Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Sistem Rangka Dan Sistem Otot

Hari / Tanggal : Senin, 26 Oktober 2020

Nama : Lala Atika

NIM : 616081520006

Kelompok :-

Kelas :-

Dosen : Aprilya Roza Werdani S.Gz M.K.M

INSTITUT KESEHATAN MITRA BUNDA


BATAM
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

 Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan berkat rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Adapun judul dari makalah ini adalah “Sistem Rangka Pada  Manusia”.
            Makalah ini menyajikan materi yang mudah dipahami dan dimengerti oleh
peserta didik atau pembaca. Makalah ini juga menjadi bahan ajar bagi guru dan
peserta didik dan untuk menggali ilmu secara mandiri, mencari untuk menemukan
aspirasi, motivasi dan dapat berkarya sehingga bermamfaat bagi kita semua.
            Kami menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan sehingga
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun, sehingga penyajian makalah
selanjutnya dapat kami tingkatkan. Semoga makalah ini dapat membantu
mengantarkan peserta didik untuk mencapai sukses dalam pendidikan, kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.

Batam, 26 Oktober 2020

Penulis,
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.........................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................
1.1 Latar Belakang.......................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................
1.3 Tujuan....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................
2.1 Pengertian Sistem Rangka.......................................................................
2.2 Fungsi Rangka Tubuh Manusia..............................................................
2.3 Pengertiam Sistem Otot ..........................................................................
2.4 Teerminologi Otot Pembentuk Tubuh Manusia......................................
2.5 Jenis Otot.................................................................................................
2.6 Fungsi Otot..............................................................................................
2.7 Mekanisme Kerja Otot Manusia.............................................................

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tulang-tulang pada manusia membentuk rangka yang berfungsi untuk


memberikan bentuk tubuh, melindungi alat tubuh yang vital, menahan dan
menegakkan tubuh, tempat pelekatan otot, tempat menyimpan zat kapur, dan tempat
pembentukan darah. Kelainan dan gangguan pada tulang dapat menggangu proses
gerakan yang normal. Kelaianan dan gangguan ini dapat terjadi karena kekurangan
vitamin D, penyakit (arthiritis), kecelakaan, atau karena kebiasaan yang salah dalam
waktu yang lama.
Osteoblas membentuk osteosit (sel-sel tulang). Setiap satuan sel-sel tulang akan
melingkari pembuluh darah dan serabut saraf membentuk sistem haveres. Matriks
akan mengeluarkan kapur dan fosfor yang menyebabkan tulang menjadi keras.Proses
pengerasan tulang disebut penulangan atau Osifikasi.
Sistem rangka adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan bahan
mineral, tempat pembentukan sel darah, tempat melekatnya otot rangka, melindungi
tubuh yang lunak dan menunjang tubuh. Terdiri dari tengkorak, tulang rusuk, tulang
belakang, rangka penopang tulang bahu, rangka penopang tulang pinggul, tulang
angota badan atas dan bawah. Organ adalah kumpulan dari beberapa jaringan untuk
melakukan fungsi tertentu di dalam tubuh sedangkan sistem tubuh adalah gabungan
dari organ-organ tubuh yang menjalankan fungsi tertentuSecara garis besar,
rangka(skeleton) manusia dibagi menjadi dua, yaitu rangka aksial dan rangka
apendikuler. Sementara, Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu
melangsungkan kerja mekanik dengan jalan kontraksi dan relaksasi sel atau
serabutnya. Sel otot memiliki struktur filamen dalam sitoplasma, bentuk selnya
memanjang agar dapat melangsungkan perubahan sel menjadi pendek. Di balik
mekanisme otot yang secara eksplisit hanya merupakan gerak mekanik itu, terjadilah
beberapa proses kimiawi dasar yang berseri demi kelangsungan kontraksi otot. Dalam
makalah ini, dengan tujuan akhir pada penjelasan lengkap tentang proses di balik
kontraksi otot, akan dibahas dahulu mengenai zat-zat kimia penyusun filamen-
filamen tebal dan tipis yaitu aktin dan miosin.
Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi untuk alat gerak,
menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas otot polos, otot
jantung dan otot rangka. Otot polos adalah salah satu otot yang mempunyai bentuk
yang polos dan bergelondong. Cara kerjanya tidak disadari (tidak sesuai kehendak) /
invontary, memiliki satu nukleus yang terletak di tengah sel. Otot ini biasanya
terdapat pada saluran pencernaan seperti: lambung dan usus. Otot Lurik (otot rangka).
Otot rangka merupakan jenis otot yang melekat pada seluruh rangka, cara
kerjanya disadari (sesuai kehendak), bentuknya memanjang dengan banyak lurik-
lurik, memiliki nukleus banyak yang terletak di tepi sel. Contoh otot pada lengan.
Otot jantung hanya terdapat pada jantung. Otot ini merupakan otot paling istimewa
karena memiliki bentuk yang hampir sama dengan otot lurik, yakni mempunyai lurik-
lurik tapi bedanya dengan otot lurik yaitu bahwa otot lirik memiliki satu atau dua
nukleus yang terletak di tengah/tepi sel. Dan otot jantung adalah satu-satunya otot
yang memiliki percabangan yang disebut duskus interkalaris. Otot ini juga memiliki
kesamaan dengan otot polos dalam hal cara kerjanya yakni involuntary (tidak
disadari).
Jaringan otot merupakan kumpulan dari sel sel yang serabut otot. Selama
perkembangan embrionik, serabut otot dibentuk melalui peleburan ekor dengan ekor
dari banyak sel menjadi struktur yang seperti pipa. Di dalam sel serabut otot ini
terdapat unit kontaksi berupa protein yang trerdiri atas miofibril-miofibril. Miofibril
ini merupakan kumpulan dari lapis tebal (miosin) dan lapis tipis (aktin) (Syaifuddin:
1997).

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian Sistem Rangka
2. Fungsi Kerangka Manusia
3. Pengertian Sistem Otot
4. Jenis Dan Fungsi Otot
5. Mekanisme Kerja Otot Manusia
1.3 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini guna memberikan sedikit penjelasan
secara singkat tentang sistem rangka manusia yang meliputi, kerangka tubuh,
tulang dan Otot yang ada pada manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Rangka
Sistem rangka adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan bahan
mineral,
tempat pembentukan sel darah, tempat melekatnya otot rangka, melindungi
tubuh yang lunak dan menunjang tubuh. Terdiri dari tengkorak, tulang rusuk,
tulang belakang, rangka penopang tulang bahu, rangka penopang tulang pinggul,
tulang angota badan atas dan bawah. Organ adalah kumpulan dari beberapa
jaringan untuk melakukan fungsi tertentu di dalam tubuh sedangkan sistem tubuh
adalah gabungan dari organ-organ tubuh yang menjalankan fungsi tertentuSecara
garis besar, rangka(skeleton) manusia dibagi menjadi dua, yaitu rangka aksial
dan rangka apendikuler.
a. Rangka Aksial
Rangka aksial terdiri dari tulang belakang, tulang tengkorak dan tulang rusuk.
Lebih mendalam mengenai tulang-tulang dalam sistem rangka.
b. Rangka Apendikuler
Rangka Apendikuler terdiri atas pinggul, bahu, telapak tangan, tulang-tulang
lengan, tungkai, dan telapak kaki. Secara umum, rangka Apendikuler menyusuun
alat gerak, yaitu tangan dan kaki yang dibedakan atas rangka bagian atas dan
rangka bagian bawah.
Tulang rangka Apendikuler bagian atas dan bawah terdiri atas beberapa jumlah
tulang.

2.2 Fungsi Rangka Tubuh Manusia


Kerangka manusia tersusun dari tulang-tulang, baik tulang yang panjang maupun
tulang pendek. Fungsi kerangka bagi manusia diantaranya adalah :
a) Untuk memberikan bentuk keseluruhan bagi tubuh
b) Menjaga agar organ tubuh tetap berada di tempatnya
c) Melindungi organ-organ tubuh seperti otak, jantung, dan paru-paru
d) Untuk bergerak ketika dikehendaki otot
e) Menghasilkan sel darah di dalam sumsum tulang.
2.2.1 Pegertian Tulang
Menurut bahan pembentuknya, tulang dapat dibedakan menjadi tulang rawan
(Kartilago) dan tulang keras (= tulang/osteon). Tulang rawan bersifat lentur,
tersusun atas sel-sel tulang rawan (Kondrosit) yang mensekresikan matriks
(Kondrin) berupa hialin atau kolagen. Rawan pada anak berasal dari
mesenkim dengan kandungan kondrosit lebih banyak dari kondrin.
Sebaliknya, pada orang dewasa kondrin lebih banyak dan rawan ini berasal
dari selaput tulang rawan (Perikondrium) yang banyak mengandung
Kondroblas (pembentuk kondrosit). Rawan pada dewasa antara lain terdapat
pada cincin batang tenggorokan dan daun telinga. Pembentukan tulang keras
berawal dari kartilago (berasal dari mesenkim). Kartilago memiliki rongga
yang akan terisi oleh Ostoeblas (sel-sel pembentuk tulang).
Tulang-tulang pada manusia membentuk rangka yang berfungsi untuk
memberikan bentuk tubuh, melindungi alat tubuh yang vital, menahan dan
menegakkan tubuh, tempat pelekatan otot, tempat menyimpan zat kapur, dan
tempat pembentukan darah. Kelainan dan gangguan pada tulang dapat
menggangu proses gerakan yang normal. Kelaianan dan gangguan ini dapat
terjadi karena kekurangan vitamin D, penyakit (arthiritis), kecelakaan, atau
karena kebiasaan yang salah dalam waktu yang lama.
Osteoblas membentuk osteosit (sel-sel tulang). Setiap satuan sel-sel tulang
akan melingkari pembuluh darah dan serabut saraf membentuk sistem
haveres. Matriks akan mengeluarkan kapur dan fosfor yang menyebabkan
tulang menjadi keras.Proses pengerasan tulang disebut penulangan atau
Osifikasi. Jenis osifikasi adalah desmal dan kondral. Kondral meliputi
perikondraldan enkondral.

2.2.2 Jenis – Jenis Tulang


Seperti yang telah dibahas sebelumnya, tulang disebut sebagai alat gerak pasif
yang digerakkan oleh otot. Akan tetapi, tulang tetap mempunyai peranan
penting karena gerak tidak akan terajadi tanpa tulang. Ada dua macam tulang
berdasarkan jaringan penyusunnya dan sifat fisisknya yaitu :
1. Tulang Rawan
Tulang rawan tersusun dari sel-sel tulang rawan, ruang antar sel tulang rawan
banyak mengandung zat perekat dan sedikit zat kapur, bersifat lentur.Tulang
rawan banyak terdapat pada tulang anak kecil dan pada orang dewasa banyak
terdapat pada ujung tulang rusuk, laring, trakea, bronkus, hidung, telinga,
antara ruas-ruas tulang belakang. Mengapa bila anak-anak mengalami patah
tulang, cepat menyambung kembali? Hal ini dikarenakan pada anak-anak
masih banyak memiliki tulang rawan, sehingga bila patah mudah
menyambung kembali. Proses perubahan tulang rawan menjadi tulang keras,
disebut osifikasi.
2. Tulang Keras
Tulang keras dibentuk oleh sel pembentuk tulang (osteoblas)ruang antar sel
tulang keras banyak mengandung zat kapur, sedikit zat perekat, bersifat keras.
Zat kapur tersebut dalam bentuk kalsium karbonat ( CaCO3 ) dan kalsium
fosfat ( Ca( PO4 )2) yang diperoleh atau dibawa oleh darah. Dalam tulang
keras terdapat saluran havers yang didalamnya terdapat pembuluh darah yang
berfungsi mengatur kehidupan sel tulang. Tulang keras berfungsi untuk
menyusun sistem rangka.
Contoh tulang keras:
a) tulang paha
b) tulang lengan
c) tulang betis
d) tulang selangka
Menurut bentuknya tulang terbagi 3 macam, yaitu:
a. Tulang pipa
Tulang pipa berbentuk tabung dan pada umumnya berongga. Diujung tulang
pipa terjadi perluasan yang berfungsu untuk berhubungan dengan tulang lain.
Contoh tulang betis, tulang kering, tulang hasta, dan tulang pengumpil.
Tulang pipa terbagi menjadi tiga bagian yaitu bagian tengah disebut diaifis,
bagian ujung disebut epifisis, dan antara apifisis dan diafisis disebut cakra
epifisis. Pada anak-anak, cakra epifisis berupa kartilago yang mengandung
osteoblas, dan pada orang dewasa yang sudah bertambah tinggi lagi, cakra
epifisis sudah menulang. Osteoblas menempati rongga yang disebut sumsum
tulang. Bentuknya bulat, panjangdan tengahnya berongga Contohnya : tulang
paha, tulang lengan atas, tulang jari tangan Berfungsi sebagai tempat
pembentukan sel darah merah
b. Tulang pipih
Tulang pipih tersususn atas dua lempengan tulang kompak dan tulang spons
yang didalamnya terdapat tulang sumsum. Kebanyakan tulang pipih
menyusun dinding rongga, sehingga sering rongga berfungsi sebagai
pelindung atau untuk memperkuat. Contoh tulang rusuk, tulang ikat, dan
tulang tengkorak.Bentuknya pipih ( gepeng ) Contohnya: tulang belikat,
tulang dada, tulang rusuk Berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah
merah dan sel darah putih.blog.re.or.id/search/pengertian+tulang
c. Tulang pendek
Tulang pendek berbentuk kubus dan hanya ditemukan pada pangkal kaki,
pangkal lengan, dan ruas-ruas tulang belakang. Bentuknya pendek dan bulat
Contohnya: ruas ruas tulang belakang, tulang pergelangan tangan tulang
pergelangan kaki Berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah dan
sel darah putih

2.2.3 Nama – nama Tulang


1. Cranium (tengkorak)
2. Mandibula (tulang rahang)
3. Clavicula (tulang selangka)
4. Scapula (tulang belikat)
5. Sternum (tulang dada)
6. Rib (tulang rusuk)
7. Humerus (tulang pangkal lengan)
8. Vertebra (tulang punggung)
9. Radius (tulang lengan)
10. Ulna (tulang hasta)
11. Carpal (tulang pergelangan tangan)
12. Metacarpal (tulang telapak tangan)
13. Phalanges (ruas jari tangan dan jari kaki)
14. Pelvis (tulang panggul)
15. Femur (tulang paha)
16. Patella (tulang lutut)
17. Tibia (tulang kering)
18. Fibula (tulang betis)
19. Tarsal (tulang pergelangan kaki)
20. Metatarsal (tulang telapak kaki)

2.2.4 Fungsi – Fungsi Tulang


Tulang-tulang pada manusia selain menyusun rangka, juga
mempunyai fungsi lain,yaitu ;
a. Memberi bentuk tubuh
b. Melindungi alat tubuh yang vital
c. Menahan dan menegakkan tubuh
d. Tempat perlekatan otot
e. Tempat menyimpan mineral
f. Tempat pembenukan sel darah
g. Tempat menyimpan energi, yaitu simpana lemak yang ada
disumsum kuning
Tulang dalam tubuh berhubungan secara erat atau tidak erat.
Hubungan antar tulang disebut artikulasi. Untuk dapat bergerak
diperlikan struktur yang khusus (sendi) yang terdapat pada artikulasi.
Terbentuknya sendi dapat dimulai dari kartilago didaerah sendi. Mula-
mula kartilago lalu kedua ujungnya akan diliputi jaring ikat. Kemudian
kedua ujung kartilago membentuk sel-sel tulang, keduanya diselaputi
sendi (membran sinovial) yang liat dan menghasilkan minyak pelumas
tulang yang disebut minyak sinovial.
Didalam system rangka manusia terdapat tiga jenis hubungan antar
tulang, yaitu :
a. Sinartrosis
Sinartrosis adalah hubungan antartulang yang tidak memilki celah
sendi. Hubungan antartulang ini dihubungkan dengan erat oleh
jaringan serabut sehingga sama sekali tidak bisa digerakkan. Ada dua
tipe utama sinatrosis, yaitu suture dan sinkandrosis. Suture adalah
hubungan antar tulang yang dihubungkan dengan jaringan ikat serabut
padat. Contohnya pada tengkorak. Sinkondrosis adalah hubungan
antartulang yang dihubungkan oleh kartilago hialin. Contohnya
hubungan antara apifisis dan diafisis pada tulang dewasa.
b. Amfiartrosis
Amfiartrosis adalah sendi yang dihubungkan oleh kartilago sehingga
memungkinkan untuk sedikit gerakan. Amfiartrosis dibagi menjadi
dua, yaitu simfisis dan sindesmosis. Pada simfisis, sendi dihubungkan
oleh kartilago serabut yang pipih, contohnya pada sendi intervertebral
dan simfisis pubik. Pada sindesmosis, sendi dihubungkan oleh jaringan
ikat serabut dan ligamen. Contohnya sendi antartulang betis dan tulang
kering.
c. Diartrosis
Diartrosis adalah hubungan antar tulang yang kedua ujungnya tidak
dihubungkan oleh jaringan sehingga tulang dapat digerakkan.
Diartrosis disebut juga hubungan sinovial yang dicirikan oleh
keleluasaannya dalam bergerak dan fleksibel. Sendi ada yang dapat
bergerak satu arah dan ada pula yang bergerak kebeberapa arah.
Diartrosis dicirikan memiliki permukaan sendi dibalut oleh selaput
atau kapsul jaringan ikat fibrous. Bagian dalam kapsul dibatasi oleh
membran jaringan ikat yang disebut membran sinovial yang
menghasilkan cairan pelumas untuk mengurangi gesekan. Kapsul
fibrous ada yang diperkuat oleh ligamen dan ada yang tidak. Didalam
kapsul biasa terdapat bantalan kartilago serabut.
Ciri-Ciri diartosis adalah sebagai berikut :
1. Permukaan sendi dibalut oleh selaput atau kapsul jaringan ikat
fibrous
2. Bagian dalam dalam kapsul dibatasi oleh membrane jaringan ikat
yang disebutmembrane sinovial yang menghasilkan cairan sinovial
untuk mengurangi kesekan.
3. Kapsul fibrousnya ada yang diperkuat oleh ligament dan ada yang
tidak
4. Didalam kapsul biasanya terdapat bantalan kartilago serabut.

2.3 Pengertian Sistem Otot

Otot merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat
bergerak ini adalah suatu sifat penting bagi organisme. Gerak sel terjadi
karena sitoplasma merubah bentuk. Pada sel-sel, sitoplasma ini merupakan
benang-benang halus yang panjang disebut miofibril. Kalau sel otot mendapat
rangsangan maka miofibril akan memendek, dengan kata lain sel otot akan
memendekkan dirinya ke arah tertentu (berkontraksi) (Kartolo S. Wulangi:
2000).
2.4 Terminologi Otot Pembentuk Tubuh Manusia
Terminologi (bahasa Latin: terminus)
atau peristilahan adalah ilmu tentang istilah dan penggunaannya.
Menurut letaknya otot tubuh dibagi dalam beberapa golongan sebagai
berikut:
1.      Otot bagian kepala
2.      Otot bagian leher
3.      Otot bagian perut
4.      Otot bagian anggota gerak atas
5.      Otot bagian anggota gerak bawah

1. Otot Bagian kepala


Otot bagian kepala dibagi menjadi 5 bagian, yaitu:
1. Otot pundak kepala, yang dibagi lagi menjadi 2 bagian yaitu:
a. Muskulus frontalis, yang berfungsi mengerutkan dahidan menarik dahi
mata
b. Oksipitalis, terletak dibagian belakang yang berfungsi menarik kulit
kebelakang
2. Otot wajah , yang dibagi menjadi sub-sub sebagai berikut:
a. Otot mata dan otot bola mata sebanyak 4 buah
b.Muskulus obliges okuli/ otot bola mata yang terdapat disekeliling mata
yang berfungsi memutar mata
c. Muskulus orbicularis okuli/ otot lingkar mata yang terdapat di sekeliling
mata, yang berfungsi sebagai penutup mata.
d. Muskulus levator palpebra superior, terdapat pada kelopak mata yang
fungsinya menarik, mengangkat kelopak mata keatas pada waktu
membuka mata.
3. Otot mulut/ bibir dan pipi, yang terbagi atas:
a. Muskulus triangularis dan muskulus orbikularis oris/ otot sudut mulut,
yang berfungsi menarik sudut mulut kebawah.
b. Muskulus quadratus labii superior/ otot bibir atas yang mempunyai
origo pinggir lekuk mata menuju bibir atas dan hidung.
c.  Muskulus quadratus labii inferior, terdapat pada dagu yang merupakan
kelanjutan pada otot leher. Fungsinya adalah menarik bibir kebawah
atau membentuk mimik muka kebawah
d. Muskulus buksinator, yang memebentuk dinding sampai rongga mulut,
fungsinya menahan makanan waktu mengunyah.
e. Muskulus zigomatikus/ otot pipi, yang berfungsi untuk
mengangkatdagu mulut keatas waktu senyum.
4.Otot pengunyah, yang terbagia atas:
a. Muskulus maseter, yang berfungsi mengngkat rahang bawah pada
waktu mulut terbuka
b. Muskulus temporalis, yang berfungsi menarik rahang bawah ketas dan
kebelakang
c. Muskulus pterogoid internus dan eksternus, yang berfungsi menarik
rahang bawah kedepan.
5. Otot lidah, yang terbagi atas:
a. Muskulus genioglosus, yang berfungsi mendorong lidah kedepan
b. Muskulus stiloglosus, yang berfungsi menarik lidah keatas dan
kebelakang

2. Otot bagian leher


Otot bagian leher dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1.   Muskulus platisma, trdapat di samping leher menutupi sampai bagian
dada. Fungsinya menekan mandibular, menarik bibir ke bawah dan
mengerutkan kulit bibir.
2.   Muskulus sternokleido mastoid, terdapat di samping kiri dan kanan
leher yang berfungsi menarik kepala kesamping kiri, kanan, dan
memutar kepala.
3.  Muskulus longisimus kapitis, terdiri dari splenius dan semispinalis
kapitis, ketiganya terdapat dibelakang leher dengan fungsi untuk
menarik kepala belakang dan menggelengkan kepala.
3.      Otot bagian perut
1.      Muskulus abdominalis internal (dinding perut)
2.      Linea alba, yaitu garis tengah dinding perut
3.      Muskulus abdominalis eksternal
4.      Muskulus obliqus eksternus abdominis
5.      Muskulus obliqus internus abdominis
6.      Muskulus tranversus abdominis

4.      Otot tungkai atas


Otot tungkai atas mempunyai selaput pembungkus yang sangat kuat
dan disebut fasia lata yang dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:
1.      Otot abductor, yang terdiri dari:
a.       Muskulus abduktor maldanus sebelah dalam
b.      Muskulus abduktor brevis sebelah tengah
c.       Muskulus abductor longis sebelah luar
Ketiga otot ini menjadi satu yang disebut muskulus abduktor
femoralis. Fungsinya menyelenggarakan abduksidari femur.
2.      Muskulus eksentor ( qudriseps femoris)
Atau otot berkepala empat, yang terdiri dari:
a.     Muskulus rektus femoralis
b.     Muskulus vastus lateralis eksternal
c.     Muskulus vastus medialis internal
d.     Muskulus vastus intermedial
e.     Otot fleksor femoris, yang terdapat dibagian belakang paha yang
terdiri dari :
f.  Biseps femoris ( otot berkepala 2), yang fungsinya
membengkokkanpaha dan meluruskan tungkai bawah
g. Muskulus semi membranous (otot seperti selaput), yang fungsinya
membengkokkan tungkai bawah
h. Muskulus semi membranous (otot seperti urat), yang fungsinya
membengkokkan urat bawah serta memutar kedalam
Muskulus Sartorius (otot penjahit), yang fungsinya eksorotasi femur yang
memutarkeluar pada waktu lutut mengetul, serta membantu gerakan fleksi
femur dan membengkokan keluar.

5.      Otot tungkai bawah


1.      Otot tulang kering depan muskulus tibialis anterior, fungsinya
mengangkat pinggir kaki sebelah tengah dan membengkokan kaki
2.      Muskulus eksensor talangos longus, yang fungsinya malurus kan jari
telunjuk ketengahan jari, jari manisdan kelingking kaki
3.      Otot jempol, fungsinya dapat meluruskan ibu jari kaki
4.      Urat arkiles (tendo arkhiles) yang fungsinya meluruskan kaki di
sendi tumit dan membengkokan tungkai bawah lutut.
5.      Otottulang betis belakang ( muskulus tibialis posterior), fungsinya
dapat  membengkokan kaki di sendi tumit dan telapak kaki sebelah
kedalam
6.      Otot kedang jari bersama, fungsinya dapat meluruskan jari kaki
( muskulus ekstensor falangus
Bagian-bagian otot pembentuk tubuh manusia, antara lain:
a.       Sarkolema
Sarkolema adalah membran yang melapisi suatu sel otot yang
fungsinya sebagai pelindung otot.
b.      Sarkoplasma
Sarkoplasma adalah cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat
dimana miofibril dan miofilamen berada.
c.       Miofibril
Miofibril merupakan serat-serat pada otot.
d.      Miofilamen
Miofilamen adalah benang-benang atau filamen halus yang berasal
dari miofibril. Miofibril terbagi atas 2 macam, yakni :
1.   Miofilamen homogen (terdapat pada otot polos).
2.   Miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot cardiak
dan pada otot     rangka/otot lurik).
Di dalam miofilamen terdapat protein kontaraktil yang disebut
aktomiosin (aktin dan miosin), tropopin dan tropomiosin. Ketika otot
kita berkontraksi (memendek) maka protein aktin yang sedang bekerja
dan jika otot kita melakukan relaksasi (memanjang) maka miosin yang
sedang bekerja.
2.5 Jenis-jenis dan Struktur Otot
Terdapat 3 jenis otot yang ditemukan pada vertebrata, yaitu otot
rangka, otot jantung dan otot polos. Bila diteliti di bawah mikroskop,
pada otot jantung dan otot rangka terlihat adanya garis-garis dan
disebut otot lurik, sedang otot polos tidak ditemukan adanya garis-
garis atau pun garisnya sangat halus, oleh karena itu disebut otot
polos (Irianto Kus: 2004).
a.      Jaringan Otot Polos
Otot polos mempunyai serabut kontraktil yang tidak
memantulkan cahaya berselang-seling, sehingga sarkoplasmanya
tampak polos dan homogen. Otot polosmempunyai bentuk sel
seperti gelendong, bagian tengah besar, dan ujungnya meruncing.
Dalam setiap sel otot polos terdapat satu inti sel yang terletak di
tengah dan bentuknya pipih.
Aktivitas otot polos tidak dipengaruhi oleh kehendak kita
(otot tidak sadar) sehingga disebut otot involunter dan selnya
dilengkapi dengan serabut saraf dari sistem saraf otonom.
Kontraksi otot polos sangat lambat dan lama, tetapi tidak mudah
lelah. Otot polos terdapat pada alat-alat tubuh bagian dalam
sehingga disebut juga otot visera. Misalnya pada pembuluh darah,
pembuluh limfa, saluran pencernaan, kandung kemih, dan saluran
pernapasan. Otot polos berfungsi memberi gerakan di luar
kehendak, misalnya gerakan zat sepanjang saluran pencernaan.
Selain itu, berguna pula untuk mengontrol diameter pembuluh
darah dan gerakan pupil mata. Struktur otot polos dapat Anda
amati pada Gambar 2.1.
b.      Jaringan Otot Lurik atau Jaringan Otot Rangka
Otot lurik mempunyai serabut kontraktil yang
memantulkan cahaya berselang-seling gelap (anisotrop) dan terang
(isotrop). Sel atau serabut otot lurik berbentuk silindris atau
serabut panjang. Setiap sel mempunyai banyak inti dan terletak di
bagian tepi sarkoplasma. Otot lurik bekerja di bawah kehendak
(otot sadar) sehingga disebut otot volunter dan selnya dilengkapi
serabut saraf dari sistem saraf pusat. Kontraksi otot lurik cepat
tetapi tidak teratur dan mudah lelah. Otot lurik disebut juga otot
rangka karena biasanya melekat pada rangka tubuh, misalnya pada
bisep dan trisep. Selain itu juga terdapat di lidah, bibir, kelopak
mata, dan diafragma. Otot lurik berfungsi sebagai alat gerak aktif
karena dapat berkontraksi secara cepat dan kuat sehingga dapat
menggerakkan tulang dan tubuh.

c.       Jaringan Otot Jantung


Otot jantung berbentuk silindris atau serabut pendek. Otot
ini tersusun atas serabut lurik yang bercabang-cabang dan saling
berhubungan satu dengan lainnya. Setiap sel otot
jantung mempunyai satu atau dua inti yang terletak di tengah
sarkoplasma. Otot jantungbekerja di luar kehendak (otot tidak
sadar) atau disebut juga otot involunter dan selnya dilengkapi
serabut saraf dari saraf otonom. Kontraksi otot jantung
berlangsung secara otomatis, teratur, tidak pernah lelah, dan
bereaksi lambat. Dinamakan otot jantung karena hanya terdapat di
jantung. Kontraksi dan relaksasi otot jantung menyebabkan
jantung menguncup dan mengembang untuk mengedarkan darah
ke seluruh tubuh. Ciri khas otot jantung adalah mempunyai diskus
interkalaris, yaitu pertemuan dua sel yang tampak gelap jika dilihat
dengan mikroskop.

2.6 Fungsi Otot


Otot dapat berkontraksi bila ada rangsangan yang
berangkai. Bila rangsangan diberikan pada otot sewaktu
berkontraksi, maka kontraksi otot akan bertambah besar. Keadaan
ini disebut sumasi. Bila rangsangan diberikan terus menerus, maka
kontraksi mendatar. Otot dikatakan berfungsi bila otot tersebut
menjadi pendek dan diameternya membesar.
Ditinjau dari fungsinya, maka otot-otot tersebut dibedakan
atas beberapa macam, yaitu:
a.       Otot fleksor, untuk membengkokkan bagian tubuh.
b.      Otot ekstensor, untuk merentangkan atau meluruskan.
c.       Otot rotator, untuk memutar bagian tubuh.
d.      Otot aduktor, untuk mendekatkan anggota badan ke sumbu
badan.
e.       Otot defresor, untuk menurunkan anggota badan.
f.       Otot dilatator, untuk melebarkan.
g.      Otot konstriktor, untuk menyempitkan anggota badan.
h.      Otot sinergis, otot ini bekerjanya bersama-sama untuk satu arah
yang sama.
i.        Otot antagonis, otot ini bekerjanya berlawanan arah.
j.        Otot lepator, untuk menaikkan anggota badan.
k.      Otot supinasi, untuk memutar telapak tangan dan menerima.
l.        Otot pronasi, untuk memutar telapak tangan tertelungkup.

2.7 Mekanisme Kerja Otot Manusia


Kontraksi otot terjadi karena adanya rangsangan. Namun, untuk
menggerakan otot biasanya diperlukan suatu rangkaian rangsangan
yang berurutan. Rangsangan pertama akan diperkuat oleh
rangsangan kedua, rangsangan kedua akan diperkuat oleh
rangsangan ketiga, dan begitu seterusnya. Maka dengan demikian
akan terjadi tonus, atau ketegangan, yang maksimum. Tiap
rangsangan yang diberikan akan menimbulkan potensi aksi, yang
akan menghasilkan kontraksi otot tunggal pada serabut otot. Jika
setelah berkontraksi otot tersebut mencapai relaksasi penuh,
kemudian potensi aksi kedua diberikan, akan terjadi kontraksi
tunggal yang kekuatanya sama dengan kontraksi yang pertama tadi.
Jika potensi aksi yang kedua diberikan saat otot belum mencapai
relaksasi penuh dari relaksasi pertama akan terjadi kontraksi
tambahan pada puncak kontraksi pertama. Ini dinamakan
penjumlahan kontraksi. bila otot diberikan rangsangan yang sangat
cepat, tetapi masih ada relaksasi diantara dua rangsangan, akan
terjadi keadaan yang dinamakan tetanus tidak sempurna. Jika tidak
ada kesempatan relaksasi diantara kedua rangsangan, akan terjadi
kontraksi dengan kekuatan maksimum yang disebut tetanus
sempurna.
Dalam sistem mekanisme kerja otot, komponen yang berperan dalam
kontraksi otot adalah duat set filamen, yaitu filamen aktin yang tipis
dan filamen miosin yang tebal. Kedua jenis filamen tersebut
menyusun sebuah serabut otot. Setiap serabut otot diatur sebagai
ikatan unit kontraktil yang disebut sarkomer. Sarkomer ini yang
membuat penampakan bergaris atau lurik pada otot rangka atau otot
jantung. Sarkomer terdiri dari beberapa daerah. Ujung tiap sarkomer
disebut garis Z; terdapat daerah gelap yang disebut daerah A yang
hanya terdiri dari filamen miosin, berselang seling dengan daerah
terang yang disebut daerah I yang hanya terdiri dari aktin; ditepi
daerah A filamin aktin dan miosin saling tumpang tindih; sedangkan
daerah tengah hanya terdiri dari miosin yang terdiri dari zona H;
filamen aktin terikat; filamen miosin terikat pada garis M di bagian
tengah sarkomer.
Saat kontraksi filamen aktin bergeser di antara miosin kedalam zona
H, Sehingga serabut otot memendek. Panjang pita A tetap,
sedangkan pita I dan zona H menjadi lebih pendek. Filamen tebal
otot terdiri dari beberapa ribu miosin yang tersusun secara pararel.
Ujung miosin mengikat ATP kemudian mengubahnya menjadi ADP,
melepaskan beberapa energi ke miosin yang kemudian berubah
bentuk menjadi konfigurasi energi tinggi. Miosin berenergi tinggi
tersebut berikatan dengan aktin dengan kedudukan tertentu yang
akan membentuk jembatan silau. Lalu energi yang terdapat pada
miosin dilepaskan, dari ujung miosin beristirahat dengan energi
rendah. Keadaan inilah yang dinamakan relaksasi. Relaksasi
tersebut, mengubah sudut perlekatan yang sebelumnya ada di ujung
miosin menjadi di ekor miosin. Ikatan antara miosin energi rendah
dan aktin akan terpecah saat molekul ATP baru bergabung dengan
ujung miosin. Kemudian proses kontraksi akan terjadi lagi berulang
membentuk siklus.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Sistem rangka adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan bahan
mineral, tempat pembentukan sel darah, tempat melekatnya otot rangka,
melindungi tubuh yang lunak dan menunjang tubuh. Terdiri dari tengkorak,
tulang rusuk, tulang belakang, rangka penopang tulang bahu, rangka
penopang tulang pinggul, tulang angota badan atas dan bawah. Organ adalah
kumpulan dari beberapa jaringan untuk melakukan fungsi tertentu di dalam
tubuh sedangkan sistem tubuh adalah gabungan dari organ-organ tubuh yang
menjalankan fungsi tertentuSecara garis besar, rangka(skeleton) manusia
dibagi menjadi dua, yaitu rangka aksial dan rangka apendikuler.Dan
1. Sistem otot Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsungkan
kerja mekanik dengan jalan kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya.
2.      Sel otot memiliki struktur filamen dalam sitoplasma, bentuk selnya
memanjang agar dapat melangsungkan perubahan sel menjadi pendek.
3.      Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi untuk alat gerak,
menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh.
4.      Otot polos adalah salah satu otot yang mempunyai bentuk yang polos
dan bergelondong. Cara kerjanya tidak disadari (tidak sesuai kehendak) /
invontary, memiliki satu nukleus yang terletak di tengah sel. Otot ini biasanya
terdapat pada saluran pencernaan seperti: lambung dan usus. Otot Lurik (otot
rangka). Otot rangka merupakan jenis otot yang melekat pada seluruh rangka,
cara kerjanya disadari (sesuai kehendak), bentuknya memanjang dengan
banyak lurik-lurik, memiliki nukleus banyak yang terletak di tepi sel.
5.      Sifat-sifat otot, antara lain:
a.       Kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih
pendek dari ukuran semula, hal ini teriadi jika otot sedang melakukan
kegiatan.
b.      Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih
panjang dari ukuran semula.
c.       Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.

DAFTAR PUSTAKA

Razak. Datu (2004). Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Unhas. Jakarta:


Gitamedia.

Kus. Irianto (2004). Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis.


Gramedia: Jakarta.

Setiadi.2007.Anatomi Fisiologi Manusia. Yogyakarta. Graham Ilmu

Syaifuddin (1997). Anatomi dan Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta: EGC.

Wulangi. S Kartolo (2000). Prinsip-prinsip Fisiologi Manusia. DepDikBud: Bandung

Anda mungkin juga menyukai