Anda di halaman 1dari 22

Miom

Defenisi

Miom merupakan salah satu jenis penyakit yang menyerang wanita karena miom merupakan
pertumbuhan sel tidak normal yang tidak ganas atau sering disebut juga dengan tumor pada
rahim.

Meskipun miom bukan gangguan kesehatan yang terlalu serius karena tidak bersifat kanker
tetapi juga tidak baik jika dibiarkan saja. pertumbuhan sel tidak normal ini berasal dari sel otot
rahim yang tumbuh secara tidak normal. miom bisa berukuran kecil atau pun besar tergantung
tingkat keparahannya.

Pada dasarnya setiap wanita memiliki miom hanya saja tidak terlalu parah sehingga tidak
mengganggu kesehatan rahim tetapi ketika ukuran miom besar maka mulai akan mengganggu
kesehatan rahim dan kondisi ini lah yang harus diobati.

Selain ukurannya yang bisa kecil atau besar, miom juga bisa tumbuh lebih dari satu. Untuk itu
agar lebih jelas dan bisa memastikan miom pada rahim perlu melakukan pemeriksaan sehingga
bisa terlihat bagian dalam rahim dan kondisinya kemudian dapat melakukan pengobatan yang
tepat.

Penyebab miom tumbuh ini belum bisa di pastikan tetapi bisa di picu oleh masalah hormon
estrogen. Hormon yang di hasilkan oleh ovarium sehingga bisa terjadi menstruasi, dan
ketidakseimbangan hormon etrogen karena terlalu tinggi lah yang dapat memicu pertumbuhan
miom.

Rahim sudah mulai berfungsi dengan baik termasuk menghasilkan hormon estrogen pada saat
menstruasi untuk itu anak perempuan yang sudah menstruasi ada potensi untuk terkena miom
tetapi lebih rentan dialami sekitar usia 16 sampai dengan 50 tahun sebelum menopause.

Menurunnya hormon estrogen akan membantu mengecilkan ukuran miom maka dari itu pada
saat menopause miom bisa menyusut perlahan lahan karena tubuh tidak lagi memproduksi
hormon estrogen
.

Ada pun faktor risiko seseorang memiliki miom yaitu pada wanita yangmegalami obesitas atau
memiliki berat badan yang melebihi batas normal.

tingginya kadar hormon pada tubuh juga bias dipengaruhi oleh berat badan yang terlalu
berlebihan juga maka dari itu wanita yang berbadan gemuk ada potensi besar untuk memiliki
miom uteri atau miom pada rahim.

tumbuhannya miom juga berpotensi dialami pada seseorang yang mengalami menstruasi
terlalu dini. tubuh terpapar hormon estrogen lebih lama jika menstruasi terlalu dini maka dari
itu kondisi seperti ini juga ada potensi untuk terkena penyakit miom juga.

Obat Miom Herbal

Meningkatnya hormon estrogen yang dapat memicu munculnya miom juga bisa terjadi pada
seseorang yang sering mengkonsumsi daging merah. Meskipun daging merah menambahkan zat
besi pada tubuh tetapi jika terlalu banyak di konsumsi pun juga tidak baik karena dapat memicu
adanya miom.

Begitu pun dengan asupan alkohol, minuman keras mengandung bahan bahan yang tidak sehat di
dalamnya sehingga bisa memicu berbagai macam penyakit termasuk miom. Ada pun faktor
risiko yang disebabkan oleh faktor genetik.
Risiko untuk memiliki miom lebih tinggi pada wanita yang ada faktor keturunan menderita
penyakit miom tetapi bisa menurun karena sudah pernah melahirkan. Seseorang yang belum
pernah hamil atau belum melahirkan lebih berpotensi menderita miom.

Miom akan menyebabkan rasa sakit ketika sedang menstruasi berupa nyeri perut atau sakit
dibagian punggung bawah. ketika berhubungan intim rasa sakit pun juga akan dirasakan,
mengalami konstipasi, sering buang air kecil dan ada potensi untuk terjadi keguguran.

Maka dari itu untuk memastikannya dapat melakukan pemeriksaan. pemeriksaan USG untuk
melihat miom pada rahim. jika sudah di pastikan baru bisa diobati. Mengobatinya bisa dengan
obat miom herbal agar bisa menghilangnya. Berikut obat miom herbal :

 Obat miom herbal dari temu putih

Miom yang bisa menyebabkan rasa sakit pada perut yang luar biasa pada saat menstruasi ini
sebaiknya diatasi agar tidak bertambah parah dengan obat miom herbal. bahan alami yang di
butuhkan bukan hanya temu putih tetapi juga ada tambahan lain seperti temu mangga.

Kedua bahan alami tersebut bisa di cuci bersih kemudian di rebus dan air rebusannya di minum
secara teratur untuk mengobati miom.

 Obat miom herbal dari sambiloto

Selain menggunakan temu putih, obat miom herbal yang bisa digunakan juga adalah daun
sambiloto yang memang sering digunakan untuk berbagai macam penyakit dan salah satunya
adalah miom.

Ramuan untuk mengobati miom dengan daun sambiloto, daun benalu jeruk nipis dan juga
kunyit. Rebus semua bahan alami dan konsumsi secara teratur.

 Obat miom herbal dari benalu teh

Salah satu obat miom herbal yang bisa digunakan juga adalah benalu teh. Meskipun menjadi
benalu tetapi ternyata memiliki banyak khasiat. Rebus benalu teh dengan rumput mutiara
kemudian di minum secara teratur agar bisa mengobati miom yang bisa menyebabkan rasa sakit
ketika menstruasi ini.

 Obat miom herbal dari mahkota dewa

Bahan alami yang dibutuhkan untuk membuat obat miom herbal juga salah satunya adalah daun
mahkota dewa, buah mahkota dewa kering dan juga temu putih.

campurkan semua bahan untuk di rebus dan minum ramuan obat herbal ini secara teratur agar
kondisi kesehatan membaik dan penyakit miom bisa sembuh perlahan lahan.
Bila kita menjalani operasi, itu bukan cara satu satunya yang dapat di lakukan untuk mengobati
miom, karena memang tidak semua orang bisa melakukan operasi dengan biaya yang mahal.
Makannya tidak usah cemas atau khawatir, sebab dapat di obati dengan obat herbal. penyakit
miom adalah pertumbuhan yang terjadi di area rahim atau uterus yang sifatnya tidak ganas.

Miom ini di kenal dengan sebutan mioma, uteri fibroid atau leiomioma. Asal dari miom sendiri
adalah dari sel otot rahim yang mulai berkembang dengan tidak normal.

Pertumbuhan inilah yang akhirnya membentuk tumor jinak. Penyakit tumor mempunyai tiga
jenis, yaitu pertama, fibroid intramural (jenis ini tumbuh di antara jaringan otot rahim, lokasi
yang paling umum terbentuknya miom), kedua fibroid subserous (miom yang numbuh di bagian
luar dinding rahim, ke rongga panggul.

Jenis ini dapat tumbuh menjadi sangat besar), ketiga fibroid submucous (miom ini tumbuh di
lapisan otot bagian dalam dari dinding rahim). Hingga saat ini, penyebab datangnya miom
memang belum di ketahui.

2.2 Ovarium 

2.2.1 Definisi

Kista ovarium adalah suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur atau ovarium.
Cairan yang terbentuk ini dibungkus oleh selaput yang terbentuk dari lapisan terluar ovarium
(Wirawan, 2013). Kista ovarium merupakan keadaan dimana terdapat benjolan yang berisi
cairan, nanah atau jaringan padat pada ovarium atau indung telur, sedangkan ovarium sendiri
merupakan dua buah kelenjar berukuran kecil berada pada kedua sisi kanan dan kiri uterus,
memproduksi hormon untuk fungsi tubuh dan berisi sel telur yang akan dikeluarkan saat ovulasi
(Ricci & Kyle, 2009).

Kista ovarium adalah sebuah struktur tidak normal yang berbentuk seperti kantung yang bisa
tumbuh dimanapun dalam tubuh. Kista ovarium biasanya berupa kantung yang tidak bersifat
kanker yang berisi zat gas, cair, atau solid. Dinding luar kantung menyerupai sebuah kapsul
(Andang, 2013). Kista ovarium merupakan pembesaran dari indung telur yang mengandung
cairan. Besarnya bervariasi dapat kurang dari 5 cm sampai besarnya memenuhi rongga perut
sehingga menimbulkan sesak nafas (Nugroho, 2010)

2.2.2 Etiologi

Kista ovarium disebabkan oleh gangguan (pembentukan) hormon pada hipotalamus, hipofsis dan
ovarium. Faktor penyebab terjadinya kista antara lain yaitu adanya penumpukan lemak berlebih
atau lemak yang tidak sehat yang mengakibatkan zat-zat lemak tidak dapat dipecah dalam proses
metabolisme sehingga akan meningkatkan resiko tumbuhnya kista, dan faktor genetik (Andang,
2013).
Menurut Susianti (2017) penyebab dari kista ovarium belum diketahui secara pasti, terdapat
beberapa faktor pendukung antara lain :

1. Gangguan Hormon

Kelebihan atau peningkatan hormon progesteron dan esterogen

dapat memicu terjadinya kista ovarium. Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung hormon
esterogen dan progesteron yaitu pil KB atau IUD (Intrauterine Device) dapat menurunkan resiko
terbentuknya kista

ovarium.

2. Faktor Genetik

Di dalam tubuh manusia terdapat gen pemicu kanker yaitu disebut dengan gen protoonkogen.
Protoonkogen dapat bereaksi akibat dari paparan karsinogen (lingkungan, makanan, kimia),
polusi dan paparan radiasi.

3. Pengobatan Infertilitas

Pengobatan infertilitas dengan konsumsi obat kesuburan dilakukan

induksi ovulasi dengan gonadotropin. Gonadotropin yang terdiri dari FSH

dan LH dapat menyebabkan kista berkembang.

4. Hipotiroid

Hipotiroid merupakan kondisi menurunnya sekresi hormon tiroid yang dapat menyebabkan
kelenjar pituitari memproduksi TSH (Thyroid Stimulating Hormone) lebih banyak sehingga
kadar TSH meningkat. TSH merupakan faktor yang memfasilitasi perkembangan kista ovarium
folikel.

5. Faktor Usia

Kista ovarium jinak terjadi pada wanita kelompok usia reproduktif.

Pada wanita yang memasuki masa menopause (usia 50-70 tahun) lebih beresiko memiliki kista
ovarium ganas. Ketika wanita telah memasuki masa menopause, ovarium dapat menjadi tidak
aktif dan dapat menghasilkan kista akibat tingkat aktifitas wanita menopause yang rendah.
6. Faktor Lingkungan

Perubahan pola struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri

banyak memberikan andil terhadap perubahan pola fertilitas, gaya hidup, dan sosial ekonomi.
Perubahan gaya hidup juga mempengaruhi pola makan yaitu konsumsi tinggi lemak dan rendah
serat, merokok, konsumsi alkohol, zat tambahan pada makanan, terpapar polusi asap rokok atau
zat berbahaya lainnya, stress dan kurang aktivitas atau olahraga memicu terjadinya suatu
penyakit.

2.2.3 Patofisiologi

Pada ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut Folikel de Graff. Pada
pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit
mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki
struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus
luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi,
korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama
kehamilan (Price & Sylvia, 2010).

Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu jinak.
Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang- kadang disebut kista theca-lutein. Kista
tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional multiple
dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang
berlebih. Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan
kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, HCg menyebabkan kondisi yang
disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan
gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom
hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan pemberian HCG. Kista neoplasia dapat
tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat
ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium
(Price & Sylvia, 2010)

 
2.2.4 Klasifikasi

Menurut Ricci & Kyle (2009), kista ovarium merupakan gangguan indung telur yang bersifat
fisiologis atau patologis. Berdasar tingkat keganasan kista dibagi menjadi dua yaitu
nonneoplastik dan neoplastik. Kista ovarium nonneoplastik jinak yaitu :

a. Follicular Cyst (Kista Folikel)

Kista folikel disebabkan oleh kegagalan folikel ovarium yang pecah

pada saat ovulasi. Ukuran diameter kista folikel pada umumnya tidak lebih dari 5 cm. Kista
folikel bersifat fisiologis dan tidak memerlukan perawatan. Kista folikel dapat terjadi pada segala
usia tetapi lebih sering terjadi pada wanita usia produktif dan menopause. Kista folikel ini dapat
dideteksi dengan vaginal ultrasound/USG vagina (Ricci & Kyle, 2009).

Kista folikel biasanya tidak menunjukkan gejala dan menghilang dalam waktu <60 hari. Jika
muncul gejala akan menyebabkan siklus menstruasi periode berikutnya memanjang atau
memendek. Pemeriksaan untuk kista < 4 cm adalah pemeriksaan ultrasonografi awal dan
pemeriksaan ulang dalam waktu 4-8 minggu. Sedangkan pada kista > 4 cm atau kista menetap
dapat diberikan pemberian kontrasepsi oral selama 4-8 minggu yang akan menyebabkan kista
menghilang sendiri (Prawirohardjo, 2014).

b. Corpus Luteum Cyst (Kista Korpus Luteum)

Dalam keadaan normal korpus luteum akan mengecil dan menjadi

korpus albikans. Terkadang korpus luteum mempertahankan diri (korpus luteum persistens),
perdarahan yang terjadi di dalamnya menyebabkan terjadinya kista. Kista korpus luteum
berukuran ≥ 3 cm, diameter kista sebesar 10 cm dan cairan berwarna merah coklat karena darah
tua (Ricci & Kyle, 2009).

Kista korpus luteum merupakan perdarahan yang terjadi pada korpus luteum dan tidak dapat
berdegenerasi di 14 hari setelah periode menstruasi terakhir. Keluhan yang dirasakan yaitu nyeri
pada panggul, amenorea diikuti oleh perdarahan tidak teratur dan gangguan haid. Pemeriksaan
untuk kista korpus luteum dengan pelvic ultrasound. Dilakukan tindakan operasi (kistektomi
ovari) atas dugaan kehamilan ektopik terganggu (Prawirohardjo, 2014).

c. Lutein Cyst (Kista Lutein)

Kista lutein biasanya bilateral, kecil dan jarang terjadi dibandingkan


kista folikel atau korpus luteum. Kista lutein berisi cairan berwarna kekuning-kuningan. Kista
lutein merupakan kista yang tumbuh akibat pengaruh hormon human corionigonadotropin
(HCG). Meskipun jarang ditemui, kista ini berhubungan dengan mola hidatidosa,
koriokarsinoma dan sindrom ovarium polikistik. Kista ini biasanya bilateral dan bisa menjadi
sebesar ukuran tinju. Kista lutein dapat terjadi pada kehamilan, umumnya berasal dari corpus
luteum hematoma. Gejala yang timbul biasanya rasa penuh atau menekan pada pelvis
(Prawirohardjo, 2014).

d. Polycystic Ovarian Syndrome (Sindrom Ovarium Polikistik)

Sindrom ovarium polikistik biasa disebut dengan kista stein- laventhal. Keadaan ini
menunjukkan adanya beberapa kista folikel inaktif pada ovarium yang mengganggu fungsi
ovarium. Kista ini disebabkan oleh ketidakseimbangan hormonal.Ditandai dengan kedua
ovarium membesar 2 – 3 kali, bersifat polikistik, ovarium berwarna pucat, permukaan rata dan
licin, dan berdinding tebal. Pemeriksaan untuk stein-laventhal yaitu

laparoskopi (Prawirohardjo, 2014). Kista ovarium neoplastik jinak yaitu :

a. Kista Ovarii Simpleks

Kista ovari simpleks merupakan kista yang permukaannya rata dan halus, biasanya bertangkai,
sering kali bilateral dan menjadi besar, dinding tipis dan cairan dialam kista jernih. Dinding kista
tampak lapisan epitel kubik. Pengangkatan kista ini dengan reseksi ovarium, namun jaringan
yang dikeluarkan untuk segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui adanya keganasan
(Andang, 2013)

b. Kistadenoma Ovarii Musinosum

Kista ini berbentuk multilokuler dan biasanya unilateral, dapat

tumbuh menjadi ukuran sangat besar. Pada kista yang ukurannya besar tidak lagi dapat
ditemukan ovarium yang normal. Gambaran klinik terjadi perdarahan dalam kista dan perubahan
degeneratif, yang menimbulkan perlekatan kista dengan omentum, usus-usus dan peritoneum
parietale. Dinding kista agak tebal, berwarna putih keabu-abuan. Pada pembukaan terdapat
cairan lendir, kental, melekat dan berwarna kuning hingga coklat. Penatalaksanaan dengan
pengangkatan in toto terlebih dahulu tanpa pungsi terlebih dahulu dengan atau tanpa salpingo-
ooforektomi tergantung besarnya kista (Andang, 2013).

c. Kistadenoma Ovarii Serosum


Kista ini berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal

epithelium). Pada umumnya kista ini tidak mencapai ukuran yang sangat besar dibandingkan
kistadenoma ovarii musinosum. Permukaan tumor biasanya licin, berongga satu, berwarna
keabu-abuan. Ukuran kista yang kecil, tetapi permukaaannya penuh dengan pertumbuhan papiler
(solid papilloma). Penatalaksanaan pada kista ini umumnya sama seperti pada kistadenoma
ovarii musinosum. Namun karena kemungkinan keganasan lebih besar, maka diperlukan
pemeriksaan teliti terhadap tumor yang dikeluarkan. Bahkan kadang-kadang perlu diperiksa
sediaan yang dibekukan untuk menentukan tindakan selanjutnya saat operasi (Andang, 2013).

d. Kista Endometroid

Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin, terdapat satu

lapisan sel-sel pada dinding menyerupai lapisan epitel endometrium. Terjadi akibat adanya
bagian endometrium yang berada diluar rahim. Kista ini berkembang bersamaan dengan
tumbuhnya lapisan endometrium setiap bulannya yang mengakibatkan nyeri hebat, terutama saat
menstruasi dan infertilitas (Andang, 2013).

e. Kista dermoid

Kista dermoid merupakan teratoma kistik jinak dengan struktur

ektodermal diferensiasi sempurna dan lebih menonjol daripada entoderm dan mesoderm. Kista
ini diduga berasal dari sel telur melalui proses partenogenesis dan bisa menjadi ganas seperti
karsinoma epidermoid. Dinding kista terlihat putih keabu-abuan, agak tipis, konsistensi sebagian
kistik kenyal dan sebagian padat. Kandungan tidak hanya cairan melainkan elemen ektodermal,
mesodermal dan entoderm. Dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi (ektodermal),
tulang rawan, serat otot jaringan ikat (mesodermal), mukosa traktus gastrointestinal, epitel
saluran pernafasan, dan jaringan tiroid (endotermal).

Gejala klinik kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan nyeri mendadak pada lower
abdomen. Terjadi sobekan dinding kista sehingga isi kista keluar dalam rongga peritoneum.
Terapi pada kita dermoid dengan pengangkatan seluruh ovarium (Andang, 2013).

2.2.5 Tanda dan Gejala

Kebanyakan kista ovarium tumbuh tanpa adanya keluhan. Keluhan biasanya muncul jika kista
sudah membesar dan mengganggu organ tubuh yang lain. Jika kista mulai menekan saluran
kemih, usus, saraf, atau pembuluh darah besar di sekitar rongga panggul akan menimbulkan
keluhan berupa gangguan pencernaan, susah buang air kecil dan air besar, kesemutan dan
bengkak pada kaki (Andang, 2013). Gejala klinis kista ovarium antara lain nyeri di lower
abdomen, nyeri saat menstruasi, dan gangguan siklus menstruasi (Nugroho, 2010).

Menurut Yeika (2017), gejala klinis kista ovarium yaitu distensi abdomen progresif, nyeri perut
difus non spesifik, perdarahan vagina, sembelit, cepat kenyang, muntah dan ering berkemih.

2.2.6 Komplikasi

Hal yang paling ditakutkan dari penyakit kista ovarium ialah berubah menjadi ganas dan banyak
terjadi komplikasi. Menurut Prawirohardjo (2014) komplikasi yang dapat terjadi pada kista
ovarium yaitu:

1. Perdarahan ke dalam kista

Perdarahan kista biasanya terjadi sedikit-sedikit dan berangsur menyebabkan pembesaran pada
kista dan menimbulkan gejala klinik yang minimal. Tetapi jika perdarahan terjadi tiba-tiba
dengan jumlah yang sangat banyak dapat menimbulkan distensi cepat dan nyeri abdomen secara
mendadak (Prawirohardjo, 2014).

2. Torsio (Putaran Tangkai)

Torsio terjadi pada tumor dengan diameter 5 cm atau lebih. Kondisi yang mepermudah torsio
adalah saat kehamilan karena uterus yang membesar dapat merubah letak tumor dan karena
terjadi perubahan mendadak pada rongga perut saat sesudah persalinan. Putaran tangkai
menimbulkan tarikan ligamentum infundibulopelvikum terhadap peritonium parietale
yang menimbulkan rasa sakit. Jika putaran tangkai berjalan teus, akan menimbulkan nekrosis
hemorargik dalam tumor, jika tidak segera dilakukan tindakan, dapat merobek dinding kista
dengan perdarahan abdominal atau peradangan sekunder. Jika putaran tangkai terjadi perlahan,
tumor melekat pada omentum (Prawirohardjo, 2014).

3. Infeksi pada tumor

Infeksi tumor dapat terjadi apabila dekat tumor terdapat sumber kuman patogen, seperti
appendisitis, divertikulitis, atau salpingitis akuta (Prawirohardjo, 2014).

4. Robek dinding kista (rupture)


Robek dinding kista terjadi pada putaran tangkai, tetapi dapat pula akibat jatuh, trauma, atau saat
berhubungan intim. Kista yang berisi cairan serus, rasa nyeri akibat robekan dan iritasi
peritonium akan segera berkurang. Tetapi, jika terjadi robekan dinding kista disertai hemorargik
akut, perdarahan akan terus berlangsung ke dalam rongga peritonium dan menimbulkan nyeri
terus menerus disertai tanda abdomen akut (Prawirohardjo, 2014).

5. Perubahan keganasan

Perubahan keganasan dapat terjadi pada kista jinak. Setelah dilakukan operasi pada tumor perlu
dilakukan pemeriksaan mikroskopik terhadap kemungkinan perubahan keganasan. Adanya asites
dicurigai tumor mengalami metastase memperkuat diagnosis keganasan (Prawirohardjo, 2014).

2.2.7 Pemeriksaan Penunjang

    Apabila tumor sudah diketahui maka perlu diketahui apakah tumor bersifat neoplastik atau
nonneoplastik. Kista nonneoplastik umumnya tidak besar, mengecil secara spontan, dan dapat
menghilang sendiri. Dalam hal ini hendaknya menunggu selama 2 – 3 bulan dengan melakukan
pemeriksaan ginekologi berulang. Jika selama waktu observasi terdapat peningkatan
pertumbuhan tumor dapat diambil kesimpulan kemungkinan tumor tersebut bersifat neoplastik
dan dapat dipertimbangkan pengobatan operatif (Andang, 2013)

Jika kista ovarium bersifat neoplastik timbul persoalan tumor tersebut jinak atau ganas. Dapat
dipastikan dengan pemeriksaan cermat dan menganalisa gejala yang ditemukan untuk membantu
menegakkan diagnosa (Andang, 2013). Metoda yang dapat dilakukan untuk menegakkan
diagnosa antara lain:

1. Laparoskopi

Laparoskopi adalah sebuah teknik melihat ke dalam perut tanpa melakukan pembedahan mayor.
Pemeriksaan ini untuk mengetahui tumor berasal dari ovarium atau tidak, dan menentukan sifat
tumor tersebut.

2. Ultrasonografi

Ultrasonografi (USG) adalah alat pemeriksaan dengan menggunakan ultrasound (gelombang


suara) yang dipancarkan oleh transduser. Pemeriksaan ini untuk mengetahui letak dan batas
tumor, sifat tumor, dan cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.
3. Foto Rontgen

Foto rontgen merupakan prosedur pemeriksaan dengan menggunakan radiasi gelombang


elektromagnetik guna menampilkan gambaran bagian dalam tubuh. Pemeriksaan ini untuk
menentukan adanya hidrotoraks. Pada kista dermoid dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.

4. Pemeriksaan CA-125

Memeriksa kadar protein di dalam darah yang disebut CA-125. Kadar CA-125 pada pasien kista
ovarium dapat meningkat pada fase subur, meskipun tidak ada proses keganasan. Namun secara
umum tahap pemeriksaan CA-125 dilakukan pada perempuan yang beresiko terjadi proses
keganasan, kadar normal CA-125 yaitu 0-35 u/ml (Prawirohardjo, 2014).

2.2.8 Penatalaksanaan

    Pengobatan dengan tindakan operasi kista ovarium perlu mempertimbangkan beberapa kondisi
antara lain, usia penderita dan ukuran kista. Apabila kista kecil atau besarnya kurang dari 5 cm
pada pemeriksaan ultrasonografi (USG) tidak terlihat tanda-tanda proses keganasan, pada kista
ini biasa dilakukan operasi dengan laparoskopi dengan cara, alat laparoskopi dimasukkan ke
dalam rongga panggul dengan melakukan sayatan kecil pada dinding perut. Apabila kista
ukurannya besar, biasanya dilakukan pengangkatan kista dengan laparotomi. Teknik ini
dilakukan dengan pembiusan total. Pada teknik ini kista dapat diperiksa atau uji patologi apakah
mengalami proses keganasan (Nugroho, 2010). Pada operasi kista ovarium yang diangkat harus
segera dibuka untuk mengetahui apakah tumor ganas atau tidak. Jika keadaan meragukan perlu
dilakukan pemeriksaan sediaan yang dibekukan (frozen section) oleh ahli patologi. Apabila kista
mengalami proses keganasan maka dilakukan pembedahan dengan cara histerektomi atau
salpingo-ooforektomi bilateral (Kenny & Helen, 2017).

2.3 Pengobatan Non Farmakologi

  Pengobatan non farmakologi merupakan pengobatan tanpa menggunakan obat-obatan.


Pengobatan non farmakologi sudah banyak dikembangkan sebagai pengganti pengobatan
konvensional. Pengobatan non farmakologi mempunyai makna serupa dengan pengobatan
komplementer alternatif. Pengobatan komplementer alternatif merupakan penggabungan
pengobatan konvensional dengan kesehatan tradisional dan/atau hanya sebagai alternatif
menggunakan pelayanan kesehatan tradisional, terintegrasi dalam pelayanan kesehatan formal
(Maryani, 2016).
 

   Penyelenggaraan pengobatan komplementer alternatif diatur dalam standar pelayanan medik


herbal menurut Kepmenkes No.121/Menkes/SK/II/2008 yang meliputi melakukan anamnesis;
melakukan pemeriksaan meliputi pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi)
maupun pemeriksaan penunujang (laboratorium, radiologi, EKG); menegakkan diagnosis secara
ilmu kedoktearan; memberikan obat herbal hanya pada pasien dewasa; pemberian terapi
berdasarkan hasil diagnosis yang telah ditegakkan; penggunaan obat herbal dilakukan dengan
menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai contoh yang selama ini telah digunakan di
beberapa rumah sakit; mencatat setiap intervensi (dosis, bentuk sediaan, cara pemberian) dan
hasil pelayanan yang meliputi setiap kejadian atau perubahan yang terjadi pada pasien termasuk
efek samping (Widowati & Hasanah, 2016).

    Bahan-bahan hayati telah digunakan oleh manusia untuk memenuhi berbagai keperluan hidup.
Dari segi kimia, sumber daya alam hayati merupakan sumber senyawa kimia yang tak terbatas
jenis maupun jumlahnya. Dengan demikian keanekaragaman hayati dapat diartikan sebagai
keanekaragaman kimiawi yang mampu menghasilkan bahan-bahan kimia, baik untuk kebutuhan
manusia maupun organisme lain seperti obat-obatan, insektisida dan kosmetika (Maryani, 2016)

Pengobatan secara tradisional sebagian besar menggunakan ramuan yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan baik akar, kulit, batang, kayu, daun, bunga, air, atau bijinya. Agar pengobatan secara
tradisional dapat dipertanggungjawabkan maka diperlukan penelitian ilmiah seperti penelitian di
bidang farmakologi, toksikologi, identifikasi, dan isolasi zat kimia aktif yang terdapat dalam
tumbuhan (Maryani, 2016

    Salah satu tumbuhan yang banyak digunakan sebagai obat tradisioanal adalah kunyit putih,
dengan nama ilmiah Curcuma zedoaria dan kelapa, dengan nama ilmiah Cocos nucifera (Mutiah,
2015).

2.3.1 Kunyit

    Kunyit merupakan tanaman obat yang digunakan oleh masyarakat indonesia sebagai antibiotik
dan menyembuhkan kanker. Tanaman kunyit tumbuh bercabang dengan tinggi 40-100 cm.
Batang merupakan batang semu, tegak, bulat, membentuk rimpang, dengan warna hijau
kekuningan dan tersusun dari pelepah daun (agak lunak). Daun tunggal, bentuk bulat memanjang
hingga 10-40 cm, lebar 8-12,5 cm dan pertulangan menyirip dengan warna hijau pucat.

    

    Berbunga majemuk yang berambut dan bersisik dari pucuk batang semu, panjang 10-15 cm
dengan mahkota sekitar 3 cm dan lebar 1,5 cm, berwarna putih atau kekuningan. Ujung dan
pangkal dan runcing, tepi daun yang rata. Kulit luar rimpang berwarna jingga kecoklatan, daging
buah merah jingga kekuning-kuningan. Kunyit mengandung protein (6,3%), lemak (5,1%),
mineral (3,5%), karbohidrat (69,4%) (Mutiah, 2015).

    

Kunyit putih (Curcuma zedoaria) telah dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai salah
satu ramuan jamu dalam mengatasi berbagai kondisi ketidakseimbangan tubuh. Kunyit putih
digunakan sebagai bahan obat tradisional, bahan baku industri jamu dan kosmetik, bahan bumbu
masak, dan lain-lain. Rimpang tanaman kunyit juga bermanfaat sebagai analgetika, antiinflamasi,
antioksidan dan pencegah kanker (Mutiah, 2015).

2.3.2 Air Kelapa

    Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan tanaman serba guna karena setiap bagian tanaman
bermanfaat bagi manusia. Bagian tanaman kelapa yang paling bernilai ekonomis sampai saat ini
adalah bagian airnya. Kelapa (Cocos nucifera L.) termasuk jenis tanaman palma yang memiliki
buah cukup besar. Batang pohon kelapa umumnya berdiri tegak dan tidak bercabang dan
mencapai 10-14 meter lebih. Daunnya berpelepah, panjangnya dapat mencapai 3-4 meter lebih
dengan sirip-sirip lidi yang menopang tiap helaian. Buahnya terbungkus dengan serabut dan
batok yang cukup kuat. Kelapa yang sudah besar dapat menghasilkan 2-10 buah kelapa setiap
tangkainya. Setiap butir kelapa mengandung air kelapa masing-masing sebanyak 230-300 ml
dengan berat jenis rata-rata 1,02 dan pH agak asam 5,6. (Lingga, 2012).

    

Air kelapa adalah air alamiah yang steril dan mengandung kadar kalium, khlor serta klorin yang
tinggi. Air kelapa merupakan cairan bening di dalam kelapa (buah dari pohon kelapa). Secara
pertumbuhan, air kelapa semakin tua semakin sedikit volumenya. Karena, semakin tua kadar air
kelapa semakin berkurang. Bukan hanya kadar volume air kelapa yang menurun, kadar gula pun
juga ikut menurun. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan buah kelapa untuk transpirasi dan
respirasi. Air kelapa yang dihasilkan dari kelapa tua akan memberikan pertumbuhan bakteri lebih
cepat bila dibandingkan dengan kelapa muda (Barlina, 2013).

    

Air kelapa mengandung sedikit karbohidrat, protein, lemak dan beberapa mineral. Air kelapa
merupakan bagian dari buah kelapa yang mempunyai kandungan nutrisi/zat gizi cukup lengkap
bagi kesehatan manusia. Kandungan gizi air kelapa tidak hanya unsur makro tetapi juga unsur
mikro. Unsur makro yang terdapat pada air kelapa adalah karbon dan nitrogen. Unsur karbon
dalam air kelapa berupa karbohidrat sederhana seperti glukosa, sukrosa, fruktosa, sorbitol,
inositol, dan lain-lain. Selain karbohidrat dan protein, air kelapa juga mengandung unsur mikro
berupa mineral yang dibutuhkan tubuh. Mineral tersebut diantaranya kalium (K), kalsium (Ca),
magensium (Mg), ferum (Fe), fosfor (P) dan sulfur (S). Air alamiah ini yang steril dan
mengandung kadar kalium, khlor, serta klorin yang tinggi (Barlina, 2013).

   Masyarakat umumnya menggunakan air kelapa sebagai minuman yang banyak menggunakan
air kelapa sebagai minuman yang berkhasiat menetralisir racun dalam tubuh. Air kelapa hijau
mengandung tanin atau antidotum (anti racun) lebih banyak dibandingkan jenis kelapa lainnya.
Tanin bersifat antibakteri yang akan menghambat pertumbuhan bakteri. Pada umumnya, air
kelapa mengandung asam askorbat, protein, lemak, kalsium, atau potassium. Kandungan mineral
pada air kelapa antara lain zat besi, fosfor, dan gula yang terdiri atas glukosa, sukrosa dan
fruktosa. Air kelapa yang terdapat di dalam buah kelapa merupakan cairan steril yang merupakan
cairan non-plasma yang memiliki kandungan paling mirip dengan cairan tubuh. Air kelapa muda
memiliki kandungan berupa flavonoid yang dapat bekerja sebagai efek antiinflamasi (Lingga,
2012).

2.4 Penelitian Terkait Pengaruh Kunyit Putih dan Air Kelapa

    Sebagian besar obat antikanker yang digunakan dalam kemoterapi bersifat toksik tidak hanya
terhadap sel kanker tetapi juga pada sel normal sehingga tidak hanya mempengaruhi
perkembangan sel kanker, tetapi juga mengganggu sistem kekebalan tubuh dan semakin
memperburuk kondisi penderita kanker. Bahan alam mempunyai peranan yang penting sebagai
sumber agen antikanker yang efektif dan salah satu tanaman yang berpotensi sebagai bioaktif
antikanker adalah kunyit putih (Curcuma zedoaria).

 
    Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kunyit putih dapat digunakan sebagai sumber
enzim L-asparaginase yang berperan dalam bidang medis untuk pengobatan kanker dengan cara
bekerja menghambat sintesis protein sel kanker tanpa merusak sel normal. L-asparaginase akan
mengkatalisis reaksi hidrolis L- asparagin yang merupakan asam amino non-esensial untuk
sintesis protein dan pertumbuhan sel, menjadi L-aspartat dan amonia, sehingga proses sintesis
protein terganggu dan menghambat pertumbuhan sel kanker yang pada akhirnya mengakibatkan
kematian sel kanker tersebut (Suprobo, Suprihati, & Wuryanti, 2011). Prostaglandin berperan
penting terhadap timbulnya nyeri, demam, dan reaksi inflamasi. Aktivitas enzim siklooksigenase
mampu menekan gejala-gejala tersebut. Pada penelitian menunjukkan bahwa kurkumin atau
ramuan kunyit mampu menghambat enzim lipooksigenase dan cyclooksigenase, dimana enzim
ini meningkat ekspresinya pada kondisi inflamasi dan kanker (Mutiah, 2015).

    Air kelapa muda memiliki unsur kalium (K) yang tertinggi mencapai 7.300 mg/l. Oleh karena
itu air kelapa muda berperan penting dalam meningkatkan frekuensi buang air kecil dan
membantu mengeliminasi obat- obatan dan mempercepat absorpsi obat-obat dengan cara
mempercepat konsentrasinya dalam darah (Barlina, 2013). Air kelapa muda mengandung enzim
bioaktif khususnya tanin atau antidotum (anti racun) yang bersifat sebagai anti bakteri yang akan
menghambat pertumbuhan bakteri, serta antioksidan pada kandungan tanin sebagai penangkal
radikal bebas salah satu penyebab kanker. Terdapat kandungan berupa flavanoid pada air kelapa
yang bekerja sebagai antiinflamasi (Lingga, 2012). Selain itu air kelapa muda mengandung
jumlah kalori sebesar 17,4 kkal. Komposisi gula pada air kelapa muda terdiri dari glukosa,
fruktosa, dan sukrosa. Dengan komposisi gula yang sedemikian lengkap dan disertai jumlah
kalori yang cukup, air kelapa muda bisa menjadi sumber energi bagi tubuh sekaligus
penyerapannya cepat dan tidak memberatkan organ hati. Tubuh menjadikan glukosa dalam darah
sebagai sumber energinya. Glukosa dapat disimpan didalam otot yang biasa disebut glikogen
atau gula otot sebagai sumber makanan bagi otot untuk menjalankan aktivitas tubuh, dan itu
semua bisa didapatkan dari air kelapa (Buwana & Suroto, 2016)

2.5 Cara Pengolahan Ramuan Kunyit Putih dan Air Kelapa

    Menurut penelitian Mutiah Curcuma zedoaria telah dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia
sebagai salah satu komponen ramuan jamu dalam mengatasi berbagai kondisi ketidakseimbangan
tubuh. Penggunaan kunyit dan air kelapa juga digunakan oleh masyarakat Indonesia secara
tradisional sebagai obat (Mutiah, 2015).
    Ramuan kunyit putih dibuat untuk dijadikan sebagai obat herbal atau minuman sehat dan
sebagian besar dimanfaatkan untuk jamu yang dikonsumsi oleh masyarakat. Ramuan kunyit
putih ini dapat digunakan untuk pengobatan penyakit kandungan, hipertensi dan gangguan
pencernaan. Ramuan kunyit putih ini berwarna putih kekuning-kuningan, dan memiliki rasa khas
pedas manis terasa hangat ketika masuk ke dalam tenggorokan (Fitriana, 2017). Alat dan bahan
pembuatan ramuan ini sangat sederhana dan mudah dijumpai. Alat yang digunakan antara lain
panci kecil, gelas ukuran sedang, alat parutan, alat saringan, sendok dan kompor. Bahan yang
digunakan yaitu 3 rimpang kunyit putih, madu 1 sendok makan dan air bersih 1 gelas ukuran
sedang. Proses pengolahan ramuan tersebut dengan membersihkan dan kupas kunyit putih
hingga bersih. Kunyit diparut kemudian direbus dengan 1 sendok makan madu dan 1 gelas air
bersih didihkan selama kurang lebih 1 jam sehingga hanya tinggal kira-kira 1⁄2 nya setelah
dingin kemudian disaring. Ramuan ini di konsumsi 2 kali sehari 1 gelas (Dewi, Jamhari, &
Isnainar, 2017).

    Menurut penelitian Kemala nilai gizi pada air buah kelapa muda terutama mineral komposisi
tertinggi adalah pada umur buah 8 bulan dan kalium adalah yang paling tinggi. Oleh karena itu
berbagai penelitian menunjukkan bahwa penggunaan air kelapa dapat menyembuhkan beberapa
penyakit. Air kelapa muda termasuk minuman yang alami dan higienis serta memiliki komposisi
gizi yang cukup baik. Cara mengkonsumsi air kelapa muda sebagai minuman alami maupun
pengobatan aman dikonsumsi secara langsung tanpa dilakukan pengolahan. Air kelapa muda
memiliki sifat sangat sensitif terhadap panas. 

   Hal tersebut dapat merubah nilai gizi, cita rasa dan aroma khas air kelapa muda dengan
signifikan. Oleh karena itu Badan Pertanian Dunia, FAO menerapkan teknologi mikrofiltrasi
untuk mengawetkan air kelapa muda. Teknologi mikrofiltrasi pada pengolahan air kelapa muda
adalah sebagai suatu proses sterilisasi dingin (cold sterilization) sehingga mampu
mempertahankan karakteristik khasnya, termasuk nilai gizi, dan cita rasanya (Barlina, 2013)

Daftar 41 Obat Tradisional yang Dilarang BPOM 2022


1. Delias (Ke Cie Siao Chuan Yen)
2. Gan Mao Tong Kaplet
3. Delcingfungsan Powder
4. Pegal Linu Raja Madu Klanceng Plus
5. Pi Yen Pian
6. Asam Urat
7. Guci Emas
8. New Cobra Mas
9. Pemikat
10. Samuraten
11. Super Kecetit Asam Urat
12. Wantong Pegel Linu
13. Ramuan Pak Kumis 120 ml
14. Xian Ling
15. Tou Gubao
16. Jamu “Daun Dewa” Asam Urat
17. Jamu “Daun Dewa: Pegel Linu”
18. Bintang Dua Mustika Dewa
19. Greeng Jos Kopi BAPAK
20. Kopi Cethot
21. Kuat Lelaki Suromadu 100 ML
22. Lalake
23. Metal-X
24. Urat Madu Black
25. Kaplet C-100
26. Africa Black Ant
27. Herb Viagra
28. Viagra Gold
29. Obat Kuat dan Tahan Lama Urat Jantan
30. Hammer of Thor
31. Kopi Rempah Grenk
32. Beruang Putih
33. Tangkur Ganas
34. Obat Sakit Gigi Kombinastan
35. Obat Gatal-gatal Cap Cobra
36. Ramping Herbal Alami RHA
37. Pinky
38. Slim By Mimo
39. GS Serbuk Guna Sehat
40. Gaining Weight
41. Tang Bing Yao
Herbal yang tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil

1. Daun raspberry

Sebenarnya daun raspberry bermanfaat untuk ibu hamil di trimester tiga kehamilankarena bisa
membantu kelahiran dengan merangsang kontraksi. Namun, dikutip dari Pregnancy Birth Baby,
daun raspberry termasuk bahan jamu yang dilarang untuk ibu hamil konsumsi saat trimester
pertama kehamilan.

Ini karena bahan di dalam raspberry bisa memicu kontraksi rahim, sehingga membahayakan
janin bahkan terancam mengalami keguguran.

2. Daun rosemary

Menggunakan daun rosemary sebagai teh sangat menenangkan perut dan aromanya segar.
Namun, tidak demikian bagi ibu hamilMengutip dari American Pregnancy, mengonsumsi daun
rosemary dalam jumlah banyak, seperti sebagai teh atau obat-obatan herbal sebagai bahan jamu
yang dilarang untuk ibu hamil tidak disarankan.

Pasalnya, rosemary bisa memicu kontraksi dan perdarahan karena berdampak pada melancarkan
menstruasi. Namun, bila rosemary dipakai sebagai bahan makanan, masih bisa dikinsumsi oleh
ibu hamil

3.Daun echinacea

Daun ini adalah tanaman herbal yang tumbuh di Amerika Utara dan termasuk bahan jamu yang
dilarang bagi ibu hamil.Mengutip dari Mother to Baby, beberapa olahan obat echinacea
mengandung alkohol, sehingga berbahaya untuk ibu hamil.

Kandungan tersebut bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada janin, salah
satunya cacat lahir.

4.Black Cohosh
Bagi Anda yang tinggal di kawasan Asia Tenggara, khususnya Indonesia, pasti asing mendengar
tanaman herbal yang satu ini. Black Cohosh merupakan salah satu tanaman herbal yang berasal
dari negeri Paman Sam, Amerika Utara. 

Bahan herbal ini memang bisa diracik menjadi bahan ramuan untuk jamu. Tapi sayangnya, Black
Cohosh termasuk ke dalam salah satu jamu yang dilarang untuk ibu hamil karena bisa
menyebabkan bayi lahir secara prematur. 

5. Echinacea

Bahan herbal selanjutnya yang pantang dikonsumsi oleh ibu hamil adalah Echinacea. Bila Anda
masih asing dengan nama bahan yang satu ini tentu saja wajar. Sebab tanaman herbal ini asli
berasal dari wilayah Amerika Utara. 

Tanaman Echinacea biasa digunakan sebagai obat untuk meredakan flu dan meningkatkan sistem
imunitas tubuh. Meski tanaman ini memiliki manfaat yang baik untuk tubuh, namun ibu hamil
seperti Anda tidak disarankan untuk mengonsumsinya, karena dapat menurunkan tingkat
kesuburan pria maupun wanita.  

6.Saw Palmetto

Tanaman yang satu ini terkenal bisa dipakai untuk mengobati penyakit gangguan kandung
kemih, nyeri panggul kronis, rambut rontok, ketidakseimbangan hormon, hingga kanker prostat.
Cara pengolahan tanaman ini biasanya dengan digiling, dikeringkan, atau bisa juga dikonsumsi
secara langsung. 

Meski memiliki segudang manfaat yang luar biasa, namun tanaman Saw Palmetto ini juga
dikenal sebagai bahan ramuan jamu yang dilarang untuk ibu hamil. Dalam beberapa kasus,
buah Palmetto ini akan memicu gangguan pada fungsi organ hormonal, lalu menyebabkan
komplikasi saat kehamilan. 

7. Saint John's Wort

Selama berabad-abad, tanaman St. John's Worttelah digunakan untuk mengobati penderita


gangguan mental serta nyeri saraf. Namun, perkembangan medis baru-baru ini membuat St.
John's Wort dipakai untuk obat mengatasi depresi, insomnia, hingga gangguan kecemasan. 

Sayangnya, bagi ibu hamil tanaman ini justru dapat mengakibatkan efek samping yang cukup
buruk. Ketika sudah diracik menjadi obat maupun ramuan, tanaman St. John's Wort bisa
meningkatkan potensi terjadinya mutasi genetik pada janin. Selain itu, mengonsumsi tanaman ini
juga dapat menurunkan tingkat kesuburan Anda. 

8.Ephedra
Tanaman Ephedra berasal dari kawasan Asia Tengah dan Mongolia. Bentuknya hampir mirip
seperti semak-semak cemara yang biasa ada di kawasan tersebut. Tak hanya di Asia, tanaman ini
juga tumbuh subur di wilayah barat daya Amerika Serikat. 

Biasanya, tanaman ini akan diolah menjadi sebuah ramuan untuk mengobati gejala demam,
pilek, asma, sakit kepala, hingga mengi. Bila tanaman ini dikonsumsi dalam jangka waktu
panjang, akan ada efek samping yang Anda rasakan. Misalnya saja dapat menyebabkan kadar
gula dalam tubuh meningkat. 

Bagi Anda yang sedang hamil, tanaman ini juga tidak bagus untuk dikonsumsi. Ibu hamil yang
nekat mengonsumsi tanaman ini akan mengalami diabetes gestasional yang tentunya berdampak
buruk bagi kesehatan Anda dan calon bayi yang dikandung. 

9.Ginseng

Akar ginseng mengandung bahan kimia aktif yang disebut ginsenosides di mana bertanggung
jawab atas khasiat obat herbal. Ginseng juga diketahui mengandung senyawa anti inflamasi atau
dikenal dengan antioksidan yang dapat mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas.

Namun, konsumsi teh herbal yang terbuat ginseng tidak dianjurkan untuk dikonsumsi wanita
hamil karena belum diteliti keamanannya. Saat dikonsumsi dalam jumlah banyak, teh herbal ini
pada tikus percobaan dapat menyebabkan abnormalitas pada embrio.

10.Teh daun oregano

Oregano merupakan ramuan yang biasa digunakan dalam masakan. Selama berabad-abad,
oregano juga telah digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, termasuk gigitan ular, masalah
pencernaan, dan masalah menstruasi. 

Daun oregano bisa direndam dalam air panas dan disiapkan sebagai teh. Namun, perlu diketahui
jika teh daun oregano yang dikonsumsi dalam jumlah besar bisa menjadi racun dan bahkan
mematikan.

Oregano mungkin memiliki efek diuretik di mana konsumsi dengan dosis besar dapat
mengganggu perut. Wanita hamil yang mengonsumsi oregano bisa membahayakan bayi dan
berisiko mengakibatkan keguguran.

11.Gotu kola atau centella asiatica

Gotu kola merupakan salah satu herba yang bisa digunakan dalam pengobatan tradisional.
Praktisi telah mengklaim bahwa gotu kola memiliki manfaat untuk meningkatkan kekuatan otak,
menyembuhkan kulit, dan menjaga kesehatan hati serta ginjal.
Namun, herbal satu ini dalam beberapa kasus dapat menyebabkan sakit kepala, sakit perut, dan
pusing. Gotu kola tidak dipantau oleh FDA dan diketahui jika herbal tersebut memiliki kadar
logam berat berbahaya jika ditanam di tanah yang terkontaminasi.

Untuk, wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan untuk mengonsumsi herbal tradisional ini.
Bicarakan juga dengan dokter sebelum menggunakannya, terutama jika memiliki penyakit hati,
menderita diabetes, kolesterol tinggi, atau sedang mengonsumsi obat tertentu.

Anda mungkin juga menyukai