Anda di halaman 1dari 18

Pengertian Penyakit Menular Seksual

(PMS)
Penyakit menular seksual atau PMS, kini dikenal dengan istilah infeksi menular seksual atau
IMS, adalah penyakit atau infeksi yang umumnya ditularkan melalui hubungan seks yang
tidak aman. Penyebaran bisa melalui darah, sperma, cairan vagina atau pun cairan tubuh
lainnya. Selain itu, penyebaran tanpa hubungan seksual juga bisa terjadi dari seorang ibu
kepada bayinya, baik saat mengandung atau melahirkan. Pemakaian jarum suntik secara
berulang atau bergantian di antara beberapa orang juga berisiko menularkan infeksi.

Berikut ini adalah beberapa penyakit menular seksual yang umum terjadi.

Penyakit Menular Seksual yang Disebabkan oleh Bakteri

Sifilis

Sifilis atau raja singa adalah penyakit seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Treponema pallidum. Gejala awal sifilis adalah munculnya lesi atau luka pada alat kelamin
atau pada mulut. Luka ini mungkin tidak terasa sakit, tapi sangat mudah untuk menularkan
infeksi. Luka atau lesi ini akan bertahan antara 1-2.5 bulan.

Jika sifilis tidak ditangani, infeksi ini akan berlanjut ke tahap yang berikutnya. Pada tahap
berikutnya, ruam akan berlanjut dan gejala yang mirip gejala flu seperti demam, nyeri pada
persendian, dan sakit kepala akan muncul. Kerontokan rambut hingga pitak juga bisa dialami
penderita.
Jika dibiarkan, sifilis bisa menyebabkan kelumpuhan, kebutaan, demensia, impotensi,
masalah pendengaran dan bahkan kematian.

Untuk memastikan diagnosis sifilis, tes darah biasa bisa dilakukan. Terkadang gejala yang
muncul sulit dikenali sebagai penyakit sifilis, maka segera lakukan tes darah jika mencurigai
diri berisiko terkena sifilis.

Antibiotik seperti suntikan penisilin digunakan untuk mengobati sifilis. Jika sifilis diobati
dengan benar, tahapan sifilis yang lebih parah bisa dicegah. Hindari hubungan seksual
sebelum memastikan infeksi sifilis benar-benar hilang. Pastikan juga untuk memeriksakan
kesehatan pasangan Anda saat ini atau orang yang pernah berhubungan seksual dengan Anda
jika Anda terdiagnosis sifilis.

Anda bisa mengetahui informasi selengkapnya mengenai penyakit sifilis di laman ini.

Gonore atau kencing nanah

Gonore atau kencing nanah adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri
Neisseria gonorrhoeae. Beberapa penderita penyakit ini tidak menunjukkan gejala apa pun
sehingga bisa tidak diketahui sama sekali.

Gejala gonore pada pria:

Pada ujung peniskeluar kotoran berwarna putih, kuning, atau hijau


Rasa sakit atau sensasi terbakar saat buang air kecil
Sering buang air kecil
Rasa sakit di sekitar testikel

Gejala gonore pada wanita:

Cairan vagina yang encer dan berwarna kuning atau hijau


Sering buang air kecil
Sensasi terbakar atau sakit saat buang air kecil
Rasa sakit pada perut bagian bawah pada saat berhubungan seks atau setelahnya
Pendarahan pada saat berhubungan seks atau setelahnya, atau pendarahan berlebihan
ketika mengalami menstruasi
Siklus menstruasi yang terganggu
Gatal di sekitar kelamin
Demam
Kelelahan

Infeksi gonore juga bisa berdampak pada bagian rektum, tenggorokan, atau mata. Diagnosis
untuk memastikan apakah Anda terinfeksi gonore adalah dengan melakukan tes urin. Selain
itu, pengambilan sampel cairan dari bagian yang terinfeksi juga bisa dilakukan.

Sama seperti sifilis, infeksi gonore atau kencing nanah bisa dengan mudah diobati dengan
antibiotik. Sangat penting untuk minum obat antibiotik sesuai dosis dan jangka waktu yang
dianjurkan agar infeksi benar-benar lenyap. Jika tidak ditangani dengan baik, gonore atau
kencing nanah bisa menyebabkan kemandulan.
Klamidia

Klamidia adalah jenis penyakit seksual umum yang disebabkan oleh bakteri Klamidia
trachomatis. Beberapa orang tidak merasakan gejala sama sekali, jadi penularan bisa terjadi
tanpa disadari oleh orang yang sudah terinfeksi.

Gejala klamidia pada wanita:

Cairan vagina tidak normal dan mengeluarkan bau yang tidak biasa
Sensasi terbakar atau sakit saat buang air kecil
Menstruasi yang sakit
Sakit saat melakukan hubungan seksual
Rasa gatal atau sensasi terbakar di sekitar vagina

Gejala klamidia pada pria:

Pada ujung penis keluar kotoran berwarna jernih atau putih


Sakit pada saat buang air kecil
Rasa gatal atau panas sekitar lubang penis
Rasa sakit dan pembengkakan di sekitar testikel

Infeksi klamidia juga bisa menyerang rektum, tenggorokan, atau mata. Untuk mendiagnosis
klamidia bisa dengan cara tes urin atau pengambilan sampel cairan dari alat kelamin.

Pengobatan infeksi ini adalah dengan cara mengonsumsi antibiotik. Pastikan untuk
menghabiskan obat yang sudah diresepkan oleh dokter, meski kondisi terasa sudah membaik.
Lakukan tes urin atau sampel cairan alat kelamin sekali lagi setelah pengobatan selesai untuk
memastikan infeksi benar-benar telah sembuh.

Jika tidak dirawat pada wanita, klamidia bisa menyebabkan kemandulan dan juga kelahiran
prematur. Infeksi ini juga bisa ditularkan saat melahirkan. Bayi bisa mengalami infeksi mata
dan bahkan kebutaan. Sedangkan pada pria, klamidia bisa menyebabkan peradangan pada
saluran kencing, infeksi pada kandung kemih dan epididymitis, serta infeksi pada rektum.

Penyakit Menular Seksual yang Disebabkan oleh Virus

Herpes Genital

Herpes genital adalah penyakit seksual yang disebabkan oleh virus herpes simpleks atau
sering disebut HSV. Gejala herpes genital akan muncul beberapa hari setelah terinfeksi HSV.
Luka melepuh berwarna kemerahan serta rasa sakit pada wilayah genital menjadi gejala
herpes awal yang muncul. Mungkin akan terasa gatal atau sakit saat membuang air kecil.

Virus ini dapat bersifat dorman atau tidak aktif dan bersembunyi di dalam tubuh tanpa
menyebabkan gejala. Tapi ketika virus ini kembali aktif, luka akan muncul kembali. Tapi
luka yang terjadi biasanya lebih kecil dan tidak terlalu sakit karena tubuh telah menghasilkan
antibodi terhadap virus ini setelah pertama kali terinfeksi. Antibodi yang sudah ada akan
melawan kemunculan kembali virus ini.
Diagnosis herpes genital bisa dilakukan dengan pengambilan sampel cairan dari luka yang
muncul atau dengan melakukan tes darah. Hingga kini, belum ada obat yang bisa
menyembuhkan herpes genital. Tapi gejala yang terjadi bisa dikendalikan dengan obat-obatan
antivirus.

Anda bisa mengetahui informasi selengkapnya mengenai herpes genital di laman ini.

Kutil Kelamin

Kutil kelamin atau kutil genital adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus
yang dikenal sebagai human papillomavirus (HPV). Kutil kelamin adalah kutil yang muncul
di sekitar alat kelamin atau di area dubur. Kutil ini mungkin tidak menimbulkan rasa sakit,
tapi biasanya akan muncul rasa gatal-gatal, memerah dan bahkan bisa berdarah.

Kutil akan muncul sekitar satu hingga tiga bulan setelah terjadinya infeksi HPV. Tapi ada
sebagian orang yang sudah terinfeksi, tapi tidak pernah mengalami kemunculan kutil. Kutil
dapat muncul pada mulut atau tenggorokan orang yang melakukan seks oral. Jadi kutil tidak
hanya muncul di area genital atau dubur saja.

Penyebaran virus ini tidak hanya melalui hubungan seksual. HPV bisa menyebar melalui
kontak langsung dari kulit ke kulit. Untuk memastikan diagnosis apakah terdapat kutil
kelamin, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada bagian yang terinfeksi. Selain itu
bisa dilakukan tes khusus untuk mendiagnosis HPV.

Tidak ada pengobatan atau penanganan yang bisa melenyapkan virus HPV dari tubuh
sepenuhnya. Kutil yang muncul di area kelamin atau dubur bisa ditangani dengan prosedur
pembekuan, terapi laser, atau memakai krim. Operasi juga bisa dilakukan untuk mengangkat
kutil yang besar.

Orang yang terinfeksi virus HPV lebih berisiko terkena kanker serviks, kanker penis, dan
juga kanker rektum. Meski tidak semua jenis virus HPV berkaitan dengan kanker, disarankan
untuk melakukan pemeriksaan sel kanker melalui secara teratur jika terinfeksi HPV.

HIV

HIV atau human immunodeficiency virus adalah virus yang menyerang sistem kekebalan
tubuh. Virus ini dapat tertular melalui hubungan seks yang tidak aman, berbagi alat suntik
atau pun jarum, dari ibu kepada bayinya, maupun melalui transfusi darah.

Sistem kekebalan tubuh akan melemah dan tidak mampu melawan infeksi maupun penyakit
akibat virus ini. Hingga kini, belum ada obat untuk sepenuhnya melenyapkan HIV dari tubuh.
Pengobatan HIV umumnya dilakukan untuk memperpanjang usia dan meredakan gejala yang
muncul akibat HIV.

HIV tidak memiliki gejala yang jelas. Gejala awal yang terjadi adalah gejala flu ringan
disertai demam, sakit tenggorokan, maupun ruam. Seiring virus HIV menyerang sistem
kekebalan tubuh, tubuh penderita akan makin rentan terhadap berbagai infeksi.
Jika merasa berisiko terinfeksi virus HIV, satu-satunya cara untuk mengetahui diagnosisnya
adalah dengan melakukan tes HIV beserta konselingnya. Tes HIV bisa dilakukan di klinik
Voluntary Counseling and Testing atau VCT (KTS= Konseling dan Tes HIV Sukarela).

Anda bisa mengetahui informasi selengkapnya mengenai penyakit HIV/AIDS di laman ini.

Penyebab Penyakit Menular Seksual yang Lainnya

Kudis atau scabies

Kudis adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei. Tungau yang sulit
terlihat oleh mata ini menggali dan hidup di dalam kulit. Parasit ini bisa ditularkan melalui
kontak tubuh secara langsung, melalui baju, peralatan tidur, atau handuk yang terinfeksi.

Gejala utama dari kudis adalah munculnya rasa gatal yang hebat terutama pada malam hari.
Rasa gatal ini sering kali muncul di bagian jari, pergelangan tangan, kaki, tubuh, atau bisa
juga di area kelamin. Terkadang kudis juga bisa mengakibatkan munculnya ruam.

Kondisi ini bisa ditangani dengan memakai krim atau sampo khusus. Setelah pengobatan,
terkadang rasa gatal masih tetap ada selama beberapa lama.

Kutu pada rambut kemaluan

Kutu pada rambut kemaluan adalah serangga parasit kecil yang hidup di antara rambut tubuh
yang kasar, seperti rambut kemaluan. Kutu ini bisa juga hidup dibulu ketiak, rambut tubuh,
jenggot,alis,dan bulu mata. Kutu ini hanya memangsa darah manusia. Kutu ini hanya bisa
merangkak dari rambut ke rambut, tidak bisa melompat dari satu orang ke orang lainnya.

Gejala utama yang terjadi adalah rasa gatal pada bagian yang terinfeksi dan terjadinya
peradangan atau iritasi akibat garukan penderita. Jika merasakan gejala ini, Anda bisa lihat
secara langsung apakah ada kutu pada rambut kemaluan atau pun rambut lain yang terasa
gatal. Kutu ini bisa diatasi dengan memakai krim atau sampo khusus. Anda tidak perlu
mencukur rambut pada kemaluan atau rambut tubuh yang terinfeksi.

Trikomoniasis

Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit bersel satu
bernama Trichomonas vaginalis. Kondisi ini mudah sekali ditularkan melalui hubungan
seksual. Kebanyakan penderita pria tidak menyadari infeksi ini karena tidak mengalami
gejala apa pun sampai ketika pasangan wanitanya terinfeksi dan mengalami gejala.

Gejala yang terjadi pada pria:

Iritasi di dalam penis


Sensasi rasa terbakar sesaat setelah buang air kecil atau ejakulasi
Cairan penis berwarna keputihan
Inflamasi pada kulup

Gejala yang terjadi pada wanita adalah:


Kotoran vagina encer atau berbuih warna kuning dengan bau tidak sedap
Rasa sakit dan gatal-gatal di sekitar vagina
Tidak nyaman saat melakukan hubungan seksual
Sakit saat buang air kecil

Untuk mendiagnosis trikomoniasis bisa dilakukan dengan pemeriksaan fisik, tes urin, dan
pengambilan sampel cairan. Parasit ini lebih sulit dideteksi pada pria daripada pada wanita.
Antibiotik bisa digunakan untuk mengobati trikomoniasis.

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran menyebabkan diketahuinya


bakteri, protozoa, jamur, dan virus sebagai penyebab penyakit hubungan seksual. Sebagian besar
penyakit tersebut bisa disembuhkan kecuali AIDS. Di indonesia penyakit ini sudah banyak menjalar
dengan perkembangan penularan yang sangat cepat, penyakit ini dapat melumpuhkan semua
kemampuan daya tahan tubuh terhadap berbagai bkateri, protozoa, jamur dan

virus lainnya.
Dalam penelitian lebih lanjut dijumpai bahwa makin bertambah penyakit yang timbul akibat
hubungan seksual, dari sudut etimologi ternyata penyakit hubungan seksual berkembang sangat
cepat berkaitan dengan pertambahan dan
terjadinya migrasi penduduk, bertambahnya kemakmuran, serta terjadi
perubahan perilaku seksual yang makin bebas tanpa batas.
Demikian untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dan keluarga telah ditemukan lima penyakit
hubungan seksual yang banyak dijumpai sebagai upaya untuk lebih memperhatikan kesehatan
reproduksi sehingga lebih menjamin peningkatan sumber daya manusia.

B. RUMUSAN MASALAH
Seorang pria usia 25 tahun, belum menikah, bekerja sebagai sales obat datang dengan keluhan
keluar duh tubuh purulenta dari orificium urethra eksternum disertai inflamasi dan disuria. Dari hasil
pemeriksaan fisik ditemukan adanya nyeri pada kelenjar limpo nodi inguinalis dextra et sinistra dan
badan demam. Sebelumnya tiga hari yang lalu, pasien berhubungan dengan wanita tuna susila dan
berhubungan setiap satu bulan sekali dengan WTS selama enam bulan ini.

Dari skenario tersebut, maka timbul beberapa rumusan masalah berupa:

A. Pengertian Penyakit Menular Seksual

B. Patofisiologi Penyakit Menular Seksual

C. Etiologi / Faktor Penyebab Penyakit Menular Seksual

D. Jenis jenis Penyakit Menular Sekual

E. Pengobatan Penyakit Menular Sekual

F. Konsep / cara penanggulangan masalah Penyakit Menular Sekual

C. TUJUAN

a. Tujuan umum

Untuk pemenuhan tugas mata kuliah Kesehatan Reproduksi terutama tentang Penyakit Menular
Sekaual (PMS), agar mahasiswa mampu memahami lebih detail tentang PMS dan menambah
semangat belajar dengan adanya makalah ini.

b. Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui pengertian Penyakit Menular Seksual (PMS).

2. Untuk mengetahui patofisiologi Penyakit Menular Seksual (PMS).

3. Untuk mengetahui etiologi / faktor penyebab Penyakit Menular Seksual (PMS).

4. Untuk mengetahui jenis jenis Penyakit Menular Seksual (PMS).

5. Untuk mengetahui pengobatan Penyakit Menular Seksual (PMS).

6. Untuk mengetahui konsep / cara penanggulangan masalah Penyakit Menular Seksual (PMS).
BAB 11

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyakit Menular Seksual

Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seks.
Penyakit menular seksual akan lebih beresiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-
ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal. PMS dapat menyebabkan infeksi alat
reproduksi yang harus dianggap serius.

B. Patofisiologi

Bila tidak diobati secara tepat, infeksi dapat menjalar dan menyebabkan penderitaan, sakit
berkepanjangan, kemandulan dan bahkan kematian. Wanita lebih beresiko untuk terkena PMS lebih
besar daripada laki-laki sebab mempunyai alat reproduksi yang lebih rentan. Dan seringkali
berakibat lebih parah karena gejala awal tidak segera dikenali, sedangkan penyakit melanjut ke
tahap lebih parah.

Oleh karena letak dan bentuk kelaminnya yang agak menonjol, gejala PMS pada laki-laki lebih
mudah dikenali, dilihat, dan dirasakan. Sedangkan pada perempuan sebagian besar gejala yang
timbul hampir tak dapat dirasakan.

Cara penularan Penyakit Menular Seksual ini terutama melalui hubungan seksual yang tidak
terlindungi, baik pervaginal, anal, maupun oral. Cara penularan lainnya secara perinatal, yaitu dari
ibu ke bayinya, baik selama kehamilan, saat kelahiran ataupun setelah lahir. Bisa melalui transfuse
darah atau kontak langsung dengan cairan darah atau produk darah. Dan juga bisa melalui
penggunaan pakaian dalam atau handuk yang telah dipakai penderita Penyakit Menular
Seksual(PMS).

Perilaku seks yang dapat mempermudah penularan PMS adalah :

1. Berhubungan seks yang tidak aman (tanpa menggunakan kondom).

2. Gonta-ganti pasangan seks.

3. Prostitusi.

4. Melakukan hubungan seks anal (dubur), perilaku ini akan menimbulkan luka atau radang karena
epitel mukosa anus relative tipis dan lebih mudah terluka disbanding epitel dinding vagina.

5. Penggunaan pakaian dalam atau handunk yang telah dipakai penderita PMS.

C. Etiologi / Faktor Penyebab

Penyakit menular seksual dapat diklasifikasikan berdasarkan agen penyebabnya, yakni:

a. Dari golongan bakteri, yakni Neisseria gonorrhoeae, Treponema

pallidum, Chlamydia trachomatis, Ureaplasma urealyticum,

Mycoplasma hominis, Gardnerella vaginalis, Salmonella sp, Shigella

sp, Campylobacter sp, Streptococcus group B, Mobiluncus sp.

b. Dari golongan protozoa, yakni Trichomonas vaginalis, Entamoeba

histolytica, Giardia lamblia,

c. Dari golongan virus, yakni Human Immunodeficiency Virus(tipe 1 dan

2), Herpes Simplex Virus (tipe 1 dan 2), Human papiloma Virus,

Cytomegalovirus, Epstein-barr virus, Molluscum contagiosum virus,

d. Dari golongan ektoparasit, yakni Phthirus pubis dan Sarcoptes scabei.


D. Jenis jenis Penyakit Menular Seksual

1. Gonore

Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria Gonorrhoeae yang
menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum dan tenggorokan atau bbagian putih mata
(konjungtiva).

Gejalanya yaitu :

Pada pria, gejala awal biasanya timbul dalam waktu 2 7 hari setelah terinfeksi. Gejalanya berawal
sebagai rasa tidak enak pada uretra, yang beberapa jam kemudian diikuti oleh nyeri ketika berkemih
dan keluarnya nanah dari penis. Penderita sering berkemih dan merasakan desakan untuk berkemih,
yang semakin memburuk ketika penyakit ini menyabar ke uretra bagian atas. Lubang penis tampak
merah dan bengkak.

Pada wanita, gejala awal biasa timbul dalam waktu 7 21 hari setelah terinfeksi. Penderita wanita
seringkali tidak menunjukkan gejala selama beberapa minggu atau bulan, dan tidak diketahui
menderita penyakit ini hanya setelah mitra seksualnya tertular. Jika timbul gejala, biasanya bersifat
ringan. Tetapi penderita menunjukkan gejala yang berat, seperti desakan untuk berkemih, nyeri
ketika berkemih, keluarnya cairan dari vagina dan demam.

Komplikasi yaitu kadang menyebar melalui aliran darah ke 1 atau beberapa sendi, dimana
sendi menjadi bengkak dan sangat nyeri, sehingga pergerakannya menjadi terbatas. Infeksi melalui
aliran darah juga bisa menyebabkan timbulnya bintik bintik merah berisi nanah di kulit, demam,
rasa tidak enak badan atau nyeri di beberapa sendi yang berpindah dari satu sendi ke sendi lainnya
(sindroma artritis dermatitis).

Diagnosa ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopik terhadap nanah, dimana


ditemukan bakteri penyebab gonore. Jika pada pemeriksaan mikroskopik tidak ditemukan bakteri,
maka dilakukan pembiakan dilaboratorium. Jika diduga terjadi infeksi tenggorokan atau rektum,
diambil contoh dari daerah ini da dibuat biakan.

Pengobatan, biasanya diobati dengan suntikan tunggal seftriakson intramuskuler atau


dengan pemberian antibiotik per-oral selama satu minggu (biasanya diberikan doksisiklin). Jika
gonore telah menyebar melalui aliran darah, biasanya penderita dirwat di rumah sakit dan
mendapatkan antibiotik intrvena.

2. Sifilis

Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Treponema Pallidum. Bakteri
ini masuk kedalam tubuh maniusia melalui selaput lendir (vagina dan mulut) atau melalui kulit.
Dalam beberapa jam bakteri akan sampai ke kelenjar getah bening terdekat, kemudin menyebar
keseluruh tubuh melalui aliran darah. Sifilis juga bisa menginfeksi janin selama dalam kandungan dan
menyebabkan cacat bawaan.

Gejala biasanya mulai timbul dalam waktu 1 13 minggu setelah terinfeksi; rata rata 3 4
minggu. Infeksi bisa menetap selama bertahun tahun dan jarang menyebabkan kerusakan jantung,
kerusakan otak maupun kematian.

Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala gejalanya. Diagnosa pasti ditegakkan


berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan fisik.

Ada 2 jenis pemeriksaan darah yang digunakan :

1. Tes penyaringan : VDRL (Veneral disease research laboratory ) atau RPR (Rapid plasma reagin). Tes
penyaringan ini mudah dilakukan dan tidak mahal. Mungkin perlu dilakukan tes ulang karena pada
beberapa minggu pertama sifilis primer hasilnya bisa negatif.
2. Pemeriksaan antibiotik terhadap bakteri penyebab sifilis. Pemeriksaan ini lebih akurat. Salah satu
dari tes ini adalah tes FTA ABS (fluorescent treponema antibody absorption), yang digunakan untuk
memperkuat hasil tes penyaringan yang positif.

Pengobatan, antibiotik untuk semua fase sifilis biasanya adalah suntikan penisillin.

Untuk sifilis fase primer, suntikan diberikan melalui kedua bokong, masing masing satu kali

Untuk sifilis fase sekunder, biasanya diberikan suntikan tambahan dengan selang waktu 1 minggu.

3. Kondiloma Akuminata

Kondiloma akuminata merupakan kutil di dalam atau di sekeliling vagina, penis, atau dubur,
yang ditularkan melalui hubungan seksual.

Penyebab virus papilloma. Pada wanita virus papilloma tipe 16 dan 18 yang menyerang
leher rahim tetapi tidak menyebabkan kutil pada alat kelamin luar dan bisa menyebabkan kanker
leher rahim. Virus tipe ini dan virus papiloma lainnya bisa menyebabkan tumor intra-epitel pada
leher rahim (ditunjukkan dengan hasil pap-smear yang abnormal) atau kanker pada vagina, vulva,
dubur, penis, mulut, tenggorokan atau kerongkongan.

Gejala, Kondiloma akuminata paling sering timbul di permukaan tubuh yang hangat dan
lembab. Pada pria, area yang sering terkena adalah ujung dan batang penis dan dibawah kulit
depannya (jika tidak disunat). Pada wanita timbul divulva, dinding vagina, leher rahim (serviks) dan
kulit disekeliling vagina. Kondiloma akuminata juga bisa terjadi di daerah sekeliling anus dan rektum,
terutama pada pria homoseksual dan wanita yang melakukan hubungan seksual melalui dubur.
Biasanya muncul dalam waktu 1 6 hari setelah terinfeksi, dimulai sebagai pembengkakan kecil yang
lembut, lembab, berwarna merah atau pink. Mereka tumbuh dengan cepat dan bisa memiliki
tangkai. Pada suatu daerah seringkali tumbuh beberapa kutil dan permukaannya yang kasar
memebrikan gambaran seperti bunga kol.

Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Kutil yang menetap bisa
diangkat melalui pembedahan dan diperiksa dibawah mikroskop untuk meyakinkan bahwa itu bukan
merupakan suatu keganasan. Wanita yang memiliki kutil di leher rahimnya, harus menjalani
pemeriksaan pap-smear secara rutin.

Pengobatan, kutil pada alat kelamin luar bisa diangkat melalui laser, krioterapi (pembekuan)
atau pembedahan dengan bius lokal. Pengobatan kimiawi, seperti podofilum resin atau racun yang
dimurnikanatau asam trikloroasetat, bisa dioleskan langsung pada kutil. Tetapi pengobatan ini
memerlukan waktu beberapa minggu sampai beberapa bulan, bisa melukai kulit disekelilingnya dan
sering gagal. Kutil di uretra bisa diobati dengan obat anti kanker seperti tiotepa atau florourasil.

4. HIV AIDS

Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)


adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan
tubuh manusia akibat infeksi virus HIV; atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang
spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain).Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus
(HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini
akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun
penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini
belum benar-benar bisa disembuhkan.

Penyebab AIDS merupakan bentuk terparah atas akibat infeksi HIV. HIV adalah retrovirus
yang biasanya menyerang organ-organ vital sistem kekebalan manusia, seperti sel T CD4+ (sejenis sel
T), makrofaga, dan sel dendritik. HIV merusak sel T CD4+ secara langsung dan tidak langsung, padahal
sel T CD4+ dibutuhkan agar sistem kekebalan tubuh dapat berfungsi baik. Bila HIV telah membunuh
sel T CD4+ hingga jumlahnya menyusut hingga kurang dari 200 per mikroliter darah, maka kekebalan
di tingkat sel akan hilang, dan akibatnya ialah kondisi yang disebut AIDS. Infeksi akut HIV akan
berlanjut menjadi infeksi laten klinis, kemudian timbul gejala infeksi HIV awal, dan akhirnya AIDS;
yang diidentifikasi dengan memeriksa jumlah sel T CD4+ di dalam darah serta adanya infeksi
tertentu.

Penularan Seksual, Penularan (transmisi) HIV secara seksual terjadi ketika ada kontak antara
sekresi cairan vagina atau cairan preseminal seseorang dengan rektum, alat kelamin, atau membran
mukosa mulut pasangannya. Hubungan seksual reseptif tanpa pelindung lebih berisiko daripada
hubungan seksual insertif tanpa pelindung, dan risiko hubungan seks anal lebih besar daripada risiko
hubungan seks biasa dan seks oral. Seks oral tidak berarti tak berisiko karena HIV dapat masuk
melalui seks oral reseptif maupun insertif. Kekerasan seksual secara umum meningkatkan risiko
penularan HIV karena pelindung umumnya tidak digunakan dan sering terjadi trauma fisik terhadap
rongga vagina yang memudahkan transmisi HIV.

Diagnosis, Sejak tanggal 5 Juni 1981, banyak definisi yang muncul untuk pengawasan
epidemiologi AIDS, seperti definisi Bangui dan definisi World Health Organization tentang AIDS
tahun 1994. Namun demikian, kedua sistem tersebut sebenarnya ditujukan untuk pemantauan
epidemi dan bukan untuk penentuan tahapan klinis pasien, karena definisi yang digunakan tidak
sensitif ataupun spesifik. Di negara-negara berkembang, sistem World Health Organization untuk
infeksi HIV digunakan dengan memakai data klinis dan laboratorium; sementara di negara-negara
maju digunakan sistem klasifikasi Centers for Disease Control (CDC) Amerika Serikat

Pencegahan, Tiga jalur utama (rute) masuknya virus HIV ke dalam tubuh ialah melalui
hubungan seksual, persentuhan (paparan) dengan cairan atau jaringan tubuh yang terinfeksi, serta
dari ibu ke janin atau bayi selama periode sekitar kelahiran (periode perinatal). Walaupun HIV dapat
ditemukan pada air liur, air mata dan urin orang yang terinfeksi, namun tidak terdapat catatan kasus
infeksi dikarenakan cairan-cairan tersebut, dengan demikian risiko infeksinya secara umum dapat
diabaikan

5. Cangkroid

Cangkroid merupakan penyakit menukar seksual yang disebabkan oleh Hemophilus ducreyi,
dimana terjadi luka terbuka (ulkus, borok) pada alat kelamin yang sifatnya menetap dan terasa nyeri.

Gejala mulai timbul dalam waktu 3-7 hari setelah terinfeksi. Lepuhan kecil yang terasa
nyyeri timbul dialat kelamin dan disekitar anus. Lepuhan ini akan segera pecah dan membentuk luka
terbuka yang dangkal. Luka tersebut bisa membesar dan bergabung satu sama lain.

Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Contoh nanah diambil
dan dibiakkan di laboratorium.
Pengobatan, diberikan suntikan antibiotik seftriakson atau eritromisin setiap 6 jam selama 7
hari. Nanah dari kelenjar getah bening yang membengkak bisa dikeluarkan dengan bantuan
sebuah jarum. Penderita diawasi minimal selama 3 bulan untuk memastikan bahwa infeksi telah
sembuh. Jika memungkinkan, mitra seksual juga diselidiki, sehingga bisa diperiksa dan jika perlu,
diobati.

Pencegahan, cangkroid adalah infeksi bakteri yang ditularkan melalui hubungan seksual.
Untuk mencegah penyebaran cangkroid, lakukanlah hubungan seksual yang aman (menggunakan
kondom atau tidak bergonta ganti pasangan seksual).

6. Herpes Genitalis

Herpes genitalis adalah suatu penyakit menular seksual di daerah kelamin, kulit di sekeliling
rektum atau daerah di sekitrnya yang disebabkan oleh virus herpes simpleks

Gejala awalnya mulai timbul pada hari ke 4-7 setelah terinfeksi. Gejala awal biasanya berupa
gatal, kesemutan dan sakit. Lalu akan muncul bercak kemerahan yang kecil, yang diikuti oleh
sekumpulan lepuhan kecil yang terasa nyeri. Lepuhan ini pecah dan bergabung membentuk luka
yang melingkar. Luka yang terbentuk biasanya menimbulkan nyeri dan berbentu keropeng. Luka
akan membaik dalam waktu 10 hari tetapi bisa meninggalkan jaringan parut.

Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Untuk memperkuat diagnosa, diambil


apusan dari luka dan dibiakkan di laboratorium. Pemeriksaan darah bisa menunjukkan adanya
antibodi terhadap virus.

Pengobatan, tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan herpes genitalis, tetapi
pengobatan bisa memperpendek lamanya serangan. Jumlah serangan bisa dikurangi dengan terus
menerus mengkosumsi obat anti-virus dosis rendah. Pengobatan akan efektif jika dimulai sedini
mungkin, biasanya 2 hari setelah timbulnya gejala.

7. Trikomoniasis
Trikomoniasis adalah suatu penyakit menular seksual pada vagina atau uretra yang
disebabkan oleh Trichomonas vaginalis.

Gejalanya, pada wanita penyakit ini biasanya dimualai dengan keluarnya cairan dari vagina
yang berbusa dan berwarna kuning kehijauan. Pada pria, mengeluarkan cairan berbusa atau cairan
seperti nanah dari uretra, mengalami nyeri saat berkemih dan desakan berkemih yang lebih sering.
Gejala ini biasanya timbul pada pagi hari.

Diagnosa, pada wanita biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopik


terhadap contoh cairan vagina. Pada pria dilakukan pemeriksaan mikroskopik terhadap sekret dari
ujung penis yang diambil pada pagi hari sebelum penderita berkemih dan sebagian dibiakkan di
laboratorium. Jika hasil pemeriksaan mikroskopik belum meyakinkan, bisa dilakukan pembiakan air
kemih.

Pengobatan, Metronodasol dosis tunggal per-oral bisa menyembuhkan sampai 95%


penderita. Karena efektifitas tunggal pada penderita pria masih diragukan, maka kepada penderita
pria obat ini biasanya diberikan selama 7 hari.

Gejala umum penyakit menular seksual :

a. Pada anak perempuan gejalanya berupa:

Cairan yang tidak biasa keluar dari alat kelamin perempuan warnanya kekuningan-kuningan, berbau
tidak sedap.

Menstruasi atau haid tidak teratur.

Rasa sakit di perut bagian bawah.

Rasa gatal yang berkepanjangan di sekitar kelamin.

b. Pada anak laki-laki gejalanya berupa:


Rasa sakit atau panas saat kencing.

Keluarnya darah saat kencing.

Keluarnya nanah dari penis.

Adanya luka pada alat kelamin.

Rasa gatal pada penis atau dubur.

E. Pengobatan

Penanganan pasien infeksi menular seksual terdiri dari dua cara, bisa dengan penaganan
berdasarkan kasus(case management) ataupun penanganan berdasarkan sindrom (syndrome
management). Penanganan berdasarkan kasus yang efektif tidak hanya berupa pemberian terapi
antimikroba untuk menyembuhkan dan mengurangi infektifitas mikroba, tetapi juga diberikan
perawatan kesehatan reproduksi yang komprehensif. Sedangkan penanganan berdasarkan sindrom
didasarkan pada identifikasi dari sekelompok tanda dan gejala yang konsisten, dan penyediaan
pengobatan untuk mikroba tertentu yang menimbulkan sindrom. Penanganan infeksi menular
seksual yang ideal adalah penanganan berdasarkan mikrooganisme penyebnya. Namun, dalam
kenyataannya penderita infeksi menular seksual selalu diberi pengobatan secara empiris.

Antibiotika untuk pengobatan IMS adalah :

1. Pengobatan gonore: penisilin, ampisilin, amoksisilin, seftriakson, spektinomisin, kuinolon,


tiamfenikol, dan kanamisin.

2. Pengobatan sifilis: penisilin, sefalosporin, termasuk sefaloridin, tetrasiklin,

eritromisin, dan kloramfenikol

3. Pengobatan herpes genital: asiklovir, famsiklovir, valasiklovir

4. Pengobatan klamidia: azithromisin, doksisiklin, eritromisin

5. Pengobatan trikomoniasis: metronidazole.

F. Konsep / Cara Penanggulangan Masalah


Adapun upaya penanggulangan Penyakit Menular Seksual yang dapat

dilakukan adalah:

a. Tidak melakukan hubungan seks.

b. Menjaga perilaku seksual (seperti: penggunaan kondom).

c. Bila sudah berperilaku seks yang aktif tetaplah setia pada pasangannya.

d. Hindari penggunaan pakaian dalam serta handuk dari penderita PMS.

e. Tawakal pada Tuhan Yang Maha Esa.

f. Bila nampak gejala-gejala PMS segera ke dokter atau petugas kesehatan setempat

Anda mungkin juga menyukai