Anda di halaman 1dari 84

`

DIBAWAH REDUP CAHAYA KITA BERCERITA


IDENTITAS BUKU
Penulis : Muh Yunus,Alvin. Nurul Mutmainah, Lutvi Ayu
Wulandari, Fahmi, Meli Nurmiati, Hartina, Nur Asma
Manissa, Sayyid Subhan,Firsa Septiana Rusli

Editor : Dr. Abdul Muiz Amir., Lc,M.Th.I

Layout : Hartina

Desain Sampul : Meli Nurmiati

Copyright C Dr. Abdul Muiz Amir., Lc,M.Th.I 2022

Hak cipta dilindungi undang-undang

Dilarang memplagiasi atau memperbanyak buku ini tanpa seizin penerbit.

Edisi cetakan 1, tahun 2022

Jumlah halaman:

Diterbitkan oleh :

SulQa Press

Jl.Sultan Qaimuddin,No.17,Baruga,Kendari,Sulawesi Tenggara

Email : SulQa Press@iaiankendari.ac.id

ii
KATA PENGANTAR
pengabdian kepada masyarakat adalah satu hal yang wajib kami
emban dalam menyelesaikan studi. Kali ini, kami akan menceritakan
keseruan, suka-duka kami selama mengabdi dan memberikan edukasi
kepada masyarakat pesisir. Sebagai mahasiswa KKN Kerjasama antar
perguruan tinggi keislaman negeri.
Tantangan yang harus dihadapi dari menjadi bagian KKN
Kerjasama adalah bagaimana membangun hubungan emosional antara
sesama peserta KKN, maupun masyarakat desa tempat mengabdi. Tulisan
yang tertuah dalam buku ini dapat menjadi bukti . maka harapan kami
dengan tertuahnya tulisan ini dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa dan
menjadi pelajaran awal dalam melaksanakan KKN.

Tulisan kami tidak bermaksud untuk menguraikan setiap bait dan


sisi pada wilayah KKN Kerjasama, melainkan cerita ini adalah sebuah
antologi dari kami yang hendak memberikan sedikit gambaran bagaimana
kondisi dan nuansa KKN Kerjasama itu sendiri, khususnya di posko 1 di
Posko Pulau Masadian dengan berbagai keunikan yang menjadi cirikhas
pulai masadian itu sendiri.

Oleh Karena itu, kami selaku peserta KKN Kerjasama


berterimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada kampus tercinta, yang
telah memberi kami ruang untuk berkarya dan bercerita. Khususnya
kepada seluruh teman-teman sesama peserta, terimakasih telah
menuangkan kisah kasih menarik yang begitu berwarna dalam tulisan ini.
Semoga cerita ini dapat selamanya dikenang, dan dapat membuat setiap
insan yang membacanya jatuh kedalam cerita “DIBAWAH REDUP
CAHAYA KITA BERCERITA”

iii
Kendari, 15 September 2022

Abdul Muiz Amir, Lc., M.Th.I

iv
DAFTAR ISI
Identitas Buku ................................................................... ii
Kata Pengantar .................................................................. iii
Daftar Isi ............................................................................. v
1. Kenangan Tak Berjudul .......................................... 1
Nur Asma Manissa
2. Seperti cinta pendidikan itu sesak ........................... 15
Lutvi Ayu Wulandari
3. Euforia pesta rakya .................................................. 21
Nurul Muthmaina
4. Awal perjalanan panjang masadian ........................ 27
Meli Nurmiati
5. 45 hari telah usai ..................................................... 34
Hartina
6. Memoris Masadian ................................................... 39
Sayyid Subhan
7. Pertemuan arus ombak yang tak terlupakan ......... 55
Fahmi
8. Meriahkan pesta di pulau masadian ....................... 60
Firsa Septiana Rusli
9. Perjalanan membawa berkah .................................. 65
Alvin
10. Kerang pecah ............................................................70
Muh Yunus
PROFIL PENULIS ........................................................... 74
DIBAWAH REDUP CAHAYA KITA BERCERITA

v
“DIBAWAH REDUP CAHAYA, KITA BERCERITA”

Kenangan Yang Tak Berjudul


Oleh : Nur Asma Manisa
Seharusnya 4 Jam
Hay guys, perkenalkan nama saya Nur Asma Manissa. Saya
merupakan mahasiswa yang lulus seleksi KPM Kerjasama di IAIN
Kendari. Beruntung bukan?, namun dibalik itu semua untuk lolos seleksi
ini tidak mudah bagi saya yang juga merupakan Ketua Dewan Racana
Malebbi di IAIN Parepare. Disini saya ingin bercerita mengenai sudut
pandang saya dimana bukan Cuma tentang makan, tidur, shalat,
menyelesaikan Proker A, Proker B atau Proker C. Melainkan ini tentang
pengalaman saya mulai dari Muntah, Sakit, Serta manusia kuat yang
dituntut untuk bisa melakukan segalanya. Anyways Semuanya dimulai
Ketika tanggal 17 Juli 2022.
Hari yang sudah mulai terang, hawa dingin menyelimuti tubuh,
membuatku malas untuk beranjak dari tempat tidur. Meskipun tempat
tidur ini Cuma selembar karpet tipis tapi perasaan ngantuk tidak memudar
sedikitpun. ‘Trrrrrrrr, trrrrrrr, trrrrrr,….’
Itu merupakan bunyi Alarm ke – 2 yang menunjukkan Pukul
05.13.Kupaksakan mata ini terbuka dan badan ini untuk berjalan
mengambil air wudhu dan siap – siap untuk ke Kampus.
(Ada WA sayang) Notifikasi singkat masuk ke Hp saya pada pukul 06.17.
‘Yok bangun maki semua’ kata Fahmi di Grup Peserta KPM Kendari yang
merupakan teman rombongan dari IAIN Parepare.Berhubung semua
barang – barang saya sudah terPacking di hari sebelumnya, jadi pagi ini
setelah mandi langsung sarapan dan saya segera bergegas menuju ke
Kampus.Setibanya di kampus selang beberapa menit, Bus-pun tiba dan

membawa kami menuju ke Bandara Sultan Hasanuddin.Selama


diperjalanan menuju ke Bandara kami karaoke – an, mendengarkan musik,
makan, tidur dan bercanda dengan teman – teman yang merupakan orang
– orang yang baru berbaur dengan saya.

1
Pemeriksaan administrasi yang dapat saya katakan cuman sebagai
formalitas terutama pengecekan vaksin sebelum masuk ke Bandara
menghabiskan waktu kurang lebih 5 menit.Tanpa disadari setelah berada
di ruang tunggu, salah satu teman kami atas nama Aldi kehilangan Tas
selempangnya dan entah dimana dia meletakkannya.
“Asma, dilihatkah dimana tasku?” tanyanya
“Ha, Tas? Pakai tas memang ki kah naik kesini” ucapku
“Aii, ndg tau intinya ada tadi pas diluar sebelum naikki di sini” jawabnya.
“Sini mi pale kebawah ki, sempat adai di bawah tertinggal di tempat
barang eee”.Seru saya.
Kamipun meninggalkan ruang tunggu dan segera bergegas menuju ke
bawah. Namun, yang sangat disayangkan tas yang kami harapkan ada
ditempat barang nyatanya cuma hayalan. Perasaan gelisah, panik dan takut
sudah menyerang kami khususnya Aldi yang merupakan pemilik dari tas
itu.
“Ihhh, Aldi coba lapor sama petugasnya, sempat nalihat tas ta” Kataku
kepada Aldi
“Okemi, pergika dulu tanyai plee” sambungnya.Aldipun segera bergegas
menghampiri petugas dan menyampaikan keresahan hatinya selama
beberapa menit terakhir itu.
“Maaf adek, tasnya warna apa ya?” Kata salah satu petugas wanita
“Warna hitam kak” jawab Aldi
Terlihat petugas itu sedang bercerita dengan teman – temannya, entah apa
yang mereka bicarakan. Namun karena sudah terlanjur panik, maka
kamipun meminta izin untuk keluar dan mencarinya di luar meskipun
tanpa petunjuk dimana keberadaan tas ini.
Langkah kaki yang tergesa – gesa, suara langkah yang keras dan
cepat, keringat yang bercucuran serta ekspresi yang tidak dapat ditebak
seperti itulah kira – kira penampakan Aldi saat ini.Setelah tiba diluar,
kami menyusuri semua tempat yang pernah kita tempati berkumpul
ataupun beristirahat. Lucunya tas yang tidak disangka – sangka dimana
letaknya ternyata berada diatas meja registrasi barang dengan posisi yang
sangat baik. Perasaan lega dan Bahagia menghampiri kami. Aldipun
segera bergegas mengambil tas itu dan kami kembali menuju ke ruang
tunggu dengan perasaan Happy Kiyowo.

2
Jam sudah menunjjukan pukul 18. 05, yang seharusnya kami sudah
berangkat tapi masi ditempat yang sama dengan orang yang sama namun
disituasi yang berbeda. Makin kesini hari mulai petang, awan hitam
bermunculan, mendung yang tak tertahankan, tetesan air yang berjatuhan,
seakan memperlihatkan bahwa cuaca sedang tidak baik – baik saja pada
Petang hari ini. Tidak hanya itu panggilan untuk menaiki pesawatpun
belum terdengar di telinga, entah saya yang tidak mendengarnya karena
suara hujan yang amat ribut atau memang karena informasinya yang
terlambat. Dosen kami atas nama kk Adhy berinisiatif untuk bertanya ke
petugas dengan menyuruh salah satu teman atas nama Asrullah untuk
bertanya. Ternyata kami kelewatan informasi yang mana intinya berisi
bahwa Pesawat kami sedang Delay.Setelah sekian lama menunggu hujan
redah.Tepat pada pukul 19.20 kamipun menaiki Bus dan menuju ke
pesawat.
“Selamat Datang” kata Pramugari yang berdiri di depan pintu
pesawat. Kulangkahkan kakiku menuju ketempat duduk sesuai nomor
kursi yang ada di tiket.Saya duduk disebelah kanan Bersama Firda dan
Irwandi.Pesawat lepas landas dan setelah menunggu selama 50 menit
kamipun tiba di Bandara Haluoleo Kendari.Perasaan resah seketika hilang,
namun ketika hendak santai dan berfoto – foto salah seorang menghampiri
kami dan berkata.
“Cepat, cepat.Kita menuju mobil dan segera bergeser ke Kampus
karena sudah mau pembukaan.Laki – lakinya 2 orang silahkan kumpulkan
barang bawaannya.”Kata Dosen dari IAIN Kendari.Fadli dan Muhammad
Yunus segera bergegas mengumpulkan barang sedangkan sisanya
bergegas menuju Bus kampus IAIN Kendari.45 menit menyusuri jalan
menuju ke IAIN Kendari akhirnya kami tiba. Semua kejadian kurang lebih
1 jam ini terjadi dengan sistem buru – buru. Mengapa tidak, kaki kami
baru turun dari Bus, kami segera diarahkan menuju ke Auditorium IAIN
Kendari. Hal pertama yang paling membuatku terkejut adalah tulisan di
Spanduk yang tertempel di depan panggung adalah “Pembukaan dan
Pelepasan KKN Kerjasama”.
“Haa???, Pelepasan???, Kami baru tiba loh, kok langsung
pelepasan?” kataku dalam hati.
Yang tidak disangka – sangka pas Sambutan apa yang saya khawatirkan
benar terjadi, Besok kami langsung diberangkatkan menuju ke Posko

3
masing – masing. Panik dong, kami baru tiba, belum istirahat,
perlengkapan pribadi belum dibeli apalagi perlengkapan 1 posko,
jangankan perlengkapan teman, kami yang 1 poskopun belum saling sapa.
Sudah mau bagaimana lagi, setelah pembukaan kami langsung bergeser ke
Ma’had untuk beristirahat agar besok pas pemberangkatan ke posko
masing – masing dalam keadaan Fresh.
Kendari.Awal yang tidak seperti biasanya, Saya turun dari Kasur
bertingkat itu dalam keadaan setengah sadar.Pagi ini indah, namun tidak
ada kicau burung atau suara kokok ayam jantan yang terdengar
sebagaimana pagi – pagi biasanya, yang terdengar hanya suara sapu dan
tawa sekumpulan perempuan yang sedang beraktivitas. Saya segera shalat
subuh dan bersiap – siap karena tepat pada pukul 07.00 nanti kami akan
berangkat menuju posko masing – masing. Berhubung saat sambutan
kemarin malam kami diberikan bocoran bahwa besok kami akan
mengendarai kapal Phinisi yang mana merupakan kapal besar dan megah.
So pagi ini saya sangat excited.
(Ada WA Sayang), terdengar suara notifikasi dari Handphone
saya.Ternyata itu adalah notifikasi Grup KKN yang bertuliskan “KKN
Posko 1 Menui Kepulauan” dengan Profil yang bertuliskan “Pulau
Masadian”.Lanjut, Lagi dan lagi pagi ini kami kembali mengendarai Bus
ke lokasi sebelum menaiki kapal Phinisi. Setibanya kami dilokasi, segera
barang baaan kami diangkat dan diturunkan dari Bus.
Tampak banyak bola mata yang sedang mencari sesuatu, dan
itupun berlaku bagi sepasang bola mataku. Tanpa sadar disaat bersamaan
kami semua mencari keberadaan kapal Phinisi yang katanyaa besar dan
megah itu.Mataku berhenti mencari dan tertuju ke satu kapal yang bisa
dikatakan besar namun jauh dari kata megah, malah kapal itu lebih ke kata
Unik.Tidak disangka ternyata kapal yang tidak sesuai ekspektasi saya tadi
adalah kapal Phinisi. Sayapun bertanya – tanya dalam hati ‘Jika hujan
dimana kami harus berteduh’.
Satu persatu barang diangkat naik ke kapal dan teman – teman
mulai berkumpul dan siap untuk naik ke Kapal tersebut. Segera saya
mengambil posisi ternyaman yang mana saya mengambil tempat duduk
dipaling depan kapal bersama teman – teman dari IAIN Parepare. Kini jam
menunjukkan pukul 09.45 dengan perasaan Bahagia dan penasaran.
Terdengar kabar dari salah seorang Bapak yang merupakan orang Kendari

4
bahwa perjalanan dari Kendari menuju ke Pulau Masadian kisaran 3-4
jam-an, nah disitulah letak posko pertama yaitu pulau yang akan saya tuju.
Busa dan buih putih menuntun gulungan ombak menghantam
kapal, membawanya ke lautan luas.Duduk di atas kapal dengan 2 mesin
ini melaju dengan gagah berani memotong arus yang terbilang cukup
kencang, ternyata cukup menguji adrenalinku.Kini kami telah melaju
selama hampir 2 jam.Kanan, Kiri, Depan, dan Belakang kami kini tidak
tampak yang namanya daratan hanya lautan yang terbentang luas.
“Tik, tik, tik,…”
Suara rintik hujan yang amat romantis. Aneh, memang selalu ada
yang membuat terlena dan tak berdaya pada hujan, pada rintik dan
aromanya, pada bunyi dan melankolinnya, pada caranya yang pelan
sekaligus brutal dalam memetik kenangan yang tak diinginkan. Pada
waktu ini suasana mulai berganti, kami bergantian berlarian mencari
daerah yang teduh di kapal. Angin kencang, hujan deras, serta semburan
air yang menandakan ombak saling bertabrakan. Panik, kehujanan,
kedinginan serta satu persatu teman – teman kami mulai tumbang.
Dibarisan depan kami masi bertahan tidak ada yang muntah dan
kami menolong teman – teman yang tidak enak badan. Namun berbeda
cerita setelah hampir 2 jam kami diguyur hujan serta terkena dinginnya
tiupan angin yang tidak ada hentinya. Satu persatu dari kamipun Muntah,
dan masuk angin. Hal ini berlaku juga bagi saya, karena PDH saya basah
maka saya amat kedinginan sampai – sampai hampir menggigil, namun
segera saya diberikan PDH dari Kepala Pusat Kuliah Pengabdian
Masyarakat kk Adhy dan teman saya atas nama Aldi. Setelah 11 jam
melawan arus yang amat brutal kini kami melihat 3 pulau yang berjejeran
secara horizontal tepat didepan mata kami. Namun anehnya mengapa
kapal ini tak kunjung melaju ke pulau yang ingin ditujunya. Ternyata
kemudi kapal yang kami gunakan bermasalah, itulah mengapa waktu yang
normalnya 4 jam yang dihabiskan untuk ke pulau ini berakhir 11 jam
untuk kami anak KKN Kerjasama. Terlalu drama bukan? tapi begitulah
akhirnya.

“Kenapa Hari itu unik karena Dia Cuma terjadi Sekali”

Program Kerja

5
Setelah di jemput menggunakan katinting kami menuju kepulau
masadian dan di sambut serta di jemput oleh warga dengan antusias dan
kehangatan. Setibanya di depan balai kantor desa kami lansung di jamu
dengan berbagai macam menu, mulai dari makanan yang manis, asin dan
pedas tak hanya itu terdapat banyak macam ikan yang di sajikan dengan
berbagai macam bentuk masakan.
Munafik jika saya mengatakan saya tidak lelah. Sedikit
perbincangan dengan ibu desa saya sudah mulai tidak fokus karena
mengantuk. Untungnya kami segera di arahkan menuju ke posko untuk
beristirahat.
Setelah berlansung selama 1 minggu berada di pulau ini pada
tanggal 23 juli 2022 kami melaksanakan seminar program kerja yang di
ikuti oleh seluruh tokoh masyarakat yang ada di pulau masadian.
Berikut catatan program kerja yang kami kerjakan selama berada
di pulau ini:
1. 24 Juli 2022 mengajar mengaji
2. 25 Juli 2022 mengajar di sekolah
3. 26 Juli 2022 pemilihan pasukan pengibar bendera 17 Agustus
4. 27 Juli 2022 pembentukan pengurus majelis ta’lim
5. 28 Julii 2022 yasinan
6. 29 Juli 2022 jum’at bersih
7. 30 Juli 2022 rapat internal panitia persiapan lomba pesta rakyat
8. 31 Juli 2022 rapat internal panitia cabang lomba kesenian
9. 1 Agustus 2022 rapat internal panitia pembahasan juknis
10. 2 Agustus 2022 rapat internal anggota KKN pulau masadian
11. 3 Agustus 2022 melatih pasukan pengibar bendara
12. 4 Agustus 2022 rapat panitia pembahasan pembukaan
13. 5 Agustus 2022 Pembukaan pesta rakyat
14. 6 Agustus 2022 melatih Organisasi gerakan pramuka
15. 7 Agustus 2022 pemantapan latihan penaikan bendera
16. 8 Agustus 2022 memperingati Hari 10 Muharram
17. 9 Agustus 2022 tehknical meeting lombs pesta Rakyat bidang
kesenian (seni, agama & happy fun)
18. 10 Agustus 2022 pelaksanaan lomba tadarus
19. 11 Agustus 2022 pelaksanaan lomba surah-surah pendek
20. 12 Agustus 2022 pelaksanaan lomba adzan

6
21. 13 Agustus 2022 persiapan upacara ulang janji gerakan pramuka
22. 14 Agustus 2022 pelaksanaan upacara ulang janji HUT gerakan
pramuka
23. 15 Agustus 2022 pelaksanaan lomba sholawat
24. 16 Agustus 2022 pelaksanaan lomba puisi
25. 17 Agustus 2022 pelaksanaan upacara HUT NKRI yang ke-77
26. 18 Agustus 2022 pelaksanaan lomba senam kreasi
27. 19 Agustus 2022 pelaksanaan lomba karaoke
28. 20 Agustus 2022 pelaksanaan lomba karaoke
29. 21 Agustus 2022 pelaksanaan lomba karaoke
30. 22 Agustus 2022 pengecatan tong sampah
31. 23 Agustus 2022 pengumpulan bahan kerajinan
32. 24 Agustus 2022 pembuatan karya expo
33. 25 Agustus 2022 Doa bersama dalam rangka tolak bala’
34. 26 Agustus 2022 sosialisasi seks education dan literasi digital
35. 27 Agustus 2022 ramah tama KKN Kerja sama posko 01
36. 28 Agustus 2022 penyelesaian karya expo
37. 29 Agustus 2022 jalan-jalan ke pulau Mbokita dan sambori
38. 30 Agustus 2022 penarikan sekaligus perpisahan KKN
kerjasama.
Bagaimana catatan program diatas, membosankan bukan?? Maka
dari itu saya hanya akan membahas hal – hal yang unik selama
pelaksanaan Program Kerja selama berada di pulau ini.

Selama 1 minggu berada di Pulau Masadian dan berbaur bersama


masyarakat terkhusus teman – teman posko satu persatu watak dan
sifatnya dapat saya pelajari. Mulai dari Meli yang lembut dan sangat
perasa, Nurul yang agak keras dan humble, Tina yang asik dan tukang
lawak, Firsa yang penakut dan sulit berbaur dengan orang – orang baru,
Bang Alvin yang santuy dan tidak suka membebankan orang lain dengan
masalah yang dihadapinya, mba Lutvi yang tegas dan sangat excited
dalam segala hal, Sayyid yang ramah dan penetral suasana, Fahmi yang
tukang tidur dan tukang bercanda, serta bang Juned yang perhatian dan
bertanggung jawab.

7
Mungkin 1 minggu itu terlalu singkat untuk bisa dekat dengan
orang – orang baru, tapi teman – teman dari IAIN Kendari dan UIN
KHAS Jember sangat Welcome. Salah satu yang menjadi keterbatasan
saya pada saat berada di Pulau ini adalah Bahasa dan Logat. Saya adalah
keturunan asli Bugis dan hidup dilingkungan orang – orang Bugis jadi
logat saya juga sangat Kental. Mungkin hal yang sama dirasakan oleh Mba
Lutvi yang berasal dari Jember. Sekedar informasi bahwa Kordes kami
berasal dari Parepare yang kerap disapa Bang Juned.
Selama 1 minggu, segala bentuk pertanyaan Bang Juned, dia sering
melemparkannya kepada saya, pekerjaan seperti cuci piring, menyapu atau
memasak jika diluar dari jadwal maka yang sering ditugaskan Bang Juned
adalah saya. Sampai pembuatan surat, mengedit pamflet dan pengaktifan
Sosmed semuanya di handle oleh saya. Dan pada suatu ketika saya jengkel
dan bertanya kepadanya

Saya : “Mengapa harus saya?, mengapa bukan teman – teman yang


sudah jelas memiliki tanggung jawab itu” tanyaku dengan nada
yang biasa aja.
Juned : “Kamu pasti sudah tahu, bahwa ketika saya memberikan tugas
kepada seseorang saya menginginkan agar tugas itu segera
terselesaikan tanpa kata nanti atau tunggu”
Saya : “Lahh, Sabar kk. Mungkin ada yang lain yang harus dikerjakan
teman – teman yang lebih penting”.
Juned : “Intinya saya hanya menyuruh orang – orang yang langsung
bergerak”.
Saya :”Ndoee, Sessa jkii”.

Malam itu (29 Juli 2022), setelah pembahasan mengenai Pesta


Rakyat, kami bersantai dan makan kue yang telah dihidangkan. Malam
mulai larut, kami meminta izin untuk bergeser ke Posko.
Pak Yaqub : “Kok saat rapat tadi suaranya Jember tidak terdengar,
hanya teman – teman dari Parepare”.
Mba Lutvi :”Hahahaha”,...

8
Saya : “Mba Lutvi masih belum terbiasa dengan bahasa disini
pak, tapi apa yang menjadi perbincangan di forum tadi juga
merupakan hasil dari pemikirannya”.
Kami pulang menuju posko dengan perasaan capek, namun ada
yang tidak baik – baik saja terjadi, mengapa saya mengatakan demikian,
karena wajah Mba Lutvi terlihat tidak biasa ada perasaan emosi yang
tergambar diwajahnya.

Mba Lutvi : “Kok Saya merasa ya, kalau teman – teman dari IAIN
Parepare aja yang mau dikenal disini”.
Meli : “Kordes juga, apa – apa hanya ditugaskan kepada Asma
saja”
Nurul : “Nah betul, padahal kalau kami juga disuruh kami pun
akan mengerjakan”

Firsa : “Kalau saya, sebelumnya minta maaf memang karena Hp


saya tidak memungkinkan untuk mengedit apalagi jika
harus di downloadkan Aplikasi, penyimpanannya penuh.
Terlebih lagi saya tidak terlalu mahir untuk mengedit”.
Saya : “Pertama untuk Mba Lutvi, saya minta maaf karena
mungkin tersinggung atas apa yang saya sampaikan ke pak
Yaqub namun saya menyampaikan itu tidak bermaksud
untuk menjatuhkan Mba Lutvi. Selanjutnya permasalahan
tupoksi saya serahkan kepada Koordes untuk
mengonfirmasinya agar tidak terjadi kesalahpahaman”.
Kordes : “Sebenarnya saya adalah tipikal orang yang jika
menugaskan sesuatu ingin jika tugas itu segera
diselesaikan, namun yang saya lihat dari kalian, selalu
menomor 2 kan apa yang saya sampaikan, sedangkan apa
yang saya tugaskan, saya rasa harus segera di eksekusi”.
Nah, hal yang kutakutkan dari kemarin terjadi hari ini, saya hanya
bisa tersenyum ketika mereka bercerita mengenai hal itu, yang terlintas
dalam benakku adalah kurang koordinasi dan rasa kepercayaan. Akhirnya
koordes masuk menjelaskan dan menyelesaikan segala kesalahpahaman

9
yang terjadi hari itu dan kembali memetakan tupoksi dari setiap
Departemen.

Aroma siur air laut menyengat masuk ke indra penciumanku. Ikan


pogo berjejeran dikeringkan dibawah terik matahari. Hari ini setelah
pulang dari sekolah mengajar dan melatih pasukan pengibar bendera, saya
berjalan hendak ingin kembali ke Posko namun ditengah jalan salah satu
siswa bertanya kepadaku

Fadil : “Kak Manis bisa berbahasa Inggriskan, berhubung disini kk


Manis mengajar Bahasa Inggris”
Saya : “Memangnya kenapa Fadil?”

Fadil : “Ada turis kk”. Sambil menunjuk ke arah lapangan


Matakupun menoleh mengikuti arah jari Fadil dan betul disana
saya melihat sepasang Turis dengan 1 warga Lokal anggapanku dia adalah
pemandu atau juru bicara dari turis ini. Segera saya menghampiri turis ini
dan mengajaknya sedikit berbincang.
Saya : ”Hy, Mam... Where are you from?” tanyaku dengan nada suara
yang agak dikecilkan karena takut pengucapan dan logatku tidak
sesuai dengan daerah asal dari turis ini.

Turis : “Hy,... I’am From Amerika”


Saya : “What Is Your Name?”
Turis : “Laila”. Sambungnya dengan senyum lebar dibibirnya.
“Do you know speak English?”

Saya : “Hahaha, Little Mam. How much will you stay here?”
Turis : “How Long?” Dia kembali bertanya memastikan pertanyaan dari
saya karena penempatan kata yang saya gunakan agak keliru.

Saya : “Yes Mam”. Saya cekikikan karena merasa lucu akan pertanyaan
saya sendiri
Turis : “3 Days”

10
Ketika saya berfikir dan menyusun kalimat agar terangkai
menggunakan bahasa Inggris yang baku, tiba – tiba Laila berbicara
menggunakan bahasa Indonesia.
Turis : “Saya bisa berbahasa Indonesia, namun suamiku tidak bisa”
katanya.

Saya : “Ohhh, kalau tau dari tadi saya berbicara menggunakan bahasa
Indonesia Mam”. Saya berasa di Prank dan malu sama diri saya
sendiri karena menggunakan bahasa Inggris kepada orang yang
paham berbahasa Indonesia. (wkwkwkwk)
3 Agustus 2022 Di Sebuah malam yang dingin, hujan yang
berjatuhan di atas genteng membuat kami makin terlelap. Hari ini salah
satu teman posko kami atas nama Tina sedang tidak enak badan, setelah
memberikan beberapa obat – obatan dan aroma therapi kepadanya diapun
mulai tertidur. Pada Pukul 3 Dia menggigil dan Meli, Mba Lutvi serta saya
terbangun dari tidur dan mulai membantu Tina agar tidak terlalu merasa
dingin dan sakit di perutnya segera berhenti. Keesokan harinya, diwaktu
Pagi ketika Tina sudah merasa baikan Dia bercerita bahwa kemarin dia
memimpikan dirinya sendiri, segera Meli melanjutkan bahwa dia juga
bermimpi. Saya yang mendengar perbincangan itu juga melanjutkan
bahwa saya juga memimpikan Tina.
Tina : “Kemarin malam saya memimpikan diri saya sendiri, dimana
saya diberikan makanan oleh seorang lelaki yang sedang
mengendarai motor. Saya mengambil Makanan itu namun tidak
sempat memakannya”. Kata Tina

Meli : “Ehh, tadi malam saya juga memimpikanmu. Disepeda motor


ketika hendak berjalan jalan – jalan, kita biasanya bercanda namun
kamu hanya diam dan tidak pernah merespon saya. Ketika nama
kamu saya panggil dan kamu menoleh kebelakang saya terkejut
karena mata kamu semuanya berubah menjadi warna hitam”.

Saya : “Ehh, Kok Lucu,.. Saya juga bermimpi tentang Tina kemarin
malam. Dalam mimpi saya, Tina sedang berdiri di dekat sumur
sangat lama, karena saya penasaran apa yang dilakukan disana, jadi
saya menegurnya dengan memanggil namanya sebanyak 3 kali.

11
‘Tina,... Tina,.... Tina’ ku panggil Tina untuk yang terakhir kalinya
diapun berbalik namun anehnya Semua matanya berubah menjadi
warna hitam”.
Hari itu kami bertiga heran dan merasa bingung karena setiap
mimpi kami hanya tertuju ke 1 orang yaitu Tina. Setelah hari itu kami
mulai bergantian Sakit di Posko, bahkan ada yang berulang – ulang harus
merasakan terkapar tak berdaya di Posko.

“Masadian, di suatu hari di penghujung minggu selalu membawa cerita”

Kenangan yang Tak Berjudul


Apakah kalian penasaran mengapa judul buku ini “Dibawah Redup
Cahaya, Kita Bercerita”? dari awal cerita ini belum ada yang membahas
masalah Cahaya yang redup atau apapun yang menyangkut tentang judul
yang diangkat. Maka dari itu, saya akan menggambarkan Desa Masadian
sebagaimana seperti judulnya.
Sebelum itu saya sangat merasa Bersyukur dan Bahagia, karena
saya merupakan satu – satunya perempuan di Posko 1 atau mungkin
diantara semua Posko, yang sudah menginjakkan kaki di empat pulau
yang menjadi Posko KKN Kerjasama yakni Pulau Masadian, Pulau
Tengah, Pulau Tiga, Pulau Mbo Kita dan juga di Sambori Island. Pada
saat saya sakit di Pulau, terlalu banyak orang yang mensupport dan
mengurusi saya hingga sembuh terkhusus Ibu Desa, Tante Niar, dan Ibu
Sarna mereka sampai memijat saya bahkan menyentuh kaki saya.
Pulau Masadian sebenarnya menyimpan banyak hal yang tidak
terekspos oleh dunia luar, bakat terpendam dari adik – adik tidak
berkembang sebagaimana mestinya. Cahaya – cahaya yang seharusnya
bersinar terang malah redup dimakan oleh keadaan. Sampai pada suatu
ketika saya di Mesjid sehabis mengajar mengaji, kami bersama teman –
teman dan adik – adik shalawat bersama. Disitu saya dibuat tertegun
setelah mendengar suara merdu dari adik Tegar dengan shalawat “Ya
Habibie Ya Muhammad”. Bukan Cuma itu banyak adik – adik yang
memiliki bakat dibidang Vocal Apalagi jika Disuruh menyanyi dan
Adzan.

12
Pulau Masadian merupakan Pulau yang terbatas akan energi
Listriknya sehingga Cahaya lampu juga terbatas. Pukul 18.00 Lampu akan
mulai Hidup dan Menerangi Pulau ini, namun ketika pukul 23.00 maka
waktunya lampu ini padam dan hanya terang bulan dan bintang yang akan
menemani warga ke penghujung malam.
Dibeberapa kejadian cahayalah yang menjadi sorotan selama saya
berada di Pulau Masadian. Dengan Cahaya, malam akan memiliki titik
terang. Dibeberapa kejadian tanpa teman – teman sadari kami selalu
menghabiskan waktu bersama dipenghujung Cahaya lampu. Kami pernah
duduk bersama didepan kabel panjang dalam keadaan lagi Nge-Cas
Handphone, Pada saat briefing, pada saat dikamar menemani teman –
teman sakit, pada saat rapat, pada saat membungkus hadiah 17san, pada
saat saya sementara ingin minum di dapur dan pada saat kita berbincang di
Posko tiba – tiba cahaya lampu redup dan padam. Hal sekecil itu masih
sangat membekas di ingatan saya. Apakah kalian masih ingat ketika kita
dirumah Ibu Desa saat cahaya kala itu mulai redup???. Malam itu adalah
H-2 kita kembali ke Kendari. Ketika Bang Alvin dan Fahmi terus –
terusan membahas tentang kerinduan, Sayyid yang menyimak karena tidak
ingin dituduh Pacaran dengan anak di Pulau Masadian, Bang Juned
disebelahku yang sedang berfikir, Nurul yang duduk dilantai memegang
tempat Tissue, Meli yang sedang istirahat di kamar karena sakit, Fiersa
yang duduk di Sofa depan lemari, Mba Lutvi dan Tina yang duduk di Sofa
tepat depan Bang Juned duduk sambil memperhatikan. Yang paling
spesial malam itu Ibu Desa ikut menemani.
Juli sampai Agustus menyimpan banyak memori, suka maupun
duka, manis maupun pahit. Unik tapi inilah hidup. Pertemuan kala itu pasti
akan memiliki akhir cerita yaitu Perpisahan. Dan ketika saya bertemu
dengan kata itu, yakinlah hal yang paling ingin ku ulangi adalah ketika
kita makan bersama di Posko sehabis pulang dari mengajar mengaji di
Mesjid. Makanan kala itu terasa sangat nikmat apalagi ditemani dengan
kalian. Walaupun berebut sambal tapi disitulah terletak nilai
persaudaraannya. Jika harus memilih sudut rumah mana yang paling ingin
kudatangi maka pilihanku adalah kamar, tempatku mendengar tawa dari
kalian saat bermain UNO meskipun dalam keadaan sakit. Jika harus
memilih Baju mana yang akan saya gunakan ke tempat itu maka saya akan
memilih baju kemeja balon yang sempat membuat kalian panik

13
mencarinya karena hilang. Jika harus memilih makanan apa yang ingin
saya makan maka saya akan memilih ikan Pogo yang mengingatkanku
kepada Meli serta Babadoh yang mengingatkanku kepada Tina. Jika harus
bermain dipulau ini maka saya akan memilih untuk Bersembunyi saja
supaya bisa turun ke bawah ranjang yang akan membuatku teringat
dengan Firsa. Jika harus kembali ke Pulau ini untuk menginap maka di
setiap pagi jika Alarmku berbunyi saya akan teringat kepada Fahmi yang
senang tiasa mendengkur ketika kepalanya bersentuhan dengan bantal dan
Sayyid yang senang tiasa memanggil nama saya meskipun tanpa
keperluan apapun. Jika harus Memilih aktivitas yang tidak kusukai maka
saya akan memilih Mencuci baju yang mengingatkanku kepada Bang
Juned dan Mencuci Piring yang mengingatkanku kepada Mba Lutvi serta
menjadi Juri yang mengingatkanku kepada Bang Alvin yang hampir
memberikan point sempurna pada penilaiannya.

Semua pasti berubah, mau tidak mau. Semua pasti berpisah, ingin
tidak ingin. Semua pasti berakhir, siap tidak siap. Maka pesanku, jangan
lepas komunikasi meskipun hanya mengirimkan chat yg berisikan pesan
singkat. Dikemudian hari jika kami dipertemukan kembali semoga kalian
dalam keadaan Bahagia dan Ayok mengulang kisah yang sama meski
disituasi dan kondisi yang berbeda sambil mengucapkan “OTW
Masadian”. (7 September 2022).
“Salah satu hal terbaik yang diberikan oleh waktu adalah kenangan”

14
Seperti Cinta, pendidikan Itu Sesak!

Oleh : Lutvi Ayu Wulandari


Gemuruh tawa di pagi hari membersamai candaan anak-anak pulau
sembari menunggu mentari terbit dengan secercah harapan untuk berstudi
di sekolah rapuh. Rauknya wajah sang mungil yang dibasahi oleh air
harapan demi dapat merasakan pendidikan seperti sanak saudara ditengah
kota. Namun itu hanya harapan,ibarat burung yang terbang dari
sangkarnya tak mungkin hinggap kembali. Itulah kondisi pendidikan
disalah satu pulau terpencil di Provinsi Sulawesi Tengah Kabupaten
Morowali, Kecamatan Menui Kepulauan Desa Masadian.

Juli dan Agustus dua bulan yang bersenggama hingga melahirkan


panorama baru dalam hidup saya.Hari yang dihabiskan oleh kucuran
keringat pengabdian sebagai wujud simbolis implementasi Tri Dharma
Perguruan Tinggi.dari program kerja kami yang salah satunya adalah
membantu mengajar di sekolah, sedikit banyak membuka mata dan
telingaku jika pendidikan di pulau ini masih jauh walau dari sekedar kata
cukup layak. SD Negeri Masadian yang berstatus sebagai sekolah
penggerak baru-bau ini, mungkin bisa sedikit bernafas lega, asal mau
berbenah dan berusaha menyusun kurikulum dengan benar serta
implementasi yang tepat.Namun sedikit miris jika kita tengok bagaimana
keadaan MTS Al-Ikhlas Masadian, Gedung yang rapuh, fasilitas yang
kurang dan masih banyak lagi hal yang harus membuat kita mengelus
dada.
Saya :”Bu, sepanjang yang saya lihat, anak-anak disini
masih banyak yang sering berkeliaran keluar
sekolah meskipun bel masuk sudah berbunyi ya
bu..itu bagaimana ya bu?
Kepala Sekolah :”Nah, iya itu dek, kami pihak sekolah juga sedikit
kewalahan dan bingung juga. Karena memang
banyak faktor yang mempengaruhi semua itu dek.
Jika dilihat dari sisi masyarakat, disini masih
kurang akan kesadaran pentingnya pendidikan itu
dek, orang tua kurang peduli terhadap pendidikan

15
anakanya, semisal contoh ketika mereka pulang
lebih awal, orang tua tidak menanyakan kenapa
sudah pulang, apa yang kamu pelajari disekolah,
jadi orang tua acuh tak acuh.
Saya :”Jadi memang kesadaran dari orang tua sendiri
pertama kurang ya bu”.

Kepala Sekolah :”Iya dek, apalagi kalua sedang musim teduh, jadi
seperti sekarang ini, sebenarnya jumlah siswa itu
lbih dari 100 siswa, hanya saja sekarang ini ada
beberapa siswa yang dibawa orang tuanya keluar
pulau. Jika semua siswa masuk, ruang seklah itu
tidak cukup dek, kami harus membagi 2 sesi
seandainya semua siswa hadir.Jadi orang tua
membawa anaknya ketika mereka ada kerja diluar
pulau saat musim-musim tertentu.
Saya :”Lalu bu, bagaimana dengan sekolah mereka?
Bagaimana juga tindakan yang diambil oleh pihak
seklah mengenai penilaian dan sebagainya ibu?

Kepala Sekolah :”Itulah dek yang membuat kami pihak sekolah


kesulitan, jadi anak-anak yang tadinya dibawa
orang tua mereka ini nanti akan hadir ketika waktu
ujian tiba dek, pada saat ujian semester ini lah
mereka akan hadir. Dulu saat masih pandemi
untuk kehadiran kan memang tidakl tatap muka,
jadi proses belajar mengajar juga melalui media
HP, kita bisa memaklumi itu dan penilaian juga
mengambil dari hasil ujian mereka, sehingga
masih bisa naik kelas. Akan tetapi, untuk kenaikan
kelas tahun ini setelah pandemi ini, ada beberapa
siswa yang tidak kami naikkan, sehingga harus
tinggal kelas.

Saya :”lalu bagaimana tanggapan orang tua yang


anaknya tidak naik kelas bu?

16
Kepala Sekolah :”ya itu lagi, karena mungkin memang kurangnya
pengetahuan mereka dan sikap mereka yang harus
selalau dimengerti disini, mereka datang ke
sekolah marah-marah. Tapi kembali lagi kami
jelaskan, alasan kenapa anak mereka tidak naik
kelas.
Panjang percakapan kami, bunyi bel tanda pelajaran pertama yang
dipukul oleh bapak Tasino pun terdengar. Kami masih duduk di teras
sekolah, sembari melihat anak-anak masuk ke ruang kelas, akan tetapi
pertandingan voly di lapangan depan sekolah lebih membuat mereka
tertarik dibanding meja dan kursi yang setia menunggu mereka setiap
pagi.
Saya ”Bu, Bagaiamana ini? Sepertinya anak-anak masih
banyak yang masih diluar bu.”
Kepala Sekolah :”yah, itu mi masalah kita. Selain juga faktor dari
orangtua dan masyarakatnya yang kurang
kesadaran, kami juga menyadari jika keadaan
sekolah mengenai fasilitas sarana yang kurang
memadai pun juga berpengaruh. Jadi sekolah kami
ini sudah masuk sebagai sekolah penggerak tahun
ini, rencananya tahun depan jika anggaran kami
keluar, bangunan sekolah ini akan kami perbaiki,
kami tambah ruang kelas dank arena keterbatasan
lahan mungkin nanti akan kami tingkat dek. Dan
untuk mengurangi adanya pihak luar sekolah yang
tidak berkepentingan untuk masuk area sekolah,
seperti orang tua biasanya yang main masuk ruang
kelas seenaknya, rencana nanti juga akan kami
bangun pagar mengelilingi sekolah sehingga hanya
ada satu pintu masuk utama untuk akses keluar
masuk sekolah.
Saya :”Semoga bisa segera terealisasikan ya bu..karena
juga konsentrasi mereka terganggu apalagi ketika

17
ada acara seperti sekarang ini. Fokus mereka tidak
berada di dalam kelas, tetapi diluar kelas.

Kelapa Sekolah :”Harapan kami jga begitu dek, terlebih lagi juga
pada guru-guru disini, saya harap meskipun
keadaan kita yang masih sulit dan terbatas ini,
dengan segala permasalahan serta kondisi disini,
tidak membuat mereka pasrah dek, itu yang ingin
saya tanamkan ke guru-guru disini. Semoga
dengan era baru ini, setelah sekolah kami
menjadisekolah penggerak saya harap banyak
perbahan nantinya yang lebih baik lagi, baik dari
kurikulumnya, kompetensi guru-gurunya dan
pembelajaran yang berlangsung nanti.

Jeritan dinding sekolah usang itu bak sajak patah yang mungkin
hanya dapat digoreskan melalui tinta tanpa mampu tersampaikan.Pikirku,
jika masa berharga mereka saat ini serba kekurangan dan akhirnya hanya
mereka yang dipandang malas, tertinggal, apakah itu semua adalah
keingingan mereka?? Jika mereka masih suka berlarian saat jam pelajaran,
apa itu juga sepenuhnya salah mereka? “Dasar, siswa nakal”. “Malas
Belajar”. Kata itu yang akan mereka sandang. Rasanya tidak adil jika
mereka mendapatkan itu.

Seperti mutiara yang tenggelam dalam lautan, pendidikan disini


masih terperangkap dengan banyak beragam alasan seperti salah satunya
akses ke pulau tersebut yang jauh dan sulit terjangkau. Namun lagi-lagi
apa kata pasrah jawabannya? Dermaga pulau selalu siap menunggu datang
harapan yang menjadi nyata itu, tawa dan senyum tulus wajah mungil itu
siap menyambut genggaman tangan baik itu.Terlepas dari semua
kekurangan dari sedikit mengintip dunia pendidikan di pulau ini, kurasa
ini bukan waktunya mencari siap yang salah dan benar, tapi kesadaran
bahwa ini adalah tanggung jawab bersama.Mendapat pendidikan yang
layak tidak hanya impian masa kecil dan muda mereka, tetapi juga
harapan orang tua, masyarakat seerta guru yang berjuang di garis terdepan.

Senada dengan itu, terlalu banyak varian baru dalam dunia


pendidikan sehingga dikalangan pelosok utamanya yang di pulau-pulau

18
harus siap bertempur dengan kerasnya ombak kehidupan demi
mengenyam sebuah pendidikan. Bukan hanya itu, pengorbanan materil
tiada tara juga menjadi problematik utama jika ingin berpartisipasi dalam
dunia pendidikan. Sejatinya pendidikan merupakan misi bangsa Indonesia
guna mencerdaskan kehidupan bangsa, namun itu semua akan hebat di
atas kertas saja.
Pekiknya perasaan ini membuat karsa ini ingin melakukan
beberapa hal namun segasan yang ada membuat segala harapan sirna.
Mentari bermuka masam lagi terhadap kondisi pendidikan dipulau ini.
Tapi harapan akan memperbaiki dunia pendidikan ini bukan hal mustahil
jika terdapat insan yang ingin memperbaikinya. Sebab harapan itu aka
ditanam dengan segenap jiwa guna dapat menciptakan dunia pendidikan
yang diharapkan.

Laut seolah ingin memuntahkan segala isinya, pasir pantai seolah


ingin berdemonstrasi untuk membawa aspirasi terkait pekiknya dunia
pendidikan dipulau masadian ini. anak-anak sebaya begitu mengangap
penting sebagai aktifitas yang sia-sia belaka, tanpa berpikir kedepannya
terkait bagaimana pendidikan dapat memanusiakan manusia. Sebab
pendidikan adalah kunci utama dalam berkehidupan berbangsa dan
bernegara.

Saya :” Bu’ disini anaknya rata-rata putus sekolah yah?


Ibu Sri : “sebenarnya kultur dikampung ini membuat anak-anak
sebaya yang putus sekolah, ditambah lagi dorongan dari
lingkungan sekitar, utamanya orang tua, masih terbilang
sangat prihatin, sehingga anak-anak mereka beranggapan
bahwa di dunia pendidikan itu cuman kegiatan bersenda
gurau.

Saya :”sejauh ini Bu’ bagaimana sikap sekolah meliahat ini, hal
apa yang ibu ingin lakukan guna anak-anak ini, dapat
menlanjutkan studi lagi?

19
Ibu Sri :” Kami dari pihak sekolah tiada hentinya untuk tetap
berkoordinasi kepada segenap orang tua, agar
mengupayakan anak-anak mereka dapat mengenyam dunia
pendidikan, sehingga pendidikan tidak dianggap sebelah
mata lagi. Bukan hanya itu, edukasi dalam kelas untuk
anak-anak, tetap kami gaunkan sebagai wujud kepedulian
kami agar mereka tetap dapat melanjutkan studi yang lebih
tinggi lagi.
Seperti cinta, membutuhkan waktu untuk teduh meskipun
dibeberapa kondisi membuat kelopak perasaan ini merebak hingga tak
karuan. Namun bukan berarti ia tidak mampu ditundukkan oleh segenap
pengorbanan ini, meskipun cucur keringat dan darah menanti didepan.
Mengabdi itu ibarat mencintai, siap melakukan apapun tanpa ada karna-
karnanya. Sebab jika mencintai masih membutuhkan alasan, maka itu
bukan cinta. Oleh karna itu, mengabdi tidak membutuhkan alasan.

20
EUFORIA PESTA RAKYAT

Oleh : Nurul Muthmaina

Pulau Masadian adalah pulau yang terletak di Kecamatan Menui


Kepulauan, Kab.Morowali Sulawesi Tengah.Luas pulau ini ± 1 Km²
dengan jumlah penduduk ± 1.200 penduduk dengan mayoritas
pencaharian penduduknya adalah nelayan.Berbeda dengan pedesaan pada
umumnya yang berada di daratan, Pulau Masadian ini cukup unik, karena
hanya satu desa saja dalam satu pulau.Ada beberapa pulau lainnya,
sebagai desa tetangga yaitu Pulau Tengah, Pulau Tiga, Pulau Mbokitta dan
beberapa pulau lainnya.Transportasi yang digunakan di pulau ini tentunya
menggunakan kapal laut dengan sebutan yang berbeda-beda seperti
Katinting, Perahu dan Bodi.

Sedikit menggambarkan Pulau Masadian.Pulau yang jauh dari


hiruk pikuk dan ramainya perkotaan, pulau yang terletak di tengah lautan
sehingga orang-orang yang melewatinya mungkin bahkan tidak
mengetahui bahwa ada kehidupan dan ada banyak cerita di dalamnya.
Jarak tempuh menggunakan bodi (sebutan untuk kapal yang biasa
digunakan masyarakat) untuk sampai ke Bungku, Sulawesi Tengah ± 4
Jam Perjalanan dan perjalanan Ke Kota Kendari, Sulawesi Tenggara ± 4
Jam Perjalanan. Biasanya warga Masadian berbelanja di Kota Kendari.
Karena hasil tangkapan laut warga di jual di Kota Kendari atau biasa kita
kenal dengan nama Pelelangan Ikan Kota Kendari. Kebutuhan bahan
pokok di Pulau Masadian memadai, hanya saja harganya cukup jauh
berbeda dengan harga-harga di daerah lain. Jadi, untuk belanja kebutuhan
pokok warga biasanya menitip atau jika warga yang punya bodi sendiri
pastinya pergi berbelanja kebutuhannya sendiri.

Sebelum pembukaam kegiatan Perlombaan Pesta Rakyat di mulai,


kami bersepakat untuk pergi berbelanja di Kota Kendari dengan
menumpangi kapal ikan milik warga. Kami bersepakat yang akan ke
Kendari berbelanja kebutuhan posko adalah Saya, Meli dan Sayid. Kami
menumpangi kapal ikan milik Puto (Puto adalah sebutan untuk orang yang
di tuakan atau kita kenal dengan Om/Paman). Nah, Puto ini adalah orang
yang sudah kami anggap sebagai orang tua kami, karena saat pertama tiba

21
di Pulau Masadian kami tinggal dirumah beliau hingga minggu minggu
Ke-5 KKN setelah itu kami baru pindah kerumah Bapak Kepala Desa.
Kami berangkat pukul 03.00 dini hari menggunakan kapal ikan milik Puto
dan baru sampai di Kota Kendari pukul 08.30 pagi.Saat berangkat dari
Pulau Masadian, cuaca sangat bagus atau biasa mereka sebut cuaca teduh
hingga kami sampai di Kota Kendari. Kata Puto perjalanan yang kami
tempuh saat itu bisa terbilang cukup lama yaitu ± 6 jam, karena biasanya
waktu tempuh Pulau Masadian sampai ke Kota Kendari hanya butuh 3-4
Jam. Nah, alasan kenapa sehingga kapal kami agak lambat karena kata
Puto salah satu mesin dari kapal itu sedang rusak. Sempat ada percakapan
yang terjadi antara kami bertiga dan Puto.

“Puto kenapa harus berangkat subuh sekali?” Tanya Meli

Lalu Puto menjawab dengan aksen bajo yang sangat kental, “karena
diwaktu-waktu itu cuaca teduh, tidak kuat ombak”.

“Puto setiap hari ke kendari kah?” tanyaku

Lalu Puto menjawab lagi, “Tidak, paling 2-3 kali saja dalam seminggu.
Karna kapal ini setelah dari Kendari, akan dipakai lagi pergi cari ikan.
Kalo ikannya sudah banyak, baru kapal ini berangkat ke Kendari lagi”.

Kemudian Puto menambahkan lagi. “kalau habis muat ikan, kita kembali
di Pulo itu bawa es batu balok untuk persiapan es ikan selanjutnya. Karna
kan di Pulo tidak ada listrik jadi tidak ada es batu juga”.

Kami bertiga ber Oh sambil mengangguk-anggukan kepala tanda


mengerti.

Setelah perjalanan yang cukup panjang melintasi laut.Akhirnya


kami tiba juga di Pelelangan Ikan Kota Kendari.Puto pun bergegas untuk
menurunkan ikan-ikan yang ada di dalam kapal dan kami bertiga pun juga
bergegas turun dari kapal. Kapal akan kembali ke pulau besok paginya,
jadi kami punya cukup panjang untuk berbelanja kebutuhan posko. Setelah
turun, kami kemudian berpamitan kepada Puto untuk pulang kerumah dulu
beristirahat sedikit baru kemudian berbelanja.Setibanya kami bertiga
dirumahku, kami istrahat untuk makan, mandi dan siap-siap untuk pergi

22
berbelanja.Kami bertiga bagi tugas saat itu, karena keterbatasan
kendaraan.Meli dan Sayyid pergi ke Baruga untuk membeli beberapa
kebutuhan dan titipan teman-teman dan saya sendiri berbelanja di
sekitaran Pasar Kota Lama.

Kami berbelanja kebutuhan pokok seperti beras, tabung gas, air


gallon dan beberapa belanjaan kebutuhan lainnya dan juga titipan teman-
teman yang berada di Pulau yang tidak sempat ikut ke Kendari. Kami
bertiga belanja hingga pukul 16.00 sore, setelah itu barang belanjaan kami
bawa ke pelabuhan tempat kapal ikan puto berlabuh.Kami duduk-duduk
sejenak bersama Puto dan juga ada beberapa warga yang sedang
menunggu kapal untuk balik kepulau. Setelah itu, kami memutuskan untuk
kembali kerumah lagi untuk beristirahat, karena besok paginya sekitar
pukul 06.00 kita semua akan kembali lagi ke Pulau Masadian.

Keesokan paginya, kami bersiap-siap untuk kembali ke pelabuhan


tempat berlabuh kapal ikan puto, untuk kembali ke Pulau.Kami
meninggalkan pelabuhan pukul 08.00 pagi dan syukur Alhamdulillah
cuaca juga sangat bersahabat.Perjalanan menempuh waktu 4 jam, lebih
cepat dari sebelumnya.Di perjalanan kami bertiga sempat tertidur dan
akhirnya terbangun karena ada sekawanan lumba-lumba yang kapal kami
lewati.Itu menjadi hal paling luar biasa dalam perjalanan kami.

Akhirnya setelah perjalanan yang cukup melelahkan, tibalah kami


di Pulau Masadian pukul 12.00 siang.Namun, pada saat itu keadaan masih
meti (air laut dalam keadaan surut) jadi kapal kami cukup jauh jaraknya
dari bibir pasir sehingga kami bertiga harus naik perahu lagi untuk bisa
sampai ke bibir pantai.Tentunya kami diantar oleh Puto lagi karena kami
tidak bisa mendayung.Setelah sampai di bibir pantai, barang-barang
belanjaan di turunkan dan di masukkan ke dalam posko, kami makan siang
lalu istirahat karena malamnya ada kegiatan selanjutnya, yaitu rapat
persiapan pembukaan Perlombaan Pesta Rakyat Masadian.

5 Agustus 2022, pembukaan Pesta Rakyat Desa Masadian.Senang


sekali rasanya bisa berpartisipasi langsung dalam kegiatan luar biasa yang
dilakukan di Desa Masadian.Kegiatan pembukaan di lakukan di hari
jum’at setelah shalat ashar.Kegiatan pembukaan pesta rakyat ini dibuka

23
dengan sangat meriah.Pertama, kegiatan dibuka dengan acara upacara
ceremonial, dibuka langsung oleh bapak kepala desa dan upacara diikuti
oleh seluruh warga desa Masadian tanpa terkecuali.Antusias masyarakat
dari anak kecil hingga dewasa dan juga orang tua sangat besar dan luar
biasa.Untuk ukuran sebuah pulau, kegiatan Pesta Rakyat ini sangat baik
sekali. Antusias dan semangat para masyarakat membuat saya sebagai
mahasiswa yang ber-KKN di Desa Pulau Masadian merasa sangat senang
melihat itu.

Setelah kegiatan ceremonial di lakukan, selanjutnya perlombaan di


mulai.Untuk perlombaan pertama adalah dari cabang olahraga
futsal.Pembukaan perlombaan futsal pertama dari Club Pemerintah Desa
melawan Club Orang Tua Gaul. Uniknya, dalam perlombaan Kegiatan
Pesta Rakyat ini siapapun boleh mengikuti perlombaan dari cabang
apapun, tanpa batasan usia. Ini menjadi salah satu faktor meriahnya
kegiatan Pesta Rakyat Masadian dalam hal ini untuk menyambut dan
memeriahkan HUT RI Ke-77 Tahun. Perlombaan berlangsung dengan
sangat seru dan juga lucu pastinya.Seluruh masyarakat Desa Masadian
berbondong-bondong datang kelapangan untuk menyaksikan
perlombaan.Seperti yang saya katakana di awal, karena semangat dan
antusias warga yang luar biasa sehingga membuat perlombaan lebih hidup.

Perlombaan pesta rakyat berlangsung ± 20 hari, dimulai pada


tanggal 5 Agustus 2022 dan penutupan Pesta rakyat dirangkaikan dengan
ramah tamah mahasiswa KKN Kerja Sama pada tanggal 26 Agustus 2022.
Perlombaan ini dilakukan pada pagi hari, Sore dan juga malam hari. Di
pagi harinya, perlombaan cabang olahraga futsal untuk anak SD dan MTS,
Cabang Olahraga Volly Ball Putri dan juga biasanya cabang olahrga Tenis
Meja, disore harinya cabang olahraga Futsal untuk Dewasa dan juga
cabang olahraga Volly Ball Putra dan di malam hari cabang olahraga
Badminton Ganda Putra dan juga cabang lomba kesenian.

Dalam proses perlombaan ini, terdapat kerja sama yang luar biasa
yang terjadi di dalamnya. Sama seperti nama pengabdian kami KKN Kerja
Sama, tentunya dalam menyukseskan kegiatan Pesta Rakyat Masadian
dalam rangka memperingati dan memeriahkan HUT RI 17 Agustus 2022
kerja sama luar bisa kompak terjadi. Kerja sama yang terjalin antar

24
Mahasiswa KKN, Karang Taruna, PKK, Pemerintah Desa dan juga
seluruh warga desa Masadian yang menjadi faktor utama dalam suksesnya
kegiatan Pesta Rakyat Masadian.

Kegiatan Pesta Rakyat Masadian yang berlangsung selama ±20


hari dan puncaknya di tanggal 17 Agustus, dimana saat itu setelah upacara
pengibaran bendera diadakan lomba unik yaitu lomba Cukur
Kelapa.Lomba Cukur Kelapa ini menggunkan parutan kelapa tradisional
dengan berbahan dasar kayu dan benda tajam untuk memarut kelapa.
Peserta lomba ini pasangan suami istri, dengan pembagian tugasnya
adalah istri yang akan mengupas kelapa dan suami yang akan mencukur
atau memarut kelapa. Perlombaan berlangsung meriah dan sengit juga
lucu karena diikuti oleh 10 pasangan suami istri dengan cara penilaian 3
pasangan yang tercepat, rapih dan bersih akan mendapatkan hadiah berupa
Beras 5Kg dari Pemerintah Desa.

Selain kegiatan perlombaan Pesta Rakyat Desa Masadian, kami


juga di sibukkan dengan berbagai kegiatan-kegiatan lainnya dalam rangka
menyambut hari kemerdekaan dan juga untuk melaksanakan program-
program kerja fisik maupun non fisik. Jadi, selama ber-KKN banyak
sekali kegiatan yang dilakukan, seperti melatih adik-adik Mts dalam
pengibaran bendera Merah Putih atau yang biasa kita kenal dengan
sebutan PASKIBRAKA, mengajar di Mts dan juga SDN Masadian,
Melatih Paduan suara persiapan Upacara Bendera dan juga melakukan
observasi ke masyarakat. Semua itu punya kisah uniknya masing-masing.

Pada pagi harinya, kami semua disibukkan dengan berbagai jenis


kegiatan yang akan di lakukan seharian. Ada yang bersiap-siap untuk ke
sekolah untuk mengajar siswa SD dan juga siswa MTS, ada yang bersiap-
siap untuk melatih pasukan pengibar bendera dan yang tetap berada di
Posko untuk sekedar beberes dan juga memasak.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.Banyak sekali cerita


lucu, suka dan duka selama kami ber-KKN di Desa Masadian.Dimulai dari
teman-teman posko yang sakit bergantian, saling diam-diaman dan hal
yang terlihat sepele tetapi sebenarnya krusial adalah perihal Air
Bersih.Semua itu punya tempat tersendiri, yang tersimpan rapi didalam

25
ingatan kami semua dan menjadi salah satu kenangan yang takkan pernah
terlupakan.

Pulau Masadian, pulau dengan beribu keindahan didalamnya yang


tidak bisa kami deskripsikan hanya melalui kata-kata. Dikelilingi orang-
orang baik, orang-orang hebat yang menganggap kami bagian dari Pulau
Masadian.Terimakasih untuk segala hal baik yang diberikan.Terimakasih
sudah turut andil dalam cerita 45 Hari kami. Pada perjalanan waktu,
Masadian adalah sebuah nama yang akan selalu kami ingat. Tidak ada
selamat tinggal untuk kita. Dimanapun kami berada, Masadian akan selalu
berada di hati kami semua.

Salam dari kami, Junet, Alvin, Nurul, Lutvi, Meli, Manis, Tina, Firsa,
Fahmi dan Sayyid.

26
“AWAL PERJALANAN PANJANG MASADIAN”

Oleh : MELI NURMIATI


Perjalanan panjang menuju desa masadian yang tak kalah
memberikan arti sebuah perjuangan. Sedikit cerita perkenalkan nama saya
Meli Nurmiati,orang biasa memanggilku meli atau neng. Disini saya ingin
bercerita tentang perjalanan panjang yang memberikan pelajaran besar
dalam hidupku, perjalanan yang terbilang membosankan dan melelahkan,
namun bukan untuk menyerah tetapi awal perjalanan dan dimulainnya
perjuangan dalam menyelesaikan studi dengan mengikuti kkn, yang salah
satunya adalah KKN kerjasama, yang menjadi pilihan KKN tahun 2022
dengan tema “menguatkan kapasitas masuyarakat pesisir, wujudkan
indonesia ”. awalnya saya hanya mencoba daftar di kkn kerjasama dengan
alasan tidak yakin akan lulus karena dengan jumlah pendaftar yang banyak
dengan kuota yang di butuhkan 40 orang, dengan jumlah pendaftar 100
lebih tidak menjamin kelulusan di kkn kerjasama. Akan tetapi dengan
nekat mendaftar dan hasilnya saya lulus di kkn kerjasama. Dengan
pembagian empat pulau dan namaku terpilih di pulau masadian, rasa
senang, penasaran, ada rasa takut dan bimbang ketika ditempatkan di desa
masadian, dengan berbagai bahasa dan informasi yang di dengar dari
berita mengenai desa masadian itu, membuat takut dan bimbang untuk
melaksanakan kkn di desa masadian. Bahkan sempat ada rasa ingin
mengundurkan diri karena rasa takut yang terus menghantui perasaan.
Akan tetapi teman-teman dekat saya selalu meyakinan saya untuk tetap
mengambil KKN kerja sama ini.
Senang sekali bisa bergabung dalam KKN Kerjasama, karena
banyak sekali hal luar biasa yang saya dapatkan, Teman baru dari kampus
yang berbeda, Bahasa yang berbeda. Tentunya, dan masih banyak lagi hal
luar biasa yang saya dapatkan. Dengan banyaknya permasalahan yang
kami tunggu dalam melaksanakan kkn serta pemberangkatan yang
lumayan lama dari kkn lainnya. Akirnya kami berangkat setelah lama
menunggu giliran penmberangkatan. Perjalanan pun dimulai, Senin`18,
Juli 2022 kami berangkat dari kampus biru tercinta IAIN Kendari
bersama dua kampus lainya yaitu IAIN Pare-pare dan UIN Khas Jember

27
dengan jumlah peserta kkn 40 orang dan panitia berjumlah 10 orang serta
penumpang lainnya.

Perjalanan kali ini sangat luar biasa karena menggunakan dua jalur
alternatif, yaitu darat dan laut, kami berangkat dari kampus menuju
pelabuhan Nii Tanasa. Perjalanan kami kurang lebih 45 Menit untuk
sampai ke pelabuhan Nii Tanasa. Selanjutnya, kami naik kapal phinisi,
kapal yang cukup besar untuk kami serombongan. Sampai di lokasi KKN
masing-masing, dengan harapan yang begitu banyak untuk sampai di
lokasi kkn bahwa kapal yang kami tumpangi ternyata tidak sebesar apa
yang ada difikiranku. Perjalanan pun di mulai sekitar jam 10:00 pagi
dengan berbagai persiapan mulai dari sarapan pagi di kapal dan persiapan
lainnya. nah, Sebelum berangkat, cuaca memang agak tidak bersahabat
mendungpun mulai kelihatan dan angin cukup kencang saat itu ada rasa
takut untuk melanjutkan perjalanan karena itu baru pertama kali dan
pengalaman pertama saya naik kapal dengan jangka waktu lumayan lama.
Setelah cukup lama di perjalanan, Saya dan teman- teman dari IAIN Pare-
pare dan UIN Khas Jember saling berkenalan dikapal dan kami saling
mengajarkan bahasa satu sama lain, sambil tertawa walaupun sebenarnya
dalam keadaan takut karena semakin deras hujan dan semakin jauh ke
tengah laut ombak dan gelombang semakin terasa, sehinngga membuat
kapal miring dan rasanya mau terbanting karena ini, saya sendiri sempat
berfikir negatif kata saya “ kalau memang ini takdirku selesai di kapal
saya pasrah “, akan tetapi disisi lain saya juga mengingat orang tua
bagaimana kalau mereka mendengar berita yang tidak-tidak, seperti itu
saja yang sering melintas difikiran karena rasa takut itu terus menghantui
sampai selesai masa itu, ketika kami sudah sampai di pulau masadian,
merupakan hal luar biasa yang saya rasakan, pengalaman yang tidak bisa
di ulang kembali bisa saya rasakan akan tetapi jelas akan berbeda dengan
pengalaman pertama. Awalnya semua berjalan baik-baik saja di atas
kapal, sampai setelah 1 jam kami meninggalkan pelabuhan, keadaan
mulai agak menghawatirkan (bagi kami yang tidak terbiasa naik kapal)
terutama saya sendiri di karenakan ombak yang begitu besar dan guyuran
hujan yang tidak ada henti-hentinya mengakibatkan kapal yang kami naiki
oleng, miring kanan, miring kiri sehingga kami para penumpang
merasakan pusing-pusing oleng dan ahirnya kami mabok di perjalanan.

28
Dengan berbagai pertanyaan di atas kapal kami terus bertanya berapa jam
waktu yang harus ditempuh sehingga sampai disana pulau masadian, ada
yang bilang 3 sampai 4 jam untuk sampai disana, akan tetapi karena besar
ombak dan hujan mengakibatkan kapal kami lambat untuk sampai tujuan,
sehinggah kami sampai cukup lama sekali dengan jangka waktu kurang
lebih 10 jam, perjalanan yang tadinya kami start jam 10 perkiraan sampai
jam 3 sore, tapi malam kami sampai disana, kami sudah cukup merasa
lelah di atas kapal dan bahkan waktu yg diberitahukan sangat berbeda jauh
kami sampai di masadian, bahkan perjalan kami sampai malam di atas
kapal, kami sudah kelaparan, kedinginan karena basah akibat hujan deras
dan kapal yang kami tumpangi juga tembus hujan sehingga kami basah
dan kedinginan bahkan kami terombang ambing diatas kapal, yang tadinya
kami semangat tapi seketika semangat kami hilang karena rasa capek itu,
berjalannya waktu sudah menempatkan waktu sore, dan kami masih juga
di perjalanan dengan berbekalkan makanan yg kami bawa maka kami
makan untuk mengganjal perut, di perjalanan kami banyak sekali melewati
pulau-pulau kecil dan banyak pemandangan indah, gunung dan pulau kecil
yang di lihat dari kejauhan serta ada sebagian kami melewati nelayan yang
sementara mencari ikan, bahkan kita juga melewati beberapa perusahaan
nikel yang berada disekitaran Asera dan Sulteng, sampai akhirnya kami
sampai di desa masadian sekitar jam 9 malam, akan tetapi kami Tidak
langsung sampai tapi kami di jemput lagi menggunakan perahu karena
kapal tidak bisa sandar akibat turun air Pada malam, Jadi pada malam itu,
dalam keadaan basah dan capek kami kedinginan dan harus naik perahu
lagi untuk sampai masadian tetapi, setelah sampai di sana lelah dan capek
kami terbayarkan karena kami sempat terkejut melihat antusias
masyarakat menjemput kami dengan waktu yang cukup lumayan larut
malam, mereka masih semangat bahkan semua koper kami di bantu bawa
ke tempat istirahat, dan akhirnya kami di bawa di salah satu rumah warga
untuk beristirahat sambil menunggu kepala desa, dan tempat kami tinggal.
akan tetapi setelah berapa menit kami menunggu, akhirnya kami dipanggil
untuk berangkat kerumah pak kades, dan ternyata di sana sangat ramai
sekali orang yang menunggu kami, dengan berbagai sajian yang mereka
sediakan., saya sangat merasa senang sekali karena, dari cara mereka
menjemput kami dengan antusias dan menyediakan segalanya itu, sangat
membuat saya merasa ada di posisi orang-orang baik. setelah lama kami

29
duduk kamipun sambil bercerita dan berkenalan dengan bapak-bapak yang
ada disitu dan ibu-ibu terutama pak kades dan Bu desa, awalnya saya
bertemu mereka saya sangat merasa sungkan dan takut tetapi, setelah kami
cerita-cerita ternyata pak kades dan Bu kadesa adalah sosok orang yang
baik, ramah, dan antusias semua orang apa lagi dengan orang baru,
sepanjang percakapan kami, tidak terasa kami sudah seperti orang yang
kenal lama dan sangat akrab terutama sama Bu desa. Pada saat itu, saya
melihat jelas dari mata bu desa bahwa beliau sangat senang sekali dengan
kedatangan kami, dengan senyumnya yang indah dan memang dasarnya
orang periang, beliau tidak ada henti-hentinya mengajak cerita kami dan
tersenyum. Setelah kami banyak bercerita, karena sudah tersedia suguhan
yang mereka sediakan untuk menyambut kami yang bagi mereka itu
sangat sederhana tetapi menurut kami itu sangat luar biasa meriah, dengan
tenda yang didirikan karena sekaligus di rumah bu desa akan diadakan
pesta tapi kami senang juga karena itu juga digunakan untuk malam
kedatangan kami maka sambil cerita kamipun menikmati suguhan yang
sudah di sediakan dengan keadaan basah dan lapar kami sangat menikmati
makanan dan minuman yang hangat cukup menghangatkan badan kami,
saya sangat senang sekali karena kami makan bersama masyarakat yang
antusias sekali menjemput kami dan para aparat desa yang sangat kompak
antara aparat yang satu dengan yang lainnya, sembari makan para aparat
desa berdiskusi dengan kepala desa mengenai tempat tinggal kami, mereka
sibuk kesana kemari di karenakan kami belum tinggal di rumah kepala
desa karena rumah beliau sementara digunakan untuk persiapan acara
pesta pernikahan kemenakannya, akhirnya kamipun sabar menunggu dan
beberapa menit kemudian dari perbincangan, maka kami diputuskan untuk
ditempatkan disalah satu rumah warga yang jaraknya tidak terlalu jauh
dari rumah pak kades, maka setelah makan kami langsung bergegas
bersiap siap untuk menuju posko kami nantinya. sampainya di rumah yang
akan kami tinggali, ternyata tempat tinggal kami adalah salah satu alumni
dari iain kendari jadi, kami tinggal dirumahnya yang kebetulan beliau
seorang guru dan dirumah itu ada orang tuanya dan adik-adiknya, mereka
yang ada di dalam rumah itu sangat senang sekali dengan adanya kami
yang tinggal di dalam rumah mereka dan kebetulan istri pak burhan itu
sendiri tidak ada di rumah karena hamil besar jadi beliau pulang di
kampung halamannya jadi, keadaan di dalam rumah itu sangat sepi sekali

30
dan ternyata istri bapak atau mertua pak guru itu sendiri belum lama
meninggal jadi rumah itu sangat sepi oleh karena itu, mereka sangat
senang sekali dengan tinggalnya kami disini dan kata mereka semoga
dengan adanya kami bisa membuat rumah itu menjadi ramai atau terhibur.
Lanjut, karena waktu sudah cukup larut malam dan kami juga memang
dalam keadaan lelah maka sampainya kami dirumah itu kami langsung di
bagikan tempat tidur yang pastinya tempat tidur perempuan dan laki-laki
berbeda, maka kami langsung beres-beres merapikan tempat untuk tidur
sekaligus siap-siap untuk tidur tapi, karena tempat tidurnya tidak cukup
maka sebagian dari kami perempuan dan laki-lakinya juga ada yang tidur
di bawah karena tidak mendapatkan ranjang, tapi itu bukan suatu masalah
bagi kami karena kami dalam keadaan capek maka kami tidur masih
dalam keadaan terhambur belum tertata rapi. sebelum tidur kami tidak
lupa bergegas mengambil air wudhu dan shalat terlebih dahulu karena
seharian di kapal tidak sempat mengerjakan shalat. Setelah itu kami semua
istirahat dan pada malam itu saya sempat terbangun karena cuaca yang
saya rasa sangat dingin dan disini saya melihat teman-teman tertidur lelap
karena lelah seharian di kapal. Pada subuh harinya kami hampir saja
kesiangan bangun subuh dan shalat subuh karena kecapean akan tetapi
kami tetap semangat, karena ini merupakan pertama kami berada di
kampung orang, maka paginya kami langsung membersihkan posko dan
siap-siap untuk membahas kelanjutan kami tinggal disini, dan selanjutnya
di pagi itu, kami langsung di panggil oleh kades untuk ke kantor desa
mengenai serah terima resmi mahasiswa kkn di desa masadian karena
semalam kami belum sempat melakukan serah terima sebab waktu yang
sudah cukup larut malam jadi di agendakan di pagi itu, serta kami
melakukan perkenalaan dengan aparat desa dan masyarakat yang lain yang
sempat hadir di tempat itu. mereka rapat mengenai kedatangan kami
karena sebelum kami terjun ke masyarakat kami terlebih dahulu harus di
kenal dan di perkenalkan ke masyarakat agar, lebih leluasa ketika kami
beraktifitas di dalam kampung tersebut. Lanjut, kami berkenalan dengan
aparat desa dan kami juga memperkenalkan diri dan masing-masing
program kami agar nantinya bisa dibantu dalam hal membuat program
yang bisa disumbangkan, dengan program masing-masing dari kami, dan
pada saat itu juga penentuan waktu untuk kami melakukan seminar proker,
kami sempat merasa kaget karena baru saja kami sampai malamnya,

31
paginya kami sudah ditanyakan mengenai program kerja, yang kami
sendiri belum menyiapkan dan belum bincang mengenai proker yang kami
akan buat, tapi karena antusias para masyarakat yang ingin tau mengenai
proker yang kami buat dengan alasan agar mereka bisa membantu dan
menyukseskan proker kami, sekaligus melihat apakah proker yang kami
buat cocok dan bisa kami jalankan di kampung tersebut. Oleh kareana itu,
setelah kami duduk dan rapat bersama aparat desa dalam rangka
membahas proker, kamipun langsung bergegas pulang membahas
mengenai proker dan membentuk struktur pelaksana atau penanngung
jawab selama di kkn (KORDES) agar lebih terarah dalam melaksanakan
tanggung jawab dan semuanya harus mendapatkan tanggung jawab
masing- masing, yang kami akan adakan selama di tempat kkn, dengan
berbagai macam dan fikiran yang berbeda-beda menghasilkan proker yang
berbeda-beda pula, jadi dari hasil pemikiran yang telah kami susun, maka
kami membuat proker yang sifatnya sementara, karena kami harus terlebih
dahulu melakukan observasi mengenai daerah setempat, apakah proker
yang kami buat cocok kami lakukan di tempat itu atau tidaknya, kami
membuat proker yang sesuai dengan jabatan kami, kami juga mengadakan
proker yang bersifat umum namun, tidak lepas dari jabatan yang telah
diamanahkan, walaupun kami memegang sesuai dengan jabatan kami
masing-masing tapi, dalam menjalankannya kami sepakat untuk selalu
bersama dan saling membantu dalam menjalankan proker kami.
keesokan harinya, kami kembali rapat membahas mengenai hari yang pas
untuk melakukan seminar proker akan tetapi, karena keadaan sedang
sibuk, semua masyarakat dan aparat desa mengurus persiapan acara
pernikahan maka, selama 4 hari kami hanya membantu persiapan untuk
pernikahan itu sembari pendekatan dengan masyarakat setempat, sambil
kami melakukan observasi kami juga berharap semoga proker yang kami
buat bisa berjalan dengan baik dan mendapatkan dukungan masyarakat
dalam membantu menyukseskan program kerja nantinya, karena tanpa
bantuan masyarakat kami tidk akan bisa melaksanakan program kerja
yang sudah kami susun, kami memiliki harapan besar terkhususnya saya
semoga dalam KKN kali ini banyak memberikan manfaat bagi masyarakat
tempat kami mengabdi.

32
“ BANYAK HARAPAN BAIK YANG SELALU MENJADI DOA DI
SETIAP LANGKAH KAMI “

33
45 Hari Kita Telah Usai
Oleh: Hartina

Sebuah perjuangan dan perjalanan yang memberi arti tidak


selamanya selalu ada dan bisa di posisi itu, pelajaran terindah dalam
sebuah penyelesaian studi tidak gampang dalam penyelesaiaanya akan
tetapi tahap perjuangan kkn akan menjadi sebuah kisah dan pengalaman
cerita yang sangat menyenangkan walaupun selalunya setiap pertemuan
mempunyai ending yang harus dirindukan . sedikit bercerita mengenai hari
dimana menjelang perpisahan dan waktu kami telah selesai. Jadi, Pada
hari ini kami di sibukan dengan persiapan perpisahan (penarikan)
sekaligus penyerahan hadiah kepada seluruh juara lomba 17san.
Sebenarnya kami di pulangkan pada tanggal 30 Agustus 2022 namun
perpisahanya pada malam tanggal 28 Agustus 2022.Disitu Kami
menyiapkan hidangan berupa kue-kue dan AQUA bersama para ibu-ibu
PKK desa masadian untuk dihidangkan kepada para masyarakat dan tamu
undangan yang hadir pada malam perpisahan tersebut.kami juga
membantu menyiapkan dan memberikan hadiah berupa Piala dan
bingkisan untuk para pemenang lomba baik dari olahraga Keagamaan,
maupun Kesenian.
Dengan berbagai macam permasalahan yang dilalui dalam liku-
liku persiapan perpisahan telah kami persiapkan sebaik mungkin dan
sematang mungkin agar terlaksana dengan baik dan berjalan mulus. Akan
tetapi dimalam itu merupakan malam yang sangat berat bagi kami karna
harus berpisah dengan mereka semua yang kami sayangi ( warga desa
masadian). Tidak sedikit dari masyarakat desa Masadian meneteskan air
mata menangisi perpisahan itu dan tentunya kami sendiri dari kalangan
mahasiswa yang ber KKN di sana juga sangat bersedih hati dan tidak ada
henti-hentinya meneteskan air mata bahkan yang membuat sakit pada
malam perpisahan ini kami dari mahasiswa tidak semua berkumpul di
tempat tenda kegiatan perpisahan dikarenakan salah satu teman kami
terbaring sakit dengan jangka sakit yang cukup lama sampai malam
perpisahanpun dia tidak menyaksikan . Bagi saya sebagai teman sangat
merasa kasian terhadap dia dan saya sendri tidak tega meninggalkan dia
sendirian dalam keadaan terbaring di kamar.Bagi saya ini sangat
menyakitkan sekali karena pada malam perpisahan kita tidak semua

34
merasakan kebahagiaan yang di rasakan teman-teman dan masyarakat di
tempat kegiatan. Akan tetapi salah satu rasa kebanggaanku terhadap
masyarakat Masadian di saat teman kami masih terbaring mereka
menyempatkan diri untuk menjenguk dan bahkan memberikan semangat
kepada teman kami yang sakit bahkan dari kalangan adik-adik ikut
antusias untuk menjenguk teman kami yang sakit bahkan tak seorangpun
yang tak menangis melihat keadaan salah satu teman kami yang
seharusnya dia berada bersama teman kami pada malam perpisahan akan
tetapi dia malah jatuh sakit di pembaringan.
Dari situlah timbul difikiran saya bahwa sesingkat inikah
kebersamaan kami dengan masyarakat desa masadian dengan jangka 45
hari menurut saya belum cukup. Kami bertanya Kenapa?disaat kami sudah
nyaman sudah menyatu dengan warga setempat lalu kemudian kami
ditarik dan di pulangkan rasanya sangat-sangat menyakitkan dengan
berbagai kegiatan yang kami lakukan di desa masadian baik itu dalam
kegiatan formal maupun non formal dengan ibu-ibu yang ada di desa
masadian. Namun disisi lain kami berpikir kami bahwa masih ada tugas
lain yang harus diseleaikan disana yaitu kuliah. Tanggung jawab kami
sebagai mahasiswa/mahasiswi dan kami masih punya keluarga di sana
yang menantikan kepulangan kami. Walau berat rasanya harus berpisaha
namun inilah takdir dan ahir dari kebersamaan kami selama 45 hari.Karna
setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan.
Kemudian setelah itu kami berjabat tangan dengan semua warga
Desa Masadian dengan penuh perasaan haru dan berbagai pesan kesan
dari ibu-ibu dan masyarakat kami pun berpelukan dengan erat lalu berfoto
bersama walaupun dalam keadaan sedih dan mata lebam .
Setelah itu untuk menghilangkan rasa sedih kami warga desa mengadakan
acara lulo. Menurut warga desa Masadian lulo biasanya di lakukan apabila
ada acara pesta pernikahan dan juga acara- acara formal yang sekiranya
membutuhkan hiburan malam dengan disaksikan seluruh masyarakat baik
dari kalangan anak-anak sampai orang tua. Kemudian pada pagi harinya
kami membersihkan halaman yang semalam digunakan untuk acara
perpisahan di situ kami membagi tugas yang para laki-laki membongkar
tenda dan panggung bersama bapak-bapak dan anak muda desa
Masadian.Sedangkan kami para perempuan membersihkan dalam rumah
dan menyiapkan makanan untuk kami semua.

35
Setelah itu kami duduk-duduk bercerita membahas soal jalan-jalan,
Jadi sebelum kami balik di tempat kami masing-masing kami ada agenda
untuk jalan-jalan Ke Sambori bersama warga desa.Namun ada beberapa
dari kami Mahawiswi yang tidak bisa ikut bersama mereka ke Sambori
dikarenakan kami harus menjaga dan merawat salah-satu teman kami yang
sedang terbaring sakit. Sedih rasanya karna di hari-hari terakhir
kebersamaan kami ada beberapa Mahasiswi salah satunya saya sendiri
yang tidak bisa ikut bersenang-senang bersama mereka namun di sisi lain
lebih sedih lagi jika kami meninggalkan teman kami yang sakit dan lebih
memilih untuk pergi jalan-jalan. Kami hanya bisa mendoakan mereka
yang pergi jalan-jalan agar selamat sampai tujuan dan kembali ke posko
dengan selamat pula.Mengingat pada hari itu kencangnya angin dan
ombak yang begitu besar. Kami juga hanya bisa membantu menyiapkan
persiapan untuk mereka yang pergi ke sana mulai dari makanan, minuman,
snack-snack, dan mengingatkan mereka untuk membawa baju ganti karna
di sana mereka pasti akan mandi-mandi dan pastinya membutuhkan
pakain ganti karena tidak mungkin mereka pulang di posko dalam keadaan
basah-basahan dan berangkatlah mereka ke sambori pada pukul sekitar
Jam 10:00 Wita.
Lanjut dari pada itu kami yang di posko di panggil oleh Tante-
tante untuk pergi berkunjung dirumah mereka, dan kami pun bergilir
untuk pergi menghadiri panggilan itu ada yang jaga teman kami yang lagi
sakit dan ada juga yang pergi hadiri panggilan para tante-tante tersebut
dan ternyata saya/kami di panggil kesana untuk mengambil ikan asin buat
saya/kami bawa pulang kerumah kami masing-masing sambil
membungkus ikan-ikan tersebut.
Ada beberapa tante yang berkata ke pada kami kenapa begitu cepat
kalian pulang nak dan banyak lagi kata-kata yang mereka sampaikan
kepada saya/kami di situ saya hanya diam menahan air mata saya agar
tidak menetes karna kalau saya menangis tante-tante kami pasti akan ikut
menangis dan begitu sesaknya sakitnya dada saya menahan air mata
hingga pada ahirnya saya tidak mampu lagi untuk menahannya dan di
situlah mereka juga ikut menangis sambil mengelus pundak saya kami
saling berpelukan dan saya berkata “Doakan kami semoga kami bisa
menjadi orng-orang yang sukses dan semoga kita semua diberi

36
kesempatan oleh ALLAH untuk bertemu lagi di pulau tercinta ini”. Tidak
sampai di situ ada sebagian dari pada ibu-ibu yang datang langsung di
posko untuk membawakan kami ikan asin dan berbagai jenis kue-kue
untuk kami bawa pulang.

Dipagi hari Tanggal 30 Agustus 2022 di mana pada hari ini adalah
hari yanga sangat-sangat berat bagi kami Mahasiswa yang ber KKN di
desa masadian karena pada pagi hari ini adalah hari di mana kami harus
pulang dan berpisah dengan mereka semua. Pada hari itu keadaanya
sangat ramai tidak sedikit masyarakat datang di posko untuk membantu
kami mengangkatkan barang-barang dan membawanya ke dermaga atau
di masukan di kapal, dan pada pagi hari itu kami berpamitan pada Bapak
dan ibu Desa serta warga-warga yang sempat hadir kami berpamitan,kami
berpelukan sambil menangis.
Lalu kemudian kami di antar ke dermaga oleh ratusan masyarakat
mulai dari orng tua anak muda hingga anak-anak. Dan sepanjang
perjalanan kami ke dermaga itu di penuhi dengan masyarakat mereka
berdiri di sekitaran jalan mereka menangis sambil dada kepada
kami,mengucapkan selamat jalan kepada kami dan banyak lagi kata-kata
lainya yang tentunya membuat kami semua menangis puluhan anak-anak
mulai dari anak SD – MTS berjejer di sekitaran jalan dekat dermaga untuk
melepas kepergian kami dan kami pun di antar hingga masuk dalam kapal
dalam keadaan hati yang sangat-sangat sakit dan benar-benar hancur dan
kami pun berangkat menggunakan kapal kayu yang lumayan besar kami
melambai- lambaikan tangan kepada semua masyarakan desa Masadian
yang ada di dermaga.
Kami berlayar kurang lebih 4 jam lamanya dan pada saat berlayar pulang
Alhamndulillah ombak tidak begitu keras hanya saja pada saat itu hujan
lebat dan kami sedikit kebasahan dan muntah-muntah.
Terimakasih warga desa masadian, di mana dulu pas kami datang
kalian semua sangat antusias menyambut kedatangan kami, dan pas kami
pulang pun kalian juga masih antusias untuk mengantarkan kami.
Pesan kami, kami berharap kepada warga desa masdian jangan pernah
lupakan kami, anggap kami sebagai keluarga walaupun kami telah jauh

37
dari desa, terimalah kami kapan pun kami datang ke desa, kami
menganggap kalian semua adalah keluarga kami.

38
Memoris Masadian

Oleh : Sayyid Subhan


“Cerita ini kuawali dengan segelas kopi yang kubuat di pagi hari untuk
kunikmati beberapa seruput kedepannya, dengan suasana sunyi sepi dan
agak sedikit dingin waktu itu, ruang tamu sebagai sebagai tempat
ternyaman untuk menghangat badan dengan ditemani secangkir kopi dan
sedikit asap yangku hembuskan untuk membuka cakrawala berfikirku dan
akupun membuat cerita ini”.
Dengan adanya cerita yang kubuat ini sebagai bentuk rasa syukur atas
keluh dan kesah selama melakukan KKN kerjasama antar perguruan
tinggi.”
perjalanan
Awalnya saya di ajak oleh teman saya yang bernama ALDI pada saat itu
saya sedang duduk santai di kosnya kemudian kami berbincang tentang
perkuliahan, tak lama kemudian aldi mengajak untuk daftar KPM dia
bilang “ayo tuhh subee coba daftar KKN kerjasama” terus saya iyyakan
saya bilang “Ayo mii bagaimana carannya” setelah itu teman saya aldi
mengririmkan sebuah link pendaftaran di nomor wa saya. Tepatnya pada
tanggal 25 juni 2022 saya dengan aldi mulai melengkapi berkas untuk
mendaftar KKN kerjasama antar perguruan tinggi.

Setelah dinyatakan lulus oleh pihak LP2M saya sangat bersyukur bisa
keluar KKN di semester 6 ini merupakan sebuah kebanggaan bagi saya
karena tidaklah mudah melewati banyak proses dan tes yang dilalui.
Adapun yang dinyatakan lulus seleksi ada 15 orang, 10 perempuan dan 5
laki-laki dan mereka semua adalah orang-orang hebat yang akan menjadi
teman seperjuangan selama bekkn nantinya
Mendengar berita bahwa saya lulus KKN Ibu saya dan keluarga lainnya
ikut berbahagia dan memberikan apresiasi atas pencapaian yang telah di
dapatkan, begitupun teman-teman dari semua lembaga yang saya masuki
entah itu (ANIMASI,HIPMI PT,SEMA FEBI & HMPS PARIWISATA)
mereka semua memberikan selamat dan mendoakan yang terbaik untuk
saya selama berkkn nantinya.

39
Sebelum berangkat saya dan ibu saya sangat sibuk dengan persiapan untuk
45 hari nanti,ibu saya mulai sibuk mempersiapkan apa yang akan saya
pakai disana maka beliaupun melipat semua baju dan mempersiapkan
bahan & alat –alat yang di perlukan seperti alat mandi, alat sholat, dan alat
tulis menulis.
Saat iyya mempersiapkan semuanya diapun berkata “nanti disana jangan
lupa sholat,perbaiki hubungan antar manusia dan yang terpenting selalu
rendah hati kepada siapapun” katanyaa waktu itu.
Malam itu saya juga pamit kepada owner saya kabetulan saya juga kerja
dan Alhamdulillah owner saya mengiyyyakan untuk megambil cuti selama
saya berkkn,sayapun pamit juga kepada anak-anak di lembaga merekapun
ramai-rama mendoakan yang terbaik.

besok harinya tepatnya tanggal 17 juli 2022 dimana hari pemberangkatan


dimulai saya di bangun oleh ibu saya untuk bangun sholat subuh setelah
itu jam 6;00 saya menuju ke kampus untuk pelepasan, saya diantar oleh
keluarga yang sudah stay mengantar saya kekampus, tibanya di kampus
sayapun pamit kepada ibu,kakak,om,dan tante.

Perjalanpun dimulai dari depan kantor LP2M iain parepare menuju


bandara Sultan Hasanuddin Makassar, selama perjalanan berlansung
banyak dari kami yang tidur,ada juga yang menyanyi dan untungnyaa gak
ada yang muntah hehe, bus ssat itu lumayan nyaman sehingga banyak dari
kami tertidur pulas hingga tak terasa sampai ke bandara Sultan
Hasanuddin Makassar

Alhamdulillah tibalah kami di bandara, ada yang sibuk dengan barang


barangnnya ada yang sibuk dengan administrasi dan tiket pesawat dan ada
juga yang sibuk mengambir gambar atau buat instastory mungki karena
pertama kali lihat pesawat secara lansung hehe, salah satunya sayasihh.

Ini adalah pengalaman pertama saya naik pesawat, ada rasa syukur
tersendiri.setelah melengkapi semua berkas dan pensyaratan kamipun
menunggu beberapa waktu. Saat itu ada moment yang lucu dimana saya
sangat haus dan ingin mencari penjual eceran tapi saya lupa bahwa ini lagi
di bandara lagi-lagi Karena pertama kalinya, sayapun mengajak teman
saya aldi untuk beli makanan dan minuman .

40
“subee ayo pi beli makanan-makanan ee laparka kurasa” ucap aldi

“sinimo pleee lapar toka kurasaa” balas sayaa”


Dan kamipun pergi kepenjual roti O dan kami beli makanan, di samping
penjual roti O ada penjual minuman dingin dan sayapun mampir untuk
beli dan disinilah adegan lucu yang takbisa dilupakan terjadi; saya masuk
dan membuka kulkas tempat minuman dingin itu
“tabee, mbakk ini teh pucuk”

lalu saya memberikan uang 5000 kepada sang mbak-mbak cantik yang
menjual, seketika raut wajahnya berubah saat saya memberikan uang 5000
itu terus saya Tanya
“kenapa mbakkkk???” dia bilang “ teh pucuk harganya 20.000 mas”
seketika saya terdiam dan membisu tidak tahu antar malu atau dan rasa
ingin pulang sajaaa, karena sudah terlanjur malu memberikan uang 5000
sayapun mau tidak mau kasih uang 20.000 sambil nahan ketawa mbak-
mbak penjualnyapun ketawa karena kebodohanku setelah memberikan
uang sayapun bergegas kembali dan aldipun masih menertawai akan hal
bodoh yang telah terjadi, ini merupakan moment lucu yang telah terjadi
kepada 2 pemuda yang baru masuk ke bandara hahaha.

Sampainya ketitik kumpul kami dan dosen pembimbing makan bersama


kebetulan ada dari kami yang membawa bekal untuk di makan bersama di
bandara saat itu, mungkin ini juga salah satu moment yang unik karena
makan melingkar di bandara yang ramai dan duduk bersama menikmati
makanan seadanya dan itupun membuat kami bahagia .setelah tibah giliran
kami masuk ke pewasat untuk berangkat ke bandara udara Haluoleo
kendari dengan perjalan kurang lebih 45 menit kami sudah sampai ke
bandara tersebut. Sesampai kami lansung disambut hangat oleh dosen
IAIN KENDARI dan langsung menyuruh kami untu segera naik buss dan
menuju ke kampus dikarenakan pembukaan akan segera dimulai. Tibalah
di Auditorium Iain kendari dimana ada banyak sekali wajah-wajah baru
yang kutemui ternyata KKN kerjasama ini ada 3 instansi yaitu (IAIN
Kendari,IAIN Parepare,& UIN Khas jember) dengan memakai
almamaternya masing-masing, IAIN Kendari dengan almamater biru IAIN
parepare warna hijau tosca dan UIN Khas jember dengan warna hitam,

41
pandangan saya tentang KKN ini awalnya hanya masing-masing kampus
yang akan ke kendari untuk melakuka KKN disana tetapi saya salah
ternyata kita dibagi 10 orang perposko nya.
Setelah pembagian disetiap posko tak ada satupun yang saya kenal ,
mereka semua wajah-wajah baru yang saya temui walaupun ada yang gak
asing sihh karena dari iain parepare ada 4 orang termasuk saya ( Muh
yunus, Fahmi dan Nur asma Manissa) dari IAIN kendari ada 5 orang
(Meli,Nurul,Firsa,Tina dan Alvin) dan 1 orang dari UIN Khas jember
yaitu (Lutfi Ayu). Dan inilah orang-orang yang nantinya akan menemani
sekaligus teman seperjuangan selama 45 hari.
Malam sudah larut menandakan waktu istirahatpun telah tiba , kami
istirahat di ma’ad Al-jamiah IAIN kendari dimana semua orang sudah
capek karena perjalanan yang panjang dan mengkuti pelepasan yang
cukup menguras tenaga disini saya sekamar dengan 2 mahasiwa dari UIN
Khas jember dan kamipun mulai kenalan dan cerita terkait kampus
masing-masing. Namanya mussie dan ryan setelah berbincang-bincang
kamipun istirahat karena besok sudah berangkat keposko masing-masing.

Pagipun tiba tapi ada yang berbeda di pagi ini bedanya aku terbangun
sendiri bukan lagi dibangunkan oleh ibuku terasa sangat beda
yahhhh,setelah mandi dan mempersiapkan semua barang-barang kamipun
berangkat ke tanassa salah satu pelabuhan disana. Kami menaiki bus
kesana selama 2 jam dengan perjalanan yang cukup menantang karena
waktu istirahat yang sangat singkat belum lagi bau mobil bus sangat
menyengat membuat saya sedikit tidak nyaman.sesampainya di pelabuhan
tanassa kamipun mengatur barang dan mengangkatkan nya ke kapal.
Ekspetasi saya setelah mendengar kabar bahwa yang akan kami tumpangi
untuk keposko massing-masing adalah kapal pinisi, tetapi yang saya lihat
depan mata adalah kapal kayu tingkat 2 yang seadanya dan tidak memiliki
atap ataupun tenda sebagai penghalan masuknya air.
“astagfirullah inigah di naiki???” ucap saya keteman saya tetapi mau
gimana lagi kami sebagai mahasiswa ikut-ikut saja dan menerimaa apa

42
adanya dan kami tetap bersyukur atas apa yang telah di fasilitasi untuk
kami.

Setelah semuanya siap maka perjalananpun dimulai.


Nahhhh disinilah moment yang sangat tidak dilupakan, sayapun bertanya
“berapa jam kelokasi KKN?” katanya 4 jam , kebetulan saya juga dulu
pernah kepulau sebelumnya pulau laiya pangkep jadi yahhh saya bawa
santai sajaa dan enjoyyy, kamipun menikmati perjalan di atas kapal kayu
dengan senyuman hangat dan canda tawa melambangkan semuanya baik-
baik saja
Tak lama kemudian kami makan bersama di atas kapal itu tetapi saya tidak
makan untuk antisipasi “jangan sampai nanti saya mabok terus muntah
bikin malu anak pariwisata kok muntah” ucap saya dalam hati. Tak lama
kemudian saya menuju ke bagian depan untuk menikmati detaran ombak
dan angin sepoi-sepoi bersama teman-teman dan salah satu dosen kami.
Seketika Angin mulai kencang tetesan airpun turun secara perlahan
menandakan bahwa cuaca sedang tidak baik-baik saja kamipun bergegas
kembali ke tempat yang aman, kerasnya ombak mulai menghantam kapal
kayu derasnya hujanpun membasahi suasana berubah yang tadinya ceria
menjadi menderita dingin dan rasa mual akan mabok laut bercampur padu,
entah harus apa kita sedang berada di tengah lautan yang tak ada satupun
daratan yang terlihat hanya bisa pasrah saja.

Melihat banyak teman-teman yang sudah tumbang dan tidak tahan dingin
maka sayapun menolong beberapa teman dengan memberikan selimut dan
air minum dengan sedikit kata semangat agar tidak terlalu kepikiran.
Semua yang ada dikapal saat itu mabok laut bahkan ada dari kami yang
pingsan karena sudah tidak tahan .
Rasa khawatir dan jenuh sudah menghantui diri “kapan sampainya” ucap
saya dalam hati haripun semakin gelap dan hujan tak kunjung redah angin
yang semakin kencang membuat kami semakin takut dan hanya bisa
pasrah dan berdoa,
“katany 4 jam ini sudah lebih” ketidak nyaman terhadap apa yang terjadi
sayapun tidur supaya gak terlalu kepikiran karena bayang-bayang kata

43
sampai selalu melintas di kepala saya yang sudah tidak tahan dengan
keadaan

Semuanya terlihat lemas dan pucat seakan-akan ini adalah musibah yang
menimpa kami,lagi-lagi rasa khawatir mulai menghantui apa yang terjadi
kedepannya, diam, termenun dan pasrah cuman itu yang bisa saya lakukan
tetapi saya tetap berdoa semoga semua akan baik-baik saja

Setelah begitu lama menahan dingin dan mabok laut kamipun telah
melihat 3 pulau yang sejajar dan ini merupakan harapan yang
membangkitkan sedikit semangat “ ehhh ananaaa dekat meki sampai”
tetapi lagi-lagi itu cuman kata penenang kami kembali di terjang hujan an
angin kencang “kok lama sekali sampai katanya 4 jam ji nahh ini sudah
lewat 4 jam” ucap teman saya

Ternyata kemudi kapal rusak itulah yang membuat kami lama


sampai,setelah begitu lama akhirnya kamipun sudah dekat dengan pulau
tujuan kami. Tetapi ada masalah lagi kapal yang kami tumpangi tidak bisa
bersandar dikarena air terlalu surut kamipun terpaksa membuang
jangkar.Tak lama kemudian datang pertolongan dari orang-orang pulau
untuk menjemput kami ke pulau masing-masing. Disinilah saya sedikit
merasa legah karena bisa menginjakkan kaki di daratan karenah setelah
melewati perjalanan yang begitu menantang selama 11 jam di atas kapal
“heheheh Alhamdulillah sampai” ucap saya dalam hati dengan napas
legah.
Sampailah kami dipulau masadian pulau yang kecil dan padat penduduk
yang akan menjadi tempat kami mengabdi, setelah melalui perjalanan
panjang maka kamipun di sambut hangat oleh warga disana. dan
sampailah kami di posko untuk istirahat rasa pusing dan mual masih
terbayang-bayang maka dari itu sayaapun bergegas tidur.
Masadian & Budayanya

Dan disini dimulailah pengabdian kami di pulau ini


Sedikit bercerita tentang pulau ini, masadian merupakan bahasa bajo yang
orang-orang sini artikan sebagai masiddi atau ditepi karena pulau ini
terdapat di tepi sekali antara pulau tengah dan pulau tiga, ada beberapa

44
suku dipulau ini ada dari suku muna, suku bugis,suku tolaki dan
kebanyakan suku bajo karena hampir semuanya disini adalah masyarakat
pesisir yang mata pencariannya 70% adalah nelayan .pulau ini memiliki 1
mesjid, 1 MTS,1 SD, dan 1 TK. Memang sangat terbatas dan jauh dari
kehidupan yang serba ada tetapi itu bukan sebuah masalah bagi
masyarakat pulau ini karena mereka tetap bisa hidup bahagia dan
sejaterah.

Beda rasanya bagi saya yang tinggal di sebuah kota dan lansung di
tempatkan berkkn di pulau terpencil seperti pulau masadian ini, karena
kenapa disini listrik sangatlah terbatas listrik hanya bisa menyala dari jam
18:00 sampai jam 23:00 sangat terbatas bukan.?. Bukan hanya listrik air
bersih dan bahan pokokpun terbatas adasih cuman sangat jauh beda
dengan apayang ada dikota mulai dari harga dan kualitasnyapun berbeda.

Minggu pertama memang sangat terasa bedanya seakan-akan saya mau


cepat pulang karena mungkin sudah terbiasa dengan kehidupan di kota,
saya merasa tidak nyaman akan fasilitas yang tidak memadai. Tetapi
seiring berjalannya waktu sayapun terbiasa dengan kehidupan orang-
oarang di pulau ini. Saya mulai mempelajari apa aktivitas keseharian
orang-orang dipulau ini dan mulai bermutasi.

Saya telah banyak mempelajari apa yang saya amati ternyata dengan
segala keterbatasan bukan sebuah hambatan untuk orang-orang dipulau
masadian karena meraka dulunya sudah terbiasa hidup tanpa
listrik.uniknya orang-orang masadian hanya akan keluar mencari ikan
ketika musim teduh (musim angin dan air tenang) dan musim itu biasa
jatuh pada bulan sebtember dan oktober

Tetapi ada juga beberapa yang tetap pergi melaut walaupun bukan musim
teduh untuk mencari ikan dan dijual keluar salah satunya ke kendari.
Terkait dengan masyarakat pesisir yang kebanyakan bersuku bajo yang
katanya bisa menyelam dengan kedalaman 20 meter hingga lebih dan
menahan nafas di dalam air dengan durasi yang sangat lama. Kemampuan
tersebut digunakan ketika ia mencari ikan,gurita ataupun cumi-cumi di
dasar laut. Keahlian yang sangat luar biasa bukan?.

45
Dari itu saya sangat tertarik dengan adat istiadat suku yang ada dipulau
masadian ini kebetulan sekali pada tanggal 24 juli 2022, ada acarah
nikahan dipulau tersebut yang bertempatan didepan kantor desa pada saat
itu, 1 malam sebelum resepsi dimulai saya mendengar suara gendang dari
posko karena saya sangat tertarik dengan kebudayaan maka sayapun
bergegas kelokasi terseebut sesampainya disana lansung menyaksikan
salah satu tradisi dimana adanya acara”ma’gendang” hampir sama dengan
adat bugis cuman kali ini beda, sayapun mulai bertanya-tanya kepada om
(puto pauding) salah satu tokoh adat yang ada di sana terkait dengan
budaya orang-orang pulau masadian beliaupun menjawab semua
pertanyaan yang saya tanyakan.
orang disini sebelum acara nikahan akan melakukan tradisi gendang
dimana ada gendang yang berpasangan,ada terompet dan ada gong yang
memiliki musik tersendirinya. Menariknya tradisi ini selalu digunakan
ketika ada acara besar yang akan diadakan. Dan saat itu saya
berkesempatan ikut main gendang bersama om pauding awalnya saya kira
gampang ternyata susah karena di bugis saya juga seorang pemain musik
tradisi akan tetapi setelah main musik dari suku ini ada banyak perbedaan
yang saya rasakan. Hampir mirip cuman memiliki musiknya masing-
masing.
Masih terkait dengan adat istiadat suku bajo saya sangkin penasarannya
saya masih menelusuri kebetulan siang itu om pauding lewat depan posko
kami dan saya sapaa dengan bahasa bajo
“kapangga’ puto” yang artinya mau kemana om ucap sayaa

Beliaupun membalas “kapore” artinya kesana dan sempat saya di ajak


kerumah beliau dan saya iyyaakan dan kamipun tiba dirumah puto
pauding,senang rasanya bisa berbincang dengan seniman yang mengetahui
banyak hal dan kamipun mulai berbincang dan bercerita dari pulau
masadian terbentuk, sejarah suku bajo dan kesenian yang ada di pulau
masadian, kalau diliat dari akademiknya beliau bukanlah apa-apa tetapi
pengalaman dan cara berfikir yang membuat saya kagum padanya dalam
selah-selah kami bercerita beliau menceritakan tentang kematian. Disini
ada sesuatu yang unik dimana di pulau tersebut pernah ada kejadian aneh
dimana ada sekeluarga yang konon kematiannya berdekatan. Terus saya

46
bertanya “kenapa bisa berdekatan puto” dia bilang “dulu ada beberapa
orang disini ketika ada anak atau istrinya meningeal duluan terus ia
mengatakan sambil menunjuk kuburan itu dengan kata “tunggu 3 hari
kedepan saya akan menyusul” dan secara nyata 3 hari kedepannya orang
itu meninggal dan menyusul istrinya”
Sayapun terdiam dan berfikir kenapa bisa seperti itu dan saya bertanya
lagi “kenapa bisa sepeti itu puto” beilau menjawab “ saya juga tida tahu
kenapa bisa seperti itu dan masih menjadi misteri”. Sangat diluar nalar
bukann???
Secangkir kopi hitam menjadi saksi bisu akan percakapan kami waktu
itu,ada nasehat yang saya dapatkan beliau berkata “pentingkan adab
selalulah menghormati orang yang lebih tua dan jangan lupa kepada
sangpencipta” sebuah pesan moral yang ditujukan kepada saya membuat
saya termotivasi untuk melangkah lebih jauh lagi.
Dari sini saya beranggapan bahwa “seseorang yang tidak berpendidikan
bukan berarti bodoh karena kecerdasan tidak didapatkan dalam kelas
saja melainkan memalui pengalaman dan etika kita kepada sesama
manusia.”Dan saya dapatkan di dalam diri (puto pauding) semoga beliau
umur panjang dan bahagia selalu, aamiin.
Selain pak pauding masih banyak lagi orang-orang hebat yang saya temui
dan masyrakat masadian yang memiliki system kekeluargaan di suatu
pulau yang bisa di bilang sangat harmonis.
Masih tentang budaya masyarakat pulau ini biasaa ketika ada acara besar-
besaran masyarakat sini pasti melakukan tarian lulo yaitu tarian yang
dilalukan secara melingkar dengan mengenggam tangan serta menginjak-
injakkan kaki sesuai dengan alunan musik ini merupakan budaya suku
Tolaki sebagai bentuk rasa syukur dan tarian ini sebagai simbolis ketika
ada acara pernikahan dan acara besar lainnya. Beda lagi dengan tarian
dero yang merupakan tarian yang hampir sama dengan lulo cuman
gerakannya melingkar berlawanan arah jarum jam menari sambil
membalas-balaskan pantun yang saling sambung penyambung. Dan ini
adalah tarian tradisi suku bajo.

47
Pada malam itu bunyi electon music menandakan akan diakan tarian lulo
dimana semua masyarakat mulai berkumpul dan tiba saatnya orang-orang
melingkar kemudian ma’Lulo (istilah orang disana), dan sayapun
penasaran dan ikut mencoba ternyata sangat sulit terlihat gampang namun
menantang yahhh,ada banyak sekali warga yang ikut lulo malam itu tak
henti-hentinya mereka menajak kami mahasiswa KKN untuk masuk
kedalam lingkarang dan menari bersama

“ayo gabunggg ini budaya orang Sulawesi tenggara tidak ada di Sulawesi
selatan” ucap masyarakat pada saat itu.dan sayapun ikut bergabung,Cukup
mengurus tenaga dan keringatpun mulai bercucuran dikarenakan terlalu
lama mempelajari tarian lulo malam itu dan sayapun istirahat sejenak
sambil memperhatikan gerakan kaki
“lumayan menarik jugaa yah tradisi orang-orang sini “ ucapku pada saat
termenung.
Ternyata lulo ini bisa saja berlansung sampai pagi hari tapi tergantung dari
orang-orangnya

Sangat menarik yahh tarian yang satu ini dilakukan secara melingkar
sambil mengenggam tangan dan kemudian menginjak-injakkan kaki
ketanah dengan mengikuti irama musik dan musiknya sangat asik
sehingga siapapun yang mendengarkan akan ikut bergoyang.

“ jangan sesekali melupakan adat dan budaya leluhur kita karena tanpa itu
kita tidak akan tahu warna apa dan keunikan apa saja yang kita punya,
maka dari itu selagi masih ada jaga dan lestarikan”

Posko 01 pulau masadian ( Rumah)


Rumah ada tempat ternyaman bagi seseorang yang mengerti arti kata
“rumah” kemanapun kita berangjak sejauh manapun kaki melangkah
tempat kembali pulang hanyalah rumah.

Dari hari pertama kami sangat di sambut hangat oleh orang-orang dipulau
ini mereka semua sangat antusias terhadap orang luar yang datang kepulau
mereka, mereka sangat ramah dan sangat humoris terhadap kami

48
mahasiswa kkn, setiap kami jalan keliling kampung pasti masyarat disana
mengatakan “ayo singgah dirumah” siapa yang tidak bersyukur di
kelilingi oleh orang-orang baik bahkan ada beberapa warga yang
mengatakan “ kalau lapar dan mau tidur di rumah saja” hal yang sederhana
tapi membuat kami bahagia.
Ada banyak hal yang membuat moment-moment tersendirinya salah
satunya adalah pelaksanaan proker atau (program kerja) .adapun beberapa
departemen yang telah dibentuk :

 Departemen Agama : yang ditanggung jawapi oleh Fahmi & Meli


 Departemen Pendidikan : yang ditanggung jawapi oleh Nur Asma
Manissa
 Departemen Humas : yang ditanggung jawapi oleh Firsa
 Departemen Dokumentasi: yang di tanggung jawapi oleh Tinaa
 Departemen SDM : dan sumber daya manusia merupakan
tanggung jawab saya sendiri

Adapun pengurus inti posko 01 pulau masadian :

 Muh yunus atau sering kami sapa sebagai bang junet : sebagai
kordes (koordinator desa)
 Alvin : sebagai wakil kordes
 Nurul : sebagai sekretaris
 Lutvi ayu : sebagai bendahara

Setelah pembentukan struktural maka kamipun mengadakan seminar


proker yang di hadiri seluruh aparat desa dan tokoh-tokoh masyarakat
yang ada dipulau masadian.Ada banyak hal yang kami presentasikan
tentang proker kami.
Dari departemen pendidikan : Mengadakan LDK (latihan dasar
kepemimpinan)

Dari departemen Agama: membentuk majelis ta’lim dan mengadakan


yasinan disetiap minggunya
Dari departemen Humas : membuat seminar tentang sex education dan
literasi bisnis digital

49
Dan dari departemen SDM : membuat tong sampah dan produk local

Semua proker yang kami paparkan tentunya akan kami laksanakan


nantinya bukan hanya terfokus pada satu bidang saja atau kerja sesuai
departemen tetapi kami selalu bekerja sama untuk menyukseskan semua
program kerja sebagai bentuk pengabdian kami untuk desa masadian ini.

Selama 45 hari berkkn di kampung orang tidaklah selalu berjalan baik


tentunya ada banyak lika-liku yang kami hadapi. Tidak semulus apa yang
orang lain lihat kadang-kadang ada saja masalah internal kami di posko
yang membuat moment-moment tertentu,ada banyak sifat yang terdapat
pada kami ada yang keras kepala,ada yang malas,ada yang bodo amat dan
masih banyak lagi karakter yang harus diterima. Tetapi semua itu adalah
karakteristik dan warna yang membuat cerita ini seruh tidak asik bukan
jika hanya memiliki 1 karakter saja? Yahhh itulah kami berbeda-beda
namun tetap menjaga sistem kekeluargaan dalam posko dan menjaga
nama baik instansi masing-masing.
Akan tetapi terkadang saya merasa sedikit kesal kepada mereka yang tidak
bertanggung jawab atas tugasnya, dan sebagai anak KKN yang harus
menjalankan tugas sebagaimana betu-betul mengabdi kepada
masyarakat.Saya harus terjung lansung untuk membantu teman-teman
yang masih melawan egonya masing-masing sehingga berdampak kepada
program kerjanya.
Mungkin hal-hal tersebut sebagai warna yang menghiasi sebuah moment
yang akan di kenang kemudian hari, ada banyak suka duka, tangis tawa
yang membuat KKN kali ini istimewa.

Terkhusunya teman posko ku diposko 01 pulau masadian, dimana kita


yang baru saling kenal pada waktu itu kemudian dipermainkan oleh
semesta sehingga terciptanya sebuah cerita ini karena kami berasal dari
kampung dan suku yang berbeda-beda. Itu semua bukan sebuah
penghalang untuk tetap akrab antar sesama teman posko walaupun
awalnya masih canggung sih
Seiring berjalannya waktu kamipun sudah saling mengenal satu sama lain
dan melaksanakan program kerja kami disamping itu kami juga berbaur
dengan masyarakat masadian teruma bagi saya, yang awalnya sok akrab

50
dengan pemuda-pemuda disana , tetapi justru mereka sangat senang ketika
mereka disapa duluan dan diajak berbicara. “sebenarnya kami sangat
senang jika korang semua sapa kami” ucap Nardhi salah satu pemuda
disana.
Nah ada 2 orang pemuda yang saya sudah anggap sebagai kakak beliau
bernama Saiful Anwar atau sering kami sama sebagai kak Polleng beliau
adalah ketua karang taruna dan kak Muslimin yang kebetulan juga beliau
adalah imam di didesa itu, 2 pemuda ini adalah orang yang sangat sering
menolong kami ketika ada program kerja,Sayapun merasa sangat
bersyukur telah dipertemukan oleh 2 orang baik yang selalu mendampingi.
Masih banyak lagi orang-orang baik yang selalu ada ketika kami
membutuhkan bantuan karena masyarakat disana sangat antusias terhadap
kami Mahasiswa.

Tiba saat dimana proker saya dibidang SDM, saat itu saya mulai mencari
dron pertamina yang tidak terpakai untuk dijadikan sebagai tempat
sampah nanti kamipun keliling kampung untuk mencari dron bekas,berkat
kak muslimin kami mendapatkan 5 pasang drum dan kamipun lansung ke
tempat las untuk memotongnya menjadi 2 bagian setelah semuanya
terpotong kamipun kembali ke posko untuk istirahat dan berbincang-
bincang sekaligus saya belajar sedikit bahasa bajo. “ matangkas sekaliki”
yang artinya kamu sangat cantik. Lumayan untuk bahan gombalan hehehe

Seiring berjalannya waktu ada banyak moment indah yang mungkin akan
menjadi kenangan salah satunya adalah kebersamaan dengan pemuda-
pemuda masadian, mereka sering mengajak kami untuk nongkrong
bareng, ada sebuah rumah dimana disitulah kami sering kumpul-kumpul
pemuda disana sangat welcome terhadap kami mereka sering membuat
acara kecil-kecilan seperti makan es kelapa, bakar-bakar ikan dan minum
rosso( minuma extrajos yang di campur susu).
Pemuda disana kalau dilihat dari fisiknya mereka dari kecil sudah ada
yang bertato mungkin karena putus sekolah atau sebagai gaya,tetapi
walaupun terlihat sangar mereka semua sangat baik dan sangat solid,
bukan dari pemudanya saja para gadis-gadis desapun asikk dan ramah,
ketika saling berpapasan pasti mereka menyapa seperti “ kak sayyid”
sebuah sapaan yang ramah membuat jiwa terasa senang, selama kami

51
berada di pulau masadian kami merasakan kehangatan dan keharmonisan
masyarakat disana dan itu membuat saya selalu bersyukur.

Saat itu setelah mengumpulkan dron yang sudah banyak sayapun mulai
mencet satu persatu dron itu dengan warna kuning hitam, lalu saya pilox
nama kampus masing-masing dan kkn kerjsama sebagai penanda bahwa
kami sudah mengabdi dipulaui ini.

perpisahan
30 Agustus 2022 jam 4: 00 aku terbangun untuk melaksanakan sholat
subuh, udara yang dingin membuatku tak bisa tidur lagi maka dari itu aku
putuskan untuk jalan-jalan subuh sendirian, entah kenapa perasaan ini
tidak tenang dengan suasana gelap dan sepi aku masih berjalan menuju
jembatan bukan karena suasananya yang membuat perasaan ini tidak enak
tetapi ini adalah hari terakhir saya berada di pulau ini. Seketika itu
sayapun termenung di jembatan dan melihat kebelakang melihat kepulau
masadian yang sudah menjadi rumah saya selama 45 hari, waktu seakan-
akan mempermainkanku semesta kali ini tidak berpihak padaku “kenapa
begitu cepat” Tanyaku pada diriku sendiri waktu itu.

Tak lama kemudian datanglah kak muslimin dengan raut wajah sedih ia
mengetahui bahwa hari ini adalah hari perpisan, hampir saja meneteskan
air mata ketika beliau cerita atas rasa kehilangan nantinya ketika kami
pulang beliau berkata “ saya sangat sedih karena korang semua sudah mau
pulang pasti pulau ini akan sepi karena ditinggal oleh anak-anak KKN”
ucapnya waktu itu, mendengar itu saya juga ikut bersedih karena harus
meninggalkan orang-orang yang sudah saya anggap sebagai keluarga saya
dan kamipun sama-sama kemali ke posko untuk persiapan pulang.
Setelah menyiapkan barang-barang saya bersama teman-teman saya ke
rumah pak desa untuk membantu persiapan pulang.Ketika semuanya
sudah siap dan dosen yang menjemput kami sudah datang tibalah saatnya
perpisahan, moment ini adalah moment yang sangat sedih karena harus
berpamitan kepada seluruh masyarakat dan sayapun menjabat satupersatu
tangan masyarakat disana mereka semua merasa kehilangan karena
suasana sudah sedih sayapun ikut menangis.

52
Air mata ini jatuh dengan sendirinya, melihat warga masadian yang
antusias mengantar kepulangan kami, pelukan hangatpun saya dapatkan
dari beberapa warna itulah sebuah pelukan yang tidak akan saya lupakan.
Banyak dari mereka berpesan “ jangan lupa kembali, jangan lupakan kami
di masadian ini” mendengar itu air matapun terus bercucuran seakan-akan
ini adalah moment yang paling berkesan.
Masyarakatpun mengantar kami jembatan disana ada banyak sekali warga
yang berbaris di sepanjang jalan dan anak MTS dan anak SD yang belum
rela melaspkan
“kak sayyid kita tinggalmi disini” ucap bastiar sambil menangis melihat
hal ini saya sangat tersentuh bukan hanya bastiar sajaa melainkan teman-
temannya juga lari lalu memeluk saya moment yang sangat mengharukan
gimana saya bisa lupakan pulau ini kalau masyarakatnya sangat mencintai
kami. Di setiap langkah menuju ke jembatan tak hentinya anak-anak pulau
bergantian memeluk mungkin ini adalah pelukan perpisahan.Terimakasih
saya ucapkan kepada masyarakat masadian yang telah menganggap kami
sebagai keluarganya sendiri semoga ada waktu dimana kita dipertemukan
lagi.

“Rembulan yang memancarkan sinarnya telah redup


Gelapnya malam disambut meriah oleh sejuknya pagi

Dengan angin sepoi menamani kesendirian ini, Kemana aku harus


melangkah?
Rasa kekhawatiran telah menyelimuti Dengan dada yang sesak seakan-
akan paling tersakiti
Hujan badai ia telah lalui Dengan suara angin yang membisikan keluh
kesahnya

Langit jingga waktu itu memancarkan pesonanya sebagai simbol


keindahan pulau ini
Kini Aku telah telah berpamitan kepada ombak yang tidak
mengingingkanku pergi

53
Melangkah kedepan dengan rasa kekhawatiran yang terus terbayang

Keharmonisan ,kekeluargaan dan kasih sayang sudah kudapatkan


Akan tetapi sudah waktunya untuk sebuah perpisahan

Deraian air mata yang membasahi pipi menahanku untuk pulang


Pelukan hangat yang diberikan sebagai bentuk cinta dan kasih sayang

Tapi inilah semestinya. Datang yang pergi bertemupun akan berpisah


Ucapan selamat tinggal dan melambaikan tangan sebagai simbol
perpisahan.

Jika ada waktu semoga bisa berjumpa lagi, pulauku yang indah
“masadian.”

54
Pertemuan Arus ombak yang tak terlupakan

Oleh : Fahmi
Hari yang cerah tentu ditemani dengan secangkir kopi manis yang
manisnya seperti semerbak bunga mawar yang harum dan indah, ditemani
dengan sebuah makanan khas pulau kini kehidupan saya alami jauh
berbeda yang dulu ada kinipun apa adanya sehingga rasa sehingga rasa
syukur bermain pada diripun ikut bermutasi dalam kehidupan 45
kedepannya.
Tak terasa hari inipun adalah hari pertama yang menjadi topik
utama pembahasanku, ditemani dengan sejuta inspirasi yang tak kalah
menariknya yaitu pemandangan yang membuat hati tak pernah
melupakannya.Diripun terpukau melihat keindahan pulau masadian yang
mana diiringi lantunan suara ombak yang beriringan dan di selimuti oleh
birunya air laut dan putihnya pasir membuat diriku dan dirimu menyatu
bagaikan perahu yang memiliki tujuan.
Cahaya mentari bersinar tak terhingga, membuat air laut menjadi
biru dan bercahaya. Hari yang cerah adalah hari pertama saya dan teman-
teman mengelilingi pulau masadian yang mana memiliki keunikan
tersendiri yaitu pulau yang memiliki 5 dusun dan uniknya nama dusunnya
mengunakan angka seperti dusun 1,2,3,4 dan 5. Kamipun melakukan
perjalanan sambil observasi ke beberapa dusun di sepanjang perjalan kami
ke sekolah dan bertemu dengan beberapa anak-anak pulau yang sedang
bermain keleren(goli) bersama dengan teman-temannya dan melihat kami
lewat sehingga merekapun mengikuti kami dari belakang.

Anak-anak : “halo kak, kakak mau kemana?”


Saya : “halo adik-adik, kami mau jalan-jalan mengitari pulau
masadian sambil observasi juga sebagai bahan evaluasi
kami nantinya untuk buat program kerja.
Anak-anak : “kak boleh kami ikut sambil menjadi penunjuk jalan juga
yah kak.

Mba lutvi : “ohh….mau ikut juga yah dik adik, kalau begitu ayo kita
berangkat.

55
Anak-a nak : “okey kak, let’s go

Saya :“oke, yuk kita berangkat


Kamipun melanjutkan perjalanan untuk mengitari pulau bersama
anak-anak desa dengan jumlah yang sangat banyak untuk mengelilingi
desa mulai dari dusun 1 sampai dusun terakhir yaitu dusun 5.Suasa yang
sangat luarbiasa bagi kami selaku anak KKN yang baru pertama kali
menginjak pulau dan kamipun di sambut oleh warga dan anak-anak
dengan baik dan tentunya warga di pulau masadian orangnya ramah-
ramah dan kamipun saling sapa menyapa dan tentunya mereka
memberikan respon yang sangat baik dan memuaskan untuk kami selaku
orang baru di pulau itu.

Kamipun melewati kantor desa dan bertemu salah satu warga yang
bernama pak muslimin dan saya beserta teman-teman saling sapa menyapa
dengan beliau dan akhirnya beliau menjadi pemandu jalan untuk
mengelilingi pulau masadian.
Pak muslimin :”assalamualaikum wr. wb. Mau kemana ini?”

Saya :”waalaikum salam wr.wb. mau jalan-jalan ini pak sambil


kami observasi dan silaturahmi dengan warga.

Pak Muslimin :”ohhh….mau jalan-jalan yah kalau begitu bisa saya temani
jalan sambil saya tunjukkan beberapa rumah kepala dusun
dan rumah tokoh masyarakat?
Bang Alvin :”Alhamdulillah kalau bapak mau membawa kami, tapi
tidak merepotkan ji pak ini sempat ada kesibukanta.

Pak Muslimin :”Bah tidak ji, kebetulan tidak adaji kesibukan ini hari.
Fahmi :”Alhamdulillah kalau begitu pak.

Pak muslimin pun mengantar kami keliling menelusuri pulau


masadian dan masyarakat antusias menyambut kami.Tak terasa hari
semakin sore dan kamipun pulang ke posko untuk siap-siap
mandi.Sesampai di posko kamipun di panggil oleh anak-anak untuk mandi
di dermaga.

56
Saya :”gays anak-anak ngajak kita mandi-mandi di dermaga.

Bang Junet :”bah iya fahmi, sementara kami ganti pakaian juga.
Saya :”okey bang.

Sayyid :”bang Alfin….turun juga toh mandi-mandi?


Saya :”Ayo Bang kayaknya seru nih kita mandi-mandi ini sore
sambil kita cari lobster juga yah nanti bersama anak-anak.

Bang Alvin :”Kayanya saya nda turun nih karena lagi sakit perut nih
tapi saya jalan-jalan ji nanti ke dermaga untuk lihat kalian
mandi-mandi.
Saya :”Bah siap bang, semoga cepat sembuh sakit nya yah bang

Bang Alvin :”Aamiin ya rabbal alamiin, makasih doanya Fahmi.


Saya :”Bah siap bang.

Setelah menganti pakaian, kamipun bersegerah ke dermaga


bersama adik-adik yang ada di pulau itu dan sesampainya kami di ujung
jembatan. Tiba-tiba bang Junet langsung loncat ke air, saya dan anak-anak
juga loncat ke air untuk mandi-mandi.

Bang Junet :”Wow, segar sekali airnya Fahmi.


Saya :”Iya gah bang, kalau begitu aku meluncur juga bang.

Bang Junet :”okey dehh.


Sayyid :”Saya juga mau turun deh
Bang Alvin :”Turun mi juga Sayyid nanti saya menyusul

Sayyid :”Siap bang Alvin.


Bang Alvin :”Okey dehhh.

Beberapa menit kemudian bang junet pun berenang dengan


gembira dan bahkan sudah jauh dari ujung jembatan dari tempat
permandian anak-anak, tak lama kemudian sayapun turun juga dan
ternyata saat turun diripun kewalahan dibawah karena ternyata tempat

57
yang saya turungi adalah tempat pertemuan arus kanan dan kiri pulau
sehingga saya sedikit terbawa arus sehingga saya sedikit terbawa arus dan
dengan cepat saya berenang ke jembatan dengan sekuat tenaga dan
Alhamdulillah dengan usaha yang semaksimal mungkin dan bantuan dari
salah seorang anak yang bernama charli akhirnya diripun bisa selamat dari
derasnya arus.
Saya :”dek, bisa tarik saya naik ke atas karena saya terbawa arus.

Charli :”Bisa, kak bisa pegangan di tanganku kak baru saya tarik
ke atas?
Saya :”bisa dik

Saya pun diagkat ke atas oleh Charli dan alhasil sayapun bisa naik
ke atas dermaga dengan selamat atas bantuannya. Tak lama kemudian
saya melihat bang Junet sudah jauh dari permukaan jembatang dan tiba-
tiba bang Junet teriak untuk meminta pertolongan.

Bang Junet :”oehhhh….. tali……tali…….!


Saya :”ohh…. Mungkin bang junet lagi dapat tali nih dibawa
laut.

Bang Alvin :”Kayaknya sih iya deh Fahmi, Bang Junet dapat tali
disana sehingga ia teriak terus tali…..sampai beberapa
kali bang Junet teriak terus tali.
Beberapa menit kemudian bang Junet berteriak lagi dengan
mengatakan tali……tali dan salah satu teman kami langsung sadar yaitu
bang Alvin bahwasanya bang Junet lagi meminta pertolongan.
Bang Alvin :”Oke bang tunggu aku disana untuk menolongmu

Saya :”Lah….bang Junet kukira tommi saya dapat tali ternyata


lagi minta tali untuk di tarik ke jembatan.
Sayyid :”Astagfirullah Fahmi nda boleh bilang begitu, dia lagi
minta pertolongan dan kita sesama manusia harus saling
tolong menolong ketika ada saudara kita yang
membutukan pertolongan.

58
Saya :”bahh…. Siap pak ustdz…!

Bang Alvin pun buru-buru untuk menolongnya, dan ternyata


sesampainya disana bang Junet sudah kelelahan di bawah air karna begitu
kencangnya arus di bawa laut sehingga membuat bang Junet lemas dan
kakinya mengalami keram ketika hendak berenang ke tepi jembatan. Dan
tak lama bang Alvin yang menolong akhirnya ditolong juga karna ia
terbawa arus yang kencang bersama bang Junet, sehingga iapun berteriak
minta pertolongan kepada warga.
Bang Alvin :”Oehh….tolong……tolong….yang ada disana minta
tolong dulu ambil tali karena kami kecapean berenang
ketepi jembatan.

Saya :”okey bang siap.


Diripun berlari meminta bantuan kepada pemuda dan warga yang
ada di tepi pantai dan ada 2 pemuda yang langsung berlari ke jembatan
dan turun ke laut untuk menyelamatkan teman kami dan alhasil teman
kami bisa di evakuasi dengan keadaan baik-baik saja.

59
Meriahkan Pesta di Pulau Kecil

Oleh : Firsa septiana rusli


Pada suatu hari di sebuah pulau kecil yang mempunyai penduduk
ribuan. Pulau ini berada di tengah laut. Pulau ini bernama Pulau Masadian
yang berada di kecamatan menui kepulauan, Kabupaten morowali,
provinsi sulawesi Tengah. Di desa ini terdapat banyak penduduk, warga-
warga disini sangat ramah jika kedatangan tamu dari luar, mereka sangat
baik, solidaritas dan kebersamaan sangat tinggi.di desa ini salah satu
tempat KKN Kerjasama 3 Kampus agama yaitu IAIN Kendari, IAIN
Parepare, dan UIN Khas Jember. Disini saya akan bercerita tentang
memperingati hari kemerdekaan. Pada kegiatan pesta rakyat di desa
Masadian Pembukaan pesta rakyat ini pada tanggal 10 Agustus 2022
dalam memperingati hari kemerdekaan 17 agustus yang ke-77 di gelar di
Desa Masadian. Mereka sangat antusias dengan kegiatan yang digelar oleh
panitia pesta rakyat, pesta rakyat ini berlangsung di sore hari dan upacara
pagi hari di lapangan depan sekolah MTs Al-Ikhlas Masadian warga yang
mengikuti upacara ini ada 5 Dusun dengan aparat-aparat desa serta karang
taruna. Pesta rakyat ini dibuka dengan penendangan bola pertama oleh
Kepala Desa Masadian di tandai dengan pemukulan gong.

Pembukaan ini berlangsung sampai pada tanggal 21 Agustus 2022,


adapun cabang lomba yang di adakan terbagi menjadi 2 cabang yaitu
lomba cabang olahraga dan kesenian.Lomba cabang olahraga terbagi
menjadi lomba futsal, bola voly putra dan putri, badminton,dan tenis
meja.Lomba cabang olahraga di alihkan kepada desa setempat sedangkan
lomba kesenian terbagi menjadi 3, yaitu keagamaan, kesenian, dan happy
fun lomba kesenian di alihkan kepada anak KKN. Pada lomba keagamaan
ini meliputi lomba adzan, hafalan surah-surah pendek, tadarrus, di tingkat
SD dan MTs. Lomba kesenian terbagi 3 yaitu senam Kreasi, karaoke, dan
puisi. lomba ini di adakan sore hari dan di pagi hari di lakukan upacara 17
agustus 2022 setelah upacara di berlangsungkan di lanjutkan dengan
pawai dari lapangan jalan putari setiap dusun mulai dri dusun 1 sampai
dusun 5 dan kembali lagi ke lapangan. Dalam memperingati hari 17
Agustus ini masyarakat bernyanyi sambil berjalan yang dinyanyikannya
itu lagu hari kemerdekaan dan Indonesia tumpah darahku warga disini

60
sangat semagangat jika ada perayaan atau kegiatan besar yang di lakukan
di desa ini. dan Lomba happy fun yaitu, lomba lari kelereng, parut kelapa.

Dengan adanya kegiatan ini masyarakat setempat sangat antusia


mengikuti lomba ini, untuk senam setiap dusun berlatih di pagi hari dan di
sore hari.Saya sendiri ikut senam jika ada yang latihan dalam hal ini ibu
sangat senang jika kami ikut senam bersamanya.Dengan berlangsungnnya
kegiatan ini lomba futsal di adakan setiap hari dan hampir seluru
masyarakat di desa masadian ini menonton futsal dan ada beberapa
masyarakat yang menjual makanan dilapangan sekaligus menenton
pertandingan.Pemain bola futsal ini bertanding melawan antar dusun.
Setelah futsal di lanjut lagi bola voly putri dan putra bola voly putri di
lakukan di pagi hari sedangkan voly putra dilakukan di sore hari tempat
yang sama yaitu dilapangan.

Masyarakat disini adalah suku Bajo, salah seorang masyarakat


disini berkata kami disini buka Bajo Asli, tapi mereka disini menggunakan
bahasa daerah yaitu bahasa bajo, saya bertanya kepada salah satu warga
yang berada di desa tersebut, ibu itu bernama Ibu Ira. Saya pun bertanya
ke ibu ira ucap saya: bahasa daerahnya main bola voly itu apa bu?, Lalu
ibu ira menjawabnya: “kuri golu voly? Kami belajar sedikit mengenai
bahasa bajo. Di setiap sorenya futsal di pertandingkan dan setelah
pertandingan futsal sudah mendapatkan juara 1,2,3, dan 4. Futsal ini di
ikuti oleh tim pemdes, karang taruna, antar dusun SD dan MTs.
dilanjutkan lagi lomba voly putri yang dilakukan di pagi hari dan voly
putra yang dilanjutkan di sore hari. Lomba voly putri ini di pertandingkan
setiap dusun dan mahasiswa(i) KKN ikut bergabung di setiap dusun. Dan
setiap dusun mempunyai baju tersendiri anak kkn mendapat baju voly
juga.Dan badminton di mulai siang dan malam.Lomba badminton ini
diadakan di gedung olahraga tidak jauh dari lapangan.Adapun tenis meja
di lakukan di siang hari.Tenis meja ini berada di tempat kantor desa.
Mahasiswa ikut di lomba tenes meja juga, dan jika lomba tidak
berlangsung kami mahasiswa ke kantor desa untuk main tennis meja.
Setelah cabang lomba olahraga dilanjutkan dengan lomba kesenian
dan jurinya setiap lomba kesenian masing-masing lomba 3 juri terkecuali
happy fun sistem gugur. Yang dimulai dari lomba keagamaan, lomba

61
pertama berlangsung adalah Tadarrus, anak-anak disini sangat antusias
ikut lomba keagamaan ada 2 tingkatan yaitu tingkat SD dan MTs. lomba
di hari ke-2 hafalan surah-surah pendek yang di ikuti tingkat SD, lomba di
hari ke-3 lomba adzan yang di ikuti tingkat SD dan tingkat MTs, ada
seorang anak telat mendaftarkan diri untuk ikut lomba, anak tersebut
sangat ingin ikut lomba tetapi terlambat mendaftar, sebelum itu anak ini
sudah ikut lomba adzan dan dia juara 1 pada perlombaan d bulan-bilan
sebelumnya akan tetapi karena dia terlambat sehingga tidak mengikuti
lomba adzan dan dia sangat sedih bahkan sampai menangis ujar ibunya.
Betapa sangat antusiasnya ingin ikut lomba adzan ma shaa Allahdan
lomba keagamaan yang terakhir tampil adalah lomba sholawat. Lomba
sholawat ini sempat terjeda 2 hari karna lomba ini di adakan d panggung
dan kami tunggu kain yang akan di bawakan oleh ibu desa dari kota.
Setelah lomba keagamaan dilanjutkan dengan lomba kesenian
yang lombanya itu adalah lomba puisi dan senam kreasi, lomba puisi
dikuti tingkat SD dan MTs dengan menggunakan tema tentang
kemerdekaan. Dan lomba senam Kreasi yang di ikuti oleh Ibu-ibu setiap
dusun dan tingkat MTs. Sebelumnya di bulan lalu sudah di adakan lomba
senam juga akan tetapi lomba senam di bulan lalu terdapat kekacauan,
karena sistem penilaiannya kurang sesuai dengan ekspetasi ibu-ibu, maka
dari itu penanggung jawab kesenian di alihkan kepada anak kkn sehingga
anak kkn yang mengatur lomba kesenian. Sebelum lomba kesenian ini di
pertandingkan sudah ada 6 grup yang mendaftar akan tetapi ,masih ada
yang ingin mendaftar sedangkan pendaftaran saja sudah di tutup dan ibu-
ibu setiap dusun mendengar sehingga mereka mendatang posko untuk
bicara bahwa tidak di buka lagi pendaftan. Mereka kira kami akan
membuka perdaftaran untuk 1 grup yang ingin mendaftar padahal kami
selaku penanggung jawab tidak membukakan pendaftaran karna
berhubung pendaftarannya juga sudah tertutup, entah mereka dapat kabar
darimana kami mau membuka padahal kami tidak membuka pendaftaran
lagi. Tetapi kami sudah membicarakan dengan baik sehingga tidak terjadi
keributan hanya kesalahpahaman kecil saja. Grup yang akan mendaftar itu
meminta tampil saja tapi tidak di masukkan dalam lomba. Mereka hanya
menampilkan senamnya.

62
Lomba ini berlangsung di malam hari dan di hari pertama di
tampilkan lomba puisi dan yang kedua lomba senam kreasi di tampilkan 2
malam, dan karaoke di tampilkan 2 malam . Pada penampilan karaoke
yang di ikuti oleh anak muda, bapak dan ibu yang berada di desa
masadian. Lomba happy fun ada 2 yaitu lomba lari kelereng dan lomba
parut kelapa.Lomba lari kelereng ini di ikuti tingkat SD dan MTs dan
pemerintah desa (Pemdes) serta anak KKN juga ikut memeriahkan lomba
ini. Sedangkan lomba parut kelapa di ikuti oleh dusun dusun disini, parut
kelapa disini games yang pertama kali saya liat dan sangat unik, saya
mengatakan sangat unik karena yang bisa ikut games ini adalah sepasang
suami istri, istri yang kupas kelapanya suami yang parut kelapa.
Ucap seorang warga disini : “ini terbalik seharusnya yang kupas kelapa
suaminya dan parut kelapa istrinya ini malah kebalik hehehehehe...”.

Setelah selesainya penampilan lomba kesenian akan di umumkan


lomba juara sekaligus perpisahan anak KKN yang berada di desa
Masadian. Pengumuman lomba di adakan di malam hari selaku panitia
pesta rakyat menyiapkan dua hari sebelum pengumuman lomba, piala
yang di berikan sekitar 67 buah piala untuk juara pertama, kedua, ketiga
dan keempat. Selain itu ada juara harapan satu, dua dan tiga, dan ada
bingkisan buat yang telah ikut sebagai peserta dan terdapat piagam
penghargaan untuk lomba keagamaan dan lomba puisi, di khususkan
kepada tingkat SD dan MTs.
Setelah pengumuman dan pembagian hadiah di berlangsungkan
dengan acara perpisahan mahasiswa KKN, perpisahan ini banyak
mengeluarkan air mata, entah dari warga ibu, bapak serta adik-adik yang
sangat dekat selama berkkn di desa tersebut.Awalnya penampilan video
awal perjalanan menuju ke desa masadian sampai malam
perpisahan.Dengan diputarnya lagu perpisahan yang membuat air mata
menetes membasahi pipi. Setelah itu dilanjutkan dengan berjabat tangan
desan seluruh warga yang berada di desa masadian tepatnya di depan
kantor desa. Kami berjabat tangan dan kami sangat bersedih baahkan
menangis karna perpisahan.“Dimana ada pertemuan pasti ada
perpisahan”.

63
Saling berjabat tangan dan untuk meminta maaf jika selama ini ada
kesalahan selama berkkn di tempat ini baik itu kesalahan yang di sengaja
maupun tidak di sengaja.Ada seorang siswa atau adik yang bernama reva,
juwita, zahra, dan dewi. Mereka bercabira kepadaku
Juwita : kakak sudah mau pulang?

Ujarku : iya adik kaka sudah mau pulang di kendari.


Lalu temannya juga ikut berbicara

Dewi : kaka jangan lupakan kami yah kalau sudah pulang


Ucapku: iye adikku tidak akan kakak lupa, kalian juga jangan lupakan
kaka yah...

Zahra : kalau kaka sudah pulang berarti nggak ajar mengaji lagi dimesjid...
Saya pun sedih mendengar zahra berkata seperti itu, selepas itu saya
memeluk mereka dan berkata rajin belajar, dan rajin mengaji jangan malas
ke sekolah supaya suatu saat nanti bisa jadi orang yang sukses yah...

Mereka semua menjawab : iya kak,


Dan bergilir lagi ke ibu-ibu saling bersalaman dan ibu Ira, ibunya Afda,
ibu desa, dan ibunya Difa, bersalaman dan saya memeluk mereka karna
selama ini mereka baik sama dan seluruh warga disini sangat baik

Saya bercakap : ibu jangan lupakan kami kalau kami sudah balik ke
kendari lagi... disitulah air mata tak tertahan sehingga saya bersedih. Pesan
singkat saya melalui tulisan ini warga yang berada di desa masadian
sangat baik dan saling merghargai satu sama lain dan di desa ini mempu
nyai solidaritas yang sangat tinggi merekah semua ramah terhadap
mahasiswa yang telah berkkn di desa ini terimakasi yang sebesar-besarnya
karena telah menerima kami berkkn dan menjalankan salah satu program
matakuliah kami.

64
Perjalanan Membawa Berkah

Oleh: Alvin
Pagi itu kami sampai di pelabuhan bête-bete, kami pun singgah
istrahat dirumah keluarga untuk menunggu jemputan dari teman-teman
yang ada di Sulawesi tengah.Tak lama kemudian teman kami pun datang
dan lansung membawa kami ke tempat mereka tinggal. Sesampainya
disana kami berdiskusi tentang proposal dan kapan kami akan melanjutkan
perjalanan ke kota bungku. Kami pun menyepakati bahwa hari ini kami
membawa proposal ke PT. IMIP dan esoknya baru ke kota bungku.
Pada siang hari kami ke kantor PT. IMIP untuk menyerahkan
proposal yang telah kami buat, sampai di kantor kami bertemu dengan
petugas dan langsung menyerahkan proposal tersebut, petugas pun
mengatakan bahwa esok kalian kembali dan menerima bantuan terkait apa
yang telah kalian usulkan ke kantor kami.
Setelah itu kami kembali ke tempat tinggal teman-teman yang ada
di sulawesi tengah untuk beristrahat. Tak terasa malam pun tiba, kami
dibawa keliling di area kawasan PT.IMIP melihat suasana area
perindustrian, dan kami singgah di salah satu warkop hanya untuk sekedar
menikmati suasana malam sembari minum secangkir kopi dan
berdiskusi.Setelah menikmati suasana kami pun kembali ke tempat tinggal
sementara kami.

Esok harinya, di pagi hari kami bersiap-siap untuk kemudian


melanjutkan perjalanan ke kota bungku. Namun sebelum itu sesuai
kesepakatan kami kemarin bersama petugas kantor bahwa datang ke
kantor mereka untuk menerima bantuan dari mereka dan Alhamdulillah
kami diberi bantuan sebanyak lima juta rupiah. Setelah itu kami pun
langsung melanjutkan perjalanan ke kota bungku. Di tengah perjalanan
kami sesekali hamparan lautan yang luas dan pegunungan yang ditumbuhi
oleh berbagai macam pohon yang kami tidak tau namanya. Jalan yang
kami lewati begitu menantang karna ini adalah kali pertama datang di
Sulawesi tengah, banyak pendakian yang harus dilewati dan jalan yang
berbelok-belok, sesekali motor yang kami pakai mogok karena sudah tua.

65
Namun dengan niat dan tekad yang kuat kami bisa sampai di kota bungku
dengan selamat.

Tepat pukul 16:45 wita kami sampai di kota bungku dan singgah di
salah satu kios untuk membeli dan minum aqua sembari menelfon
keluarga yang ada di kota bungku. Setelah beberapa menit kami pun
langsung menuju rumah keluarga dan beristrahat sampai esok hari.

Pada malam hari kami silaturahmi bersama pak kadis perumahan


kabupaten morowali. Kami banyak bercerita, bertukar pikiran, dan
menyampaikan maksud kedatangan kami di kota bungku. Setelah bercerita
panjang lebar sampai larut malam, pak kadis pun pamit pulang dan kami
pun kembali ke tempat istrahat kami.

Pagi pun tiba, kami langsung bersiap-siap untuk menyebar


proposal ke instansi-instansi pemerintahan mulai dari kantor bupati, dinas,
kemenag dan beberapa instansi lainnya. Respon mereka pun kepada kami
Alhamdulillah sangat baik dan memberikan kami bantuan terkait proposal
yang telah kami berikan. Setelah itu kami pun pergi ke beberapa anggota
dprd morowali yang telah kami hubungi, respon mereka pun sama dengan
instansi yang telah kami temui.

Setelah semua proposal selesai kami sebar, kami langsung kembali


ke desa bête-bete tempat kami menyimpan kapal, dikarenakan waktu juga
sudah menunjukkan malam hari. Perjalanan kembali ke desa bête-bete
adalah hal yang paling menarik dan menantang buat kami dikarenakan
motor yang kami bawa tidak ada lampunya. Meskipun begitu berkat
perjuangan, kesabaran, tekad dan niat yang kuat kami sampai juga di
tempat tujuan.
Malam hari tepat jam menunjukan pukul 22:00 wita kami sampai
di desa bête-bete. Kami pun beristrahat sejenak untuk melanjutkan
perjalanan lewat jalur laut menuju desa masadian.Ditengah perjalanan
gelap gulita yang hanya disinari oleh kerlap kerlip bintang, ditambah
angin kencang, ombak besar, hingga kami semua basah karena sesekali air
laut masuk ke dalam kapal yang kami pakai.Sehingga oleh keadaan cuaca
tersebut kami harus singgah di desa Sainoa karena untuk melanjutkan
perjalanan ke Masadian rasanya sulit dan tidak bisa dipaksakan.Tepat

66
pukul 01:00 wita kami sampai di desa Sainoa dan lansung beristrahat
dirumah keluarga setelah melewati ujian perjalanan pada gelapnya malam.

Setelah melewati malam yang panjang, akhirnya pagi pun tiba.


Kami disuguhkan dengan secangkir kopi hangat buatan masyarakat desa
sainoa. Setelah bercerita, bersua, menikmati kopi bersama masyarakat
sainoa kami kemudian pamit untuk melanjutkan perjalanan ke desa
masadian.

Ternyata ombak di laut malam, serupa yang kami temui


diperjalanan pagi ini.Namun, dengan segenap harapan kami berpacu
dengan ombak, sebagai wujud pemenuhan harapan yang menungu kami di
pulau itu.Sejam diombang ambing oleh ombak hingga membuat seluruh
pakaian yang melekat ditubuh basah oleh gempuran air laut.

Adagium bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian, merupakan


gambaran yang kami alami selama perjalanan kami mengais rezeki untuk
kebutuhan kegiatan pesta rakyat di Masadian.Bagaimana tidak, sebab
dengan kerah perasaan ini sewaktu berangkat namun sewaktu balik
terdapat rasa kegirangan yang begitu penuh makna.

P. Yaqub :”Bagaimana perjalanan ta’ ke Bungku, Ndak kencang ji


ombak?”.
Alvin :”MasyaAllah..Seru, cuman ombaknya besar sekali pak.”

P. Yaqub :”Adaji didapat waktu ke Bungku?”.


Alvin :”Ada-ada ji om, tapi ndak seberapa.”

Setiba di Masadian, kami dan beberapa rombongan lainnya


bercerita dan bersendagurau terkait perjalanan kami selama di
Bungku.Setelah itu, karena perasaan mengantuk dan kelelahan kami
bergegas bersih-bersih diri lalu mengistirahatkan tubuh yang terlalu rindu
dengan kasur.

Keesokan harinya, ternyata segala persiapan kegiatan betul-betul


diperhatikan guna bagaimana menyukseskan kegiatan pesta rakyat di
Masadian ini.
Saya :”berapa kali diadakan pesta rakyat disini.”

67
Kak polleng :”begini, sebenarnya pesta rakyat ini setiap tahun
diperingati. Cuman dalam bentuk upacara saja.Namun,
kalaupun ada dari bidang keolahragaan paling cuman
futsal saja.Tapi untuk tahun ini, baru pertama kali
diadakan kegiatan seperti ini yang betul-betul begitu
banyak cabang lomba dan bukan hanya dari cabang ke
olahragaan saja tapi dari sisi keagamaan pun itu
diperlombakan.Artinya, dari kegiatan ini kita bisa ukur
bahwa antusias masyarakat untk menyukseskan kegiatan
ini dan totalitas seluruh panitia menandakan bahwa
semangat nasionalisme tetap mengalir dalam setiap insan
meskipun diwarnai oleh kegiatan olahraga dan kegiatan
keagamaan.”
Saya :”Jadi baru pertama kali diadakan kegiatan ini?”

Kak Polleng :”Iya, baru pertama kali.”


Saya :”Serius eee..”

Kak Polleng :”Iya, duarius.”


Percakapan yang gurau itu ditengah segala kesibukan untuk
mempersiapkan kegitan pembukaan pesta rakyat di Masadian menjadi
sebuah dialektika yang apik untuk dikenang.Segenap panitian dibagi
berdasarkan bidang-bidang tertentu sesuai dengan tupoksinya.Diantaranya
dibidang konsumsi, dibidang operator, dibidang perlengkapan, dan bidang
humas.Mereka menjalankan tugas dengan segenap hati untuk bagaimana
mengawal dan menyukseskan kegiatan ini.
Hari yang ditunggu telah tiba, dimana kegiatan dari pembukaan
pesta rakyat Masadian begitu meriah dengan punuh
kesederhanaan.masyarakat datang berbondong-bondong lalau seluruh
peserta baik dari bidang olahraga maupun bidang keagamaan turut andil
memeriahkan dan mengikuti acara seremonial pembukaan pesta rakyat.
Dalam pembukaan acara itu baik dari babinsa terkhusus kepala desa
menyampaikan pesan terhadap segenap pihak penyelenggara kegiatan
uatamanya peserta bahwa kegiatan ini dibuat sebagai ajang memupuk tali
silaturrahmi dan bagaimana memperkuat semangat solidaritas antar dusun

68
dibungkus dengan semnagat nasionalisme.Selain itu, sikap sportifitas antar
peserta harus pula ditekankan guna menghindari hal-hal yang tidak
dinginkan.
Kegiatan pun berlangsung sesuai dengan rundown acara yang telah
dibuat, baik dari olahraga, keagamaan, maupun kesenian.kegiatan pun
berlangsung dengan penuh hikmat dan diwarnai dengan antusias
masyarakat yang begitu tinggi sehingga membuat kegitan ini begitu
megah dan besar.Namun dari beberapa bidang kegiatan ternyata domain
masyarakat itu lebih antusias dibidang kesenian, utamanya dalam
perlombaan senam kreasi dan karaoke.Saya selaku juri dari perlombaan
ini, merasa di podium dangdut academi mengingat ratusan bahkan ribuan
masyarakat yang hadir untuk menyaksikan beberapa perlombaan dibidang
kesenian ini, utamanya di lomba karaoke dan senam kreasi.

Selang beberapa waktu kegiatan berlangsung, tak terasa waktu


berlalu begitu cepat.Pembukaan yang begitu meriah dan megah, dilain sisi
diacara penutupan tak kalah hebohnya dan meriah sebab seluruh
masyarakat, utamanya peserta menantikan suatu pengumuman yang
dinanti-natikan.Yaitu pengumuman para juara setiap pertandingan yang
diperlombakan, baik dari bidang olahraga, keagamaan, dan kesenian.

Segenap hanturan terima kasih saya sampaikan kepada seluruh


sivitas masyarakat utamanya aparatur desa yang setia dan tetap spirit
untuk membersamai bagaimana menyukseskan kegiatan ini.Apresiasi juga
kepada segenap panitia yang rela mengorbankan pikiran dan tenaga guna
bagaimana membuat kegitan ini tetap berjalan sehingga segala hal yang
bersangukutan dengan acara ini dapat terpenuhi dan terlaksana sesuai
dengan rundown acara yang telah dibuat.

69
Kerang Yang Pecah

Oleh : Muhammad Yunus


Deretan ombak dipagi hari dengan kicauan burung cemar serta
mentari yang selalu senyum membuat membuat Agustus menjadi bulan
yang begitu beda dengan bulan yang lain.sehingga Agustus menjadi
momen berharga dalam kehidupan saya. Coretan tangan ini, dibuat oleh
salah satu mahasiswa yang mengikuti Kuliah Kerja Nyata Kolaborasi
Nusantara Moderasi Beragama (KKN-KNMB) disalah satu pulau mungil
di Provinsi Sulawesi Tengah Kabupaten Morowali Kecamatan Menui
Kepulauan Desa Masadian.Daerah yang masih alami oleh sentuhan
tangan-tangan kotor manusia yang tidak bertanggung jawab.

Program KKN-KNMB merupakan terobosan baru dilingkup


Perguruan Tinggi Negeri Keagamaan sehingga menuai hasil yang
diharapkan masyarakat setempat. Program ini sebetulnya sudah di rancang
oleh beberapa kampus PTKIN salah satunya UIN KHAS Jember, IAIN
Parepare, dan IAIN Kendari, sehingga mereka sepakat melakukan MoU
(Memorandum of Understanding) terkait kuliah kerja nyata bersamaan
disalah satu daerah yang menjadi spot utama melakukan pengabdian di
masyarakat. Program ini sebetulnya merupakan bentuk murni daripada
pengabdian terhadap masyarakat guna bagaimana melaksanakan dan
menunaikan nilai-nilai yang tertuang dalam Tri Dharma perguruan tinggi.
Beberapa pulau menjadi lokasi program KKN-KNMB, diantaranya
Pulau Masadian, Pulau Tengah, Pulau Tiga, dan Pulau Mbokita. Diantaran
keempat pulau ini masing-masing memiliki keunikan
tersendiri.Khususnya Masadian yang menjadi lokasi posko saya, terdapat
beberapa kearifan lokal dan keunikan tersendiri. Sebetulnya di Masadian
yang mengherankan para pendatang baru itu terkait kondisi geografis dan
jumlah kuantitas penduduk yang mendiami pulau tersebut :
Saya : “Pak, berapa jumlah penduduk di sini?”

Sekdes : “Anu nak, sebetulnya tidak seberapa jumlahnya


penghasilan disini ketimbang penduduk, sebab disini luas
pulau cukup kecil lalu di tambah dengan jumlah penduduk
yang sangat banyak.

70
Saya : “Berapa memang luas pulaunya ini pak?

Sekdes : “Luasnya ini, kalau Panjang 750 meter sedangkan lebar


50 meter. Lalu jumlah penduduk mengahampiri 3 ribu jiwa.
Saya : “MasyaAllah, banyak sekali pale penduduknya.

Pecahan kerang diterpa ombak lalu suara angin bergemuruh tiada


henti.gambaran kecil terkait kondisi geografis masadian. Tiap tahun, tiap
bulan dan tiap musim mengalami gempuran keras oleh cercaan ombak
sehingga, tiap tahun, tubuh mungil dari pulau masadian terus mengalami
luka tiada tara. Panorama ini menjadi catatan kritis bagi seluruh sivitas
masyarakat Masadian untuk melakukan perawatan dan pembenaan agar
tubuh mungil dari pulau Masadian menjadi warisan Tuhan sediakala.
Saya :”Pak, bagaimana sika desa melihat kondisi terkini pulau,
apakah tidak ada rancangan untuk menanggulangi hal
tersebut?”

Pak Desa :”Begini nak,sebenarnya terkait masalah itu, kami sekarang


telah melakukan permohonan proposal terhadap pemkab,
guna bagaimana menanggulangi abrasi yang terjadi dipulau
ini. Dan alhamdulillah, beberapa tim pengawas lapangan di
dampingi oleh Dinas PU untuk melakukan survai lokasi.

Saya :”Rancangan seperti apa memang mau di buat ini pak?


Pak Desa :”Kami rencana melakukan pemasangan batu gajah di
sekeliling pulau untuk menahan hamtaman deras ombak di
setiap musim.

Pohon kelapa menari-menari akibat pesan yang disampaikan oleh


angin, hingga makna alam sulit terpahami, dan makna itu sulit
tersampaikan oleh kata.Kondisi setiap tahun Pulau Masadian begitu miris
akibat pencemaran lingkungan yang tidak diperhatikan oleh masyarakat
setempat.

Saya :”Buk, tidak adakah pengelolaan sampah disini?”


Ketua PKK :”Nak, begini, sebenarnya itu masalah sampah sulit sekali
disadarkan masyarakat karena mereka tidak peduli

71
terhadap sampah. Jadi, saya selaku ketua PKK, dengan
hasil pembicaraan internal kami dan dikordinasikan
dengan aparatur desa sepakat melakukan kerja bakti setiap
hari Jum’at.Dan itu bisa mengurangi sampah-sampah
yang berserakan di jalan jauh sebelum program ini
terlaksana.Beda dengan hari-hari sebelumnya kondisi
pulau betul-betul daerah yang tak layak huni, sehingga
dengan adanya pembersihan ini menjadi salah satu
terobosan baru guna mengurangi dan menanggulangi
sampah-sampah yang berserakan.

Saya :”jadi buk, sampah dibuang dimana?”


Ketua PKK :”Kami melakukan pembersihan setiap Jum’at lalu
sampahnya kami timbun sebab kondisi pulau yangsangat
padat oleh pemukiman masyarakat sehingga lokasi
pembuatan bak sampah sangat sulit untuk dibangun. Jadi,
opsi lain yang kami tawarkan adalah menimbun sampah-
sampah plastik, meskipun kami tahu bahwa sampah
plastik membutuhkan waktu yang lama untuk terurai. Dan
sampah-sampah organik kami buang ke laut.

Gugusan ombak berdatangan di musim barat, lalu busa pecah


seolah menyampaiakn pesan yang tuna makna.Namun mirisnya, kebiasaan
masyarakat saat melaut, mereka melakukan hal yang melenceng dari
aturan, sebab mereka melakukan pengeboman terhadap ikan-ian yang di
laut.Dampak daripada pengeboman itu bisa menghancurkan seluruh
kehidupan biota laut.Sehingga terumbu karang yang menjadi rumah
peradaban bagi ikan-ikan di laut hancur dan sulit untuk dibangun
kembali.Banyaknya tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab terhadap
keaneka ragaman hayati membuat kondisi laut yang hancur dan banyak
tangisan ikan yang tersampaiakan oleh ombak di tepi pantai.
Saya :”Aji, bagaimana caranya orang disini tangkap ikan?
H. Arsyad :”Kebiasaan masyarakat ketika melaut melakukan
semacam pengeboman ikan guna menangkap ikan lebih
mudah. Sebab cara ini selain mudah dan menjanjikan hasil

72
yang lebih banyak ketimbang melaut seperti biasanya
yang menggunakan alat-alat tradisional seperti jarring,
panah, dan pukat ikan.
Saya :”Tapi tindakan ini aji, tidak nah larang ji pemerintah dan
kira-kira apa dampaknya sama teman-teman

73
Profil Penulis

Nama : Muhammad Yunus


Asal kampus : IAIN parepare
Prodi : Hukum Pidana Islam
Motto : Jangan cerita tentang perubahan jika
tidak pernah bersenggama dengan buku

Kesan : Kemarin membawa awal, besok


membawa akhir, meski di suatu
tempat di tengah kita menjadi hal
baik.
Pesan : Bawa Santai Saja.

Nama : Meli Nurmiati


Asal Kampus : IAIN Kendari
Fakultas/prodi : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam
Motto : Mampu karena biasa
Kesan : Kebahagiaan yang kita dapatkan
jangan pernah lupa sesalu bersyukur
dalam kondisi apapun itu
Pesan : tetap menjadi pribadi sendiri jangan
pernah merasa kurang dengan apa
yang kita miliki perilaku kita
menentukan masa depan kita

Nama : Hartina
Asal Kampus : IAIN Kendari
Fakultas/prodi:Febi/perbankan syariah

74
Motto : jika tidak bisa membahagiakan
orang tua, makan jangan buat dia
kecewa
Kesan : selama di sana saya banyak
mendapatkn
pengalaman,pelajaran,dan
masyarakat yg begitu luar biasa
baiknya
Pesan : saya berharap kepada seluruh
warga desa masadian tempat sy kkn
agar tidak agar tidak melupakan
kami semua anggaplah kami seperti
keluarga sendiri dan terimalah
dengan baik jika kami datang
kembali di pulau kalian

Nama : Nur Asma Manissa


Asal kmps : Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Parepare
Prodi/fakultas : Hukum Keluarga Islam/Fakultas
Syariah dan Ilmu Hukum Islam
Motto : Jangan berhenti menjadi orang baik, jikalau
kamu beruntung kamu akan dipertemukan dengan
orang baik pula namun jika tidak kamu yang akan
ditemukan oleh orang baik
Kesan : Di tempat ini saya belajar banyak hal,
pengalaman, persaudaraan, dan pembelajaran hidup
Pesan : Salah satu hal terbaik yang diberikan oleh
waktu adalah kenangan

Nama : Sayyidsubhan
Asal kampus : IAIN parepare
75
Motto : Hidup untuk Mati
Kesan : ketika ada seseorang yang memikirkanmu
maka dialah tempatmu untuk Pulang
Pesan : tetaplah bersyukur dan terus tumbuh karena
bunga tak akan mekar dalam waktu semalam

Nama : Fahmi
Asal kmps : IAIN Parepare
Prodi/fakultas : PBA (pendidikan bahasa Arab)/
fakultas tarbiyah
Motto : Hidup itu adalah pilihan maka
jadilah orang yang baik dan
bermanfaat, karna Allah takkan
melupakan kebaikanmu.
Pesan : kami berharap kepada masyrakat
desa masadian bahwa jangan pernah
melupakan kami, anggap kami
sebagai keluarga walaupun kami
telah jauh dari pulau dan bahkan
sudah Lintas provinsi, terimalah
kami kapan pun kami datang ke
sana, dan tentunya saya pribadi
menganggap masyarakat pulau
masadian adalah rumah kedua saya.

Nama : Nurul Mutmainnah


Asal Kampus : IAIN Kendari
Fakultas/prodi : Fuad/ Bimbingan Penyuluhan Islam
Motto : Kalau malu, Lapar
Kesan : angat menyenangkan,awesomelas
pemandangannya indah sekali,
76
sejauh mata memandang,dan
masyarakat yang begitu luar biasa
baiknya
Pesan : Jangan pernah melupakan
perjuangan kita dalam mengabdi
kedesa masadian, jangan pernah
lupakan akan kenangan manis
maupun kenangan pahit kita semua
selama di sana

Nama : Firsa Septiana Rusli


Asal Kampus : IAIN Kendari
Fakultas/prodi : Tarbiyah/ fisika
Motto : Jangan lupa tersenyum
Kesan :-
Pesan :-

Nama : Lutvi Ayu Wulandari


Asal Kampus : UIN Khas Jember
Fakultas/prodi : Tarbiyah/ Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah

Motto : Peace, Love, Laugh


Kesan : Masadian bukan hanya sekedar
tempat mengambdi, lebih dari itu,
tidak banyak yang mampu kami beri,

77
tapi Masadian begitu banyak
memberi banyak arti.
Pesan : Jika rindu itu masih belum mampu
untuk menemukan titik temu,
semoga sekedar do'a dan kata apa
kabar tak lupa untuk saling
dikirimkan.

Nama : Alvin
Asal Kampus : IAIN Kendari
Fakultas/prodi : syariah/ Hukum Tata Negara
Motto : Setiap tempat adalah Karbala, Setiap
Waktu adalah Assuyara

Kesan : Kebaikan masyarakat tidak bisa


hanya disampaikan dengan kata-kata
Pesan : Semoga masyarakat Masadian sllu
hidup rukun dan sejahtera.

78
79

Anda mungkin juga menyukai