Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Serviksitis

ervisitis adalah peradangan yang terjadi pada serviks (leher rahim). Serviks
adalah bagian paling bawah dari rahim yang berfungsi sebagai pintu masuk menuju
rahim dari vagina. Peradangan ini bisa terjadi tanpa ada gejala-gejala yang dirasakan
penderita.

Jaringan pada serviks yang meradang bisa memerah, membengkak, berlendir,


bahkan bernanah. Jaringan tersebut juga akan mudah berdarah jika tersentuh.

Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang lebih berisiko terkena servisitis adalah:

 Melakukan hubungan seksual yang tidak aman, termasuk sering bergonta-ganti


pasangan dan melakukan hubungan seks tanpa pengaman.
 Aktif berhubungan seksual sejak muda.
 Pernah terinfeksi penyakit menular seksual.
 Memiliki pasangan yang pernah mengidap penyakit menular seksual dan
punya kebiasaan sering melakukan hubungan seksual yang tidak aman.
 Orang yang pernah mengidap servisitis juga lebih berisiko mengalaminya
kembali.

Gejala Servisitis

Gejala adalah sesuatu yang dirasakan dan diceritakan oleh penderita. Mayoritas
penderita servisitis tidak merasakan gejala ataupun tanda apa pun.

, penderita baru menyadari gejala dan tanda servisitis setelah menjalani


pemeriksaan. Beberapa gejala umum dari servisitis adalah:
Munculnya cairan vagina dalam jumlah banyak, biasanya berwarna
kehijauan, kecoklatan, atau kekuningan. Cairan tersebut seperti nanah dan kadang
berbau tidak sedap.

 Frekuensi buang air kecil yang semakin sering.


 Rasa nyeri saat berhubungan seksual.
 Perdarahan dari vagina setelah berhubungan seksual, yang bukan disebabkan
menstruasi.
 Rasa nyeri pada bagian panggul atau perut.

Perlu diingat sekali lagi, terkadang servisitis tidak menimbulkan gejala atau tanda
apa pun. Jika Anda mengalami beberapa gejala atau tanda di atas, segera hubungi
dokter. Terutama bagi yang berisiko menderita klamidia, segera periksa apa Anda juga
mengalami servisitis walaupun Anda tidak merasakan gejala apa pun.

Penyebab Servisitis
Seringkali servisitis disebabkan oleh infeksi penyakit menular seksual, seperti
klamidia atau gonorea, namun servisitis juga bisa disebabkan oleh faktor non-infeksi.
Berikut ini adalah beberapa penyebab servisitis:

 Penyakit menular seksual. Seperti trikomoniasis, klamidia, gonore, kutil kelamin,


dan herpes genital. Kebanyakan infeksi bakteri dan virus yang menyebabkan
servisitis ini ditularkan melalui hubungan seksual.
 Reaksi alergi, terhadap gel spermisida (zat yang dapt menonaktifkan sperma) yang
biasa melapisi atau bahan lateks dari alat-alat kontrasepsi serta produk-produk
kewanitaan.
 Pertumbuhan bakteri tidak terkendali di dalam vagina atau disebut juga
vaaginosis bakterialis.
 Iritasi atau cedera akibat pemakaian tampon, alat pengontrol kehamilan.
 Ketidakseimbangan hormon.
 Kanker atau perawatan kanker.

Diagnosis Servisitis
Diagnosis merupakan langkah dokter untuk mengidentifikasi penyakit atau
kondisi yang menjelaskan gejala dan tanda-tanda yang dialami oleh pasien. Beberapa
langkah dokter untuk mendiagnosis servisitis adalah:

 Pemeriksaan bagian panggul. Dokter akan memeriksa adanya pembengkakan dan


nyeri di organ-organ pada bagian panggul. Dokter mungkin akan menggunakan
spekulum untuk memeriksa bagian atas vagina serta serviks.
 Pengambilan sampel. Dokter akan mengambil sampel cairan dari serviks dan
vagina untuk diteliti lebih lanjut di laboratorium. Biasanya dilakukan dengan cara pap
smeardan kolposkopi yang disertai biopsi serviks.

Pengobatan dan Pencegahan Servisitis


Penderita mungkin tidak memerlukan pengobatan jika penyebab servisitis yang
mereka idap bukanlah berasal dari penyakit menular seksual. Jika memang disebabkan
penyakit menular seksual, maka penderita dan pasangannya harus menjalani
pengobatan.
Untuk menghindari penularan, penderita dianjurkan untuk tidak berhubungan
seksual sampai pengobatan selesai. Beberapa pengobatan untuk menangani servisitis
akibat penyakit menular seksual adalah:

 Obat-obatan antibiotik, untuk menangani infeksi bakteri seperti gonorea atau


klamidia.
 Obat-obatan antiviral, untuk menangani infeksi virus seperti herpes genital atau
kutil kelamin.
 Obat-obatan antijamur.
 Terapi hormonal, mungkin akan dilakukan bagi penderita yang sudah memasuki
masa menopause dan terbukti infeksinya bukan berasal dari bakteri atau jamur.
Dengan terapi hormonal diharapkan sistem kekebalan alami dinding serviks kembali
optimal.
Jika cara-cara di atas tidak berdampak positif atau servisitis sudah cukup parah, maka
dokter bisa melakukan beberapa tindakan berikut:

 Cryosurgery. Penggunaan suhu sangat dingin pada pembedahan untuk


menghancurkan jaringan tubuh yang abnormal atau yang terjangkit penyakit.
 Elektrokauterisasi (bedah listrik), sering dilakukan untuk mengangkat jaringan
yang rusak, dan juga untuk menutup pembuluh darah.
 Terapi laser adalah tindakan medis yang menggunakan gelombang cahaya kuat
untuk memotong, membakar atau menghancurkan jaringan tubuh.

Ada beberapa langkah untuk mencegah servisitis yaitu:

 Selalu gunakan kondom dengan benar saat berhubungan seksual.

 Hindari produk-produk kewanitaan yang mengandung parfum atau produk


kewanitaan pada umumnya, karena bisa menyebabkan iritasi pada vagina maupun
serviks.

 Tidak berganti-ganti pasangan seksual.

 Hindari berhubungan seksual ketika pasangan mengidap penyakit menular seksual.

 Bagi penderita diabetes, disarankan untuk menjaga kadar gula dalam darah.

Anda mungkin juga menyukai