Anda di halaman 1dari 11

1.

Carilah informasi mengenai berbagai jenis penyakit dan gangguan yang


menyerang organ reproduksi pria maupun wanita, penyebab dan cara
pencegahannya agar tidak terjangkit penyakit-penyakit tersebut!

Jawab!

Deretan Penyakit pada Sistem Reproduksi Wanita

Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ luar dan dalam. Organ reproduksi wanita
bagian dalam meliputi vagina, rahim, saluran telur (tuba falopi), dan indung telur
(ovarium). Sementara organ reproduksi wanita bagian luar terdiri dari vulva, kelenjar
Bartholin, dan klitoris.

Beberapa penyakit pada sistem reproduksi wanita yang sering terjadi adalah:

1. Endometriosis

Salah satu penyakit pada sistem reproduksi wanita yang sering kita dengar
adalah endometriosis. Penyakit ini terjadi ketika jaringan yang membentuk lapisan
dalam dinding rahim tumbuh di tempat lain di dalam tubuh.

Jaringan tersebut dapat tumbuh di ovarium, bagian belakang rahim, usus, atau bahkan
di kandung kemih. Jaringan yang salah tempat ini akan menyebabkan nyeri haid yang
hebat, perdarahan menstruasi yang deras, nyeri saat berhubungan seksual, serta sulit
hamil.

Cara mencegah endometriosis bisa dengan mengubah gaya

hidup menjadi lebih sehat, olahraga teratur, hindari stres, dan

juga memilah apa saja yang dikonsumsi sehari-hari. Makanan

bergizi berperan penting terhadap kesehatan reproduksi

seseorang.

2. Radang panggul
Penyakit kedua yang kerap terjadi pada sistem reproduksi wanita adalah radang
panggul. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri penyebab infeksi yang merambat
masuk ke dalam panggul melalui vagina atau leher rahim.

Salah satu penyebab radang panggul yang paling umum adalah penyakit menular
seksual, seperti klamidia dan gonore. Jika tidak diobati dengan baik, penyakit ini bisa
menyebabkan nyeri panggul jangka panjang, tersumbatnya saluran telur, infertilitas,
dan kehamilan ektopik.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya radang panggul,
yaitu:

 Jangan berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan.


 Gunakan kondom saat berhubungan seksual.
 Periksa kesehatan rutin jika memiliki risiko tertular infeksi menular seksual.
 Konsultasikan pilihan dan rencana penggunaan alat kontrasepsi dengan
dokter.
 Bersihkan area kemaluan dari depan ke belakang dan jangan sebaliknya.

Bila menderita radang panggul, Anda dianjurkan mengajak pasangan untuk turut
melakukan pemeriksaan. Hal ini diperlukan untuk mencegah berulangnya infeksi dan
radang panggul.

3. PCOS

PCOS atau sindrom ovarium polikistik adalah kondisi yang memengaruhi


kadar hormon wanita. Wanita yang menderita penyakit ini akan menghasilkan
hormon seks androgen dalam jumlah yang lebih banyak.

Akibatnya, penderita akan mengalami menstruasi yang tidak teratur, atau bahkan
tidak menstruasi sama sekali, serta sulit hamil.

PCOS ini berkaitan dengan hormon. Untuk mencegahnya, biasanya dokter

akan menyarankan menjalani gaya hidup sehat dan aktif bergerak

sehingga kesehatan sistem reproduksi lebih terjaga.

Kanker serviks
Jangan sepelekan kanker yang disebabkan human

papillomavirus atau HPV yaitu kanker serviks. Setiap tahun,

puluhan ribu perempuan menderita kanker serviks. Kondisi ini

dapat berpengaruh terhadap kesuburan seseorang. Namun, bisa

dicegah dengan rutin melakukan pap smear terutama bagi yang

sudah aktif berhubungan seksual dan melakukan vaksinasi HPV.

4. Miom

Miom atau fibroid rahim adalah tumor jinak yang tumbuh di rahim. Tumor pada
miom terbentuk dari jaringan otot rahim. Penyakit pada sistem reproduksi wanita ini
sering menyerang wanita di usia produktif.

Gejalanya dapat berupa perdarahan dari vagina di luar masa haid, nyeri panggul, kram
atau nyeri pada perut, nyeri punggung, sering merasa ingin pipis, serta nyeri saat
berhubungan seksual.

Pencegahan yang dapat dilakukan agar terhindar dari mioma uteri adalah sebagai
berikut.

 Menjaga beratbadan agar tetap dalam batas ideal.


 Mengurangi konsumsi daging merah dan alkohol.
 Meningkatkan konsumsi sayuran hijau.

Kanker pada organ reproduksi wanita

Kanker pada organ reproduksi wanita dikenal dengan istilah kanker ginekologi.
Beberapa jenis kanker ginekologi adalah kanker rahim, kanker mulut rahim, kanker
ovarium, dan kanker vagina.

Disfungsi seksual
Tak hanya pria dengan disfungsi ereksi, perempuan pun bisa

mengalami disfungsi kehidupan seksual. Mulai dari seks terasa


nyeri, tidak menarik, hingga banyak lagi kondisi yang dapat

berpengaruh terhadap kesuburan.Cara mencegah terjadinya

disfungsi seksual ada pada komunikasi. Jangan ragu

mendiskusikan hal ini tak hanya kepada pasangan, tapi juga

tenaga profesional. Dengan demikian, bisa diketahui akar

masalah mengapa seseorang mengalami disfungsi seksual dan

tak bisa menikmati hubungan intim dengan pasangan.

Beberapa tipe disfungsi seksual dengan penyebab yang spesifik tidak dapat dicegah, namun
beberapa hal berikut dapat dilakukan untuk mencegah faktor-faktor yang mempengaruhi disfungsi
seksual, yaitu:

 Stop merokok.
 Olahraga setiap hari, minimal 15 menit setiap hari.
 Menjaga berat badan tetap ideal.
 Diet gizi seimbang.
 Membatasi konsumsi alkohol, maksimal dua gelas per hari.
 Kontrol teratur terhadap penyakit-penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit jantung, dan darah
tinggi.

Penyakit pada Sistem Reproduksi Pria

Pria juga memiliki sistem reproduksi yang berada di luar dan di dalam tubuh. Organ
reproduksi pria yang terletak di luar tubuh meliputi penis, skrotum (kantong zakar),
dan testis.

Sedangkan organ reproduksi pria yang berada di dalam tubuh adalah epididimis,
saluran vas deferens, saluran kemih, vesikula seminalis (kantung air mani), kelenjar
prostat, dan kelenjar bulbourethral.

Berikut ini adalah beberapa penyakit yang bisa mengintai sistem reproduksi pria:
1. Epididimitis

Penyakit ini terjadi akibat adanya peradangan pada epididimis, yakni saluran di dalam
skrotum yang menempel pada testis. Saluran ini berperan untuk mengangkut serta
menyimpan sperma yang diproduksi oleh testis.

Epididimitis dapat menyebabkan buah zakar bengkak dan nyeri, air mani
mengandung darah, nyeri saat buang air kecil dan ejakulasi, serta gangguan
kesuburan.

pencegahan nya Lakukan hubungan intim dengan cara yang sehat dan hindari bergonta-ganti pasangan.

2. Orchitis

Penyakit ini merupakan salah satu penyakit pada sistem reproduksi pria yang cukup
sering terjadi. Orchitis adalah peradangan pada testis, yang biasanya disebabkan oleh
infeksi bakteri atau virus. Orchitis bisa menyerang salah satu testis maupun keduanya
sekaligus.

Sama seperti epididimitis, orchitis juga bisa menyebabkan buah zakar bengkak dan
nyeri. Bila tidak ditangani, penyakit ini bisa menyebabkan kemandulan dan
penurunan produksi hormon testosteron.

Pencegahan Orchitis

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi yang menyebabkan
orchitis, yaitu:

 Pastikan Anda mendapatkan vaksin MMR untuk mencegah penyakit


gondongan.
 Selalu gunakan kondom saat berhubungan seks jika Anda tidak yakin
pasangan bersih dari penyakit menular seksual.
 Jangan melakukan seks bebas atau berganti-ganti pasangan seks.

3. Gangguan prostat

Prostat adalah kelenjar pada sistem reproduksi pria yang membungkus saluran kemih
atau uretra. Kelenjar ini memproduksi cairan mani yang berfungsi untuk
menyuburkan dan melindungi sperma.
Gangguan pada prostat dapat berupa peradangan prostat (prostatitis), pembesaran
prostat (BPH), atau kanker prostat.

cara mencegah kanker prostat:

1. Mengonsumsi Makanan "Merah"

Tomat, semangka, dan makanan bernuansa merah cerah lainnya mengandung antioksidan yang
kuat yang disebut lycopene. Beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa pria
yang mengonsumsi buah dan produk berbasis tomat memiliki risiko lebih rendah mengidap kanker
prostat ketimbang mereka yang tidak. Menurut penelitian dari American Institute for Cancer
Research mengatakan bahwa, semakin merah sebuah tomat maka semakin tinggi kadarlycopene-
nya sehingga sangat disarankan untuk dikonsumsi.

2. Mengganti Junk Food dengan Sayur dan Buah

Nutrisi dan vitamin yang terkandung dalam buah dan sayuran dapat menurunkan risiko terkena
kanker prostat. Sayuran hijau mengandung senyawa yang membantu tubuh memecah zat-zat
penyebab kanker prostat yang disebut karsinogen. Diet kaya gizi juga dapat memperlambat
penyebaran kanker. Para ahli kesehatan sangat menyarankan para pria mengurangi asupan junk
food dan menggantinya dengan mengonsumsi buah-buahan serta sayuran.

3. Kedelai dan Teh Hijau

Pakar nutrisi menyarankan untuk mengonsumsi segelas teh hijau setiap pagi sebagai
awalan yang baik untuk mencegah kanker. Selain teh hijau, makanan yang
mengandung kacang kedelai juga aktif dan efektif untuk mencegah kanker. Beberapa
contohnya adalah tahu, buncis, dan kacang hijau.

4. Minum Kopi

Minum empat sampai lima cangkir kopi setiap hari ternyata juga dapat menurunkan
kemungkinan kanker prostat. Bahkan, minum tiga cangkir kopi dapat menurunkan
risiko kanker prostat sebesar 11 persen. Walaupun kopi memang sangat disarankan
untuk mencegah kanker prostat, tetapi asupannya juga jangan berlebihan. Kopi yang
dianjurkan juga kopi yang direbus, tidak instan dan menggunakan gula secukupnya
saja.

5. Mengganti Lemak Hewani dengan Lemak Nabati

Ada hubungan yang cukup signifikan antara konsumsi lemak hewani dengan
peningkatan risiko kanker prostat. Selain daging, lemak hewani juga bisa ditemukan
dalam bentuk mentega dan keju. Melihat risiko tersebut, disarankan untuk mengganti
konsumsi lemak hewani dengan beberapa pilihan seperti minyak zaitun ketimbang
mentega, buah untuk mendapatkan manisnya permen, sayuran segar dan bukan
makanan kemasan, kacang kedelai dan bukan keju, serta tidak terlalu lama memasak
daging yang bisa menghasilkan karsinogen.

6. Olahraga secara Rutin

Kelebihan berat badan ataupun obesitas dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker
prostat yang agresif. Karenanya olahraga yang teratur dapat membantumu
mempertahankan berat badan yang sehat termasuk peningkatan massa otot dan
metabolisme tubuh lebih baik. Ada beberapa jenis olahraga yang disarankan, seperti
bersepeda, lari, dan renang. Memvariasikan jenis latihan dapat menjadi salah satu
upaya untuk membuat kamu tidak bosan melakukan olahraga yang itu-itu saja.

4. Hipogonadisme

Hipogonadisme pada pria terjadi ketika tubuh tidak menghasilkan hormon testosteron
yang cukup. Pada pria dewasa, kondisi ini dapat menyebabkan penurunan libido,
gangguan produksi sperma dan fungsi organ-organ reproduksi, serta infertilitas.

Pencegahan Hipogonadisme

Hipogonadisme akan sulit untuk dicegah jika disebabkan oleh kelainan genetik, autoimun, tumor, infeksi,
dan sebagainya. Di lain sisi, hipogonadisme dapat dicegah apabila disebabkan oleh obesitas, penurunan berat
badan yang cepat, serta malnutrisi. Caranya adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat seperti diet sehat
dan olahraga teratur, agar hormon tubuh tetap stabil.

5. Masalah pada penis

Masalah pada penis tak jarang dikeluhkan oleh para pria. Beberapa penyakit yang bisa
menyerang organ reproduksi pria ini adalah disfungsi ereksi, kelainan bentuk penis,
misalnya hipospadia atau penis bengkok (penyakit Peyronie), dan kanker penis.

Selain beragam penyakit pada sistem reproduksi yang telah disebutkan di atas, pria
dan wanita juga bisa terkena penyakit menular seksual, seperti herpes genital,
HIV/AIDS, sifilis, dan gonorea. Penyakit ini ditularkan dari satu orang ke orang lain
melalui hubungan seksual.

Penyakit pada sistem reproduksi, baik pada pria maupun wanita, bisa menyebabkan
kemandulan. Oleh karena itu, Anda dianjurkan untuk selalu menjaga kesehatan organ
reproduksi dengan menjalani perilaku seks yang aman dan melakukan pemeriksaan
kesehatan rutin ke dokter untuk mendeteksi penyakit-penyakit tertentu.

Meskipun penyebab dari penyakit peyronie ini bermacam-macam, penelitian


menunjukkan bahwa perubahan gaya hidup dapat mencegah terjadinya penyakit ini:

-Berhenti merokok.

-Batasi konsumsi alkohol.

-Berhenti menggunakan obat-obatan yang ilegal.

-Berolahraga secara rutin dan teratur.

2.carilah informasi mengenai program KB. Jelaskan pengertian KB, tujuan


dilaksanakan program KB, dan cara pelaksanaannya

Jawab!

Keluarga berencana kerap disalahartikan sebagai program menolak kehadiran


anak. Padahal, faktanya tidak demikian. Tujuan dan manfaat program keluarga
berencana justru sangat baik demi mewujudkan keluarga sehat, bahagia, dan
sejahtera.

Keluarga berencana (KB) merupakan program skala nasional yang dikelola oleh
Badan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Ada banyak manfaat program
keluarga berencana yang ditawarkan oleh negara. Salah satunya adalah menghasilkan
keluarga yang berkualitas.

Namun, sebelum membahas manfaatnya, ada baiknya kita mengetahui tujuan di balik
program ini.

Tujuan Program Keluarga Berencana

Ada beberapa tujuan penting dilaksanakannya program keluarga berencana, di


antaranya:

 Membentuk keluarga kecil sejahtera, sesuai dengan kondisi ekonomi


keluarga tersebut
 Mencanangkan keluarga kecil dengan cukup 2 anak
 Mencegah terjadinya pernikahan di usia dini
 Menekan angka kematian ibu dan bayi akibat hamil di usia yang terlalu muda
atau terlalu tua, atau akibat penyakit sistem reproduksi.
 Menekan jumlah penduduk serta menyeimbangkan jumlah kebutuhan dengan
jumlah penduduk di Indonesia.

Dalam penerapannya, BKKBN selaku badan pengelola program keluarga berencana


mendorong masyarakat untuk memakai alat kontrasepsi guna mencegah
atau menunda kehamilan hingga saat yang tepat. Beberapa jenis alat kontrasepsi yang
bisa digunakan meliputi kondom, pil KB, suntik KB, implan, IUD, vasektomi,
dan tubektomi.

Manfaat Program Keluarga Berencana

Berikut ini adalah beberapa manfaat program keluarga berencana yang penting untuk
diterapkan pada setiap keluarga:

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayi

Program kehamilan yang direncanakan dengan matang akan memberikan dampak


baik bagi kesehatan ibu dan bayi. Selain itu, program KB juga memberikan
pengarahan mengenai langkah-langkah untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya,
baik sebelum maupun setelah melahirkan.

2. Mendorong kecukupan ASI dan pola asuh yang baik bagi anak

Dengan program KB, suami istri dapat merencanakan waktu kehamilan dengan tepat.
Hal ini erat kaitannya dengan kecukupan ASI dan pola asuh anak. Idealnya, jarak
anak pertama dan kedua antara 3–5 tahun.

Dengan jarak waktu ini, anak pertama bisa mendapatkan manfaat ASI dengan
maksimal, yaitu dari ASI eksklusif dan ASI hingga 2 tahun. Tidak hanya itu, anak
juga jadi bisa mendapatkan perhatian penuh dari orang tuanya selama masa
perkembangannya. Kedua hal ini tentu akan sangat berdampak positif untuknya.

3. Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan

Suami dan istri yang tidak menjalankan program KB berisiko mengalami kehamilan
yang tidak direncanakan. Misalnya, perempuan di atas 35 tahun dan belum
menopause yang melakukan hubungan intim tanpa alat kontrasepsi bisa saja hamil.
Namun kehamilan ini berisiko tinggi dan bisa berdampak fatal pada ibu dan bayi.

Begitu juga dengan kehamilan yang terlalu dini setelah melahirkan. Misalnya, seorang
wanita bisa saja melahirkan ketika anak pertama masih berusia di bawah 1 tahun.
Pada kondisi ini, ibu tidak mendapatkan pemulihan yang utuh setelah melahirkan
anak sebelumnya. Hal ini bisa berdampak pada kesehatan fisik maupun mental ibu.
4. Mencegah penyakit menular seksual

Meski dilakukan antar suami istri, hubungan seksual tidak terlepas dari risiko
terjadinya penyakit menular seksual, seperti sifilis, gonore, hingga HIV/AIDS.
Namun, hal ini bisa dicegah dengan penggunaan alat kontrasepsi, seperti kondom.

5. Menurunkan angka kematian ibu dan bayi

Manfaat program keluarga berencana lainnya adalah untuk menurunkan risiko


kematian ibu dan bayi. Kasus ini masih sering dijumpai di masyarakat, terutama pada
kehamilan yang berisiko tinggi mengalami komplikasi, seperti pada wanita berusia
lebih 35 tahun, wanita yang memiliki penyakit kronis tertentu, dan wanita yang baru
saja melahirkan.

6. Membentuk keluarga yang berkualitas

Semua yang direncanakan dengan baik juga bisa berbuah baik. Dalam hal ini,
merencanakan kehamilan dan jumlah anak bukan cuma masalah waktu, tapi juga soal
eknomi, pendidikan anak, dan pola asuh.

Jika semua itu direncanakan dengan baik, peluang menciptakan keluarga berkualitas
pun akan semakin besar.

Dari tujuan dan manfaat program keluarga berencana di atas, Anda bisa melihat
bahwa program KB tidak ada kaitannya dengan menolak kehadiran anak. Program
KB justru dibuat untuk menyehatkan dan menyejahterakan keluarga Indonesia. Oleh
karena itu, sudah selayaknya kita ikut menyukseskan program keluarga berencana.

3. bagaimana keterkaitan antara peningkatan kesehatan reproduksi, program kb dan


masalah kependudukan

Jawab!

Kesehatan Reproduksi dalam program Kependudukan, Keluarga Berencana dan


Pembangunan Keluarga (KKBPK) adalah kegiatan peningkatan kualitas kesehatan
reproduksi termasuk di dalamnya peningkatan kualitas hidup ibu, bayi, dan anak;
pencegahan penyakit menular seksual dan HIV AIDS; pencegahan kanker alat
reproduksi dan penanggulangan infertilitas.

Berdasarkan data prevalensi pemakaian kontrasepsi hingga saat ini sudah mencapai
angka 60,9% dari seluruh total PUS dengan metode suntik mencapai 31,2%, pil
mencapai 13,4%. Salah satu isu yang timbul dimasyarakat terkait penggunaan alat
kontrasepsi adalah kembalinya kesuburan pasca penghentian pemakaian. Selain itu,
perkembangan kasus HIV AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS) di Indonesia
menunjukan kecenderungan yang meningkat. Berdasarkan laporan Kementerian
Kesehatan RI Maret 2019 secara kumulatif dari Tahun 1987 s/d Maret 2019 terdapat
115.601 kasus AIDS dan 338.363 kasus HIV Positif. Sedangkan jumlah kumulatif
kasus IMS dari Tahun 2016 s/d Maret 2019 sebanyak 30.895 orang

Anda mungkin juga menyukai