Anda di halaman 1dari 19

GONORE / KENCING NANAH

Apa itu gonore?


Penyakit gonore adalah penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri N. gonorrhoeae dapat menginfeksi selaput lendir mulut,
tenggorokan, mata, uretra, anus, selaput lendir saluran reproduksi seperti serviks, rahim, dan
saluran tuba pada wanita. Gonore adalah penyakit menular yang sangat umum. Orang yang
memiliki resiko tertinggi terkena infeksi yaitu remaja dan orang dewasa yang aktif secara
seksual.

Penyakit yang di Indonesia dikenal dengan nama kencing nanah ini ditularkan melalui kontak
seksual penis, vagina, mulut, atau anus pasangan yang terinfeksi. Tanpa ejakulasi pun gonore
masih bisa menular. Gonorrhea juga dapat menyebar secara perinatal yaitu dari ibu penderita ke
bayi yang dikandungnya saat melahirkan. Orang yang pernah terinfeksi dapat terkena kembali
jika mereka memiliki kontak seksual dengan orang yang terinfeksi.

Apa saja tanda dan gejala gonore?


Ciri-ciri kencing nanah pada laki-laki

Tanda-tanda dan gejala gonore pada pria meliputi disuria atau keluarnya nanah berwarna putih,
kuning, atau hijau dari uretra yang biasanya muncul 1-14 hari setelah infeksi. Banyak gonore
pada pria tidak menunjukkan gejala. Kasus komplikasi gonore pada pria dapat mengakibatkan
epididimitis, juga mungkin terjadi rasa sakit atau nyeri pada testis dan skrotum.
Gejala Gonore pada Wanita

Kebanyakan wanita dengan gonore tidak menunjukkan gejala, dan bila ada sebagian besar
hanya ringan dan tidak spesifik sehingga mereka keliru menafsirkan terkena infeksi vagina atau
kandung kemih. Gejala gonore pada wanita meliputi tanda-tanda disuria, peningkatan keluarnya
cairan vagina atau terjadinya perdarahan pada vagina walaupun bukan dimasa haid. Perempuan
penderita GO beresiko terkena komplikasi serius dari infeksi walaupun tidak ada gejala yang
muncul.

Infeksi gonore juga dapat menyerang dubur pada pria dan wanita dengan gejala seperti
keluarnya cairan, gatal pada anal, nyeri, perdarahan, atau buang air besar yang menyakitkan.
Infeksi bakteri pada faring (tenggorokan) dapat menyebabkan sakit tenggorokan, tetapi biasanya
asimtomatik (tanpa gejala).

Komplikasi Gonore dan bahayanya


Bahaya Gonore Pada Wanita

Penyakit gonore yang tidak diobati dapat menyebabkan masalah kesehatan yang permanen dan
serius baik pada wanita maupun pria. Gonorrhea pada wanita dapat menyebar ke rahim atau
tuba tabung dan menyebabkan penyakit radang panggul. Gejala bervariasi mulai dari ringan atau
bisa sangat parah dan dapat timbul sakit perut dan demam. Penyakir radang panggul dapat
menyebabkan abses internal, nyeri panggul kronis, merusak tuba falopi sehingga menyebabkan
infertilitas atau meningkatkan risiko kehamilan ektopik.

Akibat GO pada laki-laki


Pada pria, gonore dapat menjadi komplikasi epididimitis. Walaupun jarang terjadi, kencing nanah
pada laki-laki dapat menyebabkan kemandulan. Jika tidak diobati, gonore juga dapat menyebar
ke infeksi gonokokal darah dan DGI (Disseminated Gonococcal Infection). DGI biasanya ditandai
dengan arthritis, tenosinovitis, dan dermatitis. Kondisi komplikasi gonore ini dapat mengancam
nyawa.

Gonore dan HIV

Penyakit gonore yang tidak diobati dapat meningkatkan risiko seseorang tertular atau
menularkan HIV, virus penyebab AIDS.

Gonorrhea Pada Ibu Hamil dan Janin

Jika seorang ibu hamil terkena gonore, ia dapat memberikan infeksi kepada bayinya saat bayi
melewati jalan lahir selama persalinan. Gonore pada bayi dapat menyebabkan kebutaan, infeksi
sendi, atau infeksi darah yang mengancam jiwa bayi. Pengobatan gonore pada wanita hamil
segera setelah terdeteksi akan mengurangi risiko terjadinya komplikasi ini. Ibu hamil harus
secara rutin berkonsultasi dengan dokter penyakit kelamin untuk pemeriksaan dan pengobatan
yang tepat.

Bagaimana gonore didiagnosa?

Gonore urogenital dapat didiagnosis dengan menguji air seni, pengambilan sampel cairan dari
uretra (untuk pria), atau endoserviks atau vagina pada perempuan. Sampel diuji dengan
menggunakan pengujian amplifikasi asam nukleat (NAAT). Selain itu, cara pemeriksaan gonore
juga dapat didiagnosis dengan menggunakan kultur gonore, yang membutuhkan sampel dari
endoserviks atau uretra. Jika seseorang tertular GO setelah melakukan oral dan anal seks, maka
pengambilan sampel dari tenggorokan (faring) dan dubur harus dilakukan.

Bagaimana cara mengobati gonore yang efektif?

Penyakit gonore dapat disembuhkan dengan pengobatan yang tepat dan efektif. Ahli penyakit
kelamin merekomendasikan terapi ganda menggunakan dua jenis obat gonore. Pengobatan
gonore harus dilakukan dengan menghabiskan semua obat yang diresepkan oleh dokter. Obat
gonore tidak boleh dibagi dengan siapa pun. Meskipun obat akan menghentikan infeksi, ia tidak
akan memperbaiki kerusakan permanen yang telah terjadi.

Resistensi bakteri N. gonorrhoeae telah mengakibatkan pengobatan gonore menjadi lebih sulit.
Jika gejala terus berlanjut lebih dari beberapa hari setelah pengobatan, sebaiknya segera
lakukan konsultasi ulang pada dokter penyakit kelamin anda. Penderita GO harus memberitahu
semua pasangan seksnya sehingga mereka segera dapat memeriksa dan mengobati dirinya.
Hal ini akan mengurangi risiko bahwa timbulnya komplikasi gonore yang serius dan juga akan
mengurangi risiko seseorang terinfeksi gonore kembali.
Penderita gonore dan pasangannya harus menghindari berhubungan seks sampai mereka telah
menyelesaikan semua pengobatan dan tidak ada lagi gejala yang muncul. Penyakit gonore
dapat dicegah dengan menjauhkan diri dari hubungan intim, atau hanya berhubungan dengan
pasangan yang bebas infeksi penyakit kelamin. Penggunaan kondom lateks secara konsisten
dan benar dapat mengurangi risiko penularan gonore
SIFILIS

Sifilis adalah infeksi bakteri yang penyebaran utamanya melalui kontak seksual. Penyebab
penyakit menular seksual ini disebabkan oleh bakteri spirochete Treponema pallidum. Bakteri ini
menyebabkan infeksi ketika masuk ke kulit yang rusak atau melalui membran lendir biasanya
dari alat kelamin. Sifilis paling sering ditularkan melalui hubungan seksual, meskipun juga dapat
ditularkan dengan cara lain.

Penyakit raja singa adalah nama lain sifilis di Indonesia. Penyakit ini terjadi di seluruh dunia.
Manusia tidak memiliki kekebalan alami terhadap sifilis. Sipilis lebih umum muncul di daerah
perkotaan, dan penderita tertingginya adalah pada pria yang berhubungan seks dengan laki-laki.
Orang yang berusia 15 – 25 adalah populasi dengan risiko tinggi.

Karena mungkin banyak orang tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi dengan sifilis, banyak
negara mewajibkan tes sifilis sebelum menikah. Semua wanita hamil yang menerima perawatan
prenatal juga harus diskrining untuk untuk mencegah sifilis pada kehamilan. Hal ini dilakukan
untuk mencegah infeksi bakteri Treponema pallidum menular ke bayi atau yang biasa disebut
sifilis kongenital.

Gejala Penyakit Raja Singa (sifilis)

Gejala sifilis primer adalah:

 Luka kecil terbuka atau ulkus, tidak menyakitkan yang disebut chancre pada alat
kelamin, mulut, kulit, atau rektum. Chancre akan sembuh dengan sendirinya dalam 3 – 6
minggu.
 Pembesaran kelenjar getah bening di daerah yang terinfeksi
Setelah luka sembuh, bakteri terus tumbuh dalam tubuh, kemudian menimbulkan gejala sifilis
stadium 2 (sifilis sekunder).

Gejala sifilis sekunder yaitu:

 Ruam kulit yang biasanya muncul pada telapak tangan dan telapak kaki
 Luka yang disebut patch mukosa di sekitar mulut, vagina, atau penis
 Kutil lembab yang disebut kondiloma lata pada alat kelamin atau lipatan kulit
 Demam, rasa tidak enak badan dan kehilangan nafsu makan Nyeri otot dan nyeri sendi
 Pembengkakan kelenjar getah bening
 Perubahan penglihatan
 Rambut rontok

Gejala sifilis tersier tergantung pada organ bagian mana yang terinfeksi. Ciri-ciri penyakit sipilis
tahap akhir ini sangat bervariasi dan sulit untuk didiagnosa hanya berdasarkan pemeriksaan
fisik.

Tanda-tanda raja singa tersier meliputi:

 Kerusakan jantung yang dapat menyebabkan aneurisma atau penyakit katup jantung
 Gangguan sistem saraf pusat (neurosifilis)
 Tumor kulit, tulang, atau hati

Cara Pengobatan Penyakit Sipilis

Obat sifilis yaitu antibiotik seperti penisilin G benzatin. Untuk pasien yang alergi terhadap
penisilin dapat diberikan doxycycline, atau tetrasiklin. Lama pengobatan tergantung pada
seberapa parah sifilis dan faktor kesehatan pasien secara keseluruhan. Untuk mengobati sifilis
pada kehamilan, penisilin merupakan obat yang direkomendasikan. Tetrasiklin tidak dapat
digunakan karena berbahaya bagi janin. Eritromisin tidak dapat mencegah sifilis kongenital pada
bayi.
Beberapa jam setelah mendapatkan perawatan sifilis tahap awal, mungkin akan muncul
reaksi Jarish-Herxheimer. Efek samping ini disebabkan oleh reaksi kekebalan terhadap bakteri
yang dihancurkan oleh obat.

Gejala dan tanda-tanda reaksi Jarish-Herxheimer meliputi menggigil, demam, tidak enak badan,
sakit kepala, nyeri sendi, nyeri otot, mual, ruam. Gejala efek samping ini biasanya hilang dalam
waktu 24 jam.

Tindak lanjut atau kontrol harus dilakukan dengan tes darah pada bulan ke 3, 6, 12, dan 24
untuk memastikan bahwa infeksi telah hilang. Hindari kontak seksual ketika luka chancre hadir.
Gunakan kondom sampai dua tes kontrol telah menunjukkan bahwa infeksi telah sembuh total.
Semua pasangan seksual penderita juga harus diobati. Sifilis sangat menular pada tahap primer
dan sekunder.

Sifilis dapat disembuhkan jika didiagnosis dini dan diobati sepenuhnya. Penyakit sifilis sekunder
dapat disembuhkan jika didiagnosis dini dan diobati secara efektif. Meskipun biasanya hilang
dalam beberapa minggu namun dalam beberapa kasus ia dapat berlangsung hingga 1 tahun.
Tanpa pengobatan sepertiga pasien akan memiliki komplikasi sifilis kronis. Sifilis akhir dapat
menyebabkan kerusakan secara permanen sehingga mengakibatkan kematian
PENYAKIT HERPES SIMPLEX
Salah satu penyakit kelamin yang sangat menular adalah penyakit herpes simplex. Penyakit ini
sering ditularkan melalui hubungan badan dengan cara yang tidak aman. Menggunakan kondom
merupakan salah satu pencegahannya, selain itu setia kepada pasangan menjadi pencegahan
yang paling ampuh.

Herpes simplex adalah penyakit yang disebabkan oleh virus herpes simplex 1 (HSV-1) dan virus
herpes simplex 2 (HSV-2). Infeksi kedua jenis herpes virus ini berbeda satu sama lain melihat
tempat infeksi HSV 1 dan HSV 2 berbeda. Penyakit herpes simplex yang paling umum dan
banyak orang yang terdiagnosis sejak masa kecil disebabkan oleh Virus penyakit herpes simplex
tipe 1 (HSV-1), biasanya terkain dengan infeksi pada bibir, mulut, wajah. Virus herpes simplex
tipe 1 ini sering menyebabkan luka (lesi) di dalam mulut, seperti luka dingin (lepuh demam), atau
infeksi mata (terutama konjungtiva dan kornea). Hal ini juga dapat menyebabkan infeksi pada
selaput otak (meningoencephalitis). Virus herpes simplex ditularkan melalui kontak dengan air
liur yang terinfeksi. Pada orang dewasa 30 – 90% akan memiliki antibodi terhadap virus penyakit
herpes simplex 1. Kemungkinan infeksi masa kanak-kanak lebih tinggi di antara mereka yang
dengan status sosial ekonomi rendah. Pada virus penyakit herpes simplex 2 (HSV-2) biasanya
menular seksual. Gejalanya termasuk ulkus kelamin atau luka. Namun, beberapa orang dengan
HSV-2 tidak memiliki gejala.
Penyakit herpes simplex dapat menginfeksi dan menyebabkan kelainan janin. Seorang ibu yang
terinfeksi penyakit herpes simplex dapat menularkan virus kepada bayinya pada saat
melahirkan, terutama jika ibu memiliki infeksi aktif pada saat hamil. Namun, 60 sampai 80% dari
infeksi penyakit herpes simplex diperoleh bayi baru lahir terjadi pada wanita yang tidak memiliki
gejala infeksi HSV atau riwayat infeksi herpes genital. Dua pertiga orang dengan infeksi herpes
simplex genital kambuh dengan beberapa gejala dan sepertiga memiliki tiga atau lebih
recurrences (wabah) tiap tahun.

Virus herpes simplex jika sudah menginfeksi seseorang tidak akan pernah hilang dari tubuh,
namun tetap aktif dan ketika telah pasif dapat aktif kembali kemudian menyebabkan berbagai
gejala. Karena itu pengobatan terhadap penyakit herpes simplex ini sangat diperlukan.
Gejala Herpes Simplex

Herpes simplex yang sudah mengjangkiti seseorang akan ditandai dengan adanya kesemutan,
rasa tidak nyaman atau rasa gatal yang dirasakan beberapa jam sampai 2-3 hari sebelum
timbulnya lepuhan. Lepuhan yang dikelilingi oleh daerah kemerahan dapat muncul dimana saja
pada kulit atau selaput lendir, tetapi paling sering ditemukan di dalam dan disekitar mulut, bibir
dan alat kelamin. Lepuhan (yang bisa saja terasa nyeri) cenderung membentuk kelompok, yang
bergabung satu sama lain membentuk sebuah kumpulan yang lebih besar.

Selain itu gejala herpes simplex lainnya bisa berupa lecet atau borok (paling sering terdapat di
bibir mulut, gusi, dan alat kelamin), pembesaran kelenjar getah bening di leher atau
selangkangan (biasanya hanya pada saat infeksi awal), demam lepuh (terutama pada episode
pertama), lesi genital (mungkin akan ada sensasi terbakar atau kesemutan) dan lain-lain.

Virus Herpes Simplex dan virus HIV


Virus herpes simplex tidak termasuk infeksi yang mendefinisikan bahwa seseorang terjangkit
penyakit AIDS. Namun orang yang terinfeksi HIV dan virus herpes simplex secara bersamaan
lebih mungkin mengalami jangkitan herpes lebih sering. Jangkitan ini dapat lebih berat dan
bertahan lebih lama dibandingkan dengan orang tidak terinfeksi HIV.

Luka yang diakibatkan oleh herpes simplex menyediakan jalur yang dimanfaatkan virus HIV
untuk melewati pertahanan kekebalan tubuh, sehingga menjadi lebih mudah terinfeksi HIV.
Sebuah penelitian baru menemukan risiko orang yang terinfeksi virus herpes simplex dan tertular
HIV adalah tiga kali lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak terinfeksi virus herpes simplex.
Sebuah penelitian lain menemukan bahwa mengobati penyakit herpes simplex dapat
mengakibatkan penurunan yang bermakna pada viral load HIV. Namun penelitian lain
menemukan bahwa mengobati penyakit herpes simplex tidak mencegah infeksi HIV baru.

Orang yang terinfeksi virus HIV dan virus herpes simplex secara bersamaan, sebaiknya sangat
hati-hati waktu ada jangkitan virus herpes simplex. Pada saat terjangkit virus herpes simplex,
viral load HIV-nya biasanya meningkat, yang meningkatkan risiko penularan HIV-nya pada orang
lain. Dari sisi lain, mengobati penyakit herpes simplex pada orang dengan infeksi HIV dan HSV
bersamaan dapat mengurangi viral load HIV. Pengobatan ini juga dapat mengurangi risiko
menyebarkan HIV pada orang lain.

Penularan Herpes Simplex

Penularan herpes simplex terjadi melalui kontak langsung dengan kulit yang melempuh atau
melalui cairan yang keluar dari kulit yang melepuh atau melalui kontak seksual pada orang
dewasa. HSV 1 juga bisa ditularkan melalui kontak sosial pada masa anak-anak. Prevelansi
HSV 2 lebih tinggi pada kelompok HIV positif dan mereka yang melakukan hubungan seks tanpa
kondom. Penularan dapat terjadi walaupun tidak ada luka HSV yang terbuka. Sebenarnya
sebagian besar orang dengan HSV tidak mengetahui dirinya terinfeksi dan tidak sadar bahwa
mereka dapat menyebarkannya. Justru, di negara maju seperti AS, hanya sekitar 9% orang
dengan HSV-2 mengetahui dirinya terinfeksi. Berarti masih orang yang terinfeksi virus herpes
simplex dan tidak mengetahui bahwa dirinya terinfeksi.

Pencegahan Penyakit Herpes Simplex

Sebetulnya penyebaran virus herpes simplex sangat sulit dicegah. Hal ini dikarenakan
kebanyakan orang telah terinfeksi virus herpes simplex tidak tahu dirinya terinfeksi dan dapat
menularkannya. Orang yang tahu dirinya terinfeksi virus herpes simplex pun mungkin tidak
mengetahui bahwa mereka dapat menularkan infeksi walaupun mereka tidak mempunyai luka
herpes yang terbuka.

Angka penularan penyakit herpes simplex dapat dikurangi dengan penggunaan kondom. Namun
kondom tidak dapat mencegah semua penularan. Infeksi penyakit herpes simplex dapat menular
dan ditulari dari daerah kelamin yang agak luas – lebih luas daripada yang ditutup oleh celana
dalam – dan juga di daerah mulut. Para peneliti sekarang mencari vaksin untuk mencegah HSV.
Satu calon vaksin menunjukkan hasil yang baik terhadap HSV-2 pada perempuan, tetapi tidak
pada laki-laki. Belum ada vaksin yang disetujui untuk mencegah infeksi HSV, tetapi penelitian
terhadap vaksin untuk HSV berlanjut terus.

Herpes simpleks adalah infeksi virus yang dapat menyebabkan herpes kelamin atau luka demam
di sekitar mulut. Kebanyakan orang yang terinfeksi HSV tidak mengetahui dirinya terinfeksi. HSV
mudah menular dari orang ke orang waktu hubungan seks atau hubungan langsung yang lain
dengan daerah infeksi HSV. Herpes simplex dapat menular walaupun luka terbuka tidak terlihat.

Sekali kita terinfeksi, kita tetap terinfeksi untuk seumur hidup. Orang dengan herpes
simplex sekali-kali dapat mengalami jangkitan kulit melepuh yang sakit. Setelah setiap jangkitan
selesai, untuk sementara infeksi menjadi laten atau tidak aktif. Orang dengan virus HIV
mengalami jangkitan HSV yang lebih sering dan lebih berat.
HIV/AIDS
HIV merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. HIV sendiri adalah virus yang
jika menginfeksi dapat menyebabkan menurunnya kemampuan dalam melawan infeksi virus,
bakteri, jamur, parasit yang masuk ke dalam tubuh. Virus HIV bekerja dengan cara menyerang
sistem kekebalan tubuh manusia. Virus ini juga menyebabkan penderitanya rentan terhadap
serangan kanker karena menurunnya kekebalan tubuh.

Sementara AIDS ( Acquired immunodeficiency syndrome) adalah tahap lanjutan dari infeksi virus
HIV. Penularan virus HIV dapat terjadi melalui darah, air mani, hubungan seksual atau cairan
vagina. Namun virus ini tidak dapat menular lewat kontak fisik biasa seperti berpelukan,
berciuman, atau berjabat tangan dengan seseorang yang terinfeksi HIV atau AIDS. Jadi, kita
tidak perlu mengucilkan mereka.

Untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit ini, ada baiknya Anda mengetahui apa
saja gejala-gejala infeksi HIV dan AIDS, serta faktor resiko dan cara pencegahannya. Silahkan
baca penjabaran berikut ini:

Gejala HIV / AIDS


Gejala HIV dan AIDS bervariasi tergantung dari fase infeksinya.
Infeksi awal

Ketika infeksi HIV pertama, anda mungkin tidak akan mengalami tanda atau gejala apapun.
Tetapi dalam beberapa minggu anda dapat mengalami:

 Demam
 Sakit kepala
 Radang tenggorokan
 Pembengkakan kelenjar limpa
 Ruam

Infeksi selanjutnya

Anda mungkin tidak akan mengalami gejala apapun dalam waktu 8 sampai 9 tahun, atau bahkan
lebih. Tapi seiring dengan virus yang melipatgandakan diri dan merusak sistem imun, anda
mungkin akan mengalami infeksi ringan atau gejala kronis seperti:

 Pembengkakan node limpa – sering merupakan tanda awal infeksi HIV


 Diare
 Hilang berat badan
 Demam
 Batuk atau napas yang pendek

Infeksi tahap akhir

Dalam waktu sekitar 10 tahun atau lebih setelah infeksi pertama, masalah yang lebih serius
dapat terjadi yang diistilahkan dengan AIDS dan dapat terjadi:

 Infeksi yang terjadi ketika sistem imun lemah, seperti pneumocystis carinii pneumonia
(PCP)
 Kadar CD4 lymphocyte 200 atau lebih rendah – normalnya adalah antara 800 sampai
1.200

Seiring dengan perkembangan AIDS, sistem imun anda telah mengalami kerusakan parah.
Infeksi akan mudah terjadi. Tanda dan gejalanya adalah:

 Berkeringat di malam hari


 Menggigil atau demam lebih dari 38 Celcius untuk beberapa minggu
 Batuk kering dan napas pendek
 Diare kronis
 Noda putih pada lidah atau mulut
 Sakit kepala
 Pandangan kabur
 Hilang berat badan

Anda juga dapat mengalami tanda dan gejala pada tahap lanjut infeksi virus HIV itu sendiri,
seperti:

 Rasa lelah yang tidak hilang dan tidak terjelaskan


 Berkeringat pada malam hari
 Menggigil atau demam tinggi untuk beberapa minggu
 Pembengkakan node limpa lebih dari tiga bulan
 Diare kronis
 Sakit kepala yang tidak hilang

Jika anda terinfeksi virus HIV, anda juga lebih rentan mengalami kanker, khususnya kanker
servik, lymphoma dan Kaposi’s sarcoma.

Gejala HIV pada anak-anak

Anak-anak dengan HIV positif dapat mengalami:

 Sulit menambah berat badan


 Sulit berkembang secara normal
 Sulit berjalan
 Penundaan perkembangan mental
 Dapat mengalami infeksi telinga, pneumonia dan tonsilis

Penyebab & Faktor Risiko

Penyebab

Normalnya sel darah putih dan antibodi menyerang dan menghancurkan organism easing yang
masuk ke dalam tubuh. Respon ini diatur oleh sel darah putih bernama limposit CD4. Limposit ini
juga merupakan target utama HIV. Sekali masuk ke dalam tubuh, virus memasukkna material
genetiknya ke dalam limposit dan melipatgandakan diri.
Ketika salinan virus baru keluar dari sel induk dan masuk ke dalam aliran darah, virus akan
menyerang sel lain. Sebagai efeknya sel CD4 akan mati. Siklus ini terus berulang. Pada akhirnya
menyebabkan kerusakan sistem imun yang berarti tubuh tidak akan mempu melawan infeksi
bakteri dan virus lain.

Faktor risiko

Faktor risiko terinfeksi AIDS antara lain:

 Tidak memakai pelindung ketika melakukan hubungan seksual dengan lebih dari satu
pasangan
 Tidak memakai pelindung ketika melakukan hubungan seksual dengan orang dengan
HIV positif
 Memiliki penyakit menular seksual lain seperti syphilis, herpes, chlamydia, gonorrhea
atau bacterial vaginosis.
 Bergantian dalam memakai jarum suntik
 Mendapatkan transfusi darah yang terinfeksi virus HIV
 Memiliki sedikit salinan gen CCL3L1 yang membantu melawan infeksi HIV
 Ibu yang memiliki HIV

Pencegahan HIV/AIDS

Tidak ada vaksin untuk mencegah infeksi HIV dan tidak ada penyembuh untuk AIDS. Jaga
kesehatan dan lindungi diri anda dari faktor-faktor risiko adalah jalan terbaik.

Jika anda HIV negatif maka tindakan yang terbaik adalah:

 Ketahui apa itu HIV dan bagaimana penularannya


 Ketahui status kesehatan pasangan seksual anda
 Gunakan kondom setiap kali melakukan hubungan seksual
 Pertimbangan untuk melakukan penyunatan pada laki-laki
 Gunakan jarum suntik steril
 Waspada terhadap darah transfusi
 Periksakan kesehatan secara teratur

Jika anda positif mengidap HIV maka anda harus melindungi orang di sekeliling anda dengan:

 Lakukan hubungan seksual yang aman dengan memakai kondom


 Beritahukan pasangan anda bahwa anda mengidap HIV
 Jika pasangan anda hamil, beritahukan bahwa anda mengidap HIV dan lakukan
perawatan untuk menjaga kesehatannya dan bayinya
 Katakan kepada orang lain yang anda rasa perlu untuk tahu bahwa anda mengidap HIV
 Jangan berbagi jarum suntik
 Jangan donorkan darah dan organ anda
 Jangan berbagi pisau cukur atau sikat gigi
 Jika anda hamil, ambil perawatan medis secepatnya

Semoga artikel ini dapat memberikan pemahaman lebih jauh mengenai penyakit HIV atau AIDS
dan mengingkatkan kewaspadaan serta pencegahan
KEPUTIHAN
Keputihan (Flour Albus) sebenarnya bukan penyakit akan tetapi merupakan manifestasi
gejala penyakit sistem reproduksi wanita. Ditandai dengan keluarnya cairan dari kewanitaan
(vagina) yang bukan berupa darah ataupun air kencing berwarna kekuning-kuningan,dan
bentuknya cair hingga kental.Keputihan dibedakan menjadi dua jenis yaitu keputihan
fisiologis (normal) atau keputihan patologis (abnormal).Keputihan terjadi hampir pada semua
wanita dan ibu hamil akan tetapi tidak semua mengetahui fakta dan penanganan yang tepat
untuk mengatasi keputihan.Anda juga harus mengetahui bahwa tidak semua keputihan
berbahaya ada pula keputihan yang lumrah di alami oleh seluruh wanita.

Jenis Keputihan :

Keputihan fisiologis (normal)

Meskipun keputihan jenis ini tidak berbahaya akan tetapi sering kali membuat anda tidak
nyaman dan dapat menurunkan rasa percaya diri. Keputihan fisiologis dapat
dialami oleh wanita normal yang akan haid atau telah haid.Keputihan terjadi pula pada masa
pubertas dan masa mendekati monopouse. Keputihan juga bisa terjadi karena anda sedang
mengalami stress atau anda sedang hamil. Adapun ciri-ciri keputihan fisiologis adalah
sebagai berikut :
1. Vagina mengeluarkan cairan yang berlebihan

2. Tidak menyebabkan gatal pada daerah vagina

3. Cairan berwarna bening

4. Tidak bau amis

Meskipun keputihan jenis ini aman bukan berarti organ kewanitaan anda tidak terancam
karena bagaimana pun memjaga kebersihan organ kewanitaan adalah hal yang harus
dilakukan oleh wanita dalam menjaga agar area kewanitaan bersih dan tidak terkontaminasi
dengan bakteri, jamur dan virus.

Keputihan Patologis (abnormal)

Keputihan jenis ini yang seringkali dianggap remeh dan dianggap keputihan biasa, padahal
jika dibiarkan tanpa pengobatan dan pencegahan maka akan semakin memperburuk
keputihan patologis. Penyebab dari keputihan patologis yaitu adanya perubahan
kelembapan vagina yang meyebabkan terganggunya perkembangan bakteri normal. Ada
beberapa infeksi yang ditimbulkan oleh bakteri, jamur dan virus yaitu contohnya adalah:

1. Infeksi jamur adanya infeksi jamur menyebabkan anda mengalami keputihan


berwarna putih kekuningan , cairan kental, terjadi pembengkakan vulva dan
mengalami gatal dan nyeri pada daerah vulva.

2. Vaginosis Bakterialis(VB). Ada beberapa bakteri penyebab keputihan yaitu


Gardnerella, Mobiluncus, Bacteriodes,Mycoplasma. Adapun ciri-ciri nya jika
keputihan anda disebabkan oleh infeksi bakteri adalah keluar cairan berwarna
putih keabuan, berbau, gatal, kemerahan dan terjadinya pembengkakan pada
bibir vagina.

3. Trichomoniasis . Jika anda mengalami keputihan dengan tanda-tanda berwarna


kekuningan atau kehijauaan, lendir berbusa, bau amis, nyeri kemih dan gatal.

4. Gonorrhea. Cairan vagina anda mengalami perubahan warna menjadi keabuan


atau kekuninngan kemudian keluarnya darah diantara siklus haid dan gangguan
air kecil.

5. Adapun infeksi yang ditimbulkan oleh bakteri lain seperti gonococcus,Chlamydia


trichomatis,Gardenella, dan Treponema pallidum. Disebabkan oleh jamur
misalnya Candida infeksi dan disebabkan virus kondiloma acuminata dan
herpes.
Penyebab Keputihan

Ada beberapa penyebab terjadinya keputihan yaitu secara internal menyangkut kebersihan
area kewanitaan dan faktor luar diri yang menyangkut kebersihan dan lingkungan :

1. Infeksi yang disebabkan jamur , bakteri atau virus. Mengakibatkan kuman baik
menurun sehingga terjadi nya perkembangan bakteri jahat (patogen) meningkat,
sehingga menyebabkan pH kewanitaan anda meningkat.

2. Kurang menjaga kebersihan. Tidak dapat menjaga kebersihan pada area


kewanitaan anda akan menimbulkan masalah keputihan sehingga bakteri jahat
(patogen) meningkat mengakibatkan terjadinya infeksi yang mudah menyebar ke
area kewanitaan.

3. Antibiotik dan Pil KB dalam kurun waktu lama. Konsumsi antibiotik dan pil Kb
dalam waktu lama akan menimbulkan keputihan hal ini dikarenakan antibiotik
dapat mengakibatkan adanya sistem imunitad dalam tubuh. Penggunaan KB pun
akan mengakibatkan terganggunya keseimbangan hormonal.

4. Stress. Stress akan mengakibatkan semua organ tubuh yang dipengaruhi otak
mengalamiu perubahan keseimbangan dan menimbulkan keputihan.

5. Adanya benda yang masuk ke dalam vagina. Keputihan juga dapat diakibatkan
oleh tampon, masuknya rambut kemaluan, alat kontrasepsi, iritasi yang
berlangsung lama .

Cara Mengatasi Keputihan :

1. Hindari penggunaan sabun antiseptik yang terlalu sering karena akan


menganggu kestabilan ph kewanitaan anda yang menyebabkan bakteri baik
anda terganggu.

2. Usahakan untuk tidak menggunakan bedak di vagina karena akan mengundang


jamur dan bakteri yang menempel dan menjadi tumpukan di vagina

3. Usahakan vagina anda selalu kering sebelum menggunakan celana dalam.

4. Jangan menggunakan celana dalam yang lembab dan bahan tidak menyerap
keringat.

5. Sering menggunakan pembalut saat anda menstruasi


EPIDIDIMITIS

DEFINISI

Epididimitis adalah peradangan pada epididimis. Epididimis adalah sebuah


struktur yang terletak di atas dan di sekelilingtestis (buah zakar). Fungsinya
adalah sebagai pengangkut, tempat penyimpanan dan tempat
pematangan sel spermayang berasal dari testis.

Epididimis akut bisanya lebih berat daripada epididimis kronis.


Epididimis kronis berlangsung selama lebih dari 6 minggu.

PENYEBAB

Epididimitis biasanya disebabkan oleh bakteri yang berhubungan dengan:


 Infeksi saluran kemih
 Penyakit menular seksual (misalnya klamidia dan gonore)
 Prostatitis (infeksi prostat).
Epididimitis juga bisa merupakan komplikasi dari:
 Pemasangan kateter
 Prostatektomi (pengangkatan prostat).
Resiko yang lebih besar ditemukan pada pria yang berganti-ganti pasangan
seksual dan tidak menggunakan kondom.
GEJALA

Gejalanya berupa nyeri dan pembengkakan skrotum (kantung zakar), yang


sifatnya bisa ringan atau berat. Peradangan yang sangat hebat bisa
menyebabkan penderita tidak dapat berjalan karena sangat nyeri. Infeksi juga
bisa menjadi sangat berat dan menyebar ke testis yang berdekatan. Infeksi
hebat bisa menyebabkan demam dan kadang
pembentukan abses (pernanahan).

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan adalah:


 Benjolan di testis
 Pembengkakan testis pada sisi epididimis yang terkena
 Pembengkakan selangkangan pada sisi yang terkena
 Nyeri testis ketika buang air besar
 Demam
 Keluar nanah dari uretra (lubang di ujung penis)
 Nyeri ketika berkemih
 Nyeri ketika berhubungan seksual atau ejakulasi
 Darah di dalam semen
 Nyeri selangkangan.

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Testis


pada sisi yang terkena kadang membengkak. Nyeri tekan biasanya terbatas
pada daerah tertentu (tempat melekatnya epididimis). Bisa ditemukan adanya
pembesaran kelenjar getah bening di selangkangan.

Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:


 Analisa dan pembiakan air kemih
 Tes penyaringan untuk klamidia dan gonore
 Pemeriksaan darah lengkap
 Pemeriksaan kimia darah.

PENGOBATAN

Untuk mengatasi infeksi, diberikan antibiotik. Selain itu juga diberikan obat
pereda nyeri dan anti peradangan. Penderita sebaiknya menjalani tirah baring
dengan skrotum diangkat dan dikormpres dingin.
PENCEGAHAN

Pada saat menjalani pembedahan, seringkali diberikan


antibiotik profilaktik(sebagai tindakan pencegahan) kepada orang-orang yang
memiliki resiko menderita epididimitis. Epididimitis akibat penyakit menular
seksual bisa dicegah dengan cara tidak melakukan hubungan seksual di luar
nikah.

Anda mungkin juga menyukai