Anda di halaman 1dari 10

Menganalisis Dampak Penanggulangan Penyakit Seks (PMS)

MEMAHAMI PENANGGULANGAN PMS

1. Penanggulangan PMS Terhadap Diri Sendiri

Beberapa cara yang bisa dilakukan dalam rangka pencegahan penyakit menular seksual
sebagai berikut.

a. Bersikap setia dengan pasangan (menikah)


Pencegahan penyakit menular seksual adalah dengan menghindari pergaulan bebas dan
bersikap setia dengan pasangan sah (menikah). Dengan cara bersikap setia pada
pasangan merupakan salah satu antisipasi agar banyak orang yang terhindar dari PMS.
Apa susahnya bersikap setia dengan pasangan? Terlebih bila hal tersebut bermanfaat
bagi perkembangan generasi berkualitas kita semua.
b. Memastikan jarum suntik yang kita pakai steril (ketika kita butuh untuk disuntik:
menerima donor darah)
Pencegahan penyakit menular seksual yang berikutnya adalah dengan cara memastikan
jarum suntik yang kita pakai steril dan tidak pernah dipakai oleh orang yang mengidap
PMS. Selain tertular lewat hubungan seksual, PMS juga ditularkan melalui jarum suntik
yang habis dipakai oleh pengidap PMS. Bagaimana cara memastikan bahwa jarum
suntik yang kita pakai di rumah sakit tersebut steril? Sebagai pasien, kita berhak
bertanya kepada dokter apakah jarum suntik yang dipakai steril. Jangan segan-segan
untuk meminta jarum suntik yang steril karena hal tersebut adalah hak kita sebagai
pasien.
c. Menjaga kesehatan organ reproduksi manusia
Pencegahan penyakit menular seksual berikutnya adalah berusaha untuk tetap
membersihkan organ intim dan menjaga kesehatannya. Kadang-kadang kita mungkin
sering sembrono dengan membiarkan begitu saja atau dibersihkan ala kadarnya atas
organ intim kita. Padahal tentunya organ intim membutuhkan penanganan dan
perawatan khusus. Ada ungkapan yang menyatakan bahwa mencegah lebih baik
daripada mengobati. Itu sebabnya pencegahan penyakit menular seksual merupakan
langkah yang paling tepat daripada mengobati. Pencegahan artinya waspada, sedangkan
mengobati berarti memperbaiki sesuatu yang sudah rusak.
d. Perkuat sistem kekebalan tubuh dengan gaya hidup sehat, seperti konsumsi sayur-
sayuran dan buah-buahan tinggi Vitamin C/D/E, rutin berolahraga, dan pola hidup yang
teratur.
e. Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin bila termasuk aktif secara seksual dan terindikasi
melakukan hubungan seks tidak aman.
2. Masyarakat
Risiko penyakit seks bervariasi menurut wilayah, Risiko penyakit seks di antara orang
dewasa lebih tinggi di antara orang-orang tertentu usia, jenis kelamin dan subpopulasi
menurut wilayah, tergantung pada jenis epidemi di dalam negara, kota, dan komunitas di
wilayah tersebut. Penanggulangan PMS Terhadap Masyarakat diantaranya:
a. Penyuluhan yang intensif tentang bahaya penyakit PMS sangat penting. Hindari seks
bebas dan narkoba yang akan merusak generasi muda bangsa.
b. Memberikan penyuluhan akan bahayanya penyakit menular seksual untuk itu mereka
harus mengerti akan arti pentingnya pencegahan penyakit menular seksual.
c. Memberitahu bagaimana cara-cara dalam pencegahan penyaki menular seksual.
d. Memberitahukan akan arti pentingnya pencegahan penyakit menular seksual.
e. Memberikan kesadaran akan arti pentingnya sikap setia.
f. Memberikan kesadaran akibat bila berganti-ganti pasangan.
g. Memberikan kesadaran apa akibat bila tidak bisa menjaga kebersihan organ intim.

Adapun hal-hal yang bisa menghambat proses pencegahan penyakit menular seksual sebagai
berikut.

a. Banyaknya masyarakat yang belum terlalu yakin akan pengetahuan mengenai PMS.
Mereka masih menganggap bahwa PMS adalah penyakit biasa yang tidak berisiko.
b. Banyak profesi-profesi yang melibatkan hal-hal yang bersifat vulgar dan profesi tersebut
tidak bisa dibabat habis bahkan makin bertambah dari waktu ke waktu.
c. Masyarakat yang kurang mendukung pelaksanaan program tersebut karena kurangnya
pengetahuan dan terbatasnya pendidikan.
d. Banyak orang-orang yang masih menyepelekan masalah penyakit menular seksual.
e. Banyak orang yang masih berpikiran bahwa PMS bisa disembuhkan sehingga mereka
masih menganggap PMS bukanlah masalah yang serius.
3. Keluarga

Keluarga menjadi salah satu kelompok tempat yang paling efektif dalam
penanggulangan PMS. Memberikan pemahaman akan dampak yang diakibatkan oleh PMS
di dalam keluarga memberikan pengertian pengaruh yang sangat besar. Keluarga harus
menganggap masalah PMS menjadi hal yang penting sehingga keharmonisan berumah
tangga dapat terjaga dan terhindar dari PMS. Beberapa hal yang dapat dilakukan di
keluarga:

a. Pencegahan non seksual dapat dilakukan dengan mengadakan pemeriksaan donor darah
sehingga darah akan terbebas dari HIV AIDS.

b. Penyuluhan yang intensif tentang bahaya penyakit HIV AIDS, PMS sangat penting.
Hindari seks bebas dan narkoba yang akan merusak generasi muda bangsa.

4. Ekonomi
Untuk semua PMS, masalah utama bagi masyarakat adalah jumlah uang yang
dihabiskan untuk skrining, diagnosis, dan pengobatan infeksi. Dibutuhkan relatif sedikit
uang untuk secara rutin menyaring infeksi denganC.trachomatisdan untuk mengobati
individu yang terinfeksi dengan antibiotik. Demikian pula, dana publik dan swasta yang
signifikan digunakan untuk mengobati infeksi, Masyarakat yang 'menyembuhkan'
beberapa PMS ini akan membutuhkan sejumlah besar modal yang dapat diinvestasikan
dalam pengobatan, atau dalam penelitian vaksin untuk, penyakit lain yang memiliki
dampak besar pada kesehatan dan kematian masyarakat di seluruh dunia.

MACAM-MACAM, TANDA, GEJALA PMS, SERTA PENCEGAHANNYA

1. GONOREA/KENCING NANAH
Tipe : Bakterial (Neisseria gonnorhoeae)
Cara Penularan : Hubungan seks vaginal, anal dan oral.
Gejala : Walaupun beberapa kasus tidak menunjukkan gejala, jika gejala muncul,
sering hanya ringan dan muncul dalam 2-10 hari setelah terpapar. Gejala-
gejala meliputi discharge dari penis, vagina, atau 5ransf dan rasa panas
atau gatal saat buang air kecil. Penyakit ini 5ran menyebar melalui aliran
darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian.
Pengobatan : Infeksi dapat disembuhkan dengan 5ransfuse5. Namun tidak dapat
menghilangkan kerusakan yang timbul sebelum pengobatan dilakukan.

2. SIFILIS/RAJA SINGA
Tipe : Bakterial (Treponema pallidum)
Cara Penularan : Cara penularan yang paling umum adalah hubungan seks vaginal, anal atau
oral. Namun, penyakit ini juga dapat ditularkan melalui hubungan non-
seksual jika ulkus atau lapisan mukosa yang disebabkan oleh sifilis kontak
dengan lapisan kulit yang tidak utuh dengan orang yang tidak terinfeksi.
Gejala : berlangsung 3-4 minggu, terkadang sampai 13 minggu.Setelah itu akan timbul
benjolan di sekitar alat kelamin, kadang disertai pusing dan nyeri tulang
seperti flu serta hilang sendiri tanpa diobati. Bercak kemerahan pada tubuh
juga akan muncul sekitar 6-12 minggu setelah berhubungan seks. Seringkali
penderita tidak memperhatikan hal ini dan gejala ini akan hilang dengan
sendirinya. Pada fase awal, penyakit ini menimbulkan luka yang tidak terasa
sakit atau “chancres” yang biasanya muncul di daerah kelamin tetapi
dapatjuga muncul di bagian tubuh yang lain, jika tidak diobati penyakit akan
berkembang ke fase berikutnya yang dapat meliputi adanya gejala ruam kulit,
demam, luka pada tenggorokan,rambut rontok dan pembengkakan kelenjar di
seluruh tubuh.
Pengobatan : Penyakit ini dapat diobati dengan penisilin; namun, kerusakan pada organ tubuh
yang telah terjadi tidak dapat diperbaiki.

3. TRIKONOMIASIS
Tipe : Disebabkan oleh protozoa Trichomonas vaginalis.
Cara Penularan : Trikomoniasis menular melalui kontak seksual. Trichomonas vaginalis dapat
bertahan hidup pada bendabenda seperti baju-baju yang dicuci, dan dapat
menular dengan pinjam meminjam pakaian tersebut.
Gejala : Pada perempuan biasa terjadi keputihan yang banyak, berbusa, dan berwarna
kuning-hijau. Kesulitan atau rasa sakit pada saat buang air kecil dan atau saat
berhubungan seksual juga sering terjadi. Mungkin terdapat juga nyeri vagina
dan gatal atau mungkin tidak ada gejala sama sekali. Pada laki-laki mungkin
akan terjadi radang pada saluran kencing, kelenjar, atau kulup dan atau luka
pada penis, namun pada laki-laki umumnya tidak ada gejala.
Pengobatan : Penyakit ini dapat disembuhkan. Pasangan seks juga harus diobati.

4. ULKUS MOLE (CHANCROID)


Tipe : Bakterial (Hemophilus ducreyi)
Gejala : Luka lebih dari diameter 2 cm, cekung, pinggirnya tidak teratur, keluar nanah
dan rasa nyeri; Biasanya hanya pada salah satusisi alat kelamin. Sering (50%)
disertai pembengkakan kelenjar getah beningdi lipat paha berwarna kemerahan
(bubo) yang bila pecah akan bernanah dan nyeri.
Komplikasi yang mungkin terjadi : kematian janin pada ibu hamil yang tertular, memudahkan
penularan infeksi HIV.

5. KLAMIDIA
Tipe : Bakterial (Chlamydia trachomatis)
Cara Penularan : Hubungan seks vaginal dan anal.
Gejala : Sampai 75% kasus pada perempuan dan 25% kasus pada laki-laki tidak
menunjukkan gejala. Gejala yang ada meliputi keputihan yang abnormal, dan
rasa nyeri saat kencing baik pada laki-laki maupun perempuan. Perempuan juga
dapat mengalami rasa nyeri pada perut bagian bawah atau nyeri saat hubungan
seksual, pada laki-laki mungkin akan mengalami pembengkakan atau nyeri pada
testis.Nyeri di rongga panggul; Perdarahansetelah hubungan seksual.
Pengobatan : Infeksi dapat diobati dengan 11ransfuse11. Namun pengobatan tersebut tidak
dapat menghilangkan kerusakan yang timbul sebelum pengobatan dilakukan.

6. HIV-AIDS
Tipe : Viral (Human Immunodeficiency Virus)
Cara Penularan : Hubungan seks vaginal, oral dan khususnya anal; darah atau produk darah
yang terinfeksi; memakai jarum suntik bergantian pada pengguna narkoba;
dan dari ibu yang terinfeksi kepada janin dalam kandungannya, saat
persalinan, atau saat menyusui.
Gejala : Beberapa orang tidak mengalami gejala saat terinfeksi pertama kali. Sementara
yang lainnyamengalami gejalagejala seperti flu, termasuk demam, kehilangan
nafsu makan, berat badan turun, lemah danpembengkakan saluran getah
bening. Gejala-gejala tersebut biasanya menghilang dalam seminggu sampai
sebulan, dan virus tetap ada dalam kondisi tidak aktif (dormant) selama
beberapa tahun. Namun, virus tersebut secara terus menerus melemahkan
12ransfkekebalan, menyebabkan orang yang terinfeksi semakin tidak dapat
bertahan terhadap infeksi-infeksi oportunistik.
Pengobatan : Belum ada pengobatan untuk infeksi ini. Obat-obat anti retroviral digunakan
untuk memperpanjang hidup dan kesehatan orang yang terinfeksi. Obat-obat
lain digunakan untuk melawan infeksi oportunistik yang juga diderita.

7. HERPES GENETAL (HSV-2)


Tipe : Viral (virus Varicella zoster dan herpes simplex virus)
Cara Penularan : Herpes menyebarmelalui kontak seksual antar kulit dengan bagian-bagian
tubuh yang terinfeksi saat melakukan hubungan seks vaginal, anal atau oral,
Juga melalui seperti : alat-alat tidur , pakaian, handuk, dll, secara bergantia.
Virus sejenis dengan strain lain yaitu Herpes Simplex Tipe 1 (HSV-1)
umumnya menular lewat kontak non-seksual dan umumnya menyebabkan
luka di bibir. Namun, HSV-1 dapat juga menular lewat hubungan seks oral
dan dapat menyebabkan infeksi alat kelamin. Saat ini dikenal dua macam
herpes yakni herpes zoster dan herpes simpleks. Kedua herpes ini berasal
darivirus yang berbeda. Herpes zoster disebabkan oleh virus Varicella zoster.
Zoster tumbuh dalam bentuk ruam memanjang pada bagian tubuh kananatau
kiri saja. Jenis yang kedua adalahherpes simpleks, yang disebabkan oleh
herpes simplex virus (HSV). HSV sendiri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
HSV-1 yang umumnya menyerang bagian badan dari pinggang ke atas
sampai di sekitar mulut (herpes simpleks labialis), dan HSV-2 yang
menyerang bagian pinggang ke bawah. Sebagian besar herpes genitalis
disebabkan oleh HSV-2, walaupun ada juga yang disebabkan oleh HSV-1
yang terjadi akibat adanya hubungan kelamin secara orogenital, atau yang
dalam bahasa sehari-hari disebut dengan oral seks, serta penularan melalui
tangan.
Gejala : Gejala-gejala biasanya sangat ringan dan mungkin meliputi rasa gatal atau
terbakar; rasa nyeri di kaki, pantat atau daerah kelamin; atau keputihan.
Bintil-bintil berair atau luka terbuka yang terasa nyeri juga mungkin terjadi,
biasanya di daerah kelamin, pantat, anus dan paha, walaupun dapat juga
terjadi di bagian tubuh yang lain. Luka-luka tersebut akan sembuh dalam
beberapa minggu tetapi dapat munculkembali.
Pengobatan : Belum ada pengobatan untuk penyakit ini. Obatanti virus biasanya efektif dalam
mengurangi frekuensi dan durasi (lamanya) timbul gejala karena infeksi HSV-2.

8. KUTIL GENITALIS (KONDILOMA AKUMINATA)


Tipe : Viral (Human Papiloma Virus)
Cara Penularan : Hubungan seksual vaginal, anal atau oral.
Gejala : Tonjolan yang tidak sakit, kutil yang menyerupai bunga kol tumbuh di dalam
atau pada kelamin, anus dan tenggorokan.
Pengobatan : Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini. Kutil dapat dihilangkan dengan cara-
cara kimia, pembekuan, terapi laser atau bedah.

9. HEPATITIS B (HBV)
Tipe : Viral
Cara Penularan : Hubungan seks vaginal, oral dan khususnya anal; memakai jarum suntik
bergantian; perlukaan kulit karena alat-alat medis dan kedokteran gigi;
melalui 16ransfuse darah.
Gejala : Sekitar sepertiga penderita HBV tidak menunjukkan gejala. Gejala yang muncul
meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, lemah, kehilangan nafsu makan,
muntah dan diare. Gejala-gejala yang ditimbulkan karena gangguan di hati
meliputi air kencing berwarna gelap, nyeri perut, kulit menguning dan mata
pucat.
Pengobatan : Belum ada pengobatan. Kebanyakan infeksi bersih dengan sendirinya dalam 4-8
minggu. Beberapa orang menjadi terinfeksi secara kronis.

AKIBAT YANG DISEBABKAN OLEH PMS:


 Kemandulan pada pria maupun wanita yang disebabkan oleh penyebaran infeksi pada alat
kelamin bagian dalam seperti gonore, klamidia.
 Menyebabkan kematian, seperti: sifilis, hepatitis B/C, dan AIDS
 Menyebabkan penyakit kanker (kanker leher 17rans) dan penyakit yang selalu kambuh,
seperrti: herpes genitalis, kondiloma akuminata (jengger ayam)
 Khusus pada wanita hamil yang mengidap IMS tertentu 17ran menularkan pada bayi yang
RSS Beatrice Ruth Batubara – AtomRSS Beatrice Ruth Batubara – RSSRSS Beatrice Ruth
Batubara – AtomRSS Beatrice Ruth Batubara – Atompreviousmengakibatkan lahir cacat,
lahir muda, dan lahir mati.

STRATEGI PENCEGAHAN PMS

Organisasi kesehatan masyarakat selalu mempromosikan pencegahan infeksi sebagai strategi


utama untuk menghentikan penyebaran PMS. Pejabat kesehatan masyarakat, penyedia layanan
kesehatan, pendidik dan organisasi berbasis masyarakat telah menganjurkan pendekatan
pencegahan, termasuk pantangan pranikah, monogami, dan metode penghalang seks aman.
Upaya ini akan terus menjadi andalan upaya kesehatan masyarakat untuk memerangi penyakit
ini, dan ada apresiasi tambahan bahwa jaringan sosial dalam suatu komunitas dapat memiliki
efek dramatis pada penyebaran PMS. Misalnya, ada risiko yang jauh lebih besar dari penyebaran
penyakit di suatu komunitas.

Memahami dinamika penyebaran PMS dalam jaringan ini dapat mendorong strategi
intervensi yang menargetkan individu yang kemungkinan besar menyebarkan infeksi ini secara
luas. Upaya pengendalian untuk mengganggu penyebaran melalui jejaring sosial dapat menjadi
sangat efektif ketika informasi pencegahan dan pengobatan disediakan di tempat-tempat, seperti
klub sosial dan situs internet, di mana orang sering menjalin banyak hubungan secara bersamaan.
Selain itu, setelah individu yang terinfeksi diidentifikasi, upaya pemberitahuan pasangan dapat
diarahkan untuk mengobati tidak hanya mereka yang telah terinfeksi karena kontak seksual
dengan individu tersebut.

1. Strategi pengobatan obat.


salah satu strategi untuk menghilangkan PMS adalah dengan menggunakan antibiotik
untuk mengobati infeksi. Tergantung pada patogennya, terapi obat dapat menyembuhkan
infeksi atau menunda perkembangan penyakit. Perlu juga dicatat bahwa sebagian besar
virus menular seksual (seperti HIV, HPV dan virus herpes simpleks) tidak dapat
sepenuhnya dihilangkan dari individu dengan pengobatan, karena obat antivirus hanya
membatasi replikasi virus. Sayangnya, terapi obat sebagai strategi pemberantasan
patogen PMS tidak mungkin efektif.
2. Strategi vaksin
Secara khusus, penghapusan infeksi melalui vaksinasi akan membutuhkan
pengembangan kelas vaksin yang sama sekali baru untuk mencakup jenis virus yang
tidak ditargetkan oleh vaksin saat ini. Tantangan dalam menciptakan vaksin untuk
melindungi terhadap semua jenis infeksi adalah sulit, dan mungkin tidak dapat diatasi,
persyaratan vaksin untuk menghasilkan antibodi pelindung silang yang efektif terhadap
lebih dari 100 jenis HPV yang telah diidentifikasi. Vaksin HPV saat ini mengandung
rekombinan protein kapsid dari HPV tipe 16 dan HPV tipe 18, dua tipe HPV yang terkait
dengan sekitar 70% kasus kanker serviks.

KESIMPULAN

Penyakit menular seksual, atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu
orang ke orang yang lain melalui kontak seksual. Beberapa penyakit menular seksual yaitu
klamidia, gonore, hepatitis B, herpes, HIV/AIDS, Human Papilloma Virus (HPV) & kutil
kelamin, sifilis, trikomoniasis. Tindakan penanggulangan yang harus dilakukan terhadap
penyakit menular seksual dapat dilaksanakan oleh diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
Memberikan pemahaman dan pengetahuan menjadikan landasan terpenting dalam
penanggulangan penyakit menular seksual. Penyakit menular seksual ini tidak hanya
menimbulkan bahaya bagi organ seksual, namun juga dapat menimbulkan berbagai komplikasi
pada organ lainnya, termasuk alat indera dan system syaraf pada manusia. Penyakit tersebut
ternyata tidak selalu menular melalui hubungan seksual secara langsung, dan tidak semua
penyakit dapat diobati karena pada penyakit tertentu belum ada obat penyembuhnya yang efektif.
Seiring dengan tersebar luasnya penyakit menular seksual, maka pengetahuan seputar berbagai
penyakit menular seksual harus dipelajari dan diketahui oleh berbagai kalangan, khususnya sejak
remaja.

SARAN

Sebagai saran dari saya semoga setelah membaca makalah ini saya ini semua dapat mengerti
tentang apa yang dimaksud dengan penyakit menular seksual dan dapat melakukan berbagai
tindak pencegahan, karena ini merupakan kewajiban kita semua untuk mengurangi tingkat
kejadian pada penyakit mematikan tersebut. Menghindari tindakan seks bebas, meberikan
pengetahuan pada seluruh remaja agar menghindari tidakan yang tidak bermoral tersebut karna
dapat merusak masa depan mereka dan dapat menjadi penyesalan seumur hidup. Karena
Penyakit menular seksual merupakan penyakit yang ditakuti oleh setiap orang. Angka kejadian
penyakit ini termasuk tinggi di Indonesia. Kelompok resiko yang rentan terinfeksi tentunya
adalah seseorang yang sering “jajan” alias punya kebiasaan perilaku yang tidak sehat. Mulailah
memperbaiki diri dengan menjaga kesehatan dan pola makan yang benar serta makanan yang
sehat.

Anda mungkin juga menyukai