Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENYAKIT MENULAR SEKS PMS

 BAB I
PENDAHULUAN

 
 
A. Latar Belakang
Pemahaman individu dan masyarakat dalam mengerti PMS sangat minim. Padahal di zaman
yang berkembang ini sudah cukup banyak perantara untuk menyampaikan informasi secara
berkala dan meluas. Bagi individu-individu yang mengetahui dampak ataupun pehaman PMS
secara menyeluruh pun tidak memperhatikan lagi konsekuensinya. Mereka cenderung acuh
tak acuh dan selalu merasa menyesal saat penyakit itu telah becongkol dalam tubuhnya.
Banyaknya mahasiswa yang ada di Papua ini, dengan jumlahyang fantastis tidak jarang dari
mereka berasal dari luar kota dan mendiami kota jayapura dengan tinggal  di rumah kamar
sewa, rumah kamar sewa yang ada di jayapura ini tidak jarang kurang memberi peraturan jam
malam dan jam berkunjung, sehingga banyak warga rumah kamar sewa yang memasukkan
tamu mereka dalam kamar secara langsung. Mahasiswa yang kurang memahami pentignya
menajga diri dan tata krama cenderung akan memasukkan teman yang lawan jenis sehingga
tidak menutup kemungkina terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan.
Dalam makalah ini kami harap kami dapat memberi sedikit pembukaan pengetahuan yang
lebih dalam tentang pentingnya tidak melakukan seks bebas, keprihatinan kami pada
kalangan mahasisiwa yang merupakan kaum terpelajar namun tidak sedikit pula yang tidak
menggubris adanya penyakit ini dan kebayakan pula dari mereka dengan sukarala melakukan
seks (oral) yang menurut mereka seks aman.
 
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu PMS?
2. Bagaimana penularan PMS?
3. Apa saja jenis-jenis PMS?
4. Bagaimana pencegahan PMS?
C. Manfaat
Secara kasat mata kita dapat memahami manfaat dari pembelajaran materi ini yaitu
menambah wawasan agar kita lebih bisa menjaga diri dengan baik agar terhindar dari PMS,
dan sebagai mahasiswa yang lebih mengetahui tetang PMS ini hendaknya kita dapat
membantu kaum masyrakat yang belum mengetahui tentang informasi PMS tersebut.
 
D. Tujuan
Terdapat dua tujauan dalam pembuatan makalah ini, yaitu tujuan khusus dan tujuan umum.
1. Tujuan khusus
- Menambah pengetahuan
- Member inforamsi agar perluasan PMS dapat di cegah denagn tambahan ilmu.
2. Tujuan umum
Sebagai kewajiaban untuk melengkapai dan menjalankan tugas dari ibu dosen mikrobiologi
dan parasitologi.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
BAB II
PEMBAHASAN
 
A. PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)
Penyakit Menular Seksual merupakan penyakit yang ditularkan melalui hubungan
seksualitas. PMS akan lebih beresiko jika Anda melakukan hubungan seksual
denganberganti-ganti pasangan baik melalui alat kelamin, oral maupun anal. Bila tidak
ditangani secara tepat, infeksi pada alat reproduksi ini dapat menjalar dan menyebabkan sakit
berkepanjangan, kemandulan, bahkan kematian.
Penyakit menular seksual, atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu
orang ke orang yang lain melalui kontak seksual.  Menurut the Centers for Disease Control
(CDC) terdapat lebih dari 15 juta kasus PMS dilaporkan pertahun.  Kelompok remaja dan
dewasa muda (15-24 tahun) adalah kelompok umur yang memiliki risiko paling tinggi untuk
tertular PMS, 3 juta kasusbaru tiap tahun adalah dari kelompok ini.
Hampir seluruh PMS dapat diobati.  Namun, bahkan PMS yang mudah diobati seperti gonore
telah menjadi resisten terhadap berbagai antibiotik generasi lama.  PMS lain, seperti herpes,
AIDS, dan kutil kelamin, seluruhnya adalah PMS yangdisebabkan oleh virus, belum dapat
disembuhkan.  Beberapa dari infeksi tersebut sangat tidak mengenakkan, sementara yang
lainnya bahkan dapatmematikan.  Sifilis, AIDS, kutil kelamin, herpes, hepatitis, dan
bahkangonore seluruhnya sudah pernah dikenal sebagai penyebab kematian.  Beberapa PMS
dapat berlanjut pada berbagai kondisi seperti Penyakit Radang Panggul (PRP), kanker serviks
dan berbagai komplikasi kehamilan.  Sehingga, pendidikan mengenai penyakit ini dan upaya-
upaya pencegahan penting untuk dilakukan.
Penting untuk diperhatikanbahwa kontak seksual tidak hanya hubungan seksual melalui alat
kelamin.  Kontak seksual juga meliputiciuman, kontak oral-genital, dan pemakaian “mainan
seksual”, seperti vibrator.  Sebetulnya, tidak ada kontak seksual yang dapat benar-benar
disebut sebagai “seks aman” .  Satu-satunya yang betul-betul “seks aman” adalah
abstinensia.  Hubungan seks dalam konteks hubungan monogamy di mana kedua individu
bebas dari IMS juga dianggap “aman”.  Kebanyakan orang menganggap berciuman sebagai
aktifitas yang aman.  Sayangnya, sifilis, herpes dan penyakit-penyakit lain dapat menular
lewat aktifitas yang nampaknya tidak berbahaya ini.  Semua bentuk lain kontak seksual juga
berisiko.  Kondom umumnya dianggap merupakan perlindungan terhadap IMS.  Kondom
sangat berguna dalam mencegah beberapa penyakit seperti HIV dan gonore.  Namun kondom
kurang efektif dalam mencegah herpes, trikomoniasis dan klamidia.  Kondom memberi
proteksi kecil terhadap penularan HPV, yang merupakan penyebab kutil kelamin.
Beberapa penyakit menular seksual:
1. Gonorea/kencing nanah
2. Sifilis/raja singa
3. Trikonomiasis
4. Ulkus Mole (Chancroid)
5. Klamidia
6. HIV-AIDS
7. Herpes
8. Kutil Genitalis (Kondiloma Akuminata)
9. Hepatitis B (HBV)
 
1. Gonorea/kencing nanah
Tipe : Bakterial (Neisseria gonnorhoeae)
Cara penularan : Hubungan seks vaginal, anal dan oral.
Gejala : Walaupun beberapa kasus tidak menunjukkan gejala, jika gejala muncul, sering
hanya ringan dan muncul dalam 2-10 hari setelah terpapar.  Gejala-gejala meliputi discharge
dari penis, vagina, atau rektum dan rasa panas atau gatal saat buang air kecil. Penyakit ini
bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian.
Pengobatan : Infeksi dapat disembuhkan dengan antibiotik.   Namun tidak dapat
menghilangkan kerusakan yang timbul sebelum pengobatan dilakukan.
Penanganan :
1. Pada masa kehamilan , berikan antibiotika seperti : a) Ampisilin 2 gram IV dosis awal,
lanjutkan dengan 3 x 1 gram per oral selama 7 hari. b) Ampisilin + Sulbaktan 2,25 gram oral
dosis tunggal. c) Spektinomisin 2 gram IM dosis tunggal. d) Seftriakson 500 mg IM dosis
tunggal.
2. Masa nifas , berikan antibiotika seperti : a) Xiprofloksasin 1 gram dosistunggal. b)
Trimethroprim + Sulfamethoksazol (160 mg + 800 mg) 5 kaplet dosis tunggal.
3. Oftalmia neonatorum (konjungtivitis) : a) Garamisin tetes mata 3 x 2 tetes. b) Antibiotika –
Ampisilin 50 mg/ kgBB IM selama 7 hari; Amoksisilin + asam klamtanat 50 mg/ kgBB IM
selama 7 hari; Seftriakson 50 mg/ kgBB IM dosis tunggal.
4. Lakukan konseling tentang metode barier dalam melakukan hubungan seksual .
5. Berikan pengobatan yang sama pada pasangannya.
6. Buat jadual kunjungan ulang dan pastikan pasangan & pasien akan menyelesaikan
pengobatan hingga tuntas.
 
Komplikasi terhadap orang yangterinfeksi:
1. Lelaki – prostatitis (radang kelenjar prostat), adanya jaringan parut pada saluran kencing
(urethra), mandul/ infertil, peradangan epididimis,
2. Perempuan – PID, infertil, gangguan menstruasi kronis, peradangan selaput lendir rahim
setelah melahirkan ( post partum endometriosis ), abortus , cistitis (peradangan kandung
kencing).
Bila gejala sudah meluas ke arah PID ( Pelvic Inflamatory Disease ) maka sering timbul :
o Nyeri perut bagian bawah.
o Nyeri pinggang bagian bawah.
o Nyeri sewaktu hubungan seksual .
o Perdarahan melalui vagina diantara waktu siklus haid .
o Mual - mual .
o Terdapat infeksi rektum atau anus .
Konsekuensi yang mungkin timbul pada orang yang terinfeksi: Pada perempuan jika tidak
diobati, penyakit ini merupakan penyebab utama Penyakit Radang Panggul, yang kemudian
dapat menyebabkan kehamilan ektopik, kemandulan dan nyeri panggul kronis.  Dapat
menyebabkan kemandulan pada pria.  Gonore yang tidak diobati dapat menginfeksi sendi,
katup jantung dan/atau otak.
Konsekuensi yang mungkin timbul pada janin dan bayi baru lahir: Gonore dapat
menyebabkan kebutaan dan penyakit sistemik seperti meningitis dan arthritis sepsis pada bayi
yang terinfkesi pada prosespersalinan.  Untuk mencegah kebutaan, semua bayi yang lahir di
rumah sakit biasanya diberi tetesan mata untuk pengobatan gonore.
 
2. Sifilis/Raja Singa
Tipe : Bakterial (Treponema pallidum)
Cara Penularan : Cara penularan yang paling umum adalah hubungan seks vaginal, anal
atau oral.  Namun, penyakit ini juga dapat ditularkan melalui hubungan non-seksual jika
ulkus atau lapisan mukosa yang disebabkan oleh sifilis kontak dengan lapisan kulit yang
tidak utuh dengan orang yang tidak terinfeksi.
Gejala-gejala : berlangsung 3-4 minggu, terkadang sampai 13 minggu.Setelah itu akan
timbul benjolan di sekitar alat  kelamin, kadang disertai pusing dan nyeri tulang seperti flu
serta hilang sendiri tanpa diobati. Bercak kemerahan pada tubuh juga akan muncul sekitar 6-
12 minggu setelah berhubungan seks. Seringkali penderita tidak memperhatikan hal ini dan
gejala ini akan hilang dengan sendirinya. Pada fase awal, penyakit ini menimbulkan luka
yang tidak terasa sakit atau “chancres” yang biasanya muncul di daerah kelamin tetapi
dapatjuga muncul di bagian tubuh yang lain, jika tidak diobati penyakit akan berkembang ke
fase berikutnya yang dapat meliputi adanya gejala ruam kulit, demam, luka pada
tenggorokan,rambut rontok dan pembengkakan kelenjar di seluruh tubuh.
Pengobatan : Penyakit ini dapat diobati dengan penisilin; namun, kerusakan pada organ
tubuh yang telah terjadi tidak dapat diperbaiki.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi:
Jika tidak diobati, sifilis dapat menyebabkan kerusakan seriuspada hati, otak, mata, sistem
saraf, tulang dan sendi dan dapat menyebabkan kematian.  Seorang yang sedang menderita
sifilis aktif risikonya untuk terinfeksi HIV jika terpapar virus tersebut akan meningkat karena
luka (chancres) merupakan pintu masuk bagi virus HIV.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: Jika tidak diobati, seorang ibu
hamil yang terinfeksi sifilis akan menularkan penyakit tersebut pada janin yang
dikandungnya.  Janin meninggal di dalam dan meninggal pada periode neonatus terjadi pada
sekitar 25% darikasus-kasus ini.  40-70% melahirkan bayi dengan sifilis aktif.  Jika tidak
terdeteksi, kerusakan dapat terjadi pada jantung, otak dan mata bayi.
 
3. Trikonomiasis
Penyebab : Disebabkan oleh protozoa Trichomonas vaginalis.
Prevalensi : Trikomoniasis adalah PMS yang dapat diobati yang paling banyak terjadi pada
perempuan mudadan aktif seksual.  Diperkirakan, 5 jutakasus baru terjadi pada perempuan
dan laki-laki.
Cara Penularan : Trikomoniasis menular melalui kontak seksual. Trichomonas vaginalis
dapat bertahanhidup pada benda-benda seperti baju-baju yang dicuci, dan dapat menular
dengan pinjam meminjam pakaian tersebut.
Gejala-gejala : Pada perempuan biasa terjadi keputihan yang banyak, berbusa, dan berwarna
kuning-hijau. Kesulitan atau rasa sakit pada saat buang air kecil dan atau saat berhubungan
seksual juga sering terjadi.  Mungkin terdapat juga nyeri vagina dan gatal atau mungkin tidak
ada gejala sama sekali.  Pada laki-laki mungkin akan terjadi radang pada saluran kencing,
kelenjar, atau kulup dan atau luka pada penis, namun pada laki-laki umumnya tidak ada
gejala.
Pengobatan : Penyakit ini dapat disembuhkan.  Pasangan seks juga harus diobati.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi:
 Radang pada alat kelamin pada perempuan yang terinfeksi trikomoniasis mungkin juga akan
meningkatkan risiko untuk terinfeksi HIV jika terpapar dengan virus tersebut.  Adanya
trikomoniasis pada perempuan yang juga terinfeksi HIV akan meningkatkan risiko penularan
HIV pada pasangan seksualnya.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: Trikomoniasis pada perempuan
hamil dapat menyebabkan ketuban pecah dini dan kelahiran prematur.
 
4. Ulkus Mole (Chancroid)
Tipe : Bakterial (Hemophilus ducreyi)
Gejala-gejala : Luka lebih dari diameter 2 cm, cekung, pinggirnya tidak teratur, keluar nanah
dan rasa nyeri; Biasanya hanya pada salah satusisi alat kelamin. Sering (50%) disertai
pembengkakan kelenjar getah beningdi lipat paha berwarna kemerahan (bubo) yang bila
pecah akan bernanah dan nyeri.
Komplikasi yang mungkin terjadi :
kematian janin pada ibu hamil yang tertular, memudahkan penularan infeksi HIV.
 
5. Klamidia
Tipe : Bakterial (Chlamydia trachomatis)
Cara Penularan : Hubungan seks vaginal dan anal.
Gejala : Sampai 75% kasus pada perempuan dan 25% kasus pada laki-laki tidak
menunjukkan gejala.  Gejala yang ada meliputi keputihan yang abnormal, dan rasa nyeri saat
kencing baik pada laki-laki maupun perempuan.  Perempuan juga dapat mengalami rasa nyeri
pada perut bagian bawah atau nyeri saat hubungan seksual, pada laki-laki mungkin akan
mengalami pembengkakan atau nyeri pada testis.Nyeri di rongga panggul; Perdarahansetelah
hubungan seksual.
Pengobatan : Infeksi dapat diobati dengan antibiotik.  Namun pengobatan tersebut tidak dapat
menghilangkan kerusakan yang timbul sebelum pengobatan dilakukan.
Konsekuensi yang mungkin terjadi pada orang yang terinfeksi:
Pada perempuan, jika tidak diobati, sampai 30% akan mengalami Penyakit Radang Panggul
(PRP) yang pada gilirannya dapat menyebabkan kehamilan ektopik, kemandulan dan nyeri
panggul kronis.  Pada laki-laki, jika tidak diobati, klamidia akan menyebabkan epididymitis,
yaitu sebuah peradanganpada testis (tempat di mana sperma disimpan), yang mungkin dapat
menyebabkan kemandulan.  Individu yang terinfeksi akan berisiko lebih tinggi untuk
terinfeksi HIV jika terpapar virus tersebut. Konsekuensi yang mungkin terjadi pada janin dan
bayi baru lahir: lahir premature, pneumonia pada bayi dan infeksi matapada bayi baru lahir
yang dapat terjadi karena penularan penyakit ini saat proses persalinan.
 
6. HIV-AIDS
Tipe : Viral (Human Immunodeficiency Virus)
Cara Penularan : Hubungan seks vaginal, oral dan khususnya anal; darah atau produk darah
yang terinfeksi; memakai jarum suntik bergantian pada pengguna narkoba; dan dari ibu yang
terinfeksi kepada janin dalam kandungannya, saat persalinan, atau saat menyusui.
Gejala-gejala : Beberapa orang tidak mengalami gejala saat terinfeksi pertama kali.
Sementara yang lainnyamengalami gejala-gejala seperti flu, termasuk demam, kehilangan
nafsu makan, berat badan turun, lemah danpembengkakan saluran getah bening. Gejala-
gejala tersebut biasanya menghilang dalam seminggu sampai sebulan, dan virus tetap ada
dalam kondisi tidak aktif (dormant) selama beberapa tahun.  Namun, virus tersebut secara
terus menerus melemahkan sistem kekebalan, menyebabkan orang yang terinfeksi semakin
tidak dapat bertahan terhadap infeksi-infeksi oportunistik.
Pengobatan : Belum ada pengobatan untuk infeksi ini.  Obat-obat anti retroviral digunakan
untuk memperpanjang hidup dan kesehatan orang yang terinfeksi.  Obat-obat lain digunakan
untuk melawan infeksi oportunistik yang juga diderita.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi:
Hampir semua orang yang terinfeksi HIV akhirnya akan menjadi AIDS dan meninggal
karena komplikasi-komplikasi yang berhubungan dengan AIDS. Konsekuensi yang Mungkin
Terjadi pada Janin dan Bayi: 20-30% dari bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi HIV akan
terinfeksi HIV juga dan gejala-gejala dari AIDS akan muncul dalam satu tahun pertama
kelahiran.  20% dari bayi-bayi yang terinfeksi tersebut akan meninggal pada saat berusia 18
bulan.  Obat antiretroviral yang diberikan pada saat hamil dapat menurunkan risiko janin
untuk terinfeksi HIV dalam proporsi yang cukup besar.
 
7. Herpes
Tipe : Viral (virus Varicella zoster dan herpes simplex virus )
Cara Penularan : Herpes menyebarmelalui kontak seksual antar kulit dengan bagian-bagian
tubuh yang terinfeksi saat melakukan hubungan seks vaginal, anal atau oral, Juga melalui
seperti : alat-alat tidur , pakaian, handuk, dll, secara bergantia. Virus sejenis dengan strain
lain yaitu Herpes Simplex Tipe 1 (HSV-1) umumnya menular lewat kontak non-seksual dan
umumnya menyebabkan luka di bibir.  Namun, HSV-1 dapat juga menular lewat hubungan
seks oral dan dapat menyebabkan infeksi alat kelamin. Saat ini dikenal dua macam herpes
yakni herpes zoster dan herpes simpleks. Kedua herpes ini berasal darivirus yang berbeda.
Herpes zoster disebabkan oleh virus Varicella zoster. Zoster tumbuh dalam bentuk ruam
memanjang pada bagian tubuh kananatau kiri saja. Jenis yang kedua adalahherpes simpleks,
yang disebabkan oleh herpes simplex virus (HSV). HSV sendiri dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu HSV-1 yang umumnya menyerang bagian badan dari pinggang ke atas sampai di sekitar
mulut (herpes simpleks labialis), dan HSV-2 yang menyerang bagian pinggang ke bawah.
Sebagian besar herpes genitalis disebabkan oleh HSV-2, walaupun ada juga yang disebabkan
oleh HSV-1 yang terjadi akibat adanya hubungan kelamin secara orogenital, atau yang dalam
bahasa sehari-hari disebut dengan oral seks, serta penularan melalui tangan.
Gejala-gejala : Gejala-gejala biasanya sangat ringan dan mungkin meliputi rasa gatal atau
terbakar; rasa nyeri di kaki, pantat atau daerah kelamin; atau keputihan.  Bintil-bintil berair
atau luka terbuka yang terasa nyeri juga mungkin terjadi, biasanya di daerah kelamin, pantat,
anus dan paha, walaupun dapat juga terjadi di bagian tubuh yang lain.  Luka-luka tersebut
akan sembuh dalam beberapa minggu tetapi dapat munculkembali.
Pengobatan : Belum ada pengobatan untuk penyakit ini.  Obatanti virus biasanya efektif
dalam mengurangi frekuensi dan durasi (lamanya) timbul gejala karena infeksi HSV-2.
 
 
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi:
Orang yang terinfeksi dan memiliki luka akan meningkat risikonya untuk terinfeksi HIV jika
terpapar sebab luka tersebut menjadi jalan masuk virus HIV. Konsekuensi yang Mungkin
Terjadi pada Janin dan Bayi: Perempuan yang mengalami episode pertama dari herpes genital
pada saat hamil akan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya kelahiran prematur.
Kejadian akut pada masa persalinan merupakan indikasi untuk dilakukannya persalinan
dengan operasi cesar sebab infeksi yang mengenai bayi yang baru lahir akan dapat
menyebabkan kematian atau kerusakan otak yang serius.
 
8. Kutil Genitalis (Kondiloma Akuminata)
Tipe : Viral (Human Papiloma Virus)
Cara Penularan : Hubungan seksual vaginal, anal atau oral.
Gejala-gejala : Tonjolan yang tidak sakit, kutil yang menyerupai bunga kol tumbuh di dalam
atau pada kelamin, anus dan tenggorokan.
Pengobatan : Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini.  Kutil dapat dihilangkan dengan cara-
cara kimia, pembekuan, terapi laser atau bedah.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi:
 HPV adalah virus yang menyebabkan kutil kelamin.  Beberapa strains dari virus ini
berhubungan kuat dengan kanker serviks sebagaimana halnya juga dengan kanker vulva,
vagina, penis dan anus.  Pada kenyataannya 90% penyebab kanker serviks adalah virusHPV.
Kanker serviks ini menyebabkan kematian 5.000 perempuan Amerika setiap tahunnya.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi:
Pada bayi-bayi yang terinfeksi virus ini pada proses persalinan dapat tumbuh kutil pada
tenggorokannya yang dapat menyumbat jalan nafas sehingga kutil tersebut harus dikeluarkan.
 
 
 
9. Hepatitis B (HBV)
Tipe : Viral
Cara Penularan : Hubungan seks vaginal, oral dan khususnya anal; memakai jarum suntik
bergantian; perlukaan kulit karena alat-alat medis dan kedokteran gigi; melalui transfusi
darah.
Gejala : Sekitar sepertiga penderita HBV tidak menunjukkan gejala.  Gejala yang muncul
meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, lemah, kehilangan nafsu makan, muntah dan diare.
Gejala-gejala yang ditimbulkan karena gangguan di hati meliputi air kencing berwarna gelap,
nyeri perut, kulit menguning dan mata pucat.
Pengobatan : Belum ada pengobatan.  Kebanyakan infeksi bersih dengan sendirinya dalam 4-
8 minggu.  Beberapa orang menjadi terinfeksi secara kronis.
Konsekuensi yang mungkin timbul pada orang yang terinfeksi:
Untuk orang-orang yang terinfeksi secara kronis, penyakit ini dapat berkembang menjadi
cirrhosis, kanker hati dan kerusakan sistem kekebalan. Konsekuensi yang mungkin timbul
pada janin dan bayi baru lahir: Perempuan hamil dapat menularkan penyakit ini pada janin
yang dikandungnya.  90% bayi yang terinfeksi pada saat lahir menjadi karier kronik dan
berisiko untuk tejadinya penyakit hati dan kanker hati.  Mereka juga dapat menularkan virus
tersebut.  Bayi dari seorang ibu yang terinfeksi dapat diberi immunoglobulin dan divaksinasi
pada saat lahir, ini berpotensi untuk menghilangkan risiko infeksi kronis.
 
B. AKIBAT YANG DISEBABKAN OLEH PMS:
o Kemandulan pada pria maupun wanita yang disebabkan oleh penyebaran infeksi pada alat
kelamin bagian dalam seperti gonore, klamidia.
o Menyebabkan kematian, seperti: sifilis, hepatitis B/C, dan AIDS
o Menyebabkan penyakit kanker (kanker leher rahim) dan penyakit yang selalu kambuh,
seperrti: herpes genitalis, kondiloma akuminata (jengger ayam)
o Khusus pada wanita hamil yang mengidap IMS tertentu bisa menularkan pada bayi yang
RSS Beatrice Ruth Batubara - AtomRSS Beatrice Ruth Batubara - RSSRSS Beatrice Ruth
Batubara - AtomRSS Beatrice Ruth Batubara - Atompreviousmengakibatkan lahir cacat, lahir
muda, dan lahir mati.
 
C. METODE PENULARAN PMS
1. Seks tanpa pelindung
Meski kondom tidak seratus persen melindungi Anda, ia tetap merupakan cara terbaik untuk
menghindarkan Anda dari infeksi. Penggunaan kondom dapat menurunkan laju penularan
PMS. Selain selibat, penggunaan kondom yang konsisten adalah proteksi terbaik terhadap
PMS.Biasakanlah memakai kondom.
2. Berganti-ganti pasangan
Anda tidak perlu belajar matematika untuk mengetahui bahwa semakin banyak pasangan
seksual Anda, kian besar kemungkinan Anda terekspos suatu PMS. Apalagi, orang yang suka
berganti pasangan cenderung memilihpasangan yang suka berganti pasangan pula. Jadi, Anda
tidak lepas dari pasangan-pasangannya pasangan Anda.
3. Mulai aktif secara seksual pada usia dini
Kaum muda lebih besar kemungkinannya untuk terkena PMS daripada orang yang lebih tua.
Ada beberapa alasannya, yaitu wanita muda khususnya lebih rentan terhadap PMS karena
tubuh mereka lebih kecil dan belum berkembang sempurna sehingga lebih mudah terinfeksi.
Kaum muda juga tampaknya lebih jarang pakai kondom, terlibat perilaku seksual beresiko
dan berganti-ganti pasangan.
4. Pengggunaan alkohol
Konsumsi alkohol dapat berpengaruh terhadap kesehatan seksual. Orang yang biasa minum
alkohol bisa jadi kurang selektif memilih pasangan seksual dan menurunkan batasan. Alkohol
dapat membuat seseorang sukar memakai kondom dengan benar maupun sulit meminta
pasangannya menggunakan kondom.
 
5. Penyalahgunaan obat
Prinsipnya mirip dengan alkohol, orang yang berhubungan seksual di bawah pengaruh obat
lebih besar kemungkinannya melakukan perilakuseksual beresiko/tanpa pelindung.
Pemakaian obat terlarang juga memudahkan orang lain memaksa seseorang melakukan
perilaku seksualyang dalam keadaan sadar tidak akandilakukan. Penggunaan obat dengan
jarum suntik diasosiasikan dengan peningkatan resiko penularan penyakit lewat darah, seperti
hepatitis dan HIV, yang juga bisa ditransmisikan lewat seks.
6. Seks untuk uang/obat
Orang yang menjual seks untuk mendapatkan sesuatu posisi tawarnya rendah sehingga sulit
baginya untuk menegosiasikan hubungan seksual yang aman. Kemudian, pasangan (pembeli
jasa) memiliki resiko terinfeksi PMS yang lebih besar. Jadi, baik pembeli maupun penjual
sama-sama dirugikan.
7. Hidup di masyarakat yang prevalensi PMS-nya tinggi
Ketika seseorang tinggal di tengah komunitas dengan prevalensi PMS yang tinggi, ketika
berhubungan seksual (dengan orang di komunitas itu) ia lebih rentan terinfeksi PMS.
8. Monogami serial
Monogami serial adalah mengencani/menikahi satu orang saja pada suatu masa, tapi kalau
diakumulasi jumlah orang yang dikencani/dinikahi juga banyak. Contoh gampangnya (yang
juga banyak terjadi di masyarakat kita) adalah orang yang doyan kawin-cerai. Perilaku begini
juga berbahaya,sebab orang yang mempraktekkan monogami serial berpikir bahwa mereka
saat itu memiliki hubungan eksklusif sehingga akan tergoda untuk berhenti menggunakan
pelindung ketika berhubungan seksual. Sebenarnya monogami memang efektif mencegah
PMS, tapi hanya pada monogami jangka panjang yang kedua pasangan sudahdites kesehatan
reproduksi.
9. Sudah terkena suatu PMS
Kalau Anda sudah pernah berkenalan langsung dengan suatu PMS (apalagi sering), Anda
lebih rentan terinfeksi PMS jenis lainnya. Iritasi atau lepuh pada kulit yang terinfeksi dapat
menjadi jalan masuk patogen lain untuk menginfeksi. Karena Anda sudah pernah terinfeksi
sekali, bisa jadi ada faktor tertentu dalam gaya hidup Anda yang beresiko.
10. Cuma pakai pil KB untuk kontrasepsi
Kadang orang lebih menghindari kehamilan daripada PMS sehingga mereka memilih pil KB
sebagai alat kontrasepsi utama. Karena sudah merasa terhindar dari kehamilan, mereka
enggan memakai kondom. Inibisa terjadi ketika orang tidak ingin menuduh pasangannya
berpenyakit (sehingga perlu disuruh pakai kondom) atau memang tidak suka pakai kondom
dan menjadikan pil KB sebagai alasan. Yang jelas, perlindungan ganda (pil KB dan kondom)
adalah pilihan terbaik…meski tidak semua orang melakukannya.
 
Prinsip utama dari pengendalian Penyakit Menular Seksual secara prinsip ada dua, yaitu:
o Memutuskan rantai penularan infeksiPMS
o Mencegah berkembangnya PMS serta komplikasi-komplikasinya.
 
Dengan pencegahan secara tepat dan penganan secara dini PMS bisa ditangani dengan lebih
baik. Yang penting sekali diingat adalah bentuk-bentuk gejala awal yang menjadi pertanda
PMS, diantaranya :
a. benjolan atau lecet di sekitar alat kelamin
b. gatal atau sakit di sekitar alat kelamin
c. bengkak atau merah di sekitar lat kelamin
d. rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil
e. buang air kecil lebih sering dari biasanya
f. demam, lemah, kulit menguning danrasa nyeri sekujur tubuh
g. kehilangan berat badan, diare dan keringat malam hari
h. keluar cairan dari alat vital yang tidak biasa, berbau dan gatal
i. pada wanita keluar darah di luar masa menstruasi dll
Bila merasakan gejala-gejala seperti di atas, sebaiknya perlu diwaspadai kemungkinan-
kemungkinan adanya infeksi kuman PMS. Pencegahan yang bisa dilakukan antara lain :
o tidak melakukan hubungan seks· tidak berganti-ganti pasangan· menggunakan kondom
setiap hubungan seks
o menghindari transfusi darah dengan donor yang tidak jelas asal-usulnya
o kebiasaan menggunakan alat kedokteran maupun non medis yang steril Yang lebih penting
dari semua itu adalah menjaga nilai-nilai moral, agama, nilai etika dan norma kehidupan
bermasyarakat karena dengan moral dan etika yang baik kita akan terhindar dari gangguan
atau penyakit yang akan membawa kita dalam masalah serius.
 
 
DAFTAR PUSTAKA
 
http://ismorosiyadi.blogspot.com/2011/12/jenis-jenis-penyakit-menular-seksual.html
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2022058-jenis-
penyakit-menular-seksual-dan/#ixzz1r41TRnwR
http://www.lusa.web.id/penyakit-menular-seksual/
http://marhamah123.wordpress.com/2011/03/27/macam-macam-penyakit-menular-seksual-
dan-cara-menanggulanginya/
sumber: http://jekethek.blogspot.com/2010/06/tips-mendeteksi-penyakit-seksual.html
Diposkan oleh Bebe Beby Baba

Anda mungkin juga menyukai