Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

‘DISLOKASI’

DOSEN PENGAMPU :

Usastiawaty,S.Kep.,Ns.,M.Kes

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4

Mia Putri (20320004)

Wulan Anggraini (20320011)

Monica Bela Dwi Sintia (20320025)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang. Penulis
panjatkan puja dan puji syukur karena telah melimpahkan rahmat dan karunia –
Nya,sehingga penulis bisa dapat menyelesaikan makalah tentang “Dislokasi”.

Tidak lupa penulis juga berterimakasih kepada

1.Ibu Usastiawaty,S.Kep.,Ns.,M.Kes. selaku dosen pengampu

2.Orang tua penulis yang telah memberikan dukungan materi maupun moril

3.Teman-teman kelompok yang telah memberikan ide terhadap makalah ini

4.Dan pihak lainnya yang telah membantu.

Terlepas dari semua itu,penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat ataupun bahasanya. Oleh karena itu penulis dengan tangan terbuka
menerima segala saran dan kritik agar dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah tentang “Dislokasi’ ini dapat memberikan
manfaat terhadap pembaca.

Bandar Lampung,September 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
Latar belakang ........................................................................................................4
Rumusan Masalah....................................................................................................4
Tujuan Penulisan.....................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................5
1.Anatomi Sistem Muskuloskeletal........................................................................6
2.iiDefinisi Dislokasi ...............................................................................................13
2.ii Etiologi Dislokasi..............................................................................................13
3.ii Patofisiologi Dislokasi......................................................................................14
4.iiManifestasi klinis.............................................................................................14
5.ii Pathway...........................................................................................................15
6.ii Pemeriksaan Penunjang................................................................................16
7.ii Penatalaksanaan medis..................................................................................17
8.ii Komplikasi ......................................................................................................17
9.ii Pengkajian Keperawatan................................................................................17
10.ii Diagnosa (NANDA) Keperawatan................................................................20
11.ii Indikator keberhsilan (NOC) Keperawatan................................................20
12.ii Intervensi Keperawatan (NIC).....................................................................23
13.iiEvaluasi Keperawatan....................................................................................24
14.ii Dokumentasi keperawatan............................................................................24
15.ii Discharge planning dan pendidikan kesehatan...........................................24
BAB III PENUTUP...............................................................................................29
Kesimpulan..............................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Skelet atau kerangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan melindungin
beberapa organ lunak, terutama dalam tengkorak dan panggul. Kerangka juga
berfungsi sebagai alat ungkit pada gerakan dan menyediakan permukaan untuk
otot-otot kerangka.. Adanya penghubung tersebut memungkinkan satu pergerakan
antar tulang yang demikian fleksibel dan nyaris tanpa gesekan. Tulang dan sendi
dipakai untuk melindungi berbagai organ vital di bawahnya disamping fungsi
pergerakan (locomotor) / perpindahan makhluk hidup.
Dislokasi adalah pergeseran tulang dari permukaan yang disebabkan tertariknya
kapsul. Dislokasi adalah keluarnya kepala sendi dari mangkuknya,dislokasi
merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. Dislokasi
sendi terjadi ketika tulang bergeser dariposisi nya pada sendi.
Dislokasi sendi biasanya terjadi setelah trauma berat,yang menggangu
kemampuan ligament menahan tulang di tempatnya. Dislokasi yang sering terjadi
pada olahragawan adalah dislokasi sendi bahu dan sendi pinggul (paha). Karena
terpeleset dari tempatnya, maka sendi itupun menjadi macet. Selain macet, juga
terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya
biasanya menjadi kendor. Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi.
B. Rumusan Masalah
a. Apa itu Anatomi fisiologi system musculoskeletal ?
b. Bagaimana Definisi, Etiologi , Patofisiologi, pathway (WOC), Manifestasi
Klinis, Pemeriksaan penunjang / diagnostik , Penatalaksanaan Medis, Komplikasi
pada Dislokasi.
c. Apa saja Pengkajian sistem musculoskeletal ?
d. Bagaimana Pengkajian keperawatan dan pemeriksaan fisik Dislokasi?

4
e. Apa saja Diagnosa keperawatan (NANDA) Dislokasi ?
f. Apa saja Indikator keberhasilan (NOC) pada asuhan keperawatan Dislokasi
g. Bagaimana Intervensi keperawatan (NIC) pada Dislokasi ?
h. BagaimanaEvaluasi keperawatan Dislokasi ?
i. Apa saja Dokumentasi asuhan keperawatan ?
j. Apa saja Perencanaan pulang dan pendidikan kesehatan pada Dislokasi ?

C. Tujuan Penulisan
a. Dapat mengetahui Anatomi fisiologi system musculoskeletal
b. Dapat mengetahui Definisi, Etiologi , Patofisiologi, pathway (WOC),
Manifestasi Klinis, Pemeriksaan penunjang / diagnostik , Penatalaksanaan Medis,
Komplikasi pada Dislokasi.
c. Dapat mengetahui Pengkajian sistem musculoskeletal
d. Dapat mengetahui pengkajian keperawatan dan pemeriksaan fisik Dislokasi
e. Dapat mengetahui Diagnosa keperawatan (NANDA) Dislokasi
f. Dapat mengetahui Indikator keberhasilan (NOC) pada asuhan keperawatan
Dislokasi
g. Dapat mengetahui Intervensi keperawatan (NIC) pada Dislokasi
h. Dapat mengetahui Evaluasi keperawatan Dislokasi
i. Dapat mengetahui Dokumentasi asuhan keperawatan
j. Dapat mengetahui Perencanaan pulang dan pendidikan kesehatan pada
Dislokasi

5
BAB II
PEMBAHASAN

1.Pengertian Sistem Muskuloskeletal

Muskuloskeletal berasal dari 2 organ yaitu muskulo (Otot) dan Skeletal (Tulang) yang
berfungsi sebagai penunjang bentuk dan pergerakan tubuh .

Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh danmengurus pergerakan.


!omponen utama sistem meskuloskeletal adalah jaringanikat. Sitem ini terdiri atas tulang,
sendi, otot rangka, tendon, ligamen, dan jaringan khusus yang menghubungkan struktur-
struktur ini.Secara garis besar, tulang dibagi menjadi enam .

Secara garis besar, tulang dibagi menjadi enam :

1. Tulang panjang : misalnya femur, tibia, fibula, ulna, dan humerus.


daerah ini sangat sering ditemukan adanya kelainan atau penyakit karenadaerah
ini merupakan daerah metabolik yang aktif dan banyak mengandung pembuluh
darah.
2. Tulang pendek : misalnya tulang-tulang karpal.
3. Tulang pipih :misalnya tulang parietal, iga, skapula dan pelvis.
4. Tulang tak beraturan : misalnya tulang vertebra.
5. Tulang sesamoid : misalnya tulang patela
6. .Tulang sutura: di atap tengkorak.
1.1 Anatomi Skeletal
Tulang merupakan jaringan yang paling keras pada tubuh dibandingkan jaringan ikat
lainnya. Tulang terdiri atas dua jaringan, yaitu jaringan kompak (padat) dan jaringan
seperti spon. Jaringan kompak pada tulang bersifat keras dan padat, jaringan ini dapat
ditemukan dalam tulang pipih dan tulang pipa dan sebagai lapisan tipis penutup

6
semua tulang. Jaringan tulang berbentuk jala memiliki struktur seperti spon, jaringan
ini dijumpai terutama pada ujung tulang pipa, dalam tulang pendek dan sebagai
lapisan tengah antara dua lapisan kompak pada tulang pipih.
Tulang-tulang utama yang menyusun tubuh manusia disebut major bones. Major
bones dapat dikelompokkan menjadi enam bagian, yakni tulang kepala, tulang-tulang
belakang, tulang di area rusuk, tulang pelvis, tulang lengan dan bahu, dan tulang kaki.
1.2 Tulang kepala
Tengkorak terdiri dari cranium yang merupakan posisi dari delapan tulang yang
bertemu di daerah yang disebut sutures. Tengkorak dilengkapi empat belas tulang
wajah, tulang tersebut menciptakan karakteristik wajah

7
1.3 Tulang Belakang
Tulang belakang manusia berdiri tegak dan berfungsi melindungi sumsum tulang
belakang. Tubuh orang dewasa mengandung tujuh vertebra di daerah leher yang
disebut vertebra serviks. Selanjutnya dua belas vertebra toraks, diikuti oleh lima
vertebra lumbal. Sakrum adalah area leburan dari lima tulang yang ditemukan di
bawah vertebra lumbalis. Tiga sampai lima tulang tulang belakang yang terakhir
disatukan untuk membentuk tulang ekor, yang umumnya dikenal sebagai tulang
ekor.

8
1.4 Tulang Rusuk
Daerah rusuk berisi tulang rusuk dan tulang dada. Kerangka ini memiliki 12
pasang tulang rusuk yang melindungi jantung, paru-paru, perut dan organ lainnya.

1.5 Tulang Pelvis

Pelvis berisi dua tulang pinggul, setiap tulang pinggul berisi pubis, ischium dan
ilium, yang disatukan.

9
Tulang ini melindungi kandung kemih, organ reproduksi dan bagian usus besar.

1.6 Tulang lengan dan bahu

Bahu terdiri dari tulang belikat yang disebut skapula dan tulang selangka yang
disebut klavikula. Tulang besar di lengan atas adalah humerus, sedangkan lengan
bawah terdapat dua tulang yang disebut ulna dan jari-jari.

10
Tangan berisi tulang karpal, tulang metakarpal, dan phalanges.

1.7 Tulang kaki


Tulang besar pada kaki bagian atas dikenal sebagai tulang femur dan tempurung
lutut disebut patella.

11
Pada kaki bagian bawah terdapat dua tulang yang dikenal sebagai tibia dan
fibula. Pergelangan kaki disebut tarsus yang terdiri dari tujuh tulang. Kaki terdiri
dari tulang metatarsal, sementara pada jari-jari kaki terdapat phalanges.

1.8 Sendi
Sendi atau artikulasio adalah pertemuan antara dua atau beberapa tulang dari
kerangka. Sendi tersusun atas ligamen, kapsul sendi, cairan sinovial, tulang rawan
hialin dan bursa. Ligamen merupakan jaringan ikat fibrosa yang berfungsi

12
mencegah pergerakan sendi secara berlebihan dan membantu mengembalikan tulang pada
posisi asalnya setelah melakukan pergerakan.

2. Definisi Dislokasi

Keadaan dimana tulang yang membentuk sendi tidak saling berhubunngan secara
anatomis . Dislokasi merupakan keadaan darurat yang membutuhka pertolongan
segera.Dislokasi sendi tergesernya permukaan tulang lain. (Zuriati,2019)

Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah sendi bahu dan sendi pinggul
.Karena terpeleset ,maka ligament nya akan kendur akibatnya sendi itu akan mudah
terjadi dislokasi kembali (Damayanti et al.,2019)

2.1 Etiologi

Menurut (Risnanto,2014)Dislokasi disebabkan :

1. Cedera Olahraga
Olahraga salah satu penyebab dislokasi cntohnya sepakbola . Olahraga yang
beresiko jatuh sangat beresiko terjadinya dislokasi.
2. Trauma
Benturan keras atau terjadi kecelakaan .

3. Patologis.
Terjadinya “tear” ligament dan kapsul articuler yang merupakan komponen vital
penghubung tulang.

3. Patofisiologis
Penyebab terjadinya dislokasi sendi ada tiga hal yaitu karena
kelainancongenital yang mengakibatkan kekenduran pada ligamen sehingga
terjadi penurunan stabilitas sendi.

13
dari adanya traumatic akibat dari gerakan yang berlebih pada sendi dan dari patologik
karena adanya penyakit yang akhirnya terjadi perubahan struktur sendi. Hal tersebut,
menyebabkan dislokasi sendi. Dislokasi mengakibatkan timbulnya trauma jaringan dan
tulang, penyempitan pembuluh darah, perubahan panjang ekstremitas sehingga terjadi
perubahanstruktur. Dan yang terakhir terjadi kekakuan pada sendi. Dislokasi sendi,
perludilakukan adanya reposisi.Adanya tekanan eksternal yang berlebih menyebabkan
suatu masalah yangdisebut dengan dislokasi yang terutama terjadi pada ligamen.
Ligamen akan mengalami kerusakan serabut dari rusaknya serabut yang ringan maupun
totalligamen akan mengalami robek dan ligamen yang robek akan kehilangankemampuan
stabilitasnya. Hal tersebut akan membuat pembuluh darah akanterputus dan terjadilah

edema. Sendi mengalami nyeri dan gerakan sendi terasasangat nyeri. erajat disabilitas

dan nyeri terus meningkat selama sampai / jamsetelah cedera akibat membengkak dan

pendarahan yang terjadi makamenimbulkan masalah yang disebut dengan dislokasi

Dislokasi ada 3 jenis yaitu :


1.Dislokasi Congenital : Terjadi sejak lahir akibat salahnya pertumbuhan.
2.Dislokasi Patologik : Akibat penyakit sendi /jaringan sekitar sendi misalnya
infeksi,tumor, dan osteoporosis tulang .
3.Dislokasi Traumatic : yaitu terjadi karena trauma yang kuat sehingga
mengeluarkan tulang dari jaringan disekelilingnya dan merusak sendi
,ligament,syaraf,dan sistem vaskular .
Dislokasi biasanya terjadi karena jatuh misalnya dislokasi pada tangan.
Humerus terdorong kedepan menyebabkan tepi glenoid teravulusi . Bagian
posterolateral . Dislokasi terjadi saat tulang berpindah dari posisi nyayang
normal dalam sendi ,karena terpeleset dari tempatnya maka mengalami nyeri
.Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi ligament nya akan kendur dan
dari situ akibatnya akan mudah mengalami dislokasi lagi .( Suratun,dkk 218)
4. Manifestasi Klinis
Menurut (Zuriati) manifestasi klinis dislokasi yaitu :
14
1.Deformasi paada persendian ,jika sebuah tulang diraba secara ssering maka
terjadi celaah
2.Gangguan gerakan,otot tidak dapat bekerja baik pada tulang tersebut .
3.Odema ,terjadi pada kasus trauma dan dapat menutupi deformitas.
4. Nyeri sendi bahu,sendi siku,metakarpal dan sendi pangkal paha.
5.Mengalami kaku.

15
5. Pathways (WOC)

Trauma

Infeksi dari Dislokasi pada sendi Kelainan konginetal

Penyakit lain

Kesulitan dalam Rasa tidak nyaman

Menggerakan sendi karena inflamasi

Hambatan mobilitas fisik Nyeri Akut

Ketidaknyamanan karena

Bentuk abnormal

Gangguan Pengungkapan secara verbal merasa

Citra tubuh Malu dan cemas

16
6. Pemeriksaan penunjang
1.Sinar X
Pemeriksaan X-ray pada bagian anteposterior akan memperlihatkan bayangan
yang tumpang tindih antara humerus dan fosa glenoid.
2.CT-Scan
Pemeriksaan sinar X ,pada pasien dislokasi ditemukan gambar 3 dimensisendi
tidak berada ditempatnya .
3.MRI
Pemeriksaan menggunakan gelombang magnet dan frekuensi sinar X sehingga
dapat diperoleh gambaran tubuh secara detail.

7. Penatalaksanaan Medis
1. Operasi Ortopedi
2. Reduksi terbuka
3. Pemberian obat obatan analgesik non narkotik.

8. Komplikasi
1.Kekakuan sendi bahu
2.Dislokasi berulang
3.Kelemahan Otot.

9. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas Klien
Nama,jeniskelamin,umur,alamat,agama,status
perkawinan,pendidikan,pekerjaan,no RM,tanggal masuk rumah sakit dan

17
diagnosa medis.Dengan fokus meliputi:
1.Umur
pada pasien lansia terjadi pengerasan tendon tulang sehingga menyebabkan
fungsi tubuh bekerja secara kurang normal dan dislokasi cenderung terjadi
pada orang dewasa dari pada anak-anak, biasanya klien jatuh dengan keras
dalam keadaan strecth out.
2.Pekerjaan
Pada pasien dislokasi biasanya di akibatkan oleh kecelakaan
yangmengakibatkan trauma atau ruda paksa, biasaya terjadi pada klien
yangmempunyai pekrjaan buruh bangunan. Seperti terjatuh, atupun
kecelakaan di tempat kerja, kecelakaan industri dan atlit olahraga,seperti
pemain basket , sepak bola dll.

3.Jenis Kelamin
Dislokasi lebih sering di temukan pada anak laki-laki dari pada permpuan
karna cenderung dari segi aktivitas yang berbeda.
b. Keluhan utama
Pada Pasien dislokasi adalah pasien yang mengeluhkan adanya nyeri . Kaji
penyebab,kualitas,skala nyeri dan saat kapan nyeri meningkat dan saat kapan
nyeri dirasakan menurun.
c. Riwayat kesehatan Sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukann seba dislokasi yang
nanti nya akan membantu dalam membuat rencana tindakan keperawatan . Ini
berupa kronologi terjainya penyakit. Pasien mengeluhkan nyeri pada bagian
yang terjadi dislokasi,pergerakan terbatas,dan pasien melaporkan terjadinya
cidera.
d. Riwayat penyakit dahulu
Pada pengkajian in ditemukan kemungkinan penyebab dislokasi ,serta
penyakit yang pernah dialami klien.
18
10. Pemeriksaan Fisik
Pada pasien dislokasi pemeriksaan fisik yang diutamakan adalah
nyeri,deformitas,fungsiolesa. Data yang di dapatkan saat pemeriksaan fisik yaitu :
1.Tampak adanya perubahan kontur sendi pada ekstremitas yang mengalami
dislokasi
2.Tampak perubahan panjang ekstremitas pada daerah yang mengalami dislokasi.
3.Adanya nyeri tekan pada dislokasi .
5. Tampak adanya lebam pada lokasi sendi.
Pada klien dislokasi setelah di anamnesis,pemeriksaan fisik dilakukan persistem
dengan fokus :
1.Keadaan umum
klien yang yang mengalami cedera pada umumnya tidak mengalami penurunan
kesadaran, periksa adanya perubahan tanda-tanda vital yang meliputi brikardia,
hipotensi dan tanda-tanda neurogenik syok.
2.B3(Brain)
a.Tingkat kesadaran pasien pada dislokasi adalah composmentis
b. Pemeriksaan fungsi selebral :Status mental ,observasi penampilan ,tingkah laku
gaya bicara ,ekspresi wajah aktivitas dan motorik klien .
c. Pemeriksaan saraf kranial
d.Pemeriksaan refleks : pemeriksaan refleks dalam ,reflecsachiles menghilang dan
refleks patela biasanya melemah karna otothamstring melemah.

4.1 Kaji kebutuhan dasar klien


Untuk Dislokasi dapat difokuskan kebutuhan dasar manusia yang terganggu
adalah :
a.Rasa nyaman (Nyeri) :Pasien dengan dislokasi biasanya mengeluhkan nyeri
pada bagian dislokasi yang dapat mengganggu kenyamanan pasien
b.Gerak dan aktivitas : Pasien dengan dislokasi dimana sendi tidak berada
ditempatnya dapat mengganggu aktivitas pasien.
19
c. Rasa aman (Ansietas) : Pasien dislokasi mengalami gangguan rasa aman /
cemas dengan kondisinya.

11. Diagnosa Keperawatan


a. Nyeri Akut b.d Dislokasi Sendi
b. Hambatan mobilitas fisik b.d Kesulitan dalam bergerak
c. Gangguan citra tubuh b.d Perubahan bentuk tubuh.

12. Indikator Keberhasilan (NOC) Asuhan Keperawatan Dislokasi


Diagnosa Keperawatan NOC
Nyeri Akut b.d Dislokasi Sendi  Pain Level
 Pain Control
 Comfort level
Kriteria Hasil:
 Mampu mengontrol nyeri (tahu
penyebab nyeri,mampu menggunakan
teknik non farmakologi untuk
mengurangi nyeri )
 Melaporkan bahwa nyeri berkurang
dengan menggunakan manajemen
nyeri
 Mampu mengenali nyeri
(Skala,intensitas,frekuensi dan tanda
nyeri)
 Menyatakan rasa nyaman setelah
nyeri berkurang

20
Diagnosa Keperawatan NOC
Hambatan Mobilitas fisik b.d  Join Movement : Active
kesulitan dalam bergerak  Mobility level
 Self care : ADL
 Transfer performance
Kriteria Hasil :
 Klien meningkat dalam aktivitas
fisik
 Mengerti tujuan dari peningkatan
mobilitas
 Memverbalisasikan perasaan
dalam meningkatkan kekuatan dan
kemampuan berpindah

Diagnosa Keperawatan NOC


Gangguan citra tubuh b.d  Body image
Perubahan bentuk tubuh  Self esteem
Kriteria Hasil:
 Body image positif
 Mampu mengidentifikasi kekuatan
personal
 Mendeskripsikan secara faktual
perubahan fungsi tubuh
 Mempertahankan Interaksi Sosial

21
13. Intervensi Keperawatan (NIC) pada Dislokasi
Diagnosa Keperawatan NIC
Nyeri akut b.d Dislokasi sendi Pain Management
- Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk
lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,
kualitas dan faktor prespitasi
- Observasi reaksi non verbal dari
ketidaknyamanan
- Gunakan teknik komunikasi
terapeutik
- Kaji kultur yang mempengaruhi
respon nyeri
- Evaluasi pengalaman nyeri masa
lampau
- Bantu pasien dan keluarga mencari
dan menemukan dukungan
- Kontrol lingkungkan yang dapat
mempengaruhi nyeri
- Kaji tipe dan sumber nyeri
- Ajarkan entang teknik non
farmakologi
- Evaluasi keefektifan kontrol nyeri

22
Diagnosa Keperawatan NIC
Hambatan mobilitas fisik b.d Exercise therapy : Ambulation
kesulitan bergerak - Monitor vital sign sebelum/sesudah
latihan
- Konsultasi dengan terapi fisik tentang
rencana ambulasi
- Bantu klien unruk berjalan
- Ajarkan klien teknik ambulasi
- Latih klien dalam pemenuhan ADL
secara mandiri sesuai kemampuan
- Dampingi/bantu pasien penuhi
kebutuhan ADL
- Beri alat bantu pasien jika diperlukan

Diagnosa Keperawatan NIC


Gangguan citra tubuh b.d Body Image enhancement
Perubahan bentuk tubuh - Kaji secara verbal dan non verbal
respon klien terhadap tubuhnya
- Monitor Frekuensi mengkritik dirinya
- Dorong klien mengungkapkan
perasaan
- Fasilitasi kontak dengan individu lain
dalam kelompok kecil

23
14. Evaluasi Keperawatan
a. Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap pencapaian tujuan serta
perencanaan
b. Kriteria Proses:
1. Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara komprehensif
dan tepat waktu
2. Menggunakan data dasar dan respon klien dalam mengukur perkembangan
kearah pencapaian tujuan
3. Memvalidasi dan menganalisis data baru dengan sejawat dan klien
4. Bekerjasama dengan klien,keluarga untuk memodifikasi asauhan
keperawatan
5. Mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan.

15. Dokumentasi Asuhan Keperawatan


Dokumentasi asuhan keperawatan merupakan catatan tentang
tanggapan/respon klien terhadap kegiatan-kegiatan pelaksanaan keperawatan
secara menyeluruh, sistematis dan terstruktur sebagai pertanggunggugatan
terhadap tindakan yang dilakukan perawat terhadap klien dalam melaksanakan
asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.

16. Discharge Planning dan pendidikan Kesehatan Dislokasi


a. Anjurkan kepada pasien untuk istirahat yang cukup dan jangan
melakukan aktifitas yang berlebihan.
b. Anjurkan kepada pasien untuk latihan aktif seperti latihan menggerakkan jari-
jari tangan.
c. Anjurkan kepada pasien untuk menghabiskan obat minum yang diberikan
kepada dokter

24
d. Anjurkan kepada pasien dan teman kerjanya untuk membawa keRumah
Sakit jika terjadi pembengkakan dan nyeri.
e. Perawatan sesudah gips diangkat

1) Angkat kulit ari yang kering / sisik dengan hati – hati, cara nya diguyur /
irigasi, jaringan digosok atau gunakan bahan pelembab seperti lotion

2) Gerakan ekstremitas dengan hati – hati, diharapkan bisamengurangi rasa


nyeri / tak nyaman

3) Suport ekstremitas dengan bantal bila istirahat

4) Latihan dilakukan perlahan dan bertahap sesuai anjuran

5) Gunakan stoking untuk suport / elastis bondage untuk mengurangi bengkak.

f. Perawatan intervensi untuk klien dengan kelemahan muskuloskeletal

1) Anjurkan Istirahat

Untuk membantu percepat proses penyembuhan karenaakan meminimalkan


inflamasi, bengkak dan nyeri. Istirahat bisajuga dibantu dengan bidai / splint /
gips. Pengurangan range motion ( ROM ) akan menghasilkan peningkatan
densitas sambungan jaringan disekitar area

2)Physical therapy

Physical therapy merupakan intervensi utama untuk klien dengan gangguan


muskuloskeletal.Tujuannya untuk :

a) Mempertahankan sendi untuk ROM, kekuatan otot

b) Mengurangi bengkak dan nyeri

c) Mengurangi spasme otot

25
d) Mencegah komplikasi karena inaktifitas

e) Mengajarkan perawatan mandiri dan teknik ambulasi

f. Teknik terapi fisik yang digunakan untuk masalah –


masalahmuskuloskeletal adalah :

1) Pemberian kompres hangat.Bisa dengan berbagai cara, misalnya kompres


hangat langsung,guyur air suam kuku, radiasi infra merah, mandi dengan
airhangat atau diatermi. Hal ini diikuti dengan massage dan latihan.Efek
physiologis dari intervensi ini adalah :

a) Melembutkan jaringan fibrous

b) Menurunkan nyeri

c) Meningkatkan edema dan aliran darah

d) Vasodilatasi, sehingga bisa meningkatkan relaksasi

2) Pemberian kompres dinginBisa diberikan dengan berbagai cara : Kompres


langsung, coolpack, ice bag, hypotermi blanket. Tepid bath, tepid
sponge,alkohol dllEfek physiologis intervensi ini adalah :

a) Vasokonstriksi dan menurunkan aktivitas metabolisme

b) Menurunkan aliran darah sehingga membantu kontrol perdarahan dan bengkak.

c) Menurunkan nyeri, terutama karena spasme otot Pemberiannya harus hati –


hati, tidak boleh kurang dari 10menit atau lebih dari 30 menit, bisa diulang setelah
30 – 60menit kemudian.

3) MassageIntervensi ini akan memanipulasi jaringan lunak untuk relaksasiotot,


mempertahankan tonus otot,

26
meningkatkan aliran darahdan mengurangi spasme otot. Massage mempunyai
keuntungansecara mekanik, physiologi dan psikologis.Sebelum dilakukan
massage, usap / berikan lubrican atauminyak / powder untuk menjaga tidak
terjadi iritasi kulit

4) Latihan

Latihan disesuaikan dengan kebutuhan klien.Bisa dilakukan dengan cara :

a) Aktif (gerakan dihasilkan dari individu sendiri)

b) Pasif (gerakan karena ada orang lain yang menggerakan)

c) Aktif asistif (gerakan oleh individu dengan bantuan oranglain)Latihan bisa


dikelompokan sebagai berikut :

a) Latihan isotonic

b) Latihan isometric

c) Latihan iso kinetic

d) Latihan ROM Therapi latihan ini mempunyai keuntungan

a) Menjaga / mempertahankan aktivitas sendi

b) Mencegah atropi otot dan deformitas lain

c) Mempertahankan kekuatan otot

d) Menstimulasi sirkulasi darah

Bantu klien / keluarga untuk mengenal dan menggunakan alat bantu :

1) Pemakaian crutches / kruk

2) Perhatikan cara pemakaian

27
3) Cegah terjadi kecelakaan dirumah dengan cara :

4) Ajarkan klien / keluarga mempersiapkan alat –alat

5) Anjurkan mengamankan llingkungan, misalnya jaga lantai tetapkering / tidak


licin, membuka pintu perlahan, dll.

Alat bantu jalan ( walkers )Perlu diperhatikan kekuatan otot triseps, biasanya
digunakan sebelum penggunaan kruk.GIPS.

Tujuan pemasangan Gips :

1) Untuk mempertahankan immobilitas dan proteksi selama prosespenyembuhan


2) Mencegah / memperbaiki deformitas.Yang perlu diperhatikan klien /
keluarga
2) Pada klien dengan pemasangan gips adalah perawatan kulit dan perawatan
gips yaitu :

1) Kaji keadaan kulit / gips

2) Kaji sensori kulit terhadap pemasangan gips

3) Ajarkan klien / keluarga tanda – tanda perubahan yang terjadipada kulit


dan segera lapor.

4) Berikan lotion untuk mencegah kerusakan kulit

5) Amati terjadi gesekan, luka, iritasi, bengkak, perubahan warna,(merah,


cyanosis, pucat )

6) Hubungi segera pada petugas kesehatan bila terjadi hal – haldiluar


kebiasaan.

28
BAB III

PENUTUP

3. Kesimpulan
Muskuloskeletal berasal dari 2 organ yaitu muskulo (Otot) dan Skeletal (Tulang)
yang berfungsi sebagai penunjang bentuk dan pergerakan tubuh .
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh danmengurus
pergerakan. Komponen utama sistem meskuloskeletal adalah jaringanikat. Sitem
ini terdiri atas tulang, sendi, otot rangka, tendon, ligamen, dan jaringan khusus
yang menghubungkan struktur-struktur ini.Secara garis besar, tulang dibagi
menjadi enam .
Pada sistem Muskuloskeletal ini terdapat salah satu masalah kesehatan yaitu
Dislokasi. Dislokasi adalah pergeseran tulang dari permukaan yang disebabkan
tertariknya kapsul. Dislokasi adalah keluarnya kepala sendi dari
mangkuknya,dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan
pertolongan segera. Dislokasi sendi terjadi ketika tulang bergeser dariposisi nya
pada sendi.

29
DAFTAR PUSTAKA

Yazid, B., Ns, M. K., Rokhima, V., Dahlia Purba, S. K. M., & Heni Triana, S. K. M.
(2021). BUKU AJAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL. LPP Balai Insan Cendekia.

Krisna, N. (2021). PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP


PERTOLONGAN PERTAMA KEJADIAN DISLOKASI PADA ANGGOTA LATIHAN
PENCAK SILAT PSHT DI DESA SUMBERSARI KECAMATAN SUMBERSARI JEMBER
(Doctoral dissertation, Universitas muhammadiyah jember).

Ferdiansyah, E. R., & Chilmi, M. Z. (2022). Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik Ortopedi
II (Ekstremitas Atas dan Bawah). BUKU AJAR BLOK MUSKULOSKELETAL-ASPEK
ORTOPEDI, 31.

LARASATI CAHYA VOLYTANIA, V. O. L. Y. T. A. N. I. A. (2022). ASUHAN


KEPERAWATAN PADA PASIEN CLOSE FRACTURE DENGAN NYERI AKUT DI RSD
DR. SOEBANDI JEMBER (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Jember).

Herdman, T. H. dan S. K. (2018). Nanda Internasional Diagnosis Keperawatan:

Definisi dan Klasifikasi 2018-2020 (Edisi 11). Jakarta: EGC

Manurung, N. (2018). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Trans Info Media

30

Anda mungkin juga menyukai