Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

Oleh :
Nabila Sekar Hayuningtyas

XI MIA 2, SMAN 1 Pangkalan Kerinci


Tahun Ajaran 2021/2022
Penyakit menular seksual (PMS) merupakan salah satu penyakit yang mudah
ditularkan dari satu orang ke orang lain. Stigma di masyarakat membuat banyak orang
enggan mengobati penyakitnya dan menyebabkan meluasnya penyebaran infeksi. Menurut
data WHO, setiap tahun ada 376 juta kasus baru terkait PMS. Penyakit menular seksual
tersebar melalui berbagai aktivitas seksual yang tidak aman dan belum semua penyakit sudah
ada obatnya. Beberapa hanya dapat diberikan perawatan untuk mengurangi kemungkinan
penyakit semakin parah.

Bahkan, beberapa penderita tidak memiliki gejala apapun dan biasanya mengetahui
ketika sudah stadium akhir. Padahal, jika tidak segera dilakukan perawatan, PMS bisa
berdampak buruk bagi kesehatan hingga menyebabkan kematian. Untuk itulah, sangat
penting mengetahui berbagai informasi terkait penyakit menular seksual, supaya Anda dapat
melakukan tindakan preventif dan meminimalisir terinfeksi penyakit.

Penyakit ini umumnya ditandai dengan ruam atau lepuh, keputihan, Ada banyak jenis
penyakit menular seksual, di antaranya chlamydia, gonore, sifilis, herpes, HPV, dan HIV. Sesuai
namanya, penyakit menular seksual menyebar melalui hubungan intim, baik secara vaginal,
anal (melalui dubur), atau oral (melalui mulut). Penularan juga dapat terjadi melalui transfusi
darah atau berbagi pakai jarum suntik dengan penderita.
jika dibiarkan, infeksi menular seksual dapat menyebabkan komplikasi berupa kemandulan
hingga kanker leher rahim. Apabila terjadi pada ibu hamil, penyakit menular seksual dapat
menyebabkan keguguran atau bayi lahir cacat.

Penyebab Penyakit Menular Seksual


Penyakit menular seksual dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, atau
parasit. Berikut ini adalah macam-macam penyakit menular seksual:

1. Sifilis
Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit yang juga dikenal dengan
sebutan “raja singa” ini menimbulkan luka pada alat kelamin atau mulut. Seseorang dapat
tertular sifilis jika kontak dengan luka tersebut.

2. Gonore
Gonore, atau yang dikenal juga dengan kencing nanah, disebabkan oleh bakteri Neisseria
gonorrhoeae. Bakteri ini dapat menyebar ke bagian tubuh lain melalui aliran darah.

3. Human papillomavirus (HPV)
Infeksi menular seksual ini disebabkan oleh virus dengan nama yang sama, yaitu HPV. Virus
HPV dapat menular melalui kontak langsung atau hubungan seksual dengan penderita.
Pada perempuan, virus HPV dapat menyebabkan kutil kelamin hingga kanker leher rahim
(kanker serviks).

1
4. HIV
Infeksi HIV disebabkan oleh human immunodeficiency virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh. Virus ini bisa menyebar melalui hubungan seksual tanpa kondom, berbagi
penggunaan alat suntik, transfusi darah, atau persalinan.
Jika dibiarkan tidak terobati, infeksi HIV dapat berkembang menjadi AIDS.

5. Chlamydia
Penyakit infeksi menular seksual ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis.
Penularan penyakit ini terjadi dari kontak dengan luka di area kelamin.
Pada wanita, chlamydia menyerang leher rahim. Sedangkan pada pria, infeksi ini menyerang
saluran urine di penis.

6. Trikomoniasis
Trikomoniasis disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis. Penyakit ini bisa
menimbulkan keputihan pada wanita atau malah tidak menimbulkan gejala sama sekali.
Akibatnya, penderita trikomoniasis bisa secara tidak sadar menularkan penyakit ini ke
pasangan seksualnya.

7. Hepatitis B dan C
Penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis ini dapat mengakibatkan gangguan hati kronis
hingga kanker hati. Virus ini ditemukan dalam darah atau cairan tubuh penderita.
Selain melalui hubungan seksual, virus ini bisa menular melalui jarum suntik yang dipakai
bersama atau transplantasi organ.

8. Herpes genital
Herpes genital disebabkan oleh infeksi virus herpes simplex (HSV). Virus ini bersifat tidak
aktif atau bersembunyi di dalam tubuh tanpa menyebabkan gejala. Penyebaran virus terjadi
melalui kontak langsung dengan pasangan yang telah terinfeksi.

9. Lymphogranuloma venereum  (LGV)


LGV merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis.
Meski disebabkan oleh bakteri yang sama dengan bakteri penyebab chlamydia, tetapi
keduanya memiliki tipe yang berbeda.

10. Granuloma inguinale


Granuloma inguinale atau donovanosis disebabkan oleh infeksi bakteri Klebsiella
granulomatis. Donovanosis tergolong dalam jenis penyakit menular seksual yang jarang
terjadi.

2
Gejala Penyakit Menular Seksual
Penyakit menular seksual tidak selalu menimbulkan gejala atau hanya menyebabkan
gejala ringan. Oleh karena itu, penderita terkadang baru menyadari dirinya menderita
penyakit menular seksual setelah muncul komplikasi atau ketika pasangannya terdiagnosis
menderita infeksi menular seksual.
Gejala yang dapat muncul akibat penyakit menular seksual beda tergantung pada jenis
penyakitnya, tetapi umumnya berupa:

 Benjolan, luka, atau lepuhan di sekitar penis, vagina, anus, atau mulut


 Rasa gatal di vagina atau penis
 Rasa terbakar dan nyeri ketika buang air kecil atau berhubungan intim
 Keluar cairan dari penis (kencing nanah) atau vagina (keputihan)
 Nyeri di perut bagian bawah
 Demam dan menggigil
 Pembengkakan kelenjar getah bening atau benjolan di selangkangan
 Ruam kulit di badan, tangan, atau kaki

Selain beberapa gejala di atas, penyakit menular seksual bisa memunculkan gejala lain pada
wanita, yaitu perdarahan di luar masa menstruasi dan bau tidak sedap dari vagina. Keluhan
ini juga merupakan salah satu tanda pada penyakit kelamin wanita.
Sementara gejala lain penyakit menular seksual pada pria meliputi ruam, sperma berdarah,
dan pembengkakan pada testis.

Kapan harus ke dokter?


Segera konsultasikan ke dokter bila Anda mengalami gejala di atas atau keluhan lain pada
organ intim. Anda juga perlu memeriksakan diri ke dokter jika pasangan Anda didiagnosis
menderita infeksi menular seksual, atau bila Anda melakukan hubungan seksual yang
berisiko, seperti:

 Sering bergonta-ganti pasangan
 Tidak menggunakan kondom
 Salah dalam menggunakan kondom

3
Diagnosis Penyakit Menular Seksual

 Penentuan diagnosis dari penyakit menular seksual diawali dengan wawancara medis,
pemeriksaan fisik, lalu pemeriksaan tambahan. Berikut penjelasannya.
 Melalui wawancara dokter akan mencari berbagai gejala, seperti adanya nyeri
berkemih, demam, dan pembesaran kelenjar di daerah selangkangan.
 Selain itu, dokter juga akan menanyakan riwayat kesehatan penderita.
Pencarian faktor risiko perlu dilakukan, untuk pencegahan infeksi berulang
pada penderita.
 Pada pemeriksaan fisik, dokter akan mencari adanya bagian kelamin kemerahan
dengan tanda radang yang jelas. Pemeriksaan penis atau vagina akan dilakukan secara
menyeluruh dan teliti.
 Sering kali diperlukan juga pemeriksaan tambahan (laboratorium) untuk menentukan
adanya PMS, mengingat sering kali tidak ada gejala khas. 
 Sampel yang diperiksakan misalnya darah, urine, swab vagina, swab penis,
swab luka pada kelamin, dsb. 

Pengobatan Penyakit Menular Seksual


Pengobatan terhadap penyakit menular seksual adalah dengan pemberian obat-obatan, yang
jenisnya disesuaikan dengan penyebabnya, seperti dijelaskan berikut ini:

Antibiotik
Antibiotik digunakan untuk mengobati berbagai penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti gonore, chlamydia, dan sifilis. Antibiotik harus tetap
dikonsumsi walaupun gejala yang dirasakan telah membaik. Hal ini dilakukan untuk
mencegah infeksi kembali terjadi.
Jenis antibiotik yang diberikan untuk mengobati penyakit menular seksual akibat infeksi
bakteri, antara lain:

 Azithromycin dan doxycycline, untuk mengobati chlamydia


 Ceftriaxone dan gentamicin, untuk mengobati gonore
 Penisilin, doxycycline, tetracycline, amoxicillin, dan ceftriaxone, untuk mengobati
sifilis
 Metronidazole, untuk mengobati trikomoniasis

Dokter juga akan menganjurkan pasien untuk tidak berhubungan intim hingga 7 hari
setelah pengobatan berakhir dan semua gejala menghilang.

Antivirus
Pengobatan dengan obat antivirus hanya bertujuan untuk meredakan gejala dan
mengurangi risiko penyebaran infeksi virus. Beberapa jenis obat antivirus yang digunakan
untuk menangani penyakit menular seksual akibat infeksi virus adalah:

 Acyclovir, famciclovir, dan valacyclovir, untuk menangani herpes genital


4
 Adefovir, entecavir, interferon, dan lamivudine, untuk menangani hepatitis
 Podofilox, imiquimod, dan sinecatechins, untuk menangani HPV

Antijamur
Untuk penyakit menular seksual yang disebabkan oleh jamur, seperti candidiasis,
dokter akan memberikan krim antijamur yang dioleskan ke vagina, seperti nystatin
dan clotrimazole. Obat antijamur dalam bentuk tablet juga dapat diresepkan oleh dokter,
seperti fluconazole dan miconazole.

Antiretroviral (ARV)
Khusus untuk penderita HIV, dokter akan memberikan obat antiretroviral (ARV).
ARV berfungsi untuk memperlambat perkembangan virus dan mencegah virus HIV
menghancurkan sistem kekebalan tubuh.
Perlu diketahui, bila pasien masih berhubungan seksual secara aktif, pasangan seksual pasien
juga harus mendapatkan pengobatan. Tujuannya adalah untuk memutus siklus penularan dan
mencegah kekambuhan.

Komplikasi Penyakit Menular Seksual


Deteksi dan penanganan terhadap penyakit menular seksual perlu dilakukan sejak dini
guna menghindari terjadinya komplikasi sekaligus mencegah penularan infeksi. Sebaliknya,
jika dibiarkan, penyakit menular seksual dapat menyebabkan beberapa komplikasi berikut:

 Peradangan pada mata


 Radang sendi (arthritis)
 Radang panggul
 Nyeri panggul kronis
 Kemandulan (infertilitas)
 Kehamilan ektopik
 Penyakit jantung
 Kanker anus
 Kanker serviks
 Abses anus

Beberapa penyakit menular seksual, seperti gonore, chlamydia, HIV, dan sifilis bisa
menular dari ibu hamil ke janin selama kehamilan atau saat persalinan. Kondisi ini dapat
memicu komplikasi, seperti:

 Keguguran
 Kelahiran prematur
 Berat badan lahir rendah
 Cacat lahir pada bayi

5
Pencegahan Penyakit Menular Seksual
Cara utama untuk mencegah penyakit menular seksual adalah dengan menerapkan
perilaku seks yang aman, yaitu dengan menggunakan kondom setiap berhubungan intim dan
tidak bergonta-ganti pasangan seksual. Beberapa tindakan pencegahan lain yang dapat
dilakukan adalah:

 Bersikap setia pada satu pasangan seksual


 Menjalani vaksinasi, terutama vaksin HPV dan hepatitis B
 Menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala, khususnya yang berkaitan dengan
organ reproduksi
 Tidak menggunakan NAPZA, terutama dengan berbagi penggunaan jarum suntik
 Tidak berhubungan intim jika didiagnosis menderita penyakit menular seksual sampai
dinyatakan sembuh oleh dokter

Selain upaya-upaya di atas, pria juga disarankan untuk menjalani prosedur sunat untuk


mengurangi risiko terkena penyakit menular seksual.

6
REFERENSI

https://www.alodokter.com/penyakit-menular-seksual-pms
https://www.klikdokter.com/penyakit/penyakit-menular-seksual

Anda mungkin juga menyukai