Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Semua organisme memiliki rentang hidup yang terbatas. Karena itu untuk
mempertahankan kelangsungan hidup, diperlukan generasi penerus. Proses biologis
ketika organisme menghasilkan individu baru dari jenis mereka sendiri disebut dengan
reproduksi. Tiap jenis organisme memiliki sistem reproduksi yang berbeda-beda.
Sistem reproduksi pada manusia termasuk ke dalam kategori reproduksi seksual.
Artinya, reproduksi terjadi melalui proses bertemunya gamet jantan (sperma) dengan
gamet betina (ovum) membentuk individu baru yang disebut dengan fertilisasi.
Hasil dari fertilisasi atau pembuahan adalah terbentuknya zigot. Zigot kemudian
mengalami perkembangan embrio hingga dilahirkan menjadi anak. Sebagian mamalia,
termasuk manusia, bereproduksi secara seksual. Laki-laki akan menghasilkan sperma,
sementara perempuan akan menghasilkan ovum.
Sistem reproduksi pada manusia rentan mengalami masalah berupa penyakit,
kelainan, juga gangguan. Penyakit sistem reproduksi dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, meliputi virus, bakteri, tumor atau memang karena disfungsi organ reproduksi
yang disebabkan oleh zat-zat kimia yang masuk dalam tubuh.
Penyakit reproduksi adalah penyakit yang terjadi pada organ-organ reproduksi.
Organ-organ reproduksi wanita meliputi sel telur, ovarium, tuba fallopi, uterus dan
vagina. Organ reproduksi pria terdiri dari sperma, testis, epididimis, vas deferens,
uretra, dan penis. Penyakit reproduksi wanita sering kali juga meliputi bagian payudara.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Apa saja ciri-ciri gangguan sistem reproduksi ?
1.2.2. Sebutkan beberapa kelaian dan gangguan pada sistem reproduksi?
1.2.3. Bagaimana upaya pencegahan kelaian dan gangguan pada sistem
reproduksi?

1
1.3. Tujuan Makalah
1.3.1. Mengetahui ciri-ciri gangguan sistem reproduksi
1.3.2. Mengetahui beberapa kelaian dan gangguan pada sistem reproduksi
1.3.3. Mengetahui upaya pencegahan kelainan dan gangguan pada sistem
reproduksi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Ciri-Ciri Gangguan Sistem Reproduksi


2.1.1. Ciri-ciri gangguan reproduksi pada pria
Gangguan reproduksi pada pria dapat ditandai dengan beberapa hal, seperti
perubahan ukuran testis, muncul rasa nyeri saat kencing, hingga sakit pinggang.
1. Pembesaran testis
Ciri-ciri gangguan reproduksi pada pria yang pertama adalah pembesaran
testis. Mengutip Healthline, kondisi ini bisa disebabkan sejumlah hal, seperti
pembengkakan, penumpukan cairan, hingga pertumbuhan jaringan abnormal.
Testis yang membesar terkadang disertai rasa nyeri. Gangguan sistem reproduksi
yang ditandai dengan kondisi ini di antaranya adalah:
 Varikokel, yaitu pembengkakan pembuluh darah balik atau vena yang
disebabkan oleh tidak lancarnya sirkulasi.
 Hidrokel, yaitu penumpukan cairan berlebih di sekitar testis hingga
menyebabkan pembengkakan.
 Kanker testis, yaitu tumbuhnya tumor atau jaringan baru yang bersifat
ganas. Meski kasusnya relatif rendah, kanker ini bisa menimbulkan rasa
sakit tak tertahankan.
 Orkitis, yaitu peradangan pada satu atau seluruh bagian testis, disebabkan
oleh infeksi bakteri atau virus.
 Epididimitis, yaitu peradangan yang terjadi di epididimis, saluran sperma
yang berada di bagian belakang testis.
2. Sakit saat kencing
Jika kamu sering merasakan sakit saat kencing, bisa jadi itu adalah ciri-ciri
gangguan reproduksi. Kondisi ini dapat mengindikasikan sejumlah hal, yaitu:
 Prostatitis, yaitu peradangan pada kelenjar prostat yang mengakibatkan
adanya tekanan pada uretra atau selang saluran kencing.
 Infeksi saluran kemih, yaitu peradangan akibat penumpukan bakteri di
sekitar saluran kemih, yang terkadang disertai perdarahan saat buang air
kecil.

3
 Infeksi menular seksual (IMS), yaitu penyakit menular yang disebabkan
oleh virus seperti herpes, klamidia, dan gonore.
3. Sakit pinggang
Selain disebabkan oleh otot yang menegang, sakit pinggang ternyata
bisa menjadi ciri-ciri gangguan reproduksi, lho. Kondisi ini dapat menandakan
adanya masalah seperti:
 Benign prostatic hyperplasia (BPH), yaitu pembesaran prostat yang
disebabkan oleh beberapa hal, seperti ketidakseimbangan hormon, infeksi
bakteri, hingga gangguan kesehatan seperti diabetes dan kolesterol.
 Hernia, yaitu kondisi saat organ di sekitar perut menekan jaringan ikat di
bawahnya, sehingga menimbulkan rasa sakit di sekitar pinggang.
 Prostatitis, yaitu peradangan pada kelenjar prostat yang disebabkan oleh
bakteri. Prostat yang berada di perut bagian bawah mampu menimbulkan
rasa sakit di pinggang.

2.1.1. Ciri-ciri gangguan reproduksi pada Wanita


Ciri-ciri gangguan reproduksi pada wanita hampir tak berbeda dengan pria.
Kondisi yang membuatnya tak sama hanyalah siklus menstruasi. Adanya masalah
pada sistem reproduksi pada wanita bisa ditandai dengan:
1. Nyeri saat menstruasi
Nyeri saat menstruasi adalah ciri-ciri gangguan reproduksi yang paling sering
terjadi. Pada dasarnya, setiap siklus menstruasi hampir pasti disertai rasa sakit,
kram, dan ketidaknyamanan lainnya.
Hanya saja, jika nyeri yang muncul terasa sangat menyakitkan dan tak
kunjung mereda, bisa jadi itu adalah tanda beberapa gangguan, seperti:
 Sindrom pra-menstruasi atau PMS, disebabkan oleh perubahan hormonal
yang terjadi satu hingga 14 hari sebelum haid dimulai. Rasa nyeri biasanya
cenderung berkurang saat sudah memasuki menstruasi.
 Endometriosis, yaitu kondisi saat jaringan bagian dalam rahim tumbuh di luar
uterus. Penyakit ini terasa sangat menyakitkan dan berisiko menyebabkan
kemandulan.

4
 Pelvic inflamantory disease (PID), yaitu peradangan di panggul yang
disebabkan oleh bakteri menular.
 Stenosis serviks, yaitu kondisi langka saat mulut rahim mengecil dan
menyempit, sehingga memperlambat aliran darah menstruasi. Akibatnya,
tekanan di uterus menjadi bertambah dan menimbulkan rasa sakit.
2. Sakit saat buang air kecil
Ciri-ciri gangguan reproduksi pada wanita selanjutnya adalah muncul rasa
sakit saat buang air kecil. Kondisi ini disebut dengan disuria, bisa mengindikasikan
sejumlah masalah pada sistem reproduksi, seperti:
 Kista ovarium. Mirip seperti batu ginjal, kista ovarium dapat menimbulkan
tekanan pada area di dekat kandung kemih, tempat urine disimpan sebelum
dikeluarkan. Tekanan ini yang menyebabkan rasa sakit saat buang air kecil.
 Vaginitis, yaitu infeksi yang disebabkan oleh pertumbuhan jamur atau bakteri di
area vagina. Tidak hanya rasa sakit, sensasi terbakar biasanya muncul di area
vulva.
 Infeksi menular seksual (IMS), yaitu penyakit yang ditularkan oleh virus
berupa munculnya luka atau lepuhan di sekitar organ genital. Sakit saat buang
air kencing bisa menjadi tanda dari IMS seperti klamidia, herpes, dan gonore.
3. Ciri-ciri gangguan reproduksi berupa sakit perut
Ciri-ciri gangguan reproduksi pada wanita yang terakhir adalah sakit perut
bagian bawah. Berbeda dengan kembung yang disebabkan oleh gas berlebih, rasa
sakit pada perut bagian bawah bisa mengindikasikan beberapa hal berikut:
 Fibroid atau miom, yaitu tumbuhnya jaringan baru di sekitar rahim yang
menyebabkan nyeri tidak biasa. Penyakit ini juga disebut dengan tumor jinak.
 Kehamilan ektopik, yaitu kondisi yang disebabkan oleh proses pembuahan sel
telur oleh sperma di luar uterus. Ektopik juga biasanya disebut dengan istilah
hamil di luar kandungan.
 Dismenore, yaitu kondisi saat perut bagian bawah terasa kram saat menstruasi,
disebabkan oleh pelepasan prostaglandin pada proses peluruhan dinding rahim
yang menebal.

5
2.2. Kelaian dan Gangguan pada Sistem Reproduksi

2.2.1. Penyakit Pada Sistem Reproduksi Wanita

1. Vaginitis
Vaginitis adalah Penyakit pada Sistem Reproduksi wanita dengan kondisi
vagina yang mengalami infeksi. Infeksi pada vagina disebabkan oleh beberapa jenis
mikroorganisme, yaitu seperti bakteri, jamur, dan parasit.
Penyakit pada sistem reproduksi ini bisa menyerang vagina langsung atau melalui
perineum. Penyakit vaginitis bisa disebabkan oleh jamur Candida Albicans, bakteri
Gardnerella, parasit Trichomonas Vaginalis, dan virus.
Penderita vaginitis memiliki beberapa gejala yang bisa diamati. Beberapa
gejala penyakit vaginitis seperti nyeri hebat pada vagina, disuria, pruritas di vulva,
ruam bibir vagina, edema vukva, vagina bau busuk, dan perdarahan vagina.
2. Condiloma Accuminata
Condiloma Accuminata adalah penyakit pada sistem reproduksi wanita yang
disebabkan oleh virus yang tak asing lagi. Virus yang dimaksud adalah virus
Human Papiloma.
Virus tersebut juga merupakan virus penyebab kutil. Wanita yang
mengalami penyakit condiloma accuminata sebaiknya segera diobati. Hal ini
dikarenakan obat condiluma accuminta bisa berkembang menjadi kanker pada
organ lainnya seperti rahim wanita.
3. Kanker ovarium
Kanker ovarium juga termasuk ke dalam penyakit pada sistem reproduksi
wanita. Penyakit ini berawal dari kista ovarium yang merupakan tumor jinak dan
kecil di dalam rahim.
Kista ovarium yang paling sering terjadi adalah kista dermoid, kista lutein,
dan kista cokelat. Tumor jinak atau kista ovarium tersebut lambat laun akan
berkembang menjadi semakin besar dan ganas yang menjadi kanker ovarium.
Tumor ganas ovarium (kanker ovarium) dengan ukuran besar dapat
menyebabkan kelainan letak janin. Penyebab penyakit kanker ovarium disebabkan
oleh gaya hidup yang keliru, asupan, kurang olahraga, dan lainnya. Berhati-hatilah
kamu jika memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur karena itu merupakan
gejala dari penyakit kanker ovarium.

6
4. Kanker serviks
Kanker serviks adalah penyakit pada sistem reproduksi wanita yang juga
umum terjadi. Penyakit ini disebabkan karena adanya sel-sel abnormal yang
tumbuh pada lapisan epitel serviks. Sel abnormal tersebut akan terus tumbuh
dengan ganas.
Hal tersebut membuat jaringan yang ada di sekitar leher rahim jadi kurang
berfungsi. Pengobatan kanker serviks umumnya dilakukan dengan mengangkat
rahim, oviduk, ovarium, sepertiga dari vagina (bagian atas).
5. Kanker Payudara
Kanker payudara adalah salah satu penyakit pada sistem reproduksi
wanita. Meski pria juga memiliki payudara, namun penyakit yang satu ini lebih
rentan menyerang wanita sebab jaringan lemak pada payudara wanita jauh lebih
besar jika dibandingkan dengan pria.

 2.2.2. Penyakit Pada Sistem Reproduksi Pria


1. Prostatitis
Penyakit pada sistem reproduksi pria yang umumnya sering terjadi adalah
prostatitis. Prostatitis adalah penyakit pada sistem reproduksi pria di mana kelenjar
prostat mengalami infeksi.
Penyebab dari prostatitis adalah bakteri. Bakteri yang menginfeksi kelenjar prostat
pria adalah E. coli, Klebsiella, dan Proteus. Pria yang mengalami prostatitis akan
memiliki beberapa gejala seperti sulit ejakulasi, gagal ereksi, disuria, dan demam.
2. Epididimitis
Penyakit pada sistem reproduksi pria yang disebabkan karena adanya
infeksi pada organ reproduksi pria. Penyakit tersebut adalah epididimitis.
Epididimitis adalah kondisi di mana bagian epididimis mengalami peradangan.
Beberapa bakteri yaitu Chlamydia trachomatis, E. coli, dan Neisseria gonorrhoeae
adalah jenis bakteri yang sering menyebabkan penyakit epididimitis. Penyakit ini
sering menimpa para pria yang suka berganti-ganti pasangan seks.
Ada beberapa gejala dari penyakit epididimitis, yaitu nyeri pada testis, ada darah di
dalam sperma, sakit saat ejakulasi, nyeri pada testis, dan disuria.

7
3. Sifilis
Penyakit pada sistem reproduksi lainnya adalah sifilis. Penyakit sifilis juga
biasa disebut ‘raja singa’. Sifilis bisa terjadi karena aktivitas seksual. Selain itu,
bisa juga karena transfusi darah. Bakteri yang menyebabkan sifilis adalah bakteri
Reponema Pallium.
4. Gonorhea
Gonorhea atau kencing nanah juga merupakan penyakit reproduksi pria
yang sering terjadi. Penyebab dari gonorhea adalah bakteri Neisseria Gonorrheae.
Penyakit ini ditularkan melalui aktivitas seksual yang bebas dan menyimpang.
5. Hipogonadisme
Penyakit pada sistem reproduksi lainnya pada pria adalah hipogonadisme.
Hipogonadisme adalah kondisi di mana testis pria tidak dapat memproduksi
hormon testosteron yang cukup. Masalah ini bisa dialami sejak janin berkembang di
perut.

2.3. Upaya Pencegahan Kelainan dan Gangguan pada Sistem Reproduksi


Berikut beberapa cara sederhana yang bisa kita lakukan untuk menjaga
kesehatan reproduksi:
1. Merawat kebersihan organ intim dengan baik
Memelihara kebersihan alat kelamin adalah salah satu bentuk komitmen
untuk menjaga kesehatan reproduksi. Selain itu, organ intim yang kotor juga dapat
meningkatkan risiko penyakit yang dapat mengganggu kerja sistem reproduksi.
infeksi bila terus dibiarkan.
2. Makan makanan sehat
Cara lain untuk menjaga kesehatan organ reproduksi adalah dengan
memperhatikan apa yang masuk ke dalam tubuh kita. Jika kita terbiasa makan
makanan yang sehat dan bergizi tinggi, tubuh akan terasa makin sehat dan bugar.
Kita juga akan terhindar dari berbagai penyakit, termasuk penyakit yang
menyerang sistem reproduksi.
Ditambah lagi, asupan nutrisi yang tepat juga dapat membantu tubuh
memproduksi sel sperma dan sel telur yang sehat serta berkualitas. Makanan sehat

8
juga mempersiapkan tubuh wanita untuk menjalani kehamilan tanpa hambatan
komplikasi.

3. Rajin cek kesehatan reproduksi ke dokter


Beberapa orang mungkin baru memeriksakan kondisi kesehatan reproduksi
ketika sedang merencanakan kehamilan.Salah satu contohnya adalah penyakit
endometriosis yang menyerang wanita. Jika dibiarkan tanpa pengobatan yang tepat,
penyakit ini bisa membuat wanita sulit hamil.
Selain itu, penyakit infeksi yang menyerang testis atau penis juga berisiko
membuat pria sulit menghamili pasangannya. Atas dasar inilah, baik pria maupun
wanita sangat dianjurkan untuk rutin memeriksakan kesehatan mereka di klinik,
rumah sakit, atau laboratorium kesehatan.
Biasanya, pemeriksaan organ reproduksi berfokus pada risiko infeksi, penyakit
menular seksual, dan penyakit bawaan yang mungkin diturunkan dari orangtua.
4. Terapkan gaya hidup sehat
Gaya hidup sehat adalah kunci menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh
yang akan ikut memengaruhi kesehatan sistem reproduksi kita. Itu sebabnya, jika
Anda seorang perokok dan peminum alkohol, sebaiknya usahakan untuk
menghentikan kedua kebiasaan buruk ini. Memang tidak mudah memang, tetapi
tidak mustahil juga bila upaya tersebut diiringi dengan niat dan tekad yang kuat.
Selain itu, jangan lupa untuk rutin berolahraga secara teratur agar tubuh kita tetap
bugar setiap hari.
Begitu pula dengan membiasakan cukup tidur. Tidur adalah cara alami tubuh
untuk menjaga kesehatannya sendiri. Jika kita kurang tidur, dampaknya akan terasa
langsung pada kesehatan kita, termasuk pada kesehatan reproduksi dalam jangka
panjang.

9
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Semua organisme memiliki rentang hidup yang terbatas. Karena itu untuk
mempertahankan kelangsungan hidup, diperlukan generasi penerus. Proses biologis
ketika organisme menghasilkan individu baru dari jenis mereka sendiri disebut dengan
reproduksi. Tiap jenis organisme memiliki sistem reproduksi yang berbeda-beda.
Sistem reproduksi pada manusia rentan mengalami masalah berupa penyakit,
kelainan, juga gangguan. Penyakit sistem reproduksi dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, meliputi virus, bakteri, tumor atau memang karena disfungsi organ reproduksi
yang disebabkan oleh zat-zat kimia yang masuk dalam tubuh.
Adapun ciri –ciri gangguan pada sistem reproduksi :
- Ciri-ciri gangguan sistem reproduksi pada Pria : Pembesaran testis, Sakit saat kencing,
Sakit pinggang.
- Ciri-ciri gangguan sistem reproduksi pada wanita: Nyeri saat menstruasi, Sakit saat buang
air kecil, sakit perut
Kelaian dan gangguan pada sistem reproduksi juga bisa terjadi baik pria ataupun
wanita. Kelainan dan gangguan tersebut antara lain :
- Penyakit pada sistem reproduksi Wanita : Vaginitis, Condiloma Accuminata,
Kanker ovarium, Kanker serviks, Kanker Payudara.
- Penyakit pada sistem reproduksi Pria : Prostatitis, Epididimitis, Sifilis, Gonorhea,
Hipogonadisme
Untuk menghidari kelainan dan gangguan sistem reproduksi dapat dilakukan
upaya sebagai berikut :
- Merawat kebersihan organ intim dengan baik
- Makan makanan sehat
- Rajin cek kesehatan reproduksi ke dokter

10
- Terapkan gaya hidup sehat

3.2. Saran
Dengan adanya makalah ini maka pembaca diharapkan mengetahui kelaian dan
gangguan pada sistem reproduksi, sehingga dapat mengantisipasi lebih dulu dengan
menerapkan hidup sehat, kebersihan dan olahraga. Bagi para remaja yang pubertas jadi
bahan pengetahuan yang mendasar untuk menjaga kesehatan dan kebersihan.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.liputan6.com/health/read/3915639/penyakit-pada-sistem-reproduksi-
manusia-yang-harus-diwaspadai-kenali-jenis-jenisnya
(Diakses tanggal 30 Agustus 2022)

https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/struktur-dan-fungsi-sistem-reproduksi-pada-
manusia-3696/
(Diakses tanggal 30 Agustus 2022)

https://www.gooddoctor.co.id/hidup-sehat/info-sehat/ciri-ciri-gangguan-reproduksi/
(Diakses tanggal 30 Agustus 2022)

https://hellosehat.com/seks/menjaga-kesehatan-reproduksi/
(Diakses tanggal 30 Agustus 2022)

12

Anda mungkin juga menyukai