Anda di halaman 1dari 10

TERKENA SETRIKA

Di satu pagi yang masih tetap cerah, keluar sesosok lelaki yang tengah ke rumah sakit karna
ke-2 buah telinganya sekali lagi terkena luka bakar.

Doker : “looh, ada apa yang berlangsung dengan telinga anda pak? ”

Pasien : “begini dokter ceritanya, terlebih dulu saya sekali lagi menyetrika pakaian, nah, saat
saya sekali lagi menyetrika pakaian, dengan mendadak telpon saya bunyi serta mendering.
Sebab reflek, pada akhirnya saat waktu itu saya sekali lagi memegang setrika, segera saja
saya lekatkan ke telinga kiri saya dok. ”

Dokter : “oh, demikian toh ceritanya, saya tahu yang dirasakan ayah, lalu untuk telinga ayah
yang samping kanan apa itu yang berlangsung? ”

Pasien : “Nah inilah problemnya dokter, si bego itu kembali menelpon. ”


BURUNG BEO NAKAL

Putri, Nanda serta Eka sama-sama bertetangga serta seringkali bersama pergi menuju kantor.
Untuk hingga jalan raya supaya dapat naik kendaraan umum, mereka diwajibkan lewat satu
gang yang di antara tempat tinggal itu ada peliharaan burung beo.

Setiap kali tiga wanita itu lewat depan tempat tinggal orang yang mempunyai peliharaan beo,
senantiasa saja si burung beo katakan tiga warna. Nanda mulai terasa berprasangka buruk bila
burung beo itu sudah mengetahui juga akan warna celana dalam mereka bertiga.

Untuk meyakinkan hal itu benar atau tidak, mereka membuat perjanjian buat kenakan warna
celana dalam yang sama.

Di besok harinya mereka kembali lewat gang itu, si beo mengatakan “Hitam, hitam, hitam. ”
Ke-3 wanita itu terkagum mengagumi akan serta tercengang. Di hari setelah itu, dengan pas
juga si beo dapat menebak warna celana dalam mereka seraya menyebutkan “Pink, pink,
pink. ”

Putri mempunyai siasat yang agak konyol. “Bagaimana bila besok kita tidak sekalipun
kenakan celana dalam? Cobalah, Juga akan berkata apa si beo usil itu? ” Di besok harinya
waktu mereka melalui kembali, si beo didalam sangkarnya itu mondar-mandir seperti
kebingungan.

Putri serta beberapa rekannya itu mulai tertawa sebab bisa ngerjain burung beo yang
menyukai usli itu. Namun tertawa mereka tidak segera lama, karna si beo katakan, “lurus,
lurus, keriting. ”
KANTIN SEKOLAH

Di satu hari, di satu sekolah lebih persisnya didalam kelas, ada sesosok guru yang sekali lagi
mengabsen anak-anak muridnya sebelumnya memulai pelajaran.

Guru : “Septi? ”

Dina : “Hadir bu! ”

Guru : “Agung? ”

Dina : “Tidak tahu bu, paling Doni masih tetap ada diluar kelas bu! ”

(Selang beberapa saat, datanglah Doni masuk kedalam kelas)

Doni : “Minta izin bu, apakah bisa saya masuk kelas?

Guru : “Kamu habis dari tempat mana saja Doni? ”

Doni : “Saya Barusan beli makanan diluar sekolah bu”

Guru : “Looh, kita kan mempunyai kantin sendiri. Selalu ngapaian anda butuh ke sana? ”

Doni : “Iya bu, namun kantinnya serupa gudang, telah kotor serta kecil sangat. ”

(Semua murid juga pada akhirnya tertawa memerhatikan pengucapan Doni itu)

Guru : “Kamu itu, mendingan di sekolah ini mempunyai kantin, namun anda ada betulnya
juga sich. Karna memanglah kantin di sekolahan kita agak kurang sadar mengenai
melindungi kebersihannya. ”

Mendengar problem itu, kelas kembali sekali lagi ke kegiatan belajar mengajar serta lantas
ibu guru buat jadwal piket buat kantin serta memohon kepala sekolah agar melakukan
perbaikan kantin itu.
Ciri-ciri dari Teks Anekdot pada dasarnya adalah mengandung pelajaran, uncur lucu, struktur
yang jelas, dan dapat membuat orang lain tertawa. Demikianlah ulasan mengenai contoh teks
anekdotsingkat dan lucu yang bisa kami ulas. Semoga contoh teks anekdot singkat di atas
memudahkan Anda untuk mempelajari tentang anekdot.
“PENJUAL ROTI”

Pada suatu hari senin tepatnya pukul 9:30 ada seorang penjual roti yang lewat di depan rumah

ku, tidak lama kemusian ada salah satu teman sekelasku yang bernama Dani memanggil si

penjual roti itu. Tidak menunggu lama, sang penjual roti datang untuk menghampiri si dani

yang sedang duduk-duduk santai didepan rumahku.

Dani : “Jual roti apa aja bang? Gimana rasanya, enak semua nggak?”

Penjual Roti : “Banyak dek ada macam-macam, ya tentunya rasanya enak dong dek.”

Dani : “Wah mantap deh kalau enak bang, yang ini rotinya rasa apa ya bang?”

Penjual Roti : “Iya dek, yang roti yang ini rasanya coklat dek”

Dani : “Oh coklat ya, kalo roti yang ini dalemnya rasa apa ya bang?”

Penjual Roti : “kalau yang ini rotinya didalamnya ada selai strawberry dek, jadi rasanya ya

strawberry”

Dani : “Kalo yang roti ini rasanya apa ya bang?

Penjual Roti : “Kalau yang roti ini rasanya nanas dek”

Dani : “Lah terus roti yang beneran mana ya bang? dari tadi abang kok ngomong buah-

buahan terus, sama sekali rotinya gak diomongin? Sebenarnya, abang ini jualan buah apa

jualan roti bang? Kok saya jadi bingung ya bang, kalo gini caranya aku nggak jadi beli deh

bang, habisnya abang ngebingungin sih”

Penjual Roti (Hening seketika)

Tidak lama kemudian, si penjual roti langsung pingsan.


“KERETA DAN TUKANG KUPAT TAHU”

Pada suatu hari, seperti biasa ada tukang kupat tahu yang berdagang di SMP 4 Tasikmalaya

mulai pagi hingga siang. Ketika jam menunjukkan 12 siang, pedagang tersebut biasanya

menyusuri rel kereta untuk mengambil jalan pintas menuju ke lokasi untuk berdagang

selanjutnya, yaitu Pasar Pancasila.

Tetapi kebetulan pada hari itu, dagangannya sudah habis lebih cepat. Pembeli terakhirnya

tepat berada di sisi rel kereta. Setelah melayani pembeli terakhir, tukang kupat tahu itu segera

membersihkan piringnya yang berwarna merah, kemudian dikibas-kibaskan agar bisa cepat

mengering.

Bersamaan dengan hal itu, ada kereta yang sedang melintas. Masinis melihat ada tanda merah

dikibas-kibaskan dari jauh, masinis kereta itu langsung kaget dan reflek menginjak rem

dengan kerasnya. Sang masinis mengira ada hal darurat dan sangat membahayakan. Lalu

kereta berhenti tepat di samping pedagang kupat tahu tersebut.

Masinis: “Ada apa, pak?”

Tukang Kupat Tahu: “ Tidak ada apa-apa, pak, sisa bumbunya saja.”

Tanpa menunggu lama, sang masinis turun lalu memukuli tukang kupat tahu.
“SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL”

Pada suatu hari yang cerah di salah satu Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional, seorang
guru memberikan pengumuman kepada seluruh siswanya.
Guru: “Anak-anak, Alhamdulillah, kita menerima kabar gembira. Sebentar lagi sekolah kita
ini akan resmi menjadi Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Nah, untuk menyambut hari
bahagia tersebut, apa saja yang akan kalian siapkan? Coba Satriabajahitam, apa yang akan
kamu persiapkan untuk hari bahagia tersebut?”
Satriabajahitam: “Bahasa Inggris, bu! Ya, saya ingin belajar bahasa Inggris lebih baik.”
Guru: “Tepat sekali Satriabajahitam. Kamu, oncoman, apa yang akan kamu persiapkan untuk
hari bahagia tersebut?”
Oncoman: “saya menyiapkan uang, bu!”
Mendengar jawaban tersebut, sang guru kebingungan. Kemudian guru tersebut melanjutkan
pertanyaan kepada Oncoman.
Guru: “Lho, kenapa kok uang, oncoman coba jelaskan?”
Oncoman: “Ya jelas, bu. Jika sekolah kitajadi Sekolah Bertaraf Internasional, pasti bayarnya
akan lebih mahal, kan? Tidak mungkin tetap seperti saat ini.”
Guru: “Loh, kamu kok begitu oncoman? Begini, Sekolah Bertaraf Internasional itu berarti
sekolah kita setara dengan sekolah-sekolah yang ada di luar negeri.”
Oncoman: “Tetapi jika menurut saya, SBI ini bukan Sekolah Bertaraf Internasional, lebih
tepatnya Sekolah Bertarif Internasional!”
Mendengar jawaban Oncoman yang sangat kritis tersebut, sang guru hanya bisa terdiam.
Mungkin dalam hati kecilnya mengiyakan. Agar situasi menjadi normal, sang guru
mengalihkan pembicaraan menjadi materi pelajaran.
SOSIAL

Terjalin sebuah percakapan antara kakak beradik yang sedang menonton berita di chanel TV

tertentu. Sambil menonton berita tersebut, mereka saling bertukar pendapat tentang apa yang

mereka tonton yaitu sebuah organisasi istri-istri pejabat yang sedang berwisata di luar negri.

‘’ dek coba perhatikan ibu-ibu itu mulai atas hingga bawah semuanya terlihat mewah, mereka

menggunakan barang merk import semua dan semuanya terlihat kompak’’.

‘’Memang kenapa, ada masalah kak ? itu hak mereka memakai aksesoris berkelas

internasional sesuai dengan kelas mereka. ‘’Iya berkelas tapi coba deh lihat dek, mulai dari

pakaian dan rambut yang disemir coklat seperti bule, apalagi dengan pakaian mereka yang

semua kompak berwarna baby pink dengan sepatu high heels yang mereka gunakan

keterlaluan tingginya, padahal sudah berapa usia mereka dan istri seorang pejabat mana

pantas berpakaian seperti itu,’’ jelas sang kakak’’. ‘’kakak tidak tau ya mereka ke luar negeri

kan ngadakan konser”. Sambung adiknya dengan tertawa geli.


MORAL AGAMA

Pada suatu hari dikisahkan didalam sebuah cerita ada seorang bapak yang sudah tua menjadi
pengemis dan sedang meminta sedekah kepada seorang anak muda, ya katakanlah anak muda
yang dimaksud itu adalah seorang mahasiswa.
Bapak Pengemis: Mas, permisi dan maaf bapak mau minta sedikit sedekahnya …
Sambil menggigit Hpnya, kemudian mahasiswa merogoh kantongnya untuk mengambil
dompet dan mengambil uang 10 ribu untuk diberikan kepada sang pengemis dan berkata “Ini
pak, minta kembalian 5 ribu pak.”
Bapak Pengemis: Ini mas kembalian uang dari masnya, sambil pengemis tersebut memegang
mangkuk yang didalamnya berisi uang recehan.
Mahasiswa: Loh pak, kan saya minta kembalian 5 ribu tapi ini kok uangnya 7 ribu? harusnya
kan Cuma 5 ribu?
Pengemis: Enggak papa kok mas, ya itung-itung saya juga lagi sedekah kepada masnya.
Sang mahasiswa tersebut langsung melongo melihat pernyataan dari pengemis tersebut.
Demikian ulasan mengenai contoh teks anekdot beserta penjelasan lengkapnya. Semoga
artikel ini sangat berguna bagi Anda, bisa memberikan tambahan pengetahuan, dan bisa
membedakan mana teks anekdot dengan teks-teks lainnya. semoga bermanfaat.
WAKIL RAKYAT

Dua orang pemuda tengah berbicang-bincang di pos ronda saat hujan rintik-rintik.

Dimas: Wakil rakyat, bukannya menyejahterakan rakyat malah menyejahterakan diri sendiri.

Ilham: Lebih parahnya lagi, banyak yang terlibat korupsi.

Dimas: Parah memang. Rakyat makin susah, wakil rakyat makin makmur. Banyak rakyat

hidup di jalanan, sementara wakil rakyat tinggal di rumah mewah. Sejahtera sekali mereka

yang duduk di kursi DPR.

Ilham: Tapi, kalau dipikir-pikir, wakil rakyat berarti mewakili rakyat.

Dimas: Memang.

Ilham: Mereka mewakili rakyat. Artinya, rakyat ingin kaya, sudah diwakili sama wakil

rakyat. Rakyat ingin punya rumah mewah, sudah diwakili sama wakil rakyat. Bahkan, rakyat

yang mau berantem pun sudah diwakili.

Dimas: Hahaha…. Tapi, yang maksudnya apa?

Ilham: Waktu sidang, kan tidak jarang pada berantem.

Dimas: Hahaha….
KEMISKINAN

Suatu hari Reza tengah asyik berdialog dengan Feri di teras rumahnya.

Reza: Harga barang pada naik, yang miskin makin susah. Kapan Indonesia sejahtera?

Feri: Padahal kalau kita berbicara kekayaan alam Indonesia, Indonesia itu sebenarnya kaya.

Indonesia banyak banyak pertambangan, bahkan pertambangan emas juga ada. Kalau orang

Indonesia sendiri bisa mengelolanya, pasti tidak dikuasai asing seperti saat ini.

Reza: Itulah bukti, kalau mau jadi negara yang kaya itu bukan cuma mengandalkan kekayaan

alam saja. Tapi, kualitas sumber daya alamnya juga harus ditingkatkan.

Feri: Agar kualitas SDM kita meningkat, kualitas pendidikan kita harus meningkat. Biaya

pendidikan harus terjangkau agar banyak warga kurang mampu bisa sekolah.

Reza: Faktanya sekarang banyak anak yang tidak bisa sekolah. Banyak warga miskin.

Padahal kalau kita melihat UUD, pendidikan itu hak setiap warga negara.

Feri: Dalam UUD juga dijelaskan kalau fakir miskin dipelihara negara. Tapi kenapa warga

miskin semakin banyak ya?

Reza: Nah, itu dia. Kalau kamu memelihara ayam, pasti kamu ingin agar ayam kamu semakin

banyak kan?

Feri: Iya. Lalu apa hubungannya?

Reza: Bagaimana tidak bertambah banyak? Lha orang miskinnya dipelihara.

Anda mungkin juga menyukai