Anda di halaman 1dari 11

Makalah

Psikologi Dalam Kehamilan, Persalinan dan Nifas


Deteksi Dini Gangguan Psikologi Pada Nifas

Dosen Pembimbing : Dr. Fitriani Nur Damayanti, S.SiT, MH.Kes


Kelompok : 8
Aulia Syafira
Wulan Adinda
Syaza Sahira
Martina Nababan

Program Studi S1 Kebidanan


Fakultas Kesehatan
Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan ke hadirat tuhan yang maha esa, karena atas rahmat nya
makalah yang berjudul “deteksi dini gangguan psikologi pada masa nifas” dapat diselesaikan
tepat pada waktunya. Makalah ini disusun guna memberikan informasi kepada para
mahasiswa serta guna memenuhi tugas. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih
terdapat kekurangan, untuk itu saran dak kritik yang bersifat membangun demi perbaikan
makalah ini sangat kami harapkan. Akhirnya, semoga makalah ini berguna bagi kita semua.

Bangkinang, april 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisa
BAB II TEORI TENTANG DETEKSI DINI GANGGUAN PSIKOLOGI PADA NIFAS
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengertian Gangguan Psikologi Pada Nifas
B. Tanda-Tanda Deteksi Dini Gangguan Psikologi Pada Nifas
C. Faktor-Faktor Peyebab Gangguan Psikologi Pada Nifas
D. Skrining Gangguan Psikologi Pada Nifas
E. Pengelolaan Gangguan Psikologi Pada Nifas
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa nifas (purperium) dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai
dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan pasca persalinan harus terselenggara
pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi,yang meliputi upaya
pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin
terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan,
imunisasi dan nutrisi bagi ibu.

Secara psikologi, pasca persalinan ibu akan merasakan gejala-gejala psikiatrik.


Meskipun demikian, ada pula ibu yang tidak mengalami hal ini. Agar perubahan
psikologi yang dialami tidak berlebihan, ibu perlu mengetahui tentang hal yang lebih
lanjut. Wanita banyak mengalami perubahan emosi selama masa nifas sementara ia
menyesuaikan diri menjadi seorang ibu.

Penting sekali sebagai bidan untuk mengetahui tentang penyesuaian psikologis


yang normal sehingga ia dapat menilai apakah seorang ibu memerlukan asuhan
khusus dalam masa nifas ini, untuk suatu variasi atau penyimpangan dari penyesuaian
yang normal yang umum terjadi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian gangguan psikologi pada nifas ?
2. Apa tanda-tanda deteksi dini gangguan psikologi pada nifas ?
3. Apa factor-faktor penyebab gangguan opsikologi pada nifas ?
4. Apa skrining gangguan psikologi pada nifas ?
5. Apa pengelolaan gangguan psikologi pada nifas ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian gangguan psikologi pada nifas
2. Mengetahui tanda-tanda deteksi dini gangguan psikologi pada nifas
3. Mengetahui factor-faktor penyebab gangguan psikologi pada nifas
4. Mengetahui skrining gangguan psikologi pada nifas
5. Mengetahui pengolaan gangguan psikologi pada nifas

1
BAB II

TEORI TENTANG DETEKSI DINI GANGGUAN PSIKOLOGI PADA NIFAS

Sebanyak 80% wanita mengalami gangguan mood setelah hamil (melahirkan).

Probe pascanatal Pemeriksaan 6 minggu pascanatal merupakan kesempatan yang ideal untuk
deteksi dini depresi pascanatal, tetapi tandanya sering diabaikan. Berdasarkan hasil
wawancara dengan bidan desa yang berada di Puskesmas terdekat di wilayah pelayanan
kalikajar menunjukkan 1 skizofrenia dan 1 kasus depresi postnatal pada tahun 2012.

Bagaimana mengetahui gambaran kelainan fisiologis ibu nifas di wilayah


pelayanan?Puskesmas Kalikajar pada tahun 2013.

Desain filter kuantitatif menggunakan pendekatan penelitian deskriptif dengan


pendekatan Cross sectional. Apakah seluruh penduduk Puskesmas ibu nifas di wilayah
pelayanan Kalikajar? tahun 2013. Teknik Sampling adalah accidental sampling dengan
responden survei 30 postnatal ibu. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuisioner
skala Edinburgh Postnatal Depresi (EPDS) dan kuesioner tentang tanda dan gejala gangguan
fisiologis postnatal.

Penelitian dengan menggunakan kuesioner pada EPDS ibu postnatal lebih dari 7 hari
terdapat 19 ibu postnatal (63,33%) yang tidak mengalami depresi postnatal. Makhluk hasil
kuesioner tentang tanda dan gejala gangguan fisiologis postnatal terdapat 18 ibu postnatal
(60%) tidak mengalami gangguan psikologis postnatal gangguan.

Ada beberapa responden yang tidak mengalami depresi postnatal menurut EPDS dan
tidak mengalami gangguan psikologis postnatal dengan tanda dan gejala fisiologi postnatal
gangguan fisiologis pascanatal.

2
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Gangguan Psikologis Pada Nifas

Nifas adalah masa sejak selesainya persalinan hingga pulihnya alat-alat kandungan
dan anggta badan serta psikososial yang berhubungan dengan kehamilan atau persalinan
selama 6 minggu. Gangguan psikologis masa nifas yaitu dimana ibu nifas sudah mampu
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi setelah melahirkan.

Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan ibu akan mengalami fase-fase berikut:

1. Fase talking in
Merupakan periode ketergantungan yang berhubungan pada hari pertama sampai
hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu fokus perhatian ibu terutama pada
dirinya sendiri, pengalaman setelah prses persalinan sering berulang di
ceritakannya hal ini membuat cenderung menjadi pasif terhadap lingkungannya.
2. Fase talking hold
Peride yang berlansung antara 3 - 10 hari setelah melahirkan pada fase ini ibu
merasa khawatir akan ketidak mampuannya dan rasa tanggung jawabnya dalam
merawat bayi. Pada fase ini ibu memerlukan dukungan karena saat ini merupakan
kesempatan yang baik untuk menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri
dan bayinya sehingga timbul percaya diri.
3. Fase letting go
fase di mana seorang ibu nifas sudah menerima tanggung jawab dan peran barunya
sebagai seorang ibu. Seorang ibu nifas pada masa ini sudah mampu melakukan
perawatan diri sendiri dan bayinya secara mandiri dan sudah mampu
menyesuaikan diri.

B. Tanda-Tanda Deteksi Dini Gangguan Psikologi Nifas

Secara psikologi, setelah melahirkan seorang ibu akan mengalami gejala-gejala


psikiatrik. Wanita banyak mengalami perubahan emosi pada masa nifas sementara ia
menyesuaikan diri menjadi seorang ibu. Penting sekali sebagai bidan untuk mengetahui
tentang penyesuaian psikologis yang normal sehingga ia dapat menilai apakah seorang ibu
memerlukan asuhan khusus dalam masa nifas ini. Gangguan psikologi masa nifas
meliputi:

1. Postpartum blues
Dapat terjadi begitu selesai prses kelahiran dan biasanya akan hilang setelah
beberapa hari seminggu setelah melahirkan. Seserang yang baru melahirkan dapat

3
terkena perubahan mut secara tiba-tiba atau tak terduga, merasa sedih, menangis
tak henti tanpa sebab, kehilangan nafsu makan, tak tenang, gundah dan kesepian.

Tidak ada perawatan khusus untuk postpartum blues jika tidak ada gejala yang
signifikan. Empati dan dukungan keluarga serta staf kesehatan diperlukan. Jika
gejala tetap ada lebih dari 2 minggu diperlukan bantuan profesional.

Namun apabila postpartum blues ini tidak kunjung redah, keadaan ini dapat
berkembang menjadi depresi pasca melahirkan atau postpartum depresien, itulah
kenapa akan membantu bila kita tidak menganggapnya sebagai kejadian yang tidak
penting. Bentuk paling hebat dari depresi postpartum yang tidak tetangani dengan
baikakan mengakibatkan postpartum psikosis.

2. Postpartum depression
Sekitar 10 persen wanita setelah melahirkan mengalami postnatal depression atau
postpartum depression. Gejala dari postpartum depresi ini yaitu merasa letih,
mudah putus asa, depresi, serangan panik, tidak tertarik untuk melakukan
hubungan seksual, sulit tidur walaupun sangat lelah, tegang, pikiran obsesif dan
tidak terkontrol, mempunyai rasa bersalah yang berlebihan terhadap sesuatu.

Penyebab kelainan ini juga belum diketahui secara pasti, tetapi seorang wanita
akan lebih mungkin mengalami depresi postpartum jika secara social dan
emosional ia terisolasi atau mengalami peristiwa kehidupan yang penuh dengan
stres terhadap kondisi jiwanya, terutama selama masa kehamilan dan menjelang
persalinan.

Postpartum depresi ini dapat terjadi kapan pun didalam jangka waktu 1 tahum
setelah melahirkan. Postpartum depression ini memerlukan perawatan dokter
melalui konsultasi, group suport dan pengobatan.

3. Postpatum psikosis
Gangguan jiwa yang serius, yang timbul karena penyebab organik atau fungsional/
emosional dan menunjukkan gangguan kemampuan berfikir, beraksi secara
emosional meningkat, berkomunikasi, menafsirkan kenyataan dan tindakan sesuai
kenyataan. Psikokis merupakan gangguan kepribadian yang menyebabkan ketidak
mampuan menilai realita dengan fantasi dirinya.

Postpartum psikokis merupakan keadaan dimana wanita mengalami tekanan jiwa


yang sangat hebat yang bisa menetap samapi setahun. Gangguan kejiwaan ini juga
bisa selalu kambuh setiap pasca melahirkan.

Postpartum psikokis merupalan gangguan mental berat pasca melahirkan yang


memiliki gejala-gejala yang mirip dengan postpartum depression ditambah
penderita sering berkhayal, berhalusinasi dan bingung hingga muncul pikiran ingin

4
melukai bayinya dan diri sendiri, tanpa menyadari bahwa pikiran-pikiran itu tidak
masuk akal. Jadi resiko untuk membunuh diri atau membunuh bayinya lebih besar
dari pada postpartum depression.

C. Faktor-Faktor Penyebab Gangguan Psikologi Pada Nifas

Faktor yang menyebabkan terjadinya postpartum blues bisa terjadi dari dalam dan
luar individu, misalnya: ibu belum siap menangani persalinan, adanya perubahan hormon
progesteron yang ketika masa kehamilan meningkat kemudian turun secara tiba-tiba pasca
persalinan, payudara membengkak dan menyebabkan rasa sakit atau jahitan yang belum
sembuh, ketidak mampuan beradabtasi terhadap perubahan fisik dan emosional yang
komplek, faktor umum dan paritas pengalaman dalam proses persalinan dan kehamilan.

Latar belakang psikososial wanita yang bersangkuta seperti tingkat pendidikan,


status perkawinan, kehamilan yang tidak di inginkan, riwayat gangguan kejiwaan
sebelumnya, sosial ekonomi. Kecukupan ldukungan dari lingkungan suami, keluarga dan
teman) apabila suami mendukung kehamilan ini apakah suami mengerti perasaan istri,
keluarga dan teman memberikan dukungan fisik dan morii stres dalam keluarga misalnya:
faktor ekonomi memburuk, persoalan dengan suami, masalah dengan mertua, sters yang
dialami wanita itu sendiri misalnya ASI tidak keluar, frustasi karena bayi tidak mau tidur.

Kelelahan pasca kerja, perubahan yang pernah terjadi dialami oleh ibu, rasa
memiliki bayi terlalu dalam sehingga rasa takut kehilangan bayinya: masalah anak, setelah
kelahiran bayi. Kemungkinan timbul rasa cemburu dari abak sebelumnya sehingga hal
tersebut cukup menganggu emosional.

D. Srining Gangguan Psikologi Pada Nifas

Gangguan mental pasca persalinan pada prinsipnya tidak berbeda dengan


penanganan gangguan mental pada momen-momen lainnya. Para ibu yang postpartum
blues yang membutuhkan pertolongan yang sesungguhnya. Para ibu ini membutuhkan
dukungan psikologis seperti juga kebutuhan fisik lainnya yang juga harus di penuhi.

Cara untuk mengatasinya antara lain:

1. Komunikasikan segalapermasalahan atau hal lain yang ingin di umgkapkan.


2. Konsentrasi rasa cemas yang dialami bersikap tulus ikhlas dalam menerima
aktifitas dan peran baru setelah melahirkan.
3. Fleksible dan tidak terlalu perfectsionis mengurus bayi dan rumah.
4. Belajar tenang menarik nafas panjang.
5. Kebutuhan istirahat yang cukup tidurlah saat bayi tidur.
6. Berolahraga ringan.
7. Bergabung dengan kelompok ibu-ibu baru.

5
8. Dukungan tenaga kesehatan.
9. Dukungan suami % 3 B Keluarga teman-teman sesama ibu, konsultasikan pada
dokter atau orang yang profesional agar dapat meminimalkan faktor resiko lainnya
dan melakukan pengawasan.

E. Pengelolaan Gangguan Psikologis Pada Nifas

Pengelolaan terbaik adalah mengurangi faktor resiko terjadinya gangguan


psikologis pada ibu hamil dan ibu pasca melahirkan. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk
mengurangi faktor resiko yaitu:

1. Pemberian dukungan dari pasangan, keluarga, lingkungan, maupun profesional


selama kehamilan, persalinan pasca persalinan dapat mencegah depresi.
2. Cepat proses penyembuhan.
3. Mencari tahu tentang gangguan psikologis yang kemungkinan terjadi pada ibu
hamil yang baru saja melahirkan sehingga juka terjadi gejala dapat dekenali dan di
tangani segera.
4. Komunikasi makanan sehat, istirahat cukup dan olahraga minimal 15 menit perhari
dapat menjaga suasana hati tetap baik.
5. Mencegah pengambilan keputusan yang berat selama kehamilan.
6. Mempersiapkan diri secara mental dengan membaca buku atau artikel tentang
kehamilan dan persalinan serta mendengarkan pengalaman wanita lain yang pernah
melahirkan dapat membantu mengurangi ketakutan.
7. Meyiapkan seseorang untuk membantu keperluan sehari-hari (memasak, belanja,
membersihkan rumah).

6
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Proses adaptasi psikologi sudah terjadi selama kehamilan, menjelang proses


kehamilan maupun setelah persalinan. Pada periode tersebut kecemasan seorang wanita
dapat bertambah. Pengalaman yang dialami oleh ibu setelah persalinan. Masa nifas
merupakan masa yang rentan dan terbuka untuk bimbingan dan pembelajaran. Perubahan
peran seorang ibu memerlukan adaptasi. Tanggung jawab ibu bertamah gangguan
psikologi postpartum di anataranya depresi postpartum, postpartum blues dan postpartum
psikosa. Postpartum blues (PBB) sering juga disebut sebagai maternity blues atau baby
blues di mengerti sebagai sesuatu sindroma gangguan efek ringan yang sering tampak
seminggu pertama setelah persalinan.

Depresi postpartum adalah tekanan jiwa sesudah melahirkan mungkin seorang


ibu baru akan merasa benar-benar tidak berdaya dan merasa serba kurang mampu,
tertindih oleh beban terhadap tanggung jawab terhadap bayi itu. Depresi pospartum dapat
berlangsung selama 3 bulan atau lebih dan berkembang menjadi depresi lain lebih berat
atau lebih ringan. Gejalanya sama saja tetapi disamping itu, ibu mungkin terlalu
memilirkan kesehatan bayinya dan kemampuannya sebagai seorang ibu. Psikosa
postpartum merupakan gangguan jiwa yang berat dan ditandai dengan waham, halusinasi
dan kehilangan rasa kenyataan yang terjadi kira-kira 3 – 4 minggu pasca persalinan.
Merupakan gangguan jiwa yang serius, yang timbul akibat penyebab organik atau
emosional (fungsional) dan menunjukkan gangguan kemampuan berfikir, bereaksi secara
emosional, mengingat, berkomunikasi, menafsirkan kenyataan dan tindakan sesuai
kenyatan itu, sehingga kemampuan untuk memenuhi tuntutan hidup sehari-hari sangat
terganggu,

7
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati,2008.AsuhanKebidananNifas.Yograkarta :Mitra Cendika. (hlm: 87-96).

Saleha,2009.AsuhanKebidananPadaMasaNifas.Jakarta:Salemba Medika (hlm:63-69).

Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yograkarta: Fitramaya. (hlm: 85-100).

Saifudin.2002..BukuPanduanPraktisPelayananMaternalDanNeonatal.Jakarta :YBPSP.Buku
Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal,2002. Jakarta:Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo (Halaman:U-6s?/d U-7

Anda mungkin juga menyukai