Anda di halaman 1dari 17

Definisi

Apa itu servisitis?


Servisitis adalah kondisi yang juga dikenal sebagai infeksi serviks, pembengkakan dan keadaan
peradangan di saluran serviks yang disebabkan oleh infeksi, jamur atau parasit. Gejala servisitis
mungkin mirip dengan vaginitis, gejala tersebut termasuk hubungan seksual yang terasa sakit,
gatal dan keluar cairan yang tidak biasa dari vagina.

Ada dua jenis servisitis, yakni servisitis akut dan servisitis kronis. Jika servisitis tidak diobati
dengan tepat waktu, akan menyebabkan peradangan serviks yang akan berujung pada kondisi
kronis.

Servisitis adalah kondisi tidak sulit untuk diobati, tetapi jika tidak diobati, penyakit ini akan
mengurangi kekebalan rahim dan vagina, meningkatkan risiko terkena penyakit menular seksual
seperti sifilis, gonore dan klamidia, bahkan HIV.

Seberapa umumkah servisitis?


Servisitis adalah kondisi yang biasa terjadi pada wanita dari segala usia. Namun, penyakit ini
lebih banyak terjadi pada usia di bawah 25 tahun. Anda dapat mencegah terkena penyakit ini
dengan mengurangi faktor risiko. Silakan konsultasikan dengan dokter Anda untuk informasi
lebih lanjut.

Tanda-tanda & gejala


Apa saja tanda-tanda dan gejala servisitis?
Servisitis adalah kondisi tidak menimbulkan gejala dan hanya diketahui pada saat pemeriksaan
dengan gejala yang meliputi:

 Adanya kotoran (keputihan), kuning atau putih;


 Perdarahan ringan, kotoran vagina berwarna merah muda atau coklat;
 Nyeri di daerah vagina secara teratur;
 Nyeri selama hubungan seksual.

Jika servisitis menyebabkan gonore atau klamidia dan menyebar ke tuba falopi, pasien dapat
merasakan sakit di bagian panggul.

Herpes simplex virus hanya menyebabkan peradangan di kulit luar daerah vagina namun tidak
dapat menyebabkan infeksi pada kelenjar serviks.

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki
kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Kapan saya harus periksa ke dokter?
Jika Anda melihat sesuatu yang tidak biasa, maka sebaiknya Anda harus periksa ke rumah sakit
atau dokter untuk diuji dan diperiksa. Terutama, Anda harus segera periksa ke dokter jika:

 vagina mengeluarkan gas, bau atau warna yang tidak biasa


 vagina mengalami perdarahan yang tidak disebabkan oleh menstruasi
 nyeri selama hubungan seksual
 status dan kondisi dapat bervariasi pada banyak orang

Selalu konsultasikan ke dokter untuk memutuskan metode diagnosis, pengobatan dan perawatan
yang terbaik untuk Anda.

Penyebab
Apa penyebab servisitis?
Penyebab servisitis adalah arena terpapar oleh penyakit menular seksual, yaitu seperti:

 Penyakit yang disebabkan oleh parasit seperti gonore, klamidia atau infeksi trikomoniasis
 Infeksi virus seperti virus herpes simpleks atau virus HPV menyebabkan herpes genital
 Infeksi Staphylococcus dan Streptococcus .

Benda asing seperti pasarium, tampon, atau diafragma juga dapat menyebabkan servisitis.

Faktor-faktor risiko
Apa yang meningkatkan risiko saya untuk servisitis?
Faktor-faktor tertentu yang meningkatkan risiko Anda mengalami servisitis adalah sebagai
berikut:

 Sering berhubungan seks yang tidak aman


 Memiliki penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual
 Memiliki peradangan pada saluran serviks
 Memiliki sistem kekebalan vagina bawaan, karena sakit atau pengobatan medis lainnya (seperti
transplantasi organ untuk mengobati rheumatoid arthritis ).

Jika Anda tidak memiliki faktor risiko, bukan berarti Anda tidak bisa mengalami penyakit ini.
Tanda-tanda ini hanya sebagai referensi saja. Anda harus konsultasi ke dokter spesialis untuk
lebih jelasnya.
Obat & Pengobatan
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada
dokter Anda.

Apa saja pilihan pengobatan saya untuk servisitis?


Dokter akan memberikan pengobatan servisitis berdasarkan penyebabnya. Servisitis yang
disebabkan oleh klamidia, gonore, atau infeksi trikomoniasis membutuhkan antibiotik. Karena
antibiotik dapat membunuh semua bakteri yang berbahaya maupun yang bermanfaat dalam
vagina dan rahim, juga mengurangi kekebalan vagina, pasien sebaiknya tidak menggunakan
antibiotik terlalu banyak.

Obat antivirus dapat membantu mengobati jika penyebabnya adalah virus. Namun, obat ini tidak
dapat menyembuhkan infeksi virus. Obat ini hanya bekerja untuk mengontrol dan mengurangi
gejala.

Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk servisitis?


Dokter bisa mendiagnosis servisitis melalui pemeriksaan klinis pada bagian panggul,
pengamatan dan pengujian kotoran vagina juga dapat dilakukan. Tes umum yang termasuk tes
sampel Pap smear dan tes darah untuk menentukan penyebab peradangan.

Pengobatan di rumah
Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat
dilakukan untuk mengatasi servisitis?
Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi
servisitis:

 lakukanlah pemeriksaan ulang untuk memantau perkembangan gejala dan kondisi kesehatan
 ikuti anjuran dokter, jangan menggunakan obat tanpa anjuran dokter atau tidak menggunakan
obat resep yang telah diberikan oleh dokter
 jagalah area kemaluan Anda agar tetap bersih tapi jangan menggunakan sabun deterjen yang
terlalu kuat. Pasien harus konsultasi dengan dokter untuk mengetahui metode dan jenis produk
yang cocok untuk pembersihan
 gunakan kondom untuk mencegah penyebaran infeksi seksual seperti gonore, klamidia, infeksi
trichomonas, herpes simplex dan HIV, dan HPV
 Lakukan Pap Smear secara teratur
Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada area leher rahim yaitu bagian rahim yang
menghubungkan rahim bagian atas dengan vagina, Kanker serviks disebabkan oleh Human
Papilloma Virus (HPV), sebagian besar disebabkan oleh HPV-16 dan HPV-18.

Faktor risiko kanker serviks diantaranya:

 Hubungan seksual pertama kali < 16 tahun

 Sering berganti-ganti pasangan seksual

 Jumlah kehamilan/jumlah anak banyak

 Merokok

 Kontrasepsi: penggunaan kontrasepsi pil dalam jangka waktu lama (>5 tahun) meningkatkan risiko
kanker leher rahim sebanyak 2 kali.

 Daya tahan tubuh lemah: pada wanita imunokompromise (penurunan kekebalan tubuh) seperti
transplantasi ginjal dan HIV, dapat mengakselerasi (mempercepat) pertumbuhan sel kanker dari
noninvasif menjadi invasif (tidak ganas menjadi ganas)

 Infeksi HPV (Human Papilloma Virus)

Untuk mencegah terjadinya kanker serviks, maka Anda harus menghindari faktor risiko yang
disebutkan di atas. Selain itu, Anda dapat melakukan vaksinasi HPV.

Gejala kanker serviks:

 Perdarahan abnormal atau flek (bercak perdarahan) yang keluar dari vagina terutama setelah
melakukan hubungan seksual. Perdarahan dapat ditemukan di antara 2 siklus haid, saat haid
(jumlah perdarahan haid bertambah), bahkan setelah menopause.

 Stadium lanjut: bercak vagina yang berbau, penurunan berat badan, dan obstruksi (sumbatan)
dalam berkemih, nyeri panggul.

Cara mendeteksi tanda paling awal yang dapat ditemukan sebelum berkembangnya kanker serviks
(lesi pra-kanker serviks) hanya dapat ditemukan melalui pemeriksaan pap smear atau IVA (inspeksi
visual dengan asam asetat) yang dilakukan oleh dokter umum/spesialis kebidanan dan
kandungan. Jika Anda sudah pernah melakukan hubungan seksual maka dapat dilakukan
pemeriksaan vagina dengan papsmear.

Berikut kami sertakan artikel untuk menambah pengetahuan Anda tentang kanker serviks.

 Kanker Serviks

 Vaksin HPV Mencegah Kanker Serviks

 Inilah Tes-tes Untuk Periksa Kanker Serviks

 Waspadai 9 Gejala Kanker Serviks!

Servisitis merupakan bentuk dari peradangan cervix (mulut rahim) dimana paling sering disebabkan
oleh infeksi menular seksual (seperti gonorea, chlamydia, herpes atau bakteri lain) ataupun dapat
disebabkan oleh IUD, diafragma, ataupun alergi terhadap kondom. Cara menanganinya adalah
pertama mengetahui penyebab dari cervicitis, bila disebabkan oleh infeksi maka harus diberikan
pengobatan seperti antibiotik.

Penyebab lain servisitis:

 Iritasi atau perlukaan akibat alat-alat seperti diafragma, pessary, tampon

 Alergi terhadap spermisid yang digunakan untuk KB

 Alergi terhadap kondom latex

 Paparan terhadap bahan kimiawi

 Ketidakseimbangan bakteri yang normal di vagina. Pertumbuhan berlebih bakteri-bakteri yang


normal berada di vagina (bacterial vaginosis)

 Ketidakseimbangan hormon, rendahnya kadar estrogen atau tingginya kadar progesteron dapat
mempengaruhi kemampuan untuk menjaga kesehatan jaringan mulut rahim.

 Kanker ataupun terapi kanker

Faktor risiko servisitis antara lain riwayat berganti-ganti pasangan seksual, riwayat PMS
sebelumnya, berhubungan seksual pada usia muda, pasangan seksual yang memiliki riwayat PMS.

Pada hasil pap smear Anda, tidak ditemukan tanda-tanda keganasan ataupun infeksi
dari Trichomonas, monilia, maupun infeksi HPV. Sel radang dan PMN bertambah menandakan
adanya infeksi seperti yang disebutkan pada penyebab lain servisitis di atas. Bakteri Doderlein
adalah bakteri normal yang terdapat dalam leher rahim, sedangkan bakteri Coccen adalah bakteri
yang berbentuk bulat. Kesimpulan saat ini Anda mengalami infeksi ringan pada leher rahim dan
tidak ada tanda-tanda keganasan. Untuk pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi kembali dengan
dokter yang memeriksa Anda agar pengobatan sesuai dengan hasil pemeriksaan.
Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada area leher rahim yaitu bagian rahim yang
menghubungkan rahim bagian atas dengan vagina, Kanker serviks disebabkan oleh Human
Papilloma Virus (HPV), sebagian besar disebabkan oleh HPV-16 dan HPV-18.

Faktor risiko kanker serviks diantaranya:

 Hubungan seksual pertama kali < 16 tahun

 Sering berganti-ganti pasangan seksual

 Jumlah kehamilan/jumlah anak banyak

 Merokok

 Kontrasepsi: penggunaan kontrasepsi pil dalam jangka waktu lama (>5 tahun) meningkatkan risiko
kanker leher rahim sebanyak 2 kali.

 Daya tahan tubuh lemah: pada wanita imunokompromise (penurunan kekebalan tubuh) seperti
transplantasi ginjal dan HIV, dapat mengakselerasi (mempercepat) pertumbuhan sel kanker dari
noninvasif menjadi invasif (tidak ganas menjadi ganas)

 Infeksi HPV (Human Papilloma Virus)

Untuk mencegah terjadinya kanker serviks, maka Anda harus menghindari faktor risiko yang
disebutkan di atas. Selain itu, Anda dapat melakukan vaksinasi HPV.

Gejala kanker serviks:

 Perdarahan abnormal atau flek (bercak perdarahan) yang keluar dari vagina terutama setelah
melakukan hubungan seksual. Perdarahan dapat ditemukan di antara 2 siklus haid, saat haid
(jumlah perdarahan haid bertambah), bahkan setelah menopause.

 Stadium lanjut: bercak vagina yang berbau, penurunan berat badan, dan obstruksi (sumbatan)
dalam berkemih, nyeri panggul.

Cara mendeteksi tanda paling awal yang dapat ditemukan sebelum berkembangnya kanker serviks
(lesi pra-kanker serviks) hanya dapat ditemukan melalui pemeriksaan pap smear atau IVA (inspeksi
visual dengan asam asetat) yang dilakukan oleh dokter umum/spesialis kebidanan dan
kandungan. Jika Anda sudah pernah melakukan hubungan seksual maka dapat dilakukan
pemeriksaan vagina dengan papsmear.

Berikut kami sertakan artikel untuk menambah pengetahuan Anda tentang kanker serviks.

 Kanker Serviks

 Vaksin HPV Mencegah Kanker Serviks

 Inilah Tes-tes Untuk Periksa Kanker Serviks

 Waspadai 9 Gejala Kanker Serviks!

Servisitis merupakan bentuk dari peradangan cervix (mulut rahim) dimana paling sering disebabkan
oleh infeksi menular seksual (seperti gonorea, chlamydia, herpes atau bakteri lain) ataupun dapat
disebabkan oleh IUD, diafragma, ataupun alergi terhadap kondom. Cara menanganinya adalah
Adnexitis infeksi pada adnexa rahim. Adnexa adalah jaringan yang berada disekitar
rahim termasuk tuba fallopi dan ovarium. Adnexitis adalah radang pada tuba fallopi
dan ovarium yang biasanya terjadi bersamaan.

Adnexitis adalah infeksi atau radang pada adnexa rahim. Adnexa adalah jaringan
yang berada di sekitar rahim, termasuk tuba fallopi dan ovarium. Adnexitis adalah
infeksi atau radang pada adnexa rahim.

TANDA GEJALA:
Adnexitis kadang memunculkan gejala kadang pula tidak.
Gejala umumnya adalah :
- Demam terjadi secara tiba-tiba dan parah terutama akibat Gonnorhoe
- Sakit pada perut bagian bawah atau kram yang tidak berhubungan dengan
haid (bukan premenstuasi syndrom)
- Nyeri tekan kanan dan kiri di perut bagian bawah
- Nyeri saat berhubungan seksual
- Nyeri BAK (Buang Air Kecil)
- Keluarnya cairan berbau dan berwarna kekuningan dari vagina
- Menstruasi tidak teratur yaitu perdarahan bercak atau spoting sampai perdarahan
irregular
- Nyeri punggung
- Dismenore
- Mennoraghie
- Mual muntah

ADNEXITIS AKUT:
- Infeksi oleh Neisseria gonorhoe dan Chlamydia trachomatis.
- Melakukan aktifitas seks tanpa kondom.
- Radang atau infeksi yang menjalar ke atas dari uterus, bisa juga datang dari tempat
ekstra vaginal lewat jalan darah.
- Infeksi setelah aborsi atau infeksi masa nifas.
- Akibat tindakan kerokan (kurretage) laparatomi, pemasangan IUD.
- Perluasan radang dari alat atau organ yang letaknya tidak jauh seperti appendiks.
- Melahirkan dengan alat yang tidak steril
- Ganti-ganti pasangan seks
- Sebelumnya sudah pernah terkena pelvic inflamatory disease

ADNEXITIS KRONIK:
- Terjadi sebagai lanjutan dari adnexitis akut
- Dari permulaan sifatnya kronis seperti adnexitis tuberculosa

GEJALA ADNEXITIS KRONIK :


- Anamnesis telah menderita adnexitis akut
- Nyeri di perut bagian bawah, nyeri ini bertambah sebelum dan sewaktu haid,
kadang-kadang nyeri di pinggang atau waktu buang air besar
- Disminorea
- Mennoragia
- Infertilitas
Apakah yang anda maksud adnexitis? Adnexitis merupakan peradangan
dari jaringan adnexa, yaitu ovarium dan tuba falopi. Mengenai
kemungkinan hamil, perlu diketahui bahwa kehamilan terjadi apabila sel
telur dibuahi oleh sel sperma. Sementara sel telur dihasilkan oleh
ovarium, yang pada wanita terdapat dua buah yaitu ovarium kiri dan
kanan. Adnexitis umumnya hanya terjadi pada satu sisi. Sehingga sisi
yang sehat masih bisa menghasilkan sel telur. Namun, kami menyarankan
adnexitis diterapi terlebih dahulu sebelum anda memulai kehamilan.

Sebelum menghitung masa subur, perlu diketahui terlebih dulu berapa


hari siklus haid Anda. Apakah 21 hari? 28 hari? 35 hari? atau yang
lain?. Siklus haid normal berlangsung antara 21-35 hari. Untuk
mengetahui masa subur Anda, perlu diketahui terlebih dulu rata-rata
siklus haid Anda dalam 3 bulan terakhir.
Masa subur berlangsung selama 6 hari, yaitu pada 2 hari sebelum
ovulasi (pelepasan sel telur) hingga 3 hari setelah ovulasi. Kemungkinan
hamil akan tinggi bila hubungan intim dilakukan pada waktu-waktu ini.
Untuk mengetahui kapan Anda berovulasi, berikut caranya:
1. Catat selalu rata-rata siklus haid Anda. Hari 1 adalah hari pertama Anda haid.2.
Ovulasi terjadi kurang lebih 2 minggu (14 hari) sebelum haid
berikutnya. Apabila siklus haid rata-rata 28 hari, Anda akan ovulasi di
sekitar hari ke-14.3. Apabila siklus haid Anda tidak teratur, lihat
periksa siklus terpanjang dan terpendek dalam 3 bulan terakhir. Misalnya
siklus terpanjang 35 hari dan siklus terpendek 21 hari. Hari 1 adalah
hari pertama haid. Masa subur Anda berada di (21-18)/hari 3 hingga
(35-11)/hari 24. Di antara hari ke-3 hingga ke-24 ini Anda memiliki
peluang untuk hamil.

Sebaiknya anda berkonsultasi dengan dokter spesialis kebidanan dan


kandungan agar diagnosis anda dapat ditentukan secara tepat, dan diberi
terapi yang sesuai.
Apakah yang anda maksud adnexitis? Adnexitis merupakan peradangan
dari jaringan adnexa, yaitu ovarium dan tuba falopi. Mengenai
kemungkinan hamil, perlu diketahui bahwa kehamilan terjadi apabila sel
telur dibuahi oleh sel sperma. Sementara sel telur dihasilkan oleh
ovarium, yang pada wanita terdapat dua buah yaitu ovarium kiri dan
kanan. Adnexitis umumnya hanya terjadi pada satu sisi. Sehingga sisi
yang sehat masih bisa menghasilkan sel telur. Namun, kami menyarankan
adnexitis diterapi terlebih dahulu sebelum anda memulai kehamilan.

Sebelum menghitung masa subur, perlu diketahui terlebih dulu berapa


hari siklus haid Anda. Apakah 21 hari? 28 hari? 35 hari? atau yang
lain?. Siklus haid normal berlangsung antara 21-35 hari. Untuk
mengetahui masa subur Anda, perlu diketahui terlebih dulu rata-rata
siklus haid Anda dalam 3 bulan terakhir.
Masa subur berlangsung selama 6 hari, yaitu pada 2 hari sebelum
ovulasi (pelepasan sel telur) hingga 3 hari setelah ovulasi. Kemungkinan
hamil akan tinggi bila hubungan intim dilakukan pada waktu-waktu ini.
Untuk mengetahui kapan Anda berovulasi, berikut caranya:
1. Catat selalu rata-rata siklus haid Anda. Hari 1 adalah hari pertama Anda haid.2.
Ovulasi terjadi kurang lebih 2 minggu (14 hari) sebelum haid
berikutnya. Apabila siklus haid rata-rata 28 hari, Anda akan ovulasi di
sekitar hari ke-14.3. Apabila siklus haid Anda tidak teratur, lihat
periksa siklus terpanjang dan terpendek dalam 3 bulan terakhir. Misalnya
siklus terpanjang 35 hari dan siklus terpendek 21 hari. Hari 1 adalah
hari pertama haid. Masa subur Anda berada di (21-18)/hari 3 hingga
(35-11)/hari 24. Di antara hari ke-3 hingga ke-24 ini Anda memiliki
peluang untuk hamil.

Sebaiknya anda berkonsultasi dengan dokter spesialis kebidanan dan


kandungan agar diagnosis anda dapat ditentukan secara tepat, dan diberi
terapi yang sesuai.
Endometritis adalah adanya peradanga pada uterus, dan seringnya disertai
infeksi disana. Uterus atau rahim adalah organ reproduksi utama pada
perempuan dimana pada organ tersebut janin bayi berkembang Selama
kehamilan.

Endometritis seringnya tidak mengancam jiwa, tetapi sangat penting untuk


ditangani dan diobati tuntas. Pengobatannya membutuhkan antibiotik bila
disertai infeksi. Infeksi yang tidak diobati dapat memicu komplikasi pada organ
reproduksi, masalah infertilitas dan masalah kesehatan lainnya.

Apa Penyebab Endometritis?

Endometritis sendiri biasanya disebabkan oleh infeksi, dan infeksi yang dapat
memicu endometritis meliputi penyakit menular seksual (IMS) seperti
gonorrhea dan infeksi klamidia trachomatis, juga infeksi tuberculosis dn infeksi
dari flora normal bakteri di vagina.

Semua wanita mempunyai flora normal bakteri di vaginanya. Penyakit ini dapa
disebabkan perubhan pola bakteri flora normal. Risiko meningkat terutama
setelah keguguran dan setelah melahirkan bayi, terutama pada operasi sesar
dan lahir normal lama (partus berdurasi lama).

Penderita juga dapat terkena endometritis setelah menjalankan prosedur medis


yang memasukkan alat ke uterus melalui servik. Prosedur tersebut dapat
sebagai jalan bakteri untuk masuk. Prosedur medis yang dapat meningkatkan
risiko penyakit ini adalah : Histerektomi, pemasagan dan pelepasan IUD, dan
dilatasi serta kuretase.

Endometritis sendiri dapat terjadi bersamaan dengan komplikasi lain di area


pelvis, seperti peradangan di servik (servisitis). Kondisi ini dapat menimbulkan
gejala dan juga gejala bisa tidak tampak.

Bagaimana Tanda dan Gejala Endometritis?


Endometritis dapat menimbulkan beberapa gejala dibawah ini, seperti:

1. Pembengkakan abdomen/ perut


2. adanya perdarahan vagina yang tidak normal
3. adanya cairan dan discharge vagina yang tidak normal
4. konstipasi
5. perasaan tidak nyaman dan peristaltik usus meningkat.
6. demam dan merasa tidak nyaman
7. Terdapat nyeri pada pelvis, pada perut bagian bawah dan area rektum.

Baca Juga: Tanda Hamil Kembar : Kenali dan Ketahui Gejalanya

Bagaimana Pemeriksaan Endometritis?

Prinsipnya dalam pemeriksaan, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan


pemeriksaan gnekologis. Dokter akan melihat bagian perut, uterus dan servik
untuk melihat tanda nyeri dan cairan yang keluar disana. Adapun beberapa tes
yang dapat menunjang diagnosis seperti:

1. Pengambilan sampel kultur dari servik untuk dilakukan pemeriksaan


dari bakteri yang menjadi penyebab infeksi seperti gonorrhea dan
klamidia.
2. Mengambil beberapa jaringan di uerus untuk dilakukan pemeriksaan
atau kita sebut dengan endometrial biopsy.
3. prosedur laparoskopi dimana dokter memasukkan alat ke dalam
abdomen dan pelvis.
4. melihat cairan yang keluar dari vagina di atas mikroskop.
5. Pemeriksaan darah rutin juga dapat dilakukan untuk menentukan
jumllah sel darah putih (Leukosit/WBC), dan Laju endap darah
(LED/ESR). Pada endometritis, kadar leukosit dan laju endap darah
cenderung meningkat.
Bagaimana Pengobatan Endometritis?

Endometritis dapat diobati dengan antibiotik. Pasangan berhubungan seksual


juga harus diobati jika dokter menemukan salah satu mengidap penyakit
menular seksual. Sangat penting untuk menyelesaikan semua proses
pengobatan yang diresepkan dokter.

Pada kasus yang berat, membutuhkan cairan intravena (infus) dan perawatan
dirumah sakit, terutama pada kondisi setelah atau diikuti melahirkan bayi.

Untuk pencegahannya, anda dapat menurunkan risiko endometritis dari


melahirkan bayi dan berbagai prosedur ginekologis dengan meminta dokter
memakai alat yang steril dan teknik melahirkan atau teknk operasi yang steril.

Dokter dapat meresepkan antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi selama


perasi sesar sesaat sebelum memulai operasi. Anda juga dapat mengurangi
risiko penyakit ini dari penyakit menular seksual, dengan melakukan :

1. Berhubungan seksual dengan aman, seperti memakai kondom


2. melakukan skrining dan deteksi awal penyakit menular pada diri anda
dan pasangan anda
3. Menyelesaikan semua proses pengobatan yang diberikan pada anda
terhadap penyakit menular seksual yang diderita.

Baca Juga: Keguguran : Jenis Aborsi hingga Pencegahannya

Prinsipnya, katakana keada dokter jika anda memiliki pengalaman dan gejala
dari penyakit ini. Sangat penting untuk diobati, dan dicegah agar tidak menjadi
komplikasi yang serius.
Bagaimana Komplikasi Endometritis?

Komplikasi dari penyakit ini muncul apabila tidak dibati dengan antibiotik.
Komplikasi ini dapat memicu : infertilitas, peritonitis yang menyebar ke pelvic
atau kita sebut dengan infeksi pervis general, adanya abses pada pelvis dan
uterus.

Komplikasi lain juga dapat terjadi seperti septicemia (adanya bakteri banyak di
darah), dan syok septik yaitu menurunnya tekanan darah karena infeksi.
Catatan khusus septicemia, dimana dapat menjadi sepsis yaitu infeksi berat
yang dapat memburuk dengan cepat. Sepsis ini dapat menjadi syok septik, dan
sangat mengancam jiwa. Keduanya wajib membutuhkan perawatan di rumah
sakit.

Demikian Penjelasan yang dapat kami sampaikan, Salam DokterMuslim.com

Oleh: dr. M. Wiwid Santiko


Yogyakarta, 11 Juni 2017

WASPADAI ENDOMETRITIS PASKA BERSALIN


Bekas luka robekan pada perineum maupun luka bekas sayatan operasi seusai bersalin, dapat menjadi pintu
gerbang bagi 1001 kuman penyakit untuk masuk ke dalam tubuh Anda. Penyakit infeksi apa saja yang kerap
mengancam ibu setelah bersalin? Salah satu diantaranya adalah endometritis

Infeksi pada dinding rahim (endometrium) ini banyak dialami oleh ibu yang menjalani proses persalinan yang
lama, atau jarak antara waktu pecah kantung ketuban dan pengeluaran bayi cukup panjang. Bila Anda
menjalani persalinan Caesar, risikonya 5-15% dan Anda yang melahirkan secara alami, risikonya 1-3%.

Penyebab: Jenis-jenis bakteri di lapisan lendir vagina, terutama Streptococcus B dan Escherichia coli.

Gejala: Demam di atas 38°C disertai menggigil, atau perdarahan dari vagina pada 24-36 jam setelah bersalin,
nyeri di bagian perut bawah, lokia berwarna keruh (tidak bening) dan berbau tak sedap, denyut jantung
meningkat, serta bila bagian bawah perut ditekan terasa keras.

Pengobatan: Suntikan antibiotika, seperti sefalosporin, penisilin, dan karbapenem. Pemberiannya bisa
berbentuk tunggal atau kombinasi sesuai kebutuhan. Umumnya dalam 2-3 hari setelah diobati, infeksi sembuh
sendiri.

Pencegahan: Suntikan antibiotika, terutama pada persalinan Caesar. Pemberian suntikan antibiotika kadang
perlu diulang 8 jam setelah persalinan. Selalu menjaga kebersihan jalan lahir dan vagina setelah bersalin. Pada
persalinan Caesar, pencegahan dilakukan dengan pemberian antibiotika profilaksis.

Anda mungkin juga menyukai