Anda di halaman 1dari 5

CARAKU UNTUK MENJADI LEBIH BAIK

Cerpen Karangan: Risvia Nurhariza


Kategori: Cerpen Motivasi, Cerpen Pendidikan, Cerpen Remaja
Lolos moderasi pada: 10 October 2019

Namaku Denaya Arsyinta. Aku adalah siswi di sebuah sekolah putih


abu-abu yang terkenal dengan sebutan SMA. Sekarang ini, aku
menginjak semester 1 kelas 2 SMA.

Pagi hari ini aku terbangun dengan tergesa-gesa. Aku segera


melaksanakan ritual mandiku dan bergegas ke dapur untuk sarapan.
Setelah selesai sarapan, aku langsung pergi ke sekolah karena hari
ini ada pelajaran matematika. Dan guru matematika tersebut
terkenal killer di sekolahku. Aku menaiki sebuah bus untuk sampai di
sekolah. Sayangnya, saat aku sampai di sekolah pintu gerbang sudah
tertutup. Aku sangat gelisah dan berusaha untuk masuk ke dalam.
Aku memberanikan diri untuk memanjat gerbang itu. Untung saja
aku memakai celana hari ini jadi aku tak perlu sungkan untuk
memanjat gerbang yang lumayan tinggi itu. Sebelum memanjat, aku
celengak-celinguk mencari keberadaan satpam. Untunglah satpam itu
sedang tidak ada di pos-nya.

Bruk. Aku melompat dari atas gerbang dan segera melesat ke arah
kelasku. Untung saja tidak ada yang melihat kalau aku sudah berani
memanjat gerbang sekolah.

Naas. Saat sampai di kelas sudah ada Pak Wijaya selaku guru
matematika yang terkenal killer itu. Aku memberanikan diri untuk
masuk ke kelas. Pak Wijaya memangil namaku saat aku sudah ada di
hadapannya. Nyaliku langsung menciut saat mendengar suara
baritonnya yang super tegas itu. Aku tersentak saat Pak Wijaya
memarahiku karena aku datang terlambat, dia juga menceramahiku
agar aku lebih giat belajar karena nilai matematikaku sangat rendah.
Aku sangat malu sekali karena dimarahi dan diceramahi di depan
murid-murid yang lain. Akhirnya satu jam pelajaran Pak Wijaya
dihabiskan hanya untuk menceramahiku.

Setelah peristiwa itu aku hanya diam mematung di kursiku. Aku


bahkan tak menghiraukan perkataan teman-teman yang memanggil
namaku. Aku terus termenung. Memikirkan kesalahanku hari ini.
Setelah memikirkannya aku bertekad akan merubah cara hidupku.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi setengah jam yang lalu. Namun,
aku masih asyik berada di perpustakaan sekolah. Aku berusaha
mempelajari pelajaran matematika yang belum aku pahami. Kegiatan
ini terus aku lakukan setiap hari sehabis pulang sekolah.

Setelah beberapa minggu berusaha mengubah cara hidupku,


akhirnya aku berhasil. Sekarang aku tak pernah terlambat pergi ke
sekolah dan semua nilai matematikaku meningkat drastis. Aku sangat
bahagia. Tak sia-sia aku berusaha sehingga membuahkan hasil yang
baik.

Cerpen Karangan: Risvia Nurhariza


Blog / Facebook: Risvia Nurhariza
FILOSOFI KEJUJURAN

Cerpen Karangan: Durotun Nur Laili


Kategori: Cerpen Motivasi, Cerpen Pendidikan, Cerpen Remaja
Lolos moderasi pada: 11 July 2019
Kejujuran itu memang sulit dilakukan namun, dibalik kejujuran ada
kebahagiaan. Sama halnya dengan ceritaku ini, dulu ketika aku masih
SD aku mengerti tentang kejujuran. Pilihan untuk berbohong dan
jujur, hal itu yang terjadi ketika aku menghadapi Ujian Nasional di
SD. Saat Ujian berlangsung mungkin banyak temanku yang
mencontek hingga akhirnya temanku berbicara padaku “Sil kamu
mau nyontek gak? Aku bawa contekan nih” ucap temanku dengan
memberikan sebuah kertas berupa contekan. “Boleh juga” ucapku
dengan menerima kertas tersebut.
Dulu ketika Ujian itu aku tidak begitu tahu tentang mukjizat dari
sebuah kejujuran. Kegiatan menyontek hanya kulakukan pada satu
pelajaran yaitu matematika yang tak begitu kupahami materinya.
Hingga akhirnya pengumuman kelulusan pun tiba, diriku dan teman-
teman begitu tegang saat menunggu hasil Ujian. Akhirnya ketika
Kepala Sekolah mengatakan bahwa semua lulus kami semua sangat
senang, kini hanya menunggu nilai hasil ujian di Ijazah keluar.
Setelah satu bulan lamanya Ijazah kuterima saat itu aku sudah
duduk di bangku SMP. Ternyata nilai Matematikaku jelek, diriku
hanya mendapat nilai 4,0 sedangkan nilai yang lain tinggi. Saat itu ku
merenung, bernostalgia disaat aku Ujian ku baru ingat dulu ku
mencontek saat Ujian mata pelajaran Matematika kemudian hasil dari
perilaku mencontek adalah mendapat nilai buruk dan mata pelajaran
yang lain yang aku kerjakan dengan kemampuanku meraih hasil
yang baik.
Hal itu kuterapkan saat Ujian di SMP. Ketika Ujian diriku niatkan
untuk jujur dalam mengerjakan Ujian Nasional kali ini karena aku
tidak mau mengulangi perbuatanku dulu ketika di SD. Kali ini materi
yang telah kupelajari dan yang diajarkan guruku di kelas semuanya
keluar. Tanganku menuliskan jawaban di LJK dengan tenang tanpa
suatu keraguan. Hingga akhirnya pelaksanaan ujian pun selesai, kini
hanya tinggal menunggu hasilnya.
Kurang lebih satu minggu, akhirnya pengumuman tiba. Ketika bapak
Kepala Sekolah membacakan hasil Ujian Nasional serta siswa yang
meraih nilai tertinggi di Ujian yang berjumlah lima siswa saja yang
mendapatkannya, semua siswa tegang menunggu hasilnya.
Kemudian bapak Kepala Sekolah membacakan satu per satu para
siswa yang meraih peringkat lima besar paralel hingga tepat
pembacaan siswa yang meraih peringkat pertama.
“Siswa yang meraih peringkat pertama adalah…” ucap bapak kepala
sekolah, semua siswa begitu tegang menunggu kelanjutan ucapan
dari bapak Kepala Sekolah. “Ananda Sila Ardila” Diiringi bahagia dan
haru atas kerja kerasku belajar selama ini tidak sia-sia. Kemudian
semua teman memberi selamat padaku, lalu bapak Kepala Sekolah
mengatakan padaku bahwa peraih peringkat pertama akan mendapat
beasiswa sekolah di kota. Diriku begitu senang mendengarnya.
Anggapanku tentang kejujuran itu memang benar “kalau jujur itu
membawa bahagia walau awalnya itu sulit”
Cerpen Karangan: Durotun Nur Laili
Assalamualaikum ukhti wa akhi. nama ana nur dan ana dari kendal.
semoga kisahnya bermanfaat ya.
Syukron

Cerpen Filosofi Kejujuran merupakan cerita pendek


karangan Durotun Nur Laili, kamu dapat mengunjungi halaman
khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

Anda mungkin juga menyukai