Anda di halaman 1dari 4

Prolog

Sinar mentari nampaknya telah mengganggu tidurku yang lelap, hufs,


kenapa cahayanya begitu silau mengganggu saja. Runtukku kesal. Di kamuar
kamar ibu sudah berteriak membangunkan ku, iak sepersuaranya begitu cempreng,
membuat gendang telingaku pecah saja, aku selakamu mengekamuh apabila ibu
sudah berteriak seperti ini. Kadang aku berfikir apakah suara ibu tidak habis
selakamu berteriak di pagi hari?. Akhirnya mau gak mau aku bangun dari tidurku
dan melangkahkan kaki ku menuju kamar mandi yang tak jauh dari tempat tidurku.
Oh iya dari tadi aku nyeloteh tapi aku bekamum memperkenalkan siapa aku,
namaku clara, mahasiswa hubungan internasional universitas Indonesia, aku baru
menginjak semester 3, aktifitas ku selama ini hanya kuliah, shopping, nongkrong
dan jalan-jalan dengan teman-teman ku, tujuanku mengambil jurusan ini adalah
agar aku bisa jalan-jalan kekamuar negeri, tidak ada maksud lain. Aku memang
salah satu anak yang beruntung karena terlahir dari kekamuarga yang dibilang
cukup berada, ibuku adalah seorang dokter kecantikan yang memiliki klinik terkenal
di Jakarta, dan ayah ku, siapa yang tidak kenal dengan beliau, ayahkku adalah salah
satu pengusaha sukses yang terkenal di jakrta. Dan aku mempunyai kakak laki-laki
yang usianya dua tahun lebih tua dari. Dia kuliah di tempat yang sama dengan ku,
tetapi dia mengambil jurusan yang lebih hebat dari ku, yahhh dia mengambil
jurusan kedokteran. Kakak ku sosok yang tampan, tinggi, berbadan tegap dan juga
salah satu mahasiswa favorit di kampus ku karena dia memiliki otak yang cerdas,
nama andre. Hufs aku sempat sirik padanya. Itulah cerita singkat dari ku dan juga
kekamuarga ku.
Clara pove
ibu,., lihat sepatu aku gk?. Teriak ku pada ibu yang sedang menyiapka
makan di dapur. gak, ibu gk liat dan ibu juga gak tau sepatu mana yang kamu
maksud? Sepatumukan banyak.. kata ibu yang sibuk memotong sosis. itu loh
buu.. yang warna biru, yang baru aku beli kemaren. Jawabku sambil mengobrakabrik lemari sepatuku yang penuh dengan kotak-kotak sepatu yang tentunya di
dalamnya berisi sepatu-sepatu kesayangan ku. lahh, kamu taruhnya di mana loh,
kamu sih naronya sembarangan. Ibu sampai cape beresinnya. Jawab ibu yang
sekarang sedang menggoreng nasi. Inilah yang aku sakamutin dari ibu, walaupun
dia wanita karir yang mempunyai usaha yang sukses dan mendapatkan suami yang
kaya, tapi ibu tidak mau menggunakan jasa pembantu atau sejenisnya, ibu pernah
bilang kakamu ibu lebih nyaman mengurus rumah, suami dan anak-anaknya
dengan tangannya sendiri. masa ibu gak lihat sih? teriakku masih sibuk
membongkar. Setelah beberapa lama mencari akhirnya kutemukan juga sepatu kets
biru dengan sedikit hak dibawahnya. ya ampunn!! Ternyata dari tadi ada di sana?.
Teriakku sambil menepok jidadku, karena sedari tadi sepatu itu ada di belakang
pintu kamarku. sepatunya ketemu dek? Tanya ibu yang sudah menyelesaikan
masakannya dan menatanya diatas meja. iya bu, ternyata ada di belakang pintu,

aku baru ingat kemaren aku pake dan taruh di sana. Jawabku sambil menuruni
tangga.
Sesampainya aku di meja makan yang dekat tangga, aku melihat ayah, dan
bang andre sudah duduk rapi di sana. pagi yah, pagi bang.., tegurku pada
mereka. kenapa sih ra kamu itu kalau pagi selakamu berisik?. Tanya ayah tanpa
melihatku karena sibuk membaca Koran, yahh ayah memang selakamu begitu, dia
selakamu membaca Koran karena harus mengetahui perkembangan ekonomi yang
pasti berhubungan dengan bisnisnya. biasa yah, diakan selakamu ribet dengan
barang-barang pribadinya yang berserakan di mana-mana. Sambung bang andre
yang sekarang sedang mengejekku. Ku tatap bang andre dengan tatapan tidak
suka, tetapi dia hanya tersenyum melihatku seperti ini. terus saja mengejekku
bang, aku heran kenapa abangku ini sikapnya sangat saat dirumah. Dia begitu
senang mengejekku dan sangat ahli dalam hal menjahiliku, tetapi ketika di kampus
sikapnya berubah 180 derajat, dia menjadi pendiam dan misteriaus. Huh, misterius
apanya? Kalau saja para wanita penggemarnya mengetauhi sikap aslinya, pasti
mereka akan lari. Gerutuku dalam hati. kamu kenapa dek? Kok ngeliat aku seakan
ingin menyantapku, di meja ini banyak makanan dek dan makanannya enak-enak,
kamu gak kasian sama ibu yang sudah menyiapkan dengan susah payah.
Ledeknya pada ku, dan setelah dia melontarkan ledekkan itu dia tertawa. wahhh
ayah, ibu liat bang andre nih, dia selakamu ledekin aku. Teriak kukesal dan
meminta bantuan pada ayah dan ibu, yang malah ikut menertawai aku, membuat
aku semakin sebal saja. sudah-sudah kalian ini pagi-pagi sudah berantem, ayo
cepat di makan sarapannya nanti kalian kuliahnya terlambat lagi. Lerai ibu yang di
setujui oleh ayah.
Setelah sarapan aku dan bang andre berangkat ke kampus, kami memang
selakamu berangkat berdua, itu karena ayah tidak memperbolehkan aku untuk
menyetir sendiri. Dan ayah juga tidak memanjakan anak-anaknya dengan fasilitas
yang berlebihan. Di jalan aku sibuk membaca makalah ku, itu karena nanti aku ada
persentasi mata kuliah budaya asing. Sambil menyetir bang andre menanyakan
apakah kuliah ku berjalan dengan baik. Yahh bang andre memang sangat
memperhatikan kuliah ku, mungkin karena dia takut aku tidak akan kamukamus
dengan tepat kare sifat ku yang bermalas-malasan dalam hal belajar. gimana
kuliahnya dek?. Apanya yang gimana bang?. Tanya ku balik sambil membolakbalik makalah ku. ya semua, entah itu matkulnya, dosennya, atau tentang
semuanya?. Tanyanya sambil tetap menatap kamurus kedepan. ohh itu, baik kok,
semua berjalan baik kak, apa lagi selama ini aku terus di bantu oleh shinta.
Jawabku sambil menutup makalah ku, karena sekarang kami sudah tiba di depan
pintu fakultas ku. ohh begitu syukur lah kalau gitu, kamu belajarnya yang rajin ya
dek, ntar sore abang jemput. Jawabnya sambil melambaikan tangan padaku. oke
bang. Jawabku sambil melambaikan tangan juga. Kebetulan fakultas ku dan
abangku berdekatan jadi dia tidak perkamu jauh-jauh menjemputku.
Di kampus

Akhirnya kelas budaya asing selesai juga, dan persentasiku mendapat pujian
dari Mr. jhon dosen budaya asing yang di bilang cukup dekat denganku, yahh ini
semua berkat bantuan shinta sahabatku sejak SMA. Shinta adalah salah satu
sahabat yang paling dekat dengan ku, dia anaknya mungkin lebih pendiam di
banding aku dan wendi. Kami bertiga adalah teman yang sangat dekat, kalau shinta
sejak SMA, wendi adalah teman dekat sejak masuk kuliah. Di kampus kita bertiga
cukup di kenal, wendi di kenal karena kecantikan dan penampilannya yang super
modis, kalau shinta di kenal karena kecerdasnnya, dan dia pernah memenangkan
karya tulis sampai ke jepang loh. Dan aku di kenal karena abang ku yang super
tampan dan cerdas juga karena ayah seorang pengusaha yang terkenal juga.
Mungkin di banding kedua teman ku ini aku tidak ada apa-apanya, aku bukanlah
gadis yang canti seperti wendi, dan juga bukan gadis yang cerdas seperti shinta,
tapi aku tidak minder, aku adalah gadis yang supel, mampu menyesuaikan diri, dan
juga jago berbahasa inggris dengan fasih, itu sebabnya cita-cita ku tidak setinggi
dan sehebat orang pada umumnya. Cita-citaku adalah berjalan-jalan ke kamuar
negeri.
ra, kamu ke kantin, kantin yuk.. aku laper nih. Ajak wendi dengan gayanya
yang imut dan menunjukkan sekamung pipitnya, sehingga dia selakamu terlihat
cantik dan mempesona. yuk, aku laper nih, shinkamu gak laper apa? Perasaan jam
kuliah sudah selesai kamu masih aja baca buku?. Tanyaku pada shinta karena
kesal melihatnya selakamu membaca. iya ra, aku laper juga kok. Tadi kalau aku
berhenti nanggung banget, aku mau habisin bab 5nya jawab shinta sambil
member tanda pada buku fiksi yang di baca, lakamu melipat kaca matanya dan
meletakannya di tas. sudah-sudah, kalau ngomong terus, kita gak akan makan
nih. Sahut wendi sambil merangkul ku dan shinta dan mengajak kita ke kantin
kampus.
Di kantin...
ehh denger-denger di fakultas kedokteran ada mahasiswa pindahan loh..
kudengar mahasiswi-mahasiswi itu bergosip ria, iya,., dia pindahan dari rusia, emm
sepertinya dia akan menjadi saingan kak andre. Sahut teman di sampingnya. ahh,
tapi aku akan tetap setia dengan kak andre aja deh, aku masih gak bisa berpaling
dari pesonanya kak andre. Kata temennya yang satu lagi, yang menurutku agak
lebay..
ra, kamu denger gak yang mereka bilang? Tanya wendi antusias. Iya
denger kok wen, emangnya kalau ada mahasiswa baru kenapa?. Jawab ku sambil
menikmati avocado float yang ku pesan. aduh clara please deh, kamu gak
penasaran apa sama tu orang? tanyanya sambil melotot tapi tetap cantik dan
mempesona. haduh wendi please deh, kalu gue penasaran sama tu anak baru,
terus apa keuntungannya? jawab ku gak kalah gotot dari wendi. ehhh sudahsudah, kalian ini kok malah berantem sih?. Lerai shinta bijak. abis si wendi ngotot
banget jawabnya shin, akukan jadi kesel. Jawabku sambil memakan bakso yang

tadi juga sudah dipesan. ya gak maksud ngotot juga ra, akukan Cuma nanya aja
ra. Sahut wendi dengan tampang polosnya. ohhh jadi kamu penasaran sama kak
aziz wen?. Tanya shinta pada wendi.

Anda mungkin juga menyukai