Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

Pagi itu hujan turun dengan begitu deras aku yang baru saja bangun. Aku
melangkah kekamar mandi dan bersiap menuju sekolah. Namaku alex aku
seorang pelajar biasa yang sangat memebenci olahraga dan sangat menyukai
music. Aku seorang pelajar di sebuah sekolah kusus untuk orang dengan bakat
menjadi musisi muda.

Aku memang ingin menjadi seorang musisi tapi itu tidaklah mudah. Karena
ketika aku memutuskan untuk sekolah di sekola music orang tuaku yang langsung
menentangku. Aku pun bersekolah disini sambil menjadi pekerja disebuah kafe.
Aku berkosultasi dengan mentorku dan akirnya aku bisa menjadi seperti sekrang
tentu saja di sekolah ini para musisi memiliki mentor yang akan mengurus kegitan
kami.

Setelah bersiap aku yang tinggal di asrama langsung melangkahkan kaki


meninggalkan asrama menju kelas. Aku juga menyapa teman-teman yang
memiliki kelas hari ini. Aku lansung masuk dan ternyata tuan Fredrik telah
menunggu. Selain itu yang lain juga mulai msauk dan tuan Fredrik langsung
memulai kelas.

Kelas berlangsung dengan begitu cepat dan tidak ada yang terjadi di dalam
kelas. Setelah kelas selesai akupun langsumg melankah keluar dan menuju kafe
tempat ku bekerja. Aku langsung keluar dari komplek sekolah dan menunggu
angkot leawat karena biasaya aku pergi dengan angkot. Tak lama menuggu
angkot lewat aku langsung masuk menuju kafe. ketika di angkot suasanya tidak
ramai “mau kekafe lagi” Tanya supir angkot. Dia bisa tahu kerena aku adalah
penumpang tetap “ya pak”. Aku langsung menjawap sepontan dan sibuk dengan
hendpone ku kerena aku sedang mengerjakan tugas.

Beginilah kegitan yang kujalani sehari-hari. Aku tak memilik banyak pilhan
kerena orang tuaku tidak memberikan biaya sepeserpun. Kafe sudah terlihat aku

1
bersiap untuk turun ketika angkot itu berhenti akau lansung turun dan
memeberikan ongkos. Aku masuk dan di sana sudah riyan putra dari pemilik kafe
ini.

Aku lansung keruang ganti dan bersiap untuk bertugas .kafe ini adalah
sebuah kefe yang buka 24jam jadi kami memiliki beberapa shif kerja. Karena aku
seorang pelajar akau mendapat shif 2 yang akan mulai bekerja dari jam 3 sore
sampai jam 10 malam. Setelah menganti pakaian aku lansung masuk karena
sudah banyak pelanggan yang sudah menunggu. Aku juga seorang barista jadi
aku harus bekerja cepat agar tidak mendapat keluhan dari para pelanggan.

“hai aku pesan seperti biasa ya”. Aku menoleh dan ternyata itu adalah
sahabat karib ya itu lucy. Dia adalah orang yang selalu mendukungku bahkan
ketika aku di usir dari rumah dia telaha banyak menolongku “baiklah”. Jawabku
langsung aku segera meyiapakan menu yang biasa ia pesan yaitu sebuah kopi
latte.

Aku segera menyiapkan pesanan dan meminta rekanku untuk


mengantarkanya ke meja tempat lucy duduk. Aku terus melayani pelanggan
kerena sekarang sedang jam sibuk jadi aku sedikit kewalahan namun aku hars
tetap berusaha agar aku tidak mendapat keluhan kerena kalo aku mendapat
keluhan aku akan di marahi oleh bos.

Hingga tak tersa hari sudah menunjukkan pukul 21:30. Setelah itu aku
membantu membersihkan mebersihkan kafe yang kotor dan jam kerja ku hampir
habis. Lima belas menit kemudian aku telah selesai membersihkan kafe aku duduk
dan membuka sosial mediaku. Aku melihat mencobamelihat kabar yang ada hari
ini tapi tidak ada yang terjadi atau lebih tepat tidak ada yang menarik hari ini.

Aku terdiam dan melihat jadwal pelajaraku untuk memastikan tidak ada
tugas untuk hari esok dan memang tidak ada tugas untuk besok. Aku megeluarkan
sebuah biloa dan mulai memainkan sebuah lagu. Malam itu menjelang jam
kerjaku yang akan habis kuhiasi dengan bermaian biola. Ketika jam kerja habis

2
aku langsung pergi karena jam segini tidak ada angkot atau kendraan umum
bisanya aku akan menggunakan jasa ojek online atau bersama dengan riyan yang
kebutalan rumahnya melewati sekolahku.

Kebetulan riyan juga lansung menuju rumah aku pun lansung meminta
untuk nebeng. Ketika di jalan “lex yang cewek yang mesan kopi latte tu siapa
lex”.aku menjelasakan semua tentang lucy kepada alex. “yan lo suka ya sama
dia”. Riyan menjawab tidak. Aku kembali mencoba menacingnya bercanda.
Riyan menjelasakan kalau ia hanya penasaran dengan hubungan ku degan lucy
yang terlihat sangat dekat.

Tak lama aku akhirnya sampai di asrama aku segera turun “yan lo serius
gak mau sama lucy,rugi loh”. Aku mencoba menggoda alex lagi riya langsumh
menjawab tidak. Riyan langsung meninggalakanku aku langsung berjalan menuju
asrama. Setelah sampai aku pun lansung masuk kekamar dan membersikan diri
setelah itu aku belajar sedikit. Tanpa aku sadari aku saudah tertidur di mejaku
dengan buku yang masih ku buka. Keeseokannnya sebuah suara membuatku
terbangun dan ternyata itu adalah alaram .

Aku melihat alaram yang menunnjukkan pikul lima pagi. Aku langsung
bersiap mulai dari meyiapakan pakaian sarapan dan bayak hal lainnya. Setelah
selesai aku melihat jam yang menunjukkan pukul setenngah tujuh. Aku lansung
langsung kelauar dari asrama dan berjalan menuju kelas. Aku mersa hari ini
akan berjalan baik , aku yang sedang berjalan sambil meyapa beberapa teman
langsung terjatuh kerena aku di tabrak. Oleh seorang gadis yang sedang tergesa
dia meminta maaf dan langsung pergi.

Tanpa sempat mengatakan apapun dia langsung pergi meninggalkanku.


Aku langsung berdiri dan melihat sebuah sapu tangan. Aku langsung mengambil
dan memebawa munggkin aku akan bertemu lagi karena itu aku mengambil sapau
tangan itu. Aku segera memasuki kelas dan tak lama kemudian tuan fredrik masuk
di awal pelajaran tuan fredrik mengatakan kalo ada seorang murid pindahan
baru.

3
Aku tida terlalu memeperdulikan tapi ketika akau melihat siapa yang masuk
ternyata adalah perempuan yang menabrakku. “pekenaakan namaku sasa aku
murid pidahan dari cabang sekolah ini juga”. Setelah selesai tuan fredrik
menyuruhnya duduk “sasa kau menjatuhkan ini” kataku sembari menyerahkan
sapu tangan yang dia jatuhakan tadi. “terimkasaih e… maaf nama lo siapa ya”.
Aku menjawb “namaku alex” stelah selasai ,pelajaran kembali dimulai lagi.

Selama pelajaran aku mendengar dengan seksama kerena aku hanya


memiliki sedikit wakatu untuk mengulang pelajaran. Ya tidak ada yang terjadi
secara khusus selama pelajaran. Ketika jam berakhir aku yang akan bersiap
untuk ke kafe langsung dicegat oleh sasa “lex ada waktu gak nan ti soere”. Aku
mencoba memepekirakan ada kepentingngan apa sasa denganku. “mungkin sore
ini gak ada emang kenapa?”. Sara mengangguk sedikit “gak gua cuman mau lo
temanin gua keliling sekolah kerena gua masih baru di sekolah in”.

“ohh kenapa gak ajak yang lain aja kan masih banyak yang lain aja.ehh
maaf ya gua harus kejar jadwal jadi gua cabut dulu”. Tanpa menunggu jawaban
dari sasa aku langsung meninggalakan kerean sebentara lagi angkot akan segera
tiba. Aku berlarai sekuat tenaga untuk tidak terlambat hingga aku tiba tepat
waktu dengan angkot yang baru saja berhenti.

Tanpa sempat menghela nafas aku langsung naik menuju kafe karena aku
sangat igin memenuhi tanggung jawabku sebagai seorangg barista. Ya aku dapat
datang tanpa terlambat. Di sana sudah ada riyan yang bersiap aku segera
memasang pakaian sebagai seorang barista.ketika selesai aku mulai
mepersiapakan semua alat dan juga bahan kopi karena sebentar lagi akan
memasuki jam sibuk .

Stelah selesai memeprsiapkan semua,pelanggan mulai berdatanga. Aku


mulai meracik semua bahan menjadi sebuah kopi. Ketika sedang maracik kopi
lucy datang dengan memesan kopi lateseperti biasa. Aku segera membuatakan
pesanan nya setelah selesai aku melihat kalo lucy duduk di tempat yang sama
dengan pesanan yang sama.

4
Aku baru menyadarinya baru-baru ini tapi aku tidak terlalu memikirkan
tentang itu. Tak lama aku masih sibuk dengan para pelanggan ketika itu juga
orang yang tak aku duga datang yaitu sasa “ee... lex lo kerja sini”. Karena sibuk
aku langsung manjawab “ia ... btw lo pesan apa”. “gua pesan capucino aja sama
stroberi cake”. Aku langsung membuatkan pesanan sasa dan meminta temanku
untuk memberikan pesanan sasa.

Aku terus sibuk melanyani pelanggan hingga jam kerjaku berahir lucy telah
pergi dari tadi. Sementara sasa masih berda d keffe tadi kerena aku memiliki
waktu luang aku mengeluarkan sebuah biola dan sedikit berlatih. Aku mulai
menggesekan biola itu dan sebuah melodi mulai terdengar. Alasan aku menyukai
musik kerena aku memiliki sebuah penyakit yaitu dimana aku bisa melihat warna
dari sebuah lagu kalo tidak salah sih namanya sinestesia.

Mungkin bagi sebagian orang ini adalah penyakit tapi bagiku mungkin ini
adalah sebuah berkah kerena aku bisa melihat semua warna lagu. Yang
mengetahui ini hanyalah aku keluargaku dan lucy kerena di adalah terbaikku
selama ini. Aku terus bermain dengan sasa yang sibuk mendengrkanku yang asik
bermain biola.ketika selesai aku membereskan semua dan bersiap pulang sekatika
itu juga sasa mencegatk. “lex bisa minta waktu lo bentar”. Aku mengerutkan
sedikit mencoba mencerna tetang apa yang di katakan oleh sasa. “boleh emang
ada apa ya”. “begini kemampuan musik ku masih kurang lo mau gak ajarin
gua”. Aku tertawa kecil boleh cari aja waktunya btw aku Cuma ada waktu di
akhri minggu karena setelah sekolah aku langsung kesini untuk bekerja.

Sasa langsung mengiyakan dan aku pergi meninggalkan sasa sepertinya dia
sedang memiliki bayak masalah kerena sepanjang di kaffe dai terlihat begitu
murung. Aku langsug melihat riyan yang akan keluar dan langsung mintak
tebengan. “lex yang bicara sama lo pas mau kelaur tadi siapa ya kayaknya di
punya banyak masalah”. Aku menjawab kalo sasa adalah siswa pindahan baru
yang baru masuk sekolah dan dia meminta untuk dilatih.

5
Keesokannya tidak ada hal yang terjadi dan tiba di hari minggu aku
mendapatakan pesan dari sasa yang berisi lokasinya. Aku lengsung berisap untuk
pergi mulai mandi makan dan lain-lainnya. Setelah semua selesai aku mulai
berjalan kerena tidak terlalu jauh dari asramaku sekarang.

Setelah keluar dari gerbang sekolah aku berbelok sedikit kekanan di sana
aku melewati beberapa pedangan yang masih bersemangat berjualan. Aku sempat
menyapa beberapa pedangan yang di balas mereakan dengan jawaban yang
ramah dan bersahabat. Aku juga menyempatkan memebli beberapa sarapan
kerena aku belum sarapan dari tadi pagi dan sekrang sudah jam 10 pagi.

Jadi aku memutuskan untuk membeli sesuatu untuk mengisi perutku


sebelum datang kerumah sasa. Akhirnya aku sampai aku memencet bel rumha
dan tak lama sasa keluar dari rumahya. Sasa mempersilakan ku masuk dan aku
masuk sambil mengikuti sasa yang katanya kami akan belajar di ruang musik
milik keluarga. Setelah sampai ternyata di sana cukup lengkap untuk ruang musik
bisa.

Aku menyaykan kenapa rumahnya memiliki ruang musik sasa menjawab


kalo dia dan keluarganya sangat menyukai musik. Aku hanya mengngaguk
mengiyakan tetang apa yang dikatan oleh sasa. “jadi lo bisa main apa sasa”.
“gua bisa main gitar”. “ohh begitu terus kenapa kau memintaku untuk
mengajariku bukakankah orang tua mu bisa juga mengajarimu.

Seketika suasan hening “orang tua gua udah meninggal”. Aku terkejut
dengan apa yang dikatakan oleh sasa “gua minta maaf ya sa kalo gua nyingung
masalah kayak itu”. Air mata sedikit keluar dari mata sasa dan berkata tidak
apa-ap. “ehh kalo gitu coba lo main aja dulu kalo kurang nanti gua koreksi”.
Sasa mulai memainkan sebuah lagu yang kurang ku tahu tapi aku bisa melihat
kalo itu adalah lagu yang sangat menyedihkan. Tanpa ku sdara air mata ku
sedikit keluar kerena kesedihan yang kurasakan namun ketika di pertengahan
lagu sasa tiba berhenti dan jatuh terkunglai pingsan.

6
Aku yang terkejut dan langsung mencoba menydarkan sasa tapi dia tidak
kunjung bangun seketika itu juga aku mengangkat tubuhnya dan membawanya ke
sofa setelah meletakkan aku mencoba mengambil air san menyiprtakan sedikit air
untuk memebangunkan sasa. Tak lama kemudian akhirnya sasa mulai bangun aku
langsung memangil namamya untuk memastikan apakah dia sudah sedar.

“apa gua pingsan lagi”. Aku terkejut dengan apa yang di maksud oleh sasa
“emangnya ini sering terjadi?”. “setiap gua mainin lagu di pertengahan lagu gua
pasti pingsan”. Aku menganguk memhamim dengan apa yang di katakan oleh
sasa. “jadi kerena iu lo mintak tolong gua”. Sasa mengangk “baiklah tpi kita
break dulu ya”. Sasa hanya diam mungkin di kurang setuju tapi aku memeutuskan
demekian. “lo ada motor gak sa”. Sasa yang masih tertengun langsung menatap
dan menjawab ia. “ikut gua yok ada yang mau gua tunjukkin”. Sasa hanya
pasrah dengan apa yang ku katakan.

Setelah sedikit bersiap aku dan sasa pergi dengan motor sasa sambil
membonceng sasa yang masih tampak terpukul. Aku menarik gas motor dan
langsung menuju tempat yang aku tuju di jalan sasa hanya diam. Ketika aku
mengajak dia berbicara dia dia hanya diam atau menjawab seperlunya. Aku
memilih untuk diam dan fokus memebawa kedaraan.

Aku juga memebelikan beberapa makanan dan minuman setelah itu aku
kembali berkendara. Tak lama kami akhirnya sampa di sana adalah sebuah
jembtan yang sepi. Sasa yang turun dari motor nampak kebingungan kenapa aku
membawanya ke tempat seperti ini. “lo ngapain bawa gua kesini” tanya sasa
yang masih kebingunga dengan apa yang ku lakukan. “udah gak usah mikir itu
sekrang gua mau lo teriak sekeras kerasnya”, “apa yang lo maksud sih”, “udah
teriak aja”. Sasa mulai berterika teriakan pertama aku mersa kurang aku
menyuruh lagi hingga yang ketika kalianya sasa berteriak dengan begitu keras.

Aku bertanya bagaiman persaan lo sekarang dana sasa menjwab kalo


perasaan kalo lebih ringan. “kalo lagi banyak masakah lo fatang aja kesini dan
teriak sesuka lo gak akan ada yang marah atau aneh-aneh sama lo”. Sasa hanya

7
mennganguk. Namun dari yang kulihata dia telah sedikt kehilangan beban.
Setelah itu aku mnegajak sasa pergi ke sebuah warung bakso kesukaan ku. Aku
menyuruhnya dudk sementara aku memesankan bakso untuknya.

Tak lama pesanan kami datang aku mempersilakan sasa untuk meyantap.
Ketika makan aku menyelangi denga cadaan. Dia tertawa meski terlihat
dipaksaakan. Setelah selesai aku membawanya untuk makan makanan manis di
sebuah kefe kucing yang cukup terkenal. Disana sasa berinteraksi dengan kucing
dan dia sudah bisa tersnyum aku yang melihat itu mersa senang.

Setelah selesaii kami pulang selama di jalan sasa terus mengajak untuk
mengibrol. Aku terus melayani tentang apa yang ingin dia bicarakan tanpa terasa
kalu kami sudah sampai di rumah. Ketika sampai di rumah aku memastikan sasa
apakah dia sudah baiakan. Setelah menjawab kalo dia baik-baik saja aku
langsung berpamitan.

“lex ee.. maksaih ya untuk hari ini”, “santai aja kali kalo ada masalah
lagi panggil aja gua kalo bisa gau tolongin”. Aku pergi mennggalakan sasa tak
terasa jam sudah menunjukkan pukul tiga sore. Aku yang baru sampai di asrama
langsung masuk dan merebahakan diri si kasur kerena terlalu capek. Tanpa
kusadari aku sudah tertidur.

Jam lima sore aku terbangun aku yang masih baru bangun mulai berusaha
umtuk mengumpulkan tenaga. Akhirnya aku bisa bangun setelah bangung aku
mulai melangkah masuk kekamar mandi untuk membersihkan badan yang tadi
tidak sempat ku bersihkan. Setelah selesaia aku mulai memasak meski di arama
kami para murid di hatukan untuk masak sendiri.

Setelah selesai aku kembali membuka buku untuk kembali belajar karena
ujian tengah semester yang sudah dekat. Tetu saja hanya itu saja aku juga
bersiap untuk festival yang akan di adakan setiap setelah ujian semester, bagiku
ini bukan festival bisa kerena ini menjadi ajang bagiku untik mengejar biaya
siswa untuk universitas musik mungkin ada juga yang berpikir sepertiku.

8
Tapi aku tidak akan meyerah begitu saja kerean aku mememiliki impian
untuk menjelajahi semua dunia dengan musikku. Aku sangat menantikan itu
kerean menurutku itu bisa membuat orang tuaku untuk mengerti kalo musik
bukannlah hal yang remeh. Setelah mengulang pelajaran dan meyelesaikan
semua tugas aku memutuskan untuk kembali melatih kemampuan bermain biola
milikku.

Ketiia bermain aku selalu berusaha untuk bermain sepenuh hati tapi aku
masih belum bisa memasukan perasaan ku kepada laguku agar makna laguku
bisa menyentuh hati orang yang mendengarannya. Namun samapai sekarang
akau masih belum bisa melakukannya. Tak ada yang tahu tenteng apa tujuanku
masuk ke sekolah musik ini yang mengetahui hanyalah lucy seorang karean ketika
aku di usir dia membatuku dalam berbegai hal. Hingga sekarang hanya dia yang
bisa ku percaya secara sepenuhnya.

Setelah bermaian aku makan malam dan kembali berlatih bermain musik
dan aku kembali tidur setelah merasa latihanku cukup. Pagipun datang aku yang
terbagun oleh alaram dan kembali bersiap untuk hari ini seperti biasa bersiap
dan mempersiapakan semua nya setelah selesai aku kembali melangkah menuju
sekolah ketik sedang di jalan akau bertemu dengan sasa yang sedang menuju
kelas aku mengajak sasa untuk pergi bersama. “jadi giman rasanya”, “lumyan
lah aku mersa agak baiakan setelah kau membantuku kemarin”, “btw lo kerja di
kafe lagi hari ini”, “ya begitulah samapi hari sabtu gua sibuk banget”.

Sasa mengeguk sedikt yang menandakan dia mnegerti kalo aku memiliki
banyak kegiatan. Aku juga menambahkan kalo hanya hari minggu waktu luang
bagiku. Sepajang perjanana kekelas kami mengibrol dan sesekali bercanda.
Meski begitu sasa masih memeiliki beban yaang ia simpan jadi tapi mau gimana
lagi gua cuman punya waktu di hari minggu. Jadi gua gak bisa keluar terlalu
sering.

Kami sampai di kelas bertepatan dengan tuan fredrik kami langsung


masauk dan pelajaranpun dimulai. Setelah selesai aku seperti biasa aku langsung

9
bergegas menuju pemberhetian amgkot. Semua berjalan sepeerti biasa sepeerti
biasa namun itu tak terlalu benar ketika sampai kaffe hujan turun dengan begitu
deras. Hanya sedikit orang yang datang yaitu orang yang sudah memiliki janji.

Aku yang baru siap melayani pelangan kerean senggan aku kembali
mengeluarakan biola dan memainkan sebuah lagu. Aku memainkan lagu semua
yang ada di sana terkesima hingga pintu di buka aku berhenti dan semua yang
mendengarkan merasa kecewa karena hiburan mereka di kala hujan hilang begitu
saja.

Dan yang datang ternyta adalah lucy dan juga sasa aku segera mebuatkan
pesanan mereka. “hei nona sekali cepatlah pesan kami ingin kembali
mendengarkan dia kembali bermain”. Lucy dan sasa nampak kikuk seketika itu
juga aku datang membawakan pesana mereka. Ketika pesana nya telah selesai
aku meminta rekan untuk mengantarkannya.

“hei nak ayo maikan lagi selagi hujan jarang sekali aku meliaht ini”. Aku
hanya menganguk dan mulai kembali memegamg biola dan kembali bermain lagi.
Ketika bermian lagi mereaka meras di sebuah air terjun alam yang indah dan
tenang. Aku yag mendengar itu terkejut dan meleset sedikit tapi tidak ada yang
meyadarinya. Aku sempat terpikir apakah aku berhasil melakukannya tapi ketika
aku melihat ternyata tidak.

Setelah selesai hujan berhenti dan para pelanggan lain mulai berdatangan
susana kefe menjadi heboh kerena pelanggan yang tidak sempat untuk melihat
pertunujukan barusan. Semua yang mendengar itu ada yang tidak percaya dan
ada juga yang hany mengira kalu pelanggan yang sudah lama datang mengaur
saja.

Ketika ditanya aku hanya mengakakat bahu tanpa ada jawaban yang pasti.
Aku tak suka di tanya soal bakat yang aku miliki.

10
Bab2

Dihari baru aku masih melakukan semua kegitanku yang biasa kulakukan.
Bersekolah mengerjakan tugas dan yang lain. Hingga ketika aku bekerja di keffe
di hari kamis seoramg yang tak kuduga datang menemuiku,ternyata itu adalah
adikku. Aku cukup terekjut kerena aku sudah menghapus semua jejakku. “hai kak
bagaiman kabarmu”, “jadi apa yang kau inginkan kalua harta maaf aku sudah
membuang keluargaku dan rumahaku jadi aku tak memiliki harta”.

Adikku tertawa dengan apa yang kukatakan. “maaf kak tapi bisakah kau
membuatkan ku pesana terlebih dahulu”, “hah... jadi apa yang kau inginkan “.
Kemudian adikku menyebutkan pesananyanya yaitu sebuah vanila latte dengan
coklat ceke. Aku membuakan pesanan adikku dan mengantarkanya sendiri aku
meminta Riyan untuk mengantikanku sementara. Ketika aku memberikan pesana
adikuu memintaku untuk duduk aku pun duduk.

“jadi bisakah kita mulai sekarang kak” tanya adiku dengan tatapan mata
yang tajam.“akhirnya kau menunjukan sikap aslimu dasar adik bajingan lalu apa
yang kau inginkan seperti yang ku bilang aku tak memiliki apapun” dengan
tataoan yang lebuh tajam. “memag tapi aku mau kemampuan mu kak itu yang
menjadi tujuanku kesini” senyuam licik adikku pun keluar.

Aku menghela nafas “jadi itu jadi kau ingin aku mengejarkan mereaka
lagi”. “ya begitulah kak jadi bisakah setidaknya kau bisa berguna untuk
keluarga” ucapnya sambil tersemsenyum. Tanganku sedikt terkepal kerena
amarah yang sedikt naik. Namun aku melepaskan amarahku “seharunya kau tahu
tetang penyakitku jadi aku tak bisa megajarkannya, tapi jika kau bersikeras kau
bisa mengambil darahku sedikt seperti dulu”.

Adikku hanya bisa pasrah dan menerima usulanku dia meminta


pengawalnya untuk mengeluarkan sebuah jarum suntik. Aku mengulukan
tanganku dan pengawal menyuntikku dan mulai mengambil darahku setelah
selesai aku bertanya salain adiku siapa yang mengetahui keberadaanku.dia

11
menjawab kalo hanya dia yang mengetahuinya. Setelah mengetahui kalo hanya
dia yang mengetahui aku pun menganguk dan meminta untuk tidak lupa
memebayar pesanan yang diminta nya tadi.

Sebelum pergi dia sedikt terseyum aku hanya tersenyum sambil


memiringkan wajahku. Setelah itu dia pergi dan memebrikan sebuah uang
bayaran untuk darahku dan juga pesanannya. Setelah dia pergi aku kembali
melakukan tugasku dan semua berjalan sepeerti bisa.

Aku memamg tak memiliki hubungan yang baik denga anggota keluarga
lain. Mungkin hanya adiku yang hanya bisa sedikit kupercaya tapi aku tak terlalu
pungsing denga apa yang ada di kelauargaku sekarang kerene aku sendiri telah
di buang oleh keluargaku. Oleh kerena itu aku mengahapus semua jejakku kerean
aku tak ingin hidupku yang tenang di ganggu oleh urusan keluarga yang sanga
rumit ini.

Jam kerja ku berlalu dengan cepat aku yang masih memiliki wakyu tentu
memenafaatkan waktu untuk melatih kemampuanku lagi. Musikku terus menghisai
malamku dan hanya musikku yang mungkin hanya bisa membuaku sadar kalau
hidupku pasti memeiliki tujuan kerena ketika di kelauarga aku hanya mereasa
sebuah alat yang tak memiliki sedikit perasaan.

Namun musik yang menelamatkanku setelah selesai bermain aku yang telah
memesan ojek online hanya menunggu kedatangan nya. Tiba-tba salah satu
rekaknu datang dan mengatakan kalau aku di minta menemui bos sekarang juga.
Aku yang cukup terkejut dan mennggalkan pesan kalau ada ojek online tolong
minta tungguu sebentar. Dia hanya menganguk aku pun langsung datang dan
disana sudah ada bosku yaitu ayah rian “jadi ada apa bos tumbem manggil jam
segini”sambil melangkah dan duduk di kursi yang ada di ruangana itu. Boslu
menhisap sedikit rokok dan menghela nafas dan setelah itu mengeluarkan asap.

“jadi wira ini gajimu maaf aku sempat lupa”sambil menyerahkan sebuah
amplob yang berisi. Aku mengambil amplop setelah itu “terimaksaih bos” aku

12
pun melihat isi dari amplop itu setelah itu aku hendak beranjak. Namun di saat
itu juga mengatakan kalau masih ada satu hal lagi dan bos memintkau untuk
duduk kembali. “jadi gini lex ada sebuah perusahan rekaman yang menewari mu
untuk menjadi artis solo” aku hendak menolak, namun seakan sudah tau bos
memintaku untuk mendenagrkan semua nya dulu. Akupun diam “aku pun memang
menolak karena kau memintaku untuk merahasiakan siapa di rimu bahkan dari
keluarga ku sendiri. Tetapi perusahan itu terus memaksa aku pun mengatakan
kalau tidak percaya coba tanya kepada orangnya kerena sudah muak dengan
desaakan mereka”.

Akupun memahami dengan apa yang dimaksud bos. Hanya bos orang luar
yang menegetahui tentang siapa diriku. Aku sedikt menghela nafas “baiklah
kapan mereka aka datang lagi?” tanyaku kepda bos.” Jika benar dia akan datang
lagi mereka akan datang sekitar hari sabtu siang”. Aku oun hanya diam sebentar
setlah itu aku beranjak dan beterimakasih kepada bos. Aku melangkah kelaur
meninggalkan bos di ruanganya

Aku yang keluar lansung pergi dengann ojek oline yang dudah menunggu
dari tadi . selama di jalan aku terus memikirkan tetang apa yang akan terjadi
namun tak terasa aku pun sudah sampai di asram setelah selesai aku langsung
membayar dan mulai berjalan menuju kamar setelah melewati pintu gerbang tadi.

Aku pun yang sampai di kamar mulai memikirkan tetang apa yang akan ku
lakukan kedepanya dan tnpa kusadari aku sudah tertidur dalam kondisa yang
terduduk di kursi ku. Alaram pun berebunyi aku yang terebangun langsung
melakukan semua kegiatan ku hingga tiba waktu akau berangkat aku kembalai
beretemua dengan sasa.

“sa kekelas baremg yok”ajak ku dengan penuh semangat. “baiklah sasa”


dengan senyum ketika di jalan kam sereing mengobrol banyak hal. Sasa dari yang
kulihat sasa sudah mulai bisa lebih menikmatai kehidupannhya sekarang. Ketika
hendak masuk dalam kelas “lex lo ada waktu gak minggu besok?”. Aku yang
mendengarnya langsung menjawab iya “kalo gitu lo bisa nemanin gua gak , gua

13
mau ziarah sama ada beberapa hala yang mau gua beli”. aku sidikt mengeguk
“kalo gitu atur aja gua ngikut soalnya hari minggu gua gak ada kerjan sih”,

Mendengar itu sasa langsung setuju kami pun masuk kelas tak lama guruku
masuk. Waktu di dalam kelas aku agak susah untuk fokus karena aku terus
teringat dengan apa yang di katakan bos kemarin malam. Aku tersu memikirkan
semua dampak yang mungkin ku dapat dari menerima tawaran itu. Disisi lain aku
pun memikirkan kemungkina epada orang di dekatku yang akan menjdi korban
dari kekejaman keluarga ku.

Sepenjang di kelas aku tak bisa lepas dari itu pikiran itu hingga kelas pun
berahir aku pun mulai kelaur bergegas menuju tempat pemberhentian angkot.aku
menunggu angko yang lewat memikirkan kembal semuanya hingalamunanku
terpecahakan oleh suara klakson angkot. Aku segera naik hingga tiba di kaffe
ketika hendak bekerja salah seorang rekan mangatakan kalau aku di panggil bos.

Aku pun langsung meyerahkan pekerjaanku kepasa rekanku. Akupun pergi


keruangan bos. Setelah tiba aku langsung duduk dan menunggu bos selesai
mengurus dokumen. Ketika selesai bos bertanya akan keputusan ku akupun
menceritakan semua dampat yang kuterima jika aku menerima tawaran itu. Selam
mendengarkan bos mencoba memhami semua yang mungkin aku dapatkan.
Setelah selesai bos mengatakan “ semua kembali kepada dirimu dan aku tida
melarang semua keputusan mu aku hanya akan memberimu satau nasehat ”. Aku
yang mendengar itu hanya menganguk dan menerima semua nasehat dari bos.

Aku kembali keluar dan mulai kembali meminta berganti lagi aku
melanjutkan tugasku kembali. Aku yang sedang bertugas langsung terkejut
dengan lucy yang datang. Seharusnya aku terkejut tapi akau terkejut karena aku
tidak bisa membohongi dia. Lucy selalu bisa menbak semua kebohongan yang
kulakukana walau itu akau sudah rencanakan tapi percuma saja kerena dia sudah
bisa menebak kalau akau berbohong.

14
15

Anda mungkin juga menyukai