
“But , me lagi do not want to the canteen“, jawab Clarice tersenyum.
“Oh yaudah.. Aku tinggal ke kantin dulu ya..“, ucapku.
“Iya, Chel.. Just relax“ Jawab Clarice.
Perjalanan ke kantin......
“Loh.. Chelsea, Clarice dimana?”, tanya Rachel kepadaku.
“Oh.. Clarice lagi gak mau ke kantin“, jawabku.
“Ohh.. begitu. Yaudah, ayo kita makan bakso..“, ajak Keysha.
“Ayooo...“, jawabku dan Rachel.
Kegiatan yang padat di sekolah, membuat waktu berjalan terasa lebih cepat.
“Chelsea, ayo kita pulang!“, ajak papa berteriak dari dalam mobil.
****
Ketika aku bangun dari tidur, aku langsung bangun dan merapikan tempat tidur. Lalu
aku pun mandi dan memakai baju. Setelah itu, aku turun untuk sarapan pagi.
“Pagi mama.. Pagi papa..“, sapaku dengan wajah ceria.
“Pagi juga sayang..“, jawab mama dengan tersenyum.
“Sayang... kok kelihatannya kamu ceria banget ya, ada apa sih? Cerita dong!!”, tanya
papa.
“Loh, Papa, sama Mama gak ingat ini hari apa...?“, tanyaku tersenyum.
“Hari Rabu kan, emang kenapa sayang?“, tanya papa balik.
“Jadi, Mama sama Papa benar- benar gak ingat?“, tanyaku.
Sepanjang hari aku murung. Di sekolah juga. Aku kesal dengan semua orang, katanya
mereka sayang denganku. Tapi, mereka tidak ada yang ingat ada apa dengan hari ini. Bu
Lessi datang, ku kira akan pelajaran seperti biasa. Ternyata Bu Lessi meminta anak- anak
untuk menghias kelas. “Ooh, mungkin akan ada lomba kebersihan kelas”, batinku.
Saat teman- teman tengah sibuk mempercantik kelas, Bu Lessi mendekatiku dan
mengajakku ke kantor. Kata beliau butuh bantuanku di sana. Bu Lessi memintaku membantu
membereskan meja kerja beliau yang penuh dengan kertas- kertas tugas siswa. Aku menurut
saja.
Ada hampir 30 menit, Bu Lessi pun mempersilahkan aku kembali ke kelas, tentunya
bersama beliau.
“Happy Birthday too you.... Happy Birthday too you.... Happy Birthday.... Happy
Birthday........ Happy Birhday Chelsea.....“, kompak suara nyanyian terdengar saat aku
membuka pintu kelas. Aku kaget. Ada kue cantik, balon, juga banyak kado di atas meja. Aku
terperangah.
Ku lihat sekeliling kelas. Semakin membuatku terkejut. Tidak hanya teman- teman,
ada mama dan papa juga. “Happy Birhtday sayang, Wish u all the best ya....“, ucap mama
memelukku. “ Selamat ulang tahun sayang“, ucap papa bergantian. Teman- teman secara
bergantian mengucapkan selamat padaku. Banyak doa yang mereka panjatkan pula untukku.
Aku senang sekali. Ngga nyangka akan menjadi seindah ini. Terima kasih mama, papa, dan
semua teman- temanku.
Kring.. Kring.. Bel sekolahpun berbunyi. Tiba- tiba ada anak baru yang masuk ke
ruang kelas. “Siapa dia?“, tanyaku. Belum sempat temanku menjawab, bu guru masuk kelas.
“Selamat pagi anak- anak“, sapa bu guru. “Selamat pagi juga, Bu“, jawabku dan teman-
teman. “Hari ini kita kedatangan murid baru, mari kita beri kesempatan dia untuk maju”, kata
bu guru. Sambil diiringi suara tepuk tangan dari teman- teman, murid baru tersebut berjalan
ke depan.
“Hai, namaku Lala. Aku berasal dari Bandung. Sebelum pindah kesini, aku
bersekolah di SD Negeri Bandung, semoga kalian bisa berteman baik dengan aku, ya!”, kata
Lala. ”Silahkan duduk kembali, Lala!“, kata ibu guru.
Kring.. kring.. Bel istirahat pun berbunyi. Banyak murid yang berlari ke arah kantin,
tiba- tiba ada anak yang menghalangi jalan Lala. Ketika Lala hendak pergi ke kantin.
”Kenapa kamu menghalangi jalanku?“, kata Lala dengan muka heran. “Boleh kenalan
nggak?”, kata anak yang menghalangi jalan Lala. “Boleh dong, namaku Lala, nama kamu
siapa?“, kata Lala sambil tersenyum . “Namaku Lili, salam kenal, aku anak kelas 6C“, kata
Lili. “Oooh, kalau aku anak kelas 6A”, kata Lala. “Kamu mau ke kantin nggak? Kalau kamu
emang mau pergi ke kantin, bareng yuk!”, kata Lili. “Iya, aku mau ke kantin, yaudah ayo!”,
kata Lala sambil menggandeng tangan Lili.
Satu Minggu telah terlewati, hubungan antara Lala dan Lili semakin akrab. Lama
kelamaan terjalin persahabatan antara mereka. Suatu ketika Lala sedang absen, karena
terkena demam berdarah yang cukup parah. Mendengar berita tentang Lala, Lili pun sedih.
Sampai waktu sepulang sekolah, Lili masih terlihat sedih, sebenarnya dia tidak tahu, Lala
dirawat di rumah sakit mana. Satu Minggu telah berlalu, Lala sudah pulih dari penyakitnya
itu. Saat Lili melihat Lala sudah sembuh, Lili pun lari ke arah Lala. Lili memeluk Lala untuk
menghilangkan rasa rindunya.
“Lala aku minta maaf ya ,nggak bisa jenguk kamu”, kata Lili. ”Iya, aku maafin kok”,
kata Lala. Sepulang sekolah pun, Lili dan Lala janjian untuk belajar bersama di rumah Lili.
Namun seperti ada yang aneh, karena saat Lala sampai di rumah Lili, tidak ada orang di
dalamnya.
Akhirnya, Lala pun bertanya kepada tetangga Lili, ternyata ayah Lili terkena serangan
jantung. Lala pun bertanya kembali, ”Ayah Lili dirawat di rumah sakit mana?”. ”Ayah Lili
itu dirawat di Rumah Sakit Sejahtera (RSS)”, jelas tetangga Lili. “Terima kasih atas
informasinya ya, Bu”, kata Lala.
Akhirnya Lala bergegas pulang ke rumah. Sampainya di rumah, Lala meminta tolong
kepada ayahnya untuk mengantarnya ke Rumah Sakit Sejahtera. Sesampainya di rumah sakit,
Lala bertanya kepada petugas rumah sakit, “Mau tanya mbak, Pak Hendra dirawat di kamar
mana ya?”. “Sebentar ya, saya liat dulu, Pak Hendra dirawat di kamar lantai 2, nomor 45”,
kata petugas rumah sakit.
Lala dan ayahnya pun bergegas menuju lantai 2. Sesampainya di lantai 2, Lala dan
ayahnya masuk ke kamar ayah Lili di rawat. Saat masuk ke kamar Pak Hendra, ayah Lala
sangat terkejut sekaligus merasa senang karena dapat bertemu dengan kawan lamanya, Pak
Hendra.
“Assalamualaikum kawan“, salam ayah Lala. Mendengar suara yang dulu, sangat
akrab di telinganya, ayah Lili langsung menjawab. ”Waalaikumsalam, ternyata kau Rahmat”,
jawab Pak Hendra. Kedua sahabat itu larut dalam suasana gembira dan saling melepas rindu
setelah lama tidak berjumpa. Namun sayang, di tengah- tengah suasana gembira itu tiba- tiba
Pak Hendra keadaannya drop lagi. Aku menemani Lili yang sedang menangis karena
khawatir dengan keadaan ayahnya.
Waktu menunjukkan pukul 2 siang, alhamdulillah Pak Hendra sudah sadar. Aku pun
pamit pulang pada Lili, karena aku dan ayah sudah di rumah sakit sejak pukul 11 siang.
Sampai di rumah, aku tidur siang, aku kecapekaan saat menunggu ayah Lili sadar. Di malam
hari, aku belajar dan menyiapkan pelajaran- pelajaran yang harus aku bawa ke sekolah.
Keesokan harinya, aku berangkat ke sekolah. Tak lupa aku pamit kepada mama. Di sekolah
aku bertemu Lili. Aku menanyakan keadaan Pak Hendra, kata Lili ayahnya udah mulai
membaik. Di pelajaran terakhir, aku mendapat surat, isi suratnya itu.
PENGUMUMAN
Bahwa akan di laksanakan perkemahan di sekitar area hutan. Diharapkan semua
murid SD Negeri Jakarta dapat mengikuti kegiatan ini yang dilaksanakan pada hari Minggu,
pukul 06.30 WIB.
Sepulang sekolah Lala pun memberitahu pengumuman ini kepada Lili. Mereka
berdua sangat senang dengan pengumuman ini. Hari Minggu pun telah tiba, mereka
berangkat ke sekolah bersama- sama diantar oleh ayah Lili yang sudah sembuh dari
penyakitnya. Ibu guru pun membagi kelompok. Lala dan Lili senang karena mereka
mendapat kelompok yang sama. Di tengah perjalanan, Ibu guru mengajak anak- anak untuk
bernyanyi bersama suapaya tidak bosan. Perjalanan untuk sampai ke hutan membutuhkan
waktu yang cukup lama. “Akhirnya sampai juga ya”, kata Lala. Ibu guru menyuruh anak-
anak untuk turun satu persatu dari bus, semua anak terlihat sangat senang karena
pemandangan di hutan ini sangat indah .
“Baik anak- anak, sekarang kalian bisa istirahat dulu. Setelah istirahat kalian bisa
langsung membuat kemah bersama kelompok kalian yang sudah Ibu guru bentuk”, kata Ibu
guru sambil membagikan snack kepada semua anak.
Setelah istirahat semua anak pun bergegas untuk membuat kemah. Jumlah anggota
Lala ada 5 anak, yaitu Bagas, Beni, Meli, Lili, dan dirinya sendiri Lala. Mereka berlima
sangat kompak dalam membuat kemah, sehingga kelompok mereka selaesai terlebih dahulu
dari pada kelompok yang lain.
Malam pun tiba, udara di sekitar hutan menjadi dingin. Namun tidak mengubah
semangat kita dalam mengikuti kegiatan camping. Api unggun dinyalakan, yang semula
hutan terlihat gelap dan menyeramkan, berubah menjadi tempat yang menyenangkan. Banyak
anak yang sedang bernyanyi bersama. Waktu telah menunjukkan pukul 9 malam. Ibu guru
pun menyuruh kami untuk segera tidur.
Pagi pun tiba, terdengar suara burung yang sangat merdu. Kami bersiap- siap untuk
mengikuti kegiataan camping, yaitu mencari harta karun. Setiap ketua kelompok akan di beri
peta petunjuk. Kelompok yang menemukan harta karun terlebih dahulu, maka kelompok
itulah yang akan menjadi pemenang. Lala sebagai ketua kelompok menyusun rencana
bersama anggotanya. Perang pun dimulai. Kelompok Lala sudah membuat jalan pintas
supaya dapat menemukan harta karun terlebih dahulu. Namun sayang, Lala tergelincir saat
memimpin kelompoknya untuk melewati jalan pitas. Akhirnya Lili membantu Lala untuk
beristirahat sebentar di bawah pohon.
Waktu istirahat pun terbuang. Kelompok Lala pun bergegas untuk sampai di tempat
tujuan mereka. Saat ingin menyingkirkan batu besar yang menghalangi jalan mereka, tiba-
tiba batu itu malah menggelinding ke arah mereka. Lantas mereka pun berlari untuk
menghindari betu besar itu.
Alhamdulillah, batu itu pun jatuh ke jurang yang amat dalam. Mereka pun merasa
lelah karena habis lari- larian untuk menghindar dari batu yang menggelinding kearah mereka
tadi. Lili dan kawan- kawan pun merasa putus asa untuk mendapat kan harta karunnya.
Namun Lala sebagai ketua kelompok tidak pantang menyerah. Lala memberi motivasi kepada
kawan- kawannya. “Ayolah, kalian jangan mudah putus asa, kita pasti bisa melewati semua
rintangan ini bersama- sama, aku yakin kita berlima pasti bisa”, kata Lala panjang.
Mendengar motivasi dari Lala, kawan- kawanny pun mejadi lebih semangat untuk
memenangkan lomba ini. Hari menjelang sore. Lala dan kawan- kawan tetap berusaha untuk
mencapai tujuan mereka. Dorrrr... terdengar suara tembakan. Mendengar suara tembakan,
Lala dan kawan- kawan merasa cemas. Mereka takut jika nanti akan bertemu dengan
pemburu di hutan yang amat luas ini. Hari semakin gelap. Lala dan kawan- kawan tidak dapat
melihat jalan. Untung saja Lili bawa senter jadi nggak perlu susah- susah bikin obor. Mereka
pun berhati- hati dan waspada jika bertemu dengan penculik yang membawa senjata api yang
mereka dengar saat tadi siang. Mereka pun melanjutkan perjalanan menelusuri hutan yang
sangat luas. Tiba- tiba Lala mendengar suara orang yang memanggil- manggil namanya.
Teman- teman Lala tidak ada yang tahu darimana sumber suara itu. Lingkungan di hutan
menjadi menyeramkan. Mereka semua tetap melanjutkan perjalanan. Namun, Lili sudah
mulai mengantuk. Teman- teman yang lain juga mulai mengantuk. Akhirnya mereka
memutuskan untuk mencari tempat tidur.
Alhamdulillah mereka sudah menemukan sebuah gubuk kecil untuk tidur sementara.
Namun gubuk itu terlihat angker, tapi mau gimana lagi, nggak ada tempat lain untuk
beristirahat. Terpaksa mereka berlima tidur di gubuk yang terlihat angker tadi. Lili terlihat
tidak nyenyak, karena dia merasa tidak nyaman tidur di gubuk itu. Lili selalu mendengar
suara- suara aneh di luar gubuk .
Dia pun mencoba untuk memeriksa ke luar gubuk, saat di luar, dia melihat sosok
makhluk yang bisa di bilang seperti makhluk halus. Bisa dibilang Lili adalah salah satu anak
yang memiliki kemampuan indigo. Kemampuan indigo adalah kemampuan seseorang yang
dapat melihat makhluk gaib yang tidak bisa dilihat orang lain. Hanya orang- orang tertentu
yang dapat melihatnya.
Lili pun merasa sangat ketakutan. Akhirnya dia membangunkan Lala sahabatnya yang
sudah tidur nyenyak. “Lala, banguuuuuun!“, teriak Lili karena ketakutan. Lala pun terbangun
dengan muka kaget. “Aduuuh, kenapa sih, Li?“, kata Lala sambil mengusap matanya. “ La,
aku takut di luar aku liat ada sosok makhluk halus, ciri- cirinya tuh dia punya rambut
panjaaaaang banget, makhluknya tuh pakai baju putih kayak jubah gitu, terus kelihatannya
makhluk halusnya itu lagi nangis, pokoknya serem deh”, kata Lala. “Kok serem sih, Li”, kata
Lala sambil memegang tangan Lili yang sedang ketakutan .
“Yasudah, kamu tidur aja. Jangan lupa baca doa sebelum tidur!”, kata Lala yang
memberi saran pada Lili. “Okelah, aku akan ikutin saran kamu aja deh”, kata Lili. Akhirnya
mereka tidur dengan nyenyak. Tiba- tiba, makhluk halus tadi mengganggu Lili dan teman-
temannya dengan cara mengeluarkan suara- suara yang menyeramkan. Lili dan teman-
temannya pun terbangun karena terganggu dengan suara itu. Penasaran dengan suara itu,
akhirnya mereka menyelidiki suara tersebut. “Sepertinya suaranya berasal dari semak- semak
deh”, kata Beni. Tiba- tiba muncul makhluk yang menyeramkan dari semak- semak, bisa
dibilang seperti kunti.
”Bagas, Beni, Meli, Lala, Lili, kalian dimana? Ini Ibu Guru sama Pak Guru mencari
kalian”, teriak Ibu Guru dari arah utara hutan.
”Ibu Guru kami disini, Bu”, teriak Meli.
Mendengar suara Meli, Ibu Guru dan Pak Guru bergegas mencari mereka. Akhirnya
mereka berlima dapat ditemukan. Sesampainya di kemah, mereka bersiap- siap untuk
kembali ke kota. Di kota, mereka sangat senang karena sudah berada jauh dari hutan yang
menyeramkan itu. Bermula dari teman rekan di perkemahan, akhirnya Bagas, Beni, Meli,
Lala, dan Lili menjadi sahabat yang tak akan bisa dipisahkan, kecuali maut menjemput.
Perkenalkan, namaku Wafiq Althaf Rizqullah dari kelas 6 Abu Bakar Ash Shidiq. Tak
terasa sudah 6 tahun bersekolah di sini. Sekolah ini sangat bagus karena mengedepankan Al-
Quran dan As- Sunah, tempatnya juga nyaman untuk kegiatan pembelajaran. Fasilitasnya
juga enak untuk semua murid di sini.
Sekolah ini mempunyai halaman yang luas untuk bermain. Ustadz dan Ustadzahnya
baik serta perhatian. Lingkungan sekolahnya bersih, tak salah kalau mendapatkan juara
lingkungan sekolah sehat.
Pengalaman di sekolah sangat menyenangkan karena seperti ada di rumah sendiri.
Saat bercanda dengan ustazd/ ustazdah atau teman- teman berasa di rumah sendiri. Semua
terasa begitu ramah.
Belajar di kelas kadang- kadang serius dan kadang- kadang bercanda. Teman- teman
selalu menolong aku maupun teman yang lainnya kalau tidak mengerti pelajaran. Apalagi
saat istirahat banyak yang bermain bermacam- macam permainan.
Suasana di sekolah terasa sangat nyaman, karena disekolahan banyak pepohonan dan
bunga- bunga yang indah di taman sekolah.
Setiap pagi hari, sering Ustadz dan ustadzah menyambut di depan pagar sekolah
dengan senyuman untuk membuat kita semua semangat belajar. Setelah itu, aku pergi ke
selasar untuk melaksanakan sholat dhuha dan tadarus pagi. Setelah melaksanakan kegiatan
tersebut, semua siswa kelas 6 masuk ke kelas untuk mengikuti pelajaran.
Pada saat di sekolah, kegiatan yang aku sukai yaitu ujian praktek PLH, membuat
robot di kelas. Aku suka karena saat merangkai, semua bekerja sama agar robot tersebut bisa
berdiri.
Senangnya bersekolah, senangnya bertemu Ustad/ zah, senangnya bertemu teman-
teman.