Alhamdulillah, penyusun haturkan ke-hadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-
Nyalah penyusun dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul ”Penyakit
menular seksual” guna memenuhi tugas mata kuliah Promosi Kesehatan.
Penyusun sangat menyadari, bahwa didalam makalah ini masih banyak kekurangan
maupun kesalahan, untuk itu kepada para pembaca harap memaklumi adanya mengingat
keberadaan penyusunlah yang masih banyak kekurangannya. Dalam kesempatan ini pula
penyusun mengharapkan kesediaan penbaca untuk memberikan saran yang bersifat perbaikan,
yang dapat menyempurnakan isi makalah ini dan dapat bermanfaat dimasa yang akan datang.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat menambah wawasan, khususnya bagi penyusun dan
umumnya pagi para pembaca.
Pagar Jati,..................................2020
Penyusun.
DAFTAR ISI
JUDUL....................................................................................................................
KATA PENGANTAR...........................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1. Klamidia............................................................................................
2. Sifilis.................................................................................................
3. Herpes genetal...................................................................................
4. Genital Wart......................................................................................
5. Hepatitis.............................................................................................
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
3. Herpes Genital
a. Pengertian
Herpes Genitali adalah infeksi akut (STD=sexually transmitted disease), ditandai dengan
timbulnya vesikula (vesikel = peninggian kulit berbatas tegas dengan diameter kurang
dari 1 cm dan dapat pecah menimbulkan erosi kayak koreng kecil) pada permukaan
mukosa kulit (mukokutaneus), bergerombol di atas dasar kulit yang berwarna kemerahan.
Saat ini dikenal dua macam herpes yakni herpes zoster dan herpes simpleks. Kedua
herpes ini berasal dari virus yang berbeda.
b. Gejala
Herpes genitalis primer memiliki masa inkubasi antara 3 - 7 hari. Gejala yang timbul
dapat bersifat berat tetapi bisa juga tidak tampak, terutama apabila lukanya berada di
daerah mulut rahim pada perempuan. Pada awalnya, gejala ini didahului oleh rasa
terbakar beberpa jam sebelumnya pada daerah dimana akan terjadi luka. Setelah luka
timbul, penderita akan merasakan gejala seperti tidak enak badan, demam, sakit kepala,
kelelahan, serta nyeri otot. Luka yang terjadi berbentuk vesikel atau gelembung-
gelembung. Kemudian kulit tampak kemerahan dan muncullah vesikel yang bergerombol
dengan ukuran sama besar. Vesikel yang berisi cairan ini mudah pecah sehingga
menimbulkan luka yang melebar. Bahkan ada kalanya kelenjar getah bening di sekitarnya
membesar dan terasa nyeri bila diraba.
Pada pria gejala akan tampak lebih jelas karena tumbuh pada kulit bagian luar kelenjar
penis, batang penis, buah zakar, atau daerah anus. Sebaliknya, pada wanita gejala itu sulit
terdeteksi karena letaknya tersembunyi. Herpes genitalis pada wanita biasanya
menyerang bagian labia majora, labia minora, klitoris, malah acap kali leher rahim
(serviks) tanpa gejala klinis. Gejala itu sering disertai rasa nyeri pada saluran kencing.
Pada orang dewasa, penyakit ini jarang menyebabkan kematian.
c. Penyebab dan Mekanisme Penularan
Penyakit ini disebabkan oleh Virus Herpes Simplex (terutama HSV=Herpes Simplex
Virus type II). Baik HSV-1 maupun HSV-2 menular melalui kontak kulit, ciuman,
hubungan seks dan oral seks. Herpes paling mudah ditularkan pada masa terjadinya luka
aktif. Akan tetapi virus juga dapat menyebar selama tidak ada gejala yang tampak, dan
ditularkan dari daerah yang kelihatannya tidak aktif. Sebagian besar penularan herpes
genitalis ini terjadi melalui kontak seksual. Sulitnya, kadang-kadang penderita tidak sadar
bahwa ia sedang kambuh, sehingga dengan melakukan hubungan seks yang tidak
terlindungi, ia menularkan virus ini ke pasangannya.
d. Pencegahan dan pengobatan
Untuk pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari kontak kulit, ciuman, oral sex,
atau berhubungan seksual. Untuk penyembuhan, harus dilakukan penanganan serius,
karena belum ada vaksin ataupun obat yang efektif. Obat yang diberikan oleh dokter
semisal salep atau pun antivirus hanya dapat menyembuhkan luka herpes dan mencegah
menyebarnya virus, sehingga herpes dapat sembuh sewaktu-waktu.
4. Genital Wart
a. Pengertian
Kutil Genitalis (Kondiloma Akuminata) merupakan kutil di dalam atau di sekeliling
vagina, penis atau dubur, yang ditularkan melalui hubungan seksual.
b. Gejala
Kutil genitalis paling sering tumbuh di permukaan tubuh yang hangat dan lembap. Pada
pria, area yang sering terkena adalah ujung dan batang penis dan dibawah kulit depannya
(jika tidak disunat). Pada wanita, kutil timbul di vulva, dinding vagina, leher rahim
(serviks) dan kulit di sekeliling vagina. Kutil genitalis juga bisa terjadi di daerah
sekeliling anus dan rektum, terutama pada pria homoseksual dan wanita yang melakukan
hubungan seksual melalui dubur.
Kutil biasanya muncul dalam waktu 1-6 bulan setelah terinfeksi, dimulai sebagai
pembengkakan kecil yang lembut, lembap, berwarna merah atau pink. Mereka tumbuh
dengan cepat dan bisa memiliki tangkai. Pada suatu daerah seringkali tumbuh beberapa
kutil dan permukaannya yang kasar memberikan gambaran seperti bunga kol (blumkol).
Pada wanita hamil, pada gangguan sistem kekebalan (penderita AIDS atau pengobatan
dengan obat yang menekan sistem kekebalan) dan pada orang yang kulitnya meradang,
pertumbuhan kutil ini sangat cepat.
c. Penyebab dan Mekanisme Penularan
Genital Wart disebabkan oleh Virus papilloma. Pada wanita, virus papiloma tipe 16 dan
18, yang menyerang leher rahim tetapi tidak menyebabkan kutil pada alat kelamin luar
dan bisa menyebabkan kanker leher rahim. Virus tipe ini dan virus papiloma lainnya bisa
menyebabkan tumor intra-epitel pada leher rahim (ditunjukkan dengan hasil Pap-smear
yang abnormal) atau kanker pada vagina, vulva, dubur, penis,mulut, tenggorokan atau
kerongkongan.
d. Pencegahan dan pengobatan
Kutil pada alat kelamin luar bisa diangkat melalui laser, krioterapi (pembekuan) atau
pembedahan dengan bius lokal. Pengobatan kimiawi, seperti podofilum resin atau racun
yang dimurnikan atau asam trikloroasetat, bisa dioleskan langsung pada kutil. Tetapi
pengobatan ini memerlukan waktu beberapa minggu sampai beberapa bulan, bisa
melukai kulit di sekelilingnya dan sering gagal. Kutil di uretra bisa diobati dengan obat
anti kanker seperti tiotepa atau florourasil. Pilihan lainnya adalah pengangkatan kutil dari
uretra melalui pembedahan endoskopik. Kutil genitalis sering kambuh dan memerlukan
pengobatan ulang. Pada pria yang belum disunat, kekambuhan bisa dicegah dengan
menjalani penyunatan.
5. Hepatitis B
a. Pengertian
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B" (VHB),
suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau
menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati atau kanker
hati. Mula-mula dikenal sebagai "serum hepatitis" dan telah menjadi epidemi pada
sebagian Asia dan Afrika. Hepatitis B telah menjadi endemik di Tiongkok dan berbagai
negara Asia.
b. Gejala
Gejala tersebut dapat berupa selera makan hilang, rasa tidak enak di perut, mual sampai
muntah, demam ringan, kadang-kadang disertai nyeri sendi dan bengkak pada perut
kanan atas. Setelah satu minggu akan timbul gejala utama seperti bagian putih pada mata
tampak kuning, kulit seluruh tubuh tampak kuning dan air seni berwarna seperti teh.
c. Penyebab dan Mekanisme Penularan
Penyebab Hepatitis ternyata tak semata-mata virus. Keracunan obat, dan paparan
berbagai macam zat kimia seperti karbon tetraklorida, chlorpromazine, chloroform, arsen,
fosfor, dan zat-zat lain yang digunakan sebagai obat dalam industri modern, bisa juga
menyebabkan Hepatitis. Zat-zat kimia ini mungkin saja tertelan, terhirup atau diserap
melalui kulit penderita. Menetralkan suatu racun yang beredar di dalam darah adalah
pekerjaan hati. Jika banyak sekali zat kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh, hati
bisa saja rusak sehingga tidak dapat lagi menetralkan racun-racun lain.
Secara vertikal, cara penularan vertikal terjadi dari Ibu yang mengidap virus Hepatitis B
kepada bayi yang dilahirkan yaitu pada saat persalinan atau segera setelah persalinan.
Secara horisontal, dapat terjadi akibat penggunaan alat suntik yang tercemar, tindik
telinga, tusuk jarum, transfusi darah, penggunaan pisau cukur dan sikat gigi secara
bersama-sama (Hanya jika penderita memiliki penyakit mulut (sariawan, gusi
berdarah,dll) atau luka yang mengeluarkan darah) serta hubungan seksual dengan
penderita.
d. Pencegahan dan pengobatan
Pencegahan dapat dilakukan dengan imunisasi, tidak menggunakan barang orang lain,
melakukan hubungan seks yang aman dan sehat, Jika terinfeksi hepatitis B jangan
mendonorkan darah, membersihkan ceceran darah, dan menjaga kebersihan.
Pengobatan dapat dilakukan dengan makan bergizi, istirahat total, pemberian obat
penurun panas dan anti mual. Jika, hepatitis B sudah kronis, maka dokter akan
memberikan suntikan interferon alfa dan interferon beta. Cara pengobatan lain adalah
dengan tablet yang diminum setiap hari, yaitu Lamivudin, Hepsera, Atikavir dan
Telbivudin. Waktu pengobatan dengan tablet membutuhkan waktu satu tahun penuh
dengan biaya yang lebih murah.
Setelah melalui tahapan pengobatan, penderita Hepatitis B tetap harus melakukan cek
kesehatan hati mereka setiap 6 bulan secara rutin.
Pengobatan dan pencegahan dapat dilakukan pula dengan mengkonsumsi tanaman-
tanaman herbal seperti kunyit, mengkudu, dsb.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Penyakit menular seksual tidak hanya menimbulkan bahaya bagi organ seksual, namun juga
dapat menimbulkan berbagai komplikasi pada organ lainnya, termasuk alat indera dan
system syaraf pada manusia. Penyakit tersebut ternyata tidak selalu menular melalui
hubungan seksual secara langsung, dan tidak semua penyakit dapat diobati karena pada
penyakit tertentu belum ada obat penyembuhnya yang efektif. Seiring dengan tersebar
luasnya penyakit menular seksual, maka pengetahuan seputar berbagai penyakit menular
seksual harus dipelajari dan diketahui oleh berbagai kalangan, khususnya sejak remaja.