Aku seorang gadis SMA yang baru saja pindah dari Yogyakarta. Jika
kau bertanya mengapa aku pindah dari Yogyakarta kota yang disebut kota
istimewa jawabannya simple saja karena perpindahan pekerjaan orang
tua ku. Namaku Shera Ayu Nashwara, kerap dipanggil shera oleh teman-
temanku. Aku dua bersaudara dengan adikku yang masih berada di kelas
2 SD. Aku pindah ke Bandung mengikuti orang tuaku, dan aku
ditempatkan oleh ayahku di sekolah SMAN Citra Bangsa.
Hari ini adalah hari pertama ku berada di SMA tersebut tetapi sialnya
aku bangun kesiangan dan rupanya alarmku tidak terdengar, aku
bergegas untuk mandi dan siap-siap untuk sekolah dengan terburu-buru.
”Kak, mama kira kamu udah berangkat” sahut mamaku saat melihat aku di
tangga dan turun dengan terburu-buru.”Iya, ma alarm Kakak ga bunyi” aku
langsung berlari ke teras rumah untuk memakai sepatuku
“Oiya mah, Kakak pamit ya ojek online nya udah didepan” ucapku sambil
memakai sepatu di teras rumah. “Kak, ini mama udah bawain bekal nih
buat di sekolah takutnya ga sempet sarapan” ucap mama sambil memberi
ku kotak makan. “Makasih ya mah, kakak berangkat dulu
Assalamulaikum!” pamitku sambil berlari ke ojek online yang sudah
menungguku.
Pagi itu aku menyusuri jalanan Bandung yang terlihat sangat damai
dan tenang. Dan aku pun sampai ke SMAN Citra Bangsa di tempat aku
akan membuka lembaran baru dengan teman baru, guru baru dan
lingkungan baru. Aku langsung diarahkan untuk mengikuti upacara oleh
guru yang menjaga padahal belum satupun kata yang keluar dari mulutku.
Aku masuk kebarisan upacara namun ketika aku ingin bertanya
mengenai kelasku guru itu telah menghilang dari pandanganku.
Rencanaku aku akan bertanya setelah upacara bendera telah selesai.
Setelah upacara selesai aku langsung mencari salah satu guru yang ada
di lapangan namun, Brukk… aku terdorong oleh seseorang yang sedang
berjalan. Betapa beruntung nya, aku tidak jatuh namun aku merasakan
ada tangan seseorang yang menahanku agar tidak jatuh. Aku menghadap
kebelakang dan langsung menaikkan sedikit kepalaku agar aku bisa
melihat siapa orang yang menahanku.
“OH! kamu toh murid pindahan itu kamu abis ikut upacara ya, ayo
ikut ibu ke kelasmu” ajak guru tersebut dan aku langsung mengikuti
berjalan dibelakangnya. “Kenalin nama ibu, ibu Mona saya salah satu
guru Bahasa Indonesia disini sekaligus wali kelas kamu kebetulan ibu
masuk di kelas kamu jam pertama ini” jelas bu Mona.
Aku terduduk di salah satu kursi yang cukup dekat dengan stand mie
ayam. Lalu hingga akhirnya Kinan sudah kembali dari stand mie ayam.
“Kinan! lo sama siapa nih kok ga kenalin ke kita sih” dua gadis yang
enntah datang darimana berbicara pada Kinan. “Iya tadinya gue baru mau
kenalin ke lo berdua” balas Kinan. “Oh ya ra, kenalin ini Lula dan yang ini
Nahla” ucap Kinan menunjuk dua Perempuan itu bergantian. “Gue Shera”
aku memperkenalkan diri ku.
“Gue sama Lula duduk disini ya gue udh mesen bakso kok tadi sama
Lula” sambil duduk di depan aku dan Kinan dan aku tidak merasa
masalah dengan itu dihitung-hitung mempunyai teman baru disini. “Oh ya,
lu nyadar ga si kalo ka biru dari tadi ngeliatin kesini” ucap Lula yang
menyadari tatapan dari seseorang.
Aku menoleh ke arah yang sama dengan Lula, lalu ku lihat mata
yang sama dengan mata yang ku lihat di lapangan tadi, mata yang sama
indahnya, mata yang lagi lagi memandang ke arah ku yang anehnya bisa
membuat ku tenang. “IH IYA, sumpah ya ka biru tuh ganteng banget tau
ga!” ucap Nahla menyadariku dari pikiranku. “Udah punya daffa juga lo,
masi aja ngeliat ke cowo lain” sahut Kinan yang aku yakini daffa adalah
pacar dari Nahla.
Setelah kak Biru pergi entah mengapa melihat nya berjalan dari
belakang aku merasa kagum? Laki-laki ini yang entah kenapa memenuhi
pikiranku. “RA! Lo kenapa sih” sahut Kinan menyadariku dari lamunanku.
“Hah? gue gapapa kok” balasku. “Ngeliatin kak biru aja daritadi jangan-
jangan lo suka ya sama kak biru” Kinan menebak “ih ngga kok, gue gak
suka sama kak biru” jelasku, wajah Kinan terlihat bingung “ya maksutnya,
gue biasa aja gitu gaada perasaan apa apa” jelasku agar Kinan tak salah
paham.
“Eh iya kak lagi belajar aja nih buat persiapan UAS” jawabku. “Gue
join gapapa kan” Tanya kak biru, “gapapa kak duduk aja” yang
membuatnya dia terduduk di depanku, sebenarnya aku tidak keberatan
tetapi duduk berhadapan dengannya membuatku sedikit gugup.
Hari UAS telah tiba dan betapa kagetnya ternyata aku duduk di
samping kak biru, ternyata tempat duduk UAS adalah gabungan dari kelas
12 dan kelas 11, Tak terasa aku dan kak biru mengikuti UAS sampai
selesai. Kepribadiannya yang humble membuat siapa saja di dekatnya
merasa tenang.
Tiba saat pergantian ketua dan wakil ketua baru paskibra kak Biru
yang akan digantikan oleh kinan menjadi ketua paskibra yang baru karena
kelas 12 akan lulus, dan saat itu juga terakhir kalinya aku dapat
memandang mata yang teduh itu, aku berpikir bagaimana bisa seseorang
mempunyai pesona yang sangat sempurna, mata yang indah dan teduh,
kepribadian yang sangat menarik dan sifat baiknya yang membuat siapa
saja nyaman berada di dekatnya. Dia, Shabiru Ardian Mahendra.