Anda di halaman 1dari 8

Pagi hari yang cerah, ada seorang gadis cantik yang sedang duduk manis sambail

menatap awan yang sangat cerah. Gadis tersebut tak lama melamun sambil meratapi nasibnya
yang tidak seberuntung anak anak Perempuan lainnya.
Dia Bernama Airly diamira anggara. Airly merupakan anak pertama dan dia
mempunyai tiga adik, satu adik Perempuan dan dua adik laki laki.
Hidup airly tidaklah sesempurna seperti anak gadis yang lainnya. Dia sedari kecil
tidak pernah tau siapa ayah kandungnya sampai saat ini. Ibunya menikah lagi saat usisannya
berumur delapan tahun. Disinilah kisah hidup menantang airly dimulai.
Airly merupakan gadis yang sangat ceria, tiada kata sedih disetiap harinya. Tapi
seketika berubah saat ibu dari airly memilih menikah lagi dengan ayah sambungnya. Hidup
airly berubah seratus drajat dari sebelumnya.
“ Mama mama sepatu ly ada dimana?”
“ mama cuci kemarin, kamu pakai sepatu kamu yang lain dulu ly.”
“ huh. Okey mah.”
“ cepat ly papahmu sudah menunggumu didepan, jangan lama lama papahmu juga
akan bekerja.”
“ dengan terburu buru airly berkata, baik mah airly berangkat dulu assalamualikum,
sambil mencium tangan mamanya.”
“ waalaikumsallam, hati hati ly pelan pelan jangan lari lari.”
Airly dengan terburu buru kearah papahnya berada dan berteriak.
“ pah ayo nanti kita telat.”
“ iya ly, kamu lama banget papah sampe lumutan nungguin kamu mau sekolah.”
Airly hanya tertawa mendengar papah angkatnya berbicara seperti itu kepadanya.
Menurut airly papah angkatnya ini sangat satu pemikiran dengannya karena selama iy
Bersama papah angkatnya sangat Bahagia dibuat tertawa terus menerus oleh papahnya.
Selama diperjalanan airly berceloteh tidak jelas dan ayah angkatnya sesekali
menanggapinnya, karena suara jalanan yang sangat bising ayah anagkat iy kurang jelas
mendengarkan airly berceloteh. Tak lama sampailah disekolah airly, lalau airly turun dari
motor dan mencium tangan papahnya.
“ belajar yang benar airly, jangan nakal nanati mamamu marah sama kamu.”
“ iya pah”
“ yaudah papa berangkat dulu, sambil mengeluarkan uang untuk airly.”
“ dadah papah, hati hati.”
Setelah papa airly pergi. airly pergi menuju kelasnya. Saat dijalan dia bertegur sapa
dengan teman teman yang iya temui di jalan saaat menuju kelasnya. Kelas airly berada
dilantai tiga. Airly sudah sampai kelasnya iya langsung duduk dibangkunya dengan hatin
yang sangat gembira.
Tak lama teman teman airly datang satu persatu, sampai teman dekat dari airly yang
Bernama cristina devonza yang biasa dipanggil vonza datang menghampiri airly dan berkata.
“ ly aku cape dan ngantuk banget, sambil menundukan kepalanya.”
“ memangnya kamu ngapain aja vonza, kok bisa cape?.”
“ semalam aku bergadang gara gara mengerjakan pr matematika yang sangat
susah ly.” “ kenapa gak minta bantuan sama aku aja vonza ku sayang.”
Dengan cengiran khas vonza airly sudah tau apa maksud dari vonza, yaitu bahwa dia
lupa karena kebanyakan main Bersama trman teman rumahnya hingga larut malam, dab
vonza diingatkan oleh mamanya bahwa dia ada pr atau tidak dan ya begitu lah teman ku
vonza seenaknnya saja.
Bel masuk pun sudah bunyi dan tak lama guru pun masuk kedalam kelasnya dan
mengaajar mata Pelajaran ppkn. Hemm ppkn adalah mata Pelajaran kesukaan ku aku sangat
senang dengan Pelajaran dari Sejarah Sejarah karena sangat menyenangkan tidak tau kenapa
aku sangat menyukai Pelajaran tersebut.
“ siapa yang tau apa isi dari sidang pertama BUPUKI ?, guruku bertannya dengan
lantang.”
“ lalu aku mengangkat tanganku dan menjawab, membahas mengenai dasr negara
indonesia bu. Jawabku dengan lantang.”
“ benar ly, sambil tersenyum kepadaku.”
Lalu tak terasa Pelajaran pun selesai selama lima jam dan waktunya istirahat. Aku dan
vonza pergi ke kantin berdua dan kami membeli makanan dan minuman yang kami suka
setelah mendapatkan makanan yang kami mau kami pun mencari tempat duduk yang kosong
untuk kita berdua makan.
“ vonza tolong ambilkan saus sambal.”
“ ini, jangan terlalu banyak ly nanti kamu sakit perut”
“ iya vonza”
Kami makan dengan sangat lahap sampai tak tersisa sama sekali karena makanan
yang aku makan dengan vonza sangatlah lezat sampai kami pun Kembali ke kelas sambil
bercerita dengan tidak jelas.
Setelah kami sampai dikelas kami berdua disambut oleh bisingnya macam macam
suara dari kelas kami apalagi mendengar suara paling khas dikelas kami yaitu pertengkaran
antara teman satu kelas kami yang Bernama reyhan dan igris. Mereka selalu saja bertengkar
setiap harinya, tidak tau kenapa pasti rutinitas mereka berdua pasti ada saja kelakuannya
mulai dari reyhan yang mengusili igris dan kadang pula sebaliknya seperti.
“ han balikin dong tempat pensil gue, lo ini ya ngeselin banget gue mau mengerjakan
catetan han, nanti dulu kalo lo mau main sama gue.”
“ gak mau, sok rajin lo bodoh. Mending kita main aja ya gak.”
“ ihhh gak mau han nanti bu dana marah sama gue lagi kalo misalkan gue gak
ngerjain catetennya dia lagi, gue gak mau sampai dihukum sama dia gara gara itu doang, gue
kapok han.”
“ lo mah. Sekarang jadi takutan jadi orang, gak asik banget sih!”
“ sorry ya han, lo main sama yang lain aja dulu, nanti kalo gua udah selesai gua
temenin lo main deh, okey setuju gak.”
“ iya deh gue setuju, awas aja kalo lo boong, nanti gua jadiin perkedel warung bu
indah.”
Kami semua satu kelas sudah biasa mendengar pertengkaran mereka. Aku hanya
melihatnya bosen, aku jalan ke tempat igris dengan menatap aneh ke arahnya karena tumben
sekali igris sangat rajin di hari ini ada apa ya?.
“ igris lo gak main tumben kenapa?”
“ ehh irly, iya gue males aja kalo bu dana marah lagi sama gue. Gue kan jadinya malu
diliatin sama kalian semua dikelas.”
“ ohh gitu gue kirain lo emang lagi jauhin si rehan best frinds lo yang ngeselin itu.
Kalian itu kaya ikan sama air gak bisa di pisahin satu sama lain walaupun lo berdua berantem
terus sampe kita di sini ang denger udah bosen banget gris.”
“ hehehe, sorry ya, gue sama reyhan emang udah biasa kaya gitu, kalo dari kita ada
yang diam pasti aneh gak sih?, emang lo gak nerasa aneh irly.?”
“ iya sih kalo semisalkan kalian diam kalo kalian aneh banget.”
“ iya kan gue gak boong, yaudah gua mau lanjut ngerjain lagi ya ly.”
“ okey semangat ya igris, sambil tersenyum ke igris dan igris balas senyum kempada
airly.”
Tak terasa waktu pukul 12.00 Wib dan itu artinya waktunya kami semua pulang
sekolah, aku pulang Bersama dengan vonza kerumah vonza. Kenapa bisa begitu ya. Jadi
sekolahku dengan rumahku sangat jauh jadi setiap berangkat sekolah aku diantar papahku
dan aku setelah pulang sekolah aku pulanh ke rumahnua vonza sampai papah menjemputku
lagi setelah pulang kerja.
Di jalan menuju rumah vonza kami di jalan bercerita ria walaupun engga tau apa aja
yang sudah kami bahas karena pembicaraan kami ada saja langsung beda beda cerita dan tak
terasa kami berdua sudah sampai di rumah vonza.
“ assalallamualikum mah, tan. Panggil ku dengan vonza berbarengan.”
“ waalaikumsallam, kalian ini ya kebiasaan banget teriak teriak seperti dihutan saja,
ayo masuk cepat, setelah itu cucui muka, cuci tangan dan kalian makan.”
“ iya mah, tan. Jawab kami berdua serentak ”
Aku dan vonza pergi kekamar vonza dan kami melakukan apa yang diperintahkan
mama vonza, lalu kami langsung makan dan setelah makan aku pergi duluamn kekamar
vonza karena kepala ku sangat sakit dan tak lupa juga aku meminta izin kepada mama vonza.
“ tan aku kekamar vonza dulu ya.”
“ iya ly, kamu kenapa?”
“ aku rada pusing tante”
“ ohh gitu yaudah kamu minum obat dulu terus kamu langsung tidur ya ly istirahat
jangan main sama vonza dulu nanti kamu tambah sakit lagi.”
“ iya tante.”
Aku langsung pergi ke kamar vonza dan langsung tidur. Hingga tak terasa sudah sore
menjelang malam aku sih sudah tidak kaget lagi jika belum dijemput oleh papahku karena
pastinya papahku belum pulang kerja dan bisa juga sedang dijalan kena macet karen akan
waktunya para pekerja waktunya pulang.
Magrib pun tiba sampai matahari sudah tak namapak lagi dan papahku sudah sampai
untuk menjemputku untuk pulang. Aku bisa melihat bahwa papahku sangat Lelah sekali.
“ ayo ly kita pulang pasti mamahmu sedah menungu papah dan ily dirumah.”
“ iya pah sebentar, aku ambil tasku dulu.”
“ iya, ly”
Aku pun kedalam rumah vonza lalu aku pamitan kepada keluarga vonza dan mama
vonza serta vonza mengantarku kedepan dan tak lupa aku menyalimi tangan mama vonza,
papahku mengucapkan terimakasih kepada mama vonza karena telah bersedia menampungku
dirumahnya.
“ terimakasih ya mba sudah mau menampung airly dirumahmu.”
“ iya tidak apa apa lagi pula vonza jadi ada temannya dan dia merasa senang.”
“ yaudah kami pamit assalamuallaikum”
“ waalaikumsallam”
Dan benar saja saat dijalanan menuju rumah kami jalanan sangat macet sekali sampai
aku yang di bonceng oleh papahku merasa sangat pegal kelamaan duduk diatas motor. Aku
berfikir pasti papahku lebih cape lagi karena dia sehabis pulang kerja menjemputku dan kami
langsung pulang setelah papah menjemputku dari rumah vonza.
Rumah kami sangatlah jauh. Rumahku ada dijakarta timur dan sekolahku ada di
Jakarta Selatan kami dulunya rumahnya bersebelahan dengan vonza tapi karena mamahku
sedang hamil besar jadinya memilih untuk pindah rumah dekat dengang rumah nenek
angkatku. Soalnya kata nenekku taku terjado apa apa. Apa lagi mamahku sedang hamil besar.
Papahku tiba tiba menepi ke tukang buah aku awalnya bingung tapi papahku langsung
bilang.
“ Ly kita beli buah dulu, mamahmu lagi ngidaam buah mangis”
“ lalu ku jawab, iya pah”
Papahku memilih milih buah mana yang segar dan manis padahal menurutku semua
buahnya sama saja dari waena dan bentuk. Hemm apa bednya yak ok papah memilih buahnya
ahh tidak tau lah mending kutunggu saja papahku untuk memilih buah manggis.
“ ly ayo, papah sudah selesai beli buahnya ily gak mau buah?”
“ engga pah ayo pulang ily lapar mau makan masakan mamah”
“ ayo, hati hati pegangan”
“ iya pah”
Kami pun melanjutkan perjalanan kami. Kami berdua pun sampai dirumah saat kami
berdua memasuki rumah. Didalam rumahku sangat ramai aku melihat mamahku sangat
kesakitan dan semua orang yang ada dirumahku sangat panik lalu tiba tiba saja mamahku
berteriak dan aku menyimpulkan bahwa mamahku akan melahirkan.
Papah yang baru sampai langsung berlari kearah mamahku dan menggendongnya
diantar kebidan aku yang masih bingung pun tidak berani bertanya tanya. Aku ikut keluar dan
papahku mengunci pintu rumah setelah semua orang tidak ada hanya menyisahkan ku dengan
nenek dan om angkatku aku baru berani bertanya.
“ nek mamah dan papah mau kebidan mamah mau melahirkan, aku tidur dimana?”
“ TERSERAH KAMU, SAYA TIDAK PEDULI”
Aku kaget saat nenek angkatku berkata seperti itu kepadaku, kenapa nenekku
berbicara membentakku. Baru pertama kali aku dibentak olehnya seperti ini. Lalu aku
menangis saat nenek dan om angkatku memasuki rumah mereka karena aku binguung aku
mau tidur dimana. Hingga tetanggaku yang ada disamping rumahku dating memangilku.
“ airly kamu tidur disini saja ya mersama mama anggi dan kak lita, jawabnya dengan
perhatian”
“ mama anggi kenapa mereka membentakku padahal aku hanya bertannya bahwa aku
akan tidur dimana malam ini, sambil sesegukan.”
Mama anggi pun di situ tidak bisa menjawab pertannyaan ku dia mengalihkan
topiknya biar aku tidak sedih lagi. Tapi aku ya aku. Aku kekeh ma uke tempat mamahku
melahirkan, dan akhirnya aku diantar ketempat mamahku melahirkan.
Saat aku tiba ternyata aku dikabarkan bahwa aku mempunyai adik Perempuan yang
sangat lucu dan menggemaskan disitu rasanya aku ingin terbang ke angkasa aku sangat
Bahagia sekali sampai aku tidak tau lagi mau berkata apa lagi.
Papahku disitu bertannya kepada mama anggi aku juga tidak tau apa yang mereka
bicarakan aku hannya memandangi wajah adik kecilku yang sampai membuatku senyum
senyum sendiri dibuatnya. Disitu aku melihat mamahku sudah teridur mungkin mamah
kelelahan.
“ LY JANGAN DISITU KAMU MENGANGU ANAKKU”
“ iiiyaaa pah, maaf ily tidak tau adik juga tidak menangis”
“ MENJAWAB SAJA KAMU JIKA DIBERITAU”
Aku pun hanya diam dan akhirnya aku tidur diranjang sebelah mamahku aku
memandangi mamah sambil menahan taangisku, karena orang yang kusayangin nenek dan
ayah angkatku membentakku aku tudak tau kenapa mereka berbuat seperti itu kepadaku apa
sakahnya aku melihat adikku sendiri.
Tiga hari sudah terlewatkan dan kata bisan mamahku sudah boleh pulang kerumah
aku Bahagia sekali akhirnya , mamah sudah sehat mamah yang melihat seberapa antusiasnya
aku mamah hanya tersenyum.
Saat tiba dirumahku disana ada nene dan kakek angkatku sedang merapihkan Kasur
bayi untuk adikku. Dia yang melihatku mendekatinya diapun berkata.
“ KAMU NGAPAIN KESINI, SANA PERGI INI TEMPAT HANYA UNTUK
CUCUCKKU”
Aku pun hanya bisa menunduk dan pergi mamahku yang melihatku sedih bertannya
kepadaku
“ ly kamu kenapa?”
“ kujawab tidak apa apa mah.”
Hari, bulan dan tahun telah berlalu hingga aku menerti semuannya kenapa mereka
semua berubah, hingga aku mendapatkan kekerasan dari ayah dan nenek angkatku dan aku
tidak bisa melawannya aku hannya menangis dan meminta ampun. Aku benci hidup ini
sampai aku juga akhirnya berani bertanya kepada mamahku kenapa mama tidak pernah
membelaku saat aku dipukuli oleh mereka semua.
“ mah kenapa mamah tidak pernah membelaku saat aku sedang dipukuli oleh mereka
semua”
“ mamah juga binggung ly disini ada anak mamah disana juga ada anak mamah”
“ memangnya kalo mamah membelku sekali salah mah kenapa mamah tidak adil aku
cape mah harus dipukuli setiap harinya oleh mereka dan tegannya mamah hanya menonton
saya tanpa membelaku, Aku juga anak mama apa pantas kalian semua memperlakukan ku
seperti sampah?”
Mamahku hanya diam saat aku berbicara seprti itu kepadanya. Tiada hari tanpa jerit
tangisku dirumah mamah ku hanya melihatku aku sudah menatapnya dengan pilu, mamahku
hanya menontonku di pukuli aleh ayah angkatku.
Aku jalan tertatih tatih kedalam kamarku dan aku menangis meratapi Nasibku kenapa
aku harus merasakan ini semua. Aku bertannya tanya dimana ayah kandungku berada kenapa
ia tega meninggalkan aku sendirian tanpa kasih sayangnya.
Aku sangat haus akan kasih sayang, aku iri melihat mereka semua, mamah dan papah
tiriku tidak memperbolehkan aku bermain dengan teman teman sebaya ku aku dituntut untuk
menjadi sempurna. Aku sangat Lelah mereka menganggapku seperti hewan yang harus
menuruti apa mau mereka semua.
Sampai saatnya aku putus sekolah selama dua tahun dan aku sudah tidak tahan lagi
dan akhirnya aku kabur dari rumah dengan membawa surat surat agar aku busa sekolah lagi
aku hanya berbekalan uang empat puluh ribu rupiah. Aku langsung pergi menaiki angkot aku
pergi kerumah teman kecilku yang Bernama riska dan aku diterima baik disana dan aku
dimasukan kedalam panti asuhan dan aku hidup dengan rasa kebencian sampai saat kini.
Aku sangat Bahagia disana akhirnya aku memiliki teman banyak dan ada para pekerja
atau bisa disebut pengasuh atau pengganti orang tuaku mereka sangat menyayangiku. Aku
bersyukur walupun dunia ini keji kepadaku tetapi banyak orang orang yang baik
disekelilingku.

Anda mungkin juga menyukai