Anda di halaman 1dari 8

PENYAKIT PADA ORGAN REPRODUKSI MANUSIA DAN

PENCEGAHANNYA

1. Infeksi Jamur Kelamin

Penyebab infeksi jamur yg paling sering menyerang kelamin adalah jamur spesies Candida
albicans atau disebut juga Candidiasis, yang menyebabkan rasa gatal dan berwarna merah di
bawah kulit kalamin pria yang tidak disunat. Pada wanita, akan keluar cairan putih kental seperti
keju yang menyebabkan rasa gatal. Infeksi jamur ini dapat disembuhkan dengan obat anti jamur
topikal (oles) ataupun oral (minum). Pencegahannya dengan cara:

1. Memelihara vagina tetap bersih dan kering.


2. Hindari mencuci vagina dengan sabun wangi yang mengganggu keseimbangan pH
vagina. Cukup membasuh vagina dengan air hangat suam-suam kuku satu sampai dua
kali sehari
3. Menggunakan produk pembersih kewanitaan.

2. Kutil Kelamin

Kutil disebabkan oleh Human papillomavirus (HPV), muncul berupa satu atau banyak kutil atau
benjolan antara sebulan sampai setahun setelah berhubungan intim dengan penderita penyakit
kelamin tersebut.Pada umumnya tidak dapat terlihat pada wanita karena terletak di dalam vagina,
atau pada pria karena terlalu kecil. Gejalanya berupa benjolan yang muncul seperti kembang kol
atau jengger ayam pada penis atau anus. Kutil kelamin ini Dapat diuji dengan lapisan cuka. Jenis
penyakit kelamin ini bisa berakibat serius pada wanita karena dapat menyebabkan kanker
serviks. Kabar baiknya, kutil pada kelamin ini dapat disembuhkan, wanita harus menjalankan
pap smear setiap kali berganti pasangan intim. Pencegahannya dengan cara:

1. Tidak berhubungan seks dengan seseorang yang tidak Anda ketahui riwayat seksualnya
2. Menggunakan kondom setiap berhubungan seks
3. Imunisasi HPV. Vaksin HPV diberikan 2 atau 3 kali sebelum seseorang mulai aktif
secara seksual, yaitu mulai usia 10 sampai 18 tahun.
3. Kutu Kelamin

Kutu kelamin ini disebabkan Pedikulosis pubis. Ukuran kutu kelamin sangat kecil (lebih kecil
atau sama dengan 1/8 inch), berwana kelabu kecokelatan, menetap pada rambut kemaluan.
Kondisi ini dapat disembuhkan dengan obat cair yang digosokkan pada rambut kelamin.
Pencegahannya dengan cara:

1. Hindari penggunaan bersama baju, seprai, sarung bantal, guling, handuk serta pakaian
dalam dengan seseorang yang terinfeksi kutu kemaluan.
2. Hindari pula melakukan kontak seksual selama seorang penderita kutu kemaluan masih
dalam pengobatan.

4. Tungau

Mirip dengan kutu kelamin, tetapi ukurannya lebih kecil dan menetap di bawah kulit. Penyakit
kelamin ini disebabkan tungau sarcoptes scabies, yang menyebabkan luka-luka kecil dan gatal di
seluruh tubuh. Biasanya dokter akan memberikan krim atau lotion yang mengandung Permethrin
atau Sulfur yang harus digunakan seminggu sekali. Sementara itu, pakaian, seprei dan handuk
harus dicuci setelah pengobatan, karena kutu dapat menetap pada kain-kain terebut.
Pencegahannya dengan cara:

1. Menghindari kontak dekat atau berbagi linen dengan orang-orang yang menderita kudis
sampai mereka menyelesaikan perawatan mereka.
2. Mengenakan kondom saat berhubungan seks tidak mencegah penularan skabies.

5. Bartolinitis

Penyakit reproduksi wanita lainnya adalah bartolinitis. Bartolinitis adalah sebuah penyakit sistem
reproduksi yang terdapat infeksi pada kelenjar bartolin. Kelenjar bartolin yang terinfeksi ini akan
mengalami pembengkakan. Para wanita yang mengalami penyakit bartolinitis akan merasakan
rasa nyeri yang cukup hebat. Rasa nyeri ini disertai demam, alat kelamin memerah bahkan Anda
tidak bisa berjalan, dan sakit saat berhubungan seksual. Pencegahannya dengan cara

1. Jika tidak dibutuhkan, jangan menggunakan pantyliner. Perempuan seringkali salah


kaprah. Mereka merasa nyaman jika pakaian dalamnya bersih. Padahal penggunaan
pantyliner dapat meningkatkan Kelembapan kulit di sekitar vagina.
2. Alat reproduksi memiliki sistem pembersihan diri untuk melawan kuman yang merugikan
kesehatan. Produk pembersih dan pengharum vagina yang banyak diperdagangkan
sebetulnya tidak diperlukan. Sebaliknya jika digunakan berlebihan bisa berbahaya.
3. Hindari melakukan hubungan seksual berganti-ganti pasangan. Ingat, kuman juga bisa
berasal dari pasangan Anda. Jika Anda berganti-ganti pasangan, tak gampang mendeteksi
sumber penularan bakteri. Peradangan berhubungan erat dengan penyakit menular
seksual dan pola seksual bebas.

6. Kanker Ovarium

Kanker ovarium juga termasuk ke dalam penyakit reproduksi wanita. Penyakit ini berawal dari
kista ovarium yang merupakan tumor jinak dan kecil di dalam rahim. Kista ovarium yang paling
sering terjadi adalah kista dermoid, kista lutein, dan kista cokelat.

Tumor jinak atau kista ovarium tersebut lambat laun akan berkembang menjadi semakin besar
dan ganas yang menjadi kanker ovarium. Tumor ganas ovarium (kanker ovarium) dengan ukuran
besar dapat menyebabkan kelainan letak janin. Penyebab penyakit kanker ovarium disebabkan
oleh gaya hidup yang keliru, asupan, kurang olahraga, dan lainnya. Berhati-hatilah Anda jika
memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur karena itu merupakan gejala dari penyakit kanker
ovarium. Selain itu, beberapa gejala kanker ovarium lainnya adalah nyeri saat berhubungan,
pendarahan, dan asites. Pencegahannya dengan cara:

1. Mengonsumsi pil KB selama lebih dari lima tahun untuk mengurangi risiko kanker
ovarium.
2. Hamil dan menyusui adalah salah satu cara menurunkan risiko kanker ovarium. Jadi
jangan ragu menikah muda dan memiliki anak sebelum usia 28 tahun agar risiko kanker
ovarium semakin menurun.
3. Menjalankan prosedur oophorectomy atau pengangkatan indung telur agar tidak terserang
kanker ovarium.

7. Kanker Serviks

Kanker serviks adalah penyakit reproduksi wanita yang juga umum terjadi. Penyakit ini
disebabkan karena adanya sel-sel abnormal yang tumbuh pada lapisan epitel serviks. Sel
abnormal tersebut akan terus tumbuh dengan ganas.
Hal tersebut membuat jaringan yang ada di sekitar leher rahim jadi kurang berfungsi. Pengobatan
kanker serviks umumnya dilakukan dengan mengangkat rahim, oviduk, ovarium, sepertiga dari
vagina (bagian atas). Pencegahannya dengan cara:

1. Rutin melakukan pemeriksaan pap smear


2. Mendapatkan vaksinasi HPV
3. Hindari merokok
4. Lakukan seks yang aman
5. Menjaga kebersihan vagina

8. Hipogonadisme

Penyakit sistem reproduksi lainnya pada pria adalah hipogonadisme. Hipogonadisme adalah


kondisi di mana testis pria tidak dapat memproduksi hormon testosteron yang cukup. Masalah ini
bisa dialami sejak janin berkembang di perut.

Penyebab dari hipogonadisme adalah infeksi testis, trauma pada testis, radang buah zakar,
sindrom Klinefelter, dan sindrom Kallman. Pria yang mengalami hipogonadisme ini memiliki
bentuk alat kelamin yang kurang sempurna dan disfungsi ereksi. Pencegahannya dengan cara:
selalu terapkan gaya hidup sehat seperti diet sehat dan olahraga teratur agar hormon pada tubuh
tetap stabil.

9. Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau dua testis untuk turun dari rongga abdomen
kedalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon
human chorionic gonadotropin untuk merangsang testosterone. Namun jika belum turun juga
langkah selanjutnya harus dilakukan pembedahan. Pencegahannya dengan cara: memberikan
hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang testosteron

10. Urethritis
Urtritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis adan sering buang air kecil.
Organisme yang paling sering menyebabkan urtritis adalah chlamydia tracomathis, ureplasma
urealyticum atau virus herpes. Pencegahannya dngan cara:
1. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, terutama organ pencernaan dan reproduksi.
2. Hindari berhubungan seksual dengan banyak pasangan atau gunakan kondom setiap kali
berhubungan seksual.
3. Perbanyak konsumsi cairan.
4. Usahakan untuk buang air kecil setelah melakukan hubungan seksual.
11. Hernia Inguinalis
Hernia inguinalis merupakan penyakit kelamin yang berupa benjolan atau penonjolan isi rongga
melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Pencegahannya dengan
cara:

1. Menjaga berat badan ideal.


2. Mengonsumsi makanan tinggi serat.
3. Tidak merokok.
4. Menghindari mengangkat beban berat.

12. Kanker Prostat


Gejala kanker prostat mirip dengan hypertropic prostat. Bahkan penyait ini menimbulkan banyak
kematin pada pria usia lanjut. Sifilis dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain selama
hubungan seks tanpa kondom, melalui transfusi darah yang terkontaminasi atau dari ibu yang
terinfeksi kepada bayinya selama kehamilan atau persalinan. Menggunakan kondom dalam
semua hubungan seksual. Pencegahannya dengan cara:

1. Kurangi konsumsi lemak hewani dan produk susu


2. Tidak merokok
3. Banyak makan sayuran dari keluarga cruciferous
4. Menjaga berat badan tetap ideal
5. Berolahraga secara teratur
6. Tidak mengonsumsi suplemen vitamin E tambahan
7. Sering ejakulasi

13. Kanker Testis


Kanker tstis merupakan penyakit kelamin yang berupa pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis
(buah zakar) yang bisa menyebabkan testis membesar atau menyabakan benjolan di dalam
skrotum (kantung zakar). Pencegahannya dengan cara:

1. Mengatasi dan menghilangkan racun


2. Membangun sistem kekebalan vital Dads
3. Olahraga teratur atau aktivitas fisik
4. Jaga fungsi hati
5. Olahraga teratur atau aktivitas fisik

14. Impotensi

Impotensi merupakan kelainan alat reproduksi yang berupa ketidakmampuan ereksi maupun
mempertahankan ereksi penis pada hubungan kelamin yang normal. Pencegahannya dengan
cara:
1. Jaga Kondisi Tubuh. impotensi, dahulu dipandang sebagai sebuah masalah psikologis.
2. Berhenti Merokok.
3. Kurangi Lemak.
4. Hindari Alkohol.

15. Mikro Penis


Mikro penis merupakan kelainan pada alat reproduksi pria diamana ukuran penis tidak seperti
ukuran normal atau ukuran penis terlalu kecil. Hal ini dapat disebabkan karena faktor hormonal
sejak seorang anak masih dikandung, salah satunya adalah kekurangan hormon androgen pada
kehamilan dini.

16. Ejakulasi Dini


Ejakulasi dini merupakan salah satu masalah yang kerap menimpa pria. Dimana pria tidak
mampu mengendalikan ejakulasi sehingga mengalami ejakulasi sedini mungkin sbelum
waktunya tiba. Pencegahannya dengan cara:

1. Teknik perilaku
2. Latihan dasar panggul

3. Teknik jeda-remas

Teknik lain yang mungkin juga akan direkomendasikan oleh dokter adalah teknik
jeda-remas. Cara kerja dari metode ini adalah:

 Mulai aktivitas seksual seperti biasanya, bisa diawali dengan memberikan


rangsangan-rangsangan, hingga Anda merasa siap untuk berejakulasi (tapi tidak
sampai ejakulasi).
 Biarkan pasangan Anda memeras bagian ujung penis Anda, pada titik di mana
bagian kepala (kelenjar) menyatu dengan batang. Atur remasan untuk beberapa
detik saja, sampai dorongan untuk ejakulasi berlalu
 Minta pasangan Anda melakukannya lagi sesuai yang Anda butuhkan

Teknik ini ditujukan untuk mengetahui kapan tepatnya Anda harus menahan
ejakulasi, dan membuat Anda terbiasa menahannya, sehingga tidak lagi
membutuhkan teknik tersebut. Anda juga bisa mencoba teknik yang disebut
berhenti-mulai, jika melakukannya teknik yang sebelumnya terasa menyakitkan.
Cara melakukan teknik berhenti-mulai adalah dengan menghentikan rangsangan
seksual sebelum terjadinya ejakulasi, tunggu sampai gairah menurun, lalu Anda
bisa memulai kembali melakukan stimulasi-stimulasi seksual.

17. Gangguan Menstruasi

Gangguan menstruasi pada wanita dibedakan menjadi dua jenis yaitu, amenore primer dan
amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi sampai usia 17 tahun atau
lebih dengan atau tanpa perkembangan seksual. Amnore sekunder merupakan tidak terjadinya
menstruasi sampai 3-6 bulan atau lebih pada orang yang tengah mengalami siklus menstruasi.
Pencegahannya dengan cara: Salah satu upaya untuk mencegah terjadinya polymenorrhea yaitu
dengan melakukan olahraga, olahraga tidak hanya merupakan pola hidup sehat yang dapat
menghindari dari penyakit dan kebugaran fisik. Tetapi dengan olahraga dapat membuat fikiran
menjadi lebih tenang. Tentunya hal ini akan membuat anda lebih rileks dan terhindar dari stress
atau depresi. Penyebab terjadinya polymenorrhea yaitu diakibatkan karena stress atau depresi,
Jelas saja olahraga merupakan upaya pencegahan gangguan menstruasi polymenorrhea.

Selain berolahraga mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi sesuai kebutuhan merupakan
salah satu upaya menghindari terjadinya polymenorrhea. Dengan makanan yang sehat dan
bergizi tentunya akan membuat sistem kekebalan tubuh yang baik. Stress atau depresi penyebab
polymenorrhea bisa dipengaruhi oleh makanan yang kurang sehat.

Anda mungkin juga menyukai