Kami sangat menyadari, bahwa didalam makalah ini masih banyak kekurangan
maupun kesalahan, untuk itu kepada para pembaca harap memaklumi adanya mengingat
keberadaan penyusunan yang masih banyak kekurangannya. Dalam kesempatan ini pula
penyusun mengharapkan kesediaan penbaca untuk memberikan saran yang bersifat
perbaikan, yang dapat menyempurnakan isi makalah ini dan dapat bermanfaat dimasa yang
akan datang. Akhir kata, semoga makalah ini dapat menambah wawasan, khususnya bagi
penyusun dan umumnya pagi para pembaca.
DAFTAR ISI
Bab 1. Pendahuluan……………………………………. 4
2
A. Latar Belakang ………………………………........ 4
B. Rumusan Masalah ……………………………....... 4
C. Manfaat ………………………………………....... 4
D. Tujuan ……………………………………………. 4
Kesimpulan ……………………………………………. 12
Daftar Pustaka ………………………………………… 12
BAB I
PENDAHULUAN
3
A. Latar Belakang
Pemahaman individu dan masyarakat dalam mengerti PMS sangat minim. Padahal di zaman
yang berkembang ini sudah cukup banyak perantara untuk menyampaikan informasi secara berkala dan
meluas. Bagi individu-individu yang mengetahui dampak ataupun pehaman PMS secara menyeluruh pun
tidak memperhatikan lagi konsekuensinya. Mereka cenderung acuh tak acuh dan selalu merasa menyesal
saat penyakit itu telah becongkol dalam tubuhnya.
Siswa, mahasiswa, remaja dan orang-orang dewasa sering kurang memahami pentignya menjaga
diri dan tata krama cenderung akan memasukkan teman yang lawan jenis sehingga tidak menutup
kemungkina terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan.
Dalam makalah ini kami harap kami dapat memberi sedikit pembukaan pengetahuan yang lebih
dalam tentang pentingnya tidak melakukan seks bebas, keprihatinan kami pada kalangan mahasisiwa
yang merupakan kaum terpelajar namun tidak sedikit pula yang tidak menggubris adanya penyakit ini
dan kebayakan pula dari mereka dengan sukarala melakukan seks (oral) yang menurut mereka seks
aman.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu PMS?
2. Apa saja jenis-jenis PMS?
3. Bagaimana penularan PMS?
4. Bagaimana pencegahan PMS?
C. Manfaat
Secara kasat mata kita dapat memahami manfaat dari pembelajaran materi ini yaitu menambah
wawasan agar kita lebih bisa menjaga diri dengan baik agar terhindar dari PMS, dan sebagai siswa yang
lebih mengetahui tetang PMS ini hendaknya kita dapat membantu kaum masyrakat yang belum
mengetahui tentang informasi PMS tersebut.
D. Tujuan
Terdapat dua tujauan dalam pembuatan makalah ini, yaitu tujuan khusus dan tujuan umum.
1. Tujuan khusus
- Menambah pengetahuan
- Member inforamsi agar perluasan PMS dapat di cegah denagn tambahan ilmu.
2. Tujuan umum
Sebagai pembelajaran bagi penulis dan pembaca sehingga kita mengetahui apa sebenarnya Penyakit
Menular Seksual (PMS) dana pa yang perlu dan harus dihindari.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Gonorea/kencing nanah
Tipe : Bakterial (Neisseria gonnorhoeae)
Cara penularan : Hubungan seks vaginal, anal dan oral.
Gejala : Walaupun beberapa kasus tidak menunjukkan gejala, jika gejala muncul, sering
hanya ringan dan muncul dalam 2-10 hari setelah terpapar. Gejala-gejala meliputi
discharge dari penis, vagina, atau rektum dan rasa panas atau gatal saat buang air
kecil. Penyakit ini bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya,
terutama kulit dan persendian.
Pengobatan : Infeksi dapat disembuhkan dengan antibiotik. Namun tidak dapat menghilangkan
kerusakan yang timbul sebelum pengobatan dilakukan.
2. Sifilis/Raja Singa
Tipe : Bakterial (Treponema pallidum)
Cara Penularan : Cara penularan yang paling umum adalah hubungan seks vaginal, anal atau oral.
Namun, penyakit ini juga dapat ditularkan melalui hubungan non-seksual jika
ulkus atau lapisan mukosa yang disebabkan oleh sifilis kontak dengan lapisan
kulit yang tidak utuh dengan orang yang tidak terinfeksi.
Gejala-gejala : berlangsung 3-4 minggu, terkadang sampai 13 minggu.Setelah itu akan timbul
benjolan di sekitar alat kelamin, kadang disertai pusing dan nyeri tulang seperti
flu serta hilang sendiri tanpa diobati. Bercak kemerahan pada tubuh juga akan
muncul sekitar 6-12 minggu setelah berhubungan seks. Seringkali penderita tidak
memperhatikan hal ini dan gejala ini akan hilang dengan sendirinya. Pada fase
awal, penyakit ini menimbulkan luka yang tidak terasa sakit atau “chancres” yang
biasanya muncul di daerah kelamin tetapi dapatjuga muncul di bagian tubuh yang
lain, jika tidak diobati penyakit akan berkembang ke fase berikutnya yang dapat
meliputi adanya gejala ruam kulit, demam, luka pada tenggorokan,rambut rontok
dan pembengkakan kelenjar di seluruh tubuh.
6
Pengobatan : Penyakit ini dapat diobati dengan penisilin; namun, kerusakan pada organ tubuh
yang telah terjadi tidak dapat diperbaiki.
3. Trikonomiasis
Penyebab : Disebabkan oleh protozoa Trichomonas vaginalis.
Prevalensi : Trikomoniasis adalah PMS yang dapat diobati yang paling banyak terjadi pada
perempuan mudadan aktif seksual. Diperkirakan, 5 jutakasus baru terjadi pada
perempuan dan laki-laki.
Cara Penularan : Trikomoniasis menular melalui kontak seksual. Trichomonas vaginalis dapat
bertahanhidup pada benda-benda seperti baju-baju yang dicuci, dan dapat menular
dengan pinjam meminjam pakaian tersebut.
Gejala-gejala : Pada perempuan biasa terjadi keputihan yang banyak, berbusa, dan berwarna
kuning-hijau. Kesulitan atau rasa sakit pada saat buang air kecil dan atau saat
berhubungan seksual juga sering terjadi. Mungkin terdapat juga nyeri vagina dan
gatal atau mungkin tidak ada gejala sama sekali. Pada laki-laki mungkin akan
terjadi radang pada saluran kencing, kelenjar, atau kulup dan atau luka pada penis,
namun pada laki-laki umumnya tidak ada gejala.
Pengobatan : Penyakit ini dapat disembuhkan. Pasangan seks juga harus diobati.
9
D. CARA PENULARAN PMS
1. Seks tanpa pelindung
Meski kondom tidak seratus persen melindungi Anda, ia tetap merupakan cara terbaik untuk
menghindarkan Anda dari infeksi. Penggunaan kondom dapat menurunkan laju penularan PMS. Selain
selibat, penggunaan kondom yang konsisten adalah proteksi terbaik terhadap PMS.Biasakanlah
memakai kondom.
2. Berganti-ganti pasangan
Anda tidak perlu belajar matematika untuk mengetahui bahwa semakin banyak pasangan seksual
Anda, kian besar kemungkinan Anda terekspos suatu PMS. Apalagi, orang yang suka berganti
pasangan cenderung memilihpasangan yang suka berganti pasangan pula. Jadi, Anda tidak lepas dari
pasangan-pasangannya pasangan Anda.
3. Mulai aktif secara seksual pada usia dini
Kaum muda lebih besar kemungkinannya untuk terkena PMS daripada orang yang lebih tua. Ada
beberapa alasannya, yaitu wanita muda khususnya lebih rentan terhadap PMS karena tubuh mereka
lebih kecil dan belum berkembang sempurna sehingga lebih mudah terinfeksi. Kaum muda juga
tampaknya lebih jarang pakai kondom, terlibat perilaku seksual beresiko dan berganti-ganti pasangan.
4. Pengggunaan alkohol
Konsumsi alkohol dapat berpengaruh terhadap kesehatan seksual. Orang yang biasa minum alkohol
bisa jadi kurang selektif memilih pasangan seksual dan menurunkan batasan. Alkohol dapat membuat
seseorang sukar memakai kondom dengan benar maupun sulit meminta pasangannya menggunakan
kondom.
5. Penyalahgunaan obat
Prinsipnya mirip dengan alkohol, orang yang berhubungan seksual di bawah pengaruh obat lebih besar
kemungkinannya melakukan perilakuseksual beresiko/tanpa pelindung. Pemakaian obat terlarang juga
memudahkan orang lain memaksa seseorang melakukan perilaku seksualyang dalam keadaan sadar
tidak akandilakukan. Penggunaan obat dengan jarum suntik diasosiasikan dengan peningkatan resiko
penularan penyakit lewat darah, seperti hepatitis dan HIV, yang juga bisa ditransmisikan lewat seks.
6. Seks untuk uang/obat
Orang yang menjual seks untuk mendapatkan sesuatu posisi tawarnya rendah sehingga sulit baginya
untuk menegosiasikan hubungan seksual yang aman. Kemudian, pasangan (pembeli jasa) memiliki
resiko terinfeksi PMS yang lebih besar. Jadi, baik pembeli maupun penjual sama-sama dirugikan.
7. Hidup di masyarakat yang prevalensi PMS-nya tinggi
Ketika seseorang tinggal di tengah komunitas dengan prevalensi PMS yang tinggi, ketika berhubungan
seksual (dengan orang di komunitas itu) ia lebih rentan terinfeksi PMS.
8. Monogami serial
10
Monogami serial adalah mengencani/menikahi satu orang saja pada suatu masa, tapi kalau diakumulasi
jumlah orang yang dikencani/dinikahi juga banyak. Contoh gampangnya (yang juga banyak terjadi di
masyarakat kita) adalah orang yang doyan kawin-cerai. Perilaku begini juga berbahaya,sebab orang
yang mempraktekkan monogami serial berpikir bahwa mereka saat itu memiliki hubungan eksklusif
sehingga akan tergoda untuk berhenti menggunakan pelindung ketika berhubungan seksual.
9. Sudah terkena suatu PMS
Kalau Anda sudah pernah berkenalan langsung dengan suatu PMS (apalagi sering), Anda lebih rentan
terinfeksi PMS jenis lainnya. Iritasi atau lepuh pada kulit yang terinfeksi dapat menjadi jalan masuk
patogen lain untuk menginfeksi. Karena Anda sudah pernah terinfeksi sekali, bisa jadi ada faktor
tertentu dalam gaya hidup Anda yang beresiko.
10. Cuma pakai pil KB untuk kontrasepsi
Kadang orang lebih menghindari kehamilan daripada PMS sehingga mereka memilih pil KB sebagai
alat kontrasepsi utama. Karena sudah merasa terhindar dari kehamilan, mereka enggan memakai
kondom. Inibisa terjadi ketika orang tidak ingin menuduh pasangannya berpenyakit (sehingga perlu
disuruh pakai kondom) atau memang tidak suka pakai kondom dan menjadikan pil KB sebagai alasan.
Dengan pencegahan secara tepat dan penganan secara dini PMS bisa ditangani dengan lebih baik.
Yang penting sekali diingat adalah bentuk-bentuk gejala awal yang menjadi pertanda PMS, diantaranya :
a. benjolan atau lecet di sekitar alat kelamin
b. gatal atau sakit di sekitar alat kelamin
c. bengkak atau merah di sekitar lat kelamin
d. rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil
e. buang air kecil lebih sering dari biasanya
f. demam, lemah, kulit menguning danrasa nyeri sekujur tubuh
g. kehilangan berat badan, diare dan keringat malam hari
h. keluar cairan dari alat vital yang tidak biasa, berbau dan gatal
i. pada wanita keluar darah di luar masa menstruasi dll
Bila merasakan gejala-gejala seperti di atas, sebaiknya perlu diwaspadai kemungkinan-kemungkinan
adanya infeksi kuman PMS. Pencegahan yang bisa dilakukan antara lain :
o tidak melakukan hubungan seks· tidak berganti-ganti pasangan· menggunakan kondom setiap
hubungan seks
o menghindari transfusi darah dengan donor yang tidak jelas asal-usulnya
o kebiasaan menggunakan alat kedokteran maupun non medis yang steril Yang lebih penting dari semua
itu adalah menjaga nilai-nilai moral, agama, nilai etika dan norma kehidupan bermasyarakat karena
dengan moral dan etika yang baik kita akan terhindar dari gangguan atau penyakit yang akan
membawa kita dalam masalah serius.
11
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Akibat yang ditimbulkan oleh Penyakit Menular Seksual (PMS) menjadi permasalahan
yang sangat kompleks baik dari segi kesehatan, budaya, social ekonomi dan perilaku masyarakat. Maka,
melalui makalah ini kita dapat mengetahui dan menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan Penyakit
Menular Seksual (PMS). Prinsip utama dari pengendalian Penyakit Menular Seksual secara prinsip ada
dua, yaitu:
o Memutuskan rantai penularan infeksiPMS
o Mencegah berkembangnya PMS serta komplikasi-komplikasinya.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Pembelajaran PJOK kelas 12 Edisi Revisi 2018
http://ismorosiyadi.blogspot.com/2011/12/jenis-jenis-penyakit-menular-seksual.html
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2022058-jenis-penyakit-menular-
seksual-dan/#ixzz1r41TRnwR
http://www.lusa.web.id/penyakit-menular-seksual/
http://marhamah123.wordpress.com/2011/03/27/macam-macam-penyakit-menular-seksual-dan-cara-
menanggulanginya/
sumber: http://jekethek.blogspot.com/2010/06/tips-mendeteksi-penyakit-seksual.html.
12