Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sering kali kita melakukan gerak , tetapi kurang menyadari adanya sistem yang
mempergerakan tubuh kita. Banyak sistem yang menggerakan tubuh kita seperti di bantu otot
,rangka,tulang,daging,dan lain sebagainya.

Tanpa semua itu kita tidak dapat bergerak dan melakukan aktifitas layaknya manusia lain.
Otot,daging,rangka,dan tulang sangat berperan penting dengan tubuh kita dan saling
berpengaruh.Otot,daging,tulang dan rangka adalah alat (SISTEM GERAK MANUSIA) seperti
judul makalah sayapada tugas biologi ini.

Karena mengingat waktu yang singkat, banyak pembahasan sistem gerak manusia yang belum
tertuang dalam makalah kami ini , jadi dalam keterbatasan mari kita bahas panduan tentang
sistem gerak pada manusia di makalah ini.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Riketsia
2. Osteoporosis
3. Artritis

1.4 MANFAAT

SISTEM GERAK MANUSIA adalah pembahasan yang penting di mana memberi kita
wawasan tentang system gerak pada manusia . dan mengetahui apa saja system gerak pada
manusia .

Sangat penting mengetahhui hal ini karna sistem gerak pada manusia ada pada diri kita
masing-masing yang setiap harinya kita gunakan untuk melakukan aktifitas berat mau pun
ringan. Setidaknya kita mengetahui sedikit tentang sistem gerak pada diri kita sendiri dalam
makalah ini.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gerak

Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah bergerak. Secara umum gerak dapat diartikan
berpindah tempat atau perubahan posisi sebagian atau seluruh bagian dari tubuh makhluk hidup.
Makhluk hidup akan bergerak bila ada impuls atau rangsangan yang mengenai sebagian atau
seluruh bagian tubuhnya. Pada hewan dan manusia dapat mewakili pengertian gerak secara
umum dan dapat dilihat dengan kasat mata/secara nyata. Gerak pada manusia dan hewan
menggunakan alat gerak yang tersusun dalam sistem gerak.

Sedangkan untuk tumbuhan, gerak yang dilakukan tidak akan terlihat oleh kasat mata
karena terjadi di dalam suatu organ atau sel tumbuhan. Dengan demikian tidak dapat disamakan
arti gerak pada seluruh makhluk hidup. Gerak pada tumbuhan juga melibatkan alat gerak, tetapi
alat gerak yang digunakan tergantung dari impuls atau rangsangan yang mengenai
sel/jaringan/organ tumbuhan tersebut. Pembahasan gerak pada tumbuhan akan lebih rinci pada
bab selanjutnya di semester yang akan datang.

2.2 Alat gerak

Alat-alat gerak yang digunakan pada manusia dan hewan ada 2 macam yaitu alat gerak
pasif berupa tulang dan alat gerak aktif berupa otot. Kedua alat gerak ini akan bekerja sama
dalam melakukan pergerakan sehingga membentuk suatu sistem yang disebut sistem gerak.

Tulang disebut alat gerak pasif karena tulang tidak dapat melakukan pergerakkannya
sendiri. Tanpa adanya alat gerak aktif yang menempel pada tulang, maka tulang-tulang pada
manusia dan hewan akan diam dan tidak dapat membentuk alat pergerakan yang sesungguhnya.
Walaupun merupakan alat gerak pasif tetapi tulang mempunyai peranan yang besar dalam sistem
gerak manusia dan hewan.

Otot disebut alat gerak aktif karena otot memiliki senyawa kimia yaitu protein aktin dan
myosin yang bergabung menjadi satu membentuk aktomiosin. Dengan aktomiosin inilah otot
dapat bergerak. Sehingga pada saat otot menempel pada tulang dan bergerak dengan otomatis
tulang juga akan bergerak.
Dengan memiliki aktomiosin ini maka otot mempunyai sifat yang lentur/fleksibel dan
mempunyai kemampuan untuk memendekkan serabut ototnya (pada saat kontraksi) dan
memanjangkan serabut ototnya (pada saat relaksasi/kembali pada posisi semula)

1. Riketsia

Rakitis adalah pelunakan tulang pada anak-anak karena kekurangan atau gangguan
metabolisme vitamin D, magnesium, fosfor atau kalsium, berpotensi menyebabkan patah
tulang dan kelainan bentuk. Rakitis adalah salah satu penyakit anak yang paling sering di
banyak negara berkembang. Penyebab utama adalah kekurangan vitamin D, namun
kekurangan kalsium yang memadai dalam diet juga dapat menyebabkan rakitis (kasus
diare berat dan muntah dapat menjadi penyebab kekurangan). Meskipun dapat terjadi
pada orang dewasa, sebagian besar kasus terjadi pada anak-anak menderita gizi buruk,
biasanya akibat kelaparan atau kelaparan selama tahap awal masa kanak-kanak.
Osteomalacia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi serupa terjadi
pada orang dewasa, umumnya karena kekurangan vitamin D. [3] Asal usul "rakitis" kata
mungkin dari kata dialek Inggris Kuno 'wrickken', memelintir. Kata berasal Yunani
"rachitis" (ραχίτις, yang berarti "peradangan tulang belakang") kemudian diadopsi sebagai
istilah ilmiah untuk rakitis, terutama karena kesamaan kata-kata 'dalam suara.

Tanda dan Gejala

Pergelangan sinar X Menampilkan Perubahan Rakitis, terutama bekam terlihat di sini.

Tanda dan gejala rakitis meliputi:

 Nyeri tulang atau kelembutan

 Masalah gigi

 kelemahan otot (miopati reyot atau "sindrom bayi floppy" atau "bayi Slinky" (di mana
bayi floppy atau Slinky-suka)

 meningkatkan kecenderungan untuk patah tulang (tulang mudah patah), terutama


patah tulang greenstick

 Deformitas rangka
o Balita: kaki bengkok (genu varum)

o Anak lebih tua: Knock-lutut (genu valgum) atau "lutut keanginan"

o Kranial, tulang belakang, dan panggul cacat

 Gangguan pertumbuhan

 Hipokalsemia (tingkat rendah kalsium dalam darah), dan

 Tetani (kejang otot tidak terkendali di seluruh tubuh).

 Craniotabes (tengkorak lunak)

 Costochondral pembengkakan (alias "rosario reyot" atau "rachitic rosario")

 Harrison alur

 Malleoli ganda tanda akibat hiperplasia metaphyseal

 Pelebaran pergelangan tangan menimbulkan kecurigaan awal, itu adalah karena


hiperplasia tulang rawan metaphysial.

X-ray atau rontgen dari penderita canggih dari rakitis cenderung hadir dalam cara klasik:
kaki busur (kurva luar dari tulang panjang kaki) dan dada cacat. Perubahan dalam
tengkorak juga terjadi menyebabkan khas "alun-alun menuju" penampilan. Cacat ini
bertahan dalam kehidupan dewasa jika tidak diobati. Konsekuensi jangka panjang
termasuk lengkungan permanen atau pengrusakan tulang panjang, dan kembali
melengkung.

Jenis

 Gizi Rakitis

 Vitamin D Tahan Rakitis

 Vitamin D Tergantung Rakitis

o Tipe I

o Tipe II

 Kongenital Rakitis
Penyebab

Penyebab utama dari rakitis adalah kekurangan vitamin D. Vitamin D diperlukan untuk
penyerapan kalsium dari usus. Sinar Matahari, sinar ultraviolet terutama, memungkinkan
sel-sel kulit manusia mengkonversi vitamin D dari inaktif ke keadaan aktif. Dengan tidak
adanya vitamin D, kalsium tidak benar diserap, mengakibatkan hipokalsemia,
menyebabkan cacat tulang dan gigi dan gejala neuromuskuler, misalnya hyperexcitability.
Makanan yang mengandung vitamin D termasuk mentega, telur, minyak hati ikan,
margarin, susu dan jus, dan ikan berminyak seperti tuna, ikan herring, dan salmon. Suatu
bentuk yang jarang dominan terkait-X ada yang disebut rakitis Vitamin D tahan. Kasus
telah dilaporkan di Inggris dalam beberapa tahun terakhir dari rakitis pada anak-anak dari
latar belakang sosial yang disebabkan oleh ketidakmampuan untuk membuat vitamin D
karena sinar ultraviolet Matahari tidak mencapai kulit karena penggunaan terus-menerus
dari tabir surya yang kuat, atau terlalu banyak "yang mencakup up "di bawah sinar
Matahari, atau menghabiskan waktu di dalam ruangan terlalu banyak. Kasus lain telah
dilaporkan di antara anak-anak dari beberapa kelompok etnis di mana ibu menghindari
paparan Matahari untuk alasan agama atau budaya, mengarah ke ibu kekurangan vitamin
D. British Medical Journal melaporkan pada 2010 bahwa dokter di Newcastle di Tyne
melihat 20 kasus rakitis per tahun.

Diagnosis

Rakitis dapat didiagnosis dengan bantuan:

 Tes darah:

o Kalsium serum dapat menunjukkan tingkat yang rendah kalsium, fosfor serum
mungkin rendah, dan fosfatase alkali serum dapat menjadi tinggi.

 Gas darah arteri dapat mengungkapkan asidosis metabolik

 X-ray tulang yang terkena bisa menunjukkan hilangnya kalsium dari tulang atau
perubahan bentuk atau struktur tulang.

 Biopsi tulang jarang dilakukan tetapi akan mengkonfirmasi rakitis.

Pengobatan dan pencegahan


Pengobatan dan pencegahan rakitis dikenal sebagai antirachitic.Jika kekurangan vitamin D,
dokter mungkin akan meresepkan suplemen vitamin D atau meminta untuk meningkatkan
asupan vitamin D, seperti sereal, jus jeruk, ikan dan susu olahan.

Diet dan sinar Matahari

Pengobatan melibatkan asupan makanan meningkatkan kalsium, fosfat dan vitamin D.


Paparan terhadap sinar ultraviolet B (sinar Matahari ketika Matahari tertinggi di langit),
minyak ikan cod, halibut minyak hati, dan viosterol semua sumber vitamin D. Sebuah
jumlah yang cukup cahaya ultraviolet B di bawah sinar Matahari setiap hari dan persediaan
yang memadai kalsium dan fosfor dalam makanan dapat mencegah rakitis. Darker bayi
berkulit perlu lebih lama untuk terkena sinar ultraviolet. Penggantian vitamin D telah
terbukti benar rakitis menggunakan metode terapi sinar ultraviolet dan obat-obatan.
Rekomendasi adalah untuk 400 unit internasional (IU) vitamin D per hari untuk bayi dan
anak-anak. Anak-anak yang tidak mendapatkan jumlah yang cukup vitamin D
meningkatkan risiko rakitis. Vitamin D sangat penting untuk memungkinkan tubuh untuk
penyerapan kalsium untuk digunakan dalam kalsifikasi tulang yang tepat dan
pemeliharaan.

Suplementasi

Cukup kadar vitamin D juga dapat dicapai melalui suplemen makanan dan / atau paparan
sinar Matahari. Vitamin D3 (cholecalciferol) adalah bentuk yang lebih disukai karena lebih
mudah diserap tubuh dibandingkan vitamin D2. Kebanyakan dermatologists
merekomendasikan suplemen vitamin D sebagai alternatif untuk paparan ultraviolet
terlindungi karena peningkatan risiko kanker kulit yang terkait dengan paparan sinar
Matahari. Produksi endogen dengan paparan sinar Matahari tubuh penuh adalah sekitar
250 mg (10.000 IU) per hari. Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), bayi yang
disusui mungkin tidak mendapatkan 2 bulan sampai mereka mulai minum setidaknya 17
ons cairan AS (500 ml) yang diperkaya vitamin D atau susu formula setiap hari [10].

Epidemiologi

Di negara maju, rakitis adalah penyakit langka (kejadian kurang dari 1 dalam 200.000).
Mereka yang berisiko tinggi untuk mengembangkan rakitis meliputi:
 Menyusui bayi yang ibunya tidak terkena sinar Matahari

 Menyusui bayi yang tidak terkena sinar Matahari

 Bayi yang berkulit gelap (misalnya coklat kulit, Afrika), terutama ketika ASI dan sedikit
terkena sinar Matahari

 Individu tidak mengkonsumsi susu, seperti mereka yang tidak toleran laktosa

Individu dengan rambut merah telah berspekulasi untuk memiliki penurunan risiko untuk
rakitis karena produksi mereka yang lebih besar vitamin D dalam sinar Matahari. Anak-
anak usia 6 bulan sampai 24 bulan berada pada risiko tertinggi, karena tulang mereka
berkembang pesat. Konsekuensi jangka panjang termasuk lengkungan permanen atau
pengrusakan tulang panjang, dan kembali melengkung.

Riketsia terjadi karena kekurangan vitamin D yang membantu penyerapan kalsium dan
fosfor dari darah hingga pengerasan tulang. Penyakit ini terjadi pada anak. Riketsia
menyebabkan tulang kaki tumbuh membengkok. Penyembuhan dan pencegahan dari
penyakit
ini adalah dengan penambahan kalsium, fosfor, dan vitamin D ke dalam diet. Vitamin D bisa
didapat dengan berjemur di panas matahari.

2. Osteoporosis

Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa


massa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan
kualitas jaringan tulang yang dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang.

Klasifikasi

Osteoporosis primer

Osteoporosis primer sering menyerang wanita paska menopause dan juga pada pria usia
lanjut dengan penyebab yang belum diketahui.

Osteoporosis sekunder

Sedangkan osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan:


 Cushing's disease

 Hyperthyroidism

 Hyperparathyroidism

 Hypogonadism

 Kelainan hepar

 Kegagalan ginjal kronis

 Kurang gerak

 Kebiasaan minum alkohol

 Pemakai obat-obatan/corticosteroid

 Kelebihan kafeina

 Merokok

Osteoporosis anak

Osteoporosis pada anak disebut juvenile idiopathic osteoporosis.

Penyebab

Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada


wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita.
Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia di antara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai
muncul lebih cepat ataupun lebih lambat. Tidak semua wanita memiliki risiko yang sama
untuk menderita osteoporosis postmenopausal, wanita kulit putih dan daerah timur lebih
mudah menderita penyakit ini daripada wanita kulit hitam.

Osteoporosis senilis terjadi karena kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan
ketidakseimbangan di antara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang
baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya
terjadi pada usia di atas 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. Wanita
seringkali menderita osteoporosis senilis dan postmenopausal.
Kurang dari 5% penderita osteoporosis juga mengalami osteoporosis sekunder, yang
disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan.Penyakit ini bisa disebabkan
oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid dan adrenal)
dan obat-obatan (misalnya kortikosteroid, barbiturat, anti-kejang dan hormon tiroid yang
berlebihan). Pemakaian alkohol yang berlebihan dan merokok bisa memperburuk keadaan
ini.

Osteoporosis juvenil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak


diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi
hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas
dari rapuhnya tulang.

Gejala

Kepadatan tulang berkurang secara perlahan (terutama pada penderita osteoporosis


senilis), sehingga pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala. Beberapa
penderita tidak memiliki gejala.

Jika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga tulang menjadi kolaps atau hancur, maka
akan timbul nyeri tulang dan kelainan bentuk.

Kolaps tulang belakang menyebabkan nyeri punggung menahun. Tulang belakang yang
rapuh bisa mengalami kolaps secara spontan atau karena cedera ringan.
Biasanya nyeri timbul secara tiba-tiba dan dirasakan di daerah tertentu dari punggung,
yang akan bertambah nyeri jika penderita berdiri atau berjalan. Jika disentuh, daerah
tersebut akan terasa sakit, tetapi biasanya rasa sakit ini akan menghilang secara bertahap
setelah beberapa minggu atau beberapa bulan. Jika beberapa tulang belakang hancur, maka
akan terbentuk kelengkungan yang abnormal dari tulang belakang (punuk Dowager), yang
menyebabkan ketegangan otot dan sakit.

Tulang lainnya bisa patah, yang seringkali disebabkan oleh tekanan yang ringan atau
karena jatuh. Salah satu patah tulang yang paling serius adalah patah tulang panggul. Yang
juga sering terjadi adalah patah tulang lengan (radius) di daerah persambungannya dengan
pergelangan tangan, yang disebut fraktur Colles. Selain itu, pada penderita osteoporosis,
patah tulang cenderung menyembuh secara perlahan.
Diagnosa

Pada seseorang yang mengalami patah tulang, diagnosis osteoporosis ditegakkan


berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik dan rontgen tulang. Pemeriksaan lebih lanjut
mungkin diperlukan untuk menyingkirkan keadaan lainnya yang bisa di atasi, yang bisa
menyebabkan osteoporosis.

Untuk mendiagnosis osteoporosis sebelum terjadinya patah tulang dilakukan pemeriksaan


yang menilai kepadatan tulang. Pemeriksaan yang paling akurat adalah DXA (dual-energy x-
ray absorptiometry). Pemeriksaan ini aman dan tidak menimbulkan nyeri, bisa dilakukan
dalam waktu 5-15 menit. DXA sangat berguna untuk:

 wanita yang memiliki risiko tinggi menderita osteoporosis

 penderita yang diagnosisnya belum pasti

 penderita yang hasil pengobatannya harus dinilai secara akurat.

Patogenesis

Mekanisme yang mendasari dalam semua kasus osteoporosis adalah ketidakseimbangan


antara resorpsi tulang dan pembentukan tulang. Dalam tulang normal, terdapat matrik
konstan remodeling tulang; hingga 10% dari seluruh massa tulang mungkin mengalami
remodeling pada saat titik waktu tertentu. Proses pengambilan tempat dalam satuan-
satuan multiseluler tulang (bone multicellular units (BMUs)) pertama kali dijelaskan oleh
Frost tahun 1963.[1] Tulang diresorpsi oleh sel osteoklas (yang diturunkan dari sumsum
tulang), setelah tulang baru disetorkan oleh sel osteoblas.[2]

Pengobatan

Tujuan pengobatan adalah meningkatkan kepadatan tulang. Semua wanita, terutama yang
menderita osteoporosis, harus mengonsumsi kalsium dan vitamin D dalam jumlah yang
mencukupi.

Wanita paska menopause yang menderita osteoporosis juga bisa mendapatkan estrogen
(biasanya bersama dengan progesteron) atau alendronat, yang bisa memperlambat atau
menghentikan penyakitnya. Bifosfonat juga digunakan untuk mengobati osteoporosis.
Alendronat berfungsi:

 mengurangi kecepatan penyerapan tulang pada wanita pasca menopause

 meningkatakan massa tulang di tulang belakang dan tulang panggul

 mengurangi angka kejadian patah tulang.

Supaya diserap dengan baik, alendronat harus diminum dengan segelas penuh air pada
pagi hari dan dalam waktu 30 menit sesudahnya tidak boleh makan atau minum yang lain.
Alendronat bisa mengiritasi lapisan saluran pencernaan bagian atas, sehingga setelah
meminumnya tidak boleh berbaring, minimal selama 30 menit sesudahnya. Obat ini tidak
boleh diberikan kepada orang yang memiliki kesulitan menelan atau
penyakit kerongkongan dan lambung tertentu.

Kalsitonin dianjurkan untuk diberikan kepada orang yang menderita patah tulang belakang
yang disertai nyeri. Obat ini bisa diberikan dalam bentuk suntikan atau semprot hidung.

Tambahan fluorida bisa meningkatkan kepadatan tulang. Tetapi tulang bisa mengalami
kelainan dan menjadi rapuh, sehingga pemakaiannya tidak dianjurkan.

Pria yang menderita osteoporosis biasanya mendapatkan kalsium dan tambahan vitamin D,
terutama jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa tubuhnya tidak menyerap kalsium
dalam jumlah yang mencukupi. Jika kadar testosteronnya rendah, bisa diberikan
testosteron.

Patah tulang karena osteoporosis harus diobati. Patah tulang panggul biasanya di atasi
dengan tindakan pembedahan. Patah tulang pergelangan biasanya digips atau diperbaiki
dengan pembedahan. Pada kolaps tulang belakang disertai nyeri punggung yang hebat,
diberikan obat pereda nyeri, dipasang supportive back brace dan dilakukan terapi fisik.

Pencegahan

Pencegahan osteoporosi meliputi:

 Mempertahankan atau meningkatkan kepadatan tulang dengan mengonsumsi kalsium


yang cukup.

 Melakukan olahraga dengan beban.


 Mengkonsumsi obat (untuk beberapa orang tertentu).

Mengkonsumsi kalsium dalam jumlah yang cukup sangat efektif, terutama sebelum
tercapainya kepadatan tulang maksimal. Minum 2 gelas susu dan tambahan vitamin D
setiap hari, bisa meningkatkan kepadatan tulang pada wanita setengah baya yang
sebelumnya tidak mendapatkan cukup kalsium. Akan tetapi tablet kalsium dan susu yang
dikonsumsi setiap hari akhir - akhir ini menjadi perdebatan sebagai pemicu terjadi
osteoporosis, berhubungan dengan teori osteoblast.

Pembentukan tulang yang maksimal terjadi sejak usia 5 tahun hingga puncak kepadatan
tulang terjadi pada usia 35 tahun, setelah itu proses pengeroposan tulang yang cepat atau
lambat tergantung dari apakah butir 1 dan 2 tersebut di atas tetap dilakukan atau tidak.
Biasanya di Indonesia osteoporosis terdeksi pada usia 40 hingga 45 tahun pada wanita dan
usia 50 tahun pada pria. Tetapi sekarang ini dijumpai penderita osteoporosis berusia 30
tahun. Hal ini kemungkinan terjadi karena kurangnya aktivitas fisik dimana taman-
taman/tempat bermain untuk anak-anak sangat berkurang dibanding masa lalu dan anak-
anak sekarang lebih sering bermain games dan gadgets yang hanya duduk saja, walaupun
mungkin kecukupan gizi kalsium/susu anak-anak tersebut telah mencukupi. Untuk itu
perlu dilakukan edukasi pada guru dan orang tua, bahwa bergerak, berolahraga dan
bermain yang menggunakan aktivitas fisik itu perlu selain gizi dan kalsium/susu, agar
tercapai kepadatan tulang maksimum sebagai 'tabungan tulang'.[3]

Olahraga beban seperti berjalan dan menaiki tangga akan meningkatkan kepadatan
tulang. Berenang tidak meningkatkan kepadatan tulang.

Estrogen membantu mempertahankan kepadatan tulang pada wanita dan sering diminum
bersamaan dengan progesteron. Terapi sulih estrogen paling efektif dimulai dalam 4-6
tahun setelah menopause; tetapi jika baru dimulai lebih dari 6 tahun setelah menopause,
masih bisa memperlambat kerapuhan tulang dan mengurangi risiko patah
tulang. Raloksifen merupakan obat menyerupai estrogen yang baru, yang mungkin kurang
efektif daripada estrogen dalam mencegah kerapuhan tulang, tetapi tidak memiliki efek
terhadap payudara atau rahim. Untuk mencegah osteroporosis, bisfosfonat (contohnya
alendronat), bisa digunakan sendiri atau bersamaan dengan terapi sulih hormon.
Epidemiologi

Sementara ini diperkirakan 1 dari 3 wanita dan 1 dari 12 pria di atas usia 50 tahun di
seluruh dunia mengidap osteoporosis. Ini menambah kejadian jutaan fraktur lainnya
pertahunnya yang sebagian besar melibatkan lumbar vertebra, panggul dan pergelangan
tangan (wrist). Fragility fracture dari tulang rusuk juga umum terjadi pada pria.

Fraktur panggul

Fraktur panggul paling sering terjadi akibat osteoporosis. Di AS, lebih dari 250.000 fraktur
panggul pertahunnya merupakan akibat dari osteoporosis.[4] Ini diperkirakan bahwa
seorang wanita kulit putih usia 50 tahun mempunyai waktu hidup 17,5% berisiko fraktur
femur proksimal. Insidensi fraktur panggul meningkat setiap dekade dari urutan ke 6
menjadi urutan ke 9 baik untuk wanita maupun pria pada semua populasi. Insidensi
tertingi ditemukan pada pria dan wanita usia 80 tahun ke atas.[5]

Fraktur vertebral

Antara 35-50% dari seluruh wanita usia di atas 50 tahun setidaknya satu mengidap fraktur
vertebral. Di AS, 700.000 fraktur vertebra terjadi pertahun, tetapi hanya sekitar 1/3 yang
diketahui. Dalam urutan kejadian 9.704 wanita usia 68,8 tahun pada studi selama 15 tahun,
didapatkan 324 wanita sudah menderita fraktur vertebral pada saat mulai dimasukkan ke
dalam penelitian; 18.2% berkembang menjadi fraktur vertebra, tetapi risiko meningkat
hingga 41.4% pada wanita yang sebelumnya telah terjadi fraktur vertebra.[6]

Fraktur pergelangan tangan

Di AS, 250.000 fraktur pergelangan tangan setiap tahunnya merupakan akibat dari
osteoporosis.[4] Fraktur pergelangan tangan merupakan tipe fraktur ketiga paling umum
dari osteoporosis. Risiko waktu hidup yang ditopang fraktur Colles sekitar 16% untuk
wanita kulit putih. Ketika wanita mencapai usia 70 tahun, sekitar 20%-nya setidaknya
terdapat satu fraktur pergelangan tangan[5]

Fraktur tulang rusuk

Fragility fracture dari tulang iga umumnya terjadi pada laki-laki usia muda 25 tahun ke
atas. Tanda-tanda osteoporosis pada pria ini sering diabaikan karena sering aktif secara
fisik dan menderita fraktur pada saat berlatih aktivitas fisik. Contohnya ketika jatuh saat
berski air atau jet ski. Bagaimanapun, tes cepat dari tingkat testosteron individu berikut
diagnosis fraktur akan tampak dengan mudah apakah individu kemungkinan berisiko.

Osteoporosis disebabkan karena kekurangan mineral. Cobalah ingat kembali macam


mineral penyusun tulangmu! Osteoporosis umumnya terjadi pada orang dewasa. Orang tua
biasanya menghasilkan lebih sedikit hormon, sehingga osteoblast sebagai pembentuk
tulang kurang aktif, dan massa tulangpun jadi berkurang. Tulang yang kekurangan mineral
menjadi rapuh dan mudah patah.

3. Artritis

Artritis adalah peradangan pada satu atau lebih persendian, yang disertai dengan
rasa sakit, kebengkakan, kekakuan, dan keterbatasan bergerak.[1]

Penyebab

Artrhitis dapat terjadi akibat infeksi maupun tanpa infeksi. Pelepasan


mediator inflamasi dari leukosit, kondrosit, sinoviosit menyebabkan kehilangan
proteoglikan dan matriks ektraselular kartilago, sehingga terjadi kerusakan tulang.
Kerusakan dan hilangnya kolagen dan kondrosit dapat menyebabkan perubahan yang
tidak dapat kembali.[2]

Terdapat lebih dari 100 bentuk artritis[3]. Bentuk yang paling umum,
yakni osteoartritis disebabkan oleh trauma pada persendian, infeksi pada persendian,
atau usia.[3] Artitis lainnya yaitu artritis reumatoid, artritis psoriatik,
dan penyakit autoimun. Artritis sepsis disebabkan oleh infeksi pada sendi.[3]

Gejala Klinis

Gejala klinis yang disebabkan artritis adalah adanya rasa sakit, panas, dan pembengkakan
pada persendian lutut (gejala panca radang).[2] Terasa adanya fluktuasi, sakit dan panas,
kemerahan; secara umum penderita menjadi demam jika sakit sudah menjadi sepsis,
frekuensi nadi dan napas frekuen, pincang yang hebat bahkan kadang sampai penderita
tidak dapat berdiri.
Artritis adalah penyakit sendi. Penderita penyakit ini mempunyai tulang rawan sendi yang
rusak. Kerusakan ini menyebabkan sendi menjadi sakit dan bengkok. Kadangkadang sendi
yang terkena artritis tidak dapat digerakkan. Rematik adalah salah satu bentuk artritis.
Sebab terjadinya artritis belum diketahui dengan pasti. Menghindari infeksi yang akut dan
mengonsumsi makanan yang seimbang mengurangi terjadinya artritis.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Gerak dapat diartikan berpindah tempat atau perubahan posisi sebagian atau
seluruh bagian dari tubuh makhluk hidup. Makhluk hidup akan bergerak bila aka impuls
atau rangsangan yang mengenai sebagian atau seluruh bagian tubuhnya. Pada hewan dan
manusia dapat mewakili pengertian gerak secara umum dan dapat dilihat dengan kasat
mata/secara nyata. Gerak pada manusia dan hewan menggunakan alat gerak yang tersusun
dalam sistem gerak.

Sedangkan untuk tumbuhan, gerak yang dilakukan tidak akan terlihat oleh kasat
mata karena terjadi di dalam suatu organ atau sel tumbuhan. Dengan demikian tidak dapat
disamakan arti gerak pada seluruh makhluk hidup. Gerak pada tumbuhan juga melibatkan
alat gerak, tetapi alat gerak yang digunakan tergantung dari impuls atau rangsangan yang
mengenai sel/jaringan/organ tumbuhan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai