Ada dua jenis servisitis, yakni servisitis akut dan servisitis kronis. Jika servisitis tidak diobati
dengan tepat waktu, akan menyebabkan peradangan serviks yang akan berujung pada kondisi
kronis.
Servisitis adalah kondisi tidak sulit untuk diobati, tetapi jika tidak diobati, penyakit ini akan
mengurangi kekebalan rahim dan vagina, meningkatkan risiko terkena penyakit menular seksual
seperti sifilis, gonore dan klamidia, bahkan HIV.
Jika servisitis menyebabkan gonore atau klamidia dan menyebar ke tuba falopi, pasien dapat
merasakan sakit di bagian panggul.
Herpes simplex virus hanya menyebabkan peradangan di kulit luar daerah vagina namun tidak
dapat menyebabkan infeksi pada kelenjar serviks.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki
kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Kapan saya harus periksa ke dokter?
Jika Anda melihat sesuatu yang tidak biasa, maka sebaiknya Anda harus periksa ke rumah sakit
atau dokter untuk diuji dan diperiksa. Terutama, Anda harus segera periksa ke dokter jika:
Selalu konsultasikan ke dokter untuk memutuskan metode diagnosis, pengobatan dan perawatan
yang terbaik untuk Anda.
Penyebab
Apa penyebab servisitis?
Penyebab servisitis adalah arena terpapar oleh penyakit menular seksual, yaitu seperti:
Penyakit yang disebabkan oleh parasit seperti gonore, klamidia atau infeksi trikomoniasis
Infeksi virus seperti virus herpes simpleks atau virus HPV menyebabkan herpes genital
Infeksi Staphylococcus dan Streptococcus .
Benda asing seperti pasarium, tampon, atau diafragma juga dapat menyebabkan servisitis.
Faktor-faktor risiko
Apa yang meningkatkan risiko saya untuk servisitis?
Faktor-faktor tertentu yang meningkatkan risiko Anda mengalami servisitis adalah sebagai
berikut:
Jika Anda tidak memiliki faktor risiko, bukan berarti Anda tidak bisa mengalami penyakit ini.
Tanda-tanda ini hanya sebagai referensi saja. Anda harus konsultasi ke dokter spesialis untuk
lebih jelasnya.
Obat & Pengobatan
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada
dokter Anda.
Obat antivirus dapat membantu mengobati jika penyebabnya adalah virus. Namun, obat ini tidak
dapat menyembuhkan infeksi virus. Obat ini hanya bekerja untuk mengontrol dan mengurangi
gejala.
Pengobatan di rumah
Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat
dilakukan untuk mengatasi servisitis?
Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi
servisitis:
lakukanlah pemeriksaan ulang untuk memantau perkembangan gejala dan kondisi kesehatan
ikuti anjuran dokter, jangan menggunakan obat tanpa anjuran dokter atau tidak menggunakan
obat resep yang telah diberikan oleh dokter
jagalah area kemaluan Anda agar tetap bersih tapi jangan menggunakan sabun deterjen yang
terlalu kuat. Pasien harus konsultasi dengan dokter untuk mengetahui metode dan jenis produk
yang cocok untuk pembersihan
gunakan kondom untuk mencegah penyebaran infeksi seksual seperti gonore, klamidia, infeksi
trichomonas, herpes simplex dan HIV, dan HPV
Lakukan Pap Smear secara teratur
Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada area leher rahim yaitu bagian rahim yang
menghubungkan rahim bagian atas dengan vagina, Kanker serviks disebabkan oleh Human
Papilloma Virus (HPV), sebagian besar disebabkan oleh HPV-16 dan HPV-18.
Merokok
Kontrasepsi: penggunaan kontrasepsi pil dalam jangka waktu lama (>5 tahun) meningkatkan risiko
kanker leher rahim sebanyak 2 kali.
Daya tahan tubuh lemah: pada wanita imunokompromise (penurunan kekebalan tubuh) seperti
transplantasi ginjal dan HIV, dapat mengakselerasi (mempercepat) pertumbuhan sel kanker dari
noninvasif menjadi invasif (tidak ganas menjadi ganas)
Untuk mencegah terjadinya kanker serviks, maka Anda harus menghindari faktor risiko yang
disebutkan di atas. Selain itu, Anda dapat melakukan vaksinasi HPV.
Perdarahan abnormal atau flek (bercak perdarahan) yang keluar dari vagina terutama setelah
melakukan hubungan seksual. Perdarahan dapat ditemukan di antara 2 siklus haid, saat haid
(jumlah perdarahan haid bertambah), bahkan setelah menopause.
Stadium lanjut: bercak vagina yang berbau, penurunan berat badan, dan obstruksi (sumbatan)
dalam berkemih, nyeri panggul.
Cara mendeteksi tanda paling awal yang dapat ditemukan sebelum berkembangnya kanker serviks
(lesi pra-kanker serviks) hanya dapat ditemukan melalui pemeriksaan pap smear atau IVA (inspeksi
visual dengan asam asetat) yang dilakukan oleh dokter umum/spesialis kebidanan dan
kandungan. Jika Anda sudah pernah melakukan hubungan seksual maka dapat dilakukan
pemeriksaan vagina dengan papsmear.
Berikut kami sertakan artikel untuk menambah pengetahuan Anda tentang kanker serviks.
Kanker Serviks
Servisitis merupakan bentuk dari peradangan cervix (mulut rahim) dimana paling sering disebabkan
oleh infeksi menular seksual (seperti gonorea, chlamydia, herpes atau bakteri lain) ataupun dapat
disebabkan oleh IUD, diafragma, ataupun alergi terhadap kondom. Cara menanganinya adalah
pertama mengetahui penyebab dari cervicitis, bila disebabkan oleh infeksi maka harus diberikan
pengobatan seperti antibiotik.
Ketidakseimbangan hormon, rendahnya kadar estrogen atau tingginya kadar progesteron dapat
mempengaruhi kemampuan untuk menjaga kesehatan jaringan mulut rahim.
Faktor risiko servisitis antara lain riwayat berganti-ganti pasangan seksual, riwayat PMS
sebelumnya, berhubungan seksual pada usia muda, pasangan seksual yang memiliki riwayat PMS.
Pada hasil pap smear Anda, tidak ditemukan tanda-tanda keganasan ataupun infeksi
dari Trichomonas, monilia, maupun infeksi HPV. Sel radang dan PMN bertambah menandakan
adanya infeksi seperti yang disebutkan pada penyebab lain servisitis di atas. Bakteri Doderlein
adalah bakteri normal yang terdapat dalam leher rahim, sedangkan bakteri Coccen adalah bakteri
yang berbentuk bulat. Kesimpulan saat ini Anda mengalami infeksi ringan pada leher rahim dan
tidak ada tanda-tanda keganasan. Untuk pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi kembali dengan
dokter yang memeriksa Anda agar pengobatan sesuai dengan hasil pemeriksaan.
Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada area leher rahim yaitu bagian rahim yang
menghubungkan rahim bagian atas dengan vagina, Kanker serviks disebabkan oleh Human
Papilloma Virus (HPV), sebagian besar disebabkan oleh HPV-16 dan HPV-18.
Merokok
Kontrasepsi: penggunaan kontrasepsi pil dalam jangka waktu lama (>5 tahun) meningkatkan risiko
kanker leher rahim sebanyak 2 kali.
Daya tahan tubuh lemah: pada wanita imunokompromise (penurunan kekebalan tubuh) seperti
transplantasi ginjal dan HIV, dapat mengakselerasi (mempercepat) pertumbuhan sel kanker dari
noninvasif menjadi invasif (tidak ganas menjadi ganas)
Untuk mencegah terjadinya kanker serviks, maka Anda harus menghindari faktor risiko yang
disebutkan di atas. Selain itu, Anda dapat melakukan vaksinasi HPV.
Perdarahan abnormal atau flek (bercak perdarahan) yang keluar dari vagina terutama setelah
melakukan hubungan seksual. Perdarahan dapat ditemukan di antara 2 siklus haid, saat haid
(jumlah perdarahan haid bertambah), bahkan setelah menopause.
Stadium lanjut: bercak vagina yang berbau, penurunan berat badan, dan obstruksi (sumbatan)
dalam berkemih, nyeri panggul.
Cara mendeteksi tanda paling awal yang dapat ditemukan sebelum berkembangnya kanker serviks
(lesi pra-kanker serviks) hanya dapat ditemukan melalui pemeriksaan pap smear atau IVA (inspeksi
visual dengan asam asetat) yang dilakukan oleh dokter umum/spesialis kebidanan dan
kandungan. Jika Anda sudah pernah melakukan hubungan seksual maka dapat dilakukan
pemeriksaan vagina dengan papsmear.
Berikut kami sertakan artikel untuk menambah pengetahuan Anda tentang kanker serviks.
Kanker Serviks
Servisitis merupakan bentuk dari peradangan cervix (mulut rahim) dimana paling sering disebabkan
oleh infeksi menular seksual (seperti gonorea, chlamydia, herpes atau bakteri lain) ataupun dapat
disebabkan oleh IUD, diafragma, ataupun alergi terhadap kondom. Cara menanganinya adalah
Adnexitis infeksi pada adnexa rahim. Adnexa adalah jaringan yang berada disekitar
rahim termasuk tuba fallopi dan ovarium. Adnexitis adalah radang pada tuba fallopi
dan ovarium yang biasanya terjadi bersamaan.
Adnexitis adalah infeksi atau radang pada adnexa rahim. Adnexa adalah jaringan
yang berada di sekitar rahim, termasuk tuba fallopi dan ovarium. Adnexitis adalah
infeksi atau radang pada adnexa rahim.
TANDA GEJALA:
Adnexitis kadang memunculkan gejala kadang pula tidak.
Gejala umumnya adalah :
- Demam terjadi secara tiba-tiba dan parah terutama akibat Gonnorhoe
- Sakit pada perut bagian bawah atau kram yang tidak berhubungan dengan
haid (bukan premenstuasi syndrom)
- Nyeri tekan kanan dan kiri di perut bagian bawah
- Nyeri saat berhubungan seksual
- Nyeri BAK (Buang Air Kecil)
- Keluarnya cairan berbau dan berwarna kekuningan dari vagina
- Menstruasi tidak teratur yaitu perdarahan bercak atau spoting sampai perdarahan
irregular
- Nyeri punggung
- Dismenore
- Mennoraghie
- Mual muntah
ADNEXITIS AKUT:
- Infeksi oleh Neisseria gonorhoe dan Chlamydia trachomatis.
- Melakukan aktifitas seks tanpa kondom.
- Radang atau infeksi yang menjalar ke atas dari uterus, bisa juga datang dari tempat
ekstra vaginal lewat jalan darah.
- Infeksi setelah aborsi atau infeksi masa nifas.
- Akibat tindakan kerokan (kurretage) laparatomi, pemasangan IUD.
- Perluasan radang dari alat atau organ yang letaknya tidak jauh seperti appendiks.
- Melahirkan dengan alat yang tidak steril
- Ganti-ganti pasangan seks
- Sebelumnya sudah pernah terkena pelvic inflamatory disease
ADNEXITIS KRONIK:
- Terjadi sebagai lanjutan dari adnexitis akut
- Dari permulaan sifatnya kronis seperti adnexitis tuberculosa
Endometritis sendiri biasanya disebabkan oleh infeksi, dan infeksi yang dapat
memicu endometritis meliputi penyakit menular seksual (IMS) seperti
gonorrhea dan infeksi klamidia trachomatis, juga infeksi tuberculosis dn infeksi
dari flora normal bakteri di vagina.
Semua wanita mempunyai flora normal bakteri di vaginanya. Penyakit ini dapa
disebabkan perubhan pola bakteri flora normal. Risiko meningkat terutama
setelah keguguran dan setelah melahirkan bayi, terutama pada operasi sesar
dan lahir normal lama (partus berdurasi lama).
Pada kasus yang berat, membutuhkan cairan intravena (infus) dan perawatan
dirumah sakit, terutama pada kondisi setelah atau diikuti melahirkan bayi.
Prinsipnya, katakana keada dokter jika anda memiliki pengalaman dan gejala
dari penyakit ini. Sangat penting untuk diobati, dan dicegah agar tidak menjadi
komplikasi yang serius.
Bagaimana Komplikasi Endometritis?
Komplikasi dari penyakit ini muncul apabila tidak dibati dengan antibiotik.
Komplikasi ini dapat memicu : infertilitas, peritonitis yang menyebar ke pelvic
atau kita sebut dengan infeksi pervis general, adanya abses pada pelvis dan
uterus.
Komplikasi lain juga dapat terjadi seperti septicemia (adanya bakteri banyak di
darah), dan syok septik yaitu menurunnya tekanan darah karena infeksi.
Catatan khusus septicemia, dimana dapat menjadi sepsis yaitu infeksi berat
yang dapat memburuk dengan cepat. Sepsis ini dapat menjadi syok septik, dan
sangat mengancam jiwa. Keduanya wajib membutuhkan perawatan di rumah
sakit.
Infeksi pada dinding rahim (endometrium) ini banyak dialami oleh ibu yang menjalani proses persalinan yang
lama, atau jarak antara waktu pecah kantung ketuban dan pengeluaran bayi cukup panjang. Bila Anda
menjalani persalinan Caesar, risikonya 5-15% dan Anda yang melahirkan secara alami, risikonya 1-3%.
Penyebab: Jenis-jenis bakteri di lapisan lendir vagina, terutama Streptococcus B dan Escherichia coli.
Gejala: Demam di atas 38°C disertai menggigil, atau perdarahan dari vagina pada 24-36 jam setelah bersalin,
nyeri di bagian perut bawah, lokia berwarna keruh (tidak bening) dan berbau tak sedap, denyut jantung
meningkat, serta bila bagian bawah perut ditekan terasa keras.
Pengobatan: Suntikan antibiotika, seperti sefalosporin, penisilin, dan karbapenem. Pemberiannya bisa
berbentuk tunggal atau kombinasi sesuai kebutuhan. Umumnya dalam 2-3 hari setelah diobati, infeksi sembuh
sendiri.
Pencegahan: Suntikan antibiotika, terutama pada persalinan Caesar. Pemberian suntikan antibiotika kadang
perlu diulang 8 jam setelah persalinan. Selalu menjaga kebersihan jalan lahir dan vagina setelah bersalin. Pada
persalinan Caesar, pencegahan dilakukan dengan pemberian antibiotika profilaksis.