Layout : Hartina
Jumlah halaman:
Diterbitkan oleh :
SulQa Press
ii
KATA PENGANTAR
pengabdian kepada masyarakat adalah satu hal yang wajib kami
emban dalam menyelesaikan studi. Kali ini, kami akan menceritakan
keseruan, suka-duka kami selama mengabdi dan memberikan edukasi
kepada masyarakat pesisir. Sebagai mahasiswa KKN Kerjasama antar
perguruan tinggi keislaman negeri.
Tantangan yang harus dihadapi dari menjadi bagian KKN
Kerjasama adalah bagaimana membangun hubungan emosional antara
sesama peserta KKN, maupun masyarakat desa tempat mengabdi. Tulisan
yang tertuah dalam buku ini dapat menjadi bukti . maka harapan kami
dengan tertuahnya tulisan ini dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa dan
menjadi pelajaran awal dalam melaksanakan KKN.
iii
Kendari, 15 September 2022
iv
DAFTAR ISI
Identitas Buku ................................................................... ii
Kata Pengantar .................................................................. iii
Daftar Isi ............................................................................. v
1. Kenangan Tak Berjudul .......................................... 1
Nur Asma Manissa
2. Seperti cinta pendidikan itu sesak ........................... 15
Lutvi Ayu Wulandari
3. Euforia pesta rakya .................................................. 21
Nurul Muthmaina
4. Awal perjalanan panjang masadian ........................ 27
Meli Nurmiati
5. 45 hari telah usai ..................................................... 34
Hartina
6. Memoris Masadian ................................................... 39
Sayyid Subhan
7. Pertemuan arus ombak yang tak terlupakan ......... 55
Fahmi
8. Meriahkan pesta di pulau masadian ....................... 60
Firsa Septiana Rusli
9. Perjalanan membawa berkah .................................. 65
Alvin
10. Kerang pecah ............................................................70
Muh Yunus
PROFIL PENULIS ........................................................... 74
DIBAWAH REDUP CAHAYA KITA BERCERITA
v
“DIBAWAH REDUP CAHAYA, KITA BERCERITA”
1
Pemeriksaan administrasi yang dapat saya katakan cuman sebagai
formalitas terutama pengecekan vaksin sebelum masuk ke Bandara
menghabiskan waktu kurang lebih 5 menit.Tanpa disadari setelah berada
di ruang tunggu, salah satu teman kami atas nama Aldi kehilangan Tas
selempangnya dan entah dimana dia meletakkannya.
“Asma, dilihatkah dimana tasku?” tanyanya
“Ha, Tas? Pakai tas memang ki kah naik kesini” ucapku
“Aii, ndg tau intinya ada tadi pas diluar sebelum naikki di sini” jawabnya.
“Sini mi pale kebawah ki, sempat adai di bawah tertinggal di tempat
barang eee”.Seru saya.
Kamipun meninggalkan ruang tunggu dan segera bergegas menuju ke
bawah. Namun, yang sangat disayangkan tas yang kami harapkan ada
ditempat barang nyatanya cuma hayalan. Perasaan gelisah, panik dan takut
sudah menyerang kami khususnya Aldi yang merupakan pemilik dari tas
itu.
“Ihhh, Aldi coba lapor sama petugasnya, sempat nalihat tas ta” Kataku
kepada Aldi
“Okemi, pergika dulu tanyai plee” sambungnya.Aldipun segera bergegas
menghampiri petugas dan menyampaikan keresahan hatinya selama
beberapa menit terakhir itu.
“Maaf adek, tasnya warna apa ya?” Kata salah satu petugas wanita
“Warna hitam kak” jawab Aldi
Terlihat petugas itu sedang bercerita dengan teman – temannya, entah apa
yang mereka bicarakan. Namun karena sudah terlanjur panik, maka
kamipun meminta izin untuk keluar dan mencarinya di luar meskipun
tanpa petunjuk dimana keberadaan tas ini.
Langkah kaki yang tergesa – gesa, suara langkah yang keras dan
cepat, keringat yang bercucuran serta ekspresi yang tidak dapat ditebak
seperti itulah kira – kira penampakan Aldi saat ini.Setelah tiba diluar,
kami menyusuri semua tempat yang pernah kita tempati berkumpul
ataupun beristirahat. Lucunya tas yang tidak disangka – sangka dimana
letaknya ternyata berada diatas meja registrasi barang dengan posisi yang
sangat baik. Perasaan lega dan Bahagia menghampiri kami. Aldipun
segera bergegas mengambil tas itu dan kami kembali menuju ke ruang
tunggu dengan perasaan Happy Kiyowo.
2
Jam sudah menunjjukan pukul 18. 05, yang seharusnya kami sudah
berangkat tapi masi ditempat yang sama dengan orang yang sama namun
disituasi yang berbeda. Makin kesini hari mulai petang, awan hitam
bermunculan, mendung yang tak tertahankan, tetesan air yang berjatuhan,
seakan memperlihatkan bahwa cuaca sedang tidak baik – baik saja pada
Petang hari ini. Tidak hanya itu panggilan untuk menaiki pesawatpun
belum terdengar di telinga, entah saya yang tidak mendengarnya karena
suara hujan yang amat ribut atau memang karena informasinya yang
terlambat. Dosen kami atas nama kk Adhy berinisiatif untuk bertanya ke
petugas dengan menyuruh salah satu teman atas nama Asrullah untuk
bertanya. Ternyata kami kelewatan informasi yang mana intinya berisi
bahwa Pesawat kami sedang Delay.Setelah sekian lama menunggu hujan
redah.Tepat pada pukul 19.20 kamipun menaiki Bus dan menuju ke
pesawat.
“Selamat Datang” kata Pramugari yang berdiri di depan pintu
pesawat. Kulangkahkan kakiku menuju ketempat duduk sesuai nomor
kursi yang ada di tiket.Saya duduk disebelah kanan Bersama Firda dan
Irwandi.Pesawat lepas landas dan setelah menunggu selama 50 menit
kamipun tiba di Bandara Haluoleo Kendari.Perasaan resah seketika hilang,
namun ketika hendak santai dan berfoto – foto salah seorang menghampiri
kami dan berkata.
“Cepat, cepat.Kita menuju mobil dan segera bergeser ke Kampus
karena sudah mau pembukaan.Laki – lakinya 2 orang silahkan kumpulkan
barang bawaannya.”Kata Dosen dari IAIN Kendari.Fadli dan Muhammad
Yunus segera bergegas mengumpulkan barang sedangkan sisanya
bergegas menuju Bus kampus IAIN Kendari.45 menit menyusuri jalan
menuju ke IAIN Kendari akhirnya kami tiba. Semua kejadian kurang lebih
1 jam ini terjadi dengan sistem buru – buru. Mengapa tidak, kaki kami
baru turun dari Bus, kami segera diarahkan menuju ke Auditorium IAIN
Kendari. Hal pertama yang paling membuatku terkejut adalah tulisan di
Spanduk yang tertempel di depan panggung adalah “Pembukaan dan
Pelepasan KKN Kerjasama”.
“Haa???, Pelepasan???, Kami baru tiba loh, kok langsung
pelepasan?” kataku dalam hati.
Yang tidak disangka – sangka pas Sambutan apa yang saya khawatirkan
benar terjadi, Besok kami langsung diberangkatkan menuju ke Posko
3
masing – masing. Panik dong, kami baru tiba, belum istirahat,
perlengkapan pribadi belum dibeli apalagi perlengkapan 1 posko,
jangankan perlengkapan teman, kami yang 1 poskopun belum saling sapa.
Sudah mau bagaimana lagi, setelah pembukaan kami langsung bergeser ke
Ma’had untuk beristirahat agar besok pas pemberangkatan ke posko
masing – masing dalam keadaan Fresh.
Kendari.Awal yang tidak seperti biasanya, Saya turun dari Kasur
bertingkat itu dalam keadaan setengah sadar.Pagi ini indah, namun tidak
ada kicau burung atau suara kokok ayam jantan yang terdengar
sebagaimana pagi – pagi biasanya, yang terdengar hanya suara sapu dan
tawa sekumpulan perempuan yang sedang beraktivitas. Saya segera shalat
subuh dan bersiap – siap karena tepat pada pukul 07.00 nanti kami akan
berangkat menuju posko masing – masing. Berhubung saat sambutan
kemarin malam kami diberikan bocoran bahwa besok kami akan
mengendarai kapal Phinisi yang mana merupakan kapal besar dan megah.
So pagi ini saya sangat excited.
(Ada WA Sayang), terdengar suara notifikasi dari Handphone
saya.Ternyata itu adalah notifikasi Grup KKN yang bertuliskan “KKN
Posko 1 Menui Kepulauan” dengan Profil yang bertuliskan “Pulau
Masadian”.Lanjut, Lagi dan lagi pagi ini kami kembali mengendarai Bus
ke lokasi sebelum menaiki kapal Phinisi. Setibanya kami dilokasi, segera
barang baaan kami diangkat dan diturunkan dari Bus.
Tampak banyak bola mata yang sedang mencari sesuatu, dan
itupun berlaku bagi sepasang bola mataku. Tanpa sadar disaat bersamaan
kami semua mencari keberadaan kapal Phinisi yang katanyaa besar dan
megah itu.Mataku berhenti mencari dan tertuju ke satu kapal yang bisa
dikatakan besar namun jauh dari kata megah, malah kapal itu lebih ke kata
Unik.Tidak disangka ternyata kapal yang tidak sesuai ekspektasi saya tadi
adalah kapal Phinisi. Sayapun bertanya – tanya dalam hati ‘Jika hujan
dimana kami harus berteduh’.
Satu persatu barang diangkat naik ke kapal dan teman – teman
mulai berkumpul dan siap untuk naik ke Kapal tersebut. Segera saya
mengambil posisi ternyaman yang mana saya mengambil tempat duduk
dipaling depan kapal bersama teman – teman dari IAIN Parepare. Kini jam
menunjukkan pukul 09.45 dengan perasaan Bahagia dan penasaran.
Terdengar kabar dari salah seorang Bapak yang merupakan orang Kendari
4
bahwa perjalanan dari Kendari menuju ke Pulau Masadian kisaran 3-4
jam-an, nah disitulah letak posko pertama yaitu pulau yang akan saya tuju.
Busa dan buih putih menuntun gulungan ombak menghantam
kapal, membawanya ke lautan luas.Duduk di atas kapal dengan 2 mesin
ini melaju dengan gagah berani memotong arus yang terbilang cukup
kencang, ternyata cukup menguji adrenalinku.Kini kami telah melaju
selama hampir 2 jam.Kanan, Kiri, Depan, dan Belakang kami kini tidak
tampak yang namanya daratan hanya lautan yang terbentang luas.
“Tik, tik, tik,…”
Suara rintik hujan yang amat romantis. Aneh, memang selalu ada
yang membuat terlena dan tak berdaya pada hujan, pada rintik dan
aromanya, pada bunyi dan melankolinnya, pada caranya yang pelan
sekaligus brutal dalam memetik kenangan yang tak diinginkan. Pada
waktu ini suasana mulai berganti, kami bergantian berlarian mencari
daerah yang teduh di kapal. Angin kencang, hujan deras, serta semburan
air yang menandakan ombak saling bertabrakan. Panik, kehujanan,
kedinginan serta satu persatu teman – teman kami mulai tumbang.
Dibarisan depan kami masi bertahan tidak ada yang muntah dan
kami menolong teman – teman yang tidak enak badan. Namun berbeda
cerita setelah hampir 2 jam kami diguyur hujan serta terkena dinginnya
tiupan angin yang tidak ada hentinya. Satu persatu dari kamipun Muntah,
dan masuk angin. Hal ini berlaku juga bagi saya, karena PDH saya basah
maka saya amat kedinginan sampai – sampai hampir menggigil, namun
segera saya diberikan PDH dari Kepala Pusat Kuliah Pengabdian
Masyarakat kk Adhy dan teman saya atas nama Aldi. Setelah 11 jam
melawan arus yang amat brutal kini kami melihat 3 pulau yang berjejeran
secara horizontal tepat didepan mata kami. Namun anehnya mengapa
kapal ini tak kunjung melaju ke pulau yang ingin ditujunya. Ternyata
kemudi kapal yang kami gunakan bermasalah, itulah mengapa waktu yang
normalnya 4 jam yang dihabiskan untuk ke pulau ini berakhir 11 jam
untuk kami anak KKN Kerjasama. Terlalu drama bukan? tapi begitulah
akhirnya.
Program Kerja
5
Setelah di jemput menggunakan katinting kami menuju kepulau
masadian dan di sambut serta di jemput oleh warga dengan antusias dan
kehangatan. Setibanya di depan balai kantor desa kami lansung di jamu
dengan berbagai macam menu, mulai dari makanan yang manis, asin dan
pedas tak hanya itu terdapat banyak macam ikan yang di sajikan dengan
berbagai macam bentuk masakan.
Munafik jika saya mengatakan saya tidak lelah. Sedikit
perbincangan dengan ibu desa saya sudah mulai tidak fokus karena
mengantuk. Untungnya kami segera di arahkan menuju ke posko untuk
beristirahat.
Setelah berlansung selama 1 minggu berada di pulau ini pada
tanggal 23 juli 2022 kami melaksanakan seminar program kerja yang di
ikuti oleh seluruh tokoh masyarakat yang ada di pulau masadian.
Berikut catatan program kerja yang kami kerjakan selama berada
di pulau ini:
1. 24 Juli 2022 mengajar mengaji
2. 25 Juli 2022 mengajar di sekolah
3. 26 Juli 2022 pemilihan pasukan pengibar bendera 17 Agustus
4. 27 Juli 2022 pembentukan pengurus majelis ta’lim
5. 28 Julii 2022 yasinan
6. 29 Juli 2022 jum’at bersih
7. 30 Juli 2022 rapat internal panitia persiapan lomba pesta rakyat
8. 31 Juli 2022 rapat internal panitia cabang lomba kesenian
9. 1 Agustus 2022 rapat internal panitia pembahasan juknis
10. 2 Agustus 2022 rapat internal anggota KKN pulau masadian
11. 3 Agustus 2022 melatih pasukan pengibar bendara
12. 4 Agustus 2022 rapat panitia pembahasan pembukaan
13. 5 Agustus 2022 Pembukaan pesta rakyat
14. 6 Agustus 2022 melatih Organisasi gerakan pramuka
15. 7 Agustus 2022 pemantapan latihan penaikan bendera
16. 8 Agustus 2022 memperingati Hari 10 Muharram
17. 9 Agustus 2022 tehknical meeting lombs pesta Rakyat bidang
kesenian (seni, agama & happy fun)
18. 10 Agustus 2022 pelaksanaan lomba tadarus
19. 11 Agustus 2022 pelaksanaan lomba surah-surah pendek
20. 12 Agustus 2022 pelaksanaan lomba adzan
6
21. 13 Agustus 2022 persiapan upacara ulang janji gerakan pramuka
22. 14 Agustus 2022 pelaksanaan upacara ulang janji HUT gerakan
pramuka
23. 15 Agustus 2022 pelaksanaan lomba sholawat
24. 16 Agustus 2022 pelaksanaan lomba puisi
25. 17 Agustus 2022 pelaksanaan upacara HUT NKRI yang ke-77
26. 18 Agustus 2022 pelaksanaan lomba senam kreasi
27. 19 Agustus 2022 pelaksanaan lomba karaoke
28. 20 Agustus 2022 pelaksanaan lomba karaoke
29. 21 Agustus 2022 pelaksanaan lomba karaoke
30. 22 Agustus 2022 pengecatan tong sampah
31. 23 Agustus 2022 pengumpulan bahan kerajinan
32. 24 Agustus 2022 pembuatan karya expo
33. 25 Agustus 2022 Doa bersama dalam rangka tolak bala’
34. 26 Agustus 2022 sosialisasi seks education dan literasi digital
35. 27 Agustus 2022 ramah tama KKN Kerja sama posko 01
36. 28 Agustus 2022 penyelesaian karya expo
37. 29 Agustus 2022 jalan-jalan ke pulau Mbokita dan sambori
38. 30 Agustus 2022 penarikan sekaligus perpisahan KKN
kerjasama.
Bagaimana catatan program diatas, membosankan bukan?? Maka
dari itu saya hanya akan membahas hal – hal yang unik selama
pelaksanaan Program Kerja selama berada di pulau ini.
7
Mungkin 1 minggu itu terlalu singkat untuk bisa dekat dengan
orang – orang baru, tapi teman – teman dari IAIN Kendari dan UIN
KHAS Jember sangat Welcome. Salah satu yang menjadi keterbatasan
saya pada saat berada di Pulau ini adalah Bahasa dan Logat. Saya adalah
keturunan asli Bugis dan hidup dilingkungan orang – orang Bugis jadi
logat saya juga sangat Kental. Mungkin hal yang sama dirasakan oleh Mba
Lutvi yang berasal dari Jember. Sekedar informasi bahwa Kordes kami
berasal dari Parepare yang kerap disapa Bang Juned.
Selama 1 minggu, segala bentuk pertanyaan Bang Juned, dia sering
melemparkannya kepada saya, pekerjaan seperti cuci piring, menyapu atau
memasak jika diluar dari jadwal maka yang sering ditugaskan Bang Juned
adalah saya. Sampai pembuatan surat, mengedit pamflet dan pengaktifan
Sosmed semuanya di handle oleh saya. Dan pada suatu ketika saya jengkel
dan bertanya kepadanya
8
Saya : “Mba Lutvi masih belum terbiasa dengan bahasa disini
pak, tapi apa yang menjadi perbincangan di forum tadi juga
merupakan hasil dari pemikirannya”.
Kami pulang menuju posko dengan perasaan capek, namun ada
yang tidak baik – baik saja terjadi, mengapa saya mengatakan demikian,
karena wajah Mba Lutvi terlihat tidak biasa ada perasaan emosi yang
tergambar diwajahnya.
Mba Lutvi : “Kok Saya merasa ya, kalau teman – teman dari IAIN
Parepare aja yang mau dikenal disini”.
Meli : “Kordes juga, apa – apa hanya ditugaskan kepada Asma
saja”
Nurul : “Nah betul, padahal kalau kami juga disuruh kami pun
akan mengerjakan”
9
yang terjadi hari itu dan kembali memetakan tupoksi dari setiap
Departemen.
Saya : “Hahaha, Little Mam. How much will you stay here?”
Turis : “How Long?” Dia kembali bertanya memastikan pertanyaan dari
saya karena penempatan kata yang saya gunakan agak keliru.
Saya : “Yes Mam”. Saya cekikikan karena merasa lucu akan pertanyaan
saya sendiri
Turis : “3 Days”
10
Ketika saya berfikir dan menyusun kalimat agar terangkai
menggunakan bahasa Inggris yang baku, tiba – tiba Laila berbicara
menggunakan bahasa Indonesia.
Turis : “Saya bisa berbahasa Indonesia, namun suamiku tidak bisa”
katanya.
Saya : “Ohhh, kalau tau dari tadi saya berbicara menggunakan bahasa
Indonesia Mam”. Saya berasa di Prank dan malu sama diri saya
sendiri karena menggunakan bahasa Inggris kepada orang yang
paham berbahasa Indonesia. (wkwkwkwk)
3 Agustus 2022 Di Sebuah malam yang dingin, hujan yang
berjatuhan di atas genteng membuat kami makin terlelap. Hari ini salah
satu teman posko kami atas nama Tina sedang tidak enak badan, setelah
memberikan beberapa obat – obatan dan aroma therapi kepadanya diapun
mulai tertidur. Pada Pukul 3 Dia menggigil dan Meli, Mba Lutvi serta saya
terbangun dari tidur dan mulai membantu Tina agar tidak terlalu merasa
dingin dan sakit di perutnya segera berhenti. Keesokan harinya, diwaktu
Pagi ketika Tina sudah merasa baikan Dia bercerita bahwa kemarin dia
memimpikan dirinya sendiri, segera Meli melanjutkan bahwa dia juga
bermimpi. Saya yang mendengar perbincangan itu juga melanjutkan
bahwa saya juga memimpikan Tina.
Tina : “Kemarin malam saya memimpikan diri saya sendiri, dimana
saya diberikan makanan oleh seorang lelaki yang sedang
mengendarai motor. Saya mengambil Makanan itu namun tidak
sempat memakannya”. Kata Tina
Saya : “Ehh, Kok Lucu,.. Saya juga bermimpi tentang Tina kemarin
malam. Dalam mimpi saya, Tina sedang berdiri di dekat sumur
sangat lama, karena saya penasaran apa yang dilakukan disana, jadi
saya menegurnya dengan memanggil namanya sebanyak 3 kali.
11
‘Tina,... Tina,.... Tina’ ku panggil Tina untuk yang terakhir kalinya
diapun berbalik namun anehnya Semua matanya berubah menjadi
warna hitam”.
Hari itu kami bertiga heran dan merasa bingung karena setiap
mimpi kami hanya tertuju ke 1 orang yaitu Tina. Setelah hari itu kami
mulai bergantian Sakit di Posko, bahkan ada yang berulang – ulang harus
merasakan terkapar tak berdaya di Posko.
12
Pulau Masadian merupakan Pulau yang terbatas akan energi
Listriknya sehingga Cahaya lampu juga terbatas. Pukul 18.00 Lampu akan
mulai Hidup dan Menerangi Pulau ini, namun ketika pukul 23.00 maka
waktunya lampu ini padam dan hanya terang bulan dan bintang yang akan
menemani warga ke penghujung malam.
Dibeberapa kejadian cahayalah yang menjadi sorotan selama saya
berada di Pulau Masadian. Dengan Cahaya, malam akan memiliki titik
terang. Dibeberapa kejadian tanpa teman – teman sadari kami selalu
menghabiskan waktu bersama dipenghujung Cahaya lampu. Kami pernah
duduk bersama didepan kabel panjang dalam keadaan lagi Nge-Cas
Handphone, Pada saat briefing, pada saat dikamar menemani teman –
teman sakit, pada saat rapat, pada saat membungkus hadiah 17san, pada
saat saya sementara ingin minum di dapur dan pada saat kita berbincang di
Posko tiba – tiba cahaya lampu redup dan padam. Hal sekecil itu masih
sangat membekas di ingatan saya. Apakah kalian masih ingat ketika kita
dirumah Ibu Desa saat cahaya kala itu mulai redup???. Malam itu adalah
H-2 kita kembali ke Kendari. Ketika Bang Alvin dan Fahmi terus –
terusan membahas tentang kerinduan, Sayyid yang menyimak karena tidak
ingin dituduh Pacaran dengan anak di Pulau Masadian, Bang Juned
disebelahku yang sedang berfikir, Nurul yang duduk dilantai memegang
tempat Tissue, Meli yang sedang istirahat di kamar karena sakit, Fiersa
yang duduk di Sofa depan lemari, Mba Lutvi dan Tina yang duduk di Sofa
tepat depan Bang Juned duduk sambil memperhatikan. Yang paling
spesial malam itu Ibu Desa ikut menemani.
Juli sampai Agustus menyimpan banyak memori, suka maupun
duka, manis maupun pahit. Unik tapi inilah hidup. Pertemuan kala itu pasti
akan memiliki akhir cerita yaitu Perpisahan. Dan ketika saya bertemu
dengan kata itu, yakinlah hal yang paling ingin ku ulangi adalah ketika
kita makan bersama di Posko sehabis pulang dari mengajar mengaji di
Mesjid. Makanan kala itu terasa sangat nikmat apalagi ditemani dengan
kalian. Walaupun berebut sambal tapi disitulah terletak nilai
persaudaraannya. Jika harus memilih sudut rumah mana yang paling ingin
kudatangi maka pilihanku adalah kamar, tempatku mendengar tawa dari
kalian saat bermain UNO meskipun dalam keadaan sakit. Jika harus
memilih Baju mana yang akan saya gunakan ke tempat itu maka saya akan
memilih baju kemeja balon yang sempat membuat kalian panik
13
mencarinya karena hilang. Jika harus memilih makanan apa yang ingin
saya makan maka saya akan memilih ikan Pogo yang mengingatkanku
kepada Meli serta Babadoh yang mengingatkanku kepada Tina. Jika harus
bermain dipulau ini maka saya akan memilih untuk Bersembunyi saja
supaya bisa turun ke bawah ranjang yang akan membuatku teringat
dengan Firsa. Jika harus kembali ke Pulau ini untuk menginap maka di
setiap pagi jika Alarmku berbunyi saya akan teringat kepada Fahmi yang
senang tiasa mendengkur ketika kepalanya bersentuhan dengan bantal dan
Sayyid yang senang tiasa memanggil nama saya meskipun tanpa
keperluan apapun. Jika harus Memilih aktivitas yang tidak kusukai maka
saya akan memilih Mencuci baju yang mengingatkanku kepada Bang
Juned dan Mencuci Piring yang mengingatkanku kepada Mba Lutvi serta
menjadi Juri yang mengingatkanku kepada Bang Alvin yang hampir
memberikan point sempurna pada penilaiannya.
Semua pasti berubah, mau tidak mau. Semua pasti berpisah, ingin
tidak ingin. Semua pasti berakhir, siap tidak siap. Maka pesanku, jangan
lepas komunikasi meskipun hanya mengirimkan chat yg berisikan pesan
singkat. Dikemudian hari jika kami dipertemukan kembali semoga kalian
dalam keadaan Bahagia dan Ayok mengulang kisah yang sama meski
disituasi dan kondisi yang berbeda sambil mengucapkan “OTW
Masadian”. (7 September 2022).
“Salah satu hal terbaik yang diberikan oleh waktu adalah kenangan”
14
Seperti Cinta, pendidikan Itu Sesak!
15
anakanya, semisal contoh ketika mereka pulang
lebih awal, orang tua tidak menanyakan kenapa
sudah pulang, apa yang kamu pelajari disekolah,
jadi orang tua acuh tak acuh.
Saya :”Jadi memang kesadaran dari orang tua sendiri
pertama kurang ya bu”.
Kepala Sekolah :”Iya dek, apalagi kalua sedang musim teduh, jadi
seperti sekarang ini, sebenarnya jumlah siswa itu
lbih dari 100 siswa, hanya saja sekarang ini ada
beberapa siswa yang dibawa orang tuanya keluar
pulau. Jika semua siswa masuk, ruang seklah itu
tidak cukup dek, kami harus membagi 2 sesi
seandainya semua siswa hadir.Jadi orang tua
membawa anaknya ketika mereka ada kerja diluar
pulau saat musim-musim tertentu.
Saya :”Lalu bu, bagaimana dengan sekolah mereka?
Bagaimana juga tindakan yang diambil oleh pihak
seklah mengenai penilaian dan sebagainya ibu?
16
Kepala Sekolah :”ya itu lagi, karena mungkin memang kurangnya
pengetahuan mereka dan sikap mereka yang harus
selalau dimengerti disini, mereka datang ke
sekolah marah-marah. Tapi kembali lagi kami
jelaskan, alasan kenapa anak mereka tidak naik
kelas.
Panjang percakapan kami, bunyi bel tanda pelajaran pertama yang
dipukul oleh bapak Tasino pun terdengar. Kami masih duduk di teras
sekolah, sembari melihat anak-anak masuk ke ruang kelas, akan tetapi
pertandingan voly di lapangan depan sekolah lebih membuat mereka
tertarik dibanding meja dan kursi yang setia menunggu mereka setiap
pagi.
Saya ”Bu, Bagaiamana ini? Sepertinya anak-anak masih
banyak yang masih diluar bu.”
Kepala Sekolah :”yah, itu mi masalah kita. Selain juga faktor dari
orangtua dan masyarakatnya yang kurang
kesadaran, kami juga menyadari jika keadaan
sekolah mengenai fasilitas sarana yang kurang
memadai pun juga berpengaruh. Jadi sekolah kami
ini sudah masuk sebagai sekolah penggerak tahun
ini, rencananya tahun depan jika anggaran kami
keluar, bangunan sekolah ini akan kami perbaiki,
kami tambah ruang kelas dank arena keterbatasan
lahan mungkin nanti akan kami tingkat dek. Dan
untuk mengurangi adanya pihak luar sekolah yang
tidak berkepentingan untuk masuk area sekolah,
seperti orang tua biasanya yang main masuk ruang
kelas seenaknya, rencana nanti juga akan kami
bangun pagar mengelilingi sekolah sehingga hanya
ada satu pintu masuk utama untuk akses keluar
masuk sekolah.
Saya :”Semoga bisa segera terealisasikan ya bu..karena
juga konsentrasi mereka terganggu apalagi ketika
17
ada acara seperti sekarang ini. Fokus mereka tidak
berada di dalam kelas, tetapi diluar kelas.
Kelapa Sekolah :”Harapan kami jga begitu dek, terlebih lagi juga
pada guru-guru disini, saya harap meskipun
keadaan kita yang masih sulit dan terbatas ini,
dengan segala permasalahan serta kondisi disini,
tidak membuat mereka pasrah dek, itu yang ingin
saya tanamkan ke guru-guru disini. Semoga
dengan era baru ini, setelah sekolah kami
menjadisekolah penggerak saya harap banyak
perbahan nantinya yang lebih baik lagi, baik dari
kurikulumnya, kompetensi guru-gurunya dan
pembelajaran yang berlangsung nanti.
Jeritan dinding sekolah usang itu bak sajak patah yang mungkin
hanya dapat digoreskan melalui tinta tanpa mampu tersampaikan.Pikirku,
jika masa berharga mereka saat ini serba kekurangan dan akhirnya hanya
mereka yang dipandang malas, tertinggal, apakah itu semua adalah
keingingan mereka?? Jika mereka masih suka berlarian saat jam pelajaran,
apa itu juga sepenuhnya salah mereka? “Dasar, siswa nakal”. “Malas
Belajar”. Kata itu yang akan mereka sandang. Rasanya tidak adil jika
mereka mendapatkan itu.
18
harus siap bertempur dengan kerasnya ombak kehidupan demi
mengenyam sebuah pendidikan. Bukan hanya itu, pengorbanan materil
tiada tara juga menjadi problematik utama jika ingin berpartisipasi dalam
dunia pendidikan. Sejatinya pendidikan merupakan misi bangsa Indonesia
guna mencerdaskan kehidupan bangsa, namun itu semua akan hebat di
atas kertas saja.
Pekiknya perasaan ini membuat karsa ini ingin melakukan
beberapa hal namun segasan yang ada membuat segala harapan sirna.
Mentari bermuka masam lagi terhadap kondisi pendidikan dipulau ini.
Tapi harapan akan memperbaiki dunia pendidikan ini bukan hal mustahil
jika terdapat insan yang ingin memperbaikinya. Sebab harapan itu aka
ditanam dengan segenap jiwa guna dapat menciptakan dunia pendidikan
yang diharapkan.
Saya :”sejauh ini Bu’ bagaimana sikap sekolah meliahat ini, hal
apa yang ibu ingin lakukan guna anak-anak ini, dapat
menlanjutkan studi lagi?
19
Ibu Sri :” Kami dari pihak sekolah tiada hentinya untuk tetap
berkoordinasi kepada segenap orang tua, agar
mengupayakan anak-anak mereka dapat mengenyam dunia
pendidikan, sehingga pendidikan tidak dianggap sebelah
mata lagi. Bukan hanya itu, edukasi dalam kelas untuk
anak-anak, tetap kami gaunkan sebagai wujud kepedulian
kami agar mereka tetap dapat melanjutkan studi yang lebih
tinggi lagi.
Seperti cinta, membutuhkan waktu untuk teduh meskipun
dibeberapa kondisi membuat kelopak perasaan ini merebak hingga tak
karuan. Namun bukan berarti ia tidak mampu ditundukkan oleh segenap
pengorbanan ini, meskipun cucur keringat dan darah menanti didepan.
Mengabdi itu ibarat mencintai, siap melakukan apapun tanpa ada karna-
karnanya. Sebab jika mencintai masih membutuhkan alasan, maka itu
bukan cinta. Oleh karna itu, mengabdi tidak membutuhkan alasan.
20
EUFORIA PESTA RAKYAT
21
di Pulau Masadian kami tinggal dirumah beliau hingga minggu minggu
Ke-5 KKN setelah itu kami baru pindah kerumah Bapak Kepala Desa.
Kami berangkat pukul 03.00 dini hari menggunakan kapal ikan milik Puto
dan baru sampai di Kota Kendari pukul 08.30 pagi.Saat berangkat dari
Pulau Masadian, cuaca sangat bagus atau biasa mereka sebut cuaca teduh
hingga kami sampai di Kota Kendari. Kata Puto perjalanan yang kami
tempuh saat itu bisa terbilang cukup lama yaitu ± 6 jam, karena biasanya
waktu tempuh Pulau Masadian sampai ke Kota Kendari hanya butuh 3-4
Jam. Nah, alasan kenapa sehingga kapal kami agak lambat karena kata
Puto salah satu mesin dari kapal itu sedang rusak. Sempat ada percakapan
yang terjadi antara kami bertiga dan Puto.
Lalu Puto menjawab dengan aksen bajo yang sangat kental, “karena
diwaktu-waktu itu cuaca teduh, tidak kuat ombak”.
Lalu Puto menjawab lagi, “Tidak, paling 2-3 kali saja dalam seminggu.
Karna kapal ini setelah dari Kendari, akan dipakai lagi pergi cari ikan.
Kalo ikannya sudah banyak, baru kapal ini berangkat ke Kendari lagi”.
Kemudian Puto menambahkan lagi. “kalau habis muat ikan, kita kembali
di Pulo itu bawa es batu balok untuk persiapan es ikan selanjutnya. Karna
kan di Pulo tidak ada listrik jadi tidak ada es batu juga”.
22
berbelanja.Kami bertiga bagi tugas saat itu, karena keterbatasan
kendaraan.Meli dan Sayyid pergi ke Baruga untuk membeli beberapa
kebutuhan dan titipan teman-teman dan saya sendiri berbelanja di
sekitaran Pasar Kota Lama.
23
dengan sangat meriah.Pertama, kegiatan dibuka dengan acara upacara
ceremonial, dibuka langsung oleh bapak kepala desa dan upacara diikuti
oleh seluruh warga desa Masadian tanpa terkecuali.Antusias masyarakat
dari anak kecil hingga dewasa dan juga orang tua sangat besar dan luar
biasa.Untuk ukuran sebuah pulau, kegiatan Pesta Rakyat ini sangat baik
sekali. Antusias dan semangat para masyarakat membuat saya sebagai
mahasiswa yang ber-KKN di Desa Pulau Masadian merasa sangat senang
melihat itu.
Dalam proses perlombaan ini, terdapat kerja sama yang luar biasa
yang terjadi di dalamnya. Sama seperti nama pengabdian kami KKN Kerja
Sama, tentunya dalam menyukseskan kegiatan Pesta Rakyat Masadian
dalam rangka memperingati dan memeriahkan HUT RI 17 Agustus 2022
kerja sama luar bisa kompak terjadi. Kerja sama yang terjalin antar
24
Mahasiswa KKN, Karang Taruna, PKK, Pemerintah Desa dan juga
seluruh warga desa Masadian yang menjadi faktor utama dalam suksesnya
kegiatan Pesta Rakyat Masadian.
25
ingatan kami semua dan menjadi salah satu kenangan yang takkan pernah
terlupakan.
Salam dari kami, Junet, Alvin, Nurul, Lutvi, Meli, Manis, Tina, Firsa,
Fahmi dan Sayyid.
26
“AWAL PERJALANAN PANJANG MASADIAN”
27
dengan jumlah peserta kkn 40 orang dan panitia berjumlah 10 orang serta
penumpang lainnya.
Perjalanan kali ini sangat luar biasa karena menggunakan dua jalur
alternatif, yaitu darat dan laut, kami berangkat dari kampus menuju
pelabuhan Nii Tanasa. Perjalanan kami kurang lebih 45 Menit untuk
sampai ke pelabuhan Nii Tanasa. Selanjutnya, kami naik kapal phinisi,
kapal yang cukup besar untuk kami serombongan. Sampai di lokasi KKN
masing-masing, dengan harapan yang begitu banyak untuk sampai di
lokasi kkn bahwa kapal yang kami tumpangi ternyata tidak sebesar apa
yang ada difikiranku. Perjalanan pun di mulai sekitar jam 10:00 pagi
dengan berbagai persiapan mulai dari sarapan pagi di kapal dan persiapan
lainnya. nah, Sebelum berangkat, cuaca memang agak tidak bersahabat
mendungpun mulai kelihatan dan angin cukup kencang saat itu ada rasa
takut untuk melanjutkan perjalanan karena itu baru pertama kali dan
pengalaman pertama saya naik kapal dengan jangka waktu lumayan lama.
Setelah cukup lama di perjalanan, Saya dan teman- teman dari IAIN Pare-
pare dan UIN Khas Jember saling berkenalan dikapal dan kami saling
mengajarkan bahasa satu sama lain, sambil tertawa walaupun sebenarnya
dalam keadaan takut karena semakin deras hujan dan semakin jauh ke
tengah laut ombak dan gelombang semakin terasa, sehinngga membuat
kapal miring dan rasanya mau terbanting karena ini, saya sendiri sempat
berfikir negatif kata saya “ kalau memang ini takdirku selesai di kapal
saya pasrah “, akan tetapi disisi lain saya juga mengingat orang tua
bagaimana kalau mereka mendengar berita yang tidak-tidak, seperti itu
saja yang sering melintas difikiran karena rasa takut itu terus menghantui
sampai selesai masa itu, ketika kami sudah sampai di pulau masadian,
merupakan hal luar biasa yang saya rasakan, pengalaman yang tidak bisa
di ulang kembali bisa saya rasakan akan tetapi jelas akan berbeda dengan
pengalaman pertama. Awalnya semua berjalan baik-baik saja di atas
kapal, sampai setelah 1 jam kami meninggalkan pelabuhan, keadaan
mulai agak menghawatirkan (bagi kami yang tidak terbiasa naik kapal)
terutama saya sendiri di karenakan ombak yang begitu besar dan guyuran
hujan yang tidak ada henti-hentinya mengakibatkan kapal yang kami naiki
oleng, miring kanan, miring kiri sehingga kami para penumpang
merasakan pusing-pusing oleng dan ahirnya kami mabok di perjalanan.
28
Dengan berbagai pertanyaan di atas kapal kami terus bertanya berapa jam
waktu yang harus ditempuh sehingga sampai disana pulau masadian, ada
yang bilang 3 sampai 4 jam untuk sampai disana, akan tetapi karena besar
ombak dan hujan mengakibatkan kapal kami lambat untuk sampai tujuan,
sehinggah kami sampai cukup lama sekali dengan jangka waktu kurang
lebih 10 jam, perjalanan yang tadinya kami start jam 10 perkiraan sampai
jam 3 sore, tapi malam kami sampai disana, kami sudah cukup merasa
lelah di atas kapal dan bahkan waktu yg diberitahukan sangat berbeda jauh
kami sampai di masadian, bahkan perjalan kami sampai malam di atas
kapal, kami sudah kelaparan, kedinginan karena basah akibat hujan deras
dan kapal yang kami tumpangi juga tembus hujan sehingga kami basah
dan kedinginan bahkan kami terombang ambing diatas kapal, yang tadinya
kami semangat tapi seketika semangat kami hilang karena rasa capek itu,
berjalannya waktu sudah menempatkan waktu sore, dan kami masih juga
di perjalanan dengan berbekalkan makanan yg kami bawa maka kami
makan untuk mengganjal perut, di perjalanan kami banyak sekali melewati
pulau-pulau kecil dan banyak pemandangan indah, gunung dan pulau kecil
yang di lihat dari kejauhan serta ada sebagian kami melewati nelayan yang
sementara mencari ikan, bahkan kita juga melewati beberapa perusahaan
nikel yang berada disekitaran Asera dan Sulteng, sampai akhirnya kami
sampai di desa masadian sekitar jam 9 malam, akan tetapi kami Tidak
langsung sampai tapi kami di jemput lagi menggunakan perahu karena
kapal tidak bisa sandar akibat turun air Pada malam, Jadi pada malam itu,
dalam keadaan basah dan capek kami kedinginan dan harus naik perahu
lagi untuk sampai masadian tetapi, setelah sampai di sana lelah dan capek
kami terbayarkan karena kami sempat terkejut melihat antusias
masyarakat menjemput kami dengan waktu yang cukup lumayan larut
malam, mereka masih semangat bahkan semua koper kami di bantu bawa
ke tempat istirahat, dan akhirnya kami di bawa di salah satu rumah warga
untuk beristirahat sambil menunggu kepala desa, dan tempat kami tinggal.
akan tetapi setelah berapa menit kami menunggu, akhirnya kami dipanggil
untuk berangkat kerumah pak kades, dan ternyata di sana sangat ramai
sekali orang yang menunggu kami, dengan berbagai sajian yang mereka
sediakan., saya sangat merasa senang sekali karena, dari cara mereka
menjemput kami dengan antusias dan menyediakan segalanya itu, sangat
membuat saya merasa ada di posisi orang-orang baik. setelah lama kami
29
duduk kamipun sambil bercerita dan berkenalan dengan bapak-bapak yang
ada disitu dan ibu-ibu terutama pak kades dan Bu desa, awalnya saya
bertemu mereka saya sangat merasa sungkan dan takut tetapi, setelah kami
cerita-cerita ternyata pak kades dan Bu kadesa adalah sosok orang yang
baik, ramah, dan antusias semua orang apa lagi dengan orang baru,
sepanjang percakapan kami, tidak terasa kami sudah seperti orang yang
kenal lama dan sangat akrab terutama sama Bu desa. Pada saat itu, saya
melihat jelas dari mata bu desa bahwa beliau sangat senang sekali dengan
kedatangan kami, dengan senyumnya yang indah dan memang dasarnya
orang periang, beliau tidak ada henti-hentinya mengajak cerita kami dan
tersenyum. Setelah kami banyak bercerita, karena sudah tersedia suguhan
yang mereka sediakan untuk menyambut kami yang bagi mereka itu
sangat sederhana tetapi menurut kami itu sangat luar biasa meriah, dengan
tenda yang didirikan karena sekaligus di rumah bu desa akan diadakan
pesta tapi kami senang juga karena itu juga digunakan untuk malam
kedatangan kami maka sambil cerita kamipun menikmati suguhan yang
sudah di sediakan dengan keadaan basah dan lapar kami sangat menikmati
makanan dan minuman yang hangat cukup menghangatkan badan kami,
saya sangat senang sekali karena kami makan bersama masyarakat yang
antusias sekali menjemput kami dan para aparat desa yang sangat kompak
antara aparat yang satu dengan yang lainnya, sembari makan para aparat
desa berdiskusi dengan kepala desa mengenai tempat tinggal kami, mereka
sibuk kesana kemari di karenakan kami belum tinggal di rumah kepala
desa karena rumah beliau sementara digunakan untuk persiapan acara
pesta pernikahan kemenakannya, akhirnya kamipun sabar menunggu dan
beberapa menit kemudian dari perbincangan, maka kami diputuskan untuk
ditempatkan disalah satu rumah warga yang jaraknya tidak terlalu jauh
dari rumah pak kades, maka setelah makan kami langsung bergegas
bersiap siap untuk menuju posko kami nantinya. sampainya di rumah yang
akan kami tinggali, ternyata tempat tinggal kami adalah salah satu alumni
dari iain kendari jadi, kami tinggal dirumahnya yang kebetulan beliau
seorang guru dan dirumah itu ada orang tuanya dan adik-adiknya, mereka
yang ada di dalam rumah itu sangat senang sekali dengan adanya kami
yang tinggal di dalam rumah mereka dan kebetulan istri pak burhan itu
sendiri tidak ada di rumah karena hamil besar jadi beliau pulang di
kampung halamannya jadi, keadaan di dalam rumah itu sangat sepi sekali
30
dan ternyata istri bapak atau mertua pak guru itu sendiri belum lama
meninggal jadi rumah itu sangat sepi oleh karena itu, mereka sangat
senang sekali dengan tinggalnya kami disini dan kata mereka semoga
dengan adanya kami bisa membuat rumah itu menjadi ramai atau terhibur.
Lanjut, karena waktu sudah cukup larut malam dan kami juga memang
dalam keadaan lelah maka sampainya kami dirumah itu kami langsung di
bagikan tempat tidur yang pastinya tempat tidur perempuan dan laki-laki
berbeda, maka kami langsung beres-beres merapikan tempat untuk tidur
sekaligus siap-siap untuk tidur tapi, karena tempat tidurnya tidak cukup
maka sebagian dari kami perempuan dan laki-lakinya juga ada yang tidur
di bawah karena tidak mendapatkan ranjang, tapi itu bukan suatu masalah
bagi kami karena kami dalam keadaan capek maka kami tidur masih
dalam keadaan terhambur belum tertata rapi. sebelum tidur kami tidak
lupa bergegas mengambil air wudhu dan shalat terlebih dahulu karena
seharian di kapal tidak sempat mengerjakan shalat. Setelah itu kami semua
istirahat dan pada malam itu saya sempat terbangun karena cuaca yang
saya rasa sangat dingin dan disini saya melihat teman-teman tertidur lelap
karena lelah seharian di kapal. Pada subuh harinya kami hampir saja
kesiangan bangun subuh dan shalat subuh karena kecapean akan tetapi
kami tetap semangat, karena ini merupakan pertama kami berada di
kampung orang, maka paginya kami langsung membersihkan posko dan
siap-siap untuk membahas kelanjutan kami tinggal disini, dan selanjutnya
di pagi itu, kami langsung di panggil oleh kades untuk ke kantor desa
mengenai serah terima resmi mahasiswa kkn di desa masadian karena
semalam kami belum sempat melakukan serah terima sebab waktu yang
sudah cukup larut malam jadi di agendakan di pagi itu, serta kami
melakukan perkenalaan dengan aparat desa dan masyarakat yang lain yang
sempat hadir di tempat itu. mereka rapat mengenai kedatangan kami
karena sebelum kami terjun ke masyarakat kami terlebih dahulu harus di
kenal dan di perkenalkan ke masyarakat agar, lebih leluasa ketika kami
beraktifitas di dalam kampung tersebut. Lanjut, kami berkenalan dengan
aparat desa dan kami juga memperkenalkan diri dan masing-masing
program kami agar nantinya bisa dibantu dalam hal membuat program
yang bisa disumbangkan, dengan program masing-masing dari kami, dan
pada saat itu juga penentuan waktu untuk kami melakukan seminar proker,
kami sempat merasa kaget karena baru saja kami sampai malamnya,
31
paginya kami sudah ditanyakan mengenai program kerja, yang kami
sendiri belum menyiapkan dan belum bincang mengenai proker yang kami
akan buat, tapi karena antusias para masyarakat yang ingin tau mengenai
proker yang kami buat dengan alasan agar mereka bisa membantu dan
menyukseskan proker kami, sekaligus melihat apakah proker yang kami
buat cocok dan bisa kami jalankan di kampung tersebut. Oleh kareana itu,
setelah kami duduk dan rapat bersama aparat desa dalam rangka
membahas proker, kamipun langsung bergegas pulang membahas
mengenai proker dan membentuk struktur pelaksana atau penanngung
jawab selama di kkn (KORDES) agar lebih terarah dalam melaksanakan
tanggung jawab dan semuanya harus mendapatkan tanggung jawab
masing- masing, yang kami akan adakan selama di tempat kkn, dengan
berbagai macam dan fikiran yang berbeda-beda menghasilkan proker yang
berbeda-beda pula, jadi dari hasil pemikiran yang telah kami susun, maka
kami membuat proker yang sifatnya sementara, karena kami harus terlebih
dahulu melakukan observasi mengenai daerah setempat, apakah proker
yang kami buat cocok kami lakukan di tempat itu atau tidaknya, kami
membuat proker yang sesuai dengan jabatan kami, kami juga mengadakan
proker yang bersifat umum namun, tidak lepas dari jabatan yang telah
diamanahkan, walaupun kami memegang sesuai dengan jabatan kami
masing-masing tapi, dalam menjalankannya kami sepakat untuk selalu
bersama dan saling membantu dalam menjalankan proker kami.
keesokan harinya, kami kembali rapat membahas mengenai hari yang pas
untuk melakukan seminar proker akan tetapi, karena keadaan sedang
sibuk, semua masyarakat dan aparat desa mengurus persiapan acara
pernikahan maka, selama 4 hari kami hanya membantu persiapan untuk
pernikahan itu sembari pendekatan dengan masyarakat setempat, sambil
kami melakukan observasi kami juga berharap semoga proker yang kami
buat bisa berjalan dengan baik dan mendapatkan dukungan masyarakat
dalam membantu menyukseskan program kerja nantinya, karena tanpa
bantuan masyarakat kami tidk akan bisa melaksanakan program kerja
yang sudah kami susun, kami memiliki harapan besar terkhususnya saya
semoga dalam KKN kali ini banyak memberikan manfaat bagi masyarakat
tempat kami mengabdi.
32
“ BANYAK HARAPAN BAIK YANG SELALU MENJADI DOA DI
SETIAP LANGKAH KAMI “
33
45 Hari Kita Telah Usai
Oleh: Hartina
34
merasakan kebahagiaan yang di rasakan teman-teman dan masyarakat di
tempat kegiatan. Akan tetapi salah satu rasa kebanggaanku terhadap
masyarakat Masadian di saat teman kami masih terbaring mereka
menyempatkan diri untuk menjenguk dan bahkan memberikan semangat
kepada teman kami yang sakit bahkan dari kalangan adik-adik ikut
antusias untuk menjenguk teman kami yang sakit bahkan tak seorangpun
yang tak menangis melihat keadaan salah satu teman kami yang
seharusnya dia berada bersama teman kami pada malam perpisahan akan
tetapi dia malah jatuh sakit di pembaringan.
Dari situlah timbul difikiran saya bahwa sesingkat inikah
kebersamaan kami dengan masyarakat desa masadian dengan jangka 45
hari menurut saya belum cukup. Kami bertanya Kenapa?disaat kami sudah
nyaman sudah menyatu dengan warga setempat lalu kemudian kami
ditarik dan di pulangkan rasanya sangat-sangat menyakitkan dengan
berbagai kegiatan yang kami lakukan di desa masadian baik itu dalam
kegiatan formal maupun non formal dengan ibu-ibu yang ada di desa
masadian. Namun disisi lain kami berpikir kami bahwa masih ada tugas
lain yang harus diseleaikan disana yaitu kuliah. Tanggung jawab kami
sebagai mahasiswa/mahasiswi dan kami masih punya keluarga di sana
yang menantikan kepulangan kami. Walau berat rasanya harus berpisaha
namun inilah takdir dan ahir dari kebersamaan kami selama 45 hari.Karna
setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan.
Kemudian setelah itu kami berjabat tangan dengan semua warga
Desa Masadian dengan penuh perasaan haru dan berbagai pesan kesan
dari ibu-ibu dan masyarakat kami pun berpelukan dengan erat lalu berfoto
bersama walaupun dalam keadaan sedih dan mata lebam .
Setelah itu untuk menghilangkan rasa sedih kami warga desa mengadakan
acara lulo. Menurut warga desa Masadian lulo biasanya di lakukan apabila
ada acara pesta pernikahan dan juga acara- acara formal yang sekiranya
membutuhkan hiburan malam dengan disaksikan seluruh masyarakat baik
dari kalangan anak-anak sampai orang tua. Kemudian pada pagi harinya
kami membersihkan halaman yang semalam digunakan untuk acara
perpisahan di situ kami membagi tugas yang para laki-laki membongkar
tenda dan panggung bersama bapak-bapak dan anak muda desa
Masadian.Sedangkan kami para perempuan membersihkan dalam rumah
dan menyiapkan makanan untuk kami semua.
35
Setelah itu kami duduk-duduk bercerita membahas soal jalan-jalan,
Jadi sebelum kami balik di tempat kami masing-masing kami ada agenda
untuk jalan-jalan Ke Sambori bersama warga desa.Namun ada beberapa
dari kami Mahawiswi yang tidak bisa ikut bersama mereka ke Sambori
dikarenakan kami harus menjaga dan merawat salah-satu teman kami yang
sedang terbaring sakit. Sedih rasanya karna di hari-hari terakhir
kebersamaan kami ada beberapa Mahasiswi salah satunya saya sendiri
yang tidak bisa ikut bersenang-senang bersama mereka namun di sisi lain
lebih sedih lagi jika kami meninggalkan teman kami yang sakit dan lebih
memilih untuk pergi jalan-jalan. Kami hanya bisa mendoakan mereka
yang pergi jalan-jalan agar selamat sampai tujuan dan kembali ke posko
dengan selamat pula.Mengingat pada hari itu kencangnya angin dan
ombak yang begitu besar. Kami juga hanya bisa membantu menyiapkan
persiapan untuk mereka yang pergi ke sana mulai dari makanan, minuman,
snack-snack, dan mengingatkan mereka untuk membawa baju ganti karna
di sana mereka pasti akan mandi-mandi dan pastinya membutuhkan
pakain ganti karena tidak mungkin mereka pulang di posko dalam keadaan
basah-basahan dan berangkatlah mereka ke sambori pada pukul sekitar
Jam 10:00 Wita.
Lanjut dari pada itu kami yang di posko di panggil oleh Tante-
tante untuk pergi berkunjung dirumah mereka, dan kami pun bergilir
untuk pergi menghadiri panggilan itu ada yang jaga teman kami yang lagi
sakit dan ada juga yang pergi hadiri panggilan para tante-tante tersebut
dan ternyata saya/kami di panggil kesana untuk mengambil ikan asin buat
saya/kami bawa pulang kerumah kami masing-masing sambil
membungkus ikan-ikan tersebut.
Ada beberapa tante yang berkata ke pada kami kenapa begitu cepat
kalian pulang nak dan banyak lagi kata-kata yang mereka sampaikan
kepada saya/kami di situ saya hanya diam menahan air mata saya agar
tidak menetes karna kalau saya menangis tante-tante kami pasti akan ikut
menangis dan begitu sesaknya sakitnya dada saya menahan air mata
hingga pada ahirnya saya tidak mampu lagi untuk menahannya dan di
situlah mereka juga ikut menangis sambil mengelus pundak saya kami
saling berpelukan dan saya berkata “Doakan kami semoga kami bisa
menjadi orng-orang yang sukses dan semoga kita semua diberi
36
kesempatan oleh ALLAH untuk bertemu lagi di pulau tercinta ini”. Tidak
sampai di situ ada sebagian dari pada ibu-ibu yang datang langsung di
posko untuk membawakan kami ikan asin dan berbagai jenis kue-kue
untuk kami bawa pulang.
Dipagi hari Tanggal 30 Agustus 2022 di mana pada hari ini adalah
hari yanga sangat-sangat berat bagi kami Mahasiswa yang ber KKN di
desa masadian karena pada pagi hari ini adalah hari di mana kami harus
pulang dan berpisah dengan mereka semua. Pada hari itu keadaanya
sangat ramai tidak sedikit masyarakat datang di posko untuk membantu
kami mengangkatkan barang-barang dan membawanya ke dermaga atau
di masukan di kapal, dan pada pagi hari itu kami berpamitan pada Bapak
dan ibu Desa serta warga-warga yang sempat hadir kami berpamitan,kami
berpelukan sambil menangis.
Lalu kemudian kami di antar ke dermaga oleh ratusan masyarakat
mulai dari orng tua anak muda hingga anak-anak. Dan sepanjang
perjalanan kami ke dermaga itu di penuhi dengan masyarakat mereka
berdiri di sekitaran jalan mereka menangis sambil dada kepada
kami,mengucapkan selamat jalan kepada kami dan banyak lagi kata-kata
lainya yang tentunya membuat kami semua menangis puluhan anak-anak
mulai dari anak SD – MTS berjejer di sekitaran jalan dekat dermaga untuk
melepas kepergian kami dan kami pun di antar hingga masuk dalam kapal
dalam keadaan hati yang sangat-sangat sakit dan benar-benar hancur dan
kami pun berangkat menggunakan kapal kayu yang lumayan besar kami
melambai- lambaikan tangan kepada semua masyarakan desa Masadian
yang ada di dermaga.
Kami berlayar kurang lebih 4 jam lamanya dan pada saat berlayar pulang
Alhamndulillah ombak tidak begitu keras hanya saja pada saat itu hujan
lebat dan kami sedikit kebasahan dan muntah-muntah.
Terimakasih warga desa masadian, di mana dulu pas kami datang
kalian semua sangat antusias menyambut kedatangan kami, dan pas kami
pulang pun kalian juga masih antusias untuk mengantarkan kami.
Pesan kami, kami berharap kepada warga desa masdian jangan pernah
lupakan kami, anggap kami sebagai keluarga walaupun kami telah jauh
37
dari desa, terimalah kami kapan pun kami datang ke desa, kami
menganggap kalian semua adalah keluarga kami.
38
Memoris Masadian
Setelah dinyatakan lulus oleh pihak LP2M saya sangat bersyukur bisa
keluar KKN di semester 6 ini merupakan sebuah kebanggaan bagi saya
karena tidaklah mudah melewati banyak proses dan tes yang dilalui.
Adapun yang dinyatakan lulus seleksi ada 15 orang, 10 perempuan dan 5
laki-laki dan mereka semua adalah orang-orang hebat yang akan menjadi
teman seperjuangan selama bekkn nantinya
Mendengar berita bahwa saya lulus KKN Ibu saya dan keluarga lainnya
ikut berbahagia dan memberikan apresiasi atas pencapaian yang telah di
dapatkan, begitupun teman-teman dari semua lembaga yang saya masuki
entah itu (ANIMASI,HIPMI PT,SEMA FEBI & HMPS PARIWISATA)
mereka semua memberikan selamat dan mendoakan yang terbaik untuk
saya selama berkkn nantinya.
39
Sebelum berangkat saya dan ibu saya sangat sibuk dengan persiapan untuk
45 hari nanti,ibu saya mulai sibuk mempersiapkan apa yang akan saya
pakai disana maka beliaupun melipat semua baju dan mempersiapkan
bahan & alat –alat yang di perlukan seperti alat mandi, alat sholat, dan alat
tulis menulis.
Saat iyya mempersiapkan semuanya diapun berkata “nanti disana jangan
lupa sholat,perbaiki hubungan antar manusia dan yang terpenting selalu
rendah hati kepada siapapun” katanyaa waktu itu.
Malam itu saya juga pamit kepada owner saya kabetulan saya juga kerja
dan Alhamdulillah owner saya mengiyyyakan untuk megambil cuti selama
saya berkkn,sayapun pamit juga kepada anak-anak di lembaga merekapun
ramai-rama mendoakan yang terbaik.
Ini adalah pengalaman pertama saya naik pesawat, ada rasa syukur
tersendiri.setelah melengkapi semua berkas dan pensyaratan kamipun
menunggu beberapa waktu. Saat itu ada moment yang lucu dimana saya
sangat haus dan ingin mencari penjual eceran tapi saya lupa bahwa ini lagi
di bandara lagi-lagi Karena pertama kalinya, sayapun mengajak teman
saya aldi untuk beli makanan dan minuman .
40
“subee ayo pi beli makanan-makanan ee laparka kurasa” ucap aldi
lalu saya memberikan uang 5000 kepada sang mbak-mbak cantik yang
menjual, seketika raut wajahnya berubah saat saya memberikan uang 5000
itu terus saya Tanya
“kenapa mbakkkk???” dia bilang “ teh pucuk harganya 20.000 mas”
seketika saya terdiam dan membisu tidak tahu antar malu atau dan rasa
ingin pulang sajaaa, karena sudah terlanjur malu memberikan uang 5000
sayapun mau tidak mau kasih uang 20.000 sambil nahan ketawa mbak-
mbak penjualnyapun ketawa karena kebodohanku setelah memberikan
uang sayapun bergegas kembali dan aldipun masih menertawai akan hal
bodoh yang telah terjadi, ini merupakan moment lucu yang telah terjadi
kepada 2 pemuda yang baru masuk ke bandara hahaha.
41
pandangan saya tentang KKN ini awalnya hanya masing-masing kampus
yang akan ke kendari untuk melakuka KKN disana tetapi saya salah
ternyata kita dibagi 10 orang perposko nya.
Setelah pembagian disetiap posko tak ada satupun yang saya kenal ,
mereka semua wajah-wajah baru yang saya temui walaupun ada yang gak
asing sihh karena dari iain parepare ada 4 orang termasuk saya ( Muh
yunus, Fahmi dan Nur asma Manissa) dari IAIN kendari ada 5 orang
(Meli,Nurul,Firsa,Tina dan Alvin) dan 1 orang dari UIN Khas jember
yaitu (Lutfi Ayu). Dan inilah orang-orang yang nantinya akan menemani
sekaligus teman seperjuangan selama 45 hari.
Malam sudah larut menandakan waktu istirahatpun telah tiba , kami
istirahat di ma’ad Al-jamiah IAIN kendari dimana semua orang sudah
capek karena perjalanan yang panjang dan mengkuti pelepasan yang
cukup menguras tenaga disini saya sekamar dengan 2 mahasiwa dari UIN
Khas jember dan kamipun mulai kenalan dan cerita terkait kampus
masing-masing. Namanya mussie dan ryan setelah berbincang-bincang
kamipun istirahat karena besok sudah berangkat keposko masing-masing.
Pagipun tiba tapi ada yang berbeda di pagi ini bedanya aku terbangun
sendiri bukan lagi dibangunkan oleh ibuku terasa sangat beda
yahhhh,setelah mandi dan mempersiapkan semua barang-barang kamipun
berangkat ke tanassa salah satu pelabuhan disana. Kami menaiki bus
kesana selama 2 jam dengan perjalanan yang cukup menantang karena
waktu istirahat yang sangat singkat belum lagi bau mobil bus sangat
menyengat membuat saya sedikit tidak nyaman.sesampainya di pelabuhan
tanassa kamipun mengatur barang dan mengangkatkan nya ke kapal.
Ekspetasi saya setelah mendengar kabar bahwa yang akan kami tumpangi
untuk keposko massing-masing adalah kapal pinisi, tetapi yang saya lihat
depan mata adalah kapal kayu tingkat 2 yang seadanya dan tidak memiliki
atap ataupun tenda sebagai penghalan masuknya air.
“astagfirullah inigah di naiki???” ucap saya keteman saya tetapi mau
gimana lagi kami sebagai mahasiswa ikut-ikut saja dan menerimaa apa
42
adanya dan kami tetap bersyukur atas apa yang telah di fasilitasi untuk
kami.
Melihat banyak teman-teman yang sudah tumbang dan tidak tahan dingin
maka sayapun menolong beberapa teman dengan memberikan selimut dan
air minum dengan sedikit kata semangat agar tidak terlalu kepikiran.
Semua yang ada dikapal saat itu mabok laut bahkan ada dari kami yang
pingsan karena sudah tidak tahan .
Rasa khawatir dan jenuh sudah menghantui diri “kapan sampainya” ucap
saya dalam hati haripun semakin gelap dan hujan tak kunjung redah angin
yang semakin kencang membuat kami semakin takut dan hanya bisa
pasrah dan berdoa,
“katany 4 jam ini sudah lebih” ketidak nyaman terhadap apa yang terjadi
sayapun tidur supaya gak terlalu kepikiran karena bayang-bayang kata
43
sampai selalu melintas di kepala saya yang sudah tidak tahan dengan
keadaan
Semuanya terlihat lemas dan pucat seakan-akan ini adalah musibah yang
menimpa kami,lagi-lagi rasa khawatir mulai menghantui apa yang terjadi
kedepannya, diam, termenun dan pasrah cuman itu yang bisa saya lakukan
tetapi saya tetap berdoa semoga semua akan baik-baik saja
Setelah begitu lama menahan dingin dan mabok laut kamipun telah
melihat 3 pulau yang sejajar dan ini merupakan harapan yang
membangkitkan sedikit semangat “ ehhh ananaaa dekat meki sampai”
tetapi lagi-lagi itu cuman kata penenang kami kembali di terjang hujan an
angin kencang “kok lama sekali sampai katanya 4 jam ji nahh ini sudah
lewat 4 jam” ucap teman saya
44
suku dipulau ini ada dari suku muna, suku bugis,suku tolaki dan
kebanyakan suku bajo karena hampir semuanya disini adalah masyarakat
pesisir yang mata pencariannya 70% adalah nelayan .pulau ini memiliki 1
mesjid, 1 MTS,1 SD, dan 1 TK. Memang sangat terbatas dan jauh dari
kehidupan yang serba ada tetapi itu bukan sebuah masalah bagi
masyarakat pulau ini karena mereka tetap bisa hidup bahagia dan
sejaterah.
Beda rasanya bagi saya yang tinggal di sebuah kota dan lansung di
tempatkan berkkn di pulau terpencil seperti pulau masadian ini, karena
kenapa disini listrik sangatlah terbatas listrik hanya bisa menyala dari jam
18:00 sampai jam 23:00 sangat terbatas bukan.?. Bukan hanya listrik air
bersih dan bahan pokokpun terbatas adasih cuman sangat jauh beda
dengan apayang ada dikota mulai dari harga dan kualitasnyapun berbeda.
Saya telah banyak mempelajari apa yang saya amati ternyata dengan
segala keterbatasan bukan sebuah hambatan untuk orang-orang dipulau
masadian karena meraka dulunya sudah terbiasa hidup tanpa
listrik.uniknya orang-orang masadian hanya akan keluar mencari ikan
ketika musim teduh (musim angin dan air tenang) dan musim itu biasa
jatuh pada bulan sebtember dan oktober
Tetapi ada juga beberapa yang tetap pergi melaut walaupun bukan musim
teduh untuk mencari ikan dan dijual keluar salah satunya ke kendari.
Terkait dengan masyarakat pesisir yang kebanyakan bersuku bajo yang
katanya bisa menyelam dengan kedalaman 20 meter hingga lebih dan
menahan nafas di dalam air dengan durasi yang sangat lama. Kemampuan
tersebut digunakan ketika ia mencari ikan,gurita ataupun cumi-cumi di
dasar laut. Keahlian yang sangat luar biasa bukan?.
45
Dari itu saya sangat tertarik dengan adat istiadat suku yang ada dipulau
masadian ini kebetulan sekali pada tanggal 24 juli 2022, ada acarah
nikahan dipulau tersebut yang bertempatan didepan kantor desa pada saat
itu, 1 malam sebelum resepsi dimulai saya mendengar suara gendang dari
posko karena saya sangat tertarik dengan kebudayaan maka sayapun
bergegas kelokasi terseebut sesampainya disana lansung menyaksikan
salah satu tradisi dimana adanya acara”ma’gendang” hampir sama dengan
adat bugis cuman kali ini beda, sayapun mulai bertanya-tanya kepada om
(puto pauding) salah satu tokoh adat yang ada di sana terkait dengan
budaya orang-orang pulau masadian beliaupun menjawab semua
pertanyaan yang saya tanyakan.
orang disini sebelum acara nikahan akan melakukan tradisi gendang
dimana ada gendang yang berpasangan,ada terompet dan ada gong yang
memiliki musik tersendirinya. Menariknya tradisi ini selalu digunakan
ketika ada acara besar yang akan diadakan. Dan saat itu saya
berkesempatan ikut main gendang bersama om pauding awalnya saya kira
gampang ternyata susah karena di bugis saya juga seorang pemain musik
tradisi akan tetapi setelah main musik dari suku ini ada banyak perbedaan
yang saya rasakan. Hampir mirip cuman memiliki musiknya masing-
masing.
Masih terkait dengan adat istiadat suku bajo saya sangkin penasarannya
saya masih menelusuri kebetulan siang itu om pauding lewat depan posko
kami dan saya sapaa dengan bahasa bajo
“kapangga’ puto” yang artinya mau kemana om ucap sayaa
46
bertanya “kenapa bisa berdekatan puto” dia bilang “dulu ada beberapa
orang disini ketika ada anak atau istrinya meningeal duluan terus ia
mengatakan sambil menunjuk kuburan itu dengan kata “tunggu 3 hari
kedepan saya akan menyusul” dan secara nyata 3 hari kedepannya orang
itu meninggal dan menyusul istrinya”
Sayapun terdiam dan berfikir kenapa bisa seperti itu dan saya bertanya
lagi “kenapa bisa sepeti itu puto” beilau menjawab “ saya juga tida tahu
kenapa bisa seperti itu dan masih menjadi misteri”. Sangat diluar nalar
bukann???
Secangkir kopi hitam menjadi saksi bisu akan percakapan kami waktu
itu,ada nasehat yang saya dapatkan beliau berkata “pentingkan adab
selalulah menghormati orang yang lebih tua dan jangan lupa kepada
sangpencipta” sebuah pesan moral yang ditujukan kepada saya membuat
saya termotivasi untuk melangkah lebih jauh lagi.
Dari sini saya beranggapan bahwa “seseorang yang tidak berpendidikan
bukan berarti bodoh karena kecerdasan tidak didapatkan dalam kelas
saja melainkan memalui pengalaman dan etika kita kepada sesama
manusia.”Dan saya dapatkan di dalam diri (puto pauding) semoga beliau
umur panjang dan bahagia selalu, aamiin.
Selain pak pauding masih banyak lagi orang-orang hebat yang saya temui
dan masyrakat masadian yang memiliki system kekeluargaan di suatu
pulau yang bisa di bilang sangat harmonis.
Masih tentang budaya masyarakat pulau ini biasaa ketika ada acara besar-
besaran masyarakat sini pasti melakukan tarian lulo yaitu tarian yang
dilalukan secara melingkar dengan mengenggam tangan serta menginjak-
injakkan kaki sesuai dengan alunan musik ini merupakan budaya suku
Tolaki sebagai bentuk rasa syukur dan tarian ini sebagai simbolis ketika
ada acara pernikahan dan acara besar lainnya. Beda lagi dengan tarian
dero yang merupakan tarian yang hampir sama dengan lulo cuman
gerakannya melingkar berlawanan arah jarum jam menari sambil
membalas-balaskan pantun yang saling sambung penyambung. Dan ini
adalah tarian tradisi suku bajo.
47
Pada malam itu bunyi electon music menandakan akan diakan tarian lulo
dimana semua masyarakat mulai berkumpul dan tiba saatnya orang-orang
melingkar kemudian ma’Lulo (istilah orang disana), dan sayapun
penasaran dan ikut mencoba ternyata sangat sulit terlihat gampang namun
menantang yahhh,ada banyak sekali warga yang ikut lulo malam itu tak
henti-hentinya mereka menajak kami mahasiswa KKN untuk masuk
kedalam lingkarang dan menari bersama
“ayo gabunggg ini budaya orang Sulawesi tenggara tidak ada di Sulawesi
selatan” ucap masyarakat pada saat itu.dan sayapun ikut bergabung,Cukup
mengurus tenaga dan keringatpun mulai bercucuran dikarenakan terlalu
lama mempelajari tarian lulo malam itu dan sayapun istirahat sejenak
sambil memperhatikan gerakan kaki
“lumayan menarik jugaa yah tradisi orang-orang sini “ ucapku pada saat
termenung.
Ternyata lulo ini bisa saja berlansung sampai pagi hari tapi tergantung dari
orang-orangnya
Sangat menarik yahh tarian yang satu ini dilakukan secara melingkar
sambil mengenggam tangan dan kemudian menginjak-injakkan kaki
ketanah dengan mengikuti irama musik dan musiknya sangat asik
sehingga siapapun yang mendengarkan akan ikut bergoyang.
“ jangan sesekali melupakan adat dan budaya leluhur kita karena tanpa itu
kita tidak akan tahu warna apa dan keunikan apa saja yang kita punya,
maka dari itu selagi masih ada jaga dan lestarikan”
Dari hari pertama kami sangat di sambut hangat oleh orang-orang dipulau
ini mereka semua sangat antusias terhadap orang luar yang datang kepulau
mereka, mereka sangat ramah dan sangat humoris terhadap kami
48
mahasiswa kkn, setiap kami jalan keliling kampung pasti masyarat disana
mengatakan “ayo singgah dirumah” siapa yang tidak bersyukur di
kelilingi oleh orang-orang baik bahkan ada beberapa warga yang
mengatakan “ kalau lapar dan mau tidur di rumah saja” hal yang sederhana
tapi membuat kami bahagia.
Ada banyak hal yang membuat moment-moment tersendirinya salah
satunya adalah pelaksanaan proker atau (program kerja) .adapun beberapa
departemen yang telah dibentuk :
Muh yunus atau sering kami sapa sebagai bang junet : sebagai
kordes (koordinator desa)
Alvin : sebagai wakil kordes
Nurul : sebagai sekretaris
Lutvi ayu : sebagai bendahara
49
Dan dari departemen SDM : membuat tong sampah dan produk local
50
dengan pemuda-pemuda disana , tetapi justru mereka sangat senang ketika
mereka disapa duluan dan diajak berbicara. “sebenarnya kami sangat
senang jika korang semua sapa kami” ucap Nardhi salah satu pemuda
disana.
Nah ada 2 orang pemuda yang saya sudah anggap sebagai kakak beliau
bernama Saiful Anwar atau sering kami sama sebagai kak Polleng beliau
adalah ketua karang taruna dan kak Muslimin yang kebetulan juga beliau
adalah imam di didesa itu, 2 pemuda ini adalah orang yang sangat sering
menolong kami ketika ada program kerja,Sayapun merasa sangat
bersyukur telah dipertemukan oleh 2 orang baik yang selalu mendampingi.
Masih banyak lagi orang-orang baik yang selalu ada ketika kami
membutuhkan bantuan karena masyarakat disana sangat antusias terhadap
kami Mahasiswa.
Tiba saat dimana proker saya dibidang SDM, saat itu saya mulai mencari
dron pertamina yang tidak terpakai untuk dijadikan sebagai tempat
sampah nanti kamipun keliling kampung untuk mencari dron bekas,berkat
kak muslimin kami mendapatkan 5 pasang drum dan kamipun lansung ke
tempat las untuk memotongnya menjadi 2 bagian setelah semuanya
terpotong kamipun kembali ke posko untuk istirahat dan berbincang-
bincang sekaligus saya belajar sedikit bahasa bajo. “ matangkas sekaliki”
yang artinya kamu sangat cantik. Lumayan untuk bahan gombalan hehehe
Seiring berjalannya waktu ada banyak moment indah yang mungkin akan
menjadi kenangan salah satunya adalah kebersamaan dengan pemuda-
pemuda masadian, mereka sering mengajak kami untuk nongkrong
bareng, ada sebuah rumah dimana disitulah kami sering kumpul-kumpul
pemuda disana sangat welcome terhadap kami mereka sering membuat
acara kecil-kecilan seperti makan es kelapa, bakar-bakar ikan dan minum
rosso( minuma extrajos yang di campur susu).
Pemuda disana kalau dilihat dari fisiknya mereka dari kecil sudah ada
yang bertato mungkin karena putus sekolah atau sebagai gaya,tetapi
walaupun terlihat sangar mereka semua sangat baik dan sangat solid,
bukan dari pemudanya saja para gadis-gadis desapun asikk dan ramah,
ketika saling berpapasan pasti mereka menyapa seperti “ kak sayyid”
sebuah sapaan yang ramah membuat jiwa terasa senang, selama kami
51
berada di pulau masadian kami merasakan kehangatan dan keharmonisan
masyarakat disana dan itu membuat saya selalu bersyukur.
Saat itu setelah mengumpulkan dron yang sudah banyak sayapun mulai
mencet satu persatu dron itu dengan warna kuning hitam, lalu saya pilox
nama kampus masing-masing dan kkn kerjsama sebagai penanda bahwa
kami sudah mengabdi dipulaui ini.
perpisahan
30 Agustus 2022 jam 4: 00 aku terbangun untuk melaksanakan sholat
subuh, udara yang dingin membuatku tak bisa tidur lagi maka dari itu aku
putuskan untuk jalan-jalan subuh sendirian, entah kenapa perasaan ini
tidak tenang dengan suasana gelap dan sepi aku masih berjalan menuju
jembatan bukan karena suasananya yang membuat perasaan ini tidak enak
tetapi ini adalah hari terakhir saya berada di pulau ini. Seketika itu
sayapun termenung di jembatan dan melihat kebelakang melihat kepulau
masadian yang sudah menjadi rumah saya selama 45 hari, waktu seakan-
akan mempermainkanku semesta kali ini tidak berpihak padaku “kenapa
begitu cepat” Tanyaku pada diriku sendiri waktu itu.
Tak lama kemudian datanglah kak muslimin dengan raut wajah sedih ia
mengetahui bahwa hari ini adalah hari perpisan, hampir saja meneteskan
air mata ketika beliau cerita atas rasa kehilangan nantinya ketika kami
pulang beliau berkata “ saya sangat sedih karena korang semua sudah mau
pulang pasti pulau ini akan sepi karena ditinggal oleh anak-anak KKN”
ucapnya waktu itu, mendengar itu saya juga ikut bersedih karena harus
meninggalkan orang-orang yang sudah saya anggap sebagai keluarga saya
dan kamipun sama-sama kemali ke posko untuk persiapan pulang.
Setelah menyiapkan barang-barang saya bersama teman-teman saya ke
rumah pak desa untuk membantu persiapan pulang.Ketika semuanya
sudah siap dan dosen yang menjemput kami sudah datang tibalah saatnya
perpisahan, moment ini adalah moment yang sangat sedih karena harus
berpamitan kepada seluruh masyarakat dan sayapun menjabat satupersatu
tangan masyarakat disana mereka semua merasa kehilangan karena
suasana sudah sedih sayapun ikut menangis.
52
Air mata ini jatuh dengan sendirinya, melihat warga masadian yang
antusias mengantar kepulangan kami, pelukan hangatpun saya dapatkan
dari beberapa warna itulah sebuah pelukan yang tidak akan saya lupakan.
Banyak dari mereka berpesan “ jangan lupa kembali, jangan lupakan kami
di masadian ini” mendengar itu air matapun terus bercucuran seakan-akan
ini adalah moment yang paling berkesan.
Masyarakatpun mengantar kami jembatan disana ada banyak sekali warga
yang berbaris di sepanjang jalan dan anak MTS dan anak SD yang belum
rela melaspkan
“kak sayyid kita tinggalmi disini” ucap bastiar sambil menangis melihat
hal ini saya sangat tersentuh bukan hanya bastiar sajaa melainkan teman-
temannya juga lari lalu memeluk saya moment yang sangat mengharukan
gimana saya bisa lupakan pulau ini kalau masyarakatnya sangat mencintai
kami. Di setiap langkah menuju ke jembatan tak hentinya anak-anak pulau
bergantian memeluk mungkin ini adalah pelukan perpisahan.Terimakasih
saya ucapkan kepada masyarakat masadian yang telah menganggap kami
sebagai keluarganya sendiri semoga ada waktu dimana kita dipertemukan
lagi.
53
Melangkah kedepan dengan rasa kekhawatiran yang terus terbayang
Jika ada waktu semoga bisa berjumpa lagi, pulauku yang indah
“masadian.”
54
Pertemuan Arus ombak yang tak terlupakan
Oleh : Fahmi
Hari yang cerah tentu ditemani dengan secangkir kopi manis yang
manisnya seperti semerbak bunga mawar yang harum dan indah, ditemani
dengan sebuah makanan khas pulau kini kehidupan saya alami jauh
berbeda yang dulu ada kinipun apa adanya sehingga rasa sehingga rasa
syukur bermain pada diripun ikut bermutasi dalam kehidupan 45
kedepannya.
Tak terasa hari inipun adalah hari pertama yang menjadi topik
utama pembahasanku, ditemani dengan sejuta inspirasi yang tak kalah
menariknya yaitu pemandangan yang membuat hati tak pernah
melupakannya.Diripun terpukau melihat keindahan pulau masadian yang
mana diiringi lantunan suara ombak yang beriringan dan di selimuti oleh
birunya air laut dan putihnya pasir membuat diriku dan dirimu menyatu
bagaikan perahu yang memiliki tujuan.
Cahaya mentari bersinar tak terhingga, membuat air laut menjadi
biru dan bercahaya. Hari yang cerah adalah hari pertama saya dan teman-
teman mengelilingi pulau masadian yang mana memiliki keunikan
tersendiri yaitu pulau yang memiliki 5 dusun dan uniknya nama dusunnya
mengunakan angka seperti dusun 1,2,3,4 dan 5. Kamipun melakukan
perjalanan sambil observasi ke beberapa dusun di sepanjang perjalan kami
ke sekolah dan bertemu dengan beberapa anak-anak pulau yang sedang
bermain keleren(goli) bersama dengan teman-temannya dan melihat kami
lewat sehingga merekapun mengikuti kami dari belakang.
Mba lutvi : “ohh….mau ikut juga yah dik adik, kalau begitu ayo kita
berangkat.
55
Anak-a nak : “okey kak, let’s go
Kamipun melewati kantor desa dan bertemu salah satu warga yang
bernama pak muslimin dan saya beserta teman-teman saling sapa menyapa
dengan beliau dan akhirnya beliau menjadi pemandu jalan untuk
mengelilingi pulau masadian.
Pak muslimin :”assalamualaikum wr. wb. Mau kemana ini?”
Pak Muslimin :”ohhh….mau jalan-jalan yah kalau begitu bisa saya temani
jalan sambil saya tunjukkan beberapa rumah kepala dusun
dan rumah tokoh masyarakat?
Bang Alvin :”Alhamdulillah kalau bapak mau membawa kami, tapi
tidak merepotkan ji pak ini sempat ada kesibukanta.
Pak Muslimin :”Bah tidak ji, kebetulan tidak adaji kesibukan ini hari.
Fahmi :”Alhamdulillah kalau begitu pak.
56
Saya :”gays anak-anak ngajak kita mandi-mandi di dermaga.
Bang Junet :”bah iya fahmi, sementara kami ganti pakaian juga.
Saya :”okey bang.
Bang Alvin :”Kayanya saya nda turun nih karena lagi sakit perut nih
tapi saya jalan-jalan ji nanti ke dermaga untuk lihat kalian
mandi-mandi.
Saya :”Bah siap bang, semoga cepat sembuh sakit nya yah bang
57
yang saya turungi adalah tempat pertemuan arus kanan dan kiri pulau
sehingga saya sedikit terbawa arus sehingga saya sedikit terbawa arus dan
dengan cepat saya berenang ke jembatan dengan sekuat tenaga dan
Alhamdulillah dengan usaha yang semaksimal mungkin dan bantuan dari
salah seorang anak yang bernama charli akhirnya diripun bisa selamat dari
derasnya arus.
Saya :”dek, bisa tarik saya naik ke atas karena saya terbawa arus.
Charli :”Bisa, kak bisa pegangan di tanganku kak baru saya tarik
ke atas?
Saya :”bisa dik
Saya pun diagkat ke atas oleh Charli dan alhasil sayapun bisa naik
ke atas dermaga dengan selamat atas bantuannya. Tak lama kemudian
saya melihat bang Junet sudah jauh dari permukaan jembatang dan tiba-
tiba bang Junet teriak untuk meminta pertolongan.
Bang Alvin :”Kayaknya sih iya deh Fahmi, Bang Junet dapat tali
disana sehingga ia teriak terus tali…..sampai beberapa
kali bang Junet teriak terus tali.
Beberapa menit kemudian bang Junet berteriak lagi dengan
mengatakan tali……tali dan salah satu teman kami langsung sadar yaitu
bang Alvin bahwasanya bang Junet lagi meminta pertolongan.
Bang Alvin :”Oke bang tunggu aku disana untuk menolongmu
58
Saya :”bahh…. Siap pak ustdz…!
59
Meriahkan Pesta di Pulau Kecil
60
sangat semagangat jika ada perayaan atau kegiatan besar yang di lakukan
di desa ini. dan Lomba happy fun yaitu, lomba lari kelereng, parut kelapa.
61
pertama berlangsung adalah Tadarrus, anak-anak disini sangat antusias
ikut lomba keagamaan ada 2 tingkatan yaitu tingkat SD dan MTs. lomba
di hari ke-2 hafalan surah-surah pendek yang di ikuti tingkat SD, lomba di
hari ke-3 lomba adzan yang di ikuti tingkat SD dan tingkat MTs, ada
seorang anak telat mendaftarkan diri untuk ikut lomba, anak tersebut
sangat ingin ikut lomba tetapi terlambat mendaftar, sebelum itu anak ini
sudah ikut lomba adzan dan dia juara 1 pada perlombaan d bulan-bilan
sebelumnya akan tetapi karena dia terlambat sehingga tidak mengikuti
lomba adzan dan dia sangat sedih bahkan sampai menangis ujar ibunya.
Betapa sangat antusiasnya ingin ikut lomba adzan ma shaa Allahdan
lomba keagamaan yang terakhir tampil adalah lomba sholawat. Lomba
sholawat ini sempat terjeda 2 hari karna lomba ini di adakan d panggung
dan kami tunggu kain yang akan di bawakan oleh ibu desa dari kota.
Setelah lomba keagamaan dilanjutkan dengan lomba kesenian
yang lombanya itu adalah lomba puisi dan senam kreasi, lomba puisi
dikuti tingkat SD dan MTs dengan menggunakan tema tentang
kemerdekaan. Dan lomba senam Kreasi yang di ikuti oleh Ibu-ibu setiap
dusun dan tingkat MTs. Sebelumnya di bulan lalu sudah di adakan lomba
senam juga akan tetapi lomba senam di bulan lalu terdapat kekacauan,
karena sistem penilaiannya kurang sesuai dengan ekspetasi ibu-ibu, maka
dari itu penanggung jawab kesenian di alihkan kepada anak kkn sehingga
anak kkn yang mengatur lomba kesenian. Sebelum lomba kesenian ini di
pertandingkan sudah ada 6 grup yang mendaftar akan tetapi ,masih ada
yang ingin mendaftar sedangkan pendaftaran saja sudah di tutup dan ibu-
ibu setiap dusun mendengar sehingga mereka mendatang posko untuk
bicara bahwa tidak di buka lagi pendaftan. Mereka kira kami akan
membuka perdaftaran untuk 1 grup yang ingin mendaftar padahal kami
selaku penanggung jawab tidak membukakan pendaftaran karna
berhubung pendaftarannya juga sudah tertutup, entah mereka dapat kabar
darimana kami mau membuka padahal kami tidak membuka pendaftaran
lagi. Tetapi kami sudah membicarakan dengan baik sehingga tidak terjadi
keributan hanya kesalahpahaman kecil saja. Grup yang akan mendaftar itu
meminta tampil saja tapi tidak di masukkan dalam lomba. Mereka hanya
menampilkan senamnya.
62
Lomba ini berlangsung di malam hari dan di hari pertama di
tampilkan lomba puisi dan yang kedua lomba senam kreasi di tampilkan 2
malam, dan karaoke di tampilkan 2 malam . Pada penampilan karaoke
yang di ikuti oleh anak muda, bapak dan ibu yang berada di desa
masadian. Lomba happy fun ada 2 yaitu lomba lari kelereng dan lomba
parut kelapa.Lomba lari kelereng ini di ikuti tingkat SD dan MTs dan
pemerintah desa (Pemdes) serta anak KKN juga ikut memeriahkan lomba
ini. Sedangkan lomba parut kelapa di ikuti oleh dusun dusun disini, parut
kelapa disini games yang pertama kali saya liat dan sangat unik, saya
mengatakan sangat unik karena yang bisa ikut games ini adalah sepasang
suami istri, istri yang kupas kelapanya suami yang parut kelapa.
Ucap seorang warga disini : “ini terbalik seharusnya yang kupas kelapa
suaminya dan parut kelapa istrinya ini malah kebalik hehehehehe...”.
63
Saling berjabat tangan dan untuk meminta maaf jika selama ini ada
kesalahan selama berkkn di tempat ini baik itu kesalahan yang di sengaja
maupun tidak di sengaja.Ada seorang siswa atau adik yang bernama reva,
juwita, zahra, dan dewi. Mereka bercabira kepadaku
Juwita : kakak sudah mau pulang?
Zahra : kalau kaka sudah pulang berarti nggak ajar mengaji lagi dimesjid...
Saya pun sedih mendengar zahra berkata seperti itu, selepas itu saya
memeluk mereka dan berkata rajin belajar, dan rajin mengaji jangan malas
ke sekolah supaya suatu saat nanti bisa jadi orang yang sukses yah...
Saya bercakap : ibu jangan lupakan kami kalau kami sudah balik ke
kendari lagi... disitulah air mata tak tertahan sehingga saya bersedih. Pesan
singkat saya melalui tulisan ini warga yang berada di desa masadian
sangat baik dan saling merghargai satu sama lain dan di desa ini mempu
nyai solidaritas yang sangat tinggi merekah semua ramah terhadap
mahasiswa yang telah berkkn di desa ini terimakasi yang sebesar-besarnya
karena telah menerima kami berkkn dan menjalankan salah satu program
matakuliah kami.
64
Perjalanan Membawa Berkah
Oleh: Alvin
Pagi itu kami sampai di pelabuhan bête-bete, kami pun singgah
istrahat dirumah keluarga untuk menunggu jemputan dari teman-teman
yang ada di Sulawesi tengah.Tak lama kemudian teman kami pun datang
dan lansung membawa kami ke tempat mereka tinggal. Sesampainya
disana kami berdiskusi tentang proposal dan kapan kami akan melanjutkan
perjalanan ke kota bungku. Kami pun menyepakati bahwa hari ini kami
membawa proposal ke PT. IMIP dan esoknya baru ke kota bungku.
Pada siang hari kami ke kantor PT. IMIP untuk menyerahkan
proposal yang telah kami buat, sampai di kantor kami bertemu dengan
petugas dan langsung menyerahkan proposal tersebut, petugas pun
mengatakan bahwa esok kalian kembali dan menerima bantuan terkait apa
yang telah kalian usulkan ke kantor kami.
Setelah itu kami kembali ke tempat tinggal teman-teman yang ada
di sulawesi tengah untuk beristrahat. Tak terasa malam pun tiba, kami
dibawa keliling di area kawasan PT.IMIP melihat suasana area
perindustrian, dan kami singgah di salah satu warkop hanya untuk sekedar
menikmati suasana malam sembari minum secangkir kopi dan
berdiskusi.Setelah menikmati suasana kami pun kembali ke tempat tinggal
sementara kami.
65
Namun dengan niat dan tekad yang kuat kami bisa sampai di kota bungku
dengan selamat.
Tepat pukul 16:45 wita kami sampai di kota bungku dan singgah di
salah satu kios untuk membeli dan minum aqua sembari menelfon
keluarga yang ada di kota bungku. Setelah beberapa menit kami pun
langsung menuju rumah keluarga dan beristrahat sampai esok hari.
66
pukul 01:00 wita kami sampai di desa Sainoa dan lansung beristrahat
dirumah keluarga setelah melewati ujian perjalanan pada gelapnya malam.
67
Kak polleng :”begini, sebenarnya pesta rakyat ini setiap tahun
diperingati. Cuman dalam bentuk upacara saja.Namun,
kalaupun ada dari bidang keolahragaan paling cuman
futsal saja.Tapi untuk tahun ini, baru pertama kali
diadakan kegiatan seperti ini yang betul-betul begitu
banyak cabang lomba dan bukan hanya dari cabang ke
olahragaan saja tapi dari sisi keagamaan pun itu
diperlombakan.Artinya, dari kegiatan ini kita bisa ukur
bahwa antusias masyarakat untk menyukseskan kegiatan
ini dan totalitas seluruh panitia menandakan bahwa
semangat nasionalisme tetap mengalir dalam setiap insan
meskipun diwarnai oleh kegiatan olahraga dan kegiatan
keagamaan.”
Saya :”Jadi baru pertama kali diadakan kegiatan ini?”
68
dibungkus dengan semnagat nasionalisme.Selain itu, sikap sportifitas antar
peserta harus pula ditekankan guna menghindari hal-hal yang tidak
dinginkan.
Kegiatan pun berlangsung sesuai dengan rundown acara yang telah
dibuat, baik dari olahraga, keagamaan, maupun kesenian.kegiatan pun
berlangsung dengan penuh hikmat dan diwarnai dengan antusias
masyarakat yang begitu tinggi sehingga membuat kegitan ini begitu
megah dan besar.Namun dari beberapa bidang kegiatan ternyata domain
masyarakat itu lebih antusias dibidang kesenian, utamanya dalam
perlombaan senam kreasi dan karaoke.Saya selaku juri dari perlombaan
ini, merasa di podium dangdut academi mengingat ratusan bahkan ribuan
masyarakat yang hadir untuk menyaksikan beberapa perlombaan dibidang
kesenian ini, utamanya di lomba karaoke dan senam kreasi.
69
Kerang Yang Pecah
70
Saya : “Berapa memang luas pulaunya ini pak?
71
terhadap sampah. Jadi, saya selaku ketua PKK, dengan
hasil pembicaraan internal kami dan dikordinasikan
dengan aparatur desa sepakat melakukan kerja bakti setiap
hari Jum’at.Dan itu bisa mengurangi sampah-sampah
yang berserakan di jalan jauh sebelum program ini
terlaksana.Beda dengan hari-hari sebelumnya kondisi
pulau betul-betul daerah yang tak layak huni, sehingga
dengan adanya pembersihan ini menjadi salah satu
terobosan baru guna mengurangi dan menanggulangi
sampah-sampah yang berserakan.
72
yang lebih banyak ketimbang melaut seperti biasanya
yang menggunakan alat-alat tradisional seperti jarring,
panah, dan pukat ikan.
Saya :”Tapi tindakan ini aji, tidak nah larang ji pemerintah dan
kira-kira apa dampaknya sama teman-teman
73
Profil Penulis
Nama : Hartina
Asal Kampus : IAIN Kendari
Fakultas/prodi:Febi/perbankan syariah
74
Motto : jika tidak bisa membahagiakan
orang tua, makan jangan buat dia
kecewa
Kesan : selama di sana saya banyak
mendapatkn
pengalaman,pelajaran,dan
masyarakat yg begitu luar biasa
baiknya
Pesan : saya berharap kepada seluruh
warga desa masadian tempat sy kkn
agar tidak agar tidak melupakan
kami semua anggaplah kami seperti
keluarga sendiri dan terimalah
dengan baik jika kami datang
kembali di pulau kalian
Nama : Sayyidsubhan
Asal kampus : IAIN parepare
75
Motto : Hidup untuk Mati
Kesan : ketika ada seseorang yang memikirkanmu
maka dialah tempatmu untuk Pulang
Pesan : tetaplah bersyukur dan terus tumbuh karena
bunga tak akan mekar dalam waktu semalam
Nama : Fahmi
Asal kmps : IAIN Parepare
Prodi/fakultas : PBA (pendidikan bahasa Arab)/
fakultas tarbiyah
Motto : Hidup itu adalah pilihan maka
jadilah orang yang baik dan
bermanfaat, karna Allah takkan
melupakan kebaikanmu.
Pesan : kami berharap kepada masyrakat
desa masadian bahwa jangan pernah
melupakan kami, anggap kami
sebagai keluarga walaupun kami
telah jauh dari pulau dan bahkan
sudah Lintas provinsi, terimalah
kami kapan pun kami datang ke
sana, dan tentunya saya pribadi
menganggap masyarakat pulau
masadian adalah rumah kedua saya.
77
tapi Masadian begitu banyak
memberi banyak arti.
Pesan : Jika rindu itu masih belum mampu
untuk menemukan titik temu,
semoga sekedar do'a dan kata apa
kabar tak lupa untuk saling
dikirimkan.
Nama : Alvin
Asal Kampus : IAIN Kendari
Fakultas/prodi : syariah/ Hukum Tata Negara
Motto : Setiap tempat adalah Karbala, Setiap
Waktu adalah Assuyara
78
79