1
KATA PENGANTAR
Rasa syukur kami panjatkan ke hadirat tuhan yang maha esa, karena atas rahmat nya
makalah yang berjudul “deteksi dini gangguan psikologi pada masa nifas” dapat diselesaikan
tepat pada waktunya. Makalah ini disusun guna memberikan informasi kepada para
mahasiswa serta guna memenuhi tugas. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih
terdapat kekurangan, untuk itu saran dak kritik yang bersifat membangun demi perbaikan
makalah ini sangat kami harapkan. Akhirnya, semoga makalah ini berguna bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisa
BAB II TEORI TENTANG DETEKSI DINI GANGGUAN PSIKOLOGI PADA NIFAS
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengertian Gangguan Psikologi Pada Nifas
B. Tanda-Tanda Deteksi Dini Gangguan Psikologi Pada Nifas
C. Faktor-Faktor Peyebab Gangguan Psikologi Pada Nifas
D. Skrining Gangguan Psikologi Pada Nifas
E. Pengelolaan Gangguan Psikologi Pada Nifas
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas (purperium) dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai
dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan pasca persalinan harus terselenggara
pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi,yang meliputi upaya
pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin
terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan,
imunisasi dan nutrisi bagi ibu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian gangguan psikologi pada nifas ?
2. Apa tanda-tanda deteksi dini gangguan psikologi pada nifas ?
3. Apa factor-faktor penyebab gangguan opsikologi pada nifas ?
4. Apa skrining gangguan psikologi pada nifas ?
5. Apa pengelolaan gangguan psikologi pada nifas ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian gangguan psikologi pada nifas
2. Mengetahui tanda-tanda deteksi dini gangguan psikologi pada nifas
3. Mengetahui factor-faktor penyebab gangguan psikologi pada nifas
4. Mengetahui skrining gangguan psikologi pada nifas
5. Mengetahui pengolaan gangguan psikologi pada nifas
1
BAB II
Probe pascanatal Pemeriksaan 6 minggu pascanatal merupakan kesempatan yang ideal untuk
deteksi dini depresi pascanatal, tetapi tandanya sering diabaikan. Berdasarkan hasil
wawancara dengan bidan desa yang berada di Puskesmas terdekat di wilayah pelayanan
kalikajar menunjukkan 1 skizofrenia dan 1 kasus depresi postnatal pada tahun 2012.
Penelitian dengan menggunakan kuesioner pada EPDS ibu postnatal lebih dari 7 hari
terdapat 19 ibu postnatal (63,33%) yang tidak mengalami depresi postnatal. Makhluk hasil
kuesioner tentang tanda dan gejala gangguan fisiologis postnatal terdapat 18 ibu postnatal
(60%) tidak mengalami gangguan psikologis postnatal gangguan.
Ada beberapa responden yang tidak mengalami depresi postnatal menurut EPDS dan
tidak mengalami gangguan psikologis postnatal dengan tanda dan gejala fisiologi postnatal
gangguan fisiologis pascanatal.
2
BAB III
PEMBAHASAN
Nifas adalah masa sejak selesainya persalinan hingga pulihnya alat-alat kandungan
dan anggta badan serta psikososial yang berhubungan dengan kehamilan atau persalinan
selama 6 minggu. Gangguan psikologis masa nifas yaitu dimana ibu nifas sudah mampu
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi setelah melahirkan.
Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan ibu akan mengalami fase-fase berikut:
1. Fase talking in
Merupakan periode ketergantungan yang berhubungan pada hari pertama sampai
hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu fokus perhatian ibu terutama pada
dirinya sendiri, pengalaman setelah prses persalinan sering berulang di
ceritakannya hal ini membuat cenderung menjadi pasif terhadap lingkungannya.
2. Fase talking hold
Peride yang berlansung antara 3 - 10 hari setelah melahirkan pada fase ini ibu
merasa khawatir akan ketidak mampuannya dan rasa tanggung jawabnya dalam
merawat bayi. Pada fase ini ibu memerlukan dukungan karena saat ini merupakan
kesempatan yang baik untuk menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri
dan bayinya sehingga timbul percaya diri.
3. Fase letting go
fase di mana seorang ibu nifas sudah menerima tanggung jawab dan peran barunya
sebagai seorang ibu. Seorang ibu nifas pada masa ini sudah mampu melakukan
perawatan diri sendiri dan bayinya secara mandiri dan sudah mampu
menyesuaikan diri.
1. Postpartum blues
Dapat terjadi begitu selesai prses kelahiran dan biasanya akan hilang setelah
beberapa hari seminggu setelah melahirkan. Seserang yang baru melahirkan dapat
3
terkena perubahan mut secara tiba-tiba atau tak terduga, merasa sedih, menangis
tak henti tanpa sebab, kehilangan nafsu makan, tak tenang, gundah dan kesepian.
Tidak ada perawatan khusus untuk postpartum blues jika tidak ada gejala yang
signifikan. Empati dan dukungan keluarga serta staf kesehatan diperlukan. Jika
gejala tetap ada lebih dari 2 minggu diperlukan bantuan profesional.
Namun apabila postpartum blues ini tidak kunjung redah, keadaan ini dapat
berkembang menjadi depresi pasca melahirkan atau postpartum depresien, itulah
kenapa akan membantu bila kita tidak menganggapnya sebagai kejadian yang tidak
penting. Bentuk paling hebat dari depresi postpartum yang tidak tetangani dengan
baikakan mengakibatkan postpartum psikosis.
2. Postpartum depression
Sekitar 10 persen wanita setelah melahirkan mengalami postnatal depression atau
postpartum depression. Gejala dari postpartum depresi ini yaitu merasa letih,
mudah putus asa, depresi, serangan panik, tidak tertarik untuk melakukan
hubungan seksual, sulit tidur walaupun sangat lelah, tegang, pikiran obsesif dan
tidak terkontrol, mempunyai rasa bersalah yang berlebihan terhadap sesuatu.
Penyebab kelainan ini juga belum diketahui secara pasti, tetapi seorang wanita
akan lebih mungkin mengalami depresi postpartum jika secara social dan
emosional ia terisolasi atau mengalami peristiwa kehidupan yang penuh dengan
stres terhadap kondisi jiwanya, terutama selama masa kehamilan dan menjelang
persalinan.
Postpartum depresi ini dapat terjadi kapan pun didalam jangka waktu 1 tahum
setelah melahirkan. Postpartum depression ini memerlukan perawatan dokter
melalui konsultasi, group suport dan pengobatan.
3. Postpatum psikosis
Gangguan jiwa yang serius, yang timbul karena penyebab organik atau fungsional/
emosional dan menunjukkan gangguan kemampuan berfikir, beraksi secara
emosional meningkat, berkomunikasi, menafsirkan kenyataan dan tindakan sesuai
kenyataan. Psikokis merupakan gangguan kepribadian yang menyebabkan ketidak
mampuan menilai realita dengan fantasi dirinya.
4
melukai bayinya dan diri sendiri, tanpa menyadari bahwa pikiran-pikiran itu tidak
masuk akal. Jadi resiko untuk membunuh diri atau membunuh bayinya lebih besar
dari pada postpartum depression.
Faktor yang menyebabkan terjadinya postpartum blues bisa terjadi dari dalam dan
luar individu, misalnya: ibu belum siap menangani persalinan, adanya perubahan hormon
progesteron yang ketika masa kehamilan meningkat kemudian turun secara tiba-tiba pasca
persalinan, payudara membengkak dan menyebabkan rasa sakit atau jahitan yang belum
sembuh, ketidak mampuan beradabtasi terhadap perubahan fisik dan emosional yang
komplek, faktor umum dan paritas pengalaman dalam proses persalinan dan kehamilan.
Kelelahan pasca kerja, perubahan yang pernah terjadi dialami oleh ibu, rasa
memiliki bayi terlalu dalam sehingga rasa takut kehilangan bayinya: masalah anak, setelah
kelahiran bayi. Kemungkinan timbul rasa cemburu dari abak sebelumnya sehingga hal
tersebut cukup menganggu emosional.
5
8. Dukungan tenaga kesehatan.
9. Dukungan suami % 3 B Keluarga teman-teman sesama ibu, konsultasikan pada
dokter atau orang yang profesional agar dapat meminimalkan faktor resiko lainnya
dan melakukan pengawasan.
6
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
7
DAFTAR PUSTAKA
Saifudin.2002..BukuPanduanPraktisPelayananMaternalDanNeonatal.Jakarta :YBPSP.Buku
Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal,2002. Jakarta:Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo (Halaman:U-6s?/d U-7