Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat, maka semakin kompleks
pula pelajaran yang harus disampaikan kepada siswa. Dalam hal inipun guru harus mampu dan
dituntut untuk dapat menggunakan metode pembelajaran secara baik, sesuai dengan tujuan,
bahan pelajaran, alat bantu dan evaluasi yang telah ditetapkan.
Metode pembelajaran merupakan salah satu alat untuk menunjang tercapainya tujuan
pendidikan dan merupakan salah satu komponen yang harus dikuasai oleh guru, karena dengan
menguasai metode pembelajaran, guru dapat mengkomunikasikan bahan pelajaran dengan baik
dan terciptanya proses belajar mengajar yang efektif. Proses pembelajaran adalah suatu aspek
dari lungkungan sekolah yang diorganisasi.
Lingkungan ini diatur dan diawasi sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran
terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Metode pembelajaran turut menentukan sejauhmana
lingkungan menjadi lingkungan belajar yang baik. Lingkungan belajar yang baik adalah apabila
bersifat menantang dan merangsang siswa belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan serta
mencapai tujuan yang diharapkan.
Kualitas belajar siswa dapat dicapai dengan menggunakan metode pembelajaran yang
efektif, karena metode pembelajaran merupakan salah satu factor yang mendukung terhadap
keberhasilan siswa disamping faktor-faktor lainnya, seperti bahan pelajaran, perlengkapan
pelajaran, kondisi belajar dan sebagainya.
Untuk meningkatkan aktivitas dan kreativitas belajar siswa, guru dapat memberikan berbagai
tugas secara bervariasi, aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama duduk di bangku kelas
hendaknya tidak hanya terpaku kepada mendengarkan ucapan guru saja, tetapi ia harus aktif
mengembangkan informasi yang diterimanya dari guru.
1
Tugas yang diberikan biasanya aplikasi (penerangan) konsep-konsep atau teori-teori yang
diberikan oleh guru. Dengan cara seperti ini pemahaman siswa tentang pelajaran yang diberikan
semakin matang. Proses berfikir siswa didalam menyelesaikan pengajaran akan lebih baik
dibandingkan hanya mendengarkan ceramah saja. Berangkat dari pemikiran tersebut, maka
penulis menetapkan kajian metode pembelajaran dan memfokuskan pada metode pemberian
tugas.
Karena metode pemberian tugas ini merupakan salah satu metode yang dapat
mengembangkan tujuh keterampilan proses siswa.
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang dikemukakan dalam makalah ini ialah sebagai berikut:
1. Apa pengertian metode pembelajaran?
2. Apa pengertian metode pemberian tugas?
3. Apa kelebihan dan kekurangan metode pemberian tugas?
4. Bagaiman prosedur pemakaian metode pemberian tugas?
C. Tujuan
Tujuan makalah ini ada dua macam, yaitu:
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum yang inin dicapai ialah memiliki kemampuan dan
penguasaan terhadap metode pembelajaran, dapat mengembangakan metode
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa dan tujuan pendidikan.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus pembuatan makalah ini adalah:
a. Ingin mengetahui pengertian metode pembelajaran.
b. Ingin mengetahui pengertian metode pemberian tugas.
c. Ingin mengetahui kelebihan dan kekurangan metode pemberian tugas.
d. Ingin mengetahui prosedur pemakaian metode pemberian tugas.
D. Manfaat
Dengan adanya makalah ini diharapkan kita dapat mengetahui apa itu metode
pembelajaran ,metode pemberian tugas, apa saja kekurangan dan kelebihan metode pemberian
tugas, dan bagaimana prosedur pemakain metode pemberian tugas.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Pembelajaran
Proses pembelajaran harus menciptakan suasana yang dapat membina serta
mengembangkan kreativitas, Karen adengan mengembangkan kreativitas berarti
menimbulkan perasaan dihargai serta mendorong keberanian menciptakan gagasan
kreatif bagi anak (Rusyan, 1996). Untuk menciptakan susana tersebut maka diperlukan
suatu cara yang disebut metode.
Metode merupakan suatu tata cara untuk melakukan kegiatan dalam rangka
mencapai tujuan tertentu. Dan dalam proses pembelajaran berarti menggunakan metode
pembelajaran yang tujuannnya erat dengan pelaksanaan proses bealajar mengajar. Secara
lebih lanjut, berikut akan dipaparkan beberapa pengertian metode pembelajaran.
Menurut Nursid Sumaatmadja (Supriatna, 2007), metode pembelajaran adalah
cara yang fungsinya merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan.
Sedangkan menurut S. Hamid Hasan (Supriatna, 2007), metode pengajaran adalah suatu
cara yang digunakan untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa dalam
belajar. Dari dua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode pengajaran ialah
suatu cara yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran agar siswa dapat belajar
untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan optimal.
Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal yang turut menentukan berhasil
tidaknya suatu proses belajar mengajar, yaitu pengaturan proses belajar mengajar dan
pengajaran itu sendiri. Kedua hal itu saling ketergantungan. Keberhasilan pengajaran
dalam arti tercapainya tujuan-tujuan sangat bergantung pada pengaturan proses belajar
mengajar. Proses belajar mengajar yang baik dapat menciptakan situasi yang
memungkinkan anak belajar sehingga merupakan titik awal keberhasilan pengajaran.
3
Metode pembelajaran dapat menciptakan siswa belajar dengan baik dalam
suasana yang wajar tanpa tekanan, dalam kondisi yang merangsang untuk belajar. Metode
pembelajaran yang baik dapat memberikan bantuan dan bimbingan bagi siswa yang
mendapat berbagai kesulitan belajar serta memberikan dorongan untuk memahami bahan
pengajaran dalam berbagai kegiatan belajar, karena dalam kegiatan belajar siswa
memerlukan sesuatu yang memungkinkan siswa berkomunikasi secara baik dengan guru,
dengan teman, maupun dengan lingkungan sekitarnya. Kebutuhan akan bimbingan,
bantuan dan perhatian guru bisa dilaksanakan dengan menggunakan metode
pembelajaran yang efektif. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat
beragam.
Diantaranya metode ceramah, Tanya jawab, diskusi, pemberian tugas,
eksperimen, demonstrasi, kerja kelompok, proyek, dan sebagainya.Dalam menggunakan
metode pembelajaran, guru harus pintar dalam memilih mana yang terbaik.Karena tidak
semua metode sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan. Djamarah, Syaiful Bahri
(2005:229-231) dalam bukunya Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu
Pendekatan Teoretis Prikologis, mengemukakan bahwa dasar pertimbangan pemilihan
metode mengajar adalah:
1. Berpedoman pada tujuan
2. Perbedaan individual anak didik
3. Kemampuan guru
4. Sifat bahan pelajaran
5. Situasi kelas
6. Kelengkapan fasilitas
7. Kelebihan dan kelemahan metode
Diketahui pula bahwa dalam metode mengajar mempunyai hubungan yang erat
dengan keterampilan proses dalam bentuk kemampuan mengamati, menggolongkan,
menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian, dan
mengkomunikasikan. Dari empat metode, yaitu pemberian tugas, eksperimen, proyek,
dan diskusi dapat dikembangkan tujuh (seluruh) keterampilan proses.
4
Dalam metode karyawisata dapat dikembangkan enam jenis keterampilan proses,
kecuali meramalkan tidak termasuk didalamnya. Yang dikembangkan dari Tanya jawab
dan demonstrasi adalah lima jenis keterampilan proses, yaitu kemampuan mengamati,
menggolongkan, menafsirkan, menerapkan, dan mengkomunikasikan. Lain halnya
dengan metode bermain peran/sosiodrama dan bercerita, didalamnya dapat
dikembangkan empat jenis ketersmpilan proses yaitu kemempuan mengamati,
menafsirkan, menerapkan, dan mengkomunikasikan.
Dua jenis keterampilan proses lainnya, yaitu mengamati dan mengkomunikasikan
dapat dikembangkan dalam metode ceramah. Sedangkan metode latihan dapat
dikembangkan tiga macam keterampilan proses, yaitu kemampuan mengamati,
menerapkan, dan mengkomunikasikan. Diketahui bahwa metode pemberian tugas adalah
metode yang terbanyak menampilkan segi-segi keterampilan proses. Begitu juga dengan
metode diskusi, eksperimen, dan proyek. Keempat metode tersebut sama-sama
menampilkan tujuh macam kemampuan dalam keterampilan proses. Sedangkan metode
ceramah adalah metode yang paling sedikit menampilkan segi-segi keterampilan proses.
Karenanya, metode ceramah yang sering digunakan guru dalam mengajar di kelas perlu
dibatasi pemakaiannya.
5
B. Pengertian Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas dapat diartikan sebagai suatu format interaksi belajar
mengajar yang ditandai dengan adanya satu tugas atau lebih tugas yang diberikan oleh
guru, dimana penyelesaian tugas-tugas tersebut dapat dilakukan secara perseorangan atau
secara kelompok sesuai dengan perintahnya. (Moedjiono dan Dimyati, 1992/1993).
Sedangkan Supriatna, Nana, dkk (2007:200) mengemukakan bahwa metode
penugasan (pemberian tugas) adalah suatu penyajian bahan pembelajaran dimana guru
memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar dan memberikan
laporan sebagai hasil dari tugas yang dikerjakannya. Metode ini mengacu pada penerapan
unsure-unsur “learning by doing”.
Dari dua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode pemberian tugas adalah
suatu penyajian bahan pembelajaran dengan cara guru memberikan tugas tertentu agar
diselesaikan siswa sebagai salah satu bentuk kegiatan belajarnya, baik secara individu
atau kelompok dan adanya laporan sebagai hasil dari tugas tersebut tanpa terikat dengan
tempat.
6
Hal-hal yang hendaknya diketahui oleh guru dalam menggunakan metode pemberian
tugas adalah sebagai berikut:
1. Tugas dapat ditunjukan kepada siswa secara perseorangan, kelompok, atau
kelas.
2. Tugas dapat diselesaikan atau dilaksanakan dilingkungan sekolah (dalam
kelas atau luar kelas) dan diluar sekolah.
3. Tugas dapat berorientasi pada satu bidang studi ataupun berupa integrasi
beberapa bidang studi (unit).
4. Tugas dapat ditujukan untuk meninjau kembali pelajaran yang baru,
mengingat pelajaran yang telah diberikan, menyelesaikan latihan-latihan
pelajaran, mengumpulkan informasi atau data yang diperlukan untuk
memecahkan masalah serta tujuan yang lain.
5. Metode pemberian tugas adalah sebagai komponen pengajaran di kelas
jenjang dasar (elementary) atau sekolah dasar (Rosenshine dalam Supriatna,
Nana, dkk, 2007:201). Namun demikian untuk menerapkan metode pemberian
tugas secara efektif, guru hendaknya mempertimbangkan jumlah siswa,
kemampuan siswa, dan jenis-jenis tugas yang diberikan.

7
Tujuan dari penggunaan metode penugasan adalah untuk merangsang anak untuk aktif
belajar baik secara individual maupun kelompok. (Sumantri, 1998/1999) :
a. Jenis-jenis tugas
Davies (Moedjiono dan Dimyati, 1992/1993), mengemukakan bahwa beberapa
tugas merupakan kegiatan akademis atau intelektual, sedangkan lainnya terutama
berhubungan dengan keterampilan fisik. Selain itu, tugas seringkali merupakan
kegiatan akademis/intelektual dan keterampilan fisik sekaligus.
Davies lebih lanjut mengutarakan bahwa untuk dapat mengemukakan tentang apa
yang sebenarnya akan diajarkan (melalui sejumlah tugas), maka seorang guru
memerlukan analisis tugas yang benar. Analisis tugas dilakukan dengan tujuan:
a. Menerangkan tugas yang harus dipelajari siswa.
b. Mengisolasi tingkah laku yang diperlukan.
c. Mengidentifikasikan kondisi dimana tingkah laku terjadi.
d. Menetapkan suatu criteria untuk tingkah laku atau penampilan yang dapat
diterima.
Berdasarkan pendapat Dsvies dan Gage & Berliner, dapat dipisahkan jenis-jenis
tugas berikut ini :
a) Tugas latihan.
b) Tugas membaca/mempelajari buku tertentu.
c) Tugas unit/proyek.
d) Studi eksperimen.
e) Tugas praktis.
8
Sedangkan Rusyan, A. Tabrani (1996:14) mengemukakan bahwa metode
pemberian tugas dapat dilakukan dengan cara:
a) Membuat rangkuman.
b) Membuat makalah/paper.
c) Menjawab pertanyaan atau menyelesaikan soal-soal tertentu.
d) Mengadakan observasi atau wawancara.
e) Mengadakan latihan.
f) Mendemonstrasikan sesuatu.
g) Menyelesaikan pekerjaan tertentu.
b. Syarat-Syarat Tugas.
Penerapan metode pemberian tugas akan memberikan hasil optimal jika pada saat
guru memberikan tugas memperhatikan syarat atau prinsip pemberian tugas.
Kepedulian terhadap syarat-syarat pemberian tugas juga didasarkan pada adanya
perbedaan karakteristik siswa, karakteristik bidang studi, dan karakteristik tujuan.
Adapun syarat-syarat pemberian tugas diantaranya sebagai berikut:
a. Kejelasan dan ketegasan tugas.
b. Penjelasan mengenai kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi.
c. Diskusi tugas antara guru-siswa.
d. Kesesuaian tugas dengan kemampuan dan minat siswa.
e. Kebermaknaan tugas bagi siswa.
9
C. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pemberian Tugas
1. Kelebihan Metode Pemberian Tugas. Kelebihan dari metode pemberian tugas
adalah:
a. Relevan dengan prinsip cara belajar siswa aktif (CBSA).
b. Merangsang siswa belajar lebih banyak, baik dekat dengan guru maupun
pada saat jauh dari guru di dalam sekolah maupun di luar sekolah.
c. Mengembangkan sifat kemandirian pada diri siswa.
d. Lebih meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari guru, lebih
memperdalam, memperkaya atau memperluas pandangan tentang apa
yang dipelajarai.
e. Membina kebiasaan siswa untuk mencari dan mengolah sendiri informasi
dan komunikasi.
f. Pengetahuan yang siswa peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat
diingat lebih lama.
g. Merangsang kegairahan belajar siswa karena dapat dilakukan dengan
bervariasi.
h. Membina tanggung jawab dan disiplin siswa.
i. Mengembangkan kreativitas siswa.
2. Kekurangan Metode Pemberian Tugas. Kekurangan metode pemberian tugas
adalah:
a. Sulit mengontrol siswa apakah belajar sendiri atau dikerjakan orang lain.
b. Sulit memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa.
c. Tugas yang monoton dapat membosankan siswa.
d. Tugas yang banyak dan sering dapat membuat beba dan keluhan siswa.
e. Tugas kelompok dikerjakan oleh orang tertentu atau siswa yang rajin dan
pintar.
f. Kurang adanya balikan bagi guru.
10
D. Prosedur Pemakaian Metode Pemberian Tugas
Bellack dan kawan-kawan (Moedjiono dan Dimyati, 1992/1993), mengemukakan
adanya rangkaian kegiatan yang diulang secara terus menerus dalam pemakaian metode
pemberian tugas. Rangkaian kegiatan yang digambarkan oleh Bellack dan kawan-kawan
tersebut adalah:
1) Guru menggambarkan secara singkat tentang topik atau isu yang
didiskusikan.
2) Guru meminta suatu respons atau jawaban dari siswa tentang suatu
pertanyaan/permasalahan.
3) Seorang siswa merespons atau menjawab pertanyaan/permasalahan.
4) Guru menanggapi jawaban-jawaban siswa.
Langkah-langkah dalam pemakaian metode pemberian tugas adalah sebgaai berikut:
1) Fase pemberian tugas(persiapan).
a. Merumuskan masalah (scope and sequenes) dengan jelas.
b. Mengemukakan tujuan pelaksanaan tugas.
c. Menentukan jenis tugas (kelompok/individu).
d. Memberikan penjelasan atau pengarahan sebelum pengarahan tugas.
e. Memberikan petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa.
f. Menentukan limit waktu pelaksanaan.
2) Fase pelaksanaan tugas.
a. Mengadakan bimbingan/pengawasan dalam pelaksanaan tugas.
b. Memberikan motivasi/dorongan sehingga anak mau bekerja.
c. Memberikan pelayanan kebutuhan.
d. Diusahakan/dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain.
e. Dianjurkan agar siswa menctat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik
dan sistematik.
11
3) Fase pertanggungjawaban tugas.
a. Pelaporan secara lisan/tulisan, tindakan/demonstrasi.
b. Melaksanakan penilaian hasil pelaksanaan tugas.
c. Melaksanakan penilaian proses dan hasil pelaksanaan.
d. Mendiskusikan kesulitan-kesulitan yang tidak dapat diselesaikan oleh
siswa selama pelaksanaan tugas.
E. Contoh Penerapan Metode Pemberian Tugas dalam Pengajaran IPA
Dalam proses pengajaran IPA, semua upaya yang dilakukan oleh guru dalam
melaksanakan kegiatan pengajarannya merupakan rangkaian proses yang menentukan
pencapaian hasil pengajaran, termasuk pemilihan metode yang tepat untuk setiap
pertemuan. IPA sebagai bagian dari ilmu yang ada, merupakan ilmu yang sarat dengan
dengan fakta sehingga pengajarannya menuntut kemampuan pengetahuan dari guru,
disamping keterampilan pengajaran lainnya.
Penerapan metode pemberian tugas dalam proses pengajaran IPA, umumnya
dimaksudkan untuk melatih siswa agar mereka dapat aktif mengikuti sajian pokok
bahasan yang telah diberikan, baik di dalam kelas maupun di tempat lain yang
representatif untuk kegiatan belajarnya. Tugas yang diberikan kepada siswa dapat
dilakukan dengan berbagai bentuk seperti daftar pertanyaan mengenai suatu pokok
bahasan tertentu, suatu perintah yang harus dibahas melalui diskusi atau perlu dicari
uraiannya dalam buku pelajaran yang lain. Dapat juga berupa tugas tertulis atau tugas
lisan yang lain, mengumpulkan sesuatu, membuat sesuatu, mengadakan observasi,
eksperimen dan berbagai bentuk tugas lainnya. Kesemuanya itu bertujuan untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar.
Perlu dipahami bagi seorang guru bahwa waktu belajar siswa di sekolah sangat
terbatas untuk menyajikan sejumlah materi pelajaran yang telah ditetapkan dalam
kurikulum. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut guru perlu memberikan tugas-tugas
kepada siswa diluar jam pelajaran, baik secara perorangan maupun kelompok. Dalam
hubungan ini, guru sangat diharapkan agar setelah memberikan tugas kepada siswa
supaya dicek atau diperiksa pada pertemuan berikutnya apakah sudah dikerjakan oleh
siswa atau tidak.Kesan model pengajaran seperti ini memberikan manfaat yang banyak
bagi siswa, terutama dalam meningkatkan aktivitas dan motivasi belajarnya.
12
Teknik pemberian tugas atau resitasi biasanya digunakan dengan tujuan agar
siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan latihan-
latihan selama mengerjakan tugas. Dari proses seperti itu, siswa dalam mempelajari
sesuatu dapat lebih terintegrasi akibat pendalaman dan pengalaman siswa yang berbeda-
beda pada saat menghadapi masalah atau situasi yang baru. Disamping itu, siswa juga
dididik untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, aktivitas dan rasa tanggung
jawab serta kemampuan siswa untuk memanfaatkan waktu belajar secara efektif dengan
mengisi kegiatan yang berguna dan konstruktif.
Bagi seorang guru dalam menerapkan metode pemberian tugas tersebut
diharapkan memperjelas sasaran atau tujuan yang ingin dicapai kepada siswa.Demikian
halnya dengan tugas sendiri, jangan sampai tidak dipahami tidak dengan jelas oleh siswa
tentang tugas yang harus dikerjakan.
Dalam penggunaan teknik pemberian tugas atau resitasi, siswa memiliki
kesempatan yang besar untuk membandingkan antara hasil pekerjaannya dengan hasil
pekerjaan orang lain. Ia juga dapat mempelajari dan mendalami hasil uraian orang lain.
Kesemuanya itu dapat memperluas cakrawala berfikir siswa, meningkatkan pengetahuan
dan menambah pengalaman berharga bagi siswa. Sebagai petunjuk dalam penerapan
metode pemberian tugas Roestiyah N.K (1989) mengemukakan perlunya memperhatikan
langkah-langkah berikut:
1. Merumuskan tujuan khusus dari tugas yang diberikan.
2. Pertimbangkan betul-betul apakah pemilihan teknik pemberian tugas itu telah tepat
untuk mencapai tujuan yang anda rumuskan.
3. Anda perlu merumuskan tugas-tugas dengan jelas dan mudah dimengerti.
Dalam menerapkan metode pemberian tugas seperti dikemukakan di atas, guru
hendaknya memahami bahwa suatu tugas yang diberikan kepada siswa minimal harus
selalu disesuaikan dengan kondisi obyektif proses belajar mengajar yang dihadapi,
sehingga tugas yang diberikan itu betul-betul bermakna dan dapat menunjang efektifitas
pengajaran. Berbicara lebih jauh mengenai penerapan metode pemberian tugas,
seringkali diterjemahkan oleh sebahagian orang hanya terkait dengan pekerjaan rumah
yang diberikan kepada siswa.
13
Akan tetapi sebenarnya metode ini harus dipahami lebih luas dari pekerjaan
rumah karena siswa dalam melakukan aktivitas belajarnya tidak mutlak harus dilakukan
di rumah, melainkan dapat dilaksanakan di sekolah, di laboratorium atau di tempat-
tempat lainnya yang memungkinkan untuk menyelesaikan tugas. Sehubungan dengan ini
Nana Sudjana (1989) mengemukakan bahwa; Tugas dan resitasi tidak sama dengan
pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih luas dari itu. Tugas bisa dilaksanakan di rumah, di
sekolah, di perpustakaan, dan tempat lain. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk
aktif belajar diberikan secara individual atau dengan kelompok.
Penguasaan itu tidak harus selalu didiktekan oleh guru melainkan dapat berasal
dari perencanaan kelompok, sehingga kelompok dapat membagi tugas kepada
anggotanya secara baik menurut minat dan kemampuannya.Jelasnya bahwa penguasaan
yang diberikan kepada siswa harus selalu dirumuskan dengan seksama agar tugas itu
tidak terlalu memberatkan siswa dan juga tidak membosankan.Ini tidak berarti bahwa
tugas itu tidak boleh sukar.Bahkan senantiasa diharapkan menciptakan suatu kondisi yang
memungkinkan pemberian tugas yang menantang buat siswa.
Menurut Sutomo (1993) bahwa metode pemberian tugas dapat digunakan
apabila :
a. Suatu pokok bahasan tertentu membutuhkan latihan atau pemecahan yang lebih
banyak di luar jam pelajaran yang melibatkan beberapa sumber belajar.
b. Ruang lingkup bahan pengajaran terlalu luas, sedangkan waktunya terbatas.
Untuk itu guru perlu memberikan tugas.
c. Suatu pekerjaan yang menyita waktu banyak, sehingga tidak mungkin dapat
diselesaikan hanya melalui jam pelajaran di sekolah.
d. Apabila guru berhalangan untuk melaksanakan pengajaran, sedangkan tugas yang
harus disampaikan kepada murid sangat banyak. Untuk itu pemberian tugas perlu
diberikan melalui bimbingan guru lain yang menguasai bahan pengajaran yang
dipegang oleh guru yang berhalangan tadi.
14
Beberapa jenis tugas penugasan dianggap sudah ditunaikan apabila siswa telah
mengerjakannya. Di sini tidak diperlukan standar minimum. Akan tetapi jika suatu keterampilan
tertentu ingin dikembangkan, maka tolok ukur penilaian perlu ditentukan dan disampaikan
kepada siswa, sehingga mereka berkesempatan untuk mempraktekkan keterampilan itu dengan
memuaskan.
Demikian pula jika penugasan itu berupa laporan atau makalah yang harus dipersiapkan,
para siswa sedapat mungkin sering diberitahu apa saja target atau sasaran yang diharapkan dari
mereka atau dari tugas yang diberikan, sehingga mereka memiliki cukup pedoman dalam bekerja
menyelesaikan tugas-tugasnya.
Mengingat pentingnya metode pemberian tugas dalam proses belajar, sehingga dalam
mencermati hal itu kalangan ahli pendidikan banyak memberikan petunjuk dan penekanan
khusus yang berkaitan dengan jenis dan metode pemberian tugas kepada siswa. Kesemuanya
berorientasi pada pencapaian hasil belajar yang lebih baik.Sehubungan dengan itu Tim Didaktik
Metodik Kurikulum IKIP Surabaya (1993) menegaskan bahwa “tugas yang harus dilakukan
siswa perlu jelas.Ini berarti bahwa guru, dalam memberikan tugas, harus menjelaskan aspek-
aspek yang perlu dipelajari siswa, agar siswa tidak merasa bingung apa yang harus dipentingkan
jika aspek-aspek yang diperhatikan sudah jelas, maka perhatian siswa waktu belajar akan lebih
dipusatkan pada aspek-aspek yang dipentingkan itu”.
Khusus dalam pengajaran IPA, metode pemberian tugas memegang peranan yang
penting untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan siswa terhadap materi pelajaran.Dengan
pemahaman seperti itu diharapkan siswa memiliki motivasi untuk belajar IPA secara maksimal,
agar siswa mampu menghubungkan pemahaman IPA-nya dengan perkembangan yang ada.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode pembelajaran adalah suatu cara penyajian pembelajaran. Metode
pembelajaran merupakan salah satu factor terpenting yang mempengaruhi proses
pembelajaran, karena menentukan bagaimana hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
Metode pembelajaran yang baik adalah metode yang dapat menciptakan suasana
yang baik dan kondisi yang dapat merangsang siswa untuk belajar.Kualitas belajar
siswa dapat dicapai dengan menggunakan metode pembelajaran yang efektif.Tidak
ada satupun metode pembelajaran yang baik dan sempurna.Setiap metode memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing.Oleh karena itu, metode yang paling baik
adalah metode yang cocok, relevan dengan materi, dan sesuai tujuan pembelajaran.
B. Saran
Keterampilan dan kemampuan guru untuk memilih metode yang terbaik sangat
diperlukan untuk keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Karena pemilihan
metode yang salah akan menghambat pencapaian tujuan pembelajaran. Guru jangan
sesuka hati memilih metode, ia harus berpedoman pada tujuan pembelajaran.
Dalam memilih metode pembelajaran harus memperhatikan kadar keterampilan
proses yang dimiliki oleh setiap metode. Metode dengan kadar keterampilan proses
yang tinggi lebih mengoptimalkan belajar siswa, salah satu metode dengan kadar
keterampilan proses tinggi adalah metode pemberian tugas. Dan metode yang paling
sedikit menampilkan segi-segi keterampilan proses ialah metode ceramah. Oleh
karena itu, metode ceramah yang sering digunakan guru dalam mengajar di kelas
perlu dibatasi pemakaiannya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, S. B. (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan
Teoretis Psikologis. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Moedjiono dan Dimyati, M. (1992/1993).Strategi Belajar Mengajar . Jakarta: Depdikbud
Dirjen
Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Rusyan, A. (1996). Metode Pembelajaran. Jakarta: PT Amanah Duta.
Sumantri, M. d. (1998/1999). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan
Tinggi Proyek PGSD.

Anda mungkin juga menyukai