PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan tulang anak acapkali luput dari perhatian orangtua. Padahal, tulang
merupakan bagian tubuh yang sangat penting. Kuncinya adalah deteksi dini.
Tulang merupakan struktur tubuh yang paling dalam. Struktur paling luar adalah
kulit, kemudian lemak, otot/daging (di antaranya terdapat saraf dan pembuluh
darah), baru kemudian tulang. Pertumbuhan tulang dimulai dari fase janin, yang
kemudian bertumbuh dan mengalami kalsifikasi (perkapuran). Tulang yang lembut
pun berubah menjadi keras. Pada wanita, pertumbuhan tulang berhenti pada sekitar
usia 12 tahun, ditandai oleh hadirnya siklus menstruasi.
Pada lelaki, pertumbuhan maksimal tulang bisa mencapai usia 17-18 tahun.
Sedangkan kepadatan tulang biasanya tercapai di usia 25 tahun, ujar dr. Hendradi
Khumarga, Sp.OT, FICS, FAJR . Selepas usia 25 tahun, kepadatan tulang pun
mulai mengalami penurunan. Rata-rata nilai penurunannya mencapai 1 persen per
tahun sampai seseorang beranjak ke usia lanjut. Tentu, penurunan ini juga
dipengaruhi berbagai faktor, seperti nutrisi, hormon, cara bekerja, sikap, obat-
obatan, serta penyakit penyebab pengeroposan tulang. Proses inilah yang
menjelaskan, kenapa tulang semakin keropos, struktur tulang semakin amblas, dan
tubuh semakin bungkuk pada usia tua.
Pertumbuhan tulang sifatnya memanjang dan melebar, sehingga tulang bisa
bertambah panjang dan bertambah besar (diameter). Tulang kemudian membentuk
rangka tubuh atau sumbu tubuh (rangka tulang belakang), lanjut dokter spesialis
Orthopedi dari Bone Care Clinic RS Royal Taruma , Jakarta, ini. Tulang juga
membentuk anggota gerak tubuh, yang terdiri dari anggota gerak atas (lengan atas,
lengan bawah, sampai ke tangan dan jari-jari tangan) dan anggota gerak bawah
(tulang panggul, tungkai atas, tungkai bawah sampai kaki dan jari-jari kaki).
Kelainan kaki yang banyak dialami anak balita, umumnya bukan berupa penyakit
tulang. namun, lebih banyak berupa gangguan rotasi atau putaran tulang yang
salah, sehingga sumbu putaran bergeser dan tidak jatuh pada titik sumbu yang
1
semestinya.. Inilah yang menyebabkan anak yang sudah mulai bisa berjalan, kerap
terjatuh,.
Bukan melulu genetik. Kelainan kaki berbentuk X dan O merupakan jenis kelainan
yang paling sering ditemukan pada anak balita. Kaki X (genu valgum) dan kaki O
(genu varum) atau Rakhitis (Rickets) menurut dr. Meidy adalah, Sejenis gangguan
pertumbuhan tulang kaki yang menyebabkan terjadinya pergeseran rotasi pada
persendian antara tulang paha dan tulang lutut. Gangguan pertumbuhan ini juga
mengakibatkan sudut yang terbentuk antara kedua tulang tersebut menjadi tidak
normal.
Akibatnya, saat anak berdiri, titik beratnya tidak terletak di antara jari kaki pertama
dan ke-2 seperti yang terjadi pada kaki yang normal. Selain membuatnya sering
terjatuh dan mempengaruhi penampilannya, kaki X dan kaki O juga akan membuat
anak jadi mudah lelah kalau berjalan dan aktivitasnya pun terbatas.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini antara lain :
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain adalah :
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Pada tahun 1918, Mellanby dkk. mencegah rakhitis pada anak anjing dengan
minyak ikan cod. McCollum et al. menyebutkan faktor ini sebagai nutrisi yang baru
bernama vitamin D. Hess dan Weinstock, Steenbock dan Black mengamati bahwa
iradiasi UV berbagai makanan dan minyak dikenal sebaga aktivitas antirakhitis. Hal
ini menyebabkan peningkatan aktivitas antirakhitis susu dengan mengekspos susu
dari radiasi UV atau memberi makan sapi dengan iradiasi UV ragi. Setelah vitamin D
struktural diidentifikasi dan disintesis secara kimiawi dari ragi, langsung ditambahkan
ke susu pada standar 400 IU (1 IU = 25 mg) per liter. Ia berpikir bahwa vitamin D
yang diperoleh dari ragi iradiasi adalah vitamin D yang sama yang diproduksi di kulit.
Namun, ketika diamati bahwa vitamin D dari ragi iradiasi memiliki aktivitas
antirakhitis sedikit pada ayam, sedangkan minyak hati ikan cod lebih efektif,
disimpulkan bahwa vitamin D diproduksi di kulit harus berbeda. Vitamin D diisolasi
dan diidentifikasi dari kulit manusia terbukti berasal dari 7-dehydrocholesterol. Untuk
membedakan dua vitamin D tersebut, vitamin D dari ragi yang disebut vitamin D2
dan dari kulit manusia disebut vitamin D3.
Vitamin D berfungsi sebagai hormon untuk mengatur kadar kalsium dan fosfor dalam
tulang. Jika seseorang kekurangan vitamin D, tubuh tidak akan menyerap kalsium
dan fosfor dengan benar.
4
Ketika tubuh Anda merasakan ketidakseimbangan kalsium dan fosfor dalam aliran
darah, bereaksi dengan mengambil kalsium dan fosfor dari tulang untuk
meningkatkan kadar darah yang diperlukan tubuh. Hal ini lantas melemahkan
struktur tulang, yang dapat menyebabkan cacat kerangka, seperti Bowlegs atau
salah kelengkungan tulang belakang.
Penyakit ini pun dapat menjangkiti orang dewasa, namun memiliki nama yang
berbeda yaitu lebih di kenal dengan nama Osteomalasia.
Baru-baru ini telah diketahui bahwa rakhitis menjangkiti banyak anak di Inggris .
Beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa rakhitis menjangkiti 1 dari 1000
anak-anak, dan jauh lebih banyak terjadi pada anak-anak dari Asia Selatan atau asal
Afro-Karibia. Penelitian lain memberikan angka yang lebih tinggi untuk rakhitis,
sekitar 1 dari 100 anak-anak dalam kelompok etnis minoritas di kota-kota besar
seperti di Inggris atau kemungkinan 20 anak setiap tahun akan menderita dari
rakhitis.
1. Posisi tidur yang salah, misalnya tengkurap seperti katak. Jika berlangsung lama,
kebiasaan ini dapat mengakibatkan gangguan rotasi dan bentuk tungkai.
2. Kebiasaan duduk yang salah, misalnya duduk dengan posisi kaki membentuk
huruf W atau bersila pada anak.
3. Kebiasaan menggendong yang salah, misalnya saat digendong menyamping,
kaki anak dibiarkan melingkari tubuh Anda dan membentuk sudut 90 derajat.
5
4. Memakaikan popok sekali pakai dengan cara dan pada saat yang tidak tepat,
misalnya terus-menerus pada saat anak sedang belajar berjalan. Hal ini membuat
anak sulit menemukan posisi kaki yang stabil.
5. Memakaikan baby walker. Anak yang belum cukup kuat menopang berat
tubuhnya akan memaksakan salah satu kakinya untuk menyangga seluruh berat
tubuhnya. Akibatnya, tungkai bawah dan pergelangan kaki saja yang terlatih,
sehingga terjadi ketidakseimbangan kekuatan otot (muscle imbalance).
Penggunaan baby walker memang tidak dianjurkan, karena sering juga
menimbulkan kecelakaan pada anak.
6. Anak kekurangan kalsium dan vitamin D. Anak yang kekurangan kalsium akan
mengalami gangguan pada proses mineralisasi. Demikian juga apabila ia
kekurangan vitamin D. Di dalam tubuh vitamin D berfungsi membantu penyerapan
kalsium di dalam tubuh. Jika kedua unsur ini tidak terpenuhi makan tulang-tulang
si kecil menjadi lunak dan mudah patah. Proses mineralisasi adalah proses
proses terakhir pembentukan tulang. Jika kebutuhan kalsium anak tercukupi
maka otomatis proses mineralisasi dalam tubuhnya akan berlangsung dengan
baik.
7. Anak menderita gangguan hati seperti sirosis. Hal ini karena organ hatinya tak
mampu memroses vitamin D sehingga fase mineralisasi tidak terjadi.
8. Adanya gangguan fungsi ginjal sehingga proses ekskresi/pembuangan kalsium
akan meningkat. Dengan begitu proses mineralisasi akan terhambat.
9. Pemakaian obat dalam jangka waktu panjang. Pada kasus tertentu, efek
pemakaian obat seperti streroid dalam jangka waktu yang panjang rentan
terhadap penyakit ini.
10. Gangguan penyerapan.
Penyebab utama rakhitis yang terjadi setelah masa anak-anak ialah :
6
2.3 Gejala Saat Timbulnya Rakhitis
Hypophosphatemic rickets biasanya mulai menyebabkan ketidaknormalan pada
tahun pertama kehidupan. Kelainan kemungkinan ringan dimana mereka
menghasilkan gejala yang tidak nyata atau berat dimana mereka menghasilkan
pembengkokan pada lengan dan kelainan bentuk pada tulang lainnya, nyeri tulang,
dan perawakan pendek. Tulang menjadi lebih besar ketika otot menempel menuju
tulang bisa membatasi gerakan persendian mereka. Ruang di antara tulang
tengkorak bayi bisa terlalu dekat sehingga menyebabkan kejang.
Ada beberapa gejala yang ditimbulkan saat terjangkit rakhitis, antara lain adalah:
7
Makanan
Usus menyerap vitamin D yang ditemukan secara alami dalam makanan yang
dimakan, atau ditambahkan ke dalamnya selama pemrosesan, atau dari suplemen
atau multivitamin yang dikonsumsi.
Perbanyak mengonsumsi makanan seperti ikan salmon, kuning telur, minyak ikan,
dan susu. Bisa juga dengan sering berjemur di bawah sinar matahari karena akan
membantu pembentukan vitamin D dalam tubuh. Waktu yang tepat untuk berjemur
sekitar pukul 7 9 pagi dan sore pada pukul 16 -17. Berjemur di luar waktu tersebut
justru berbahaya karena matahari banyak mengeluarkan sinar ultraviolet yang dapat
menyebabkan kanker kulit dan katarak.
Jika karena pengaruh atau efek samping dari obat-obatan seperti steroid.
Maka konsumsi obat itu harus segera dikurangi atau kalau bisa diganti dengan obat
yang bisa menyerap kalsium.
2.5 Tambahan
2.5.1 Tips Dalam Menjemur Bayi
Bayi baru lahir, umumnya memiliki kecenderungan kuning karena organ hatinya
belum berfungsi sempurna dalam mengolah bilirubin. Ini yang dinamakan kuning
8
fisiologis. Sinar matahari pagi memiliki spektrum sinar biru yang bermanfaat
mengurangi kadar bilirubin dalam darah.
Kegunaan sinar matahari pagi lainnya adalah menghangatkan tubuh bayi sekaligus
membantu mengeluarkan lendir dari tenggorokannya. Alhasil, suara ngrok-ngrok
napas bayi, terutama yang berbakat alergi, dapat dikurangi. Terutama jika dijemur
dalam posisi telentang, dada bayidari bagian bawah menuju ke leherditepuk-tepuk
dengan lembut.
Sinar matahari pagi juga merangsang pembentukan vitamin D dalam tubuh. Vitamin
ini diketahui berfungsi sebagai pembuka kalsium agar mudah terserap ke dalam
aliran darah, sampai akhirnya menyatu di dalam tulang. Paparan yang dibutuhkan
tak perlu lama, cukup sekitar 15 menit pada pagi hari.
Perhatikan Waktu
Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dan menghindari bayi dari dampak
yang tidak diinginkan ada 9 rambu yang sebaiknya dicermati saat menjemur bayi,
yaitu :
9
3. Pilih lokasi yang tidak terlalu terbuka
Lokasi menjemur tidak harus di udara terbuka dengan paparan sinar matahari
langsung. Tempat yang agak terlindung namun dapat diterobos sinar mentari, juga
sudah memenuhi syarat. Bila cuaca sedang berangin, jemurlah si kecil di dalam
ruangan (berkaca). Asal kacanya bening, bayi masih dapat menikmati pancaran
sinar matahari yang cukup menghangatkan.
10
Kalaupun pijat bayi tidak memungkinkan, ajaklah si kecil berbicara (Jangan lupa
untuk melakukan kontak mata dengannya). Memang bayi belum mengerti
obrolannya dengan Anda namun komunikasi seperti ini akan membuat hubungan
antara Anda dan si kecil makin lekat. Di sela komunikasi, beri bayi belaian lembut.
Meski gerakan ini begitu sederhana namun manfaatnya amat besar yakni dapat
membentuk rasa aman pada bayi yang akan berpengaruh pada rasa percaya dirinya
kelak.
9. Hati-hati hipertemi
Bila paparan sinar mentari begitu terik, kurangi waktu menjemurnya. Jika terlalu
lama bayi dikhawatirkan mengalami hipertermi (peningkatan suhu tubuh). Suhu ideal
bayi antara 36,5-37,5 C. Kondisi hipertermi berisiko menyebabkan gangguan pada
fungsi metabolisme tubuh bayi, otak dan juga fungsi organ lainnya
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rakhitis (Rickets) adalah penyakit metabolisme tulang yang dikarakteristikkan oleh
kurangnya mineral dari tulang (menyerupai penyakit yang menyerang anak-anak
yang disebut rickets). Osteomalasia pada orang dewasa atau Rakhitis (Rickets)
berlangsung kronis dan terjadi deformitas skeletal pada orang dewasa, terjadi tidak
separah dengan yang menyerang anak-anak karena pada orang dewasa
pertumbuhan tulang sudah lengkap (komplit).
Masalah kepearawatan utama yang dapat muncul adalah nyeri, kurang pengetahuan
dan gangguan konsep diri.
12
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, Dewi. et al. (2010). Perawatan Bayi Baru. Jakarta : Pt. Aspirasi Pemuda.
Novikasari, Nurlita. (2009). Sejarah Penyakit Rakhitis [Online]. Tersedia
: http://ilmukeperawatan4u.blogspot.com [18 Maret 2012]
Rahayu, Utami Sri. (2012). 9 Rambu Menjemur Bayi [Online]. Tersedia
: http://menyusui.net/diet-ibu-anak/9-rambu-menjemur-bayi/ [18 Maret 2012]
Alfiansyah, Muhammad. (2012). Gangguan dan Kelainan Pada Tulang[Online].
Tersedia : http://www.sentra-edukasi.com/2011/07/gangguan-dan-kelainan-pada-
tulang.html [18 Maret 2012]
Prianggoro, Hasto. (2012). Tulang Sehat, Anak Kuat [Online]. Tersedia
: http://www.Tulang-Sehat-Anak-Kuat-1.htm [18 Maret 2012]
13