***
"Clarra Olivia, cepet turun. Ayo makan bareng, semuanya udah nungguin kamu
loh" teriak mama memanggilku dari ruang makan di lantai bawah
"Bentar ma, 5 menit lagi Oliv turun" teriakku balik membalas ucapan mama dari
dalam kamarku
"Olippp, berangkat sekolah ayo ntar telat kita" teriak sesorang dari balik pintu
rumahku
"Ma pa, Oliv berangkat sekolah dulu ya" ucapku sembari bersalaman kepada
kedua orang tuaku
"Loh duluan? ga berangkat bareng abang kakakmu?" tanya mama meragukanku
"Ga ma, kayanya Cio udah jemput" jawabku sembari berlari ke arah pintu
Setelah sampai di ganggang pintu, ku buka pintu tersebut dengan sedikit tarikan
dan benar saja, sesosok pria menunggu di baliknya. Pria sempurna dengan
senyuman yang manis menyambutku dari luar rumah
Namanya Arcio Bryan Pramasta atau yang biasa dipanggil Cio. Ia adalah anggota
ekskul club musik sekaligus ketua band sekolahku. Cio juga tetanggaku sekaligus
sahabatku dari kecil. Lucu sekali ketika mengingat dulu kami sering berkelahi
untuk rebutan mainan, hingga aku sering menangis dibuat nya. Kini kami tumbuh
dewasa bersama, bahkan ketika masalah datang yang membuatku menangis, dia
yang selalu ada untuk merangkul dan memelukku.
"Buru pincess, astaga lama banget bisa telat kita" ucap Cio sembari menarik
tanganku dan melangkah ke arah motor yang di bawanya
Ketika kami sudah duduk di motor, dia menghidupkan motornya lalu membawa
ku mengendarai motornya menuju sekolah.
Sinar matahari yang terpancar tidak begitu menusuk kulit. dengan terpaan angin
sepoi-sepoi yang halus dan lembut, seakan membuatku ingin memejamkan mata
sebentar sembari menikmati susana saat ini. entah mengapa rasanya ingin
mengucap terima kasih kepada tuhan karena aku bisa menikmati suasana saat ini.
***
“Loh udah sampe, cepet banget” sadarku, lalu turun dari motor
Cio memarkirkan motor nya lalu melangkah kearahku, kemudian menarik tasku
agar kami berjalan berdampingan ke kelas
“Lip, udah kepikiran abis ini mau gimana?” tanyanya kearahku ketika kami
menyusuri koridor sekolah
“Lip lip lip, jelek banget nama aku. Jangan panggil gitu Bambang”
“Maksudnya abis lulus ntar mau kuliah apa gimana oliviaaa” jelasnya
"Kalo aku kayanya bakal masuk kuliah sih, jurusan seni musik" jawabnya
"Karna aku suka musik, buat memperdalam ilmu juga biar bisa bikin banyak lagu.
Aku pengen jadi musisi Liv"
Aku terpaku mendengarnya, tak ku sangka orang seperti Cio bisa memiliki
rencana masa depan yang jelas
“Loh bingung kenapa? kamu kan pinter, secara finansial juga kayanya bukan
masalah. Lagian orang tua kamu juga pengen anaknya kuliah kan?”
“Ooo itu, kemaren waktu aku nungguin kamu, mama kamu ngebahas perkuliahan
sama universitas gitu, mama kamu juga cerita tentang prestasi yang pernah diraih
abng kakak kamu” jelasnya
“Orang tua aku emang ngedukung banget anaknya buat kuliah, nuntut anaknya
pinter dan berprestasi dibidang akademik” lanjutku
Cio yang medengarnya sedikit menghela nafas, lalu ia tersenyum tipis ke arah ku
“Semua orang tua juga pengen anaknya sukses, tapi yang namanya kesuksesan ga
cuman bisa diraih dari kepintaran akademik sama prestasi kan?”
“Setiap orang punya kelebihan dan bakat masing-masing, kali aja ntar bakat kamu
sendiri yang bakal nuntun kamu buat ngeraih kesuksesan itu”
“Jangan terlalu terbebani dengan dorongan orang lain yang menuntut lebih dari
kamu, cukup yakini diri kamu sendiri, lakuin apa yang kamu suka, dan buktiin kalo
kamu bisa sukses dengan cara kamu sendiri” jelasnya panjang lebar
***
Tidak terasa kami sudah berada di depan pintu kelas, pembicaraan dengan topik
yang menarik memang membuatku lupa waktu, tanpa sadar waktu berjalan
dengan cepat dibuatnya
Setelah kami memasuki ruang kelas, banyak mata yang tertuju kepadaku, entah
itu tatapan suka atau benci yang mereka lontarkan kepadaku. Ketika hendak
mendudukkan diriku di bangku yang aku tempati, seseorang mendatangiku
"Hai livv, morning" ucap gadis cantik itu, lalu mendudukkan dirinya di kursi yang
ada di depan ku
Namanya Evanya Abeyline atau yang sering dipanggil Abey, nama yang lucu
menurutku. Ia merupakan sahabatku dari SMP. Anehnya jika dulu kami hanya
sebatas teman kelas biasa, entah mengapa sekarang bisa menjadi sahabatku.
Sejujurnya aku iri kepadanya, dalam segi akademik, Abey sangat pintar. Bahkan ia
bisa masuk juara umum sekolah dari angkatanku, di banding aku yang hanya bisa
masuk juara kelas 10 besar
"Makin cantik aja perasaan, tutor dong mba" lanjutnya dengan tawa renyah
Aku yang mendengarnya hanya membalas dengan sedikit tawa dan rasa malu.
Aku senang mendengarnya, tetapi di satu sisi juga aku takut jika ternyata itu
hanya sebuah kata sindiran untukku
Tak lama berselang, guru matematika datang dan mengajarkan materinya kepada
kami semua. Karena aku memahami materi yang disampaikan, aku lumayan
menyukai mata pelajaran ini, walaupun tidak bisa dikatakan ahli dalam bidang ini
Bel jam istirahat berbunyi, siswa siswi mulai berlari berhamburan keluar kelas. Ku
lihat Cio yang sedang berjalan menuju ke arahku dan mengajakku pergi ke kantin
bersama tetapi tanganku di tahan oleh seseorang, setelah aku melihat ke
belakang, ku temui abey sedang memegang tanganku untuk menahan tanganku
"Ga ga ga boleh"
"Oliv udah ada rencana mau pergi ke kantin bareng aku" lanjutnya sambil melotot
menatap Cio
"Eh Liv liat deh ini" tiba-tiba abey memanggilku sembari menunjuk smartphone
yang ia gunakan
"Apaan?"
Setelah aku melihat ke arah hp yang di tunjuknya, aku mendapatkan foto seorang
gadis cantik dengan badan yang sexy, kulit yang putih, dengan garis rahang yang
tegas, definisi gadis yang sempurna di mata ku
"Keyla?"
"Iri deh sama Keyla, udah cantik, fomus, kaya, anak kepala sekolah lagi"
"Eh Liv kenapa kamu ga jadi model aja?" Ucap Abey dengan excited
"Ya bisa lah kan cantik, kece juga" sambung Cio sembari menyantap bakso yang
dia beli
"Setujuu, ga sadar apa kamu cantik? huh. Udah gitu sexy lagi, ya ga Cio" tambah
Abey sembari menoleh ke arah Cio yang membuat nya terbatuk
"Ya emang ga sadar, lagian kalo di bandingin Keyla aku jauh dari kata sempurna,
biasa aja kan" Jawabku
"Jangan pesimis dulu elah belum juga di coba udah nyerah, lemah banget heran"
nyinyir Cio
"Banyak kok caranya, posting diri kamu sendiri, bikin konten yang kreatif gitu atau
ga ikut event kecantikan gitu"
"Tau noh, punya akun sosmed kaya akun mati, ga kreatif" sambung Cio
"Bodoo" sinisku
***
Karna penasaran kami pun ikut melihat apa yang mereka lihat, terlihat secarik
kertas dengan nama beberapa siswa yang tertera di sana, setelah ku lihat dengan
teliti, tertulis nama Abey. Karna ingin melihat dengan jelas, ku singkirkan orang-
orang di sekitar ku lalu melangkah maju hingga menuju di posisi paling depan. Ku
baca tulisan yang ada di sana dengan tulisan 'Daftar Nama Siswa/i Yang
Mendapatkan Beasiswa Prestasi'. Melihatnya membuatku kaget sekaligus senang
karena sahabatku sendiri bisa masuk list orang-orang pintar seangkatan.
Kemudian dengan excited aku mengecek nama satu persatu jikalau namaku juga
tertera di sana, namun hasilnya nihil. Membuat semangatku menurut, namun
Abey dan Cio merangkul ku dan berkata
Karna gabut, ku ambil smartphone ku. Ku tatap dengan ekspresi bosan karena
memang tidak ada yang menarik di sana. Tiba-tiba perkataan Abey tadi siang
terlintas di kepalaku, yang memberikan ide untukku mencobanya. Ku buka fitur
kemera dan mengambil swafoto lalu tanpa pikir panjang ku tekan post di salah
satu sosmed ku
Tanpa sadar aku tertidur sebentar, setelah terbangun aku mengecek jam di hp
yang menunjukkan pukul 01:00 dini hari. Terdapat banyak notifikasi dari
smartphoneku, setelah ku cek banyak yang menyukai foto yang beberapa jam lalu
ku ambil dan komentar teman-temanku"
"Cantik...." Kata itu yang rata-rata aku temui pada kolom komentar
Karena merasa acuh aku memejamkan mataku kembali untuk melanjutkan tidur
ku, Karna lelah aku tertidur dengan lelap hingga satu bunyi notifikasi dari
smartphoneku tidak terdengar
Ting
***
Matahari mulai bersinar terang, manandakan pagi hari telah tiba. Setelah melihat
jam, aku bergegas bersiap untuk ke sekolah, setelah berpamitan dengan orang
tuaku, aku berangkat ke sekolah bareng Cio seperti biasa
Setibanya dikelas aku mendudukkan diri di bangku ku, dengan ekspresi wajah
terbengong melihat pemandangan ke arah luar jendela, dengan telinga di tutup
oleh benda asing yang mengeluarkan suara merdu, yup aku menggunakan airpods
Brakkkkk
Suara dari dorongan pintu yang dibuka dengan keras membuyarkan lamunan ku
dan menghilangkan imajinasi yang sedang ku buat
"Eh sorry guys, kirain udah terlat tadi hehe" ucap seorang gadis cantik pelaku dari
keributan tadi
Guru masuk dan memberikan meteri seperti biasa, semua siswa memperhatikan
materi namun anehnya Keyla malah tertidur lelap di belakangku dan tidak ada
orang yang berani menegurnya atau membangunkan nya bahkan guru sekali pun.
Mungkin jadwal yang sibuk membuatnya kelalahan, bahkan ia juga sering tudak
masuk sekolah karna aktivitsnya
Setelah bel pergantian jam berbunyi, guru mengakhiri pertemuanya dan di saat
itu juga Keyla bangun. Tak selang waktu berapa lama, terdengar suara Ia
memanggil ku
"Oliviaa" ucapnya
"Iya kenapa?"
"Semalem aku liat postingan kamu, cantik banget looks like perfect" lanjut Keyla
Aku yang mendengarnya tersipu malu, di puji oleh bidadari seperti Keyla.
Kemudian kalimat selanjutnya yang dia katakan membuatku tertarik
"Mau kerjaan ga Liv?"
"Gantiin buat?"
"Model pemotretan buat iklan pakaian, soalnya aku ada urusan penting di Bali.
Mau batalin sih, tapi udah taken kontrak"
"Bantu yaaa please, ntar aku traktir deh aku bawain oleh-oleh juga" jelasnya
kepadaku
"Ga papa Liv, ga usah khawatir. you are perfect okay lagian bakalan dapat arahan
juga di sana. Lagian aku tau kamu pengen jadi model, jadi aku kasih kamu
kesempatan okay"
***
Hari minggu tiba, weekend yang biasanya aku habiskan dengan bersantai kali ini
tidak. aku akan melakukan pemotretan sesuai perjanjian dengan Keyla kemarin, di
temani oleh Cio agar bisa sedikit tenang, aku tidak memberitahu keluargaku akan
ini karna aku tau mereka pasti menentang. toh aku hanya akan mencobanya
***
Sudah hampir seminggu sejak hari pemotretan kemarin, hari-hari ku jalani seperti
biasa namun aku masih suka memantau foto ku yang di posting di akun brand
baju tersebut. Ku lihat like nya bertambah setiap hari, entah penjualan mereka
meningkat atau tidak karna aku
Ting
'Selamat siang Clarra Olivia, kami dari Cosmic menghubungi anda kembali di
karnakan penjualan yang meningkat ingin nemawarkan perkerjaan tetap sebagai
model dari brand kami'
Namun karna sekarang aku punya peluang besar untuk mewujudkan mimpiku,
aku ingin menyampaikan nya dengan serius kepada orang tua ku
Ketika malam hari ku dapati kedua orang tua ku sedang asik menonton tv di ruang
keluarga, dengan perasaan khawatir ku datangi mereka mecoba untuk
membicarakan masalah tadi
"Kerjaan? Kerjaan apa" tiba-tiba papa menyambung, suara dari papa membuatku
sedikiy takut
"Kemarin Oliv gantiin temen Oliv buat model di brand itu, maaf ga bilang soalnya
Oliv tau pasti ga bakal diijinin"
"Karna penjualan yang meningkat, Oliv di rekrut jadi model tetap buat brand itu"
tambahku
"Ga, papa ga ijinin. Mau kerja jadi model sekarang yang ada kamu ga fokus
sekolah, kamu udah kelas 3 Oliv bakal banyak ujiannya. Harusnya kamu mulai
fokus serius belajar buat ujian, biar ntar nilai kamu tinggi, memusaskan, bisa
masuk lulusan terbaik, masuk Universitas Negri Favorit. Kerjaannya lebih terjamin,
dari pada kamu jadi model ga jelas gitu. Ntar ga berhasil masuk Universitas juga
ngga, mau jadi apa kamu" tegas papa
"Bener tuh kata papa kamu, cari yang pasti-pasti aja, sekarang susah cari kerjaan,
yang berpendidikan aja susah apa lagi yang ngga. Kalo ga berhasil jadi model terus
terlanjur ga kuliah gimana? Susahkan kan. Liat tuh abang kakak mu, dari kecil
ngeraih prestasi menang banyak lomba olimpiade sampe tingkat kabupaten. Lah
kamu prestasi apa? Seenggaknya kalo ga bisa kaya mereka jalanin aja idup sesuai
keinginan kami, kami juga tau apa yang terbaik buat kamu" sambung mama
Keinginanku di tolak mentah-mentah, benar saja apa yang ada di fikiranku terjadi.
Mendengarnya membuatku beku, tidak tau harus berkata apa, kaki ku gemetar,
rasanya ingin menangis sekarang juga
Tanpa pamit aku berlari ke kamar kemudian langsung menutup pintu rapat-rapat.
Perasan ingin menangis yang aku tahan tidak dapat tertahan lagi, aku menyerah,
air mataku keluar dengan deras membasahi pipi.
Ting
Pesan dari Cio
'Olippp tadi aku bikin lagu, judulnya my treasure, pas di dengar enak juga
ternyata aku berbakat hehe'
'Sebagai sahabat terbaik, aku mau nunjukin kamu sebagai orang pertama yang
denger lagu pertama buatan aku'
'Dengerin ya cantik'
-----------------------------------------
Don't worry
cheer up
-------------------------------------
'thanks Cio'
Setelah agak mendingan, aku mengusap sisa air mataku di pipi, kemudian
memberanikan diri untuk menemui orang tua ku di bawah, untuk memberi
pembelaan
"Aku usahain sanggup Karna ini juga keinginan aku, please kasih kesempatan ya"
"Yaudah kalo kamu sanggup terserah kamu, tapi mau ga mau kamu harus kuliah"
jawab papa
Mendengarnya membuatku senang, aku diberi ijin buat ngelakuin hobi aku, aku
berlari ke kamar ku untuk ngasih kabar baik ke Cio juga
***
Setahun berlalu sejak hari itu, dengan kegigihan ku dan dorongan dari orang-
orang yang menyayangiku, aku bisa melewati semuanya walaupun sulit
Aku lulus SMA dengan nilai yang cukup memuaskan bahkan aku di terima di salah
satu Universitas Negeri Favorit. Aku tidak menghentikan pekerjaan model ku yang
sudah setahun terakhir ku tekuni. Bahkan sekarang banyak dari brand-brand lain
yang ini memakai jasaku, uang yang ku hasilkan cukup banyak untuk kesenangan
diri ku sendiri
Abey? Dia juga lulus di Universitas Negeri Favorit, bahkan dia masuk jurusan
kedokteran. Kalian tau? Dia lulus dengan nilai tertinggi di sekolah ku, wah
melihatnya membuatku bangga
Dan Cio, ia menjalankan keinginan nya dulu, masuk Kuliah jurusan seni musik,
kami satu kampus hanya berbeda jurusan. Dia juga mulai membuat lagu-lagu
ketika gabut bahkan kadang lagunya di perdengarkan nya kepadaku. Lagu 'My
Treasure' di upload dan banyak yang menyukainya bahkan lagu tersebut di beli
oleh salah seorang aktris terkenal yang membuat Cio, orang yang berada di
belakang lagu itu naik daun