Anda di halaman 1dari 43

Penyakit pada

Sistem Reproduksi
PADA
WANITA
SALPINGIT
IS
adalah suatu gejala peradangan saluran tuba, yang dipicu oleh
bakteri. Penyakit ini merujuk kepada peradangan tuba falopi.
Salpingitis biasanya disebut dengan peradangan panggul (PID).
Tidak semua wanita yang mengalami kondisi ini akan
merasakan gejalanya. Ketika bergejala, wanita mungkin
mengalami:
• Keputihan berbau menyengat dan berwarna kekuningan
• Nyeri saat ovulasi, haid atau berhubungan intim
• Perdarahan di antara dua siklus haid
• Nyeri tumpul atau kram pada perut bawah
• Mual dan muntah
• Demam
• Sering buang air kecil
• Nyeri saat buang air kecil, disertai uretritis (peradangan pada uretra)
Kondisi ini dapat bersifat akut, yakni muncul tiba-tiba dengan
gejala yang berat, ataupun kronis, muncul perlahan dengan
Penyebab :
• Infeksi menular seksual Sekitar 40 persen infeksi menular seksual berakhir dengan
salpingitis. Ini biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri yang didapat melalui
hubungan intim penetratif. Pada sebagian besar kasus, salpingitis disebabkan oleh
bakteri Chlamydia trachomatis. Infeksi bermula pada vagina kemudian naik ke saluran
reproduksi bagian atas. Bakteri lain yang juga ditularkan secara seksual dan
menyebabkan salpingitis adalah Gonococcus, dan beberapa tipe Mycoplasma yang
lebih jarang. Sekitar 30-40 persen kasus salpingitis bersifat polimikrobial (melibatkan
banyak macam bakteri), termasuk juga bakteri yang normalnya ada di dalam vagina.
• Pasca Prosedur Medis Pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim (intrauterine
device/IUD) atau tindakan invasif lainnya (kuretase, biopsi endometrium,
histerosalpingografi, dan histeroskopi) dapat menarik/memindahkan bakteri dan
kuman lain dari vagina. Meski demikian, salpingitis akibat prosedur medis sangat
jarang terjadi.
• Penyebaran infeksi lain seperti pada kasus salpingitis akibat tuberkulosis atau akibat
Pengobatan :
• Oleh karena salpingitis merupakan peradangan yang disebabkan oleh bakteri,
pengobatan pilihan adalah terapi farmakologis, yang terdiri dari antibiotik dan obat
antiinflamasi (antiperadangan). Jenis antibiotik yang diperlukan bergantung pada
bakteri penyebab infeksi. Antibiotik yang kerap digunakan antara lain doxycycline,
azithromycin, erythromycin, atau levofloxacin.
• Pasangan dari wanita yang mengalami salpingitis juga perlu diobati dengan antibiotik.
Dan, disarankan untuk menghindari hubungan intim hingga satu minggu setelah
pengobatan berakhir.
• Sebagian kasus salpingitis yang berat perlu dirawat inap di rumah sakit. Bila infeksi
tuba menimbulkan komplikasi, pembedahan mungkin diperlukan. Seperti bila terdapat
abses (kantung nanah), akan dilakukan pembedahan untuk mendrainase cairan nanah.
Pada kasus yang lebih berat, salpingektomi (pengangkatan tuba falopii) mungkin
diperlukan.
KISTA OVARIUM
adalah kantong berisi cairan yang diselimuti oleh membran dan
tumbuh di dalam ovarium atau indung telur. Pada beberapa
kasus, kista bisa saja padat atau berisi udara.

Sebagian besar kista yang muncul di dalam ovarium dapat


menghilang dengan sendirinya seiring bertambahnya usia.
Namun, diperlukan operasi pengangkatan kista jika ukuran
diameter kista mencapai atau lebih dari 5 cm.
Kista ovarium adalah kondisi yang cukup umum terjadi pada
wanita yang masih mengalami siklus menstruasi hingga hampir
memasuki masa menopause. Meski banyak dialami oleh wanita
berusia 30-54 tahun, namun kista juga dapat ditemukan pada
perempuan remaja dan pasien usia lanjut.

Normalnya, kista ovarium bukanlah kondisi yang berbahaya.


Akan tetapi, ada pula beberapa jenis kista yang dapat
berkembang menjadi tumor atau kanker.
Penyebab :
adalah kondisi yang dapat disebabkan oleh banyak faktor,
seperti siklus menstruasi hingga pertumbuhan sel abnormal.
Meski umumnya bersifat jinak, kista juga berpotensi menjadi
sel ganas pada beberapa kasus.
• Masalah hormonal.
• Kehamilan.
• Infeksi panggul yang menyebar ke ovarium dan tuba falopi, sehingga membentuk
kista.
• Endometriosis.
Faktor :
• Berusia 30-54 tahun.
• Sedang menjalani pengobatan kesuburan.
• Mengidap hipotiroidisme.
• Merokok.
• Menjalani pengobatan kanker payudara.
• Siklus menstruasi tidak teratur.
• Memiliki riwayat kista ovarium sebelumnya.
Pengobatan :
• Kista ovarium pada umumnya tidak bersifat ganas dan dapat ditangani dengan
pengobatan sederhana. Bahkan, beberapa jenis kista ovarium dapat menghilang
dengan sendirinya dalam waktu 8-12 minggu.

• Jika kista ovarium muncul kembali, biasanya dokter akan meresepkan obat
kontrasepsi oral untuk menurunkan risiko kambuhnya kista ovarium. Apabila kista
ovarium tak kunjung hilang dan ukurannya semakin besar hingga mencapai 5-10 cm,
dokter akan menyarankan pasien menjalani laparotomi atau operasi pengangkatan
kista.
Pencegahan :
• Kista ovarium adalah kondisi yang tidak dapat dicegah. Meski begitu, Anda bisa
melakukan pemeriksaan panggul secara rutin untuk mendeteksi adanya perubahan,
kelainan, atau masalah pada ovarium. Dengan begitu, kista ovarium dapat diketahui
lebih awal.
ENDOMETRIOSI
S
adalah penyakit pada sistem reproduksi wanita. Kondisi yang
juga disebut sebagai kista cokelat ini menyebabkan jaringan
dari lapisan dalam dinding rahim tumbuh di luar rongga rahim.
Penyebab :
• Retrograde menstruation, yaitu kondisi medis ketika aliran darah menstruasi tidak
keluar menuju vagina, melainkan masuk ke dalam rongga panggul. Gangguan sistem
imun. Tindakan bedah tertentu, seperti operasi caesar dan histerektomi.
• Gangguan sistem imun
• Berat badan di bawah normal.
• Siklus menstruasi yang pendek, seperti kurang dari 27 hari.
• Berat badan di bawah normal
Pencegahan :
• Mengonsumsi Makanan Sehat
• Olahraga Secara Teratur
• Mengurangi Konsumsi Kafein
• Mengelola Stres
Pengobatan :
• Obat-obatan
• Operasi
• Terapi hormonal
PADA PRIA
VARIKOKEL
adalah kondisi ketika pembuluh darah vena di dalam skrotum
mengalami pembesaran atau pembengkakan. Kondisi ini bisa
terjadi pada satu atau kedua sisi skrotum. Varikokel serupa
dengan varises pada kaki, sehingga disebut juga varises testis.
Varikokel umumnya tidak menimbulkan gejala tertentu.
Bahkan, kondisi ini sering kali tidak disadari oleh
penderitanya. Meski begitu, beberapa keluhan yang biasanya
dirasakan oleh penderita varikokel adalah sebagai berikut:
• Munculnya benjolan kecil yang bisa diraba di atas testis.
• Pembengkakan atau pembesaran skrotum.
• Rasa nyeri yang timbul-hilang dan terjadi berulang.
• Pembesaran pada vena bisa teraba dan tampak banyak guratan seperti cacing.
• Rasa tidak nyaman di skrotum.
• Nyeri pada testis yang bisa memburuk ketika berdiri atau sedang melakukan aktivitas
fisik dalam waktu lama.
Penyebab :
• Pada beberapa kasus, penyebab varikokel adalah sumbatan pada pembuluh darah vena
di perut. Darah yang tersumbat pada pembuluh tersebut dapat memberikan tekanan
balik pada vena kecil di skrotum dan varikokel pun terjadi. Selain itu, kondisi ini juga
bisa disebabkan oleh tumor ginjal yang menekan pembuluh vena di skrotum.
Pengobatan :
Sebagian besar kasus penyakit varikokel tidak membutuhkan
pengobatan khusus agar sembuh. Akan tetapi, jika muncul rasa
nyeri, testis mengecil, atau gangguan kesuburan maka dapat
dilakukan pengobatan, seperti:
• Operasi terbuka dengan sayatan di lipatan paha atau perut bagian bawah.
• Operasi laparoskopi, yaitu membuat sayatan kecil di bagian perut menggunakan alat
khusus untuk memperbaiki struktur vena dalam skrotum.
• Embolisasi, memasukkan cairan ke pembuluh darah vena yang membesar untuk
menghambat aluran darah ke vena
BALANITIS
adalah peradangan pada kulup atau kepala penis. Kondisi ini
ditandai dengan kepala penis yang tampak memerah dan
membengkak akibat infeksi bakteri, infeksi jamur, atau alergi
Penyebab :
• Balanitis umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur. Infeksi dapat terjadi
ketika kepala penis atau kulup tidak dibersihkan secara rutin sehingga menimbulkan
iritasi dan menyebabkan pertumbuhan jamur atau bakteri. Jika dibiarkan, penyakit
kelamin pria ini dapat memicu peradangan.
Gejala Balanitis adalah kemerahan dan pembengkakan di
kepala penis atau kulup. Ujung penis yang membengkak dapat
menyebabkan saluran kemih tertekan sehingga penderitanya
merasakan nyeri ketika buang air kecil. Balanitis juga dapat
menimbulkan beberapa gejala tambahan, seperti:
• Penis terasa gatal dan seperti terbakar
• Keluar cairan berwarna kekuningan dan berbau dari penis
• Kulup terasa kencang
• Muncul benjolan di pangkal paha akibat pembengkakan kelenjar getah bening
Pengobatan :
Penyakit balanitis dapat ditangani melalui terapi obat. Jenis
obat yang digunakan tergantung pada penyebab yang
mendasarinya. Obat-obatan yang umum diberikan adalah:
• Anti biotik
• Anti jamur
Obat ini digunakan untuk meredakan peradangan pada
balanitis, baik karena infeksi maupun alergi.
PROSTATITIS
adalah peradangan dan pembengkakan pada kelenjar prostat
yang sering kali disebabkan oleh infeksi bakteri. Di mana,
kelenjar prostat merupakan organ reproduksi pria yang terletak
di bawah kandung kemih dan berfungsi memproduksi sperma.
Bila kelenjar prostat meradang, kondisi tersebut dapat
menimbulkan rasa nyeri saat ejakulasi maupun buang air kecil.
Berdasarkan penyebabnya, prostatitis dibedakan menjadi empat
jenis, yaitu prostatitis bakteri akut, prostatitis bakteri kronis,
chronic pelvic pain syndrome, dan asymptomatic inflammatory
prostatitis.
Prostatitis menimbulkan gejala yang beragam sesuai dengan
jenis serta tingkat keparahannya. Namun, sejumlah gejala
umum dari penyakit prostatitis adalah sebagai berikut:
• Demam dan menggigil.
• Aliran urine melemah.
• Urine berdarah (hematuria).
• Urine berbusa dan berbau tidak sedap.
• Sering buang air kecil, terutama di malam hari.
• Nyeri saat buang air kecil.
• Nyeri pada punggung atau perut bagian bawah.
• Nyeri saat ejakulasi.
Pengobatan :
• Pemberian obat-obatan : - Obat antibiotik untuk menangani infeksi
bakteri penyebab prostatitis.
- Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) untuk
meredakan peradangan pada prostat.
- Alpha-blockers untuk meredakan nyeri akibat
tersumbatnya saluran kemih.
• Penggunaan Kateter
• Operasi
Pencegahan :
Meski sulit dicegah, Anda dapat menurunkan risiko terjadinya
prostatitis dengan menerapkan pola hidup sehat dan menjaga
kebersihan organ intim. Adapun sejumlah cara yang dapat
dilakukan untuk mencegah terjadinya prostatitis adalah sebagai
berikut:
• Menjaga berat badan ideal. • Melakukan hubungan seksual yang sehat dengan
• Menjaga kebersihan organ intim menggunakan kondom serta tidak bergonta-ganti
secara rutin. pasangan.
• Menghindari kebiasaan duduk • Minum air putih yang cukup, yaitu kurang lebih 2 liter seha
terlalu lama. • Mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang untuk
• Rutin berolahraga. menjaga daya tahan tubuh.
• Manajemen stres dengan baik.
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai