Anda di halaman 1dari 4

PENYAKIT REPRODUKSI

WANITA

Fibroid rahim

Fibroid rahim adalah tumor non-kanker yang kerap diidap wanita usia subur. Fibroid ini
terdiri atas sel otot dan jaringan yang tumbuh di dalam rahim, di sekitar dinding rahim, atau
rahim. Penyebab penyakit pada sistem reproduksi ini tidak diketahui. Namun, kelebihan berat
badan bisa meningkatkan risiko wanita menderita fibroid rahim. Gejala fibroid rahim di
antaranya nyeri haid hebat, ada pendarahan di luar siklus menstruasi, perut bagian bawah
sesak, sering kencing, sakit punggung, dan nyeri saat berhubungan seks. Fibroid rahim juga
bisa menimbulkan masalah reproduksi seperti susah hamil, keguguran berulang, atau
persalinan dini.

Mioma uteri

Mioma uteri merupakan tumor jinak yang terdapat pada lapisan dinding rahim yang terdiri
dari otot dan jaringan fibrosa. Wanita pada usia subur biasanya mengalami kondisi ini.
Ukuran pada mioma uteri ini sangat bervariasi, mulai dari tidak terlihat hingga sebesar buah
semangka. Mioma uteri cenderung terjadi pada wanita berusia 35 tahun dan lebih. Gejala
umum mioma uteri antara lain durasi menstruasi lebih dari seminggu, pendarahan
menstruasi yang berat, nyeri pada bagian panggul, sering buang air kecil, nyeri saat
berhubungan seksual atau saat menstruasi, serta pembengkakan pada perut. Mioma uteri juga
dapat menyebabkan gangguan kesuburan bergantung ukuran dan lokasi mioma pada dinding
rahim.

Kanker serviks

Secara singkat, kanker serviks merupakan jenis kanker yang dimulai di leher rahim yang
sebagian besar disebabkan oleh infeksi virus papiloma manusia (human papiloma virus).
Leher rahim berbentuk silinder berlubang yang berfungsi menghubungkan bagian bawah
rahim wanita ke vagina. Kanker serviks biasanya terjadi pada wanita berusia 30 sampai 45
tahun, terutama yang sudah aktif secara seksual. Kebanyakan wanita tidak menyadari bahwa
dirinya mengidap kanker serviks dikarenakan gejala yang tidak terlalu terlihat. Gejala pada
umumnya dirasakan ketika penyakit sudah menjadi lanjut sehingga penting sekali dilakukan
pemeriksaan lebih awal pada mereka dengan faktor risiko untuk deteksi lebih dini.
Gejala yang biasanya dikeluhkan adalah perdarahan, keputihan yang berbau busuk, nyeri saat
buang air kecil, kesulitan buang air besar, dan nyeri panggul.

Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)

Sindrom ovarium polikistik atau polycystic ovary syndrome (PCOS) terjadi ketika kelenjar
adrenalin di indung telur menghasilkan hormon pria berlebihan. Salah satu dampaknya,
muncul kista atau kantung berisi cairan di ovarium. Wanita yang obesitas lebih mudah
terserang PCOS. Wanita dengan PCOS berisiko lebih tinggi terkena diabetes dan penyakit
jantung. Gejala PCOS di antaranya tidak subur, nyeri panggul, pertumbuhan rambut berlebih
di wajah, dada, perut, ibu jari, atau jari kaki. Selain itu, tanda-tanda PCOS lain yakni botak
atau rambut rontok, jerawat dan kulit berminyak, ketombe, ada bercak cokelat atau hitam di
kulit.

Vaginitis

Vaginitis adalah peradangan yang membuat rasa gatal, perih, infeksi, sampai pembengkakan
pada vagina. Penyebab peradangan vagina adalah bakteri, jamur, parasit, atau virus.
Namun, penyebab paling umum dari penyakit sistem reproduksi wanita ini adalah bacterial
vaginosis, infeksi jamur, trichomoniasis, dan vaginitis non infeksius.
Anda perlu berkonsultasi dengan dokter untuk menemukan penyebab pasti dari vaginitis dan
memilih perawatan yang tepat.
PRIA
Kriptorkismus

Tidak turunnya testis (undescended testicle) atau kriptorkismus adalah kondisi ketika testis
tidak turun atau tertunda ke skrotum (kantong testis) saat bayi dilahirkan. Kondisi ini
biasanya hanya terjadi pada salah satu testis dan umumnya dialami oleh bayi yang lahir
prematur.Umumnya, testis akan turun dengan sendirinya dalam beberapa bulan setelah bayi
lahir. Namun, pada beberapa kasus, penanganan medis dibutuhkan untuk mengatasi kondisi
ini.Penanganan dapat dilakukan dengan cara operasi ataupun terapi hormon. Penanganan
penting dilakukan karena kriptorkismus bisa saja menyebabkan komplikasi bila dibiarkan,
mulai dari gangguan kesuburan hingga kanker testis.

Varikokel

Varikokel adalah pembesaran pembuluh darah vena, alias varises, pada skrotum (kantung
testis). Kondisi ini mirip varises pada kaki.Penyakit varikokel dapat menyebabkan kualitas
dan produksi sperma menurun. Selain itu, kondisi ini juga mungkin memicu penyusutan
ukuran testis, sehingga penting untuk ditangani.Operasi umumnya menjadi pilihan utama
untuk menangani varikokel, baik melalui bedah terbuka ataupun dengan bantuan alat
mikroskopis. Operasi varikokel bertujuan untuk menutup pembuluh darah vena yang
membesar dan memindahkan jalur aliran darah dari area tersebut ke pembuluh darah vena
yang sehat.

Hidrokel

Hidrokel adalah penyakit pada sistem reproduksi pria yang menyerang skrotum (kantong
testis). Penyakit ini terjadi ketika skrotum membengkak akibat adanya cairan.Hidrokel
umumnya dialami oleh bayi yang baru lahir, dan cairan tersebut akan hilang dengan
sendirinya ketika bayi menginjak usia 1 tahun. Namun, kondisi ini juga bisa terjadi pada
orang dewasa, dan biasanya disebabkan oleh peradangan maupun infeksi.Hidrokel bukan
merupakan kondisi yang berbahaya. Akan tetapi, kondisi ini tetap saja harus ditangani karena
menimbulkan ketidaknyamanan.

Balanitis

Balanitis adalah peradangan kelenjar atau kepala penis. Kondisi ini umumnya disebabkan
oleh infeksi jamur namun dapat juga terjadi akibat infeksi bakteri maupun virus. Pria yang
tidak disunat lebih mungkin mengalaminya.Balanitis bisa menyebabkan sejumlah gangguan
pada area penis, seperti iritasi, kemerahan, bengkak, juga gatal. Penyakit ini juga bisa
menyebabkan proses buang air kecil terasa nyeri dan timbulnya bercak putih pada
penis.Balanitis bisa diatasi dengan berbagai cara, mulai dai penggunaan krim anti jamur,
konsumsi antibiotik, hingga penyunatan. Tidak hanya itu, pasien juga disarankan untuk lebih
menjaga kebersihan area penis. Dan bila kondisi ini disebabkan oleh diabetes, maka pasien
dianjurkan untuk lebih mengontrol kondisinya.

Penyakit Peyronie

Penyakit Peyronie (Peyronie's disease) adalah penyakit reproduksi pria yang ditandai dengan
penis yang melengkung akibat adanya jaringan parut di dalamnya.Selain penis bengkok,
kondisi ini juga membuat penis sakit saat ereksi. Akibatnya, pria yang mengalaminya jadi
kesulitan untuk melakukan penetrasi saat menjalankan aktivitas seksual.Penyebab penyakit
Peyronie belum dapat diketahui secara jelas, tapi diduga hal ini terkait dengan cedera
berulang pada penis, entah itu karena hubungan seks, olahraga tertentu, maupun
kecelakaan.Pada kasus ringan, Peyronie tidak membutuhkan penanganan karena dapat
sembuh dengan sendirinya. Penderita mungkin hanya perlu mengonsumsi obat pereda nyeri
dan obat-obatan sepert pentoxifylline untuk membantu meluruskan penis.Akan tetapi,
tindakan operasi bisa saja diperlukan apabila kondisi ini sudah tergolong parah hingga
memengaruhi kualitas penderitanya. 

Anda mungkin juga menyukai