Anda di halaman 1dari 13

Bacalah teks anekdot beriku !

Bacalah teks anekdot berikut !

100 Ungkapan Manis

Mantan mahasiswa : “Baik , Pak. Terima kasih banyak,” kata anak muda itu. “ Mohon bapak
tidak khawatir karena saya telah menyiapkan 100 ungkapan manis. Saat saya bertemu dengan
pejabat di sana, saya akan menggunakannya. Dia pasti akan senang.”

Dosen : “ Bagaimana bisa kamu dapat melakukan hal itu? Jangan sombong kamu!” tanya
dosen itu dengan nada tidak senang. “Kita adalah pria sejati yang punya prinsip dan tidak perlu
sanjungan. Ingat itu”

Mantan Mahasiswa : Sang murid menjawab, “Pak, sayangnya ternyata kebanyakan orang
senang disanjung. Hanya beberapa pria yang benar-benar sejati seperti Bapak yang tidak
menyukai sanjungan.

Dosen : “Haaa, Kamu benar, Nak. Aku memang tidak suka disanjung,” dosen itu
mengangguk sambil tersenyum. ( Setelah itu mantan mahasiswa bergumam, “ Saya masih punya
99 kata manis karena telah saya gunakan 1 buah untuk dosenku.”

Peristiwa lucu yang ada dalam teks anekdot tersebut adalah. . .

Nasihat dosen kepada mahasiswanya yang telah menjadi pejabat

Dosen yang tidak sadar bahwa dirinya sebenarnya suka disanjung

Pernyataan anak muda kepada dosennya bahwa ia telah lulus

Nasihat anak muda kepada temannya sebelum lulus kuliah

rasa khawatir dosen terhadap prestasi belajar mahasiswanya


Bacalah teks anekdot berikut !

Bacalah teks anekdot berikut !

(Di kantin sebuah kampus saat senja buta. ada dua orang mahasiswa yang berbincang-bincang ).

Busron : " Saya heran dengan ilmu politik, kalau mengajar selalu dudu, tidak pernah mengajar
berdiri".

Badrun : " Ah, begitu saja diperhatikan sih, Ron. Barangkali saja, Beliau capek atau kakinya
tidak kuat berdiri."

Busron : " Bukan itu sebabnya, Run. Sebab dia juga seorang pejabat."

Badrun : " Loh, apa hubunganya?"

Busron : " Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain lah."

Badrun : "hahaha.......... bisa saja kamu, Ron"

Pesan yang disampaikan melalui teks anekdot tersebut diungkapkan dalam bentuk . . . .

Ajakan

Sindiran

Gurauan

Perintah

Saran
Bacalah teks Anekdot berikut !

Bacalah teks anekdot berikut !

(Di kantin sebuah kampus saat senja buta. ada dua orang mahasiswa yang berbincang-bincang ).

Busron : " Saya heran dengan ilmu politik, kalau mengajar selalu dudu, tidak pernah mengajar
berdiri".

Badrun : " Ah, begitu saja diperhatikan sih, Ron. Barangkali saja, Beliau capek atau kakinya
tidak kuat berdiri."

Busron : " Bukan itu sebabnya, Run. Sebab dia juga seorang pejabat."

Badrun : " Loh, apa hubunganya?"

Busron : " Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain lah."

Badrun : "hahaha.......... bisa saja kamu, Ron"

Latar waktu kisah dalam teks tersebut adalah . . . .

Pagi hari

Siang hari

Sore hari

Mlam hari

Dini hari
Bacalah teks anekdot berikut !

Bacalah teks anekdot berikut !

Akhirnya guru berdiri dan berkata," Anak-anak, Bapak minta maaf karena Bapak telah membuat
Wuri malu dan salah tingkah. Maaf ya wuri . Bapak mendahului kamu senhingga kamu terlambat
pada jam pertama. Mungkin minggu depan Bapak akan masuk setelah Wuri hadir di kelas saja,
ya ?" Serentak para siswa berkata," Jangan, Paaak."

Latar tempat yang mendasari kisah di atas adalah. . .

Ruang kelas

Ruang guru

Teras kelas

Ruang kepala sekolah

Halaman sekolah

Bacalah teks anekdot berikut !

Bacalah teks anekdot berikut !

Akhirnya guru berdiri dan berkata," Anak-anak, Bapak minta maaf karena Bapak telah membuat
Wuri malu dan salah tingkah. Maaf ya wuri . Bapak mendahului kamu senhingga kamu terlambat
pada jam pertama. Mungkin minggu depan Bapak akan masuk setelah Wuri hadir di kelas saja,
ya ?" Serentak para siswa berkata," Jangan, Paaak."

Teks tersebut berisi pesan agar. . .


Siswa tidak terlambat masuk kelas

Guru hadir tepat waktu di kelas

Siswa menghormati guru

Siswa suka belajar bersama

Guru tidak pernah marah kepada siswa

Bacalah teks anekdot berikut !

Bacalah teks anekdot berikut !

Akhirnya guru berdiri dan berkata," Anak-anak, Bapak minta maaf karena Bapak telah membuat
Wuri malu dan salah tingkah. Maaf ya wuri . Bapak mendahului kamu senhingga kamu terlambat
pada jam pertama. Mungkin minggu depan Bapak akan masuk setelah Wuri hadir di kelas saja,
ya ?" Serentak para siswa berkata," Jangan, Paaak."

Nasihat yang diberikan guru kepada siswa melalui teks tersebut berupa . . .

Perintah

Saran


Ajakan

Permintaan

Sindiran

Bacalah teks anekdot berikut !

Bacalah teks anekdot berikut !

100 Ungkapan Manis

Mantan mahasiswa : “Baik , Pak. Terima kasih banyak,” kata anak muda itu. “ Mohon bapak
tidak khawatir karena saya telah menyiapkan 100 ungkapan manis. Saat saya bertemu dengan
pejabat di sana, saya akan menggunakannya. Dia pasti akan senang.”

Dosen : “ Bagaimana bisa kamu dapat melakukan hal itu? Jangan sombong kamu!” tanya
dosen itu dengan nada tidak senang. “Kita adalah pria sejati yang punya prinsip dan tidak perlu
sanjungan. Ingat itu”

Mantan Mahasiswa : Sang murid menjawab, “Pak, sayangnya ternyata kebanyakan orang
senang disanjung. Hanya beberapa pria yang benar-benar sejati seperti Bapak yang tidak
menyukai sanjungan.

Dosen : “Haaa, Kamu benar, Nak. Aku memang tidak suka disanjung,” dosen itu
mengangguk sambil tersenyum. ( Setelah itu mantan mahasiswa bergumam, “ Saya masih punya
99 kata manis karena telah saya gunakan 1 buah untuk dosenku.”

Nasihat yang dapat diperoleh dari teks anekdot tersebut adalah. . .

Belajarlah dengan rajin agar cepat lulus dan bekerja sesuai harapan

Nasihat yang baik harus dikasanakan oleh orang lain


rasa hormat harus diberikan kepada orang yang telah berbuat baik

Berhati-hatilah dalam berkata-kata agar tidak menimbulkan pertengkaran

Bekerjalah sebagai pejabat pemerintah yang dapat diteladani masyarakat

bacalah teks anekdot berikut !

Bacalah teks anekdot berikut !

100 Ungkapan Manis

Mantan mahasiswa : “Baik , Pak. Terima kasih banyak,” kata anak muda itu. “ Mohon bapak
tidak khawatir karena saya telah menyiapkan 100 ungkapan manis. Saat saya bertemu dengan
pejabat di sana, saya akan menggunakannya. Dia pasti akan senang.”

Dosen : “ Bagaimana bisa kamu dapat melakukan hal itu? Jangan sombong kamu!” tanya
dosen itu dengan nada tidak senang. “Kita adalah pria sejati yang punya prinsip dan tidak perlu
sanjungan. Ingat itu”

Tempat yang terjadi latar cerita dalam teks anekdot tersebut adalah. . .

Mantan Mahasiswa : Sang murid menjawab, “Pak, sayangnya ternyata kebanyakan orang
senang disanjung. Hanya beberapa pria yang benar-benar sejati seperti Bapak yang tidak
menyukai sanjungan.

Dosen : “Haaa, Kamu benar, Nak. Aku memang tidak suka disanjung,” dosen itu
mengangguk sambil tersenyum. ( Setelah itu mantan mahasiswa bergumam, “ Saya masih punya
99 kata manis karena telah saya gunakan 1 buah untuk dosenku.”

Ruang ujian

Ruang dosen

Ruang pertemuan

Ruang tamu

Ruang tunggu

Bacalah teks anekdot berikut !

Bacalah teks anekdot berikut !

Mendengar adanya sura kepanikan , Bi Ijah segera turun.

Bi ijah : " Ada apa, neng?"

Kakak : "Ini nih, Bi, adik makan buah yang ada ulatnya."

Bi Ijah : "Oh, Tenang aja Neng, sebentar lagi ulatnya juga mati. Soalnya, kemarin sudah Bi Ijah
kasih obat hama yang ampuh pada buah-buah itu. "

Mama : "Lah, kan tambah bahaya , Bii kalau tertelan !"

Pesan tersirat yang disampaikan penulis melalui teks tersebut adalah. . . .

Kakak harus menemani adik saat bermain

Adik tidak boleh bermain di luar rumah

Ibu harus menemani anak yang bermain

Kita tidak boleh memberikan obat hama pada buah-buahan


Anak harus hormat pada ibunya saat di rumah

Bacalah teks anekdot berikut ! Mendengar adanya sura kepanikan , Bi Ijah


segera turun. Bi ijah : " Ada apa, neng?" Kakak : "Ini nih, Bi, adik makan buah
yang ada ulatnya." Bi Ijah : "Oh, Tenang aja Neng, sebentar lagi ulatnya juga
mati. Soalnya,

Bacalah teks anekdot berikut !

Mendengar adanya sura kepanikan , Bi Ijah segera turun.

Bi ijah : " Ada apa, neng?"

Kakak : "Ini nih, Bi, adik makan buah yang ada ulatnya."

Bi Ijah : "Oh, Tenang aja Neng, sebentar lagi ulatnya juga mati. Soalnya, kemarin sudah Bi Ijah
kasih obat hama yang ampuh pada buah-buah itu. "

Mama : "Lah, kan tambah bahaya , Bii kalau tertelan !"

Kata kasih yang di ucapkan Bi Ijah pada teks tersebut memiliki makna yang sama dengan
kata berikut, yaitu . . .

Taruh

Letakkan

Taburkan

Beri

Sebarkan

Bacalah teks berikut !

Bacalah teks anekdot berikut !

(Di kantin sebuah kampus saat senja buta. ada dua orang mahasiswa yang berbincang-bincang ).

Busron : " Saya heran dengan ilmu politik, kalau mengajar selalu dudu, tidak pernah mengajar
berdiri".

Badrun : " Ah, begitu saja diperhatikan sih, Ron. Barangkali saja, Beliau capek atau kakinya
tidak kuat berdiri."

Busron : " Bukan itu sebabnya, Run. Sebab dia juga seorang pejabat."

Badrun : " Loh, apa hubunganya?"

Busron : " Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain lah."

Badrun : "hahaha.......... bisa saja kamu, Ron"

Interpretasi teks Anekdot tersebut adalah . . .

Seorang dosen pasti memiliki ilmu yang tinggi

Kehidupan dosen sama dengan kehidupan pejabat di daerah

Seorang pejabat bisa menjadi seorang dosen

Mahasiswa tidak boleh menyidir dosen


Mencoba menyamakan satu pekerjaan dengan jabatan lain

Evaluasi kaidah pembentuk anekdot

Evaluasi pembentuk teks anekdot dapat dilakukan dengan menggunakan kajian terhadap . . .

Gaya bercerita penulis anekdot

 Latar budaya tokoh yang dikisahkan


Unsur kelucuan yang terdapat di dalam teks

Fakta yang terdapat di dalam teks

Amanat yang disampaikan penulis

perbaikan

Setelah lulus dari perguruan tinggi ternama, seorang pria muda ditunjuk menjadi pejabat di ibu
kota.

Perbaikan atas kesalahan yang ada pada kalimat tersebut adalah . . .

Mengganti kata lulus menjadi selesai

Menghilangkan tanda baca (,)


Menghilangkan kata lulus

Mengubah kata ibu kota menjadi ibukota

Mengganti kata pejabat menjadi pejabat

Perhatikan teks anekdot berikut :

Perhatikan teks anekdot berikut !

Siang itu, dalam perjalanan pulang sekolah, Tono tidak tahu kalau dikejar polisi !

Polisi : " Selamat siang, Dik?"

Tono : " Siang, Pak?"

Polisi : " Kmu tahu, tadi lampunya menunjukkan warna apa ?"

Tono : " Iya, tahu Pak."

Polisi : " Lalu mengapa kamu menerobos Jalan lampu merah ?"

Tono : " Maaf Pak, saya gak liat kalau ternyata Bapak ada di belakang saya."

Berdasrkan teks tersebut, Tono ditegur karena . . .

Tidak tahu warna lalu lintas

Melanggar lampu lalu lintas

Berada di depan polisi


 Tidak tahu ada polisi di belakangnya
 Melawan perintah polisi

Perhatikan teks anekdot berikut !

Perhatikan teks anekdot berikut !

Siang itu, dalam perjalanan pulang sekolah, Tono tidak tahu kalau dikejar polisi !

Polisi : " Selamat siang, Dik?"

Tono : " Siang, Pak?"

Polisi : " Kmu tahu, tadi lampunya menunjukkan warna apa ?"

Tono : " Iya, tahu Pak."

Polisi : " Lalu mengapa kamu menerobos Jalan lampu merah ?"

Tono : " Maaf Pak, saya gak liat kalau ternyata Bapak ada di belakang saya."

Kelucuan teks anekdot tersebut adalah . . .

Tono melanggar lampu merah, padahal seharunya tindakan itu tidak diperbolehkan

Polisi menilang Tono karena Tono melanggar lampu merah

Polisi merasa kesal karena Tono tidak melhat polisi berada di belakangnya

Tono melanggar lampu merah karena tidak tahu ada polisi di belakangnya

Tono tida mengetahui warna lampu merah sehingga dia melanggarnya

Anda mungkin juga menyukai