Malam ini hujan menjatuhkan diri ke bumi dengan sangat deras disertai
dengan gemuruh petir yang begitu dahsyat. Suasana seperti ini
membuat aku teringat akan kejadian itu.
flashback
Tangisan seorang anak yang begitu menyedihkan terdengar sangat
keras saat ini. Melihat sang Ibu yang sudah terbaring tak bernyawa
diatas tempat tidur.
Sang Ibu meninggal karena mengalami sakit yang begitu parah. Penyakit
yang Ibunya rasakan selama 5 tahun itu telah merenggut nyawa sang
Ibu dan membuat sang anak menjadi sangat sedih.
Flashback end
Hatiku sakit sekali setiap mengingat kejadian itu. Laki-laki itu sangat
jahat padaku dan Ibuku.
Setelah itu, aku pun tertidur dengan sisa air mata yang masih mengalir.
CHAPTER 1
aku terbangun setelah mendengar teriakan dari luar,aku memejamkan
mataku mencoba menerima semua yang terjadi dihidupku ini.Seringkali
aku mencoba untuk menerima semuanya dengan lapang dada.
anak anak yang berada di panti asuhan ini diperlakukan dengan tidak
baik.Mereka hanya berlindung dibalik nama panti asuhan yang
sebenarnya adalah tempat untuk mengeksploitasi anak anak.
“Aku mengambil cuti kerja,karena harus fokus pada ujian akhirku minggu
ini.Bersabarlah sedikit,tidak lama lagi aku akan keluar juga dari tempat
ini.” ucap aku
Aku menatapnya dengan datar dan pergi begitu saja.Bukan apa apa,tapi
aku sudah cukup muak mendengar sebutan ayah yang keluar dari mulut
Dania.
CHAPTER 2
Sesampainya aku disekolah,aku tersenyum miris melihat sekawanan
teman yang saling bercanda gurau dengan senangnya.Aku sangat ingin
menjadi salah satu dari mereka yang bisa tertawa selepas itu seperti
tidak ada beban sama sekali.
“Aku sudah beberapa kali mencobanya Kal,tapi hasilnya nihil tidak ada
satupun yang lolos.Dan kalaupun diterima penanggungan 100% pun
rasanya mustahil.”
“Kamu coba lagi di kesempatan ini,siapa tahu ini memang jalanmu pasti
diterima.Percaya padaku,usahamu selama ini pasti tidak akan sia sia.”
CHAPTER 3
Setelah semuanya selesai aku langsung kembali ke kelas karena jam
istirahat telah berakhir.Tak lama kemudian ada seseorang yang
menghampiri mejaku,ia menyampaikan suatu pesan bahwa aku
dipanggil oleh guru konseling dan kesiswaan
“Karena kamu sudah tahu maka kita langsung saja,kapan kamu akan
membayar biaya sekolahmu nak?sudah 1 semester kamu menunggak”
sambung guru konseling itu
Pagi ini,
Aku terbangun dan melihat Kala yang tertidur di sampingku.Kala
mengetahui hukuman yang sekolah berikan padaku,jadinya aku dipaksa
untuk menginap di rumahnya.Kala juga membantuku untuk mencari
beberapa pekerjaan harian tambahan,aku memutuskan untuk
mengambil 3 pekerjaan dalam sehari karena ingin cepat mengumpulkan
biayanya agar bisa bersekolah kembali.
Aku dengan cepat beranjak dari tempat tidur dan bersiap siap untuk
bekerja,pagi ini aku bekerja di bengkel.Ketertarikanku pada otomotif
membuatku diterima pekerjaan itu dengan mudah,lain halnya dengan 2
pekerjaan lainnya yaitu sebagai pengajar les dan pelayan cafe.
“Kerja tan,aku pamit ya” jawab aku sambil mencium tangan kedua orang
tua Kala
Tak lama kemudian,aku keluar rumah dan menuju halte bus yang ada di
dekat rumah Kala.
“Semoga hari ini lancar dan menghasilkan hal baik” ucapku dalam hati.
CHAPTER 5
2 minggu kemudian
Aku mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruangan konseling sekolah
dengan perasaan gugup.
“Permisi Bu.” ucap aku pada guru konseling yang sedang berada
dimejanya
“Saya mau membayar biaya sekolah bu,sesuai dengan waktu yang telah
diberikan oleh Kepala Sekolah.” jawab aku sambil memberikan amplop
yang berisikan uang 1 semester ku
“Huss jangan bicara seperti itu,kamu adalah bagian dari keluarga kami.”
CHAPTER 6
Beasiswa yang aku dapatkan itu membebaskanku untuk memilih ptn
mana yang harus kupilih dengan biaya ditanggung 100% oleh lembaga
beasiswa tersebut.
Setelah 2 minggu lebih aku tidak kembali ke panti asuhan,hari ini aku
pulang untuk mengemasi barangku yang akan aku bawa pergi nanti.
“Iya om,terimakasih banyak dan maaf selama ini saya sudah banyak
merepotkan kalian.Saya berjanji akan kembali dengan hasil yang
memuaskan.” ucap aku sambil mencium punggung tangan om Cakra
Tante Alena pun menyusul dengan membawa satu tas kecil yang penuh
dengan obat obatan.
CHAPTER 7
“HEI DAKSA” teriaknya kepadaku
“AHAHAHA AKU PAMIT YA” teriakku kepadanya karena kondisi kita saat
ini berseberangan jalan
“Lebay,kayak sama siapa aja.Dah ah,masuk sana hati hati ya.” ucapnya
sambil melambaikan tangan kepadaku