Anda di halaman 1dari 38

Penyakit

pada organ
reproduksi
Kelompok 1 Kelas IX H
Perkenalan
Anggota Kelompok 1
Alfiana Rahmadhani
Anggi Julia Gunawan
Keisha Revania
Keyzia Azka Bahri
Ni Made Kumala Dewi
Putri Aulia Ramadhani
Sifilis
Infeksi bakteri yang biasanya
menyebar melalui kontak
seksual dan dimulai dengan luka
tanpa rasa sakit.
Baca Selanjutnya
Penyebab
Penyebab sifilis adalah bakteri yang bernama Treponema pallidum. Melalui
kontak dengan luka orang yang terinfeksi selama aktivitas seksual.

Gejala
Tahap 1 munculnya luka pada alat kelamin, dubur, dan mulut.
Tahap 2 muncul ruam di beberapa bagian tubuh.
Tahap 3 di 12 bulan pertama sifilis laten terjadi, penderita masih dapat
menularkan infeksinya.
Tahap 4 ditandai dengan munculnya gumma atau tumor kecil pada bagian
tubuh tertentu.

Baca Selanjutnya
Pencegahan
Menghindari alkohol dan obat terlarang
Memiliki 1 pasangan tetap.
Berhenti untuk melakukan kontak
seksual.
Epididimitis
Peradangan saluran di
belakang testis yang
menyimpan dan membawa
sperma.
Baca Selanjutnya
Penyebab
Kebanyakan kasus epididimitis disebabkan oleh infeksi bakteri dari uretra,
prostat, atau kandung kemih.

Gejala
Kelainan pada skrotum, seperti bengkak, kemerahan, dan terasa hangat
Nyeri yang biasanya terjadi secara bertahap pada salah satu testis
Nyeri atau rasa tidak nyaman di perut bagian bawah atau panggul
Sering buang air kecil
Sakit saat buang air kecil
Pembesaran kelenjar getah bening di pangkal paha
Demam
Baca Selanjutnya
Pencegahan
Lakukan hubungan intim dengan cara yang
sehat dan hindari bergonta-ganti pasangan.
Menggunakan alat kontrasepsi saat
berhubungan intim.
Rutin melakukan pemeriksaan ke dokter.
Keputihan
Penyakit yg terjadi saat
keluarnya cairan atau lendir
dari vagina dan leher rahim.

Baca Selanjutnya
Penyebab
Kurang menjaga kebersihan vagina. Memakai pakaian dalam yang ketat dari bahan
sintetis (bukan katun), sehingga berkeringat dan memudahkan timbulnya jamur. Terlalu
sering mengenakan pakaian yang ketat.

Gejala
Cairan yang kental dan berwarna putih.
Bau tak sedap yang bertahan lebih dari sehari.
Hubungan intim yang menyakitkan.
Buang air kecil yang menyakitkan.
Perasaan nyeri atau nyeri tekan di perut bagian bawah.
Lepuh, benjolan atau luka di area genital
Baca Selanjutnya
Pencegahan
Menjaga kebersihan vagina.
Menggunakan CD bahan katun.
Hindari untuk menggunakan produk perawatan
atau sabun yang mengandung parfum.
HIPOGONADISME
Hipogonadisme terjadi karena ada
gangguan pada kelenjar seks, baik pada
pria maupun wanita. Kondisi ini
menyebabkan kelenjar seks di tubuh hanya
bisa memproduksi hanya sedikit atau sama
sekali tidak menghasilkan hormon.

Baca Selanjutnya
Hipogonadisme memiliki 2 tipe, yakni:
1. Hipogonadisme primer: terjadi akibat masalah
pada kelenjar gonad atau kelenjar seks.
2. Hipogonadisme sekunder: terjadi akibat masalah
pada otak, kesalahan terdapat pada hipotalamus
dan kelenjar pituitary.

Baca Selanjutnya
Penyebab
Hipogonadisme Primer:
Terlalu banyak zat besi pada tubuh.
Kelainan genetik, seperti sindrom Turner dan Klinefelter.
Operasi pada organ seksual.
Penyakit autoimun, seperti hipoparatiroidisme.
Testis yang tidak turun.
Hipogonadisme Sekunder:
Gangguan kelenjar pituitari.
Infeksi seperti HIV/AIDS.
Kecelakaan pada kelenjar pituitari atau hipotalamus.
Kelainan genetik, seperti sindrom Kallmann, yaitu ketika hipotalamus tidak berkembang secara normal.
Penggunaan jenis obat yang menekan sistem kekebalan tubuh dalam jangka panjang.

Baca Selanjutnya
Gejala
Pada Pria:
Kehilangan gairah seksual.
Kehilangan massa otot.
Payudara membesar.
Pertumbuhan penis dan testis terhambat.

Pada Wanita:
Badan terasa panas.
Keluarnya cairan putih kental dari payudara.
Masa menstruasi berkurang atau tidak terjadi sama sekali.
Penurunan gairah seksual.
Pertumbuhan payudara berjalan lambat atau tidak tumbuh sama sekali.

Baca Selanjutnya
Pencegahan
Hipogonadisme yang disebabkan oleh kelainan genetik
tidak dapat dicegah. Namun, penyebab
hipogonadisme, seperti kekurangan gizi, infeksi, dan
obesitas, dapat dicegah dengan rajin berolahraga,
menerapkan pola hidup dan pola makan yang sehat,
serta mempertahankan berat badan ideal.
herpes genital
Infeksi menular seksual yang
disebabkan oleh virus herpes simplex
(HSV). Penyakit menular seksual umum
yang ditandai dengan nyeri dan luka
pada alat kelamin.
\

Baca Selanjutnya
Virus ini memiliki dua tipe, yakni:
1. HSV tipe 1: menyebabkan luka atau lecet pada daerah
sekitar mulut
2. HSV tipe 2: virus dapat menular melalui kontak seksual
dan kulit meski penderitanya tidak memiliki luka terbuka.

Baca Selanjutnya
Penyebab
1. Melalui kontak kulit, dapat menyebar ke daerah genital saat melalukan oral seks
2. Melalui kontak seksual maupun kontak kulit
3. Hubungan intim (vaginal, anal, atau oral) dengan orang yang terinfeksi.
4. Bisa ditularkan dari ibu ke anak selama persalinan, menyebabkan herpes neonatal..

Gejala
1. Luka yang terbuka dan terlihat merah tanpa disertai rasa nyeri atau gatal.
2. Sensasi rasa nyeri, gatal, atau geli di sekitar daerah genital atau daerah anal.
3. Rasa nyeri saat membuang air kecil.
4. Nyeri punggung bawah.
5. Demam.
6. Terdapat cairan yang keluar dari vagina.
Baca Selanjutnya
Pencegahan
Menggunakan kondom saat melakukan hubungan intim dengan pasangan
yang belum diketahui infeksi menular seksualnya.
Memeriksa status infeksi menular seksual secara berkala bagi individu
yang berhubungan intim dengan lebih dari satu pasangan.
Hindari berciuman atau melakukan seks oral bila diri sendiri atau
pasangan memiliki luka pada daerah sekitar mulut. Hindari berbagi
mainan seks. Bila ingin melakukannya, cuci mainan seks terlebih dahulu
dan pasang kondom.
KANKER SERVIKS
Kanker serviks adalah penyakit
kanker yang terjadi di sel-sel rahim
yang disebabkan oleh Virus Human
Papilomavirus (HPV).

Baca Selanjutnya
Kanker serviks terbagi menjadi dua :
1. Squamous Cell Carcinoma, yaitu kanker
serviks yang terjadi di luar dinding rahim.
2. Adenocarcinoma, yaitu kanker serviks yang
terjadi di dalam/kelenjar leher rahim.

Baca Selanjutnya
Penyebab
1. Infeksi Human Papilomavirus (HPV).
2. Melakukan hubungan seksual dini.
3. Memiliki lebih dari 1 pasangan seksual.
4. Memiliki daya tahan tubuh yang lemah, akibat HIV/AIDS.'
5. Tidak melakukan valsi HPV.
Gejala
1. Pendarahan pada vagina yang tidak normal.
2. Keputihan yang tidak normal.
3. Badan lemas dan mudah lelah.
4. Berat badan turun dan nafsu makan berkurang.
5. Frekuensi buang air kecil meningkat.
Baca Selanjutnya
Pencegahan
1. Tidak berganti-ganti pasangan seksual.
2. Tidak melakukan hubungan seksual di usia dini.
3. Melakukan saya hidup sehat.
4. Melakukan vaksi HPV.
5. Menindaklanjuti hasil IVA/Papsmear yang positif.
Radang PANGGUL
Bisa dosebut juga Pelvic Inflammatory
Disease (PID) yaitu Infeksi yang terjadi
pada serviks, rahim, dan ovarium.
Radang pinggul disebabkan oleh
komplikasi infeksi seksual menular
lainnya seperti gonore dan klamidia

Baca Selanjutnya
Penyebab
Abortus.
Pesalinan.
Aktif melakukan hubungan seksual.
Menggunakan alat kontrasepsi rahim.

Gejala
Nyeri panggul/perut bagian bawah
Nyeri saat buang air besar
Keputihan yang berlebihan
Mual dan muntah
Waktu menstruasi lebih lama
Baca Selanjutnya
Pencegahan
Tidak berganti-ganti pasangan seksual.
Gunakan kondom steril saat berhubungan seksual.
Periksa kesehatan menular seks.
Jangan menggunakan narkoba dan konsumsi
alkohol.
HIV
HIV (human immunodeficiency virus)
adalah virus yang merusak sistem
kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan
menghancurkan sel CD4. Jika makin
banyak sel CD4 yang hancur, daya tahan
tubuh akan makin melemah sehingga
rentan diserang berbagai penyakit.

Baca Selanjutnya
Penyebab
Menggunakan jarum suntik bersama-sama
Melakukan pekerjaan yang melibatkan kontak dengan cairan tubuh manusia
tanpa menggunakan alat pengaman diri yang cukup

Gejala
Kebanyakan penderita mengalami flu ringan pada 2–6 minggu setelah terinfeksi HIV. Flu
bisa disertai dengan gejala lain dan dapat bertahan selama 1–2 minggu. Setelah flu
membaik, gejala lain mungkin tidak akan terlihat selama bertahun-tahun meski virus
HIV terus merusak kekebalan tubuh penderitanya, sampai HIV berkembang ke stadium
lanjut menjadi AIDS.
Baca Selanjutnya
Pencegahan
Tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah
Tidak berganti-ganti pasangan seksual
Menggunakan kondom saat berhubungan seksual
Menghindari penggunaan narkoba, terutama jenis suntik
Mendapatkan informasi yang benar terkait HIV, cara
penularan, pencegahan, dan pengobatannya, terutama
bagi anak remaja
mioma uteri
Mioma merupakan suatu
pertumbuhan massa atau daging
di dalam rahim atau di luar rahim
yang tidak bersifat ganas.

Baca Selanjutnya
Penyebab
Pertumbuhan mioma sangat erat kaitannya dengan produksi hormon estrogen.
Mioma menunjukkan pertumbuhan maksimal selama masa reproduksi, yaitu saat
pengeluaran estrogen tinggi, sehingga cenderung membesar saat wanita sedang
hamil dan mengecil saat wanita memasuki masa menopause.

Gejala
Menstruasi dalam jumlah banyak
Perut terasa penuh dan membesar.
Gangguan berkemih akibat ukuran mioma yang menekan saluran kemih.
Nyeri panggul berkepanjangan dan tak kunjukng sembuh.
Peninbunan cairan di rongga perut.buh penderitanya, sampai HIV berkembang ke
stadium lanjut menjadi nckdnxksns. Baca Selanjutnya
Pencegahan
Melakukan olahraga dan aktivitas fisik secara rutin dan
teratur.
Menghindari kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol.
Menjaga berat badan tetap ideal.
Menjalani pola makan sehat yang tinggi serat dari sayur dan
buah, serta menghindari pola makan yang tinggi lemak dan
tinggi gula.
gonore
Gonore atau kencing nanah
adalah suatu penyakit menular
seksual yang dapat terjadi pada
pria maupun wanita.

Baca Selanjutnya
Penyebab
Penyebab penyakit gonore adalah bakteri Neisseria
Gonorrhoeae yang biasanya ditemukan di cairan penis
dan alat vital wanita dari orang yang terkena infeksi
tersebut. Itulah mengapa bakteri tersebut bisa
menyebar dari satu orang ke orang lain melalui
hubungan seksual.

Baca Selanjutnya
Gejala
Gejala pada wanita yang terserang gonore, yakni:
Sensasi nyeri atau terbakar saat buang air kecil.
Peningkatan keputihan.
Perdarahan vagina di antara periode.
Keluarnya cairan kental berwarna kuning atau hijau dari vagina.

Gejala pada pria, gejala yang mungkin timbul, yakni:


Sensasi terbakar saat buang air kecil.
Keluarnya cairan kuning atau hijau dari penis (kencing nanah).
Testis yang terasa nyeri atau bengkak.

Baca Selanjutnya
Pencegahan
Gunakan kondom saat berhubungan seks, termasuk seks vaginal,
anal, hingga oral.
Batasi jumlah pasangan seks.
Lakukan pemeriksaan infeksi menular seksual secara rutin.
Jangan berhubungan seks dengan seseorang yang terlihat memiliki
infeksi menular seksual.
Tidak berganti-ganti pasangan atau setia pada satu pasangan.
Tidak melakukan hubungan seksual di luar nikah.
erima Kasih
T

Anda mungkin juga menyukai