Anda di halaman 1dari 129

Ceritaku Imajinasiku

Tim Kreatif Cilik


Editor : Winastwan Gora, Miwahyudi W, Rafii Hamdi, Desy Reeyan
Desain sampul dan Isi : Miwahyudi W.
Penata letak isi : Miwahyudi W.
Ilustrator : Freepik, Miwahyudi W.
Cetakan pertama : April 2020
Penerbit :
Edukasi101 Media
Cibubur Country Avenue, RT.7/RW.1,
Cikeas Udik, Kec. Gn. Putri, Bogor,
Jawa Barat 16966
ISBN
Cerita Pendek Bergambar, 1 judul
Dicetak Oleh :
Edukasi101 Media
Cibubur Country Avenue, RT.7/RW.1,
Cikeas Udik, Kec. Gn. Putri, Bogor,
Jawa Barat 16966
Homepage : media.edukasi101.com
Daftar Isi
Namaku Daffa | 1 Liburan Puasa Ramadhan | 58
Pengalaman Liburan Di rumah Kakek | 11 Pindah Rumah | 59
17 Agustus | 15 Hari Libur Gembira | 60
Semarak Merah Putih | 31 Futsal | 66
Berlibur di Rumah Paman | 35 Persahabatan Yang Tak Biasa | 68
Dongeng Gajah yang Baik Hati dan Sahabatku | 74
Harimau yang Usil | 39 Sangkuriang | 78
Harimau Yang Selalu Kalah Luka di Daguku | 91
Dengan Kancil | 45 Persahabatan Kera dan Katak | 94
Liburan Sekolah | 53 Liburan Keluarga | 98
Liburan Hari Raya Idul Fitri | 55 Liburan Semester Yang Berkesan | 103
Liburan Hari Raya Idul Adha | 57 Keseharianku | 110
Namaku Daffa
Oleh : Daffa Ervansyah*

K
rrrrriiiiiiig…krrrriiiiing…krrrriiiiing… suara bel
jam dalam tidur ku berbunyi, menadakan jam 06.00
sesuai perjanjian ku pada jam itu, ia perjanjian aku
dengan jam tidur ku, karena jam itu ku setting agar
membangunkan ku tepat jam enam pagi, “eeeeaaaahhhh…..”
aku meluruskan tubuhku biar terasa segar, sebelum beranjak
dari tempat tidur, aku selalu merapikan nya, kemudian
membuka pintu jendela kamar ku, agar mentari pagi
menyampaikan cahaya nya yang hangat kedalam seluruh isi
rungan kamarku.
Setelah aktitasku dikamar selesai, aku pun bergegas
menuju dapur, ku lihat ibu telah lebih dulu bangun, ia sedang
merebuskan air untuk ku mandi, karena aku tak tahan dengan
dingin nya air di pagi hari yang tertampung di sebuah bak
mandi,
“heeee…. Malu juga seh, sudah sebesar ini takut dingin”,
“tapi mau bagai mana lagi”,
“dari pada aku bersin bersin kena u, heeeeee….”, Pikirku
dalam hati.
Sambil duduk duduk di sebuah meja tempat kami

1
sering makan, kuperhatikan ibuku penuh kesabaran
menyiapkan keperluan kami disetiap pagi dari merebus air,
memasak semua dilakukan nya dengan ikhlas.

“Daffa…. Tu air nya sudah ibu tuang kan dalam bak, cepat
mandi, nanti kesiangan”. Teriakan ibu membuyarkan
lamunan ku.

“ia …bu…” jawab ku.

Sambil melangkah menuju kamar mandi, aku pun


mandi dengan semangat, setelah aktitasku mandi selesai, ini
yang menjadi kebiasaan buruk ku, heee….aku sering lupa
bawa handuk,

“buuu….ambilin handuk dong”, teriak ku dari dalam


kamar mandi.

”kamu ini kebiasaan, coba di ingat kalau mau mandi itu bawa
handuk”, kata ibu ku, sambil berjalan mengambilkan
handuk kering milikku.

“neh….cepat handukan, terus pakai baju sekolah sana” kata


ibuku, aku pun mengeringkan badan ku yang basah
dengan handuk itu dan bergegas kekamar ku, kulihat
baju seragam sekolah ku sudah rapi tergantung di

2
lemari ku, baju putih merah yang wangi, baju yang
selalu menemaniku selama di sekolah dasar.

“Oh ia lupa, kenalkan nama ku Daffa Ervansyah, aku siswa


kelas 4A di SD Negeri 1 Batulicin, aku terkenal cowok yang
paling rapi dikelas, setiap upacara hari senin, aku selalu jadi
pemimpin pasukan, karena kata teman temanku, aku paling
cocok jadi pemimpin, meski aku gagal saat votting pemilihan
ketua kelas, heee… tak apa lah, balum ada nasib jadi ketua
kelas, sapa tau nanti kalau aku besar terpilih jadi bupati
sesuai cita cita ku, haahahahahha…”

Matahari sudah memancarkan cahaya terangnya,


seakan memberitahu ku bahwa waktu menunjukkan jam
tujuh, ku ambil tas sekolah ku yang didalam nya penuh ilmu
yang ingin ku perjelas dari guru ku dengan penjelasnya,
kulangkahkan kaki ku penuh keyakinan keluar kamar tidur
menuju pintu, didepan pintu, di sebuah rak tempat sepatu
kulihat sepatuku menanti penuh harapan untuk di ajak ke
sekolah, kupasang mulai dari kaki kanan pun sebalik nya.

“ibu … Daffa berangkat ke sekolah ya…” teriak ku,

Ibuku keluar menuju pintu, aku pun menyalaminya


memohon doa agar ilmu yang kudapat hari ini akan

3
bermakna dan bermanfaat, namun tidak lupa aku minta uang
jajan …heeeeee.

Kukayuh sepedaku dengan cepat menuju sekolahku,


jalan yang sepi dalam sebuah gang membuatku bebas
mengayuh kecepatan sepeda ini, hanya ada beberapa
kendaraan yang melintas aktitas yang sama, ada yang
mengantar anaknya berangkat sekolah ada juga yang
membeli sarapan di sebuah warung nasi, beragam aktitas
aku lihat selama dalam perjalanan menuju sekolah di pagi itu.

Kukayuh dan kukayuh pedal sepeda ku penuh


semangat, keringat mengucur dikeningku, sebenarnya jarak
antara rumahku dengan sekolah tidaklah jauh, hanya 5 blok
dari tempat aku tinggal. Diluar pintu gerbang sekolah sudah
ramai aktitas para pelajar putih merah beraktitas, ada yang
jajan di luar pagar, ada yang masuk pagar menuju kelasnya,
dan aku pun baru tiba di sekolah, ku parkirkan sepedaku
bawah pohon mangga disekolah, pohon mangga itu memang
tempat favorit mereka memarkirkan sepeda, entah sapa yang
duluan, tapi memang tidak ada guru yang melarang, yang
penting diparkir dengan rapi.

4
“Daffaaaa…. Daffa… ”',

Terdengar jelas di telinga ku ketika Dinda, Ayu, Caca


memanggil ku, serasa hari ini hari yang sangat indah, tapi
sayang itu hanya imajinasi dan hayalan ku saja.

”heee….” “dah.. ah…lajut, menghayal mulu”,

Dalam hatiku, kulangkahkan kakiku menuju kelas,


kelas ku berada di pojokan dekat pohon jambu, bersebelahan
dengan kelas satu, pokoknya paling pojok dah. Aktitas
belajarku hari ini cukup padat, hari ini kami membuat poster
tentang keragaman budaya daerah, kemaren siang persiapan
tugas membuat poster itu sudah kami lakukan secara
berkelompok, dari mencari gambar gambar nya di internet,
mencari kardus bekas buat bahan, karena bapak guru minta
bahannya dari barang bekas saja, hari ini tinggal merakit atau
menempel foto-foto dan menyampul kardus bekas tersebut
dari kertas bekas kalender.

”tong…tong…ting, perhatian perhatian waktu nya masuk


kelas, waktunya masuk kelas”, terdengar seluruh warga
sekolah, dengan komando masing-masing ketua kelas,
seluruh siswa berbaris rapi di depan kelas masing

5
masing, terdengar teriakan para ketua kelas
menyiapkan seluruh anggota kelas,

“siap grak… lencang depan grak, siap grak, istirahat ditempat


grak”,

Suara itu menggema di seluruh wilayah sekolah, teriakan


komando dari para ketua kelas itu tujuan nya untuk
meningkatkan semangat para pejuang pencari ilmu untuk selalu
semangat, selain itu bagi kelompok yang berbaris rapi dia yang
akan masuk kelas lebih dulu.

Keceriaan dan semangat terpampang di wajah kami hari


itu, persiapan tugas dari guru sudah direncanakan dengan
matang, tibalah saatnya kami mengerjakan perintah itu sesuai
rencana yang sudah rencanakan. Kesibukan kami hari itu dari
mengerjakan tugas dan melanjutkan pelajaran lain penuh
dengan semangat, sampai sampai tidak terasa jam menunjukan
jam pulang, yel-yel setelah berdoa persiapan pulang sekolah
membuat kami rindu di hari esok untuk bersekolah, tidak hanya
ilmu yang didapat, akan tetapi pengalaman belajar yang
mengasikan membuat kami betah di kelas.

Aku bergegas menuju tempat sepedaku parkir, aku ingin


cepat pulang bukan tanpa alasan, perutku sudah sangat lapar,

6
dan lagi hari ini ibu berjani memasakkan masakan kesukaanku,
saat aku mulai mengayuh sepedaku,

“Daffaaaaaaaa……..”, teriak Ra. Aku pun buru-buru


menghampirinya dengan sepedaku.

“apa ….”, Sapaku.

“hari ini jadi kan main bola, kalo jadi nanti WA aku ya”.

“ia…..”, jawabku singkat,

Aku langsung meninggalkan Ra yang masih


kebingungan dengan tingkahku hari itu, ku kayuh sepeda ku
menjauh dari pintu gerbang sekolah, perlahan gerbang itu hilang
dari pandanganku, bukan gerbangnya yang lenyap, akan tetapi
laju jalan sepedaku yang ku kayuh menyebabkannya.

Setelah sampai dirumah aku lepas sepatu dan


menaruhnya di tempat sepatu lalu aku mengucapkan salam
masuk ke rumah, Aku lepas semua baju sekolahku dan
mengganti dengan baju kaos sambil berbaring aku menonton
televisi dan aku selalu ketiduran, jam 15.00 aku di bangunkan
ibu untuk berangkat mengaji. Disitu aku bertemu dengan teman
temanku. Aku sangat senang bertemu mereka. Jam 17.00 pulang
mengaji.

7
Sehabis pulang aku bermain sepak bola sama teman
teman tapi aku sedih karena temanku satu pergi mondok,
namanya kak Ifran aku sangat rindu dengannya, sudah lama aku
tidak bertemu dengannya, biasanya yang membuatku semangat
main bola karena ada kak Ifran. Setelah kak Ifran mondok
kamipun jarang main bola.

Hari pun mulai senja, suara lantunan ayat ayat suci Al-
Quran menggema dari sebuah mesjid dekat rumah, aku pun
bergegas untuk mandi, karena aku mau pergi ke mesjid untuk
sholat magrib, tidak lupa aku minta uang jajan untuk beli makan
sehabis sholat magrib, sesampainya di masjid aku sholat dan
habis sholat aku makan di tempat langganan aku makan. Tidak
lama adzan Isya pun berkumandang. Aku pun segera ke masjid
untuk sholat isya. Setelah selesai sholat isya aku pun pulang dan
sesampai dirumah, aku pun mengucapkan salam. Ibu pun
segera membukakan pintu untuk ku masuk ke rumah, aku
berbaring sambil melihat handphoneku sebentar, setelah itu aku
pun tertidur.

Malam pun berlalu, dan pagi hari aku bagun, aku merasa
tidak enak badan, terasa sakit semua, batuk, demam dan pilek
menghampiri ku, tapi aku tidak mau manja aku pun paksakan
untuk mandi dan pergi kesekolah dan aku tidak mau

8
ketinggalan pelajaran. Namun pada hari itu aku tidak sendiri
kesekolah, aku di antar oleh ayah ku. Aktitas ku di sekolah
tidak terlalu mengasikan, karena kondisi ku yang mulai tidak
enak badan sedari pagi, tiba waktunya pulang sekolah, kulihat
ayahku udah menantiku dengan sabar di pintu gerbang sekolah,
sebelum pulang kerumah, ayah mengajak ku ke apotik untuk
membeli obat buat aku, sesampainya dirumah sehabis makan,
aku meminum obat yang kami beli tadi, mataku mulai
mengantuk mungki efek dari obat yang kuminum tadi dan
akhirnya akupun terlelap dalam tertidurku.

Terbangun aku dari tidur kulihat jam dikamar ku,


menunjukkan melihat ibuku mencuci pakaian dan aku
menghampiri ibuku dan aku berkata.

"ibu apakah ada yang bisa kubantu ibu?"

Ibuku menjawab, "tidak usah nak kamu kan lagi kurang enak
badan".

Aku pun berkata, "tidak apa bu aku sudah mendingan habis


minum obat tadi".

Dan kata ibu "ya udah kalo memang kamu mau membantu ibu
ambilah sepatu kamu dan adikmu dan cucilah sampai bersih".

9
Pengalaman Liburan Di Rumah Kakek
Oleh : Siti Nisrina Najla Radiany*

A
khirnya liburan telah tiba rasanya hatiku merasa
senang dan bahagia, karena libur kali ini terasa
panjang waktunya hampir 24 hari lamanya, aku di
ajak ayah berlibur ke rumah kakek yang ada di daerah Hulu
Sungai Tengah tempat nya di kota Barabai.

Untuk menuju ke tempat kakek, kami sekeluarga


menempuh waktu 8 jam lamanya, banyak daerah yang kami
lalui sangat menyentuh hati, ada gunung yang hijau, sungai dan
sawah yang ditanami padi.

Akhirnya, saya sampai di tempat kakek saya disambut


oleh keluarga besar. Mereka merasa senang dan bahagia. Karena
sudah lama tidak berjumpa. Disana ada kakek dan nenek,
paman, bibi dan ayah ibu Azkia.

Di Hari pertama saya diajak pergi ke ladang persawahan,


disana bukan saja yang ditanami padi tetapi juga ada palawija,
ada sungai kecil di sana banyak ikan yang dipelihara di sawah,
saya merasa senang karena dia tempat tinggal saya daerah
perkotaan dan di laut.

11
Saya diajak menanam padi yang sudah menguning. Alat
yang digunakan sangat sederhana, yaitu ani-ani dan sabit
tempat menyimpan hasil padi yang dipanen adalah keranjang
bakul dan karung. Terasa asing bagi saya karena pertama kali
menggunakan alat tersebut.

Matahari mulai meninggikan kepalanya. Sinarnya


menandakan siang hari, perut kami terasa lapar. Sebelum pulang
kami mengambil sayur-sayuran seperti: tomat, lombok, terong,
bayam, kacang panjang, kangkung serta tidak lupa mengambil
ikan untuk dimasak dirumah.

Di sore hari saya diajak Azkia bermain sepeda keliling


desa. Sungguh berbeda dengan suasana di desa dan di kota.
Udaranya sejuk dan sehat suasana mesinpun jarang terdengar.
hanya suara burung yang bernyanyi bersahutan.

Hari-hari berikutnya saya lalui dengan menyenangkan


dan bahagia bisa bermain dengan teman yang seumuran dengan
saya. Mereka sangat ramah dan suka bergaul. Seakan-akan
mereka kenal lama. Hari terakhir di tempat kakek, pada hari
minggu mengadakan acara gotong royong. Saya merasa haru
dan bangga dapat membantu. Walaupun hanya dapat
membantu menyiapkan makanan dan minuman waktu istirahat.

12
Seminggu penuh saya berada ditempat kakek. Menjalani
liburan sekolah kali ini. Sungguh pengalaman yang sangat
menyenangkan. Jika liburan nanti telah tiba. Saya kembali
mengunjungi kakek kembali.

13
17 Agustus
Oleh : Noor Aisyah*

P
agi hari yang cerah aku terbangun dari kasurku dan
kubuka jendela kamarku. Aku mendengar suara
teriakan ibuku dari dapur,

"ayo cepat mandi nanti terlambat sekolah",

Segera aku keluar dari kamar untuk mandi, setelah selesai


lalu ku siapkan peralatan sekolah, tak lupa sarapan pagi yang
telah disiapkan oleh ibuku aku makan. Setelah semuanya siap
untuk berangkat aku berpamitan dengan ibu dahulu,
berangkatlah aku ke sekolah dengan membonceng sepeda motor
bersama ayah.

Diperjalanan aku bertemu dan saling bersapa dengan


teman-teman sekelasku bernama Najla, Nabila. Sampai di
sekolah, masuklah aku ke dalam kelas, sedikit kagum karena aku
melihat banyak sekali hiasan di luar kelas maupun di dalam
kelas, tidak berapa lama aku mendengar suara lonceng sekolah
berbunyi tanda waktu berlajar judah tiba, aku bergegas lari
masuk kelasku. Aku duduk di kelas IVB, setiap hari sebelum
belajar adalah kewajiban untuk berdoa terlebih dahulu agar kita

15
diberikan kemudahan dalam menerima ilmu pengetahuan baru
yang bermanfaat bagi kami di masa depan nantinya.

Hari ini guru kami mengumumkan agenda untuk besok


bahwa ada kegiatan spesial yaitu lomba 17 Agustus, kegiatan
untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia, dalam hatiku
bersemangat sekali, besok aku harus ikut dan setidaknya bisa
menang dalam perlombaan. Angan-angan meraih hadiahpun
muncul di kepalaku. Seketika dalam lamunanku, angan-angan
itu buyar, karena guru kami kemudian mengatakan "oke sekarang
waktunya kita belajar".

Waktu istirahatpun tiba, aku pergi ke kantin sekolah


bersama Najla. Kami beli di warung sekolah makanan ringan,
dan beberapa makanan berat, setelah semua terkumpul
kembalilah kami ke kelas, kami pun makan di kelas. Aku
kumpulkan bungkus makananku dan kubuang ke tempat
sampah. Kenapa aku suka makan di dalam kelas, karena di luar
anak-anak bermain, berlari-larian jadinya debu dari mereka
membuat suasana tidak nyaman.

Bel tanda masuk kelas untuk belajar sudah mulai


berbunyi kembali, waktunya mendapatkan ilmu dari guru yang
mengajar. Lambat laun terdengar kembali bel sekolah berbunyi,
tidak terasa waktu begitu cepat berlalu hingga saat untuk kita

16
pulang. Sebelum pulang guru kami memberikan arahan untuk
merapikan tempat duduk, dan memperingatkan petugas piket
untuk tidak lupa kewajibannya. Setelah semuanya siap, saatnya
berdoa sebelum pulang, dipimpin oleh seorang teman. Setelah
berdoa, sebelum pulang tidak lupa guru kami memberikan
nasihat untuk selalu belajar, jangan sia-siakan waktu, dan tidak
lupa untuk membantu kedua orang tua. Satu-persatu kami
keluar kelas dengan bersalaman sebagai tanda terimakasih atas
belajar hari ini kepada guru kami.

Sesampainya dirumah, tak lupa aku memberi salam dan


mencium tangan ayah dan ibu, aku cerita mengenai
pengumuman guru kami tadi mengenai lomba 17 Agustus
besok. Sambil meletakkan tas dan bajuku, terasa lelah tubuh ini,
segera aku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diriku.
Ibu mempersiapkan makan siang, bersantaplah aku dengan
makanan yang sudah disiapkan ibu. Lelah masih terasa sambil
membaca buku dan bersantai di kasur sehingga diriku pun
terlelap tepat jam 05.00sore dan aku terbangun pada jam 04.00
subuh.

Aktitas ku mulai kembali, segera aku ke kamar mandi


setelahnya aku mempersiapkan peralatan sekolahku kembali
untuk belajar di hari itu, sarapan pagi kemudian siap untuk

17
berangkat ke sekolah dengan tidak lupa berpamitan kepada
ayah dan ibu.

Seperti biasa bertemu lagi dengan teman sekelasku, "hai


Aisyah", kata temenku tadi, "hai juga", jawabku. Bersama-sama
kita menuju ke sekolah. Sesaimpainya di sekolah aku melihat
persiapan perlombaan itu telah disiapkan dengan rapi dan
indah.

Tidak sabar rasanya ingin segera berkompetisi dalam


loba-lomba di sekolah. Peserta yang ingin mengikuti lomba
berbaris dengan rapi. Banyak lomba yang aku ikuti di hari itu
mulai dari lomba kelereng, makan kerupuk, dan juga lomba
memasukkan paku dalam botol, dalam mengikuti lomba aku
selalu teringat kata-kata ibuku "menang dan kalah itu sudah biasa
pengalaman itu sudah banyak terjadi pada setiap perlombaan".

Memang betul bahwa disetiap perlombaan itu ada yang


menang dan ada juga yang kalah. Walaupun dalam perlombaan
nanti aku kalah aku tetap akan bersemangat dalam mengikuti
lomba tersebut. Kegiatan lombapun sudah dimulai kami peserta
semua berbaris dengan rapi sesuai lomba yang diikutinya.
Dalam lomba pertama aku mengikuti lomba kelereng tapi dalam
perjalanannya aku kurang sigap, kelereng yang aku bawa
ternyata jatuh dipertengahan jalan, akhirnya bisa dilihat bahwa

18
hasilnya adalah kalah, tapi tidak mengapa karena setiap lomba
mesti akan ada menang dan kalah, tapi untuk lomba berikutnya
harus tetap semangat untuk berusaha memenangkannya.

Lomba ke dua yang aku ikuti adalah lomba makan


kerupuk, dalam hati aku harus bisa menghabiskan sebelum
peserta yang lain. "Pritt..." peluit oleh panitia dibunyikan, mulai
kita berusaha makan kerupuk yang digantungkan itu, eh
ternyata lagi-lagi aku tidak sengaja menarik terlalu keras
kerupuknya sehingga jatuh ke tanah, kata panitia lomba untuk
aku sudah selesai, akhirnya aku hanya bisa melihat temanku
yang berlomba untuk bersaing menyelesaikan lomba tersebut.

Oke tidak apa-apa dalam hatiku untuk lomba berikutnya


aku harus menang. Lomba terakhir yaitu memasukkan paku
dalam botol, aku mempersiapkan mental dan konsentrasi untuk
ini. Lomba ketiga sudah dimulai dan aku sudah bersiap, peluit
panitia lomba sudah berbunyi tanda mulai. Coba aku
konsentrasi dengan posisi membelakangi dan melihat paku yang
harus aku masukkan ke dalam botol melalui sela-sela kaki
ternyata pakuku menyenggol ujung botol terlalu keras sehingga
botol tersebut miring dan mengguling. "yah gagal lagi", dalam
hati aku berkata seperti itu, tidak apa-apa kataku menghibur
diri. Meski gagal dalam perlombaan aku tetap bersemangat dan

19
merasakan keceriaan suasana perlombaan. Sesekali aku
mendukung temanku yang masih mengikuti lomba melawan
siswa kelas yang lain untuk mencapai babak selanjutnya. Ada
juga temanku yang sampai babak nal dan akhirnya
memenangkan lomba yang diikutinya. Cukup lama ternyata
kegiatan hari itu, dimulai pukul 08.00 pagi sampai berakhir
pukul 16.00 sore hari.

Selain lomba yang diikuti oleh anak-anak di hari


berikutnya juga ada lomba jalan santai dengan mengitari sekolah
dan senam pagi, setelah itu ada pembagian kupon untuk diundi
dan mendapatkan hadiah. Hadiah yang disediakan bermacam-
macam dan sangat menarik bagi yang beruntung. Hari itu aku
mendapatkan setrika dan kipas angin, syukur alhamdulillah
untuk mengobati sedih hati saat lomba kemarin aku gagal.
Sebelum jalan santai dilakukan kami menyanyikan lagu 17
Agustus.

Lomba yang diadakan di sekolah juga diikuti oleh orang


dewasa, lomba orang dewasa tersebut seperti tarik tambang,
panjat pinang , dan lomba lari karung. Lomba pertama yaitu
panjat pinang yang diikuti oleh 5 orang setiap tim, mereka harus
memanjat pohon pinang yang sudah dilumuri oli dan dipasang
lingkaran berisi hadiah dipuncak pohonnya. Masing-masing

20
kelompok mempunyai cara mereka untuk mengatur bagaimana
harus bisa memenangkan lomba tersebut. Di bagian atas sudah
disiapkan botol yang berisi itu seperti uang atau yang lainnya.
Dalam lomba itu ada yang bisa mencapai paling atas dan juga
ada yang menyerah karena dia kesusahan untuk mencapai
puncak dari pinang tersebut.

Ada lomba yang lain lagi yaitu tarik tambang, aku


melihatnya bersama teman-teman satu lingkungan tempat
tinggalku di perumahan Jhonlin Indah dan perlombaan itu
dilakukan di SDN 1 Batulicin. Di tempat perlombaan ada juga
yang jual makanan dan minuman, salah satu tempatnya di
kantin sekolah kami, ada yang berjualan gorengan tempe, tahu
dan makanan kecil lainnya.

Sambil menunggu pengumuman pemenang lomba pada


malam hari kami menghibur diri dengan bermain bersama,
berlari-larian bersama teman, menonton lomba orang dewasa
yang sedang berlangsung salah satunya lomba lari karung.
Lomba ini sebetulnya salah satu lomba favoritku tapi sayangnya
untuk tahun ini tidak untuk anak-anak. Ada kejadian yang
sangat lucu saat ada lomba lari karung orang dewasa, aku
melihat ada yang jatuh karena dia cepat-cepat ingin lompat tapi
terpeleset, dan hilang keseimbangan sehingga jatuh tersungkur,

21
semua yang melihatpun tertawa sampai ada yang batuk-batuk.

Waktu pengumuman pemenang lombapun akhirnya


tiba, masing-masing pemenang lomba dipanggil ke atas
panggung untuk menerima hadiah, kedua temanku pun
dipanggil sebagai juara lomba kelereng yaitu Aira dan Najla.
Hadiah yang diterima oleh merekapun menarik, dibungkus
dalam kado yang besar, mereka juga mendapatkan piala dan
piagam, juara 1 untuk Najla dan juara 3 untuk Aira.

Dengan senyum merekah mereka turun dari panggung,


sampai di bawah Najla berkata "ayo... kita buka sama-sama
hadiahnya, penasaran aku lihatnya". Isinya banyak sekali ternyata
ada buku, pensil, pulpen, kotak pensil, penggaris, dan alat-alat
mereka untuk keperluan sekolah. Pengumuman berikutnya
pemenang lomba untuk orang dewasa, seperti yang sudah aku
ceritakan tadi ada pemenang lomba panjat pinang, tarik
tambang, balap karung, semuanya mendapatkan piala, piagam,
dan bingkisan hadiah yang besar juga.

Oh iya,... lupa ada juga lomba untuk orang dewasa


perempuan dan ibuku juga ikut dalam lomba itu yaitu lomba
memasak, ibuku juara 2 lho... Yah.. walaupun aku tidak
memenangkan lomba yang aku ikuti, tapi hatiku merasa
gembira karena ibuku mendapatkan juara dalam lomba yang

22
diikutinya dan yang paling penting aku sudah berusaha
semaksimal mungkin pada lomba yang sudah aku ikuti. Selain
lomba memasak juga ada lomba make-up atau merias.

Malam penyerahan hadiah sudah usai, keesokan harinya


aku sudah masuk sekolah, hari itu adalah hari senin, seperti biasa
waktunya upacara. Karena terlalu malam saat kegiatan
penyerahan hadiah lomba, aku pulang juga telat, sehingga tidak
sempat mempersiapkan untuk kegiatan esok hari. Bangunku
akhirnya terlambat agak siang, tetapi masih bisa sampai sekolah
untuk tepat waktu, bergegas aku mandi dan melakukan aktitas
seperti biasa sarapan, merapikan baju, memasukkan keperluan
untuk belajar dihari itu. Saat sudah mau berangkat ada suatu
yang janggal, ternyata topi sekolahku tidak ada, dan seperti biasa
kewajiban mengikuti upacara seragam harus lengkap mulai dari
dasi, topi, baju, kaos kaki, sepatu, semuanya harus sudah
lengkap.

Sambil berangkat aku selalu mengingat, kata ayah "coba


diingat-ingat, mungkin kemarin saat kamu pulang sore kamu lupa
bawa pulang jadinya apa masih tertinggal di sekolah?". Oh iya benar
juga masih ketinggalan di kelas, aku ingat karena sudah hari
sudah sore dan rasa capek jadi tidak ingat karena aku langsung
pulang, topiku ada di dalam meja kelas. Sampai di sekolah

23
sebelum upacara dimulai aku bergegas masuk ke dalam kelas,
disana juga sudah ada Najla, sama juga ternyata dia juga lupa
meninggalkan topinya di meja kelas.

Upacara sudah dimulai, aku melihat masih ada anak yang


terlambat dan tidak menggunakan seragam lengkap, mereka
disendirikan untuk diberikan nasihat oleh bapak dan ibu guru.
Maka dari itu ternyata memang peraturan sekolah mengajarkan
kita untuk bersikap disiplin, dan itu adalah tanggung jawab kita.

Selesai upacara kami masuk ke kelas masing-masing,


bersiap-siap untuk memulai kegiatan belajar. Hari itu kami
mendapat pengumuman dari guru kelas kami, "hari ini pulang
pagi karena ada rapat dewan guru". Dalam hatiku berkata "hore...",
kami diperbolehkan untuk pulang tetapi guru kami berpesan
"jangan mau jika kamu diajak oleh orang yang tidak dikenal". Setelah
pelajaran pertama selesai kami siap-siap untuk pulang ke rumah.

Aku pulang dengan jalan kaki, karena hari itu orang tua
belum tahu bahwa kami dipulangkan pagi. Sampai di rumah aku
menceritakan kepada orang tuaku, "pak guru dan bu guru hari ini
rapat, kami dipulangkan pagi". Ibu menyuruhku melepas seragam
dan tas dengan rapi, karena besok masih digunakan lagi. Ibu
berkata, "besok ada lomba lagi lho.. di depan rumah", "wah bisa ikut
lagi aku bu", jawabku. Aku dengar ringtone teleponku berbunyi,

24
aku melihat Najla yang telepon.

Najla : "hallo, assalammualaikum Aisyah"


Aku : "waalaikumsalam, hai Najla, ada apa?"
Najla : "eh dengar-dengar besok ada lomba lagi ya?"
Aku : "kata ibuku iya, tapi belum tahu apa lombanya anak-
anak apa untuk orang dewasa"
Najla : "besok ikutan lagi nggak, aku pengen kalau ada lomba
anak-anaknya"
Aku : "pastinya, kamu kan udah pernah dapat hadiahnya,
aku belum hehehehe...."
Najla : "hehehe, iya kemarin belum rejekinya. Ya sudah
sampai ketemu besok ya... mudah-mudahan saja
lombanya ada yang untuk anak-anak", "makasih ya
Aisyah, assalammualaikum"
Aku : "oke deh... waalaikumsalam Najla, sampai besok"

Waktupun berlalu malam haripun tiba, meski besok


adalah hari libur, aku tetap melakukan aktitas seperti biasa
yaitu belajar. Tidak lama mata terasa lelah, akhirnya tertidur juga
di kasurku. Tengah malam aku terbangun, perutku terasa melilit
sakit, dan lapar. Eh...rupanya perutku minta makan, pergi ke
dapur mengambil makanan yang masih tersisa, setelah sedikit
kenyang aku kembali ke kamarku.

Hari sudah pagi aku melihat jam di kamarku sudah


menunjukkan pukul 7.

"Aisyah...bangun...lihat hari sudah siang", kata ibuku,

25
"kamu nggak mau ikut lomba, katanya kemarin mau ikut",
kata ibuku lagi.

"Iya bu... memang jam berapa mulai?" tanyaku,

"kata pak RT kemarin untuk anak-anak mulai jam 8 pagi",


jawab ibuku, "jadi ada lomba untuk anak-anak lagi",
tanyaku, "ya ada dong...kan lomba 17-an", jawab ibuku.

Dari luar pagar terdengar suara temanku memanggil,

"Aisyahh..assalamualaikum". "ya bentar, waalaikumsalam",


jawab ibuku.

"Eh... Najla, sama Aira ya ini?" Tanya ibu,

"iya bu.. saya Aira temanya Aisyah satu kelas", jawab Aira.

"Masuk sini, tunggu bentar ya, Aisyah baru bangun", jawab


ibuku.

"Aisyah ... ini ada temanmu", kata ibuku.

"Hei Najla...hei Aira, bentar ya tungguin aku mau mandi dulu,


baru bangun sih..hehehe" kataku.

Kedua temanku tersenyum dan mengangguk. Akupun


bergegas ke kamar mandi, tidak lama pakai baju santai menemui
temanku.

26
"Maaf ya sudah nunggu lama", kataku, "Ah enggak koq, cuma
habis minuman 2 gelas saja", kata Najla sambil tertawa, dan
Aira juga ikut tersenyum.

"eh katanya jam 8 mulai lombanya, ayo kita ketemu panitia


lombanya buat pendaftaran lomba".

Dan kamipun bergegas ke tempat panitia lomba, ada


bermacam-macam lomba untuk anak-anak tetapi yang aku ikuti
cuma dua saja yaitu makan kerupuk dan balap karung.

Pagi itu lomba pertama yang aku ikuti adalah lomba lari
karung, perlombaan ini diikuti beberapa orang, dengan lomba
yang terbagi beberapa babak. Setiap pemenang lomba balap
karung akan lanjut ke babak berikutnya. Di lomba kali ini aku
tidak menyangka kalau aku sampai ke nal untuk berebut juara,
dan ternyata benar karena kemarin lomba yang diadakan di
sekolah aku tidak mendapatkan juara sekalipun, untuk kali ini
mungkin terlalu semangat aku akhirnya bisa mendahului
peserta lainnya untuk melewati garis nis pertama.

Di lomba lari karung ini lawan terberatku Aira, karena dia


sampai nal juga, tetapi hari ini dia tidak beruntung, dia jatuh
terpeleset sehingga tertinggal dengan peserta yang lain. Saat
sampai garis nis aku menghiburnya,

27
"coba kalau kamu tidak terpeleset tadi, aku mungkin bisa jadi
kalah sama kamu...Aira", hiburku.

"Iya ini...mungkin aku lompatnya terlalu semangat, eh..malah


jatuh duluan", jawabnya sambil tersenyum.

Lomba berikutnya yaitu lomba makan kerupuk, disini


kelihatan sekali Najwa sebagai anak yang paling unggul, bisa
dilihat dari bakat makan yang luar biasa dan dengan cekatan dia
bisa menghabiskan kerupuk yang digantung di depannya secara
cepat, sehingga dia bisa keluar sebagai pemenang.

"Wah..memang bakat makan yang terpendam", gurauku


kepada Najla. Najla hanya tersenyum,

"nggak sia-sia kalau hobi makan bisa dapat hadiah", jawabnya.

Aku mengikuti lomba yang sama dengannya, tetapi


hanya sampai putaran pertama saja, karena kejadiannya sama
seperti lomba yang kemarin aku ikuti di sekolah, kerupuknya
lagi-lagi jatuh.

Selesai sudah kegiatan lomba anak-anak, kita duduk


bersantai tidak jauh dari kegiatan lomba tadi,

"kamu nggak ikut lomba makan kerupuk tadi Aira?", tanyaku.

"enggak...nggak suka makan kerupuk digantung, inginnya

28
dikasih sama nasinya dan lauknya juga", jawab Aira sambil
tertawa. Dan kamipun ikut tertawa mendengar gurauan
Aira tadi.

Hari itu kegiatan lomba dan penyerahan hadiah


dilakukan bersama-sama, jadi tidak menunggu hari yang lain
untuk menyerahkan hadiah. Najla mengambil tas yang tadi
berada dirumahku, mengambil kotak makanan di dalamnya,
"nih..ayo dimakan kue buatan ibuku", katanya. Sambil menunggu
waktu penyerahan hadiah kami melihat lomba dewasa dan
anak-anak yang sedang berlangsung sambil memakan kue yang
dibawa Najla tadi.

Najla memang anaknya suka memberi, apalagi kalau dia


bawa makanan, temannya pasti juga ikutan kenyang. Sama
seperti Aira sifatnya juga baik, suka membantu, tetapi ada
kejadian yang tidak enak mengenai Aira, dia pernah mendorong
temanku yang sedang bermain sepeda hingga dia jatuh, untung
ada aku sehingga aku laporkan kepada bu guru, setelah itu Aira
meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi lagi.

Waktu penyerahanpun tiba, juara lomba di panggil


masing-masing ke depan untuk penyerahan hadiah. Giliran
namaku yang diumumkan sebagai pemenang lomba lari karung,
begitu juga Najla temanku sebagai juara makan kerupuk. Ketua

29
panitia memberikan bingkisan hadiah terbungkus rapi kepada
pemenang lomba masing-masing.

Sampai di bawah, aku dan teman-temanku menuju


halaman rumah, dan kitapun membuka bersama-sama hadiah
yang di berikan panitia lomba. Ternyata isinya sama seperti
hadiah yang dari sekolah, ada penghapus, pulpen, penggaris,
dan lain sebagainya. Ternyata perjuanganku tidak sia-sia, meski
kalah berkali-kali tetapi semangat untuk tidak menyerah
akhirnya aku juga bisa dapat juara.

Demikian teman-teman ceritaku yang singkat ini, semoga


kalian juga tidak mudah menyerah apabila mendapati
kegagalan.

Menang dan kalah itu biasa dan jangan putus asa dalam mengikuti perlombaan

30
Semarak Merah Putih
Oleh : Muhammad Isra Faidlurahman*

D
alam rangka memperingati hari kemerdekan
Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 2019 yang
Ke-74 Tahun, warga kompleks Jl. Ternate Gg. H.
Kasim mengadakan berbagai lomba untuk anak-anak dan orang
dewasa untuk memeriahkan perayaan HUT RI. Lomba diadakan
ditanah kosong dekat rumah saya.

Ada banyak sekali lomba-lomba yang diadakan oleh


panitia, lomba dibagi menjadi dua tingkatan diantaranya ada
lomba untuk tingkat anak dan dewasa. Lomba tingkat anak
terdiri dari lomba makan kerupuk, lomba balap karung pakai
helem, lomba estafet kelereng, lomba gigit sendok dengan
kelereng, lomba pukul bantal. Sedangkan lomba tingkat dewasa
terdiri dari lomba joget balon, lomba ofer tepung, lomba suami
merias istri, lomba pukul bantal dan lomba main gaplek.

Saya senang sekali bisa mengikuti lomba-lomba yang


diadakan untuk memeriahkan HUT RI, tetapi saya hanya
mengikuti tiga lomba, yaitu lomba makan kerupuk, estafet
kelereng dan lomba pukul bantal.

31
Awalnya saya tertarik dengan lomba balap karung
menggunakan helem, tapi waktu saya mau mendaftar agak ragu
untuk ikut karena kelihatan susah akhirnya saya tidak ikut dan
memutuskan untuk nonton saja. Lomba ini sangat lucu juga
untuk saya karena teman-teman harus lompat dengan
menggunakan helm.

Saat saya mengikuti lomba makan kerupuk saya sempat


ragu apakah saya bisa menghabiskan kerupuk tanpa dipegang
dan dengan angin yang lumayan kencang sehingga membuat
kerupuk selalu bergoyang karena tertiup angin. Saya
mendapatkan juara walaupun juara tiga tapi saya senang sekali.

Kemudian saya mengikuti lomba estafet kelereng, lomba


ini dilakukan dengan cara berpasangan yang terdiri dari dua
anak, sangat sulit untuk saya karena kita harus mengumpulkan
kelereng sebanyak-banyaknya menggunakan kepala dengan
mengoper ke kepala teman lain tanpa ada kelereng yang boleh
terjatuh. Saya tidak dapat juara karena kelereng yang saya
kumpulkan cuma empat kelereng. Walaupun saya kalah tapi
saya tetap senang karena saya bisa ikut lomba estafet kelereng.

Berhubung hari semakin sore maka lomba berikutnya


dilaksanakan keesokan harinya. Lomba berikutnya yang saya
ikuti yaitu lomba pukul bantal. Awalnya saya tidak diijinkan

32
oleh mama saya, akan tetapi saya berusaha membujuk agar saya
diberikan ijin untuk mengikuti lomba ini. Saya berkata kepada
mama “Ma bolehkah saya ikut lomba pukul bantal ini?” Lalu kata
mama “jangan nak itu kotor sekali karena dibawah penuh dengan
lumpur“. Saya terus membujuk dan akhirnya mama saya
menyerah dan memberikan ijin kepada saya untuk mengikuti
lomba pukul bantal ini.

Lomba ini sangat menarik untuk saya karena lomba ini


jarang sekali diadakan boleh dibilang baru saja diadakan di
lomba tahun ini. Sedikit anak yang mengikuti lomba ini karena
banyak orang tua yang tidak mengijinkan anaknya untuk
mengikuti lomba pukul bantal ini dikarenakan kayunya sudah
diolesi dengan oli dan dibawah penuh dengan lumpur.

Saya sempat terjatuh karena kepala saya dipukul bantal


oleh lawan, tetapi itu tidak mengurangi semangat saya untuk
mengikuti lomba ini. Semakin ada yang terjatuh semakin meriah
permainan ini. Ada juga peserta lomba yang jatuh sebelum
dipukul oleh lawannya karena licin dan kurang keseimbangan.
Setiap ada yang jatuh penonton semua tertawa terbahak-bahak.

Lomba pukul bantal ini merupakan lomba yang terakhir,


selanjutnya acara penyerahan hadiah. Saya menunggu nama
saya dipanggil untuk mangambil hadiah, ternyata saya

33
mendapat juara 3 untuk lomba makan kerupuk dan juara
harapan untuk lomba pukul bantal. Saya senang sekali bisa
mengikuti lomba ini walaupun tidak mendapat juara 1. Setelah
mengambil hadiah diakhiri dengan menyalakan kembang api.

Saya tidak sabar ingin membuka hadiah yang saya


dapatkan, ternyata hadiahnya sangat saya suka. Mudah-
mudahan tahun depan lomba-lomba seperti ini tetap diadakan
dan jenis lombanya juga semakin bertambah agar anak-anak dan
warga yang ada di komplek kami semakin semangat mengikuti
lomba dalam menyemarakkan perayakan HUT RI.

34
Berlibur Di Rumah Paman
Oleh : Alvanda Putri Rahmadhani*

S
uatu hari disebuah kota yang indah dan sejuk hiduplah
keluarga yang bahagia yang terdiri dari ayah, ibu,
kakak, dan adik. Kakak yang bernama Lani dan adiknya
bernama Sinta. Malam hari pun tiba Lani dan Sinta selesai
menonton TV, Lani mempunyai ide pada liburan tahun ini
bahwa keluarga mereka akan berlibur dirumah paman,d an
akhirnya ayah, ibu, dan Sinta setuju dengan ide itu.

Hari menjelang pagi keluarga Lani bersiap siap untuk


jalan ke rumah paman, ibu sedang menyiapkan pakaian jalan ke
rumah pamn,ibu sedang menyiapkan pakaian untuk ayah, Lani
sedang menyiapkan kebutuhannya dan Sinta sedang
menyiapkan pakaian nya dan menyiapkan pakaian ibu nya ,
Sinta berkata, “Ayah, ibu, kak Lani saya sudah siap”. Kak lani juga
menjawab ”sama bu, Lani juga sudah siap”, ayah dan ibu
menyuruh mereka masuk ke mobil duluan.

Siang pun tiba mereka masih dalam perjalanan, Sinta pun


bertanya kepada ayah dan ibu “ayah, ibu apakah masih lama?” dan
ibu menjawab, “tidak nak, sedikit lagi”, Lani pun menjawab “Sinta,

35
kan rumah paman di desa, sedangkan kita di kota jadi agak lama sedikit”
(kurang lebih 2 jam kemudian) "nahhh itu rumah paman“, kata
Sinta dan Lani menjawab “yeeyy sampe”.

Sesampainya di depan rumah paman, ayah


membunyikan klakson. Dari dalam rumah paman membuka
pintunya, ayah, ibu, Lani, dan Sinta pun turun dari mobil. Saat
turun dari mobil Lani dan Sinta sedikit berlari sambil berteriak,
“paammmaannn” dan paman pun berkata “Heiii.. Lani, Sinta apa
kabar” mereka berdua pun menjawab “baik paman”. "Wahh kangen
banget nih paman sama kalian", kata paman. "Apalagi kami paman,
pengen banget liburan disini", jawab Lani.

Sore hari pun tiba, paman mengajak Lani dan Sinta pergi
ke peternakan. Sambil berjalan Sinta banyak bercerita tentang
keadaan kota tempat tinggalnya. Saat sampai di peternakan
paman mengajak Lani dan Sinta melihat lihat sapi, ayam, dan
lain-lain , Lani pun kagum dan berkata ”wah asyik yah liburan di
Desa”, Sinta menjawab “iya kak”.

Setelah melihat serta berkeliling, paman pun berkata


”Lani, Sinta ayo kita pulang besok baru kita jalan-jalan lagi “ Lani dan
Sinta serentak menjawab “ok paman”. (Sampai rumah) paman
berkata “Lani, Sinta mandi dulu kan tadi habis dari peternakan
“.”Siap paman” ujar Lani dan Sinta.

36
Hari mulai malam Lani dan Sinta saat nya makan malam
dengan ayah, ibu, dan paman “anak–anak ayo makan malam dulu,
ibu sudah siapkan” kata ibu. "Iya ibu kita akan makan”, jawab Lani
dan Sinta. Jam menunjukkan pukul 23:00 malam Lani dan Sinta
belum saja tidur sedangkan ibu sudah tertidur tinggal Lani,
Sinta, ayah, dan paman. ”Lani, Sinta ayo tidur sudah malam, besok
katanya mau jalan-jalan” kata ayah, Lani dan Sinta menjawab "iya
ayah kita akan tidur”.

Hari pun berlalu, Jam menunjukkan pukul 05:30 ibu pun


bangun, setelah mandi kemudian ibu mempersiapkan sarapan
untuk kami semua. Sarapan sudah tersedia, ”wah sudah jam
08:00" kata ibu, ibu segera membangunkan Lani, Sinta untuk
sarapan . Lani dan Sinta pun bangun dan langsung ke kamar
mandi setelah itu Lani dan Sinta segera makan. Setelah sarapan
Lani dan Sinta di ajak jalan bersama ibu ke pasar belanja sayur
keperluan nanti sore.

Setelah pulang dari pasar Lani dan Sinta megajak paman


ke kebun buahnya. Paman setuju dan berkata “iya ayok kita
kesana“. Waktu dikebun Sinta memetik buah jeruk untuk dibawa
pulang ke kota besok. Menjelang sore Lani dan Sinta masih
bermain di desa. Saat hari sudah malam Lani dan Sinta disuruh
tidur tepat waktu oleh ibu karena besok pagi harus pulang ke

37
kota dan Sinta menjawab , “iya ibu kami akan tidur tepat waktu".

Pagi hari pun tiba ibu sedang membereskan pakaiannya


dan ayah, sedangkan Lani dan Sinta masih tidur di kamarnya,
ibu segera membangunkan mereka ”Lani, Sinta bangun nak sudah
pagi”, kata ibu , ”iya bu” jawab mereka sambil bermalas–malasan.
.Setelah bangun mereka bergegas mandi dan selesai mandi
kemudian membereskan pakaian yang kemarin dibawa . Setelah
semua siap Lani dan Sinta berpamitan kepada paman ”paman
Lani dan Sinta mau pulang ke kota dulu ya, nanti kalau libur lagi saya
dan kakak ke sini lagi” kata Sinta. ”iya sinta, hati-hati dijalan ya,
paman pasti kangen lagi nih...", kata paman.

Dalam perjalanan pulang Lani dan Sinta tertidur lelap


karna merasa sangat capek, siang hari mereka pun terbangun,
Lani berkata “yey dikit lagi sampai kota “, ibu menjawab ”kalian
sudah puas liburan di desa sama paman”, ”sudah bu, terimakasih ya
bu”, kata Lani dan Sinta serentak. Setelah beberapa jam
kemudian ”wah dek kita udah sampai rumah nih”, Sinta menjawab
“iya kak" .”Ok sudah sampai mari kita turun".

38
Dongeng Gajah Yang Baik Hati Dan
Harimau Yang Usil
Oleh : Ahmad Tirta*

D
i sebuah hutan hidup lah binatang-binatang yang
berbeda-beda di antara binatang-binatang tersebut
ada gajah yang baik hatinya dan harimau yang suka
usil. Gajah suka sekali membantu dan memberi makan binatang
lain yang kelaparan dan suka menolong binatang lain yang lagi
kesusahan .

Suatu hari sayup-sayup terdengar suara, "tolong-tolong


aku", mendengar suara tersebut gajah menghampirinya ternyata
ada harimau yang tertindih batu, Gajah pun menolongnya.
"Terimakasih gajah jika tidak ada kau aku bisa mati" kata harimau.
Kata gajah "kita sesama binatang harus saling menolong". Setelah itu
gajah melanjutkan perjalanannya.

Suatu ada pemikiran usil harimau untuk menakuti gajah,


harimau berkata kepada gajah, "gajah ada pemburu yang lagi
mencari kau, kau harus pergi kejalan utara", "benarkah?" kata gajah.
Kemudian gajah segera pergi ke jalan utara, harimau pun
terbahak-bahak menertawakannya "hahaha mau saja dibohongin ".

39
Sampai disitu gajah heran tidak ada cahaya matahari dan
kehidupan disana, gajah pun ketakutan. Gajah pun tidak tinggal
diam dia mencari jalan agar pergi dari tempat tersebut. Hari
sangat gelap gulita gajah pun lelah lalu ia tertidur dibawah
pohon rindang. Pagi pun tiba gajah melanjutkan lagi
perjalanannya, dia bertemu dengan monyet yang lagi kehausan
lalu gajah pun membantunya memberikan minum dari gading
yang besar dan belalai yang sangat panjang. "Terimakasih gajah",
"kenapa gajah mukamu sangat murung", kata monyet, "aku ingin
keluar dari tempat ini", kata gajah. "Oh ini masalahnya ayo ikut aku",
mereka pun pergi dengan gembira dan bermain main di tengah
perjalanan.

Gajah pun keluar dari hutan yang sangat gelap itu ia


berkata kepada monyet, "terima kasih kau sudah membantuku",
"sama-sama" ujar monyet. Gajah dan monyet mendengar suara
tembakan pemburu. Pemburu itu sedang mencari harimau yang
lagi meresahkan warga kampung. Gajah melihat harimau lari
tunggang langgang ke jalan sebelah barat. Gajah dan monyet
bekerja sama membantu harimau, gajah tidak peduli dengan apa
yang dilakukan harimau kemarin itu, gajah sangat mulia masih
ingin membantu harimau .

"Harimau" kata gajah, harimau pun menoleh.

40
"kemari harimau ikuti kami", ujar gajah dan monyet.

Harimau pun mengikutinya harimau sangat ketakutan,


gajah mempunyai ide menggeser batu yang sangat besar agar
bisa berlindung dan monyet menutupi dengan dedaunan agar
bisa mengecoh pemburu.

Dor...dor suara tembakan "dimana harimau itu berada tidak


ada disini juga", "ayo kita cari ditempat lain saja" pemburu lain
mengatakan. Harimau tersadar dengan ulahnya yang
meresahkan warga dan mengusili gajah kemarin. Harimau
berkata dalam hati "masih saja gajah menolongku selama ini aku
selalu mengerjainya". Harimau pun minta maaf kepada gajah dan
berterima kasih juga kepada monyet.

41
Harimau Yang Selalu Kalah
Dengan Kancil
Oleh : Rihadatul Aisyah*

H
auuuummmmm….egrrrrrr…terdengar dari kejauhan
suara harimau mengaum, membuat seluruh
binatang yang berada dihutan itu mulai lari
tunggang langgang mencari tempat aman untuk bersembunyi,
hutan yang tadinya ramai suara hewan kini sunyi senyap, seperti
tak berpenghuni.

“Kresek..kresek…kresek” harimau keluar dari semak


semak, dia celingukkan kesana kemari mengarahkan
pandangannya, mencari sesuatu yang bisa menjadi santapan
lezat, harimau merupakan satu satunya hewan karnivora yang
tinggal disitu, membuat hewan hewan penghuni hutan itu
kadang was was dan selalu siap berlari jika tiba tiba harimau
datang.

Sudah beberapa hari ini harimau tidak mendapatkan


santapan lezat untuk mengisi perutnya yang mulai kempes
karena lapar, makin jarangan hewan di hutan itu karena banyak
perburuan yang dilakukan manusia, menjadi persaingan

43
terberat harimau untuk mendapatkan makanan.

Harimau terus bejalan diatara semak semak berharap ada


binatang yang diketemukanya disitu, tak terasa sampailah dia di
bantaran sungai yang berbatu, “gluk … gluk …gluk”, suara
harimau yang sedang minum karena kehausan, sebab, sedari
tadi dia berjalan tak satu pun mangsa yang di dapatnya, setelah
minum harimau itu duduk bersandar dipohon besar didekat
sungai, hanya air yang didapat nya untuk melepas dahaga,
namun rasa lapar yang dirasa masih ada.

Di tempat lain terlihat kancil yang baru bangun dari


tidurnya, pagi itu ia terlihat kurang semangat, “kresek…kresek…
kresek” ia keluar dari tempat tidurnya, “uuuuaaaaaaa... krek…krek”
suara tulang tulang nya terdengar jelas ia melakukan
perenggangan badan, sedikit gerakan senam dilakukan nya,
“pagi yang cerah, tapi tak secerah hatiku”, gumam nya dalam hati,
memalas pagi itu yang dirasakannya.

“Ehem…ehm”, kering terasa tenggorokannya, perasaan


ingin sesuatu yang segar segera mengalir di tengorokannya pagi
itu, ”haus…aku ingin minum” katanya dalam hati, melangkah lah
ia menuju sungai dekat rumah nya, tidur yang lelap malam itu,
membuat ia tidak tau apa yang sedang terjadi di pagi hari nya,
lelah yang mendera setelah aktitas berat nya kemaren,

44
membuat ia sedikit kesiangan bagun, matahari pun sudah
memancarkan rasa panasnya ketika ia bagun tadi.

Dengan malas kancil menuju sungai, melewati semak


semak, jalan pintas yang lebih dekat dan aman agar terhindar
dari harimau pikirnya, langkah gontai yang sedikit
menimbulkan suara rumput yang terinjak membangunkan
kesadaran harimau yang sedang melamun dibawah pohon,
khayalannya buyar, ia mempertajam pendengarannya,
mendengarkan suara semak semak dan rumput yang terijak,
seperti suara sesuatu yang berjalan ke arah nya katanya, harimau
pun berkir dan mulai mengatur siasat, agar keberadaanya
disitu tidak di ketahui, ia bersembunyi diantara pohon pohon
disekitar sungai itu.

Dibalik persembunyiannya, harimau mulai berfokus diri,


kalo benar itu tebakan nya, maka ia akan dapat makanan enak
nan lezat pikir nya dalam hati. Sementara itu kancil terus
melangkah tampa curiga sedikitpun, rasa haus membuat
kesigapannya terhadap bahaya hilang, seperti tidak akan terjadi
apa-apa, kancil terus melangkah menuju sungai, sesampainya di
sungai, tampa berpikir lagi ia langsung melaksanakan niatnya
untuk membasahi tenggorokannya yang kering,
“gluk…gluk..gluk…ahhh”, suara kancil yang sedang minum.

45
Dibalik pohon harimau yang lapar itu sedang
bersemangat mulai mengejar santapannya, ia lari menuju ke
arah kancil yang sedang minum, namun ada hal yang tak dapat
di duganya, ketika ia mulai melompat, tak disangka kancil
berbalik menandakan ia sudah selesai melepas dahaganya,
dengan kejadian tak diduga itu, lompatan hariamu untuk
menerkam kancil itu pun meleset, dan ia terecebur ke sungai
yang berbatu yang tak berarus deras.

Melihat kejadian itu, kancil pun bingung, ”apaan seh kamu,


bikin aku terkejut saya”, kata kancil, meski gemetar dia
berhadapan dengan harimau yang tercebur di sungai tadi.
Kancil memang pemberani dan cerdik, meski dia tau yang
dihadapannya seekor harimau yang lapar, dia tidak akan kabur,
sudah sering kejadian harimau ingin menerkam kacil, namun di
akhiri dengan kegagalan harimau, hal itu membuat harimau
selalu penasaran, jadilah mereka seperti musuh babuyutan yang
abadi, namun selalu harimau selalu mengalami kekalahan itu
berkat kecerdikan kancil.

“ah..ternyata kamu cil, aku kira tadi si rusa”, kata harimau


sedikit berkilah.

“emmm… kamu belum mandi ya, mau… sampai sampai


bercebur gitu” kata kancil sedikit mengejek hariamu.

46
“gerrrrrr…..” harimau mulai rada marah.

“sudah ah, aku masih banyak urusan”, kancil pun pergi.

Harimau mulai kesal, ia ingin kali ini dapat mengalahkan


kancil, harmau pun mengatur siasat, ia diam beberapa saat,
kemudian ia berteriak, ”kancil …tunggu”, tampa menghiraukan
terikan harimau kancil tetap berjalan menuju tempat tinggal nya,
harimau pun berlari mengejar kancil, “kancil tunggu…tunggu
kancil… aku ingin berdamai dengan kamu”, katanya lagi, kancil pun
berhenti sejenak, dan berbalik, dengan sedikit tersengal sengal
karena mangatur napasnya sehabis berlari mengejar kancil.

”benar…ah..ah…benar…aku ingin berdamai dengan kamu”,


“aku…aku tidak akan memakan kamu lagi, maupun semua
binatang yang ada di dalam hutan ini, asal kan kamu mau
berteman dengan ku”, sambung harimau.

Merekapun berbicara dari hati kehati, melihat niat tulus


harimau, kancil mulai luluh hatinya, dan ia mau bersahabat
dengan harimau, asal harimau tidak mengganggu hewan hewan
yang ada di hutan ini.

Kancil tidak merasa curiga apa pun terhadap harimau,


“hahahha… kena kali ini kamu kancil, kali ini kamu pasti kalah, dan aku
pasti akan dapan makanan lezat”, gumam nya dalam hati, sudah

47
terbayang dalam pikiranya akan makanan yang enak dan lezat,
meski ia harus bersabar dalam beberapa waktu.

Hari berganti hari, waktu pun berputar begitu cepat,


harimau pun sudah tidak sabar lagi, sampai suatu malam emosi
nya tidak terbendung lagi, ia pun berbicara sendiri, perang batin
terjadi padanya, tanpa disadarinya kancil mendengar apa yang
direncanakan harimau, kancil pun akhirnya tau ternyata
persahabatan yang selama ini hanyalah siasat jahat harimau aja,
agar mencari waktu untuk bisa memangsa dirinya, dengan
sangat marah kancil pun berkir akan membalas harimau, dia
mengatur siasat agar mendahului niat jahat harimau agar
seluruh binatang yang menghuni hutan ini bisa selamat.

Pada suatu waktu, kancil berjalan disekitar hutan, ia


berjalan sendiri sambil mencari buah buahan untuk
dimakannya, tiba tiba dibalik rerumputan kancil melihat ada
beberapa orang pemburu sedang membuat sesuatu, kancil
memperhatikan dengan seksama apa yang sedang dilakukan
pemburu itu, diperhatikannya terus sampai pemburu itu selesai
membuat sesuatu yang rupanya sebuah jebakan binatang yang
berbentuk rumah, secara sepintas jebakan itu tak terlihat seperti
jebakan, “eeemmmm…aha…” rupanya kancil menemukan ide
bagai mana cara mengusir harimau dari hutan.

48
Kancil buru buru pulang, sesampai dirumah di berteriak
teriak memanggil harimau.

“harimau … oi …harimau”. “ada apa cil, aku disini”, sahut


harimau di belakang rumah.

Bergegas kancil menghampiri harimau.

“harimau…aku ada rencana mau pindah, rumah aku yang


sekarang ini sudah tidak layak lagi, rumput rumput ya sudah
mulai kering, dan lagi rumah ku ini sudah tidak cukup lagi buat
kita berdua”. Bujuk kancil pada harimau.

“aaauuummmm….harimau mengaum, jadi kita harus pindah


kemana cil ?” Jawab harimau.

“tadi aku jalan jalan di hutan sebelah, suasanya enak banget,


binatang yang lain sangat ramah pada ku, bagai mana kalau kita
pinda ke sana aja” pinta kancil pada harimau.

Mendengar banyak binatang harimau pun menyetujui


rencana kancil untuk pindah kehutan sebelah. Akhirnya mereka
pun mempersiapkan perlengkapan yang akan dibawa ke rumah
baru mereka.

“aha… harimau tidak curiga akan rencana ku”, kata kancil


dalam hati nya.

49
“ayo … cil cepat, aku sudah tidak sabar ingin mendiami rumah
baru kita” kata harimau, akhirnya dua sahabat itu pun
bergegas menuju rumah baru yang diceritakan kancil.

Penuh kecerian mereka berjalan menyusuri jalan di


dalam hutan, dalam hati harimau apa yang akan direncakananya
akan terlaksana di rumah baru itu nanti, terlebih banyak
binatang lain yang tentu akan jadi santapan nya, terbayang
daging segar yang lejat, terbayar sudah kesabaran nya saat ini.
Akhirnya sampailah mereka di tempat yang di tuju, terlihat
rumah baru mereka yang lumayan besar dari rumah sebelum
nya, tidak penuh curiga harimau pun masuk kedalam rumah
barunya yang tidak lain adalah perangkap binatang yang dibuat
pemburu.

“harimau… kamu rapikan dulu ya rumah baru kita, aku ingin


mencari makanan untuk kita makan nanti”

“baik cil, aku akan merapikan dan menyiapkan tempat istirahat


buat kita berdua”, kata harimau.

Kancil pun pergi menuju kesuatu tempat yang tidak jauh


dari perangkap yang sedang dibersihkan harimau, sebenarnya
kancil tidak mencari makanan seperti apa yang di katanya pada
harimau, ia hanya mengintip dari kejauhan apa yang akan terjadi

50
pada harimau. Sementara harimau asik membersihkan
perangkap yang dikira rumah baru nya itu, nampak semangka
sekali harimau ketika membersihkan perangkap itu, sehingga
menimbulkan getaran yang mengakibatkan pengait penutup
jabakan itu lepas, mengakibatkan harimau terperangkap di
dalam nya.

Harimau bingung, ia tidak tau bagai mana cara keluar


dari perangkap yang dia kira rumah baru nya itu, dia mengaum
ngaum sambil berteriak teriak memanggil kancil.

“kancil…kancil tolong aku, aku tidak bisa keluar…kancil”

Harimau berteriak sejadinya, melihat harimau


terperangkap kancil sangat senang, dilihatnya kiri kanan belum
ada pemburu yang mendatangi harimau yang sudah
terperangkap itu, perlahan kancil mendekati jebakan yang
didalamnya sudah ada harimau.

“hahahaha…itulah balasan nya bagi pembohong seperti kamu


harimau”, “aku sudah tahu apa rencana jahat mu pada aku dan
pada hewan lain di hutan ini, sekarang rasakan akibat nya”,
kata kancil.

“maafkan aku … kancil, bukan maksud aku ingin berbuat


jahat”, kata harimau pada kancil.

51
“kresek…kresek…kresek”

Seperti langkah kaki yang sedang berjalan kearah nya,


kancil pun lari tampa sepatah kata pun pada harimau, dan
akhirnya harimau pun dibawa para pemburu.
Liburan Sekolah

U
langan kenaikan kelas telah selesai,saya dan teman-
temanpun merasa lega setelah selesai ulangan.
Setelah ulangan kami istirahat,teman-teman
berhamburan keluar kelas untuk membeli jajanan/makanan,
sayapun ikut keluar untuk membeli makanan yang ada di
kantin.

Pada saat di kantin saya menemui banyak kakak kelas


dan adik kelas membeli makanan juga. Sambil menunggu bel
masuk saya bermain bersama Adam, Farman, Fiki dan Ian.

"Teng...teng.." Bel masuk berbunyi, semua teman-teman


masuk kembali ke kelas. Gurupun masuk ke dalam kelas
kemudian menyampaikan hal-hal mengenai tentang hasil
belajar kami.

Kami diberikan undangan untuk disampaikan kepada


orang tua kami di rumah. Dalam surat ada pemberitahuan yang
berisi:

53
Yth bapak/ibu wali murid.

Kami memberitahukan bahwa, penerimaan raport akan di


lakukan pada hari/tanggal:

Hari/tanggal : Kamis, 22 mei 2019

Tempat : kelas masing-masing

Waktu : 07:30-selesai

Demikian pemberitahuan dari kami, terimakasih

Begitu mendengar pengumuman itu langsung saja


teman-teman bersorak-sorak gembira. Dan terdengar suara bel
pulang teman-teman semakin senang. Setibanya saya di
rumah,saya langsung memberikan surat edaran kepada ibu dan
ibu membaca surat tersebut.

Besoknya saat saya bangun pagi saya melihat ibu sudah


memakai pakaian rapi untuk menuju ke sekolah. Sambil
menunggu kabar dari ibu saya bermain hp bermain free re.
Tiba-tiba saya melihat ibu sudah pulang,saya menanyakan apa
saja yang di sampaikan ibu guru tadi. Dan ibu berkata bahwa
"mulai besok sampai tanggal 26 juni kalian libur, dan masuk kembali
tanggal 27". Begitu saya mendengar itu saya sangat senang sekali.
Libur telah tiba horeeeee.
Liburan Hari Raya Idul Fitri

S
atu hari sebelum lebaran kami pulang ke kurik yaitu ke
rumah mbah saya. Selama di perjalanan saya dan kakak
menyanyi-nyanyi di jalan.Sungguh menyenangkan saat
perjalanan pulang ke kurik. Setelah beberapa jam di perjalanan
kamipun sampai di rumah mbah saya.

Disana sudah banyak yang menunggu ada paman, bibi,


pakde, bude, mbah laki-laki dan mbah perempuan. Di sana
setelah kita sampai saya dan kakak menyalami semua.

Setelah bersalaman, saya dan kakak beristirahat di kamar.


Di kamar saya dan kakak bermain hp sambil menghilangkan
capek. Sedangkan ayah dan ibu sedang berkumpul dengan
paman, bibi, bude, dan pakde sambil berbincang-bincang.

Esok harinya kami sekeluarga bersiap-siap untuk sholat


idhul tri. Saat itu ada yang sedang berdandan dan memakai
kerudung (untuk cewek), ada yang masih memakai baju, dan
juga ada yang sudah memakai sepatu/sendal.

Lalu saat semua sudah siap kami satu keluarga pergi


bersama ke masjid. Di sana saya menemui banyak orang ada
yang masih seumuran dengan saya,ada yang remaja, dewasa
dan kakek nenek.

Sambil menunggu jama'ah yang lain saya memakai


sarung dan songkok. Saya juga di suruh langsung merapatkan
shof. Setelah itu mulailah sholat idhul tri. Setelah sholat idul
tri saya dan kakak kembali ke rumah lebih duluan untuk
menikmati kue lebaran sambil menunggu yang lainnya pulang
dari masjid.

Setelah semua sudah kembali ke rumah kami bersiap


untuk bersilaturahmi, dan biasanya anak-anak kecil paling suka
karena mereka dapat THR yaitu uang di dalam amplop.

56
Liburan Hari Raya Idul Adha

S
etelah selang beberapa bulan tibalah liburan Hari Raya
Idhul Adha. Sebelum hari raya saya, ayah dan kakak
menyiapkan apa yang harus di bawa esok saat sholat di
masjid.

Pada saat esoknya tibalah kami bersiap-siap untuk pergi


ke masjid untuk melaksanakan sholat ied. Saat perjalanan mau
ke masjid saya melihat banyak orang berjalan kaki menuju
masjid. Ada yang naik motor dan ada yang jalan kaki. Setelah
sampai di masjid saya dan ayah mengambil tempat dibarisan
paling depan, dan kakakku mengambil barisan di belakang. Hari
itu ustad ceramah mengenai sholat Hari Raya Idhul Adha.
Setelah ceramah kami semua melaksanakan sholat Idul Adha.

Setelah selesai, di masjid ada penyembelihan


sapi/kambing. Pada saat-saat itu saya, ayah dan kakak langsung
pulang dan mendapatkan daging pada saat penyembelihan
selesai.

57
Liburan Puasa Ramadhan

L
iburan puasa akan tiba saya senang sekali. Hari
berganti hari di mana adanya sahur malam untuk
puasa pertama. Saya sangat semangat untuk puasa.
Pada sahur saya makan ayam lalapan bersama ayah,ibu dan
kakak.Kita menikmati ayam lalapan sambil menunggu imsak.

Hari berganti hari selama 1 bulan saya berpuasa menahan


haus dan lapar.Selama puasa kami juga jalan-jalan/ngabuburit.
2 hari sebelum lebaran kami pergi ke pasar untuk membeli baju
lebaran banyak aneka motif baju ada yang ukuran dari anak-
anak, remaja, dewasa. Banyak juga aneka sendal dan sepatu.

58
Pindah Rumah

S
etelah selesai lebaran Hari Raya Idhul Fitri,selang
beberapa bulan ibu merencanakan untuk pindah rumah.
Ada paman, bibi, pakde dan bude datang ke rumah
untuk membantu memindahkan barang-barang. Ayah, paman
dan pakde bergotong royong memindahkan barang-barang
sedangkan ibu, bibi, dan bude memasak-masak untuk syukuran
pindah rumah.

Di sana saya tidak membantu angkat-angkat, hanya


melihat saja. Setelah semua barang sudah diangkat ke mobil,
saya ikut mengantar ke rumah baru kami. Rumah baru kami
lumayan besar dan halamannya yang cukup luas.

Setelah barang diturunkan pak sopir kembali lagi ke


rumah yang sebelumnya. Di sana ibu, bibi dan bude sedang
memasak. Setelah semua makanan sudah siap, makanan
dipindahkan ke mobil untuk diangkut ke rumah baru sebagai
persiapan syukuran nanti malam.

59
Hari Libur Gembira
Oleh : Adam FP. Darossalim*

L
ibur panjang kenaikan kelas dan hari raya idul tri
hampir usai, pada sabtu pagi saya ingin berlibur ke
rumah teman saya yang bernama Prabu tepat pada
tanggal 13-14 Juli tahun 2019. Prabu adalah teman satu kelasku di
SD Inpres Polder, yang sudah dekat dengan saya sejak kelas 1
(satu) hingga naik ke kelas 5 (lima). Aku dari kota menuju ke SP 1
Kampung Sarsang ditempuh dalam waktu kurang lebih
setengah jam waktu setempat. Sambil bercerita dengan kedua
orang tuaku dalam perjalanan menuju rumah sahabatku Prabu,
orangtuaku berpesan kepadaku “Nak nanti disana tidak boleh nakal
ya“ kata ayahku dan disambung dengan bundaku juga “harus
mandiri jangan membuat orangtua Prabu repot“ tegas bunda
kepadaku. Tak lama berbincang sampailah kami di rumah
saudara Prabu, namun karena belum mengetahui posisi rumah
orangtua Prabu, Ayahku pun menelepon Abahnya Prabu dan
menanyakan posisi rumahnya dimana? pada saat itu Abahnya
Prabu pun sedang tidak ada di rumahnya.

Beliau ternyata sedang berada di kota ada kegiatan di


Sekolah karena kebetulan profesi Abahnya Prabu adalah guru.

60
Beliau mengatakan kepada Ayahku “sebentar saya telfon Prabu
dulu” katanya dalam HP. Kami menunggu di bahu jalan raya
tepatnya di bawah pohon di pinggir jalan, tidak lama kemudian
munculah saudara Prabu dengan mengayuh sepedanya
menghampiri kendaraan kami. Dan kami menyapanya, ”hai
Prabu dimana rumahmu? apakah masih jauh dari sini?” tanya kami.
Prabu pun menjawab “tidak jauh lurus saja sekitar 100 meter lalu
belok kanan!”, kami pun sama-sama menuju rumahnya, dan
akhirnya kami pun menemukan rumahnya Prabu.

Sesampai di rumah Prabu, Prabu pun langsung mengajak


saya bermain permainan di rumahnya dan saya setuju kita
bermain sampai dzuhur, dan kita sholat di masjid. Selesai sholat
kita makan siang dan istirahat. Selesai istirahat kita mengaji di
yayasan dan sholat ashar, kita menggunakan sepeda menuju
tempat ibadah dimaksud, sesudah mengaji kita mandi sore dan
sholat magrib bersama di rumahnya.

Selesai sholat kami makan kentang goreng yang dibuat


oleh mamanya Prabu. Saat makan kentang goreng saya tersedak
dan saya batuk-batuk, untung ada air minum yang mudah
dijangkau, langsung saya minum dan tidak batuk-batuk lagi.
Setelah makan malam kami bergegas ke kamar untuk istirahat
tidur malam.

61
Keesokan harinya kami bangun pagi pukul 5.00 WIT
untuk melaksanakan sholat subuh bersama keluarga teman saya
ini. Setelah melaksanakan ibadah sholat subuh, kami bermain
sejenak dan sarapan pagi bersama. Kita sarapan dengan
menyantap bakso yang dibuat oleh mamanya Prabu. Baksonya
sangat enak, aku makan bakso 2 kali dan prabu tidak makan
bakso karena giginya sedang sakit.

Setelah makan kami bermain sambil keliling di kampung


menikmati suasana kampung di pagi hari, dan tak lama
kemudian kami pergi ke Taman Alam Mandira yang letaknya
tak jauh dari tempat tinggalnya Prabu. Kami pergi ke sana
diantar oleh Abahnya Prabu menggunakan sepeda motor
berboncengan 3 orang, seru rasanya. Tidak lama kemudian
kami pun sampai di tempat wisata tersebut dan masuk dengan
membeli karcis tentunya, di sana saya dan Prabu berenang.

Awalnya saya takut berenang karena kolam renangnya


dalam. Kolam renang Alam Mandira dalamnya sekitar 4 meter
dan akhirnya saya memberanikan diri berenang dengan
menyewa pelampung agar bisa berenang, temanku tidak
menggunakan pelampung karena sudah terbiasa berenang di
kolam tersebut. Taman Alam Mandira adalah salah satu tempat
kebanggaan kota merauke. Saya baru pertama kalinya

62
berkunjung ke tempat wisata ini. Saya sangat senang sekali
karena dapat pergi ke tempat ini, saya menikmati pemandangan
yang hampir seluruhnya terbuat dari bambu sambil makan cilok
dan naik kereta motor bersama teman saya.

Liburan di rumah teman saya sangatlah menyenangkan


dan bahagia. Tak terasa waktu berlalu dengan cepat dan tibalah
sore hari, ternyata ayah dan bundaku sudah menunggu di
rumah orangtuanya Prabu. Karena kami tidak membawa HP,
Ayahku menelepon Ibunya Wanda yang merupakan ibu dari
teman saya dan kebetulan memiliki usaha odong-odong yang
berada di dalam taman wisata tersebut. Saat kebetulan kami
melintas di depan beliau, beliau menyampaikan komunikasi
kami dengan Ayahku. Akhirnya kami pulang ke rumah
orangtua Prabu, dan betul Ayah dan Bundaku sudah menunggu
untuk menjemputku pulang.

Sebelum pulang Ayah dan Bundaku berbincang bincang


sebentar dengan kedua orang tuanya Prabu. Setelah berbincang
bincang kedua orang tua Prabu mengajak kami untuk masuk,
makan selesai itupun kami pamit pulang. Tak luput kamipun
dibawakan buah tangan pisang raja dan bibit buah naga emas.
Saya pun mengatakan kepada teman saya ”saatnya saya pulang
Prabu”.

63
Kami bersalaman dan pamit pulang sembari kami diantar
Prabu dan orang tuanya ke mobil. Sebelum berpisah kami pun
menawarkan kepada Prabu untuk bergantian berlibur
kerumahku, namun temanku tidak dapat izin dari kedua
orangtuanya, kami masuk mobil, mengucapkan salam lalu pergi
meninggalkan mereka.

Di sepanjang jalan menuju rumahku saya bercerita


kepada kedua orangtua saya bahwa “hidup di kampung itu enak lho
ayah bunda, saling mengenal satu sama lain serta suasana kampung
yang damai dan sejuk serta banyak teman-teman yang saya kenal”.
Setelah bercerita saya pun tertidur didalam mobil, dan
dibangunkan bundaku kita sudah sampai dirumah ”Nak bangun
kita sudah sampai rumah“ tegas bundaku lagi, dan saya bangun
ternyata betul sudah sampai rumah, dan saya masuk rumah
langsung bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri
sekalian mandi karena sudah sore.

Setelah mandi bundaku menyuapiku makan, sembari


saya mengulangi cerita saya di dalam mobil tadi, "Bunda..."
kataku, Bundaku menjawab “apa nak?”, alangkah senangnya
kalau bunda beli rumah di dekat rumahnya kedua orang tua
Prabu di Kampung Sarsang pintaku pada bundaku. Sontak
bunda melotot matanya dan memukul testanya, saya pun

64
takut bundaku marah. Ternyata bundaku mengatakan padaku
“sukses juga ini anak liburan dirumah temannya, sampai-sampai
pulang minta belikan rumah di sana“, gumam bundaku. Dan
akhirnya kami pun tertawa bersama terbahak-bahak.

65
Futsal
Oleh : Chacan Umpenawany*

A
ku anak ke tiga dari empat bersaudara, usiaku
sekarang 10 tahun, aku duduk di kelas V SD Inpres
Polder Kabupaten Merauke. Setiap pagi aku
berangkat ke sekolah diantar papa atau mama. Di sekolah aku
mempunyai banyak teman untuk belajar, bermain, bercerita dan
berbagi hal lainnya. Kegemaranku dari sejak kecil sampai
sekarang adalah bermain bola terlebih bermain futsal.

Bermain Futsal adalah hal yang seru buatku, membuat


hati riang dan gembira terlebih saat menggocek lawan dan
mencetak gol. Dalam futsal aku belajar kebersamaan,
kekompakan dan kedisiplinan dan fair play. Setiap pulang
sekolah aku beristirahat, kemudian jika ada PR segera aku
selesaikan sepulang sekolah, di saat sore tiba aku dan teman-
teman berlatih sepak bola di halaman belakang rumahku yang
luas, tepatnya depan rumah kos aku. Di sela-sela bermain futsal
kadang ada hal-hal yang lucu serentak semua pemain jadi
tertawa tawa, misalnya ada pemain sepatunya terlepas saking
semangat untuk menendang bola, padahal “bolanya tidak
tertendang malah sepatunya melayang” hahahaha pasti

66
sepatunya longgar atau kebesaran. Belum lagi bila ada kiper
terlalu ke depan bukan bola yang dihalau malah kaki lawan yang
di tangkap.

Disekolah aku mempunyai team futsal bahkan pernah


menjadi juara 1 keren kan. Saat di bangku kelas 2 aku sangat
bermimpi untuk dapat bergabung dalam tim futsal. Dan Puji
Tuhan di kelas 3 aku terpilih untuk bergabung dalam tim
sekolah. Walaupun terkadang aku dilibatkan dalam pemain
cadangan namun aku sangat senang dan gembira. Mama dan
papa selalu memberikan dukungan dan selalu mengingatkan
agar aku harus bisa menyediakan waktuku untuk belajar ,
berdoa, makan dan beristirahat.

Aku memiliki bintang favorit dalam sepak bola yaitu


Messi. Tim Favoritku Barcelona sedang Tim favorit di Indonesia
adalah Tim Persipura karena aku anak yang lahir dan besar serta
tinggal di tanah papua dan aku cinta papua.

67
Persahabatan Yang Tak Biasa
Oleh : Maria*

A
da seorang anak perempuan bernama Fuko. Ia
tinggal dirumahnya yang sangat sederhana bersama
Ibunya, Ayahnya dan dua adiknya Karin dan Yuda.

Fuko adalah anak yang rajin dan baik, ia selalu


membersihkan rumahnya bahkan ia pun selalu tampil bersih
dan rapih. Ia selalu hidup rukun dengan adik dan orang tuanya.
Ia selalu bersahabat baik dengan tetangga-tetangganya.

Pada suatu hari, ia sedang berjalan-jalan melewati sebuah


drainase dekat rumahnya. Drainase tersebut cukup dalam,
hamper mencapai 2 meter. Tiba-tiba ia mendengar suara seorang
anak perempuan meminta tolong.

“ Tolong, tolong siapapun tolong saya “ teriak anak kecil itu


yang sudah hampir terperosok kedalam drainase
tersebut.

Mendengar suara teriakan itu Fuko langsung mendekat


kearah suara, Fuko kaget melihat anak kecil itu sudah ada
didalam drainase itu.

68
“ Apa yang sedang kau buat disitu dek? Kenapa bisa sampai
kesitu? “. Tanya Fuko mencari tahu.

“Aku ingin mengambil kalung Ibuku yang tidak sengaja ku


jatuhkan disini “, jawabnya.

“Sini kakak bantu, kemarikan tangan mu, pegang yang erat ya


dek “ Fuko menarik anak kecil itu dan naik keatas.

“ Dimana kalung mu dek?“ Tanya fuko.

“Itu kak dibagian sana“ kata anak kecil itu sambil


menunjukkan jari telunjuknya ke arah kalung itu,

“Ini dek, kalung Ibumu“ kata Fuko pada anak itu, sembari
memberikan kalung tersebut.

“Lain kali hati-hati ya dek! “ lanjut Fuko menasehati.

“ Iya kak, lain kali saya akan berhati-hati lagi, terima kasih lagi
kak. Oh iya kak, aku ingin tau nama kakak supaya nanti aku bisa
mengajak Ibuku untuk berterima kasih“, lanjut anak kecil
tadi.

“Saya Fuko, kakak tinggal di jalan Mawar berhadapan dengan


Toko bunga itu. Kalau kamu siapa namamu dek?“, kata Fuko.

“Nama saya Nina kak, saya tinggal di jalan Bougenvile, berarti


kita bertetangga sebelah gang", jawabnya.

69
“Oh….iya kak, apa kakak punya saudara?” Tanya Nina
penasaran.

“Iya, kakak punya dua orang adek, yang seorang seumuran


kamu, namanya Karin yang satunya lagi namaya Yuda“. "Aku
ajak kerumahmu ya Nin“, Fuko melanjutkan kapan-kapan,

“Oh…Iya kak…aku pulang dulu sudah mau maghrib nih kak“


kata Nina mohon pamit.

"Iya Nin hati-hati di jalan ya, kakak juga ingin pulang ", lanjut
Fuko.

Pada hari minggu, waktu masih pagi-pagi, Nina dan


Ibunya ingin mengucapkan terima kasih kepada Fuko karena dia
telah membantu Nina, setelah sampai dirumah Fuko, Nina
mengetuk pintu rumah Fuko.

“Fuko, Fuko, selamat pagi “ Ucap Nina dan Ibunya sambil


mengetuk pintu.

“Iya tunggu sebentar….Eh…Nina selamat pagi, mari silahkan


masuk “ ucap Fuko sambil membuka pintu dan menyuruh
mereka masuk, “silahkan duduk, ngomong-ngomong ada
perlu apa ya, kamu kesini “ Tanya Fuko penasaran.

“Begini kak Fuko, aku kemari untuk berterima kasih sama kak

70
Fuko karena menolong aku kemarin, aku bersama Ibuku" . Nina
menerangkan.

“Oh iya kak Fuko ini Ibuku, Bu Dina namanya, Bu ini kak Fuko,
dia yang menolong aku mengambil kalung Ibu yang jatuh di
drainase kemarin“, kata Nina sambil mengenalkan Ibunya
pada Fuko.

“Nak Fuko terima kasih sudah menolong Nina kemarin, kalau


bukan karena nak Fuko mungkin kalung itu sudah tidak bisa
diambil, karena kalung itu peninggalan Nenek Nina yang
sangat berharga buat Ibu“, kata Bu Dina.

“Iya bu sama-sama juga, memang sudah seharusnya kita saling


menolong“, jawab Fuko, “anggap saja aku sebagai seorang
kakak bagi Nina yang seharusnya menolongnya sebagai
seorang kakak “, lanjut Fuko.

“Sekali lagi, terima kasih nak Fuko semoga kebaika nak Fuko
dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa dan semoga rasa
persaudaraan ini terus berlanjut dan bukan sampai disini saja“,
jawab Bu Dina.

“Betul Bu, aku ingin menganggap kak Fuko seperti kakakku


sendiri, bolehkan Bu, kak Fuko?“ Tanya Nina dengan penuh
harap.

71
“Tentu saja boleh, iya kan Bu?“, jawab Fuko.

“Tentu boleh, Ibu saja setuju dan Ibu pun tidak ragu
menjadikan anak baik seperti kamu ini sebagai kakaknya Nina “,
sahui Bu Dina.

“Hore saya suka, saya gembira sekali“, teriak Nina dengan


penuh kegirangan.

Tidak terasa hari semakin siang Nina dan Bu Dina


kemudian pamit pulang.

“Kak Fuko, kami hendak pulang karena hari semakin siang“,


kata Nina. “Iya nak Fuko, tidak terasa hari semakin siang, adik-
adiknya Nina juga ada yang mau les sore hari“, lanjut Bu Dina.

“Maafkan kami kalua kami sudah mengganggu waktu mu nak


Fuko“, tambah Bu Dina pula.

“Tidak apa-apa bu, sama sekali tidak menggangggu, aku justru


bersyukur atas kunjungan Nina dan Ibu, lain kali main kesini
lagi ya Nina jagan lupa ajak pula adik-adiknya“, tambah Fuko.

Nina merasa senang karena Fuko mengajaknya dan adik-


adiknya untuk berkunjung lagi.

“Iya kak Fuko aku senang sekali, nanti aku ajak adik-adik untuk
kesini kalau ada waktu luang“, kata Nina pada Fuko.

72
Bu Dina dan Nina pun pamit dan pulang kerumah. Hari
itu adalah hari yang menyenangkan untuk Nina, karena ia
mendapat sahabat sekaligus kakak yang baik hati untuk dia dan
adik-adiknya.

73
Sahabatku
Oleh : Martin Apriano Viky Ola Limut*

S
ahabat adalah segalanya dalam hidup.Sahabat adalah
orang yang selalu mendukung saya, selain keluarga
saya. Dia yang selalu memberi semangat dan
perhatiannya. Saya akan menceritakan kepada kalian tentang
sahabatku.

Sahabatku benama Aldilla. Ia dari suku Ternate dan


tinggal satu kompleks dengan saya. Dari kecil ia bermain
bersama saya karna kami tinggal di kompleks. Jadi teman-teman
saya betambah banyak.

Aku dan Aldilla berbeda sekolah dan kelas. Saya sekolah


di SD Inpress Polder Merauke. Dan teman saya Aldilla sekolah di
SDN 1 Merauke. Saya duduk di kelas 5 SD dan Aldilla di kelas 4
SD. Walaupun kami berbeda sekolah dan kelas tetapi kami selalu
bersahabat. Kami kadang belajar bersama walaupun berbeda
sekolah dan kelas. Saling membantu dalam mengerjakan tugas
sekolah. Teman-teman lain pun biasa ikut belajar bersama.Dan
kalau kami mengerjakan tugas kami saling bercanda.

74
Teman-teman saya di kompleks beraneka ragam suku,
ada yang berasal dari suku Ternate, Papua, Jawa,dan Makassar.
Dan kami berbeda agama, walaupun berbeda kami tidak
menjadi halangan untuk berteman. Setiap sore kami bermain
bersama. Kadang kita bermain sepeda, bulu tangkis, bola, dan
roda gila. Aku banyak mempunyai banyak teman namun
sahabatku adalah Aldilla.

Aldilla seorang muslim, dia baik, selalu sopan, dan selalu


membantu. Walaupun kadang kami berbeda pendapat, namun
kami tetap bersahabat. Terkadang kami bertengkar, tetapi itu
adalah hal yang wajar. Rumah kami berdekatan hanya berjarak
berapa rumah saja jadi untuk kita bermain dan belajar tidak
susah, kadang juga kami tidur di rumah teman.

Saat lebaran atau natal kita berkumpul bersama teman


teman. Lalu jalan-jalan ke rumah-rumah tetangga yang lain.
Karena Aldilla Agama Islam makanya saya sama teman teman
ke rumah Aldilla saat lebaran, bergitu juga saat natal Aldilla
yang ke rumah saya. Lebaran atau Natal biasanya kita mendapat
angpau. Kalau kita sudah pulang kita menghitung uang yang
kami dapat dari Lebaran atau Natal, uangnya sebagian kita
tabung sebagiannya lagi untuk jajan.

75
Setiap Natal atau Lebaran pasti menyenangkan dan seru,
karena bisa jalan jalan. Kami tinggal satu perumahan, maka
tempat yang kita kunjungi banyak rumah, kadang juga sampai
kita kecapean. Makanan Lebaran atau Natal bermacam macam,
ada kue, lontong, ketupat, opor ayam, soto ayam, bakso, dan
masih banyak lainnya. Minuman pun bermacam macam, ada teh
kotak, teh pucuk, susu ultra dan masih banyak lagi.

Setelah Natal dan Lebaran kami menyambut tahun. Kami


berkumpul jam 10 pagi untuk membeli petasan, lalu malam nya
kami berkumpul lagi jam 7. Kami tidak membeli banyak petasan
karena sudah di sediapkan oleh komandan.

Malam tahun baru sudah tiba kami menyalakan kembang


api, petasan. Malam itu juga di adakan lomba joget anak anak
dan kami mendapatkan saweran dari komandan. Dan anak anak
mendapat bingkisan snack.

Setelah acara malam tahun baru di komplek perumahan


bersama teman-temanku, aku dan keluargaku pergi ke rumah
nenek. Di rumah nenek kami bakar bakar ikan, ayam, dan kami
pun makan bersama. Di rumah nenek juga kami bermain
petasan.

76
Kami pulang dari rumah nenek sampai larut jam 2
malam. Sampai di rumah saya langsung tidur. Paginya kami
berkumpul bersama teman teman untuk menghitung uang
saweran tadi malam yang diberi komandan. Kami senang
mendapat saweran dan ampau waktu Natal.

Pada bulan Januari 2019 sahabatku Aldilla pindah dari


komplek perumahan kami. Walaupun kami berjauhan,
persahaatan kami tetap terjalin. Kami saling menelepon dan
saling berkunjung, kadang mamanya mengundang kami untuk
makan bersama di rumahnya.

Aldilla tinggal di jalan natuna, tidak jauh dari rumah


saya. Saat liburan saya main di rumahnya, kadang tidur disana
juga. Walaupun berjauhan kami tetap bersahabat dan saling
berkunjung. Setiap sore pun Aldilla datang ke rumah saya untuk
bermain bersama.

Persahabatan tidak memandang perbedaan agama dan


jarak. Buktinya aku dan Aldilla tetap bersahabat walaupun kami
berbeda agama dan dia pun sudah pindah dari kompleks. Inilah
cerita tentang persahabatan kami berdua.

77
SANGKURIANG
( Asal Mula Gunung Tangkuban Perahu )

D
ahulu kala, di daerah Perahiayang (priangan) Jawa
Barat ada sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Prabu
Galuga. Ia merupakan raja yang gagah perkasa.
Umurnya sudah empat puluh tahun namun ia tidak mempunyai
permaisuri, dan ia memang tidak ingin beristri. Karena Sang
Prabu tidak juga memilih istri, sang ayah datang ke istana untuk
menasehatinya.

“Anakku, kau harus segera mempunyai istri yang akan


melahirkan penerus kerajaan ini.“

Namun prabu terus saja mengabaikan nasehat sang ayah,


ia terus mengucapkan kalimat yang sama.

“Ayah tak perlu kuatir, bila sudah saatnya saya akan mendapat
jodoh. Sekarang saya belum berniat untuk menikah.”

“Kau ini bagaimana? Kodrat seorang raja adalah menikah


mempunyai permaisuri dan memiliki anak. Kau jangan
menentang ketentuan Yang Maha Kuasa.” Kata sang ayah.

“Mohon maaf ayah.... Saya belum berniat ...”

78
“Ya, sudahlah, tapi perlu kau ingat perkataanku ini bahwa
memiliki istri adalah satu hal yang sangat penting bagimu.”

Itu lah pertemuan terakhir sang Prabu dengan


ayahhandanya, sebab seminggu setelah bertemu dengan sang
Prabu, sang ayah yang sudah tua ternyata meninggal dunia.
Setelah sang ayah meninggal dunia, Prabu bagaikan terlepas
dari belenggu, sebab sudah tidak ada yang memperingatkannya
tentang pentingnya memiliki permaisuri. Prabu Galuga hanya
suka bersenang-senang dengan wanita cantik, tapi tidak pernah
menikahi wanita itu. Di samping itu sang Prabu mempunyai
kegemaran berburu binatang. Disaat ia sedang berburu tak ada
seorang pun yang berani mengganggunya, bahkan ia tidak
memperdulikan urusan kerajaan. Saat dia berburu dia ditemani
seekor anjing istana yang konon katannya jelmaan dewa yang
harus menjalani hukuman di dunia sebagai hewan.

Suatu hari di musim kemarau, baginda berburu ke hutan


dengan serombongan pengawal. Tidak seperti biasanya, hanya
dalam hitungan jam ia sudah mendapatkan hewan buruan,
entah kijang, rusa, kancil, atau babi hutan. Kali ini hampir
seharian ia belum mendapatkan sekeor bianatang sekalipun,
setiap kali ia membidik anak panahnya selalu meleset tidak
mengenai sasaran.

79
“Kenapa anak panahku tak mengenai sasaran?” sang prabu
bertannya bingung dalam hatinya. Hari semakin sore sementara
ia masih saja belum mendapatkan hewan buruan. Ia menjadi
panik dan geram.

Pada suatu saat, baginda merasa ingin membuang air


kecil.

”Cepat tinggalkan aku sendirian!” perintahnya kepada para


pengawal.

“Ada apa Gusti Prabu?” kata seorang pengawal.

“Aku mau buang air kecil.”

Setelah para pengawal pergi ia menuju semak belukar


untuk buang air kecil yang sudah di tahannya dari tadi. Tanpa ia
sadari air seninya menggenang di tempurung kelapa yang
tergeletak di bawah tanah.

Setelah sang Prabu dan rombongan meninggalkan


tempat itu datanglah seekor babi betina yang merasa kehausan
dan segera menjilati air seni baginda yang ada di cekungan. Atas
kehendak dewa, babi hutan itu hamil. Konon katannya babi itu
adalah jelmaan bidadari yang terkena hukuman. Ia sudah lama
bertapa dan ingin menjadi manusia. Dewa mengabulkan
keinginannya dalam bentuk lain. Ia tidak dijadikan manusia,

80
tetapi di takdirkan melahirkan anak manusia. Konon babi hutan
itu bernama Celeng Wayungyang. Sembilan bulan kemudian
babi itu melahirkan seorang anak manusia perempuan.

Pada saat itu, kebetulan Prabu Galuga sedang berburu di


tempat yang sama sembilan bulan yang lalu. Dia mendengar
suara tangisan bayi dan mencari dari mana suara itu berasal.
Sang Prabu terkejut melihat bayi itu.

“Siapa yang tega meninggalkan bayi di tengah hutan seperti


ini.” Ujar sang Prabu.

Prabu Galuga segera menggendong bayi tersebut,


sementara Celeng Wayungyang hanya bisa melihat dari balik
semak-semak sambil meneteskan air mata. Di saat Prabu
menggendong bayi itu terdengar suara di telinganya,

“Prabu Galuga! Bayi itu adalah putrimu dengan bidadari yang


telah menjalani hukuman dari para dewata....kodrat seorang
manusia adalah menikah dan memiliki anak, kau telah mencoba
mengelak dari kodrat, bawalah bayi itu pulang dan peliharalah
!”.

Terkejut dan tergetar hati sang Prabu mendengar suara


itu. Bayi itu kemudian di asuh dan di beri nama Nyi Dayang
Sumbi.

81
Beberapa tahun kemudian putri kecil itu telah menjadi
wanita cantik jelita. Kecantikannya terkenal sampai ke negara
tetangga, hampir setiap pekan ada lamaran, namun Dayang
Sumbi selalu menolaknya.

Pada suatu hari karena sudah tak tahan lagi ia menemui


anaknya itu untuk mendapatkan kepastian jawaban.

“Ampun ayahanda. Hamba belum berniat untuk berumah


tangga.”

Jawaban itu membuat sang Prabu murka dan tidak bisa


menahan lagi.

“Sumbi hanya Ada dua pilihan bagimu. Mau menikah atau ku


asingkan kau di pinggiran hutan dan hanya di temani dengan
seekor anjing istana yang bernama si Tumang.” Ujar sang
Prabu.

Dayang sumbi memilih untuk di asingkan di pinggiran


hutan. Di buatkan lah sebuah gubuk untuknya tinggal. Untuk
menghilangkan kejenuhannya ia mengerjakan tenun.

Suatu hari gulungan benang jatuh dan ia merasa malas


untuk menggambilnya lalu ia mengucapkan sumpah yang tak
pernah dipikirkannya sebelumnya.

82
“Siapa yang mau mengambilkan benangku akan ku jadikan ia
suamiku apabila ia laki-laki dan akan ku jadikan saudara apabila
ia perempuan. “

Tak disangka ternyata si Tumanglah yang mengambilkan


benang tersebut. Dayang Sumbi sangat terkejut dan berkata

“Tumang bukan engkau yang aku maksudkan...!”

Saat Dayang Sumbi hendak menolak keadaan yang ada


tiba-tiba terdengar suara tanpa rupa.

“Nyi Dayang Sumbi! Kau adalah keturunan bidadari, bidadari


pantang menjilat ludah sendiri, lagi pula si Tumang memang
jodohmu. Sesungguhnya anjing itu adalah jelmaan dewa!”

Dengan berat hati Dayang Sumbi berusaha untuk


menerima. Hari-hari berlalu Dayang Sumbi dikaruniai seorang
anak laki-laki yang tampan. Diasuhnya dengan penuh kasih
sayang dan di beri nama Sangkuriang.

Tak terasa tujuh tahun berlalu, Sangkuriang kecil telah


pandai berburu binatang bersama si Tumang. Dayang Sumbi tak
pernah menceritakan bahwa si Tumang adalah ayahnya.

Pada suatu hari seperti biasa Sangkuriang berpamit


kepada sang ibu untuk berburu bersama si Tumang.

83
Berangkatlah mereka ke hutan namun kali ini nasib mereka hari
itu sepertinya kurang beruntung.

Tak ada satupun hewan yang mereka temukan, tiba-tiba


lewatlah seekor babi hutan putih. Babi itu mendekati si Tumang.
Babi dan anjing itu bertingkah sangat aneh, sangkuriang melihat
hal tersebut dan berteriak kepada si Tumang.

“Tumang ! gigit dia !”

Mendengar teriakan Sangkuriang babi putih itu


melarikan diri. Tumang berusaha mendengar namun
diketahuinya babi itu adalah mertuanya sendiri yaitu Celeng
Wahyungyang.

“Tumang gigit dia !” perintah Sangkuriang.

Tumang hanya terdiam saja dan tak berani menyakiti


babi itu, Sangkuriang sangat marah hingga ia tak bisa
menahannya lagi. Ia mencabut anak panah dan membidik ke
arah babi tersebut namun babi itu telah lari ke arah semak
belukar. Sangkuriang semakin marah dan mengarahkan anak
panah itu ke arah Tumang dan memanah tepat di perutnya.

Si Tumang pun mati dan Sangkuriang menyati kulit


Tumang dan mengambil daging dan hati Tumang. Kemudian ia
membawa pulang. Hati dan daging tersebut di masak dengan

84
lezat oleh Nyi Dayang Sumbi dan di makan bersama-sama
dengan Sangkuriang. Selesai makan Dayang Sumbi mencari
Tumang.

“Sangkuriang, kemana si Tumang?” tanya Dayang Sumbi


kepada Sangkuriang.

Tanpa merasa bersalah Sangkuriang menjawab.

“Bu... anjing itu sudah berani melawanku. Tadi kusuruh


menyerang babi hutan malah diam saja. Akhirnya dialah yang
kupanah dan kuambil daging dan hatinya."

Dayang sumbi terkejut dan sangat marah, sepasang


matanya memerah dan seketika tangannya mengambil barang
yang ada di dekatnya lalu dipukulnya anak itu dengan entong
dan mengusir sangkuriang. Sangkuriang merasa bingung dan
bertanya-tanya mengapa sang ibu mengusirnya dan lebih
menyayangi Tumang.

Sangkuriang pergi dari rumah mengembara tak tentu


arah dan akhirnya bertemu dengan seorang petapa sakti. Ia
diangkat sebagai murid kesayangan semua ilmu yg dimiliki
petama di tumpahkan kepadanya. Beberapa tahun kemudian
Sangkuriang telah menjadi pemuda yang tampan dan bertubuh
gagah perkasa.

85
“Sudah saatnya kamu mengamalkan ilmu yang kau pelajari
kepada masyarakat, dan saran ku jangan kau berjalan ke
selatan." Ujar sang guru.

Mula-mula ia pergi ke arah utara dan mengalahkan


perampok. Lalu ke arah barat ia beradu dengan para pendekar.
Apabila ia kalah dalam satu kali pertempuran ia akan berguru
pada yang mengalahkannya.

Suatu ketika dengan ilmu yang semakin tinggi ia berhasil


mengalahkan raja jin. Raja jin berjanji

“Suatu ketika saat tuan membutuhkan bantuan, panggil nama


hamba dan hentakkan kaki tiga kali ke bumi maka hamba akan
datang bersama pasukan hamba."

Saat ia sedang mengembara ia melihat gadis sangat cantik


di tepi sungai yang jernih. Ia bersembunyi dengan aman, ia
menunggu gadis itu hingga selesai mandi dan mencuci pakaian.
Tiba-tiba ada seekor ular hitam datang dari arah belakang
untunglah Sangkuriang waspada dan membunuh ular itu.

Sangkuriang menampakkan diri dari persembunyiannya


begitulah keduanya berkenalan, Sangkuriang mengantarkan
gadis itu pulang ke rumahnya yang terletak di pinggiran hutan.
Mereka semakin dekat bahkan mereka saling jatuh cinta.

86
Sangkuriang tinggal untuk beberapa hari di rumah gadis itu,
hingga memutuskan untuk menikah.

Ketika mereka sedang bercengkrama gadis itu mencari


kutu di kepala Sangkuriang tiba-tiba gadis itu terkejut melihat
bekas luka yang ada di kepala kekasihnya. Ia menanyakan sebab
dari bekas luka yang ada di kepalanya.

“Itu bekas dipukulnentong oleh ibuku sendiri.” Kata


sangkuriang.

“Dipukul entong.” Tanya si gadis sambil gemetar


ketakutan.

Seketika gadis itu berdiri dan berkata,

“Kalau begitu kau adalah Sangkuriang anakku.” Ujar gadis


itu yang tak lain adalah Dayang Sumbi.

“Sebagai gadis keturunan bidadari aku tak pernah tua dan


wajahku tetap awet muda.” Kata Dayang Sumbi.

“Tidak mungkin! Jangan mencari-mencari alasan.” Kata


Sangkuriang.

Dayang Sumbi berusaha meyakinkan Sangkuriang


dengan cara menceritakan kejadia-kejadian luar biasa ketika
Sangkuriang masih kecil.

87
Sangkuriang terus mendesak, Dayang sumbi sudah tak
mampu menolak lagi. Ia berusaha menggagalkan rencana si
pemuda dengan suatu muslihat. Ia bersedia menjadi istri
Sangkuriang apabila pemuda itu bisa membuatkan telaga
beserta sebuah perahu besar di puncak gunung untuk berbulan
mandu, dan semua harus dikerjakan dalam waktu semalam
sebelum ayam berkokok.

Sangkuriang menyanggupi persyaratan Dayang Sumbi.


Dayang Sumbi terkejut dan berharap pemuda itu menggagalkan
niatnya karena mendengar syarat yang tak masuk akal, tapi
ternyata Sangkuriang malah menyanggupinya.

Memang tak ada masalah bagi Sangkuriang. Ia segera


memanggil jin yang pernah ia taklukkan, jin itu bertugas
membuat telaga dan sangkuriang membuat perahu besarnya.
Dayang sumbi merasa resah dengan menyaksikan pekerjaan
sangkuriang yang amat cepat. Dayang Sumbi berdo’a memohon
pada Dewa.

Hampir tengah malam semua pekerjaan hampir selesai.


Namun saat yang amat sangat kritis itu Dewa mengabulkan do’a
Dayang Sumbi. Ia di beri ilham agar memukul lesung penumbuk
padi. Ketika lensung di pukul seketika ayam jantan jadi kaget
dan mereka berkokok sahut-sahutan. Para jin yang membantu

88
sangkuriang mengira hari sudah pagi dan segera meninggalkan
pekerjaan dan kembali ke alam jin. Sangkuriang sangat marah.
Ia menghampiri Dayang sumbi dengan wajah beringas,

”Kau curang! pasti kau menggunakan kekuatan para Dewa


untuk menggagalkan pekerjaan ku!”

Pemuda sakti itu menendang peru yang dibuatnya,


ketika tertelungkup ke bumi perahu itu menjadi sebuah gunung
yang dan hingga kini dinamakan gunung Tangkuban Perahu.
Setelah itu ia mendekati Dayang Sumbi

“Aku tak peduli, apapun yang terjadi kau harus mejadi istri
ku.”

“Sangkuriang sadarlah, kau adalah anakku sendiri.” Ujar


Dayang Sumbi sambil berlari menjauhi Sangkuriang.
Sangkuriang tetap mengejar.

“Wahai para dewa tolonglah hambamu ini.” Kata Dayang


Sumbi.

Tiba-tiba terdengar suara ledakan dahsyat. Tubuh


Dayang Sumbi lenyap tanpa bekas. Sangkuriang berteriak
seperti orang gila.

Konon katanya Dayang sumbi diselamatkan oleh para

89
dewa, bagaimanapun para dewa tidak akan mengijinkan
seorang anak menikahi ibunya sendiri. Ia dijadikan ratu
makhluk halus di laut selatan dan masyarakat mengenalnya
sebagai Nyi Roro Kidul.

Demikianlan kisah awal mula gunung Tangkuban


Perahu.

Jangan gegabah dan teburu-buru dalan memutuskan sesuatu,


apalagi kalau hati dan pikiran kita sedang dipenuhi dengan amarah.
Selalu berpikir jernih sebelum bertindak.

90
Luka Di Dagu Ku
Oleh : Putra Erlangga*

J
umat sore saya bermain sepeda di halaman masjid bersama
teman teman saya bernama Lebri dan Aldi setelah beberapa
menit teman saya Lebri di tabrak oleh Aldi dan saya melihat
melihat ke belakang teman saya jatuh saya tidak sadar di depan
saya ada pohon, pas saya balik muka kedepan dagu saya terkena
pohon, waktu pertama jatuh saya tidak rasa sakit saya bangun
dan saya pegang dagu saya langsung tergores dan berdarah.

Saya kemudian pulang kerumah dan beritahu mama


kalau saya jatuh dan mama memberi obat minyak gosok di luka
yang tergores, mama juga kasih minum saya teh hangat ekstra
manis supaya darah mati tidak berkumpul.

Saat Sabtu pagi saya bangun di tempat tidur saya


merapikan tempat tidur kemudian mandi, sarapan sudah
tersedia telur dadar oleh mama, selesai makan saya membantu
mama cuci piring, karena saya mau mama sayang pada saya.
Siang hari saya setelah makan siang, seperti biasa dilanjutkan
istirahat siang, sore harinya saya main bola dengan Fami, Lebri,
Adit, Aldi , dan Radit. Kami bermain sampai sore hari, pukul 5

91
kami baru selesai. Sampai dirumah, baju kotor aku lepas dan aku
masukkan ke tempat cucian kotor, mandi sore hari pakai air
dingin, setelah itu saya siap untuk sholat maghrib. Sembari
menunggu malam kami bercengkrama di ruang keluarga, tidak
terasa sudah ngantuk rasanya, mata sudah tidak tertahan karena
lelah tadi habis bermain bola bersama teman-teman, pukul 8
saya sudah tertidur lelap.

Minggu pagi saya bangun tidur terasa segar, setelah


merapikan tempat tidur kemudian mandi pagi. Kali ini mama
memasak nasi goreng kesukaanku untuk sarapan pagi. Hari
minggu hari libur tempat bermain bersama teman teman sejak
pagi. Hari itu saya bermain bulu tangkis bersama teman saya
bernama Fadhil, kami berdua memang suka bulu tangkis sampai
skorpun kami berdekatan saya 20 dia 19. Hari sudah semakin
siang terasa terik matahari semakin panas, kami pulang
kerumah masing masing. Sampai di rumah saya menonton
televisi lm kartun kesukaan saya Shiva, setelah nonton televisi
saya main lagi bersama Aldi, Lebri, Fami, Addar, Adit, Fadil,
Raka. Kita main sepak bola dengan gawang dua.

Capek dan ngantuk, setelah selesai main bola saya pulang


sampai rumah saya langsung tidur, tidak terasa hari sudah sore
saya bangun jam 5, lanjut kemudian mandi sore dan sholat

92
maghrib dan isyak, sebelum tidur saya sempatkan untuk belajar
mempersiapkan hari besok.

Senin pagi, matahari sudah mulai terbit, saya bangun dari


tempat tidur dan merapikan kembali tempat tidurku. Sambil
bersiap untuk mandi saya lihat ke kaca luka saya sudah mulai
kering saya olesi minyak kembali. Hari itu aku lalui seperti hari-
hari yang biasa saya lakukan bersama teman-teman.

Hari sudah berganti selasa, rasa luka sudah tidak terasa,


saya lihat di depan kaca lukaku sudah benar-benar mengering,
berarti sudah sembuh. Ternyata obat minyak mama benar-benar
manjur dan mujarab.

93
Persahabatan Kera Dan Katak
Oleh : Velove Rendy Sara Rahangmetan *

P
ada suatu hari ada seekor kera dan katak mereka
berteman sejak lama. Mereka teman sejati yang saling
menhormati, pada waktu itu sang katak merasa lapar
lalu ia bertanya kepada si katak.

Kera : "hai… katak aku lapar apakah kamu bisa membantuku


untuk mencari makan."

Katak : "baiklah kalau begitu aku setuju."

Kera : "setelah ketemu, kita akan membaginya oke…"

Akhirnya mereka bersepakat pergi kesuatu tempat,


tempat itu adalah sungai. Setelah beberapa lama mencari batang
pisang, mereka menemukan batang pisang yang hanyut ke
sungai. Setelah mendapatkan batang pisang itu, kera langsung
menyuruh si katak sahabatnya itu menepikannya di tepi sungai.

Kera : "heii…katak kau saja yang menepikan batang pisang itu


nanti aku gatal-gatal."

Mendengar hal itu, katak yang tanpa bicara lalu bergegas


untuk menepikan batang pisang itu, sedangkan kera hanya

94
berdiam diri. Kera tak melakukan apa-apa untuk menolong
sahabatnya sendiri, setelah ditepikan mereka pun memotongnya
menjadi dua bagian. Katak mengambil yang pangkal pohon
sedangkan kera mengambil yang ujung pohon, katak turut saja
pembagiannya si kera dan akhirnya menanam batang pisang
mereka ditempat mereka masing-masing. Mereka langsung
bergegas menanam batang pisang di rumah mereka. Si kera
menanam batang pisangnya di puncak pohon saman sedangkan
si katak yang malang menanam batang pohonnya di halaman
rumahnya.

Beberapa hari kemudian, batang pisang katak mulai


tumbuh daunnya. Pada suatu hari kera mendatangi katak.

Kera : "hai…katak sudah tumbuhkah pohon pisangmu?’’

Katak: "ya… baru berdaun satu."

Kera : "punyaku pun begitu…"

Meskipun sebetulnya pohon pisang punya kera sudah


layu di puncak pohon saman. Beberapa hari kemudian kera
bertanya lagi.

Kera : "bagaimana pohon pisangmu?"

Katak : "baru berdaun dua…"

95
Kera : "Ah… punya akupun begitu"

Lagi-lagi kera membohongi temannya itu. Lama


kelamaan pohon pisang katak menjadi besar serta menghasilkan
buah yang lebat dan sudah masak. Katak ingin mencoba buah
pisangnya. Sedangkan punya kera sudah mati di puncak pohon
saman. Namun ketika ia memanjat pohon pisang yang licin itu, ia
mencoba berulang kali, tetapi tidak juga berhasil. Dan tiba-tiba
datanglah kera.

Kera : "hai… katak apakah kau tak bisa memanjat pohon


pisangmu."

Katak : "hai… kera kau bisa membantuku untuk memetik buah


pisangku."

Kera : "tentu saja…namun kita bagi dua ya…"

Katak : "baiklah kalau begitu."

Tak lama kemudian…secara cepat kera menaiki pohon


pisang itu dengan lincah. Kera pun sudah berada di puncak
pohon pisang itu dan dengan lahapnya memakan pisang yang
ada.

Kera : " hmmm…enaknya pisang ini!!!"

Kera terus menerus menipu katak sehingga katak merasa

96
resah. Ia selalu memanggil si kera namun jawaban kera tetap
sama yaitu masih mencobanya. Dengan sikap si kera, katak pun
merasa jengkel terhadap sikap si kera.

Karena katak sudah terlalu jengkel, ia pun bersembunyi


di bawah tempurung kelapa. Saat kera berbalik badannya katak
pun sudah tak ada lagi.

Kera : "kemana teman ku katak…, jangan-jangan dia marah


kepadaku." Si kera turun dan berteriak ’’hai katak ini
pisangmu."

Katak : ‘’kuk!"

Si kera mengira alat kelaminya yang menjawab. Dia


berdiri dan mencari batu besar lalu duduk di tempurung yang
tadi,

Kera : "awas! Sekali lagi kau menjawab akan ku lempar kau."

Prak!!!! kera menghantam alat kelaminya itu dengan


batu. Maka seketika itu ia jatuh dan pingsan, katak pun keluar ia
sedih dan kasihan melihat temannya itu.

Kita harus saling menolong dan tidak serakah terhadap sesama kita

97
Liburan Keluarga
Oleh : Elisabeth Bintang Vianney Al-asfahanny *

S
etelah berbulan-bulan lamanya kita belajar tibalah kita
untuk liburan. Disaat liburan itulah papa dan mama
mengajak untuk berlibur ke bandung tempat kelahiran
papa, kamipun dengan gembira dan berkata "yes...yes...yes kita
berangkat ke bandung."

Tibalah hari keberangkatan kita, semua keluarga


berpesan hati-hati di jalan ya, dan kamipun serentak menjawab
iya doakan ya biar sampai di tempat tujuan dengan selamat.yang
paling membuat kami sedih baru pertama pergi berlibur jauh
dari oma dan saudara-saudara yang sangat menyayangi kami.
Kamipun berangkat pagi jam 08.30 WIT dan transit di Makassar
lalu berangkat lagi dan sampai di Jakarta.

Sesampai di Bandara oma dan opa serta saudara yang lain


menjemput dan memeluk kami erat-erat, bahagia yang terpancar
dari wajah opa dan oma serta saudara-saudara yang lainnya.
Karena lama di pesawat perut kamipun terasa lapar. Papa bilang
sama opa agar mencari tempat untuk makan, dan kamipun
berhenti serta makan sepuasnya. Selesai makan kamipun

98
bergegas ke mobil untuk jalan menuju ke Bandung. Jauhnya
perjalanan yang kami tempuh, sampai kamipun ketiduran di
mobil.

Sayapun terbangun dan bertanya ke papa “Pa perjalan


masih jauh kah?" tanyaku pada papa. “Sedikit lagi sampai, dede bobo
saja nanti kalau sudah sampai papa bangunin dede dan teteh chinta,"
jawab papa. Saya pun kembali tidur, eh tiba-tiba papa bangunin
kami kata papa. “Akhirnya sampai juga di rumah opa." Tapi karena
masih malam kamipun tidur lagi.

Pagi-pagi udaranya tidak sama dengan di Merauke,di


Bandung udaranya terasa dingin sekali. Mandipun kami jam
10.00 WIB pagi itupun kabut masih tebal. Kami diajak sama opa
dan oma jalan-jalan ke tempat rekreasi salah satunya yang tidak
bisa saya lupakan yaitu Tangkuban Perahu. Wah…… indah
sekali pemandangannya, selama perjalanan saya dan kakak saya
naik kuda menuju ke bawah. Indah sekali…. Di situ kami makan,
minum, membeli asesoris sampai boneka beruang besar. Setelah
kami berjalan-berjalan di Tangkuban Perahu saatnya untuk
pulang ke rumah.

Hari demi hari tak pernah kami lewati kami di ajak sama
papa ke tempat permandian dan disitu terdapat air terjun,
setelah itu kami singgah untuk meminum jus lemon segar dan

99
makan cemilan Bandung. Keesokan harinya kamipun ke kebun
teh, wah….luas sekalli…… Kamipun berfoto-foto sambil belajar
memetik daun teh. Ternyata selain berlibur kami juga dapat
pengalaman sekaligus belajar bagaimana cara memetik daun
teh.

Puasa pun tiba Oma, Opa dan semua keluarga besar papa
puasa dan setelah sebulan penuh puasa, tibalah hari raya yang di
tunggu-tunggu bagi umat islam. Di Bandung kamipun bersama
keluarga besar papa merayakan Hari Raya Idul Fitri. Begitu
ramai dan kebiasaan masyarakat di Bandung setelah
bersilahturahmi kemudian bersama-sama ke makam keluarga.
Setelah lebaran selesai kami juga mengikuti acara nikah anak
dari saudara Opa. Kamipun sebagai keluarga mengikuti acara
nikah sampai selesai.

Adat istiadat di kampung papa saya ternyata lain dengan


yang biasa di ikuti di Merauke. Di Bandung ada yang nyanyi dan
di kasih uang atau istilahnya saweran. Ternyata di Bandung
dengan di Merauke beda. Setelah usai acaranya kami pulang
kerumah beristirahat.

Di Bandung kami mempunyai banyak teman dan sempat


karena saya sakit akhirnya kami tidak jadi off road yang letaknya
di daerah Cikole Lembang. Arena balapannya bagus sekali

100
apalagi pemandangannya di kelilingi dengan pepohonan dan
gunung serta cuaca yang di liputi kabut sehingga terasa sejuk.

Tibalah bulan Agustus hari kemerdekaan kamipun


melihat begitu ramainya orang mengikuti karnaval dan banyak
sekali perlombaan-perlombaan yang diadakan salah satunya
pacuan kuda, lomba lompat karung dan masih banyak lomba
lainnya. Tapi yang paling menarik papa mengajak saya dan
kakak saya untuk naik singa ronggeng. Awalnya saya ketakutan
soalnya saya harus naik di singa ronggeng di pikul sama empat
orang, tapi papa bilang tidak apa-apa, jangan takut. Akhirnya
saya dan kakak memberanikan diri naik singa ronggeng.
Ternyata enak juga seperti menari mengikuti irama lagu,
pengalaman yang sangat menyenangkan.

Tak terasa hampir 2 bulan lamanya kami berlibur,


kamipun berbelanja di mall, dan belanjaan kami tak terasa
banyak sekali, karena di Bandung harganya murah-murah tidak
sama dengan di kota Merauke. Kami membeli oleh-oleh untuk
oma dan saudara-saudara di Merauke dan makanan khas
Bandung.

Tibalah hari untuk kita berpisah dengan opa dan oma


serta saudara-saudara di Bandung. Mereka mengantar kami ke
bandara dan kamipun naik pesawat malam hari. Pesawat kami

101
tiba di Biak pagi hari, kemudian singgah lagi di Jayapura lalu
menuju ke Merauke tempat kelahiranku dan berkumpul kembali
dengan oma serta saudara di Merauke. Kami makan bersama
dan menceritakan tentang liburan kami di Bandung dan
membagikan oleh-oleh pada saudara-saudara dan juga untuk
oma semua bahagia karena bisa berkumpul kembali lagi.

Sesaat kami berkumpul saya bercerita tentang keindahan


yang ada di Lembang, setelah saya menceritakan ke oma dan
juga saudara-saudara saya, mereka semua menginginkan untuk
berkunjung ke sana melihat keindahan yang saya ceritakan.
Sayapun menceritakan tempat kami berkunjung untuk menaiki
kuda. Sungguh pengalaman liburan yang berkesan dan tak
terlupakan.

102
Liburan Semester Yang Berkesan
Oleh : Rafael Mayralf Purba *

L
iburan kenaikan kelas kali ini sangat berkesan bagiku.
Aku diajak papa berlibur ke rumah saudaraku yaitu
kakak dari papa di sebuah kota yang terkenal dengan
suhu dingin tepatnya di kota Bandung, Provinsi Jawa Barat.
Sebelum kami tiba di Jakarta saya akan menceritakan mulai awal
perjalananku dari rumah sampai ke Jakarta.

Dari rumah kami menuju bandara Merauke di antar oleh


temannya papaku tiba di bandara kami melapor ke counter
maskapai penerbangan Batik Air, setelah itu kami masuk ke
ruang tunggu keberangkatan kami menggunakan maskapai
Batik Air. Akan tetapi sebelum kami berangkat ke Bandung aku
dan papa singgah dulu ke kota Jakarta karena rencananya kami
akan pergi ke kota Bandung bersama sama keluarga besarku.

Kami dari bandara langsung menuju ke rumah om ku di


daerah Bekasi tepatnya di Perumahan Harapan Indah. Aku
sungguh senang sekali akhirnya aku bisa bertemu dengan
sepupuku yang sudah lama kami tidak pernah bertemu. Dari
bandara menuju rumah sepupuku kami menggunakan

103
transportasi darat yaitu Damri, di sepanjang jalan aku melihat
lihat keindahan kota Jakarta yang begitu megah, tetapi dari
kemajuan kota itu aku melihat kepadatan jalan yang membuat
macet karena banyaknya kendaraan.

Dari perjalanan yang kami lalui tibalah kami di rumah om


ku, kami mengetuk pintu pagarnya dan kami masuk. Aku
mengetuk pintu rumah, tok…tok…tok…nggak lama pintu dibuka
dan keluarlah seorang anak laki laki sebaya saya berkacamata
dan tubuhnya lebih besar dari ukuran tubuhku. Setelah dia
membuka pintu itu dia langsung menyapa kami dengan wajah
tersenyum dan sikap ramah kepada kami dengan mengatakan
"ini bapak tua Regina dan Rafaelkah?". Dengan wajah tersenyum
dan sikap ramah kami juga papaku mengatakan "iya Rae ini
dengan bapak tua dan Rafael."

Selanjutnya kamipun saling berjabat tangan kemudian


masuk kerumah, Rae mempersilahkan kami untuk duduk dan
ternyata keluarga besar dari papaku sudah pada berkumpul di
rumah Rae, seperti tanteku yang dari Bengkulu, Pekanbaru dan
Jakarta. Kamipun saling bersalaman dan berpelukan melepas
kerinduan karena aku dan tante tanteku belum pernah bertemu,
sehingga inilah kesempatan kami untuk saling mengenal satu
sama lain keluargaku yang ada di beberapa daerah.

104
Sembari papa dan saudara - saudaranya bercerita, saya di
ajak Rae untuk masuk ke kamarnya untuk beristirahat. Kami
berdua awalnya malu-malu walaupun kami bersaudara. Tetapi
setelah Rae memperlihatkan koleksi mainan kepunyaannya aku
merasa senang sekali dan kamipun langsung kelihatan akrab
karena hobi kami sama. Tidak hanya itu saja sambil bercanda Rae
mengajakku untuk menonton lm kartun yang ada saat itu,
setelah kami menonton TV kami langsung makan dan setelah
makan kami bermain kembali di halaman rumahnya, kami
bermain sepeda dan skiboard atau yang disebut juga papan
luncuran.

Malam haripun tiba, kamipun beristirahat untuk


melepaskan kelelahan kami hari ini, aku dan papaku beristirahat
di kamar yang sudah disediakan tanteku pada kami.

Hari kedua setelah kami tiba di Jakarta, keluarga


membahas untuk rencana kami ke Bandung bersama keluarga
untuk berlibur, setelah pembicaraan selesai aku dan papaku
dintar om saya ke mall di Jakarta untuk melihat dan berbelanja
sembari menikmati liburan, masih di luar mall saja suasananya
sangat ramai apalagi kalau didalam waaahhh.... terasa ramai
juga. Banyak stand-stand yang menawarkan segala macam
barang. Kami masuk untuk melihat lihat di stand pakaian dan

105
sepatu kemudian kami ke toko buku untuk membeli satu buku
novel, dan lain-lainnya, dan papa saya pergi ke toko HP, saya
dibelikan HP merk Advan, sedangkan papa membeli OPPO
setelah selesai kami pulang. Papa memesan grab taxi untuk
mengantar kami pulang ke rumah Rae, setelah kami dekat
rumah kami melihat warung dan kami berhenti untuk makan
siang, setelah makan kamipun pulang dan sampai dirumah
papa langsung membayar grab taxi itu.

Sampai dirumah saya langsung bergabung dengan


sepupuhku abang Nano dan Rae untuk bermain hotweels
/miniatur mobil, kami bermain besama sampai waktunya
makan malam tiba, kami habiskan waktu setelah makan malam
sembari menoton TV.

Keesokan harinya kami bersiap siap untuk berangkat


menujukota Bandung bersama rombongan keluargaku dengan
menggunakan mobil bersama, dalam perjalanan sambil melihat
pemandangan yang ada di sepanjang jalan yang kami lalui, kami
juga bercerita tentang teman teman kami masing masing tentang
sekolah dan ada juga bercerita tentang kelucuan kelucuan,
sampai kami tertawa mendengarnya. Waktu tempuh dari
Jakarta sampai bandung kurang lebih 3 jam kami lalui, akhirnya
sampailah kami di kota Bandung, kota yang sejuk dan kota yang

106
banyak wisata kulinernya. Setelah sampai di Bandung tidak
terasa jam sudah menunjukkan jam untuk makan karena kami
berada di daerah wisata kuliner maka kamipun mencari tempat
makan yang ada di sana sebelum kami menuju ke tempat
penginapan yang ada di kota bandung kami berhenti untuk
makan setelah makan, setelah selesai makan maka kami
langsung meluncur ke tempat penginapan yang sudah di pesan
terlebih dahulu, kami menginap di wisma yang bernama
bernama wisma darmawanita yang berdekatan dengan paviliun
sunda kelapa.

Keesokan paginya aku, papa, dan om ku bagun pagi pagi,


kami menikmati udara dan suasana pagi untuk berolah raga di
sepanjang jalan kota yang ada di saerah bandung itu. Udara pagi
itu sangat dingin sekali mebuat saya gemetar, tapi saya tetap
berjalan untuk berolah raga. Asyik sekali rasanya berada di kota
ini. Di sepanjang jalan kami menyususri trotoar untuk kembali
ke penginapan kami membeli sesuatu makanan untuk kami
makan.

Waktu beranjak siang, seluruh keluarga bersiap siap


untuk pergi menuju tempat pemberkatan pernikahan sepupuku
yang paling besar, tempatnya di gereja yang ada di kota
Bandung. Saya bermain dan tiba - tiba celanaku sobek, langsung

107
aku bergegas ke mobil sambil menutupi sobekan celana dengan
baju jas hitam yang kupakai, setelah mengurusi celanaku dan
terasa sudah pantas akupun keluar. Sambil menunggu proses
perinkahan akupun mencoba berkeliling di tempat itu kulihat
hamparan sawah yang ada di sekitar gedung tempat resepsi
pernikahan, sangat bagus dan terasa damai hati ini. Tidak
menunggu lama kamipun turun kesawah–sawah, kami bermain
sepuasnya dan membuat baju kamipun kotor sehingga kami
tidak berani lagi masuk ke gedung pesta, sampai pesta selesai
kami hanya menunggu di dalam mobil . Hari semakin malam
dan pesta pun berakhir kami semua keluarga besar kembali ke
wisma, sepanjang jalan pulang kami tertidur karena lelah
bermain sehingga kami tidak menikmati pemandangan dikota
Bandung pada malam hari.

Esoknya, pada pagi hari yang cuaca cukup cerah kami


kembali ke Jakarta, sampai disana kami singgah di Taman Mini
Indonesia Indah untuk bermain dan berwisata, disana kami
bermain kereta gantung dan kami melihat lihat dari kereta
gantung itu miniature peta Indonesia sangat indah sekali.

Selama beberapa hari kami di Jakarta dan kota Bandung


aku dan keluarga pulang kembali ke Merauke, sebelum kami
kembali, aku dan papaku mengantarkan sepupuhku yang

108
bernama Nano dan Bapak tua ke bandara, mereka akan kembali
ke Riau dengan menggunakan maskapai penerbangan Lion Air,
setelah itu kami pun masuk ke terminal untuk chek in, kamipun
juga pulang menggunakan maskapai penerbangan yang sama,
setelah chek in kami ke ruang terminal keberangkatan, sambil
menunggu, papaku bertanya kepadaku mengenai kesanku
liburan kali ini. Aku menjawab liburan kali ini sangat berkesan
bagiku soalnya aku disini baru mengenal sepupu-sepupuku
yang sudah lama tidak bertemu. Dan aku mengenal saudara
saudara dari papaku, selain itu aku sangat menikmati keindahan
dan aku mendapatkan pengalaman yang indah di kota Bandung.
Harapanku semoga aku bisa kembali ke kota Bandung untuk
berlibur dan bertemu dengan keluarga besarku lagi.

109
Keseharianku

P
ada hari senin saya belajar di sekolah saya belajar MTK.
Kami belajar tentang membagi bilangan desimal.
Teman teman pun akan segera mengerti karna ini
sangat mudah. Aku suka belajar MTK dan IPA. Lonceng istirahat
pun berbunyi aku pergi keluar dan bermain bersama teman
teman ku. Kami bermain bersama terus aku ke kantin membeli 1
air AQUA. Pada saat aku balik tiba tiba ada orang tua murid
datang dikira lagi baku pukul. Pada hal lagi main polisi
perampok jadi aku diam saja karna tidak tau apa apa.

Lonceng masuk berbunyi kami masuk ke kelas kami


belajar pelajaran IPA. Kami semua belajar tentang penyakit
asma. Kami mengerjakan Pilihan Ganda dan Isian. Kami
menulisnya di buku IPA dan kami lanjutkan dengan IPS juga.

Pada hari selasa saya belajar pelajaran Ipa. Kami belajar


IPA dengan Bu Desi saya. Saya suka pelajaran IPA karena itu
seru sekali karena menyangkut alam. Kami belajar tentang
pernapasan manusia yaitu pernapasan dada dan perut.

110
Jam istirahat pun berbunyi saya pergi kekantin untuk
membeli donat gula. Saya pergi bermain polisi perampok
bersama teman saya. Permainannya sangat seru dan mudah.
Cara pertama hitam putih yang hitam perampok yang putih
polisi. Yang perampok lari akan di buru sama polisi ketika semua
sudah tertangkap giliran polisi yang jadi perampok dan
perampok jadi polisi.

Lonceng pun berbunyi kami mulai masuk kelas dan


melanjutkan pelajaran kami, setelah kami belajar kami pulang.
Sesampainya di rumah saya makan ganti baju karena mau lanjut
untuk les Bahasa Inggris. Saya melanjutkan membuat carpen
sedikit. Setelah buat carpen saya main Free Fire game yang ada di
aplikasi android sebentar saja. Saya les dengan mam Rena kami
belajar nama nama tempat, hafalan, dan soal. Selesai belajar kami
berdoa dan pulang kalau sudah waktunya.

Pada hari rabu saya pergi ke sekolah untuk belajar


pelajaran olah raga. Kita belajar per mainan sepak bola mini saat
di bolehkan ke luar unuk bermain. Saya pergi bermain bola
basket, bola kaki, bulu tangkis. Jam istirahat berbunyi saya pergi
membeli air putih. Teman-teman ingat kalo sehabis olah raga
lebih baik minum air putih, karena kalau kita minum dengan

111
minuman yang berwarna sangat tidak baik bagi kesehatan kita,
terutama usus sebagai alat pencernaan.

Setelah jajan saya langsung lanjut olah raga. Lonceng


masuk berbunyi saya pun masuk ke kelas. Sebelum memulai
pelajaran yang baru kita ganti pakaian, setelah bersih kita
kembali ke kelas masing-masing dan memulai pelajaran. Kelas
saya sedang di pakai untuk pertemuan jadi kita menunggu 1 jam
lamanya, setelah itu kita pun belajar.

Saat jam pulang tiba saya belom boleh pulang. Karena


saya masih harus menunggu teman yang ikut les belajar baru
boleh pulang. Pas mau pulang teman saya bilang "Prabu ko di
belikan ukulele padahal itu bintang kelas 5A." Pas saya boleh pulang
saya langsung pergi ke toko garuda untuk beli ukulele, ternyata
pas mau beli ada gitar harganya murah Rp. 200.000. Ternyata
setelah saya cek barangnya jelek, saya coba berkeliling toko
sampai mendapat yang saya mau dengan kualitas yang bagus.
Setelah itu saya pergi pulang ke tanah miring.

Pada hari kamis saya belajar bahasa inggris jam 7 samapai


jam 8 kita belajar dengan buguru les bhasa inggrisku. Kita belajar
nama nama tempat. Sama dengan yang di les tapi ini tu yang di

112
sekolah. Kita hafalan setelah itu kita tulis PR, karena banyak
yang hafalan yang harus dilakukan jadi saat menulis PR lama
kahirnya. Habis itu kita ulangan matematika.

Setelah pelajaran matematika kita istirahat. Saya bermain


dengan kakak kelas dan adik kelas. Saya main dengan Nandra
tapi dua orang dari kelas yang lain bilang jangan main dan
berteman dengan Prabu, karena dia main dengan Nandra. Jadi
saat saya main dengan Nandra tidak ada yang bergabung main
dengan kami, tapi kalau adayang mau main tapi ada yang mau
main saya bersyukur.

Lonceng sudah berbunyi untuk masuk ke kelas, saya


bantu merapikan meja karna nanti di pakai untuk menari. Kami
belajar menari bersama Pak Guru Kiki kami belajar Tarian
Papua. Lonceng pun berbunyi tanda nya lonceng pulang tapi
kita tidak pulang kita les tapi saya tidak ikut les saya pulang ke
tanah miring.

Kemarin saya pergi sekolah, disekolah saya belajar


pelajaran agama saat jam istirahat kita bermain jadi, jadi
permainan itu sangatlah seru kalian bisa mencobanya dimana
saja. Kamu hanya perlu menyentuh teman mu saat temanmu

113
telah tersentuh teman mu harus menyentuh balik. Loceng masuk
sudah berbunyi kami melanjutkan pelajaran sehabis pelajaran
agama kita belajar pelajaran umum yaitu IPA dan IPS sebentar
saja.

Saat jam istirahat ke 2 kita bermain roda gila. Permainan


ini sangatlah seru ini adalah permainan asli Papua. Kamu
membuat 2 atau 3 lingkaran terus kaitkan mengunakan karet
setelah selesai kita mencari kayu untuk dipakai untuk memukul
bola. Pas lonceng istirahat kita masuk melanjutkan pelajaran,
saat pulang dan sampai di rumah saya melanjutkan menulis
cerita cerpen sedikit mungkin 1 paragraf. Setelah saya main
game di HP selama 1 jam.

Jam 3 sore saya pulang ke Tanah Miring saya melihat


banyak sekali pemandangan yang sangat indah. Aku tingal
disana di Kampung Sarsar SP1. Kalo mau tahu nomor saya ini
082198998998, kasih tunjuk nama dan kelas berapa. Tinggal
disana sangat enak udaranya segar dan tidak ada polusi. Tapi hal
yang tidak menyenangkan kalo bangun jam 5 sholat, mandi,
makan, ganti baju, dan pake sepatu harus cepat tidak boleh
terlambat. Karna kalau tidak mau terlambat sekali berangkat
pukul 6 pagi dan saat upacara pukul setengah enam.

114
LIBURAN KE PANTAI RINDU ALAM
Oleh : M.Nazril Husin*

P
ada hari minggu, keluargaku mengajak ke pantai
karena anak dari bos tempat ayahku bekerja sedang
berulang tahun, namanya CALISTA, di sana kata ayah
ada acara ulang tahun, dan lomba-lomba, makanya pagi ini
aku di bangunkan oleh ibuku sekitar jam 06.00 pagi. Kata
ibuku, “cepat mandi nanti terlambat pergi ke pantainya”, ”siap bu”,
jawabku, segeralah aku bergegas ke kamar mandi supaya
ibuku tidak marah. Acara ulang tahun di pantai di lembar
undangan tertulis pukul 09.00 pagi.
Akupun segera mandi, kusikat gigiku supaya sehat,
kubasuh badanku dengan sabun supaya bersih, rambutku
kuberi shampo agar wangi dan sehat. Sudah siap rasanya dan
baju terbaikkupun aku pakai, ibu sudah mempersiapkan
sarapan. Aku makan supaya badan ku bertenaga untuk
mengikuti lomba- lomba nanti, makanan kesukaanku adalah
telor mata sapi, kalau ibu dan ayah suka makan ikan, dan beda
dengan adik ku sukanya makan bubur bayi karena giginya
masih belum tumbuh.
Setelah sarapan, keluargaku bersiap untuk pergi ke
acara undangan, tidak lupa mengunci pintu rumah terlebih
dahulu demi menjaga keamanan dan kenyamanan. Oke
sudah siap semuanya aku pergi dengan perasaan gembira.

115
Kami pergi naik sepeda motor, saat diperjalanan aku
melihat di layar sepeda motor ayah ku impar bensin nya sudah
mau habis, lalu aku berkata kepada ayahku, ”ayah bensinnya
mau habis jadi kita lebih baik kita ke pom bensin dulu”. Kata ayah
ku ”oh iya nak”. jadilah kami mampir dahulu mengisi bensin di
pom yang kami lewati.
Saat di pom bensin, ayah ku melihat teman kerjanya,
mereka juga diajak oleh bos kerja ayahku, saat itu ayah ku
menyapanya dengan ramah, ”Assalamualaikum”, sapa
ayahku. ”Waalaikumsalam”, jawabnya. Saat itu mereka juga
mengisi bensinnya bersama sama agar bensin nya tahan lama,
jarak dari rumahku ke pantai cukup jauh kira kira 25 km.
Selesai mengisi bensinnya, kami bersama sama pergi ke
pantai nya dengan temannya kerja ayahku, ketika di
perjalanan, jalan di depan macet kata ayahku ”wah kalau begini,
kita bisa terlambat sampai ke acaranya”, sambil perlahan
akhirnya kemacetan bisa terlewati, jalan kembali normal dan
ayahku bisa memacu motornya kembali.
Akhirnya sampai juga di pantai, pantainya indah
sekali. PANTAI RINDU ALAM namanya, karena hari libur,
hari itu suasananya ramai sekali. Saat sampai disana tepat jam
08.30 berarti 30 menit lagi dimulai acaranya. Sebelum acara
ulang tahun CALISTA dimulai, kami makan terlebih dahulu
bersama semua teman kerja ayahku, termasuk bos kerjanya,
teman kerja ayah ku banyak sekali. Hari itu kami ditraktir
oleh bos kerja ayah ku, beliau memesan NASI WONG SOLO.

116
Selesai makan, acara yang ditunggu-tunggupun
dimulai tepat jam 09.00, saatnya merayakan ulang tahunnya
CALISTA, sebelum itu aku, ayah dan ibuku memberi kado
dan ucapan selamat untuk CALISTA. Kue ulang tahunpun
sudah siap, semua orang menyanyikan lagu ulang tahun
untuk CALISTA. CALISTA meniup lilinnya dan umurnya
sekarang sudah 3 tahun.
Acara tiup lilin sudah selesai saatnya kemudian acara
bersenang-senang seperti yang direncanakan, ada banyak
sekali lomba pada acara senang-senang itu, ada lomba untuk
anak-anak dan ada juga lomba untuk orang tuanya. Lomba
untuk orang tua yaitu, tarik tambang, mengeluarkan bola
dalam kardus sambil bergoyang, lomba bakiak dan banyak
lagi lomba yang lain lainnya, untuk anak anaknya ada lomba,
kelereng, lomba balap karung, lomba lari, lomba makan
kerupuk dan banyak lagi. Saat itu permainan yang saya ikuti
yaitu lomba makan kerupuk, kelereng, dan lomba balap
karung, yang memenangkan lombanya pasti akan
mendapatkan hadiah masing masing.
Saat aku mengikuti lomba kelereng, lawanku sekitar 4
atau 5 orang. Lombapun dimulai, kami bertanding dengan
riuh saat itu, semuanya semangat sayangnya saat
perlombaaan itu aku kalah, tetapi saat lomba yang kedua
yaitu lomba makan kerupuk ternyata aku menang. Dan lomba
yang terakhir yaitu balap karung, ku kalah lagi, karena aku
terpeleset dan kemudian terjatuh.

117
Setelah lomba anak-anak, bergantian dengan lomba
orang tua, ayahku mengikuti lomba tarik tambang,
mengeluarkan bola dari kardus sambil goyang, dan lomba
bakiak. Dari lomba yang diikuti ayahku tersebut, hanya tarik
tambang yang menang karena tim ayahku kompak.
Kegiatan lombapun telah selesai, kamipun berfoto
bersama untuk kenang kenangan. Ucapan terimakasih dari
bos ayahku atas kehadiran teman kerja bersama keluarga
membuat kebahagiaan pada acara ulang tahun putrinya
tersebut, setelah itu acarapun diakhiri dengan gembira dan
kamipun pulang.
Akhirnya sampai juga dirumah setelah perjalanan
yang jauh dan melelahkan, tetapi dengan perasaan gembira.
akupun mandi, untuk membersihkan badan ku yang kotor
setelah mengikuti lomba tadi, selesai mandi, aku istirahat
sebentar karena badan terasa lelah sekali. Tidak terasa
malampun tiba, aku makan malam bersama keluargaku,
setelah makan, aku belajar, sebentar sampai jam
menunjukkan jam 9 malam, kemudian aku pun tidur .

Dalam suatu pertandingan yang berkelompok kita harus bekerja sama maka,
hasilnya kita akan menang

118
BIODATA
PENULIS BELIA
Nama : Daffa Ervansyah
Tempat & Tanggal Lahir : Wake 30 November 2009
Sekolah : SDN 1 BATULICIN
Kelas : IV B
Alamat : Jalan Kelapa Gading 1 Rt 08

Cita-Cita : Ustad
Hobby : Menghafal

Nama : Noor Aisyah


Tempat &Tanggal Lahir : Hulu sungai selatan, 11-07-2010
Sekolah : SDN 1 Batulicin
Kelas : lVb
Alamat : Jln. Kodeco km 2 Perumahan Jhonlin Indah

Kontak Person : 085348725562


Cita-cita : Guru
Hobby : Menulis cerita

Nama : Rihadatul Aisyah


Tempat & Tanggal Lahir : Pagatan, 11 April 2010
Sekolah : SDN 1 BATULICIN
Alamat : Jl. Manggis, Jalan Kelapa Gading 1

Cita-Cita : Dokter Hewan


Hobby : Berenang dan Bersepeda

119
Nama : Muhammad Nazril Husen
Tempat & Tanggal Lahir : Tanah Bumbu, 03-09-2009
Sekolah : SDN 1 BATULICIN
Kelas : IV B
Alamat : Jl. Tambak 1 Batulicin, Kec. Batulicin
Kab. Tanah Bumbu
Cita-Cita : Bupati
Hobby : Menulis Cerita

Nama : Ahmad Tirta


Tempat & Tanggal Lahir : Tanah Bumbu, 31-05-2010
Sekolah : SDN 1 BATULICIN
Kelas : IV B
Alamat : Jl. Yakut Gg. Rindu, Kec. Batulicin
Kab. Tanah Bumbu
Cita-Cita : Youtuber
Hobby : Menulis Cerita

Nama : Dinda Ayu Roswanda


Tempat & Tanggal Lahir : Banjarmasin, 05-07-2010
Sekolah : SDN 1 BATULICIN
Kelas : IV B
Alamat : Jl. Cempaka No. 66, Kec. Batulicin
Kab. Tanah Bumbu
Cita-Cita : Polwan
Hobby : Menulis Cerita

120
Nama : Siti Nisrina Najla Randiany
Tempat & Tanggal Lahir : Banjarmasin, 10-11-2009
Sekolah : SDN 1 BATULICIN
Kelas : IV B
Alamat : Jl. Raya Batulicin RT.15, Kec. Batulicin
Kab. Tanah Bumbu
Cita-Cita : Penulis dan kartunis
Hobby : Menulis Cerita

Nama : Ulvi Anitri Ayu Lestari


Sekolah : SD Inpres Polder, Merauke
"Jangan gegabah dan teburu-buru dalan memutuskan seuatu,
apalagi kalau hati dan pikiran kita sedang dipenuhi dengan amarah.
Selalu berpikir jernih sebelum bertindak."

Satria Lesmana lahir di Merauke 12 Maret 2009,


mulai bersekolah di TK Tunas Melati Yamra Merauke
(Yayasan Masjid Raya) tahun 2014 sampai 2015.
Ditahun yang sama 2015 masuk Sekolah Dasar
Inpres Polder hingga sekarang dan sekarang sudah kelas v,
Terima Kasih.

121
Adam Firmansyah Pasha Darossalim lahir di Merauke
pada tanggal 3 April 2009. Tahun 2011 mulai merasakan
ilmu pendidikan sekolah di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
dilanjutkan ke Taman Kanak-kanak (TK) dengan
nama sekolah PAUD TK AL-FATAH MERAUKE
dan lulus Tahun 2015.
Kemudian ditahun yang sama 2015 mendaftar ke
Sekolah Dasar (SD) di Sd Inpres Polder Merauke,
dan saat ini duduk di bangku Kelas V B.

Chandra Dikaputra Jhosua Umpenawany lahir di Timika - Papua


pada tanggal 22 januari 2009. Tahun 2013 mulai duduk
di bangku pendidikan tingkat Taman Kanak-kanak Salib Suci
di Agats - Asmat.

Tahun 2014 saat naik ke kelas 0 (nol) besar saya pindah ke


Taman Kanak-Kanak Pertiwi di Merauke.
Kemudian di tahun 2015 saya melanjutkan di Tingkat Pendidikan
Sekolah Dasar Inpres Polder Merauke.

Martin Apriano Viky Ola Limut lahir di Merauke - Papua


pada tanggal 13 April 2009.

"Waktu itu saya belum tau apa itu cerpen, terus ibu guru kasih
tau apa itu cerpen. Cerpen adalah cerita pendek terus saya
sama kakak saya kerja cerpen sampai selesai.
Inti dari cerpen saya adalah kita tidak boleh bertengkar,
kita harus bersahabat, walaupun kami berbeda agama, suku,
sekolah, dan kelas"

122
Nama : Alvanda Putri Rahmadhani
Tempat & Tanggal Lahir : Merauke,26-08-2009
Alamat : Jln .menara Lampu 1 (BTN)
Sekolah : SD Inpres Polder, Merauke
Alamat : Jln. TMP Polder Merauke

Nama : Velove Rendy Safira Rahangmetan


Tempat & Tanggal Lahir : Asiki (Merauke), 23-05-2009
Alamat : JL. Gang Bhakti 2 Merauke
Sekolah : SD Inpres Polder, Merauke

"adalah kita harus saling menolong dan tidak serakah


terhadap sesama kita"

Nama : Elisabeth Bintang Vianney Al-asfahanny


Sekolah : SD Inpres Polder, Merauke
"Berlibur bersama keluarga sebagai inspirasi saya untuk
membuat cerpen dalam buku ini, pengalaman yang nyata dan
menyenangkan membuat karya yang dihasilkan oleh kita
menjadi mudah untuk dituliskan"

123
Nama : Putra Erlangga
Sekolah : SD Inpres Polder, Merauke
Puji dan syukur saya haturkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas cerpen yang berjudul
”Luka Di Dagu Ku”

Nama : Rafael Mayralf Purba


Tempat & Tanggal Lahir : Merauke, 20-05-2009
Alamat : Jalan Ahmad Yani Merauke
Sekolah : SD Inpres Polder, Merauke

"Liburan Semester Yang Berkesan"

124

Anda mungkin juga menyukai