Anda di halaman 1dari 9

AKU DAN IMPIANKU

Pagi ini aku berjalan menyusuri rimbunnya pohon jati, di temani rintik-rintik hujan
yang membuat badan tampak menggigil walau sudah memakai jaket setebal bulu domba.
Hari ini aku sudah bertekad untuk menemuinya. Ya, menemui seseorang yang sangat
berpengaruh dalam proses pendidikan ku, yaitu Pak Firzan guru bimbinganku. Aku mau
menemuinya untuk bertanya tentang berbagai universitas.

Setelah lima belas menit berjalan, aku berhenti di sebuah sekolah tua. Mungkin bagi
para orang kaya yang hidup di tengah kota, bangunan sekolah itu sudah tak berharga, dijual
pun boro-boro tak akan ada yang beli. Pandangan pertamaku langsung tertuju ke
segerombolan anak yang berlarian di halaman sekolah itu sambil menenteng buku lusuh di
tangan mereka.

“eh Eca, ayo sini duduk sama kami.” salah satu dari gerombolan kecil itu menyadari
kehadiranku dan menyapaku.

“Kalian ga nemuin guru bimbingan?atau kalian ga ada bimbingan hari ini?”. Mereka adalah
teman kelas ku yang sangat dikenal dengan “geng rich”.

“nantilah,paling bentar lagi ke ruang guru.” Ucap salah satu anak laki-laki bernama ijan. Yah,
dia memang anak paling malas diantara semua anak disini. Tapi disisi lain, dia adalah anak
pemberani yang pernah kutemui. Sangking beraninya aku sampai tak bisa berkata-kata saat
dia memekul guru penjaskes yang dikenal super killer.

Mendengar jawaban dari anak pemalas ini, aku tetap tersenyum sambil membatin “ya
sesukamu ajalah jan.”

  Aku melanjutkan langkah ku menuju ruang pak firzan. Sepanjang jalan koridor kelas
aku melihat segerombol sedang memandangi papan pengumuman,dan aku merubah jalan ku
untuk melihat papan pemunguman disebelah selatan setelah itu baru ke ruang pak firzan.

“maff ini ada apa all?”tanyaku ragu, sebab mereka memasang muka yang menegangkan.
“eh eca,ini ada pemberitahuan tentang beberapa universitas.kebetulan ada universitas
impianmu ca,nomnor urut 3.”

“mana-mana coba aku lihat ya.” Aku maju sedikit ke depan untuk melihat pemberitahuan
tersebut.Setelah melihatnya aku segara berlari ke ruang pak firzan untuk menanyakan yang
dikertas tertempel di papan pengumuman itu.

Sesampainya didepan ruang pak firzan, aku mengetuk pintunya dan ternyata pak
firzan sedang berda diluar ruangan. Aku mencarinya ke ruang guru dan diruang TU tapi aku
tidak bertemu dengan beliau.

“cari siapa dek?” tanya pak satpam yang lewat disampingku.

“saya cari pak firzan pak, apa bapak melihat pak firzan?”tanyaku kepada pak satpam yang
telah lama menjaga sekolah ku,ya kurang lebih 12 tahun beliau mengabdikan dirinya kepada
sekolah ini.

“ohh,tapi pak firzan bilang dia lagi makan ke kantin dek,mungkin sebentar lagi ke
ruangannya.kamu bisa tunggu dikursi sebelah sini aja ya”ucap pak satpam sambal
mengarahkan tangannya ke kursi tersebut.

“baik pak,terimakasih pak”.

Setelah 15 menit aku menunggu didepan ruangan tersebut akhirnya pak firzan
datang.Aku langsung menyapa dan memberitahu maksud tujuan ku untuk menemuinya.

“Selamat pagi pak Firzan,maaf pak saya mau bimbingan hari ini pak.” Ujar ku sambal berdiri
dihadapannya pak firzan.

Seraya mengikuti pak firzan berjalan masuk ke dalam ruangannya, aku melihat
seluruh sisi ruangannya yang lama-lama memberi kehangatan. 

“Silahkan duduk eca”. Ucap pak firzan sambil menyediakan kursi untukku. “apa yang mau
kamu diskusikan?” tanya beliau sambal menatap buku yang ada dimeja kerjanya.
Aku menyampaikan seluruhnya pertanyaan mengenai universitas impianku, yaitu
Universitas Brawijaya. Salah satu universitas terbaik se-Indonesia.

“Jadi saya ini mau ambil Universitas Brawijaya pak melalui jalur SNMPTN. Kira-kira syarat
yang harus saya persiapkan untuk menjadi siswa eligible pak?”.

“Kamu persiapkan nilai-nilai mu dimulai dari semester 1 sampai semester 5 ini dan pastikan
nilai mu tidak ada yang dibawah KKM.”Ujar pak Ftirzan dengan nada yang cukup serius.

Setelah 20 menit berbincang dengan beliau mengenai universitas aku pun izin untuk
pulang. Ada beberapa hal yang akan ku siapkan hari ini untuk Menyusun semua data yang
diperlukan untuk menjadi siswa eligible.

“Baik pak,terimakasih sebelumnya untuk waktunya.saya akan menyiapkan semuanya dengan


baikdan nanti langsung saya serahkan ke TU untuk pendataannya." Ucapku sambil
bersalaman dengan pak firzan.

Sepanjang jalan pulang aku memikirkan apakah nilai ku bisa mencukupi untuk
menjadi siswa eligible itu.Tanpa aku sadari ada seseorang yang memanggil ku dari sebelah
kanan,ternyata nia teman sekelasku.

“eh nia,kamu dari sekolah juga ya?”.

“iya ca,aku tadi habis nemuin pembimbing ku nanyain universitas soalnya”. “kamu sendiri
darimana?atau dari sekolah juga?”.

Nia adalah temanku yang sangat perfectsionis.apapun hal yang dia lakukan harus
sempurna,tak heran jika dia bertanya sebegitu detailnya sampai aku pun kebingungan untuk
berbicara kepadanya.

“Iya aku dari sekoalh tadi ketemu sama pembimbing juga”. “kamu ada kegiatan ga setelah
ini?kalau ga ada kamu mau ga bantuin aku?” (semoga aja dia mau) gumam ku didalam hati.

“oh aku ga ada kegiatan lagi sih,oke aku mau bantuin kamu”.
“terimakasih nia,yuk kita jalan lagi”.

Aku mengajak nia ke rumah ku untuk membantuku menyiapkan seluruh berkas yang
diarahkan dengan pak firzan.sepanjang jalan kita mengobrol tetang universitas impian
masing-masing dan tak terasa sudah sampai didepan rumah ku.

“Ayo masuk nia”.ajak ku sambil menarik tangannya untuk masuk kedalam rumah.

Setelah beberapa jam aku dan nia menyiapkan seluruh berkas akhirnya selesai.
Banyak hal yang kami bicarakan sambil menghitung jumlah nilai semester 1 sampai dengan
semester 5.Setelah mengumpulkan semua persyaratan aku eca izin pamit untuk pulang tetapi
aku mengajaknya untuk makan bersama terlebih dulu.

“Niaa aku pulang dulu ya,udah mau sore nihh”.ucapnya sambil merapikan tasnya.

“Eh nanti dulu,kita makan dulu baru nanti kamu pulang”.

“oke,terimakasih ya sebelumnya”. Kita menuju ke ruang makan untuk makan Bersama.

Keesokan harinya aku langsung ke sekolah lagiuntuk menyerahkan berkas ku ke TU


dan menghadap Pak Firzan untuk memberitahunya kalua aku sudah menyerahkan berkas ke
TU. Setelah 1 bulan terlewati akhirnya tiba dimana hari pengumuman yang menjadi siswa
eligible untuk diajukan SNMPTN pada tahun ini.

“Besok ke sekolah ya eca pengumuman siswa eligible sudah ditempel di papan pengumuman
dan semoga sesuai harapanmu”.kata pak Firzan yang baru saja terkirim di whatss app ku.

Aku sangat gugup untuk menghadapi hari esok,sampai tidur pun aku tidak seperti
biasanya.Tiba dimana paginya aku langsung bersiap siap ke sekolah untuk melihat
pengumuman yang sangat aku tunggu dengan harapan yang sangat besar dihari ini.

Setibanya aku disekolah dengan cepat aku berlari kearah papan pengumuman untuk
melihat hasil yang selama ini aku ukir dimasa SMA ku,sebuah hasil perjuangan yang akan
ditentukan hari ini.Aku menyelinap dianatar anak-anak yang sedang berdiri didepan papan
pengumuman untuk melihat lebih depan daripada yang lain.Selama 5 memit aku mencari
namaku dari atas kebawah tapi ternyata tidak ada.Tubuhku langsung lemas rasanya ingin
terjatuh dihadapan mereka yang sedang berkerumun di depan pengumuman ini.

Berjalan menjauh dari mereka yang sedang tertawa bahagia karena menemukan
Namanya di papan tersebut.Tanpa sadar air mataku langsung mengalir deras,menangisi hasil
yang selama ini aku ukir ternayta tidak terbayarkan di hari yang sangat aku tunggu – tunggu.

“Eca kamu gapapakan?kamu kenapa?”. Nia mengguncang tubuhku yang lemah ini sembari
menghapus air mataku.

“Aku gagal nia jadi siswa eligible,semuanya udah ga ada yang bisa diperjuangkan
lagi.semuanya udah selesai,aku ga bakal bisa kuliah di universitas impianmu”. dengan nada
yang tersendat-sendat dan air mata yang mengalir begitu deras mengiri rasa kecewa ku atas
kejadian hari ini.

Nia mengajak tubuh ini duduk dan didekapnya.Memberikan motivasi dan semangat
kepadaku untuk tidak merasakan hal yang terlalu berat.Tiba pak Firzan dari sisi kanan ku dan
menepuk Pundak ku sembari memberikan menyapa dan memberikan semangat
kepadaku.Bahwa yang sedang aku alami adalah Langkah awal menuju kesuksesan.

“Eca saya tau rasa sedih mu begitu besar,tapi kamu harus ingat masih ada Langkah lain untuk
kamu bisa berkuliah di universitas impianmu.jangan hanya karena kamu tidak masuk siswa
eligible kamu menyerah.jadikan ini Langkah awalmu menuju kesuksesanmu ya,karena tidak
ada yang instan untuk mencapai sebuah kesuksesan itu.Maka berjuanglah terus nak”. Ujar
seorang guru yang sangat mengerti perasaanku saat ini.

Menangis dikursi sekolah adalah hal terburuk yang pernah aku alami.Kegagalan
menjadi siswa elible untuk masuk melalui jalur SNMPTN membuat semuanya hancur seperti
pupus akan seluruh harapan impianku.

Hari demi hari tetap ku jalani dengan sebagaimana mestinya hari-hari biasa ku.
Memang sangat berat setelah kejadian satu bulan yang lalu,dimana itu adalah kekecewaan
terhadap diri sendiri karena tidak bisa mencapai yang diinginkan.
Suara burung berkicauan menemani langkahku menuju sekolah. Jarak rumahku dan
sekolah tak bisa dibilang dekat maupun jauh. Aku berangkat dengan jalan kaki karena karena
uang yang kupunya hanya cukup untuk membeli roti di koperasi sekolah. Maklum, namanya
juga anak beasiswa. Cuma punya akal tapi punya uang. Sesampainya di kelas, gadis itu
langsung melambaikan tangan sambil berkata “selamat pagi, Eca.” Nama gadis itu adalah
Claudia. Dia juga anak beasiswa sama sepertiku. Tidak, kami cuma memiliki kesamaan di
bagian “anak beasiswa”. Ada satu perbedaan jelas yang membuatku dan Claudia mendapat
perlakuan berbeda di kelas. Disamping dia adalah anak beasiswa, dia juga anak berkebutuhan
khusus. Dia tuna rungu. Entahlah, awalnya aku tak paham kenapa sekolah ini mau menerima
gadis itu alih-alih merekomendasikannya ke SLB. Tapi setelah dua minggu berada di bangku
yang sama dengannya, aku paham alasannya.

Walau dia anak berkebutuhan khusus, standard IQ-nya setara dengan anak normal
lainnya, lebih tinggi malah. Walau dia tak mendapat materi secara maksimal di kelas karena
tak dapat mendengar, setiap ulangan yang dia lewati disini hasilnya selalu sempurna. 

“selamat pagi juga Claudia.” jawabku ramah seraya meletakan tas di bangku. Aku paham dia
tak dapat medengarku, tapi dia pasti menilainya lewat wajah ramahku. Andai kata tadi aku
menjawab “apaan sih lo, menyebelin banget” sambil memasang wajah ramah, dia pasti tetap
senang. Naif sekali. 

Setelah doa dan ucapan sapaan dari guru, pelajaran seperti biasanya dimulai. Entah
kenapa pelajaran hari ini tentang sejarah semua. Menyebalkan. Bukannya aku tak mau
memahami perjuangan para pahlawan yang membuat negri ini merdeka, hanya saja, pelajaran
sejarah dari sekolah dasar sampai sekolah menengah atas sama saja. Tentang pahlawan ini itu
dan perang apa saja yang mereka pimpin.

Selesai kelas aku langsung mencari pak Firzan ke ruangannya untuk membicarakan
tentang universitas impianku. Ya,mungkin saja pak firzan punya masukan diri yang sedang
lemah ini. Setelah sampai didepan ruangan pak Firzan aku langsung mengetuk pintunya dan
dari dalam ruangan terdengar pak Firzan mengatakan untuk masuk saja ke dalam ruangannya.

“pagi pak Firzan,saya mau bimbingan pak pagi ini mengenai Langkah selanjutnya untuk
mendapatkan impian saya”. Ujar ku dengan nada yang sangat menyedihkan.
“pagi Ecaa,silahkan duduk terlebih dahulu.Saya tau rasa kecewa masih menyelimuti
dirimu.rasa yang entah apaitu masih membuat hati mu tersakiti.Tapi jika boleh saya memberi
saran tidak selamanya gagal menjadi petaka dan justru kamu harus menjadikannya batu
loncatan untuk melangkah lebih jauh lagi Eca.Percayalah kadang kita harus mundur sedikit
hanya untuk melangkah lebih jauh lagi”.Sebuah kata-kata motivasi yang aku dapatkan pagi
ini dari pak Fizan yang dikenal banyak orang adalah termasuk guru yang kaku,tapi tidak
begitu adanya.

Banyak penjelasan dari pak Firzan mengenai perguruan tinggi salah satunya kata
beliau adalah melanjutkan Pendidikan baik negeri ataupun swasta itu semuanya balik lagi ke
diri sendiri yaitu isi dari dalam diri kamu sendiri.Dari sana aku mulai menerima kegagalan ku
kemarin dan aku mulai bangkit untuk belajar kemabli untuk bisa tercapainya impianku.

 Seiring barjalannya waktu akhirnya tiba dimana hari yang sanggat membuat jantung ku
berdegup kencang.YA, hari ini adalah hari ujian seleksi masuk perguruan tinggi.Aku merasa
yakin akan semua kemampuan belajarku selama dibangku sma ini dan tak lupa juga pastinya
ibadah kepada Allah.

“Bismillah semoga perjuangan ku bisa terbayar dihari ini dan aku mendapatkan kabar
Bahagia har ini”. Doaku didalam hati kecilku.

Setelah selesai 2 jam pengerjaan akhirnya aku bisa menarik nafas lega dan Langkah
selanjutnya aku menyerahkannya kepada yang berkehendak atas jalan hidupku.Setelah
beberapa jam aku menunggu pengumuman seleksi akhirnya tiba juga.

Dengan perasaan yang campur aduk aku memberanikan diri untuk membuka
pengumuman hasil ujian tadi. Dan ternyata…. aku lulus seleksi perguruan tinggi,segera ku
hubungi pak firzan karena beliau lah yang membantu ku untuk mendapatkan semua ini.

“assalammualaikum pak Firzan saya mau menyampaikan berita gembira pak,bahwa saya
lulus seleksi perguruan tinggi pak.” Dengan nada yang begitu bersemangat dan hati yang
bergembira aku menyampaikan kabar ini kepadanya.
"waalaikumussalam eca.alhamdulillah akhirnya semua perjuanganmu tidak sia-sia eca.
Selamat yae ca atas seluruh kerja keras yang telah kamu lakukan sehingga bisa mencapai
impianmu ini.”

Dan pada hari itu aku sangat Bahagia sekali rasanya tidak bisa diucapkan bagaimana
bahagianya aku mendapatkan kata selamat dari teman-teman dan guru sekolah ku.Dari
pengalamanku memang benar apa yang yang menjadi takdir kita tidak akan melewatkan kita.

 ~Tamat~ 
Deskripsi Pengarang

Nama saya M.Ilham Al-zaid. Saya lahir di Lahat, 04 Juni 2008. Saat ini saya
berusia 14 tahun dan sedang menduduki bangku sekolah menengah pertama di
MTS Terpadu Labbaik Lahat. Selain sebagai siswa yang aktif dibidang
akademik saya juga aktif dibidang non-akademik yaitu aktif dalam bidang
olahraga dan keagamaan. Seperti pada perlombaan renang dalam rangka
Kejuaran daerah 2022 yang meraih Juara 4, mendapatkan juara 2 pada
perlombaan MHQ 2021 dan mengikuti lomba Porprov di Palembang tahun
2021.

Anda mungkin juga menyukai