Anda di halaman 1dari 7

MENYAJIKAN DATA KESEHATAN DAN GANGUAN ORGAN REPRODUKSI

NAMA KELOMPOK :
 NOWELL
 FAQIH
 JESCLYN
 PAULUS
 PUTRI

SMP MERDEKA SARI


TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1. Gonorhoe (GO)

Penyakit/gangguan organ reproduksi:

Gononrhoe (GO) Penyebab: bakteri neisseria gonorrhoea yang di tandai dengan gejala rasa sakit dan keluar
nanah pada saat buang air seni serta keputihan berwarna kuning hijau pada wanita Penanggulan:
 Tidak berganti ganti pasangan seksual
 Menggunakan kondom setiap hubungan seks
 Memastikan pasangan tidak menderita penyakit menular seksual,termasuk gonrore
 Tidak melakukan hubungan seks dengan orng yang tidak mengetahui riwayat seksualnya.

2. Sifilis (Raja Singa)

Gangguan organ reproduksi oleh bakteri treponema pallium akan menyebabkan sifilis.Hal ini
disebabkan oleh hubungan seksual, luka mikroskopis, transfusi darah, tanda-tanda sifilis antara lain; luka
pada alat kelamin, rektum, lidah dan bibir.Pembengkakan getah bening pada bagian paha, bercak-
bercak di seluruh tubuh, tulang dan sendi terasa nyeri, ruam pada tangan dan telapak kaki. Bakteri
penyebab kelainan ini dapat menyebar ke seluruh tubuh.

Cara Mengatasi:

Salah satu cara utama untuk mengatasi Sifilis adalah dengan mendapatkan antibiotik Penisilin yang
diberikan lewat injeksi. Dosis Penisilin ini tergantung dari kondisi penderita. Pada tahap awal, dosis
biasanya dilakukan sekali saja, tetapi tahap lanjutan perlu sesuai dengan arahan petunjuk dokter.
Penyakit ini dapat cepat sembuh jika ditangani secara rutin.

3. Keputihan

Keputihan adalah sejenis penyakit kelamin yang terjadi pada wanita dengan ciri terdapat cairan berwarna
putih kekuningan atau putih keabu abuan pada vagina.

penyebab: Penyakt ini disebabkan oleh jamur Candida albicans, bakteri, virus dan parasit.

Cara Mengatasi Keputihan yang Tepat:

 Bersihkan vagina dengan tepat.


 Hindari menggunakan produk kewanitaan.
 Gunakan kompres dingin.
 Konsultasi pada dokter.
 Gunakan kondom saat berhubungan seksual.

4. Varikokel

Varikokel adalah penyakit yang ditandai dengan adanya pembengkakan pada pembuluh darah vena dalam
kantong buah zakar atau skrotum. Selain dapat memperkecil testis, penyakit reproduksi pria ini juga dapat
menyebabkan infertilitas atau kemandulan akibat berkurangnya produksi dan kualitas sperma. Gejala
penyakit varikokel ini biasanya berupa pembengkakan pada salah satu buah zakar disertai rasa sakit,
terutama ketika tubuh dalam posisi berdiri.

Beberapa cara berikut dapat dilakukan untuk mencegah, atau setidaknya, mendeteksi dini adanya varikokel
pada skrotum atau tidak.

 Lakukan Pemeriksaan Mandiri Secara Rutin. Berbeda dengan Mr. P, kebanyakan testis pria
berukuran sama.
 Jangan Memakai Celana Ketat.
 Kurangi Kegiatan yang Dapat Menekan Bagian Bawah Perut.

5. Epididimitis

Epiddimitis adalah kelainan peradangan pada saluran epididimis yang

disebabkan oleh infeksi atau karena terkena penakit menular seksual.

Ditandai dengan rasa nyeri disertai pembengkakan pada salah satu testis.

Penanggulan:

 Hindari seks bebas


 Hindari mengangkat barang terlalu berat
 Jangan duduk terlalu lama
 Minum air putih yang cukup

6. Hipospadia

Hipospadia terjadi ketika uretra atau saluran tempat keluarnya urine berada di posisi tidak normal, yaitu
bukan di ujung penis melainkan di bagian bawahnya. Kondisi ini merupakan kelainan bawaan sejak lahir yang
perlu diatasi melalui tindakan operasi. Jika operasi berjalan lancar, pria dapat kembali melakukan aktivitas
seksual.Pengertian Hipospadia Hipospadia adalah kondisi cacat lahir yang terjadi ketika uretra tidak berada
pada posisi yang seharusnya atau ujung penis. Uretra sendiri adalah sebuah saluran yang menghubungkan
kandung kemih dengan ujung penis pada pria. Dalam kondisi normal, lubang uretra terletak tepat di ujung
penis untuk mengeluarkan urine. Namun, pada hipospadia lubang uretra justru berada di bagian bawah alat
kelamin pria. Pada anak laki-laki dengan hipospadia, uretra terbentuk secara tidak normal selama minggu ke
8 hingga 14 saat kehamilan. Pembentukan yang abnormal dapat terjadi di mana saja dari tepat di bawah
ujung penis hingga ke skrotum. Gangguan ini dapat terjadi dalam tingkat keparahan yang ringan hingga berat.

Komplikasi Hipospadia
Beberapa komplikasi hipospadia, antara lain:

 Tampilan penis yang tidak normal.


 Kesulitan untuk belajar menggunakan toilet.
 Lengkungan penis yang tidak normal saat ereksi.
 Alami masalah gangguan ejakulasi.
 Alami gangguan psikologis karena tidak percaya diri dengan alat kelaminnya.

Perlu dipahami jika komplikasi bisa terjadi setelah tindakan medis, tetapi kemungkinannya kecil. Salah satu
masalah yang paling umum setelah operasi adalah terbentuknya lubang (fistula) yang terbentuk di tempat
lain pada penis. Selain itu, bekas luka juga dapat terbentuk pada saluran atau lubang uretra yang
mengganggu buang air kecil.

Jenis-Jenis Hipospadia

Gangguan ini terbagi menjadi beberapa jenis tergantung dari lokasi lubang uretra yang ada, yaitu:

 Subcoronal: lubang uretra terletak di suatu tempat di dekat kepala penis.


 Midshaft: lubang uretra terletak di sepanjang batang penis.
 Penoscrotal: lubang uretra terletak di tempat penis dan skrotum bertemu.

7. Gonorea (Kencing Tanah)

Penyakit/Penanggulan organ reproduksi:

Gonorea (kencing nanah) Penyebab: bakteri neisseria gonorrhoea

Penanggulangan:

 tidak berganti ganti pasanga seksual


 menggunakan kondom setiap berhubungan seksual
 memastikan pasangan tidak menderita penyakit menular seksual.

8. Kriptorkismus

Kriptorkismus adalah kondisi ketika salah satu atau kedua testis tidak terlihat akibat tidak terjadi penurunan
testis ke tempat seharusnya. Kondisi ini merupakan kelainan bawaan sejak lahir yang umumnya banyak
dialami pada bayi yang lahir secara prematur. Orkidopeksi menjadi salah satu metode operasi yang efektif
dalam menangani kriptorkismus.

Penanggulangan:

 Hindari paparan asap rokok selama masa kehamilan.


 Mengkonsumsi makanan sehat yang bebas pestisida.
 TIdak mengkonsumsi alkohol selama masa kehamilan.
 Memeriksakan kehamilan secara rutin dan teratur agar dapat terdeteksi lebih awal jika terdapat
gangguan kesehatan ibu yang dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan
janin.

9.  Mioma uteri

Mioma uteri merupakan tumor jinak yang terdapat pada lapisan dinding rahim yang terdiri dari otot dan
jaringan fibrosa. Wanita pada usia subur biasanya mengalami kondisi ini. Ukuran pada mioma uteri ini sangat
bervariasi, mulai dari tidak terlihat hingga sebesar buah semangka. Mioma uteri cenderung terjadi pada
wanita berusia 35 tahun dan lebih. Gejala umum mioma uteri antara lain durasi menstruasi lebih dari
seminggu, pendarahan menstruasi yang berat, nyeri pada bagian panggul, sering buang air kecil, nyeri saat
berhubungan seksual atau saat menstruasi, serta pembengkakan pada perut. Mioma uteri juga dapat
menyebabkan gangguan kesuburan bergantung ukuran dan lokasi mioma pada dinding rahim.

Penanggulangan

 USG. Pemeriksaan fisik dan USG wajib diulangi setiap 6-8 minggu untuk mengawasi pertumbuhan
mioma, baik ukuran maupun jumlah. Jika pertumbuhan stabil maka pasien diobservasi setiap 3-4
bulan.
 Terapi hormonal
Pengobatan terapi hormonal bisa dilakukan dengan menggunakan preparat progestin atau
gonadotropin-releasing hormone (GnRH). Preparat tersebut memproduksi efek hipoestrogen yang
memiliki hasil memuaskan untuk terapi mioma.
 Miektomi
Tindakan ini adalah operasi pengambilan mioma yang dipertimbangkan apabila seorang wanita
masih berusia muda dan masih ingin memiliki anak lagi. Kemungkinan untuk pertumbuhan mioma
lagi setelah miomektomi berkisar 20-25%. Setelah operasi, pasien disarankan untuk menunda
terlebih dahulu kehamilan selama 4-6 bulan, karena rahim masih dalam keadaan rapuh setelah
dioperasi.
 Histerektomi
Cara ini dipertimbangkan pada wanita yang tidak menginginkan anak lagi, mengalami nyeri yang
tidak kunjung sembuh, dan mengalami pertumbuhan mioma yang berulang (meski sudah melakukan
operasi).
 Embolisasi Arteri Rahim
Tindakan ini akan memotong pembuluh darah di sekitar rahim. Kemungkinan dokter juga
menggunakan metode lisis mekanik dengan menggunakan arus listrik untuk menghancurkan fibroid
dan mengecilkan pembuluh darah yang memasok vitamin menuju fibroid.
 Metode Cryogenic
Tindakan ini akan menggunakan nitrogen air, bukan arus listrik.

DISKUSI

1. Berdasarkan data tersebut, apakah penyebab utama adanya penyakit atau gangguan pada organ
reproduksi?

Banyak manusia yang mengalami penyakit pada sistem rerpodusi. Hal tersebut di karnakan manusia
tidak menjaga alat reproduksi

2. Bagaimana cara mencegah penyakit keputihan yang disebabkan oleh jamur candida albicans?

• Menghindari penggunaan celana yang terlalu ketat.

• Jangan menggunakan produk pembersih kewanitaan yang mengandung parfum.

• Tidak menggunakan antibiotik jika tidak diperlukan.

3. AIDS merupakan penyakit yang penularannya dapat terjadi melalui organ reproduksi. Bagaimana
cara mencegah agar AIDS tidak menyebar di masyarakat?

Saling setia terhadap pasangan, hindari berganti-ganti pasangan.

Hindari penggunaan narkoba terutama melalui jarum suntik.


Edukasi HIV yang benar mengenai cara penularan, pencegahan, dan pengobatannya, dapat
membantu mencegah penularan HIV di masyarakat.

4. Mengapa pergaulan bebas beresiko tinggi terhadap penyakit atau gangguan pada organ
reproduksi?

Dampak pada organ reproduksi adalah konsekuensi psikologis, kodrat hamil atau melahirkan
bertentangan dengan norma-norma agama dan sosial, jadi akibat jika melakukan pergaulan bebas, akan
menciptakan rasa kecemasan, syok, malu, selain itu keinginan organ reproduksi juga tidak terpenuhi
karena kondisi mental, sistem, juga fisiknya, jika berbicara tentang penyakit, ada beberapa penyakit
yang bisa tertimbun seperti PMS, HIV sifilis,gonore, herpes, sambungannya sebentar

5. Buat simpulan berdasarkan data tersebut.

pergaulan bebas dapat merusak organ reproduksi dan masa depan

Anda mungkin juga menyukai