Anda di halaman 1dari 30

REMEDIAL BIOLOGI

PENYAKIT/KELAINAN PADA SISTEM GERAK DAN


SISTEM PEREDARAN DARAH

Oleh

Lucia Keyra Abela Manik

KELAS XI MIA 1
SMA FRATER DON BOSCO BANJARMASIN
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat yang telah
diberikan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktu.
Tema dari makalah ini adalah “Penyakit /Kelainan Pada Sistem Gerak dan sistem peredaran
darah”.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada guru mata pelajaran Biologi
yang telah memberi kesempatan untuk memperbaiki nilai.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya
pengalaman yang saya miliki. Oleh karena itu saya mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Saya harap makalah ini dapat
diterima kepada guru pembimbing.

Banjarmasin, Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………..…1


A. Latar Belakang…………………………………………..………………………….…...….1
B. Rumus Masalah…………………………………………..…………………………...……1
C. Tujuan Penelitian...…….……………………………….………….………….……………1
D. Manfaat………………………………………………….…………………………….……2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………3


A. Gagguan pada Rangka Tubuh……………………………………………………………...3
B. Kelainan pada Rangka Tulang ………………………………………………………….....8
C. Penyakit/Kelainan pada Sistem Peredaran Darah…………………………………………10
D. Gangguan yang Menyerang Jantung…………………………………………………...…11

BAB III TELNOLOGI PENGOBATAN ………………..…………………15


A. Teknologi Pengobatan pada Gangguan Tulang………………………………………….15
B. Teknologi Pengobatan pada Kelainan Tulang……………………………………………19
C. Teknologi yang Berkaitan dengan Sistem Peredaran Darah………………………..……22

BAB IV KESIMPULAN ……………………………………………………..24


DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...25

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tubuh manusia, seperti tubuh hewan, terdiri atas sistem, yang terdiri atas organ-organ,
yang terdiri atas jaringan-jaringan,yang terdiri atas sel-sel. Di dalam melakukan aktifitas
sehari-hari pastinya kita melakukan banyak gerakan. Kemampuan yang dimiliki oleh manusia
untuk bergerak tentunya dikarenakan adanya organ-organ yang mendukung tubuh manusia
untuk melakukannya. Di dalam biologi, kerjasama organ-organ tersebut dikenal dengan
sistem gerak. Sistem gerak meliputi tulang/rangka,otot,serta sendi-sendi.

Agar dapat megetahui berbagai penyakit dan kelainan pada sistem peredaran darah,
untuk memberikan informasi yang lebih luas agar bisa mengatasinya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dan jenis-jenis gangguan/kelainan pada rangka tubuh dan sistem
peredarandarah ?
2. Apa saja teknologi pengobatannya ?

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui jenis-jenis gangguan/kelainan pada rangka tubuh dan sistem peredaran
darah
2. Mengetahui teknologi pengobatannya.

D. Manfaat
Gangguan sistem gerak pada bagian tulang adalah pembahasan yang penting di mana
memberi kita wawasan tentang gangguna sistem gerak pada manusia dan mengetahui apa saja
sistem gerak pada manusia.
Sistem peredaran darah kita berperan penting dalam menstabilkan Kesehatan dan
mengedarkan kesehatan dan mengedarkan ke organ-organ tubuh. Dimana, memberi kita
wawasan dalam tubuh kita.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Gangguan pada Rangka Tubuh


a. Patah Tulang (Fraktura)
Ada berberapa jenis fraktura yaitu :
1. Fraktura sederhana

Adalah kondisi tulang patah menjadi dua bagian dan masih berada dalam posisi normalnya.
Jenis faktura ini tidak menimbulkan dampak yang terlalu besar terhadap jaringan di
sekitarnya.

2. Fraktura terbuka
Adalah kondisi tulang patah menjadi dua bagian dan telah mengalami perpindahan posisi.
Jenis fraktura ini menimbulkan dampak besar pada jaringan di sekitarnya. Bahkan jenis
frakturanya ini menyebabkan bagian tulang yang patah menonjol keluar melalui kulit.
3. Fraktura greenstick
Adalah kondisi tulang patah secara longitudional dan terkadang tidak menyebabkan tulang
terbagi menjadi dua. Jenis fraktura umumnya terjadi pada anak-anak karena tulang anak-anak
mengandung lebbih banyak kolagen.
4. Fraktura kominutuf
Dua atau lebih patahan pada tulang saling berpotongan sehingga menciptakan beberapa
fragmen tulang.
5. Fraktura impak
Adalah kondisi bagian tulang yang patah saling menekan atau membentur satu sama lain.

b. Osteoporosis
Osteoporosis adalah kondisi ketika kepadatan tulang berkurang sehingga tulang menjadi
keropos dan mudah patah. Osteoporosis jarang menimbulkan gejala dan biasanya baru diketahui
ketika penderitanya jatuh atau mengalami cedera yang menyebabkan patah tulang.
Osteoporosis disebabkan oleh menurunnya kemampuan tubuh dalam meregenerasi
tulang sehingga kepadatan tulang berkurang. Penurunan kemampuan regenerasi ini biasanya
akan dimulai saat seseorang memasuki usia 35 tahun.Selain faktor usia, ada beberapa faktor
lain yang bisa meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis, seperti kekurangan vitamin D,
gangguan hormon, jarang berolahraga, konsumsi obat-obatan tertentu, serta kebiasaan
merokok.

c. Skoliosis
Skoliosis adalah kelainan pada tulang belakang yang ditandai dengan bentuk punggung
melengkung seperti huruf C atau S. Skoliosis lebih sering ditemukan pada anak-anak sebelum
masa pubertas, yaitu sekitar usia 10–15 tahun.Skoliosis biasanya menimbulkan keluhan ringan,
tetapi dapat berkembang menjadi lebih parah seiring pertambahan usia. Jika tidak ditangani,
lengkungan skoliosis yang sangat parah dapat menimbulkan kerusakan sendi dan nyeri
berkepanjangan.
Pada sebagian besar kasus, skoliosis terjadi tanpa diketahui penyebabnya
(idiopatik). Namun, terdapat beberapa kondisi yang dapat memicu terjadinya skoliosis, yaitu:

4
 Bantalan dan sendi tulang belakang yang mulai aus akibat usia (skoliosis degeneratif)
 Bawaan lahir (skoliosis kongenital)

 Gangguan saraf dan otot (skoliosis neuromuskular), misalnya penyakit distrofi otot


atau cerebral palsy
 Cedera atau infeksi tulang belakang
 Cacat tulang belakang

d. Rakitis
Rakitis adalah kelainan pertumbuhan tulang pada anak yang disebabkan oleh kekurangan
vitamin D. Rakitis atau penyakit Rickets bisa menyebabkan tulang menjadi lunak dan rapuh
sehingga mudah patah.Vitamin D berperan penting dalam membantu penyerapan kalsium dan
fosfat dari makanan. Kalsium dan fosfat merupakan mineral yang berfungsi untuk
menjaga kekuatan tulang. Jika tubuh kekurangan vitamin D, kadar kalsium dan fosfat pada
tulang akan berkurang. Akibatnya, tulang akan melunak dan mudah rapuh.

Rakitis terjadi ketika tubuh tidak cukup mendapatkan vitamin D atau tubuh tidak
memproses vitamin D dengan normal. Kekurangan vitamin D bisa terjadi karena kurang
terpapar sinar matahari, kurang asupan makanan yang kaya vitamin D, atau gangguan
penyerapan vitamin D. Pada kasus yang jarang terjadi, rakitis dapat disebabkan oleh faktor
genetik. Jenis rakitis yang disebut rakitis hipofosfatemia ini terjadi akibat adanya gangguan
ginjal dalam menyerap fosfat.

5
e. Kifosis
Kifosis adalah kelainan pada lengkungan tulang belakang yang membuat punggung
bagian atas terlihat membulat atau bengkok tidak normal. Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja,
tetapi lebih sering dialami oleh wanita lanjut usia.Setiap orang memiliki tulang belakang yang
melengkung pada kisaran 25–45 derajat. Akan tetapi, pada penderita kifosis, kelengkungan
tulang belakang bisa mencapai 50 derajat atau lebih sehingga membuat penderitanya
bungkuk.

Berdasarkan penyebabnya, kifosis dibedakan menjadi tiga, yaitu:

Postural kyphosis
Postural kyphosis adalah jenis kifosis yang paling umum terjadi dan biasanya terlihat pada
masa remaja. Penelitian menunjukkan, kifosis jenis ini lebih sering dialami oleh remaja
perempuan daripada remaja laki-laki.
Postural kyphosis biasanya disebabkan oleh postur tubuh yang salah, misalnya karena
bersandar di kursi dengan posisi yang terlalu membungkuk atau akibat membawa tas sekolah
yang terlalu berat.
Kifosis jenis ini ditandai dengan kondisi tulang belakang yang melengkung sampai 50 derajat
atau lebih. Meski demikian, postural kyphosis jarang menimbulkan nyeri sehingga tidak
mengganggu penderita dalam beraktivitas.

Scheuermann’s kyphosis
Scheurmann’s kyphosis terjadi ketika tulang belakang mengalami kelainan pada masa
pertumbuhan anak. Kifosis ini terjadi sebelum masa puber dan lebih sering terjadi pada anak
laki-laki daripada anak perempuan.
Umumnya, lengkungan pada kifosis ini kaku dan memburuk seiring pertumbuhan anak.
Kelainan bentuk tulang punggung paling terlihat saat remaja. Kondisi ini dapat membuat
penderitanya tidak bisa berdiri lurus.

6
Pada sebagian penderita, kifosis ini bisa menimbulkan nyeri di bagian punggung yang paling
melengkung. Nyeri dapat memburuk saat beraktivitas atau ketika penderita duduk dan berdiri
lama.
Congenital kyphosis
Congenital kyphosis terjadi akibat kelainan perkembangan tulang belakang saat masih di
dalam kandungan. Kelainan tersebut dapat terjadi pada satu atau lebih tulang belakang dan
bisa memburuk seiring pertumbuhan anak.
Congenital kyphosis membutuhkan tindakan bedah secepatnya guna mencegah bungkuk
bertambah parah.
Belum diketahui apa yang menyebabkan congenital kyphosis, tetapi kondisi ini diduga terkait
dengan kelainan gen. Dugaan tersebut muncul karena pada beberapa kasus, kondisi ini
dialami anak dari keluarga dengan riwayat congenital kyphosis.

f. Lordorsis
Pengertian lordosis adalah penyakit kelainan tulang (vertebra) yang menyebabkan di
bagian bawahnya (lumbar) melengkung ke dalam secara berlebihan. Kondisi ini dikenal juga
dengan istilah swayback.Lengkungan yang berlebihan ini membuat lumbar lebih maju ke
depan sehingga area perut ikut menonjol ke depan. Di samping itu, area pinggul menonjol
sedikit ke belakang dan ke atas.
Pada kebanyakan kasus, dokter tidak tahu secara pasti penyebab dari lordosis.
Namun, beberapa kasus penyakit lordosis diketahui penyebab yang mendasarinya, yaitu:

 Cedera akibat olahraga, kecelakan, atau jatuh dari tempat yang tinggi bisa
menyebabkan patah tulang belakang yang akhirnya menyebabkan kelengkungan
berlebihan pada tulang lumbar.
 Gangguan neuromuskuler (gangguan fungsi otot dan saraf), seperti cerebral palsy
atau distrofi otot bisa menyebabkan swayback.

7
 Osteoporosis yakni pengeroposan tulang bisa membuat tulang belakang mudah patah
sehingga bisa menimbulkan kelengkungan abnormal pada area punggung bawah.
 Spondilolistesis atau bergesernya tulang belakang juga menjadi penyebab umum dari
swayback.
 Achondroplansia, yaitu gangguan pertumbuhan tulang yang membuat seseorang
terlihat kerdil dan tidak proporsional.

B. Kelainan pada Rangka Tubuh


a. Infeksi Tulang (osteomyelitis)
Adalah peradangan pada tulang yang umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri.
Kelainan tulang ini sering terjadi pada orang yang mengalami cedera atau patah tulang
terbuka, memiliki daya tahan tubuh yang lemah, atau menggunakan alat bantu prostetik pada
tulang atau sendi.
Osteomielitis dapat menimbulkan gejala berupa nyeri dan pembengkakan pada
tulang, bagian di sekitar tulang yang meradang terasa hangat saat disentuh, demam, serta
tubuh terasa lemas.
Jika tidak diobati dengan baik, kondisi ini dapat menyebabkan infeksi berat dan
kematian jaringan tulang. Pada anak-anak, osteomielitis yang tidak ditangani dengan baik
dapat menyebabkan kelainan bentuk tulang dan mengakibatkan tubuh anak menjadi pendek.

8
b. Tumor Tulang
Ketika sel-sel di tulang tumbuh tidak terkendali, dapat terbentuk suatu gumpalan
jaringan yang disebut tumor. Tumor pada tulang biasanya bersifat jinak, tetapi tetap bisa
membuat jaringan tulang yang sehat di sekitarnya menjadi rusak dan lemah. Hal ini kemudian
menyebabkan tulang rapuh dan mudah patah.
Ada beberapa jenis tumor tulang yang bersifat ganas (kanker). Tumor tulang yang
ganas ini bisa menyebar dan menyebabkan kerusakan di bagian tubuh lain. Tanpa
penanganan yang tepat, tumor ganas pada tulang dapat menimbulkan gangguan yang serius
bahkan kematian.

9
c. Penyakit Paget
Merupakan kelainan kronis yang menyebabkan tulang tumbuh lebih cepat tetapi
rapuh. Akibatnya, tulang mudah mengalami kerusakan dan perubahan bentuk.
Belum diketahui dengan pasti apa penyebab penyakit Paget. Namun, banyak ahli menduga
bahwa faktor lingkungan dan genetik merupakan penyebab tulang tumbuh terlalu cepat dan
lemah.
Penyakit Paget biasanya tidak menimbulkan gejala. Apabila timbul gejala, keluhan
yang biasanya dialami penderita penyakit Paget adalah nyeri pada tulang atau sendi,
pembesaran tulang, sakit kepala, gangguan pendengaran, serta kesulitan melakukan aktivitas
tertentu, seperti berjalan atau duduk.

C. Penyakit/Kelainan pada Sistem Peredaran Darah


a. Anemia
Anemia adalah keadaan tubuh yang kekurangan hemoglobin. Kadar Hb normal adalah
12-16% dari sel darah merah. Jumlah sel darah merah normal 5 juta/mm. Pada penderita
anemia, kadar Hb kurang dari normal.

b. Leukemia
Leukemia adalah pertumbuhan sel-sel darah putih yang tidak normal. Leukimia disebut
juga kanker darah. Sel darah putih ini dapat memakan sel-sel darah merah sehingga penderita
dapat mengalami anemia akut.

10
c. Thalasemia
penyakit keturunan dimana tubuh tidak mampu memproduksi hemoglobin dan sel darah
merah. Akibatnya penderita mengalami anemia.

d. Hemofilia
hemophilia ini adalah penyakit akibat kelainan genetik pada darah yang disebabkan
adanya kekurangan faktor pembekuan darah. Hemofilia A timbul jika ada kelainan pada gen
yang menyebabkan kurangnya faktor pembekuan VIII (FVIII). Sedangkan, hemofilia B
disebabkan kurangnya faktor pembekuan IX (FIX). Hemofilia A dan B tidak dapat dibedakan
karena mempunyai tampilan klinis yang mirip dan pola pewarisan gen yang serupa.
Hemofilia adalah salah satu penyakit genetik tertua yang pernah dicatat.

D. Gangguan yang Menyerang Jantung


a. Jantung Kroner
Penyakit jantung koroner adalah kondisi ketika arteri koroner tersumbat oleh timbunan
lemak. Penyakit ini menimbulkan keluhan berupa nyeri dada, sesak napas, dan gejala serangan
jantung. Jika dibiarkan, penyakit jantung koroner dapat menyebabkan gagal jantung.

11
b. Pericarditis
Perikarditis adalah peradangan pada lapisan tipis berbentuk kantong yang melapisi
jantung (perikardium). Perikardium berfungsi untuk menjaga agar jantung tidak berpindah posisi,
serta melindungi jantung dari gesekan atau penyebaran infeksi dari jaringan lain.

c. Heart Valve Disease


Penyakit atau kelainan katup jantung merupakan penyakit yang muncul diakibatkan
karena adanya kelainan atau gangguan pada salat satu atau lebih dari keempat katup jantung
yang berfungsi sebagai penjaga aliran darah yang berasal dari seluruh tubuh. Gangguan ini
menyebabkan darah sulit mengalir ke ruangan atau pembuluh darah selanjutnya, atau sebagan
dari aliran darah berbalik ke area sebelumnya.

12
e. Gagal Jantung
Gagal jantung adalah kondisi ketika jantung melemah sehingga tidak mampu memompa
darah yang cukup ke seluruh tubuh. Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja, tetapi lebih sering
terjadi pada orang berusia di atas 65 tahun.

f. Aritmia
Aritmia adalah gangguan yang terjadi pada irama jantung. Penderita aritmia bisa merasakan
irama jantungnya terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur.

g. Cardiomyopathies
Ada banyak penyakit yang dapat mengakibatkan pembesaran jantung. Penyakit ini
meliputi penyakit pada katup atau otot jantung, aritmia, pelemahan otot jantung, cairan di
sekitar jantung, tekanan darah tinggi, dan hipertensi paru. Anda juga dapat mengalami
pembesaran jantung setelah menderita penyakit tiroid atau anemia kronis.

13
14
BAB III
TEKNOLOGI PENGOBATAN

A. Teknologi Pengobatan pada Gangguan Tulang


a. Patah Tulang (Frktura)
Penanganan atau pengobatan yang diberikan bisa berbeda pada setiap orang tergantung
jenis fraktur, lokasi tulang yang terkena, serta kondisi pasien secara keseluruhan.
Berikut adalah beberapa pengobatan yang umumnya diberikan untuk mengobati fraktur:
 Pemasangan gips.
 Penggunaan traksi.
 Obat-obatan untuk meredakan nyeri.
 Pembedahan atau operasi patah tulang.
 Fisioterapi.

b. osteoporosis
Pengobatan osteoporosis bertujuan untuk mencegah terjadinya patah tulang atau tulang
retak. Jika penderita osteoporosis sangat berisiko untuk mengalami patah tulang, dokter dapat
memberikan obat-obatan untuk meningkatkan kepadatan tulang, seperti:

 Bifosfonat
 Antibodi monoklonal
 Terapi hormon

Jika diperlukan, penderita dapat diberikan obat untuk meningkatkan pembentukan tulang,
seperti  teriparatide dan abaloparatide. Pasien juga akan dianjurkan untuk mengurangi
aktivitas yang dapat menyebabkannya terjatuh atau cedera.
Pada beberapa keadaan, osteoporosis sulit untuk dicegah. Akan tetapi, Anda bisa
mengurangi risiko terkena osteoporosis dengan berhenti merokok, melakukan pemeriksaan
tulang berkala jika sudah menopause, berolahraga secara teratur, dan mengonsumsi makanan
yang kaya akan vitamin D dan kalsium, misalnya susu sapi dan susu kedelai, atau suplemen
kalsuim sesuai dengan arahan dokter.

c. Skoliosis
Bagi pengidap skoliosis ringan, mungkin tidak memerlukan perawatan khusus. Namun,
dokter tetap melakukan pengawasan rutin dan mengambil sinar-X setiap 6 bulan untuk
memastikan jika gangguan yang terjadi tidak semakin parah. 

15
Jika masalah pada tulang ini terjadi pada anak-anak atau orang dewasa, beberapa perawatan
yang umum dilakukan, antara lain:

1.Penyangga Tulang Belakang

Pada anak-anak yang masih dalam tahap pertumbuhan ketika mengalaminya, penggunaan
penyangga dapat menghentikan lekukan yang terjadi agar tidak lebih buruk. Cara ini
umumnya dilakukan apabila sudut lengkungnya lebih dari 20 derajat. 

Alat ini juga biasanya terbuat dari plastik dan kebanyakan digunakan selama 24 jam sehari.
Meski begitu, alat ini tidak terlihat saat menggunakan pakaian dan mampu beraktivitas
seperti biasa.

2.Operasi Fusi Tulang Belakang

Operasi ini dilakukan dengan meletakkan potongan tulang atau bahan serupa di antara bagian
pada tulang belakang. Dokter menggunakan perangkat keras agar dapat menahan tulang tetap
di tempatnya hingga kembali normal. Operasi ini dapat mencegah skoliosis menjadi lebih
buruk.

3.Operasi Pertumbuhan Tulang Belakang dan Tulang Rusuk

Metode ini dilakukan dengan memperbaiki skoliosis yang lebih serius pada anak-anak yang
masih dalam tahap pertumbuhan. Ahli medis akan menempelkan tongkat ke tulang belakang
atau tulang rusuk untuk menjaga agar tulang dapat tumbuh tanpa kelainan. Dokter akan
menyesuaikan panjang batang dengan pertumbuhan anak.

Selain itu, dokter juga dapat memberikan obat untuk seseorang dengan gangguan skoliosis
saat dewasa agar rasa nyeri yang dirasakan dapat mereda. Biasanya juga operasi yang
dilakukan saat perawatan dari masalah pada tulang belakang ini tidak kunjung sukses dan
lengkungan sudah lebih dari 50 derajat.

d. Rakitis
Pengobatan rakitis bertujuan untuk meningkatkan kadar vitamin D dalam tubuh anak dan
meredakan gejala. Beberapa upaya yang bisa dilakukan adalah:

 Menjemur anak di bawah sinar matahari secara rutin


 Memberikan anak makan kaya akan kalsium dan vitamin D, seperti ikan dan telur
 Memberikan suplemen kalsium dan vitamin D, bila asupan dari makanan kurang
 Pemberian vitamin D setiap tahun, bila anak tidak bisa mengonsumsi suplemen,
menderita penyakit hati, atau penyakit usus

Perlu dingat bahwa pemberian suplemen vitamin D harus sesuai saran dokter. Hal ini
karena kebutuhan vitamin D harian setiap anak bisa berbeda-beda. Penggunaan suplemen
vitamin D juga tidak boleh melebihi batas maksimal asupan harian agar tidak
terjadi hipervitaminosis.
16
Bila rakitis sampai menyebabkan kelainan tulang, dokter akan menyarankan penggunaan
alat penyangga untuk menunjang pertumbuhan tulang anak. Jika kelainan tulang sudah
tergolong parah, dokter akan melakukan operasi untuk memperbaiki tulang anak.

Rakitis bisa dicegah dengan mencukupi kebutuhan vitamin D dan kalsium. Beberapa
cara yang dapat dilakukan adalah:

 Berjemur di bawah sinar matahari selama 10–15 menit per hari


 Menggunakan tabir surya sebelum berjemur untuk melindungi kulit dari luka bakar
sinar matahari
 Mengonsumsi makanan yang kaya vitamin D, seperti kuning telur, ikan laut, minyak
ikan, jamur, dan susu
 Mengonsumsi suplemen vitamin D sesuai anjuran dokter dan rutin memeriksakan diri
ke dokter, bila sedang hamil.

e. Kifosisi

Pengobatan kifosis bertujuan untuk mencegah tulang belakang makin melengkung dan
menghindari risiko kelainan bentuk tulang belakang. Metode pengobatan yang dipilih oleh
dokter tergantung pada usia dan kondisi pasien, serta jenis dan tingkat keparahan kifosis.
Kifosis yang disebabkan oleh postur tubuh yang salah dapat diatasi dengan cara memperbaiki
postur tubuh. Namun, dokter dapat menyarankan pasien menjalani Rontgen secara berkala
untuk memastikan kondisi tulang belakangnya tidak makin melengkung.
Pada kifosis yang disebabkan oleh kelainan tulang belakang, serta pada pasien yang tulang
belakangnya makin melengkung dan disertai nyeri, diperlukan tindakan lain yang meliputi:

1. Obat-obatan
Obat-obatan yang diberikan hanya bertujuan untuk meredakan nyeri, bukan untuk mengatasi
kifosis itu sendiri. Jenis obat-obatan tersebut antara lain:

 Ibuprofen
 Paracetamol
 Aspirin
 Obat untuk menguatkan tulang, seperti bifosfonat

2. Fisioterapi
Terapi fisik atau fisioterapi dilakukan pada pasien kifosis ringan. Dokter atau terapis akan
mengajarkan pasien latihan yang bisa dilakukan di rumah, untuk memperkuat dan
meningkatkan kelenturan tulang punggung, menguatkan otot yang menopang punggung, serta
meredakan nyeri punggung.

17
3. Penyangga punggung
Penyangga punggung (braces) diberikan pada pasien anak-anak
dengan Scheuermann’s kyphosis yang tulang belakangnya melengkung lebih dari 65 derajat
dan masih berpotensi untuk berkembang menjadi lebih parah.
Braces harus digunakan 23 jam sehari (hanya dilepas saat mandi) hingga tulang belakang
berhenti tumbuh, biasanya sampai usia 14–15 tahun. Tujuannya adalah untuk mencegah
tulang belakang makin melengkung.
Perlu diketahui, tindakan ini tidak dilakukan pada pasien yang tulang belakangnya sudah
berhenti tumbuh, karena tidak akan memperbaiki kondisi tulang belakang.

4. Operasi
Tindakan operasi umumnya dilakukan pada pasien congenital kyphosis atau
pasien Scheuermann’s kyphosis dewasa yang tulang belakangnya melengkung sampai 70–75
derajat dan disertai nyeri hebat di punggung. Operasi juga dilakukan pada kifosis yang
sampai menjepit saraf tulang belakang.
Jenis operasi tulang belakang yang dilakukan adalah fusi tulang belakang. Pada prosedur ini,
dokter akan memasukkan potongan tulang di antara ruas tulang belakang. Setelah itu, dokter
akan menyangga ruas tersebut dengan pen logam sampai posisi tulang belakang kembali
normal.
Untuk membantu menjaga kepadatan tulang, dokter juga akan menyarankan pasien untuk
mengonsumsi makanan kaya kalsium dan vitamin D, membatasi konsumsi minuman
beralkohol, dan tidak merokok.

Kifosis akibat postur yang tidak baik dapat dicegah dengan melakukan beberapa hal
berikut:

 Menjaga postur dengan baik, misalnya dengan membiasakan duduk tegak


 Tidak membawa tas punggung yang terlalu berat
 Memperkuta otot perut dan punggung
 Menjaga berat badan ideal
 Berolahraga secara rutin, seperti renang, lari, atau olahraga lain yang dapat
membantu menjaga kekuatan dan kelenturan tulang punggung

f. Lodorsis
Setelah mengetahui diagnosis dan tingkat keparahan lordosis, dokter akan memberikan
beberapa pilihan pengobatan, antara lain:

 Obat-obatan, untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan


 Fisioterapi, untuk meningkatkan kekuatan otot dan melatih kemampuan gerak tubuh
 Program diet, untuk menurunkan berat badan
 Operasi, untuk kasus lordosis yang parah dan disertai gangguan pada saraf
Walaupun sebagian besar kasus lordosis tidak memerlukan penanganan medis darurat,
Anda sebaiknya tidak menyepelekan kondisi ini dan lakukanlah pemeriksaan ke dokter. Jika
tidak mendapatkan penanganan yang tepat, lordosis bisa menimbulkan beragam keluhan yang
dapat mengganggu kenyamanan dan aktivitas Anda.

18
B. Teknologi Pengobatan pada Kelainan Tulang
a. Infeksi Tulang (osteomyelitis)
Pengobatan osteomielitis bertujuan untuk mengatasi infeksi dan mempertahankan fungsi
normal dari tulang. Pengobatan dilakukan berdasarkan usia dan kondisi kesehatan pasien,
tingkat keparahan penyakit, serta jenis osteomielitis yang dialami.
Berikut ini adalah metode pengobatan osteomielitis:

1. Obat-obatan
Pengobatan utama pada osteomielitis adalah dengan pemberian antibiotik untuk
mengendalikan infeksi. Pada awalnya, antibiotik akan diberikan melalui infus dan dilanjutkan
dengan bentuk tablet untuk dikonsumsi.
Pengobatan dengan antibiotik umumnya dilakukan selama 4–6 minggu. Namun, jika
infeksinya lebih serius, antibiotik dapat diberikan selama lebih dari 12 bulan.
Selain antibiotik, obat antinyeri juga dapat digunakan untuk meredakan nyeri. Jika infeksi
terjadi pada tulang yang berukuran panjang, misalnya tulang di lengan atau
tungkai, bidai atau alat penyangga dapat dipasangkan pada tubuh untuk membatasi
pergerakan.

2. Operasi
Pada kasus osteomielitis yang parah atau kronis, dibutuhkan tindakan operasi untuk
menangani kondisi dan mencegah penyebaran infeksi. Berikut ini adalah beberapa tindakan
operasi yang dapat dilakukan untuk mengobati osteomielitis:

 Mengangkat tulang dan jaringan yang terinfeksi (debridement)


Dalam prosedur ini, semua tulang atau jaringan yang terkena infeksi diangkat,
termasuk sedikit tulang atau jaringan sehat di sekitarnya, untuk memastikan seluruh
area bersih dari infeksi.
 Mengeluarkan cairan dari area yang terinfeksi
Tindakan operasi ini dilakukan untuk mengeluarkan abses atau cairan yang
menumpuk karena infeksi.
 Mengembalikan aliran darah pada tulang
Pada prosedur ini, dokter akan mengisi bagian tubuh yang terangkat
karena debridement dengan tulang atau jaringan dari tubuh yang lain. Pencangkokan
tersebut dapat membantu pembentukan tulang yang baru dan memperbaiki aliran
darah yang rusak.
 Mengangkat benda asing
Prosedur operasi ini ditujukan untuk mengangkat benda asing, alat, atau sekrup yang
terpasang di tulang pada operasi sebelumnya.
 Menjalankan prosedur amputasi pada tungkai Amputasi tungkai dilakukan
sebagai upaya terakhir untuk mencegah penyebaran infeksi.

Pada pasien yang memiliki kebiasaan merokok, dokter akan menyarankan untuk berhenti
meroko guna mempercepat proses penyembuhan.
19
Cara terbaik mencegah osteomielitis adalah dengan menghindari faktor-faktor yang dapat
memicu terjadinya penyakit ini. Berikut ini adalah beberapa upaya yang dapat dilakukan
untuk menghindari faktor-faktor tersebut:

 Jika mengalami luka, segera bershkan luka tersebut dan tutup dengan perban steril.
 Jika mengalami luka yang cukup parah, temui dokter untuk mendapatkan penanganan
yang tepat.
 Jika menderita penyakit yang berisiko menimbulkan osteomielitis, seperti diabetes,
lakukan kontrol ke dokter secara rutin.
 Terapkan pola makan dan gaya hidup yang sehat.
 Selalu jaga kebersihan tangan dengan rajin mencuci tangan.
 Hindari kebiasaan merokok yang dapat memicu penyakit pembuluh darah.
 Lakukanvaksinasi secara berkala sesuai jadwal yang dianjurkan dokter.
 Taati rambu lalu lintas dan gunakan alat pengaman ketika berkendara.
 Gunakan alas kaki yang tepat, serta gunakan alat pelindung diri saat berolahraga.
 Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami tanda awal infeksi, seperti nyeri dan
demam.

b. Tumor Tulang

Sebelum mengobati tumor tulang, sebaiknya diskusikan dengan dokter terlebih dahulu.
Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu untuk mengetahui kondisi
tumor dan dapat menyarankan opsi perawatan yang tepat. Tumor tulang biasanya dapat
diangkat melalui operasi, kombinasi antara operasi dan kemoterapi atau kombinasi antara
kemoterapi dan radiasi. Berikut ini opsi perawatan untuk tumor tulang:

1. Operasi

Operasi bertujuan untuk mengangkat tumor tumor secara keseluruhan. Operasi biasanya
dilakukan dengan mengangkat sel tumor bersama sebagian kecil jaringan sehat yang
mengelilinginya. Jaringan tulang yang hilang kemudian akan diganti dengan beberapa tulang
dari area lain dari tubuh, donor tulang, ataupun diganti dengan tulang buatan dari logam atau
plastik keras.

2. Kemoterapi
Kemoterapi adalah pengobatan tumor menggunakan obat-obatan anti tumor yang
dimasukan melalui pembuluh vena. Namun, tidak semua jenis tumor tulang efektif diobati
dengan kemoterapi. Pada kasus tersebut, biasanya kemoterapi dikombinasikan bersama
perawatan lain, seperti operasi atau terapi radiasi. Kemoterapi sering digunakan sebelum
operasi untuk mengecilkan tumor atau setelah operasi untuk menghapus sisa-sisa tumor yang
belum terangkat. Kemoterapi umumnya berjalan efektif untuk tumor tulang jenis
osteosarkoma dan Ewing sarcoma.

20

3. Terapi Radiasi

Terapi radiasi dilakukan dengan cara penyinaran menggunakan sinar-X, di area tumor.
Selama terapi radiasi, pengidap diharuskan berbaring di atas meja sementara mesin khusus
akan bergerak di sekitar tubuh dan memancarkan sinar energi pada titik-titik yang terdapat
tumor. Sama seperti kemoterapi, terapi radiasi dapat dilakukan sebelum operasi untuk
mengecilkan tumor atau setelah operasi untuk menghapus sisa-sisa tumor yang belum
terangkat. 

Sejauh ini, belum ada cara yang efektif untuk mencegah timbulnya tumor tulang. Namun,
tetap ada upaya-upaya yang bisa ditempuh guna mencegah tumbuhnya tumor. Langkah
pencegahan pertama, yakni pastikan untuk memakai alat pelindung sebelum melakukan
aktivitas yang berisiko sebabkan cedera pada tulang. Selain itu, memeriksakan diri secara
rutin juga berguna untuk mendeteksi apakah muncul benjolan di salah satu bagian tubuh.

c. Penyakit Paget
Penderita penyakit Paget yang tidak bergejala tidak membutuhkan pengobatan khusus,
tetapi perlu menjalani pemantauan secara berkala.
Sebaliknya, bila Paget’s disease menimbulkan gejala atau terjadi di area yang berbahaya,
seperti tulang tengkorak atau tulang belakang, dokter akan menyarankan beberapa tindakan di
bawah ini:

1. Obat-obatan

 Bisfosfonat, untuk menghambat osteoklas yang terlalu aktif pada penderita penyakit
Paget
 Calcitonin, untuk mengatur kadar kalsium dan metabolisme tulang, yang diberikan
apabila penderita tidak cocok dengan obat bifosfonat
 Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs), seperti ibuprofen atau diclofenac, untuk
meredakan nyeri

2. Operasi
Jenis operasi yang dilakukan tergantung pada kelainan tulang yang dialami oleh pasien.
Tujuan operasi bisa untuk membantu proses penyembuhan tulang retak, memperbaiki posisi
tulang, mengurangi tekanan pada saraf, atau mengganti sendi yang rusak.
Prosedur operasi yang dapat dilakukan oleh dokter untuk menangani penyakit Paget antara
lain:

 Fiksasi internal (operasi pasang pen), untuk menempatkan tulang pada posisi yang
seharusnya
 Osteotomi, yaitu operasi pengangkatan sel tulang yang rusak, untuk meredakan rasa
nyeri, serta untuk memperbaiki posisi tulang dan sendi

21

 Penggantian sendi, untuk mengganti sendi yang rusak dengan sendi tiruan (prostesis)
yang terbuat dari logam, plastik, atau keramik.

Belum diketahui secara pasti cara untuk mencegah Paget’s disease. Akan tetapi, Anda
dapat menjaga kesehatan tulang dan pergerakan (mobilitas) sendi dengan memenuhi
asupan kalsium dan vitamin D, serta berolahraga secara teratur.
Jika Anda sudah menderita penyakit Paget, periksakan diri ke dokter secara rutin agar
perkembangan penyakit terpantau. Dokter dapat menyarankan pemeriksaan Rontgen secara
berkala pada tulang yang terganggu. Tujuannya adalah untuk memastikan tulang tersebut
tidak mengalami komplikasi.
Untuk mencegah terjadinya komplikasi, penderita penyakit Paget dapat melakukan beberapa
hal berikut ini:

 Menggunakan tongkat atau walker, untuk memudahkan dalam berjalan dan


menghindari jatuh
 Menyingkirkan keset yang licin dan menggantinya dengan keset antiselip, agar tidak
terpeleset dan terjatuh
 Memasang pegangan tangan (handrail) di toilet dan di tangga, agar tidak terpeleset
dan terjatuh
 Memasang orthotic atau sol sepatu yang terbuat dari plastik, untuk menopang kaki
agar tidak mudah terjatuh
 Mengenakan brace yang menyokong tulang belakang pada posisi yang benar, jika
penyakit Paget menyerang tulang belakang.

C. Teknologi yang Berkaitan dengan sistem Peredaran Darah


Teknologi pada sistem peredaran darah dapat dimanfaatkan untuk penentuan
golongan darah maupun untuk mengatasi berbagai gangguan pada sistem peredaran
darah. Beberapa teknologi pada sistem peredaran darah :

1. Golongan Darah dan Pengujian

Teknologi ini bertujuan untuk mengetahui golongan darah seseorang, sekaligus


mengidentifikasi kecocokan golongan darah dengan orang tuanya.

22

2. transplantasi jantung

Penggantian jantung yang telah rusak dengan jantung baru yang masih dalam kondisi
baik.

3. Operasu jantung dan pembuluh darah

Operasi yang sering dilakukan, yaitu operasi bypass dengan mencangkokkan pebuluh
darah baru untuk mengganti pembulu darah yang terganggu.

4. Jantung buatan

Pada awanya teknologi ini bertujuan sebagai pengganti jantung sementara saat
dilakukan pembedahan jantung. Namun, saat ini telah digunakan untuk menggantikan
fungsi jantung yang rusak.

5. Alat pacu jantung (pacemaker)

Alat yang digunakan untuk mengatur detank jantung sehingga ritme jantung tetap
normal.
23

BAB IV

KESIMPULAN

Gerak dapat diartikan berpindah tempat atau perubahan posisi Sebagian atau
seluruh bagian dari tubuh makhluk hidup. Makhluk hidup akan bergerak bila aka
implus atau rangsangan yang mengenai sebagian atau seluruh bagian tubuhnya. Pada
hewan dan manusia dapat mewakili pengertian gerak secara umum dan dapat dilihat
dengan kasat mata/secara nyata.Gangguan/kelaianan pada tulang ada berbagai macam
jenis, dan ada cara pengobatan dan cara pencegahan. Meskipun ada cara
pencegahannya, tidak semua gangguan tulang dapat di atasi. Tetapi hanya bisa
mengurangi.

Dapat menganalisis pentingnya mengetahui tentang penyakit dan kelainan pada


sistem peredaran darah manusia secara mengatasinya.
24

DAFRTAR PUSTAKA

www.google.com/search?
q=osteoporosis&sxsrf=ALiCzsaENfRqKNqbKsj8b5aDxotqMaPPOg:1670485683174&sourc
e=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwjmtv2NxOn7AhVBaGwGHe2BD8kQ_AUoAXo
ECAIQAw&biw=762&bih=651&dpr=1.26#imgrc=uxslauX_HHtm9M
https://www.google.com/search?q=lordosis&tbm=isch&ved=2ahUKEwi--
63SxOn7AhUh_HMBHXYZCtgQ2-
cCegQIABAA&oq&gs_lcp=CgNpbWcQARgBMgcIIxDqAhAnMgcIIxDqAhAnMgcIIxDqA
hAnMgcIIxDqAhAnMgcIIxDqAhAnMgcIIxDqAhAnMgcIIxDqAhAnMgcIIxDqAhAnMgcII
xDqAhAnMgcIIxDqAhAnOgQIIxAnOgUIABCABFDDBFjMCmCAIWgBcAB4AoABpQG
IAZEIkgEEMTAuMpgBAKABAaoBC2d3cy13aXotaW1nsAEKwAEB&sclient=img&ei=Q
peRY77SIqH4z7sP9rKowA0&bih=651&biw=762

https://www.google.com/search?
q=skoliosis&tbm=isch&ved=2ahUKEwjkupmNxen7AhWRpukKHcXMCF8Q2-
cCegQIABAA&oq&gs_lcp=CgNpbWcQARgDMgcIIxDqAhAnMgcIIxDqAhAnMgcIIxDqA
hAnMgcIIxDqAhAnMgcIIxDqAhAnMgcIIxDqAhAnMgcIIxDqAhAnMgcIIxDqAhAnMgcII
xDqAhAnMgcIIxDqAhAnOgQIIxAnOgsIABCABBCxAxCDAToFCAAQgARQ7A1YihNg
kz1oAXAAeAOAAYsEiAG0CZIBBzMuMy41LTGYAQCgAQGqAQtnd3Mtd2l6LWltZ7A
BCsABAQ&sclient=img&ei=vZeRY6ToOpHNpgfFmaP4BQ&bih=651&biw=762

https://www.google.com/search?
q=kifosis&tbm=isch&ved=2ahUKEwjH18Skxen7AhWYzqACHY_0BvoQ2-
cCegQIABAA&oq&gs_lcp=CgNpbWcQARgHMgcIIxDqAhAnMgcIIxDqAhAnMgcIIxDqA
hAnMgcIIxDqAhAnMgcIIxDqAhAnMgcIIxDqAhAnMgcIIxDqAhAnMgcIIxDqAhAnMgcII
xDqAhAnMgcIIxDqAhAnOgQIIxAnOgsIABCABBCxAxCDAToICAAQgAQQsQM6BQg
AEIAEUN0KWJ0QYIQyaAFwAHgCgAGaBIgBxwqSAQc0LjQuNS0xmAEAoAEBqgELZ
3dzLXdpei1pbWewAQrAAQE&sclient=img&ei=7peRY8eoN5idg8UPj-
mb0A8&bih=651&biw=762

25
25

Anda mungkin juga menyukai