Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BIOLOGI

PENGGUNAAN X-RAY UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT


RAKITIS PADA ANAK

KELOMPOK 6 - XI MIPA 2

SMA NEGERI 6 KOTA BOGOR


Jl. Walet No. 13-15 Kec. Tanah Sareal - Bogor 16161
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul,
“PENGGUNAAN X-RAY PADA PENYAKIT RAKITIS PADA ANAK”, dapat
kami selesaikan dengan baik. Kami berharap makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang pelanggaran atau kesalahan
apa saja yang biasa terjadi dalam bahasa keseharian yang bisa kita pelajari salah.
Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai
kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber
yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau
pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami
mohon maaf. Kami menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar
bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau
pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami
mohon maaf. Kami menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar
bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Bogor, 24 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I : PENDAHULUAN 1

1.1. LATAR BELAKANG 1

1.2. RUMUSAN MASALAH 2

1.3. TUJUAN 3

BAB II : PEMBAHASAN 4

2.1. PENYAKIT TULANG RAKITIS 4

2.2. CIRI CIRI 4

2.3. PENYEBAB PENYAKIT RAKITIS 4

2.4. DAMPAK 5

BAB III : PERMASALAHAN 6

3.1. CARA MENGATASI RAKITIS 6

3.2. TEKNOLOGI PENYEMBUHAN RAKITIS 6

BAB IV : PENUTUP 7

4.1. KESIMPULAN 7

4.2. LAMPIRAN 7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kesehatan tulang anak acapkali luput dari perhatian orangtua. Padahal,


tulang merupakan bagian tubuh yang sangat penting. Kuncinya adalah
deteksi dini. Tulang merupakan struktur tubuh yang paling dalam. Struktur
paling luar adalah kulit, kemudian lemak, otot/daging (di antaranya terdapat
saraf dan pembuluh darah), baru kemudian tulang. Pertumbuhan tulang
dimulai dari fase janin, yang kemudian bertumbuh dan mengalami
kalsifikasi (perkapuran). Tulang yang lembut pun berubah menjadi keras.
Pada wanita, pertumbuhan tulang berhenti pada sekitar usia 12 tahun,
ditandai oleh hadirnya siklus menstruasi.

“Pada lelaki, pertumbuhan maksimal tulang bisa mencapai usia 17-18 tahun.
Sedangkan kepadatan tulang biasanya tercapai di usia 25 tahun,” ujar dr.
Hendradi Khumarga, Sp.OT, FICS, FAJR . Selepas usia 25 tahun, kepadatan
tulang pun mulai mengalami penurunan. Rata-rata nilai penurunannya
mencapai 1 persen per tahun sampai seseorang beranjak ke usia lanjut.
Tentu, penurunan ini juga dipengaruhi berbagai faktor, seperti nutrisi,
hormon, cara bekerja, sikap, obat-obatan, serta penyakit penyebab
pengeroposan tulang. Proses inilah yang menjelaskan, kenapa tulang
semakin keropos, struktur tulang semakin amblas, dan tubuh semakin
bungkuk pada usia tua.

Pertumbuhan tulang sifatnya memanjang dan melebar, sehingga tulang bisa


bertambah panjang dan bertambah besar (diameter). “Tulang kemudian
membentuk rangka tubuh atau sumbu tubuh (rangka tulang belakang),”
lanjut dokter spesialis Orthopedi dari Bone Care Clinic RS Royal Taruma ,
Jakarta, ini. Tulang juga membentuk anggota gerak tubuh, yang terdiri dari
anggota gerak atas (lengan atas, lengan bawah, sampai ke tangan dan
1
jari-jari tangan) dan anggota gerak bawah (tulang panggul, tungkai atas,
tungkai bawah sampai kaki dan jari-jari kaki).

Kelainan kaki yang banyak dialami anak balita, umumnya bukan berupa
penyakit tulang. namun, lebih banyak berupa gangguan rotasi atau putaran
tulang yang salah, sehingga sumbu putaran bergeser dan tidak jatuh pada
titik sumbu yang semestinya. Demikian penjelasan dr. Meidy H. Triangto,
SpRM, Kepala Kid’s Foot Rehabilitation Center di RS Mitra Keluarga
Kelapa Gading, Jakarta. “Inilah yang menyebabkan anak yang sudah mulai
bisa berjalan, kerap terjatuh,”. Bukan melulu genetik. Kelainan kaki
berbentuk X dan O merupakan jenis kelainan yang paling sering ditemukan
pada anak balita. Kaki X (genu valgum) dan kaki O (genu varum) atau
Rakhitis (Rickets) menurut dr. Meidy adalah, “Sejenis gangguan
pertumbuhan tulang kaki yang menyebabkan terjadinya pergeseran rotasi
pada persendian antara tulang paha dan tulang lutut. Gangguan pertumbuhan
ini juga mengakibatkan sudut yang terbentuk antara kedua tulang tersebut
menjadi tidak normal.”Akibatnya, saat anak berdiri, titik beratnya tidak
terletak di antara jari kaki pertama dan ke-2 seperti yang terjadi pada kaki
yang normal. Selain membuatnya sering terjatuh dan mempengaruhi
penampilannya, kaki X dan kaki O juga akan membuat anak jadi mudah
lelah kalau berjalan dan aktivitasnya pun terbatas.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dari makalah ini dibuat, antara lain :

1. Bagaimana sejarah dan pengertian dari Rakitis?


2. Apa saja penyebab terjadinya Rakitis?
3. Apa saja gejala yang ditimbulkan dari penyakit Rakitis?
4. Bagaimana penanganan terhadap orang yang terkena penyakit Rakitis?

2
1.3. TUJUAN

Adapun tujuan dari pembuatan karya tulis ini antara lain adalah :

1. Untuk mengetahui sejarah dan pengertian dari Rakitis.


2. Untuk mengetahui apa saja penyebab terjadinya Rakitis.
3. Untuk mengetahui gejala – gejala yg ditimbulkan dari penyakit Rakitis.
4. Untuk mengetahui penanganan terhadap orang yang terkena penyakit
Rakitis.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PENYAKIT TULANG RAKITIS

Rakitis atau penyakit Rickets bisa menyebabkan tulang menjadi lunak dan rapuh
sehingga mudah patah. Vitamin D berperan penting dalam membantu penyerapan
kalsium dan fosfat dari makanan. Kalsium dan fosfat merupakan mineral yang
berfungsi untuk menjaga kekuatan tulang. Jika tubuh kekurangan vitamin D, kadar
kalsium dan fosfat pada tulang akan berkurang. Akibatnya, tulang akan melunak
dan mudah rapuh. Rakitis umum terjadi pada anak-anak usia 6 bulan sampai 3
tahun, yang struktur tulangnya masih mengalami proses pertumbuhan. Pada orang
dewasa, penyakit ketika tulang menjadi lunak ini dinamakan osteomalacia.
Persamaan dari kedua kondisi ini terjadi akibat kekurangan vitamin D.

2.2. CIRI CIRI RAKITIS

Rakitis terjadi ketika tubuh tidak cukup mendapatkan vitamin D atau tubuh tidak
memproses vitamin D dengan normal. Kekurangan vitamin D bisa terjadi karena
kurang terpapar sinar matahari, kurang asupan makanan yang kaya vitamin D, atau
gangguan penyerapan vitamin D. Gangguan penyerapan vitamin D bisa disebabkan
oleh sejumlah kondisi berikut:
a. Cystic fibrosis
b. Penyakit celiac
c. Penyakit ginjal
d. Radang usus
Pada kasus yang jarang terjadi, rakitis dapat disebabkan oleh faktor genetik. Jenis
rakitis yang disebut rakitis hipofosfatemia ini terjadi akibat adanya gangguan ginjal
dalam menyerap fosfat.

2.3. PENYEBAB PENYAKIT RAKITIS

Penyebab kelainan ini bukan hanya karena faktor genetik, tapi juga ada sejumlah
faktor lain, seperti:
1. Posisi tidur yang salah, misalnya tengkurap seperti katak. Jika berlangsung
lama, kebiasaan ini dapat mengakibatkan gangguan rotasi dan bentuk
tungkai.
2. Kebiasaan duduk yang salah, misalnya duduk dengan posisi kaki
membentuk huruf W atau bersila pada anak.
3. Kebiasaan menggendong yang salah, misalnya saat digendong menyamping,
kaki anak dibiarkan melingkari tubuh Anda dan membentuk sudut 90
derajat.
4
4. Memakaikan popok sekali pakai dengan cara dan pada saat yang tidak tepat,
misalnya terus-menerus pada saat anak sedang belajar berjalan. Hal ini
membuat anak sulit menemukan posisi kaki yang stabil.
5. Memakaikan baby walker. Anak yang belum cukup kuat menopang berat
tubuhnya akan memaksakan salah satu kakinya untuk menyangga seluruh
berat tubuhnya. Akibatnya, tungkai bawah dan pergelangan kaki saja yang
terlatih, sehingga terjadi ketidakseimbangan kekuatan otot (muscle
imbalance). Penggunaan baby walker memang tidak dianjurkan, karena
sering juga menimbulkan kecelakaan pada anak.
6. Anak kekurangan kalsium dan vitamin D. Anak yang kekurangan kalsium
akan mengalami gangguan pada proses mineralisasi. Demikian juga apabila
ia kekurangan vitamin D. Di dalam tubuh vitamin D berfungsi membantu
penyerapan kalsium di dalam tubuh. Jika kedua unsur ini tidak terpenuhi
makan tulang-tulang si kecil menjadi lunak dan mudah patah. Proses
mineralisasi adalah proses proses terakhir pembentukan tulang. Jika
kebutuhan kalsium anak tercukupi maka otomatis proses mineralisasi dalam
tubuhnya akan berlangsung dengan baik.
7. Anak menderita gangguan hati seperti sirosis. Hal ini karena organ hatinya
tak mampu memroses vitamin D sehingga fase mineralisasi tidak terjadi.
8. Adanya gangguan fungsi ginjal sehingga proses ekskresi/pembuangan
kalsium akan meningkat. Dengan begitu proses mineralisasi akan terhambat.
9. Pemakaian obat dalam jangka waktu panjang. Pada kasus tertentu, efek
pemakaian obat seperti streroid dalam jangka waktu yang panjang rentan
terhadap penyakit ini.
10.Gangguan penyerapan.

Penyebab utama rakhitis yang terjadi setelah masa anak-anak ialah :


1. Menurunnya penyerapan vitamin D akibat penyakit bilier, penyakit mukosa
usus halus proksimal dan penyakit ileum.
2. Peningkatan katabolisme vitamin D akibat obat yang menyebabkan
peningkatan kerja enzim-enzim oksidase hati.
3. Gangguan tubulus renalis yang disertai terbuangnya fosfat (acquired), renal
tubular acidosis yang disertai disproteinemia kronik.

2.4. DAMPAK

Rakitis menyebabkan tulang pada anak menjadi rapuh, sehingga memicu kelainan
pada pertumbuhan tulang. Tanda yang bisa muncul Ketika anak mengalami rakitis
yaitu:
1. Nyeri di tulang belakang
2. Kelainan pada tulang, misalnya kaki bengkok, kaki X, kaki O, atau scoliosis
3. Tubuh pendek akibat pertumbuhan tinggi yang terhambat
4. Mudah mengalami patah tulang akibat tulang yang rapuh
5. Kelainan pada gigi, seperti pertumbuhan gigi lebih lambat dan gigi mudah
berlubang

5
BAB III
PERMASALAHAN

3.1 CARA MENGATASI RAKITIS

Cara Mengatasi :
- Menjemur anak di bawah sinar matahari secara rutin
- Memberikan anak makanan kaya kalsium dan vitamin D, seperti ikan dan telur
- Memberikan suplemen kalsium dan vitamin D, bila asupan dari makanan kurang
- Pemberian vitamin D setiap tahun, bila anak tidak bisa mengonsumsi suplemen,
menderita penyakit hati, atau penyakit usus
- Mendapatkan lebih banyak paparan sinar UVB

3.2. TEKNOLOGI PENYEMBUHAN RAKITIS

Berikut ini yaitu pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi penyakit
rakitis. Diagnosis pada penyakit rakitis dapat ditentukan melalui pemeriksaan fisik
dan riwayat gejala. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pemeriksaan darah, untuk mendeteksi kadar kalsium, vitamin D, dan fosfat
pada tulang.
2. Pencitraan, menggunakan rontgen X-ray hingga CT scan untuk melihat
adanya kelainan struktur tulang pada penyakit rakitis. Area tubuh yang harus
diperhatikan saat mendeteksi adalah dada, kaki, tengkorak kepala,
pergelangan kaki dan tangan.
3. Biopsi tulang jarang dilakukan tetapi akan mengkonfirmasi rakitis.
4. Gas darah arteri dapat mengungkapkan asidosis metabolik.
Pengobatan pada penyakit rakitis harus dilakukan sedini mungkin untuk mencegah
kecacatan tulang saat dewasa. Terapi yang dapat diberikan adalah pemberian
suplemen vitamin D atau kalsium dosis tinggi untuk meningkatkan kadarnya pada
bayi dan anak-anak. Vitamin D dan kalsium ini tersedia dalam bentuk oral yang
dapat diminum dan suntikan.

6
BAB IV

PENUTUP

4.1. KESIMPULAN

Rakitis adalah kelainan pertumbuhan tulang pada anak yang disebabkan oleh
kekurangan vitamin D, yaitu karena kurang terpapar sinar matahari, kurang asupan
makanan yang kaya akan vitamin, atau gangguan penyerapan vitamin. Gejala ini
menyebabkan tulang anak menjadi tapuh sehingga dapat memicu kelainan
pertumbuhan tulang. Namun penyakit ini dapat diatasi dengan cara memberikan
anak makanan yang kaya akan kalsium dan vitamin D, dan juga menjemur anak
dibawah sinar matahari. Adapun cara penyembuhan yang dilakukan dengan
teknologi yaitu dengan pencitraan menggunakan rontgen x-ray.

4.3. LAMPIRAN

Contoh ilustrasi rakitis pada anak

Contoh ilustrasi tulang yang terkena rakitis

Anda mungkin juga menyukai