Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“DISLOKASI”
Dosen Pengampuh Mata Kuliah
AGUS SUTRIAWAN, S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 6

SAFRUDDIN (210301500053)
RESTU ABADI RUSTAM (210301500054)
ATHIRA HARDYANTI (210301501111)
RAHMAT FAJAR S.N (210301501114)
GRACE PRAMAYU (210301501120)
ZULFIKAR (1931041084)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN


REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN DAN KESEHATAN


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum WR.WB

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“DISLOKASI” tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun dalam rangka untuk menyelesaikan tugas dari bapak dosen Agus
Sutriawan, S.Pd.,M.Pd pada mata kuliah Pencegahan dan Perawatan Cedera Olahraga
(PPCO). Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Dislokasi bagi para pembaca dan penulis.

Apabila dalam penulisan makalah ini ada kekurangan maupun kesalahan, kami memohon
maaf yang sebesar-besarnya. Semoga kedepannya dapat menjadi lebih lagi dalam
pembuatan makalah ini.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Wassalamualaikum WR.WB

Makassar, 6 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................3

A. Latar Belakang………………….……………….…….……….3

B. Rumusan Masalah……………………….……….…….……...4

C. Tujuan…………………………………………….…….…..….4

BAB II PEMBAHASAN…………………………………….………...5

A. Definisi Dislokasi......................................................................5

B. Etiologi……………………………………..........................…6

C. Fatofisiologi…….…………………………….…….….……..7

D. Manifestasi Klinis…………………………………....……….8

E. Klasifikasi………………………………………….…………9

F. Pemeriksaan Penunjang…………………………….………..10

G. Penatalaksanaan Medis………………………………..……..11

BAB III PENUTUP…………………………………………………..12

A. Kesimpulan…………………………………………………...12

B. Saran………………………………………………………….12

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………..13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dislokasi atau luksasio adalah kehilangan hubungan yang normal


antara kedua permukaan sendi secara komplet / lengkap ( jeffrey m.spivak
et al ,1999) terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi,
Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau
terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari
mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat mengatupkan mulutnya
kembali sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya
terlepas dari tempatnya. Dengan kata lain: sendi rahangnya telah
mengalami dislokasi.
Dislokasi sendi terjadi ketika tulang bergeser dari posisinya pada
sendi.dislokasi sendi biasanya terjadi setelah trauma berat yang mengangu
kemampuan ligamen menahan tulang di tempatnya.dislokasi sendi dapat
juga terjadi secara kongenital; misalnya, panggul kadang di jumpai pada
bayi baru lahir (displasia perekmbangan panggul ).
Skelet atau kerangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan
me lindungin beberapa organ lunak, terutama dalam tengkorak dan
panggul. Kerangka juga berfungsi sebagai alat ungkit pada gerakan dan
menye diakan permukaan untuk kaitan otot-otot kerangka. Oleh karena
fungsi tulang yang sangat penting bagi tubuh kita, maka telah semestinya
tulang harus di jaga agar terhindar dari trauma atau benturan yang dapat
mengakibatkan terjadinya patah tulang atau dislokasi tulang.
Dislokasi terjadi saat ligarnen rnamberikan jalan sedemikian rupa
sehinggaTulang berpindah dari posisinya yang normal di dalam sendi.
Dislokasi dapat disebabkan oleh faktor penyakit atau trauma karena
dapatan (acquired) atau karena sejak lahir (kongenital).

ii
i
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dat membuat


rumusan masalah yaitu sebagai berikut :

1. Apa pengertian dari dislokasi?


2. Apa etiologi dari dislokasi?
3. Bagaimanakah patofisiologis pada dislokasi?
4. Apa saja manifestasi dari dislokasi?
5. Bagaimanakah penatalaksanaannya ?
6. Apa saja komplikasinya ?
7. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien dengan dislokasi?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum
Untuk memberikan gambaran dan mengetahui bagaimana asuhan
keperawatan pada pasien “dislokasi”

2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengerti konsep dasar medis penyakit dislokasi
b. Mahasiswa mampu mengerti konsep pemberian asuhan keperawatan
penyakit dislokasi

i
v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Dislokasi

Dislokasi persendian adalah suatu kondisi dimana posisi tulang pada tubuh tidak
berada ditempat yang tepat. (Pearce EC, 2000)
Dislokasi merupakan cedera sendi yang serius dan jarang terjadi.Dislokasi terjadi
bila sendi terlepas dan terpisah, dengan ujung ujung tulang tidak lagi menyatu. Bahu,
siku, jari, pinggul, lutut, dan pergelangan kaki merupakan sendi sendi yang paling
sering mengalami dislokasi. (Thygerson A, dkk, 2011)
Dislokasi adalah terlepasnya sebuah sendi dari tempat yang seharusnya.Seseorang
yang tidak dapat mengatupkan mulut, adalah karena sendi rahangnya terlepas dari
tempatnya. Dengan kata lain sendi rahangnya terlepas atau mengalami dislokasi.
(Mohamad kartono, 1975)
Dislokasi adalah pergeseran permukaan articular suatu sendi sehingga aposisi
hilang.Sendi harus diistirahatkan dan diimobilisasi hingga jaringan lunak sembuh, dan
pada beberapa kasus, sendi mungkin perlu pemulihan terbuka. (Brooker Chris,EGC)
Dislokasi sendi atau luksasio adalah tergesernya permukaan tulang yang
membentuk persendian terhadap tulang lain. (Sjamsuhidajat,2011. Buku Ajar lImu
Bedah, edisi 3,Halaman 1046)
Dislokasi sendi adalah suatu keadaan dimana permukaan sendi tulang yang
membentuk sendi tak lagi dalam hubungan anatomis. (Brunner & Suddart, 2002,
KMB, edisi 8, vol 3,Halaman 2355)
Dislokasi sendi adalah fragmen frakrtur saling terpisah dan menimbulkan
deformitas.(Kowalak, 2011, Buku Ajar Patofisiologi, Halaman 404).

5
B. Etiologi
Etiologi adalah studi tentang penyebab atau sumber suatu penyakit atau kelainan.
Etiologi sering digunakan untuk mencari tahu apa yang menyebabkan seseorang
terkena penyakit tertentu, bagaimana penyakit tersebut menyebar, dan bagaimana
penyakit tersebut dapat dicegah atau diobati. (Anindyadevi Aurellia 2023)
1. Cedera olah raga. Olahraga yang biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak
bola dan hoki, serta olah raga yang beresiko jatuh misalnya : terperosok akibat
bermain ski, senam, volley. Pemain basket dan pemain sepak bola paling sering
mengalami dislokasi pada tangan dan jari-jari karena secara tidak sengaja
menangkap bola dari pemain lain.
2. Trauma yang tidak berhubungan dengan olah raga seperti benturan keras pada sendi
saat kecelakaan motor biasanyamenyebabkan dislokasi
3. Terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang licin
4. Patologis: terjadinya ‘tear’ligament dan kapsul articuler yang merupakan kompenen
vital penghubung tulang.

Contoh pertama etiologi tentang penyakit diabetes. Dari etiologi penyakit diabetes, ada
beberapa faktor penyebab seperti factor genetic, gaya hidup, lingkungan dan juga faktor
risiko.

Kedua ada contoh etiologi penyakit hepatitis. Pada kasus penyakit hepatitis, etiologinya
akan sedikit berbeda antara hepatitis A maupun B. Etiologi hepatitis B biasa disebabkan
oleh virus HBV. Virus ini biasanya terletak di struktur filamen melingkar dalam partikel
sub viral.Sedangkan untuk etiologi hepatitis A sendiri disebabkan oleh virus HA yang
digolongkan sebagai sebagai hepatovirus.

Dimana virus ini berpolar berpolar positif dengan diameter 28 nm dan bisa dilihat dengan
mikroskop elektron.Virus penyebab penyakit hepatitis A umumnya bisa hidup lama
hingga bertahun-tahun. Tak hanya itu, virus ini juga terbilang kebal terhadap asam
dengan PH 3, pengeringan, eter dan juga suhu tinggi. Meski demikian, virus ini tetap bisa
dihilangkan menggunakan iodin, klorin dan harus dimasak dengan air mendidih. (suyud
2022)

6
C. Patofisiologi
Patofisiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gangguan fungsi fungsi
mekanis, fisik dan biokimia, baik disebabkan oleh suatu penyakit, gejala atau
kondisi abnormal yang tidak layak disebut sebagai suatu penyakit. (Dasar-dasar
patofisiologi / Endra Susanti 2016).
Patofisiologi adalah ilmu yang mempelajari perubahan fisiologis yang diakibatkan
oleh proses patologis. Gangguan dalam proses seluler normal mengakibatkan terjadinya
perubahan adaptif atau letal. Perubahan antara sel yang sanggup beradaptasi dan yang
cedera adalah pada dapat atau tidaknya sel itu “mengikuti” dan mengatasi atau
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berubah dan merusak iu. Sel cedera
menunjukkan perubahan-perubahan yang dapat mempengaruhi fungsi-fungsi tubuh dan
bermanifestasi sebagai penyakit.(sandi 2023).

Penyebab terjadinya dislokasi sendi ada tiga hal yaitu karena kelainan congenital yang
mengakibatkan kekenduran pada ligamen sehingga terjadi penurunan stabilitas sendi, dari
adanya traumatic akibat dari gerakan yang berlebih pada sendi dan dari patologik karena
adanya penyakit yang akhirnya terjadi perubahan struktur sendi.Dari 3 hal tersebut,
menyebabkan dislokasi sendi.Dislokasi mengakibatkan timbulnya trauma jaringan dan
tulang, penyempitan pembuluh darah, perubahan panjang ekstremitas sehingga terjadi
perubahan struktur.Dan yang terakhir terjadi kekakuan pada sendi. Dari dislokasi sendi,
perlu dilakukan adanya reposisi dengan cara dibidai

7
D. Manifestasi Klinis
Pengertian manifestasi klinis ialah sebuah gejala klinis yang bisa ditemukan di
seseorang ketika ia menderita penyakit. Manifestasi klinis berupa dampak-dampak
yang muncul di dalam diri seseorang akibat berkembangnya sebuah penyakit.
Manifestasi klinis adalah sebuah istilah dalam dunia kedokteran. Pengertiannya
adalah sebuah gejala klinis yang dialami seseorang saat mereka terkena penyakit.
Sebagai contoh, kita akan ambil dari kasus alergi obat antiretroviral pada anak
penderita HIV yang dikutip dari buku berjudul Manajemen HIV/AIDS milik Rumah
Sakit Universitas Airlangga.

Pada kondisi ini, manifestasi klinisnya antara lain:


Erupsi kulit
Anafilaksis
Kelainan pulmonal
Kelainan hepatik
Kelainan hematologi
Demam
Serum sickness
Jika sudah terlihat gejala tersebut, maka dapat diputuskan solusi berupa
pemeriksaan lebih lanjut untuk menangani masalah ini.
Biasanya dapat berupa terapi, penghentian konsumsi obat, desensitiasasi, dan
melakukan pencegahan alergi. (Delweys Octoria 2023)

1. perubahan kontur sendi


2. perubahan panjang ekstremitas misalnya dislokasi anterior sendi panggul.
3. perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi
4. Deformitas pada persendiaan : Kalau sebuah tulang diraba secara sering akan
terdapat suatu celah.Hilangnya tonjolan tulang yang normal, misalnya trauma
ekstensi dan eksorotasi pada dislokasi anterior sendi bahu.
5. Gangguan gerakan (kehilangan mobilitas normal) : Otot-otot tidak dapat bekerja
dengan baik pada tulang tersebut.
6. Pembengkakan : Pembengkakan ini dapat parah pada kasus trauma dan dapat
menutupi deformitas.

8
7. Rasa nyeri sering terdapat pada dislokasi : Sendi bahu, sendi siku, metakarpal
phalangeal dan sendi pangkal paha servikal.
8. Kekakuan

E. Klasifikasi

Klasifikasi dislokasi menurut penyebabnya (Brunner & Suddart, 2002, KMB, edisi
8, vol 3,Halaman 2356) adalah:
1. Dislokasi congenital, terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan, paling
sering terlihat pada pinggul.
2. Dislokasi spontan atau patologik, akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar
sendi. misalnya tumor, infeksi, atau osteoporosis tulang. Ini disebabkan oleh
kekuatan tulang yang berkurang
3. Dislokasi traumatic, kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan
mengalami stress berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat oedema (karena
mengalami pengerasan). Terjadi karena trauma yang kuat sehingga dapat
mengeluarkan tulang dari jaringan disekeilingnya dan mungkin juga merusak
struktur sendi, ligamen, syaraf, dan system vaskular. Kebanyakan terjadi pada
orang dewasa.
Dislokasi berdasarkan tipe kliniknya (Brunner & Suddart, 2002, KMB, edisi 8, vol
3,Halaman 2356)dapat dibagi menjadi :
1. Dislokasi Akut, Umumnya terjadi pada shoulder, elbow, dan hip. Disertai nyeri
akut dan pembengkakan di sekitar sendi
2. Dislokasi Berulang. Jika suatu trauma Dislokasi pada sendi diikuti oleh frekuensi
dislokasi yang berlanjut dengan trauma yang minimal, maka disebut dislokasi
berulang. Umumnya terjadi pada shoulder joint dan patello femoral joint.Dislokasi
biasanya sering dikaitkan dengan patah tulang / fraktur yang disebabkan oleh
berpindahnya ujung tulang yang patah oleh karena kuatnya trauma, tonus atau
kontraksi otot dan tarikan.
Disloksi berdasarkan tempat terjadinya :
1. Dislokasi Sendi Rahang .Dislokasi sendi rahang dapat terjadi karena :Menguap atau
terlalu lebar dan terkena pukulan keras ketika rahang sedang terbuka, akibatnya
penderita tidak dapat menutup mulutnya kembali.
9
2. Dislokasi Sendi Bahu. Pergeseran kaput humerus dari sendi glenohumeral, berada
di anterior dan medial glenoid (dislokasi anterior), di posterior (dislokasi posterior),
dan di bawah glenoid (dislokasi inferior).
3. Dislokasi Sendi Siku. Merupakan mekanisme cederanya biasanya jatuh pada tangan
yang dapat menimbulkan dislokasi sendi siku ke arah posterior dengan siku jelas
berubah bentuk dengan kerusakan sambungan tonjolan-tonjolan tulang siku.
4. Dislokasi Sendi Jari. Sendi jari mudah mengalami dislokasi dan bila tidak ditolong
dengan segera sendi tersebut akan menjadi kaku kelak. Sendi jari dapat mengalami
dislokasi ke arah telapak tangan atau punggung tangan.
5. Dislokasi Sendi Metacarpophalangeal dan Interphalangeal. Merupakan dislokasi
yang disebabkan oleh hiperekstensi-ekstensi persendian.
6. Dislokasi Panggul. Bergesernya caput femur dari sendi panggul, berada di posterior
dan atas acetabulum (dislokasi posterior), di anterior acetabulum (dislokasi
anterior), dan caput femur menembus acetabulum (dislokasi sentra).
7. Dislokasi Patella. Paling sering terjadi ke arah lateral, reduksi dicapai dengan
memberikan tekanan ke arah medial pada sisi lateral patella sambil
mengekstensikan lutut perlahan-lahan.Apabila dislokasi dilakukan berulang-ulang
diperlukan stabilisasi secara bedah.

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Sinar X (Rontgen)
Pemeriksaan rontgen merupakan pemeriksaan diagnostik untuk menegakkan diagnosa
medis. Pada pasien dengan dislokasi sendi ditemukan adanya pergeseran sendi dari
mangkuk sendi dimana tulang dan sendi berwarna putih.
2. CT Scan
CT Scan yaitu pemeriksaan sinar X yang lebih canggih dengan bantuan komputer,
sehingga memperoleh gambar yang lebih detail dan dapat dibuat gambaran secara
3 dimensi. Pada pasien dislokasi ditemukan gambar 3 dimensi dimana sendi tidak
berada pada tempatnya.
3. MRI
MRI merupakan pemeriksaan yang menggunakan gelombang magnet dan frekuensi
radio tanpa menggunakan sinar X atau bahan radio aktif, sehingga dapat diperoleh
gambaran tubuh (terutama jaringan lunak) dengan lebih detail. Seperti halnya CT-
10
Scan, pada pemeriksaan MRI ditemukan adanya pergeseran sendi dari mangkuk
sendi.
Tujuan dan manfaat pemeriksaan penunjang:
•Untuk menambah data penunjang selain data pemeriksaan fisik
•Untuk memberi kejelasan dan kepastian tentang kesungguhan penyakit yangdiderita
oleh pasien
•Untuk memudahkan dokter dalam melakukan diagnosis. (Muhammad arif
munandar 2012)

G. Penatalaksanaan Medis

Penanganan medis secepatnya adalah solusi untuk dislokasi persendian. Obat


penghilang rasa sakit juga dapat diberikan selama penanganan medis. (Davies K,
2007)
1. Dislokasi reduksi: dikembalikan ketempat semula dengan menggunakan anastesi
jika dislokasi berat.
RICE
a. R : Rest (istrirahat)
b. I : Ice (kompres dengan es)
c. C : Compression (kompresi/pemasangan balut tekan)
d. E : Elevasi (meninggikan bagian dislokasi)
2. Kaput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi dan dikembalikan ke rongga
sendi.
3. Sendi kemudian dimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau traksi dan dijaga
agar tetap dalam posisi stabil.
4. Beberapa hari sampai minggu setelah reduksi dilakukan mobilisasi halus 3-4x
sehari yang berguna untuk mengembalikan kisaran sendi
5. Memberikan kenyamanan dan melindungi sendi selama masa penyembuhan.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dislokasi persendian adalah suatu kondisi dimana posisi tulang pada tubuh tidak
berada ditempat yang tepat. (Pearce EC, 2000)
Dislokasi merupakan cedera sendi yang serius dan jarang terjadi.Dislokasi terjadi
bila sendi terlepas dan terpisah, dengan ujung ujung tulang tidak lagi menyatu. Bahu,
siku, jari, pinggul, lutut, dan pergelangan kaki merupakan sendi sendi yang paling
sering mengalami dislokasi. (Thygerson A, dkk, 2011)
Dislokasi adalah terlepasnya sebuah sendi dari tempat yang seharusnya.Seseorang
yang tidak dapat mengatupkan mulut, adalah karena sendi rahangnya terlepas dari
tempatnya. Dengan kata lain sendi rahangnya terlepas atau mengalami dislokasi.
(Mohamad kartono, 1975)
Dislokasi terjadi saat ligarnen rnamberikan jalan sedemikian rupa sehinggaTulang
berpindah dari posisinya yang normal di dalam sendi. Dislokasi dapat disebabkan oleh
faktor penyakit atau trauma karena dapatan (acquired) atau karena sejak lahir
(kongenital).

B. Saran

Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh
karena itu, kami mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar
penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ardiartana. 2013. Askep Dislokasi. http://ardiartana.wordpress.com/xmlrpc. php diakses


pada tanggal 10 Oktober 2014 pukul 14:23 WITA
Anindyadevi Aurellia "Etiologi Adalah: Pengertian dan Contoh Etiologi Penyakit"
selengkapnya https://www.detik.com/bali/berita/d-6500589/etiologi-adalah-
pengertian-dan-contoh-etiologi-penyakit. Kamis, 05 Jan 2023 19:06 WIB
Delweys Octoria – detikBali Jumat, 13 Jan 2023 13:19 WIB Memahami Manifestasi
Adalah: Jenis dan Contoh Berbagai Bidang https://www.detik.com/bali/berita/d-
6513666/memahami-manifestasi-adalah-jenis-dan-contoh-berbagai-bidang
Dasar-dasar patofisiologi / Endra Susanti ; editor, Andi K. Yogyakarta : Penerbit KYTA,
2016 d/DetailOpac.aspx?id=1173041
12 Juli 2022 21:48 Pengertian Manifestasi Klinis dalam Dunia Kedokteran
https://kumparan.com/beritaterkini/1yRuBIBKArX?
utm_source=Desktop&utm_medium=copy-to-clipboard&shareID=VJ35eaqyvsuD
Brooker, Chris. 2009. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta : EGC
Davies, K. 2007. Buku Pintar Nyeri Tulang dan Otot. East Sussex: The Ivy.
Dhanti. 2013. Asuhan Keperawatan Muskuloskeletal Dislokasi. http://keperawatan
blog.wordpress.com/xmlrpc.php diakses pada tanggal 9 Oktober 2014 pukul
21.20 WITA
Mukhamad Arif Munandar Data diunggah Nov 26, 2012 Tujuan Dan Manfaat
Pemeriksaan Penunjang https://id.scribd.com/doc/114456065/Tujuan-Dan-Manfaat-
Pemeriksaan-Penunjang.
Sandi 2023 https://www.dictio.id/t/apakah-yang-dimaksud-dengan-patofisiologi/5882
Mohamad, Kartono. 1975. Pertolongan pertama. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Muttaqin, Arif. 2013. Buku Saku Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: EGC.
Pearce. 2000. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia.
SuyudPosted 26 July 2022 Etiologi Adalah:Pengertian,Arti dan Definisinya
https://www.depkes.org/blog/etiologi/
Wicaksono, Emirza Nur. 2013. Dislokasi. http://www.w3.org/1999/xhtml diakses pada
tanggal 9 Oktober 2014 pukul 21:17 WITA.

13
14

Anda mungkin juga menyukai