Anda di halaman 1dari 38

Andi Wahyuni , S.Kep., Ns.

ASUHAN KEPERAWATAN MIOMA UTERI

KELOMPOK 5:
INDA WAHYUNI (21806043)
RISKY WULANDARI RAHMOLA (21806062)
MUHAMAD NUR HATTAN (21806051)
RESTY ENJELIA IBRAHIM (21806060)
LADY PASANEA (21806047)
BUCE YULIANUS DOKAINUBUN (21806036)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

2019
LAPORAN PENDAHULUAN MIOMA UTERI

1. KONSEP DASAR MEDIK


A. PENGERTIAN
Mioma uteri adalah suatu tumor jinak berbatas tegas tidak berkapsul yang
berasal dari otot polos dan jaringan ikat fibrous. Biasa juga
disebutfibromioma uteri, leiomioma uteri atau uterine fibroid. Tumor jinak
inimerupakan neoplasma jinak yang sering ditemukan pada traktus
genitaliawanita, terutama wanita sesudah produktif (menopouse). Mioma uteri
jarang ditemukan pada wanita usia produktif tetapi kerusakan reproduksidapat
berdampak karena mioma uteri pada usia produktif berupa infertilitas,abortus
spontan, persalinan prematur dan malpresentasi (Aspiani, 2017).

B. ETIOLOGI
Menurut Aspiani ada beberapa faktor yang diduga kuat merupakan faktor
predisposisi terjadinya mioma uteri. Diantaranya:
1. Umur
Mioma uteri ditemukan sekitar 20% pada wanita usia produktifdan
sekitar 40%-50% pada wanita usia di atas 40 tahun. Mioma uteri
jarang ditemukan sebelum menarche (sebelum mendapatkan haid).
2. Hormon Endogen (endogenous hormonal)
Konsentrasi estrogen pada jaringan mioma uteri lebih tinggi dari pada
jaringan miomatriumnormal.
3. Riwayat keluarga
Wanita dengan garis keturunan dengan tingkat pertama dengan
penderita mioma uteri mempunyai 2,5 kali kemungkinan untuk
menderita mioma dibandingkan dengan wanita tanpa garis keturunan
penderita mioma uteri.
4. Makanan
Makanan di laporkan bahwah daging sapi, daging setengah matang
(redmeat), dan daging babi meningkatkan insiden mioma uteri,
namunsayuran hijau menurunkan insiden menurunkan mioma uteri.
5. Kehamilan
Kehamilan dapat mempengaruhi mioma uteri karena tingginya
kadarestrogen dalam kehamilan dan bertambahnya vaskularisasi ke
uterus.Hal ini mempercepat pembesaran mioma uteri. Efek estrogen
pada pertumbuhan mioma mungkin berhubungan dengan respon dan
faktor pertumbuhan lain. Terdapat bukti peningkatan produksi reseptor
progesteron, dan faktor pertumbuhan epidermal.
6. Paritas
Mioma uteri lebih sering terjadi pada wanita multipara
dibandingkandengan wanita yang mempunyai riwayat melahirkan 1
(satu) kali atau 2(dua) kali.
Faktor terbentuknya tomor:
1) Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang terjadinya reflikasi pada saat
sel–selyang mati diganti oleh sel yang baru merupakan
kesalahan genetikayang diturunkan dari orang tua. Kesalahan
ini biasanya mengakibatkankanker pada usia dini. Jika seorang
ibu mengidap kanker payudara, tidakserta merta semua anak
gandisnya akan mengalami hal yang sama,karena sel yang
mengalami kesalahan genetik harus mengalamikerusakan
terlebih dahulu sebelum berubah menjadi sel kanker.
Secarainternal, tidak dapat dicegah namun faktor eksternal
dapat dicegah.Menurut WHO, 10%-15% kanker, disebabkan
oleh faktor internal dan85%, disebabkan oleh faktor eksternal
(Apiani, 2017).
2) Faktor eksternal
Faktor eksternal yang dapat merusak sel adalah virus, polusi
udara,makanan, radiasi dan berasal dari bahan kimia, baik
bahan kimia yangditambahkan pada makanan, ataupun bahan
makanan yang bersal dari polusi. Bahan kimia yang
ditambahkan dalam makanan seperti pengawet dan pewarna
makanan cara memasak juga dapat mengubahmakanan menjadi
senyawa kimia yang berbahaya.
Kuman yang hidup dalam makanan juga dapat menyebarkan
racun,misalnya aflatoksin pada kacang-kacangan, sangat erat
hubungannyadengan kanker hati. Makin sering tubuh terserang
virus makin besarkemungkinan sel normal menjadi sel kanker.
Proses detoksifikasi yangdilakukan oleh tubuh, dalam
prosesnya sering menghasilkan senyawayang lebih berbahaya
bagi tubuh,yaitu senyawa yang bersifat radikalatau
korsinogenik. Zat korsinogenik dapat menyebabkan kerusakan
pada sel.Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan tumor padamioma, disamping faktor predisposisi
genetik.
a. Estrogen
Mioma uteri dijumpai setelah menarke. Sering kali,
pertumbuhan tumor yang cepat selama kehamilan
terjadi dan dilakukan terapi estrogen eksogen. Mioma
uteri akan mengecil pada saat menopousedan oleh
pengangkatan ovarium. Mioma uteri banyak ditemukan
bersamaan dengan anovulasi ovarium dan wanita
dengan sterilitas. Enzim hidrxydesidrogenase
mengubah estradiol (sebuah estrogenkuat) menjadi
estrogen (estrogen lemah). Aktivitas enzim ini
berkurang pada jaringan miomatous, yang juga
mempunyai jumlah reseptor estrogen yang lebih banyak
dari pada miometrium normal.
b. Progesteron Progesteron merupakan antogonis natural
dari estrogen. Progesteron menghambat pertumbuhan
tumor dengan dua cara, yaitu mengaktifkan
hidroxydesidrogenase dan menurunkan jumlah reseptor
estrogen pada tumor.
c. Hormon pertumbuhan (growth hormone)Level hormon
pertumbuhan menurun selama kehamilan, tetapi
hormon yang mempunyai struktur dan aktivitas
biologik serupa, yaitu HPL, terlihat pada periode ini
dan memberi kesan bahwa pertumbuhan yang cepat
dari leimioma selama kehamilan mungkin merupakan
hasil dari aksi sinergistik antara HPL dan estrogen.
C. PATOFISIOLOGI
Mioma uteri mulai tumbuh sebagai bibit yang kecil didalam
miometriumdan lambat laun membesar karena pertumbuhan itu miometrium
mendesakmenyusun semacam pseudokapsula atau sampai semua mengelilingi
tumordidalam uterus mungkin terdapat satu mioma akan tetapi mioma
biasanya banyak. Bila ada satu mioma yang tumbuh intramural dalam korpus
uterimaka korpus ini tampak bundar dan konstipasi padat. Bila terletak
padadinding depan uterus mioma dapat menonjol kedepan sehingga
menekandan mendorong kandung kemih keatas sehingga sering
menimbulkankeluhan miksi (Aspiani, 2017).
Secara makroskopis, tumor ini biasanya berupa massa abu-abu putih,
padat, berbatas tegas dengan permukaan potongan
memperlihatkangambarankumparan yang khas. Tumor mungkin hanya satu,
tetapiumumnya jamak dan tersebar di dalam uterus, dengan ukuran berkisar
dari benih kecil hingga neoplasma masif yang jauh lebih besar dari pada
ukuranuterusnya. Sebagian terbenam didalam miometrium, sementara yang
lainterletak tepat di bawah endometrium (submukosa) atau tepat dibawah
serosa(subserosa). Terakhir membentuk tangkai, bahkan kemudian melekat
keorgan disekitarnya, dari mana tumor tersebut mendapat pasokan darah
dankemudian membebaskan diri dari uterus untuk menjadi leimioma
“parasitik”.
Neoplasma yang berukuran besar memperlihatkan fokusnekrosis
iskemik disertai daerah perdarahan dan perlunakan kistik, dansetelah
menopause tumor menjadi padat kolagenosa, bahkan mengalamikalsifikasi
(Robbins, 2007).

D. MANIFESTASI KLINIS
Gejala Mioma Uteri :
Umumnya, mioma tidak menimbulkan gejala yang disadari pengidapnya.
Beberapa gejala umum yang dapat dirasakan, antara lain:
 Menstruasi dalam jumlah banyak.
 Perut terasa penuh dan membesar.
 Gangguan berkemih akibat ukuran mioma yang menekan saluran
kemih.
 Keluarnya mioma melalui leher rahim yang umumnya disertai nyeri
hebat, sehingga menyebabkan luka dan terjadinya infeksi sekunder.
 Konstipasi akibat mioma menekan bagian bawah usus besar.
 Nyeri panggul berkepanjangan dan tak kunjung sembuh, yang dapat
dirasakan saat menstruasi, setelah berhubungan seksual, atau saat
terjadi penekanan pada panggul.
 Penimbunan cairan di rongga perut.

E. KOMPLIKASI
1. Perdarahan sampai terjadi anemia.
2. Torsi tangkai mioma dari :
a. Mioma uteri subserosa.
b. Mioma uteri submukosa.
3. Nekrosis dan infeksi, setelah torsi dapat terjadi nekrosis dan infeksi.
4. Pengaruh timbal balik mioma dan kehamilan.
Pengaruh mioma terhadap kehamilan
a. Infertilitas.
b. Abortus.
c. Persalinan prematuritas dan kelainan letak.
d. Inersia uteri.
e. Gangguan jalan persalinan.
f. Perdarahan post partum.
g. Retensi plasenta.
5. Pengaruh kehamilan terhadap mioma uteri
a. Mioma cepat membesar karena rangsangan estrogen.
b. Kemungkinan torsi mioma uteri bertangkai.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. USG untuk menentukan jenis tumor, lokasi mioma,
ketebalanendometriium dan keadaan adnexa dalam rongga pelvis.
Mioma jugadapat dideteksi dengan CT scan ataupun MRI, tetapi
kedua pemeriksaanitu lebih mahal dan tidak memvisualisasi uterus
sebaik USG. Untungnya,leiomiosarkoma sangat jarang karena USG
tidak dapat membedakannyadengan mioma dan konfirmasinya
membutuhkan diagnosa jaringan.
2. Dalam sebagian besar kasus, mioma mudah dikenali karena
polagemanya pada beberapa bidang tidak hanya menyerupai tetapi
juga bergabung dengan uterus; lebih lanjut uterus membesar dan
berbentuktak teratur.
3. Foto BNO/IVP pemeriksaan ini penting untuk menilai massa di
rongga pelvis serta menilai fungsi ginjal dan perjalanan ureter.
4. Histerografi dan histeroskopi untuk menilai pasien mioma
submukosadisertai dengan infertilitas.
5. Laparaskopi untuk mengevaluasi massa pada pelvis.
6. Laboratorium : darah lengkap, urine lengkap, gula darah, tes fungsi
hati,ureum, kreatinin darah.
7. Tes kehamilan.
G. PENATALAKSANAAN
Beberapa hal yang mempengaruhi terapi mioma uteri adalah usia,
keinginan mempunyai anak, keluhan dan gejala serta gangguan yang
ditimbulkan. Adapun terapi pada pasien mioma uteri meliputi terapi
konservatif, pengobatan penunjang, pembedahan dan radiologi.
1. Terapi konservatif
Umumnya pasien mioma uteri tidak membutuhkan pengobatan.
Hal ini terutama untuk pasien yang tidak ada keluhan atau
mendekati menopause. Mioma uteri dengan ukuran tidak lebih
dari usia kehamilan tiga bulan akan mengecil sendii pada
menopause, namun perlu pengawasan yang ketat akan terjadinya
degenerasi benigna atau maligna. Tindakan konservatif terutama
dilakukan untuk wanita yang masih mempunyai anak dan ukuran
mioma masih kecil. Tindakan konservatif tidak dilakukan bila
terdapat gejala-gejala yang merupakan indikasi pembedahan atau
radiasi seperti nyeri abdomen atau pelvic distorsio abdomen
karena tumor-tumor besar dan pertumbuhan tumor yang cepat
2. pengobatan penunjang
Khusus sebagai penunjang pengobatan bagi pasien dengan anemi
karena hiperminore dapat diberikan ferum, tranfusi darah, diet kaya
protein, kalsium.
3. Pembedahan
Pada pasien mioma uteri dapat dilakukan tindakan pembedahan
antara lain miomektomi dan histerektomi.
a. Miomektomi
Yaitu operasi pengambilan sarang mioma saja tanpa
pengangkatan uterus. Tindakan ini dapat dilakukan pada
mioma submukosa yang bertangkai atau jka fungsi uterus
masih ingin dipertahankan karena keinginan mempunyai
anak, maka kemungkinan akan terjadi kehamilan 30-50 %
setelah dilakukan miomektomi untuk menyelamatkan
fetus. Miomektomi bisa kambuh lagi 15-30 % untuk
dilakukan miomektomi yang kedua ( dr. Fetus, 2015 ).
b. Histerektomi.
Sekitar 25-35 % pasien mioma uteri masih memerlukan
histerektomi. Histerektomi adalah operasi pengangkatan
utyerus yang umumnya merupakan tindakan terpilih.
Histerektomi dapat dilakukan lewat abdomen maupun
vagina. Pada histerektomi lewat vagiona ini jarang dilakukan
Karena uterus harus lebih kecil dari telur angsa dan tidak
ada perlekatan dengan sekitar uterus. Macam-macam
histerektomi abdomen antara lain: ( Jay M Black,
2014 )Histerektomi subtotalisOperasi yang mengangkat rahim
atau uterus saja.Histerektomi totalisOperasi yang
mengangkatoHisterektomi totalis dengan salpingo oforektomi
bilateral(HTSOB). Operasi yang mengangkat rahim, leher
rahim, saluran telur, indung telur, bagian hulu vagina,
ligament, kelenjar getah bening dan jaringan lemah dari
dalam rongga pinggul. Histerektomi totalis biasanya
dilakukan dengan alas an mencegah timbulnya karsinoma
servik uteri.
c. Radioterapi
Tindakan ini bertujuan agar ovarium tidak berfungsi lagi
sehingga pasien mengalami menopause. Raditerapi ini
umumnya hanya dikerjakan kalau terdapat kontra indikasi
untuk tindakan operasi. Radioterapi hendaknya hanya
dikerjakan apabila tidak ada keganasanpada uterus. Sinar yang
digunakan untuk radioterapi : sinar megavolt dan pengion.

2. KONSEP DASAR KEPERAWATAN


A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan akibat tumor.
2. Defisien volume cairan berhubungan dengan menoragie (perdarahan).
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan fisik tidak bugar.

4. INTERVENSI DAN RASIONAL

1. Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan akiba tumor ditandai


dengan:
intervensi

1.kaji tingkat dan intensitas nyeri


2.gali pengetahuan dan kepercayaan klien mengenai nyeri
3.berikan teknik pengalihan nyeri
4.kolaborasi pemberian obat
5.kaji tanda-tanda vital
rasional

1.untuk mengetahui dan mngidentifikasi perubahan nyeri


2.agar klien bisa mengerti penyebab nyerinya
3.agar klien tidak fokus pada nyeri yang dirasakan
4.obat analgesik dapat menurunkan nyeri
5.perubahan nyeri berefek kepada tanda-tanda vital
2. Defisien volume cairan berhubungan dengan menoragie
(perdarahan) ditandai dengan :
Intervensi

1.monitor tanda-tanda vital


2.atur ketersediaan produk darah untuk transfusi
3.layani transfusi darah pada klien sesuai instruksi
4.berikan cairan IV sesuai kebutuhan
5.pantau peningkatan Hb darah

Rasional

1.tanda-tanda vital dapat membantu dan mengetahui volume cairan


2.agar trasfusi darah tidak terputus sesuai kebutuhan
3.kelancaran trasfusi darah dapat membantu kecepatan penyembuhan
4.agar kebutuhan cairan dapat terpenuhi
5.Hb dalam batas normal berarti kebutuhan darah terpenuhi
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan fisik tidak bugar ditandai
dengan :
Intervensi
1.dorong aktivitas kreatif yang tepat
2.ciptakan lingkungan yang tenang dan pertahankan tirah baring
3.bantu dalam aktivitas dan anjurkan untuk beraktifitas sesuai
kemampuan
4.kaji tanda-tanda vital
Rasional

1.aktivitas yang tepat dapat meningkatkan kekuatan


2.meningkatkan istrahat untuk menurunkan kebutuhan energi
3.agar klien dapat beraktivitas dan dapat melakukannya sendiri
4.perubahan tekanan darah dan nadi untuk mengetahui kekuatan klien
PENYIMPANGAN KDM

Mioma sub serosum

Tumbuh keluar di dinding


Tumor tumbuh secara rahim
progresif

Penekanan syaraf
Membentuk tumor (massa
di miomerium)
Nekrosis

Gangguan kontraksi otot Nyeri


rahim

Miometrium tidak dapat Perdarahan berkepanjangan


menjepit pembuluh darah
yang melalui dengan baik
Penurunan tekanan darah
dan nafsu makan
Gangguan sirkulasi
Kurangnya suplai nutrisi
Perdarahan abnormal
(hypermenore)
Pusing dan lemah

Defisien folume cairan


Intoleransi aktifitas
DAFTAR PUSTAKA

Aspiani. 2017.Definisi mioma uteri, tumor rahim, pertumbuhan tumor. Semarang,


Indonesia.

dr. Fetus. 2015. Persentase pertumbuhan dan proses perjlanan serta perubahan
miometrium, Jakarta. Indonesia

Jay M Black. 2014. Pemeriksaan dan beberapa jenis terapi pada miomatrium.
Semarang, Indonesia

Nanda. 2018. Diagnosis keperawatan definisi dan klasifikasi. Buku kedokteran EGC.
Jakarta

NIC. 2013. Nursing interventions classification. CV. Mocomedia. Indonesia

NOC. 2013. Nursing outcomes classification. CV. Mocomedia. Indonesia

Robbins. 2007. Perkembangan mioma, perjalanan dan proses penyempitan syaraf.


Bandung, Indonesia.
Asuhan Keperawatan Mioma Uteri dengan Diagnosa Nyeri

A. DATA UMUM
1. Identitas
Nama : Ny. L
Umur : 48 Thn
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Makassar
Pekerjaan : IRT
Status Pernikahan : Menikah
No. RM :-
Tanggal Masuk : 8 November 2019
Tanggal Pengkajian : 8 November 2019
2. Penanggung Jawab
Nama : Tn. P
Umur : 50 Thn
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Makassar
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan Klien : Suami Klien

B. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI


Keluhan Utama : Nyeri perut dan Keluar darah lewat
jalan lahir
Riwayat Keluhan Utama :Klien mengeluh keluar darah lewat
jalan lahir sudah sejak 9 hari yang lalu. Klien juga mengatakan merasa
nyeri pada abdomen bagian bawah, badan terasa lemah dan tidak
berdaya,ekspresi wajah meringis, perut terasa penuh, sering buang air
kecil, dan nyeri pada panggul. Makan dan minum serta BAK dan BAB
dibantu.
Riwayat penyakit :
P : Nyeri pada perut bagian Bawah
Q : Nyeri yang dirasakan seperti diremas-remas
R : Nyeri pada bagian abdomen (rahim)
S : Skala nyeri 5 (1-10)
T : Hilang timbul dengan durasi 1-3 menit
C. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
Riwayat RS : Klien mengatakan pernah dirawat di RS
sebelumnya dengan keluhan yang sama
Riwayat Penyakit Terdahulu : Klien mengatakan sering mengalami nyeri dan
merasakan keram perut
RiwayatPengobatan : Klien mengatakan pernah mengonsumsi obat-
obatan dari klinik
Riwayat Alergi :Klien mengatakan tidak alergi dengan makanan
apapun
Riwayat Operasi : Klien mengatakan tidak pernah di operasi
sebelumnya

D. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


1. Genogram

Keterangan:
: laki-laki

: perempuan

: Garis Keturunan

: Garis perkawinan

: Tinggal serumah

? : Umur tidak diketahui


X : Meninggal Dunia

: Klien

G1 : Orang tua dari Ayah dan Ibu klien telah meninggal dunia karena
faktor usia.
G2 : Ayah klien telah meninggal dunia, Ibu klien masih hidup dan masih
bisa beraktivitas.
G3 : klien adalah anak pertama dari tiga bersaudara yang menderita
penyakit mioma uteri

2. Riwayat Penyakit Keluarga


Penyakit bawaan keluarga : Klien mengatakan kakeknya mempunyai
riwayat penyakit jantung
Riwayat penyakit menular : Klien mengatakan tidak ada keluarga yang
mengalami penyakit menular
Riwayat penyakit mental : Klien mengatakan tidak ada keluarga yang
mengalami penyakit mental

3. Riwayat Obstetri
1. Keadaan Haid
Klien mengatakan ia haid pertama saat umur 15 tahun
Klien mengatakan haidnya lancar dan teratur selama masih masa
produktif.
Klien mengatakan haidnya tidak teratur lagi.
Klien mengatakan haid terakhirnya sekitar 3 bulan yang lalu
2. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Klien mengatakan memiliki empat orang anak, pada saat hamil sering
mengalami sakit pada rahimnya. Klien beranggapan bahwa itu hanya
efek kehamilan saja. Pada saat persalinan klien melahirkan secara
normal selama empat kali, dan didampingi oleh bidan setempat.
Persalinan dalam keadaan normal dan tidak terjadi masalah apa-apa.
E. RIWAYAT PSIKO-SOSIO-SPIRITUAL
1. Pola Koping
Klien sering cemas dan gelisah tentang penyakitnya, dalam mengambil
keputusan, klien dibantu oleh ibu dan suaminya.
2. Harapan klien terhadap penyakitnya
Klien ingin cepat sembuh dan kembali kerumahnya serta beraktivitas
seperti biasanya.
3. Faktor stressor
Klien mengatakan ia sedikit stres dan memikirkan penyakit serta anak-
anaknya.
4. Konsep diri
Gambaran diri : Klien adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
Ideal diri : Klien sangat berharap agar bisa cepat sembuh dari
penyakitnya
Harga diri : Klien ingin dihargai dan disayangi selayaknya
manusia dan keluarga walaupun dalam keadaan sakit.
Peran diri : Klien berperan sebagai ibu dan istri dalam keluarga.
Identitas diri : Klien adalah seorang perempuan.
5. Pengetahuan klien tentang penyakitnya
Klien mengatakan penyakitnya lumayan berat, sehingga membuat dirinya
merasa lemas dan sakit walaupun sudah minum obat.
6. Adaptasi
Klien dapat berinteraksi dengan perawat, dokter, keluarga dan orang-
orang yang ada disekitarnya
7. Hubungan dengan Keluarga
Hubungan klien dengan ibu, suami, dan aak-anaknya baik dan harmonis
8. Hubungan dengan masyarakat
Hubungan klien dengan masyarakat baik
9. Perhatian terhadap orang lain dan lawan bicara
Perhatian klien terhadap orang lain dan lawan bicara baik
10. Aktivitas sosial
Klien aktif mengikuti kegiatan-kegiatan kemasyarakatan
11. Bahasa yang sering digunakan
Dalam kehidupan sehati-kari klien sering menggunakan bahasa Indonesia
dan bahasa Daerah
12. Keadaan lingkungan
Keadaan lingkungan klien aman dan terjangkau
13. Kegiatan keagamaan
Klien rajin beribadan dan selalu berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa
14. Keyakinan tentang kesehatan
Klien yakin bahwa sakit yang dideritanya akan sembuh atas izin Tuhan-
Nya

F. KEBUTUHAN DASAR/ POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


1. Makan
Sebelum MRS
- Frekuensi : tiga (3) kali sehari
- Pola makan/ komposisi: nasi, sayuran, lauk-pauk, dan buah
- Makanan yang disukai: gorengan
- Makanan pantangan : tidak ada makanan pantangan
- Nafsu makan : baik

Setelah MRS

- Frekuensi : tiga (3) kali sehari


- Pola makan/ komposisi : bubur, lauk-pauk yang mudah dikunyah
- Nafsu makan : kurang, ½ porsi makan dihabiskan
2. Minum
Sebelum MRS
- Frekuensi : 6-8 gelas / hari
- Volume : 1800-2000 cc / hari
- Minuman yang disukai : munuman manis
- Minuman pantangan : tidak ada minuman pantangan

Setelah MRS

- Frekuensi : 3-4 gelas / hari


- Volume : 750-1000 cc / hari
- Diet RS :tidak ada
3. Tidur
Sebelum MRS
- Kebiasaan tidur malam : 21:30-05:00 WITA
- Kebiasaan tidur siang : jarang tidur siang (tidak menentu)
- Kesulitan tidur : bila nyeri muncul
- Lama tidur : 7-8 jam / hari
Setelah MRS

- Kebiasaan tidur malam : 23:00-03:00 WITA


- Kebiasaan tidur siang : tidak menentu, kadang baring saja
- Kesulitan tidur : bila nyeri muncul
- Cara mengatasinya : pemberian obat anti nyeri
4. Eliminasi fekal / BAB
Sebelum MRS
- Frekuensi : 1-2 kali sehari
- Konsistensi : padat
- Warna : kuning
- Bau : khas

Setelah MRS

- Frekuensi : satu kali selama dirawat


- Konsisensi : lembek
5. Eliminasi urine / BAK
Sebelum MRS
- Frekuensi : 6-7 kali sehari
- Warna : kuning jernih
- Bau : amoniak

Setelah MRS

- Frekuensi : 5-6 kali sehari


- Warna : kuning agak pekat
- Bau : amoniak
6. Aktivitas dan latihan
Sebelum MRS
- Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
- Aktivitas rutin : mengerjakan pekerjaan rumah
- Jenis olahraga :-
- Jenis rekreasi :-

Setelah MRS

Sebagian aktivitas dibantu keluarga

7. Personal hygine
Sebelum MRS
- Kebiasaan mandi : mandi sendiri, 1-2 kali sehari
- Mencuci rambut : tergantung kotor
- Memotong kuku : tergantung panjang
- Kerapian : lumayan rapi
- Penampilan : baik, sesuai usia
- Hambatan dalam personal hygiene : tidak ada

Setelah MRS

- Kebiasaan mandi : satu kali sehari


- Mencuci rambut : belum pernah
- Memotong kuku : belum pernah
- Hambatan dalam personal hygiene : dibantu karena terpasang infuse
pada lengan kiri

G. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum klien
Kelemahan : klien tampak lemah
Tingkat kesadaran : composmentis, GCS 15 (E4V5H6)
Tanda-tanda vital
 TD : 90/60 mmHg
 N : 88 x/i
 S : 36,2°C
 P : 22 x/i
2. Pengkajian Head to Toe
a. Kulit / integumen
I : Warna kulit sawo matang, lembab, S : 36,2°C
P : Turgor kulit jelek, tidak edema, tidak ada nyeri tekan, tidak teraba
adanya massa
b. Kepala dan rambut
I : Bentuk kepala normal, rambut agak kasar, berwarna hitam
P : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya massa
c. Kuku
I : Warna merah mudah, kuku kaki dan tangan bersih walaupun agak
panjang
P : Tidak ada nyeri tekan, kuku tidak mudah patah
d. Mata / penglihatan
I : Mata simetris kiri dan kanan, tidak ada edema perpebra,
konjungtiva pucat
P : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya massa
e. Hidung / penghidu
I : Lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada secret dan tidak
ada pernapasan cuping hidung
P : Tidak ada nyeri tekan pada hidung, Tidak teraba adanya massa
f. Telinga / pendengaran
I : Daun telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada pengeluaran secret,
fungsi pendengaran baik, tidak menggunakan alat bantu
pendengaran.
P : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya massa
g. Mulut dan gigi
I : Gigi bersih, tidak ada gangguan menelan, tidak ada peradangan
pada gusi
P : Tidak ada nyeri tekan
h. Leher
I : Tidak tampak adanya pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada luka
sekitar leher
P : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya massa
i. Dada
I : Bentuk dada normal, gerakan dada mengikuti gerak nafas
P : Tidak ada nyeri tekan
P : Sonor pada semua lapang paru
A: Suara nafas normal, tidak ada suara nafas tambahan
j. Abdomen
I : Perut tampak datar, gerakan mengikuti gerakan nafas
P : Nyeri pada abdomen bagian bawah
P : Bunyi tympani
A: Terdengar adanya suara bising usus
k. Genetalia dan perineum
I : Tampak keluar darah lewat vagina,
P:-
l. Ekstremitas dan fungsi motorik
Massa otot : Kenyal
Tonus otot : lemah
Kekuatan otot : 4 4

3 3

4. Terapi saat ini


Pemeriksaan laboratorium : Hb 6,7 gr %
Terpasang IVFD RL 20 t/m pada tangan kiri
KLASIFIKASI DATA

Data Subjektif Data Objektif


-klien mengatakan nyeri pada abdomen bagian -wajah tampak pucat
bawah
-klien mengatakan kluar darah lewat vagina -konjungtiva pucat
-klien mengatakan dirinya merasa lemas -ekspresi wajah meringis
-klien mengatakan makan dan minum dibantu -klien tampak lemah
-klien mengatakan BAK dan BAB dibantu -aktivitas klien dibantu
-klien mengatakan perut terasa penuh -HB 6,7 gr %
-klien mengatakan sering BAK -nyeri tekan abdomen bagian bawah

-TTV : TD : 90/60 mmHg

N : 88 x/i

S : 36,2°C

P :22 x/i
ANALISA DATA

No DATA ETIOLOGI MASALAH


.
1 DS : Mioma sub serosum Nyeri
Klien mengatakan nyeri pada
abdomen bagian bawah
DO : Tumbuh keluar dinding uterus
Klien tampak meringis
Klien tampak lemah Penekanan syaraf
TTV : TD : 90/60 mmHg
N : 88 x/i Nekrosis
S : 36,2°C
P : 22 x/i Nyeri

2 DS : Tomor bertumbuh secara Defisien volume


progresif cairan
klien mengatakan kluar darah lewat
vagina
klien mengatakan sering BAK Membentuk tumor (massa di
miometrium)
DO :
Konjungtiva pucat Gangguan kontraksi otot rahim
Wajah tampak pucat
TTV : TD : 90/60 mmHg Miometrium tidak dapat
menjepit pembuluh darah yang
melalui dengan baik
N : 88 x/i
S : 36,2°C Gangguan sirkulasi
P : 22 x/i
perdarahan abnormal
(hypermenore)
Defisien volume cairan

3 DS : Perdarahan berkepanjangan Intoleransi


aktifitas
klien mengatakan BAK dan BAB
dibantu
klien mengatakan makan dan minum Penurunan TD dan nafsu makan
dibantu
DO :
klien tampak lemah Kurangnya suplai nutrisi
aktivitas klien dibantu
HB 6,7 gr % Pusing dan lemah
TTV : TD : 90/60 mmHg
N : 88 x/i Intoleransi aktivitas
S : 36,2°C
P : 22 x/i
DIAGNOSA KEPERAWATAN

No. Diagnosa Keperawatan


1 Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan akiba tumor ditandai dengan:
DS :
Klien mengatakan nyeri pada abdomen bagian bawah
DO :
Klien tampak meringis
Klien tampak lemah
TTV : TD : 90/60 mmHg
N : 88 x/i
S : 36,2°C
P : 22 x/i

2 Defisien volume cairan berhubungan dengan menoragie (perdarahan) ditandai


dengan :
DS :
klien mengatakan kluar darah lewat vagina
klien mengatakan sering BAK
DO :
Konjungtiva pucat
Wajah tampak pucat
TTV : TD : 90/60 mmHg
N : 88 x/i
S : 36,2°C
P : 22 x/i

3 Intoleransi aktifitas berhubungan dengan fisik tidak bugar ditandai dengan :


DS :
klien mengatakan BAK dan BAB dibantu
klien mengatakan makan dan minum dibantu
DO :
klien tampak lemah
aktivitas klien dibantu
HB 6,7 gr %
TTV : TD : 90/60 mmHg
N : 88 x/i
S : 36,2°C
P : 22 x/i
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Diagnosa keperawatan Rencana Asuhan Keperawatan


.
Tujuan dan Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
1 2 3 4 5
1 Nyeri berhubungan dengan Tujuan : 1.kaji tingkat dan 1.untuk
trauma jaringan akibat tumor intensitas nyeri mengetahui dan
ditandai dengan: mngidentifikasi
perubahan nyeri
DS : Nyeri terkontrol 2.gali pengetahuan 2.agar klien bisa
dan kepercayaan mengerti penyebab
klien mengenai nyeri nyerinya
Klien mengatakan nyeri pada Kriteria hasil: 3.berikan teknik 3.agar klien tidak
abdomen bagian bawah pengalihan nyeri fokus pada nyeri
yang dirasakan
DO : Nyeri berkurang 4.kolaborasi 4.obat analgesik
pemberian obat dapat menurunkan
nyeri
Klien tampak meringis Ekspresi normal 5.kaji tanda-tanda 5.perubahan nyeri
vital berefek kepada
tanda-tanda vital
Klien tampak lemah
TTV : TD : 90/60 mmHg
N : 88 x/i
S : 36,2°C
P : 22 x/i

2 Defisien volume cairan Tujuan : 1.monitor tanda- 1.tanda-tanda vital


berhubungan dengan tanda vital dapat membantu
menoragie (perdarahan) dan mengetahui
ditandai dengan : volume cairan
DS : Perdarahan 2.atur ketersediaan 2.agar trasfusi
berkurang produk darah untuk darah tidak
sampai hilang transfusi terputus sesuai
kebutuhan
klien mengatakan kluar darah Kriteria hasil: 3.layani transfusi 3.kelancaran
lewat vagina darah pada klien trasfusi darah dapat
sesuai instruksi membantu
kecepatan
penyembuhan
klien mengatakan sering BAK Klien dapat 4.berikan cairan IV 4.agar kebutuhan
memberitahuka sesuai kebutuhan cairan dapat
n bahwa terpenuhi
perdarahannya
berkurang
DO : Tanda-tanda 5.pantau peningkatan 5.Hb dalam batas
vital normal dan Hb darah normal berarti
tidak pucat kebutuhan darah
terpenuhi
Konjungtiva pucat
Wajah tampak pucat
TTV : TD : 90/60 mmHg
N : 88 x/i
S : 36,2°C
P : 22 x/i

3 Intoleran aktifitas berhubungan Tujuan : 1.dorong aktivitas 1.aktivitas yang


dengan fisik tidak bugar kreatif yang tepat tepat dapat
ditandai dengan : meningkatkan
kekuatan
DS : Aktivitas 2.ciptakan 2.meningkatkan
dilakukan lingkungan yang istrahat untuk
sendiri tenang dan menurunkan
pertahankan tirah kebutuhan energi
baring
klien mengatakan BAK dan Kriteria hasil: 3.bantu dalam 3.agar klien dapat
BAB dibantu aktivitas dan beraktivitas dan
anjurkan untuk dapat
beraktifitas sesuai melakukannya
kemampuan sendiri
klien mengatakan makan dan Kekuatan otot 4.kaji tanda-tanda 4.perubahan
minum dibantu normal vital tekanan darah dan
nadi untuk
mengetahui
kekuatan klien
DO : Ketahanan otot
normal
klien tampak lemah Klien tampak
semangat
aktivitas klien dibantu HB normal
HB 6,7 gr %
TTV : TD : 90/60 mmHg
N : 88 x/i
S : 36,2°C
P : 22 x/i
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari / Diagnosa Waktu Implementasi Tindakan Evaluasi (SOAP)


Tanggal Keperawatan
1 2 3 4 5
Jumad 1 08:00 1.kaji tingkat dan intensitas nyeri Jumad, 08 November 2019
08/11/19 H/ skala nyeri 5 (1-10) S:
Nyeri hilang timbul durasi 1-3 menit klien mengatakan tidak
mengetahui pasti tentang
penyebab penyakitnya
08:10 2.gali pengetahuan dan kepercayaan klien mengatakan nyeri dapat
klien mengenai nyeri teralihkan dengan lingkungan
yang aman dan nyaman
H/ klien mengatakan tidak O:
mengetahui pasti tentang penyebab
penyakitnya
08:20 3.berikan teknik pengalihan nyeri skala nyeri 5 (1-10)
H/ klien mengatakan nyeri dapat Nyeri hilang timbul durasi 1-3
teralihkan dengan lingkungan yang menit
aman dan nyaman
08:30 4.kolaborasi pemberian obat dilakukan pemberian obat anti
nyeri
H/ dilakukan pemberian obat anti TTV : TD : 90/60 mmHg
nyeri
08:40 5.kaji tanda-tanda vital N : 88 x/i
H/ TTV : TD : 90/60 mmHg S : 36,2°C
N : 88 x/i P : 22 x/i
S : 36,2°C A:
P : 22 x/i Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5
1.kaji tingkat dan intensitas nyeri
2.gali pengetahuan dan
kepercayaan klien mengenai
nyeri
3.berikan teknik pengalihan nyeri
4.kolaborasi pemberian obat
5.kaji tanda-tanda vital

2 09:00 1.monitor tanda-tanda vital S:


H/ TTV : TD : 90/60 mmHg klien mengatakan transfusi
darahnya lancar
N : 88 x/i darah yang dibutuhkan klien
cukup
S : 36,2°C O:
P : 22 x/i Terpasang IVFD RL 20 t/m pada
tangan kiri

09:10 2.atur ketersediaan produk darah Hb 6,7 gr %


untuk transfusi
H/ darah yang dibutuhkan klien TTV : TD : 90/60 mmHg
cukup
09:20 3.layani transfusi darah pada klien N : 88 x/i
sesuai instruksi
H/ klien mengatakan transfusi S : 36,2°C
darahnya lancar
09:30 4.berikan cairan IV sesuai kebutuhan P : 22 x/i
H/ Terpasang IVFD RL 20 t/m pada A :
tangan kiri

09:40 5.pantau peningkatan Hb darah Masalah belum teratasi


H/ Hb 6,7 gr % P:
Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5
1.monitor tanda-tanda vital
2.atur ketersediaan produk darah
untuk transfusi
3.layani transfusi darah pada
klien sesuai instruksi
4.berikan cairan IV sesuai
kebutuhan
5.pantau peningkatan Hb darah

3 10:00 1.dorong aktivitas kreatif yang tepat S:


H/ klien mengatakan bisa berjalan klien mengatakan lingkungannya
jika ada pegangan tidak terlalu nyaman
10:10 2.ciptakan lingkungan yang tenang klien mengatakan bisa berjalan
dan pertahankan tirah baring jika ada pegangan
H/ klien mengatakan lingkungannya klien mengatakan aktivitas yang
tidak terlalu nyaman tidak bisa dilakukan butuh
bantuan orang lain
10:20 3.bantu dalam aktivitas dan anjurkan O:
untuk beraktifitas sesuai kemampuan
H/ klien mengatakan aktivitas yang TTV : TD : 90/60 mmHg
tidak bisa dilakukan butuh bantuan
orang lain
10:30 4.kaji tanda-tanda vital N : 88 x/i
H/ TTV : TD : 90/60 mmHg S : 36,2°C
N : 88 x/i P : 22 x/i
S : 36,2°C A:
P : 22 x/i Masalah belum teratasi
P:
Lanjutakan intervensi 1,2,3,4
1.dorong aktivitas kreatif yang
tepat
2.ciptakan lingkungan yang
tenang dan pertahankan tirah
baring
3.bantu dalam aktivitas dan
anjurkan untuk beraktifitas sesuai
kemampuan
4.kaji tanda-tanda vital

Sabtu 1 13:00 1.kaji tingkat dan intensitas nyeri Sabtu , 09 November 2019
09/11/19 H/ skala nyeri 5 (1-10) S:
Nyeri hilang timbul durasi 1-5 menit klien mengatakan telah
mengetahui tentang penyebab
penyakitnya
13:10 2.gali pengetahuan dan kepercayaan klien mengatakan nyeri dapat
klien mengenai nyeri teralihkan dengan lingkungan
yang aman dan nyaman
H/ klien mengatakan telah O:
mengetahui tentang penyebab
penyakitnya
13:20 3.berikan teknik pengalihan nyeri skala nyeri 5 (1-10)
H/ klien mengatakan nyeri dapat Nyeri hilang timbul durasi 1-5
teralihkan dengan lingkungan yang menit
aman dan nyaman
13:30 4.kolaborasi pemberian obat dilakukan pemberian obat anti
nyeri
H/ dilakukan pemberian obat anti TTV : TD : 90/60 mmHg
nyeri
13:40 5.kaji tanda-tanda vital N : 88 x/i
H/ TTV : TD : 90/60 mmHg S : 36,2°C
N : 88 x/i P : 22 x/i
S : 36,2°C A:
P : 22 x/i Masalah belum teratasi
P:
Pertahankan intervensi 2,3,4
2.gali pengetahuan dan
kepercayaan klien mengenai
nyeri
3.berikan teknik pengalihan nyeri
4.kolaborasi pemberian obat
Lanjutkan intervensi 1,5
1.kaji tingkat dan intensitas nyeri
5.kaji tanda-tanda vital
2 14:00 1.monitor tanda-tanda vital S:
H/ TTV : TD : 100/60 mmHg klien mengatakan transfusi
darahnya lancar sesuai instruksi
N : 88 x/i darah yang dibutuhkan klien
cukup
S : 36,2°C O:
P : 22 x/i Terpasang IVFD RL 20 t/m pada
tangan kiri

14:15 2.atur ketersediaan produk darah Hb 6,7 gr %


untuk transfusi
H/ darah yang dibutuhkan klien TTV : TD : 100/60 mmHg
cukup
14:20 3.layani transfusi darah pada klien N : 88 x/i
sesuai instruksi
H/ klien mengatakan transfusi S : 36,2°C
darahnya lancar sesuai instruksi
14:30 4.berikan cairan IV sesuai kebutuhan P : 22 x/i
H/ Terpasang IVFD RL 20 t/m pada A :
tangan kiri

14:40 5.pantau peningkatan Hb darah Masalah belum teratasi


H/ Hb 6,7 gr % P:
Pertahankan intervensi 2,3,4
2.atur ketersediaan produk darah
untuk transfusi
3.layani transfusi darah pada
klien sesuai instruksi
4.berikan cairan IV sesuai
kebutuhan
Lanjutkan intervensi 1,5
1.monitor tanda-tanda vital
5.pantau peningkatan Hb darah

3 08:00 1.dorong aktivitas kreatif yang tepat S:


H/ klien mengatakan bisa berjalan klien mengatakan lingkungannya
sendiri perlahan lumayan nyaman
2.ciptakan lingkungan yang tenang klien mengatakan bisa berjalan
dan pertahankan tirah baring sendiri perlahan
H/ klien mengatakan lingkungannya klien mengatakan aktivitas yang
lumayan nyaman tidak bisa dilakukan butuh
bantuan orang lain
3.bantu dalam aktivitas dan anjurkan O:
untuk beraktifitas sesuai kemampuan
H/ klien mengatakan aktivitas yang TTV : TD : 100/60 mmHg
tidak bisa dilakukan butuh bantuan
orang lain
4.kaji tanda-tanda vital N : 88 x/i
H/ TTV : TD : 90/60 mmHg S : 36,2°C
N : 88 x/i P : 22 x/i
S : 36,2°C A:
P : 22 x/i Masalah belum teratasi
P:
Pertahankan intervensi 1,2,3,4
1.dorong aktivitas kreatif yang
tepat
2.ciptakan lingkungan yang
tenang dan pertahankan tirah
baring
3.bantu dalam aktivitas dan
anjurkan untuk beraktifitas sesuai
kemampuan
4.kaji tanda-tanda vital

Minggu 1 09:00 1.kaji tingkat dan intensitas nyeri Minggu, 10 November 2019
10/11/19 H/ skala nyeri 3 (1-10) S:
Nyeri hilang timbul durasi 1-7 menit klien mengatakan telah
mengetahui tentang penyebab
penyakitnya
09:10 2.gali pengetahuan dan kepercayaan klien mengatakan nyeri dapat
klien mengenai nyeri teralihkan dengan lingkungan
yang aman dan nyaman
H/ klien mengatakan telah O:
mengetahui tentang penyebab
penyakitnya
09:20 3.berikan teknik pengalihan nyeri skala nyeri 3 (1-10)
H/ klien mengatakan nyeri dapat Nyeri hilang timbul durasi 1-7
teralihkan dengan lingkungan yang menit
aman dan nyaman
09:30 4.kolaborasi pemberian obat dilakukan pemberian obat anti
nyeri
H/ dilakukan pemberian obat anti TTV : TD : 110/90 mmHg
nyeri
09:40 5.kaji tanda-tanda vital N : 88 x/i
H/ TTV : TD : 110/90 mmHg S : 36,2°C
N : 88 x/i P : 22 x/i
S : 36,2°C A:
P : 22 x/i Masalah teratasi
P:
Pertahankan intervensi 1,2,3,4,5
1.kaji tingkat dan intensitas nyeri
2.gali pengetahuan dan
kepercayaan klien mengenai
nyeri
3.berikan teknik pengalihan nyeri
4.kolaborasi pemberian obat
5.kaji tanda-tanda vital

2 14:00 1.monitor tanda-tanda vital S:


H/ TTV : TD : 110/90 mmHg klien mengatakan transfusi
darahnya lancar sesuai instruksi
N : 88 x/i darah yang dibutuhkan klien
cukup
S : 36,2°C O:
P : 22 x/i Terpasang IVFD RL 20 t/m pada
tangan kiri

14:10 2.atur ketersediaan produk darah Hb 9,2 gr %


untuk transfusi
H/ darah yang dibutuhkan klien TTV : TD : 100/60 mmHg
cukup
14:20 3.layani transfusi darah pada klien N : 88 x/i
sesuai instruksi
H/ klien mengatakan transfusi S : 36,2°C
darahnya lancar sesuai instruksi
14:30 4.berikan cairan IV sesuai kebutuhan P : 22 x/i
H/ Terpasang IVFD RL 20 t/m pada A :
tangan kiri

14:40 5.pantau peningkatan Hb darah Masalah teratasi


H/ Hb 9,2 gr % P:
Pertahankan intervensi 1,2,3,4,5
1.monitor tanda-tanda vital
2.atur ketersediaan produk darah
untuk transfusi
3.layani transfusi darah pada
klien sesuai instruksi
4.berikan cairan IV sesuai
kebutuhan
5.pantau peningkatan Hb darah

3 15:00 1.dorong aktivitas kreatif yang tepat S:


H/ klien mengatakan bisa berjalan klien mengatakan lingkungannya
sendiri nyaman
2.ciptakan lingkungan yang tenang klien mengatakan bisa berjalan
dan pertahankan tirah baring sendiri
H/ klien mengatakan lingkungannya klien mengatakan aktivitas yang
nyaman tidak bisa dilakukan butuh
bantuan orang lain
3.bantu dalam aktivitas dan anjurkan O:
untuk beraktifitas sesuai kemampuan
H/ klien mengatakan aktivitas yang TTV : TD : 110/90 mmHg
tidak bisa dilakukan butuh bantuan
orang lain
4.kaji tanda-tanda vital N : 88 x/i
H/ TTV : TD : 90/60 mmHg S : 36,2°C
N : 88 x/i P : 22 x/i
S : 36,2°C A:
P : 22 x/i Masalah teratasi
P:
Pertahankan intervensi 1,2,3,4
1.dorong aktivitas kreatif yang
tepat
2.ciptakan lingkungan yang
tenang dan pertahankan tirah
baring
3.bantu dalam aktivitas dan
anjurkan untuk beraktifitas sesuai
kemampuan
4.kaji tanda-tanda vital

Anda mungkin juga menyukai